Perbedaan kecenderungan pembelian implusif pada pengguna kartu debit ATM dan pengguna kartu kredit di usia dewasa awal - USD Repository

  

PERBEDAAN KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF PADA

PENGGUNA KARTU DEBIT ATM DAN PENGGUNA KARTU KREDIT

DI USIA DEWASA AWAL

  SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S. Psi)

Program Studi Psikologi

  

Disusun oleh :

Ferina Dewi Ayu Puji Perwitosari

NIM : 08 9114 045

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

  

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

PERBEDAAN KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF PADA

PENGGUNA KARTU DEBIT ATM DAN PENGGUNA KARTU KREDIT

DI USIA DEWASA AWAL

  SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S. Psi)

Program Studi Psikologi

  

Disusun oleh :

Ferina Dewi Ayu Puji Perwitosari

NIM : 08 9114 045

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

  

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  ! " # ! $ !

  % ! " % &

  ' ( ) * +!

  '

  

PERBEDAAN KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF PADA

PENGGUNA KARTU DEBIT ATM DAN PENGGUNA KARTU KREDIT

DI USIA DEWASA AWAL

Ferina Dewi Ayu Puji Perwitosari

  

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kecenderungan pembelian impulsif

antara pengguna kartu debit ATM dan pengguna kartu kredit di usia dewasa awal. Hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah ada perbedaan kecenderungan pembelian impulsif antara

pengguna kartu debit ATM dan pengguna kartu kredit di usia dewasa awal serta kecenderungan

pembelian impulsif pada pengguna kartu kredit lebih tinggi dibandingkan dengan kecenderungan

pembelian impulsif pada pengguna kartu debit ATM. Subjek dalam penelitian ini adalah pengguna

kartu debit ATM aktif dan pengguna kartu kredit aktif yang termasuk dalam usia perkembangan

dewasa awal (20 – 40 tahun). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan skala Likert. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Impulsive Buying Tendency Scale (Skala IBT) yang dibuat dan dikembangkan oleh Verplanken &

Herabadi (2001). Skala IBT tersebut terdiri dari 20 aitem. Dari pengolahan statistik diperoleh

koefisian reliabilitas alpha sebesar 0,872 dengan keseluruhan aitem yang memiliki daya pembeda

yang memuaskan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Independent Sample t-test.

Berdasarkan analisis data penelitian diperoleh nilai t sebesar -0,3226 dengan probabilitas 0,002 (p

< 0,05). Di lihat dari mean yang diperoleh, pengguna kartu kredit memiliki rata-rata

kecenderungan pembelian impulsif yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata

kecenderungan pembelian impulsif pengguna kartu debit ATM (77,13 > 66,39). Hasil tersebut

menunjukkan bahwa ada perbedaan pembelian impulsif antara pengguna kartu debit ATM dan

pengguna kartu kredit di usia dewasa awal. Hal ini menandakan bahwa hipotesis terbukti.

Kata kunci : kecenderungan pembelian impulsif, pengguna kartu debit ATM, pengguna kartu

kredit, usia dewasa awal

  

THE DIFFERENCE OF IMPULSIVE BUYING TENDENCIES BETWEEN

DEBIT ATM CARD USERS AND CREDIT CARD USERS

IN EARLY ADULTHOOD

  

Ferina Dewi Ayu Puji Perwitosari

ABSTRACT

This research was conducted to find out the difference of impulsive buying tendencies

between debit ATM card users and credit card users in early adulthood. The hypothesis in this

research was there is difference of impulsive buying tendencies between debit ATM card users and

credit card users in early adulthood also the impulsive buying tendency on credit card user was

higher than impulsive buying tendency on debit ATM card user. The subjects in this research were

debit ATM card users and credit card users who actively applying the card and also classified in

early adulthood (20 – 40 years old). The method for collecting the data was Likert scale. The

instrument which used in this research was Impulsive Buying Tendency Scale (IBT Scale) which

made and developed by Verplanken & Herabadi (2001). This IBT Scale consisted of 20 items.

Based on statistic processing, this scale reach 0,872 for alpha reliability with all of item have

gratify differentiator potency. Data research analysis used Independent Sample t-test. Based on

this analysis result, the t value was -0,3226 with the probability value was 0,002 (p < 0,05). And

then the mean of impulsive buying tendency on credit card users was higher than the mean of

impulsive buying tendency on debit ATM card users (77,13 > 66,39). This result indicated that

there was difference of impulsive buying tendencies between debit ATM card users and credit card

users in early adulthood. It indicated that the hypothesis was proved.

  Key word : impulsive buying tendency, debit ATM user, credit card user, early adulthood

KATA PENGANTAR

  Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bapa di Surga yang telah mencurahkan rahmat, pernyertaan, perlindungan, cinta kasih dan kekuatan kepada saya untuk menyelesaikan studi saya di Fakultas Psikologi dan dalam menyusunan skripsi ini. Hanya oleh berkat dan belas kasihNya saja saya dapat melalui semua proses belajar dan setiap cerita hidup yang boleh saya ukir selama saya menempuh kuliah dan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

  Skripsi dengan judul “Perbedaan Kecenderungan Pembelian Impulsif Pada Pengguna Kartu Debit ATM Dan Pengguna Kartu Kredit Di Usia Dewasa Awal” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

  Saya menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini telah banyak memperoleh bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati ijinkan saya untuk mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya, yaitu :

  1. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani, S. Psi., M. Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing akademik saya yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menyusun skripsi ini.

  Terima kasih untuk bimbingan dan pengarahan yang diberikan kepada saya selama saya menempuh pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

  2. Ibu P. Henrietta P. D. A. D. S., S. Psi., M. A., selaku dosen pembimbing skripsi yang rela meluangkan waktu, pemikiran, dan tenaga untuk membimbing saya selama proses pengerjaan skripsi. Terima kasih Mbak Etta,

  you are like my sister who giving me strength and spirit everytime…

  3. Bapak Prof. Bas Verplanken, Bapak Prof. Tjiptono Fandy, Bapak Jarot Priyogutomo, M. Sc., Suster Lidwina Tri Ariastuti, F. C. J., M. A., Ibu Dr.

  Tjipto Susana, M. Si., Ibu M. M. Nimas Eki Suprawati, S. Psi., M. Si., Bapak Didik Suryo Hartoko, S. Psi., M. Si., Bapak Agung Santoso, S. Psi., M. A., serta seluruh bapak/ ibu dosen yang turut membantu saya dalam menyusun skripsi, terimakasih untuk semua bantuannya.

  4. Ibu Dewi Soerna Anggraeni, S. Psi., M. Psi., Ibu Aquilina Tanti Arini, S. Psi., M. Si., dan Ibu P. Henrietta P. D. A. D. S., S. Psi., M. A. selaku dosen penguji skripsi. Terima kasih untuk semua masukan yang telah diberikan untuk skripsi saya agar menjadi karya tulis yang lebih baik.

  5. Mas Gandung dan Mbak Nanik yang telah membantu kelancaran segala urusan administrasi saya dari awal hingga akhir saya menempuh belajar di fakultas psikologi.

  6. Mas Muji dan Mas Doni yang selalu membantu saya dalam mencari referensi serta selalu menyapa saya dengan segala keramahannya. Terima kasih ya mas untuk semangatnya.

  7. Pak Gie, sosok rendah hati dan penuh kasih yang selalu saya jumpai di kampus, terima kasih ya pak telah mengajari saya arti sebuah ketulusan dalam

  8. Bapak, terima kasih untuk makna hidup yang selalu diajarkan kepada saya.

  Ibu, terima kasih untuk curahan kasih sayang dan pelukan yang selalu saya rasakan setiap saat. I love you all…

  9. Dek Dani dan Dek Adit, terima kasih untuk segala keceriaan dan kekonyolan yang selalu kalian torehkan dalam hari-hariku. Semangat belajar ya, aku sayang kalian…

  10. Mas Aji, kakakku dan teman hidupku, terima kasih untuk semua warna yang telah kamu goreskan, kekuatan menghadapi hidup, teladan kedewasaan dan kesabaran, serta ketaatan kepada Bapa yang tak hentinya kamu ajarkan kepadaku. Maaf ya, kamu sering jadi tempat pelampiasan emosiku selama mengerjakan skripsi, hehe…

  11. Sahabatku satu penelitian payung, Selly dan Dian, terimakasih untuk segala bantuan dan perhatian kalian. Aku percaya Bapa mengirimkan kalian untuk menjadi penopang dan petunjuk arah ketika aku kelelahan dan kehilangan jalan. Percayalah, masa depan penuh berkat telah disediakan untuk kita semua…

  12. Semua sahabatku di fakultas psikologi, Noni, Sari, Bora, Anggita dan Anggito, Yose, Sita, Vale, Devi, Cik Grace, Alberto, Ade, Dhitya Plentonk, Vivi, Fla, Desi, Valen, dan seluruh anggota EO Remponk tercinta, serta sahabat SMA ku Beti dan Herlin, terima kasih atas semua tawa dan semangat yang selalu mengalir dalam darahku lewat kalian. Tetap semangat teman- teman!

  13. Rekan-rekan di P2TKP, Pak Heri, Pak Adi, Pak Tony, Mbak Tya, Mbak Di, Mbak Jes, teman-temanku Puput, Ayu, Mila, Dewi Jawa, Dewi Bali, Manda, Vista, Kris, Lusi, Bella, Anju, Efrem, Hembah, Vita, Nindi, Sinto, Bayu, Mbak Putri, Indri, Winas, dan Vero. Thanks for the all experiences given to

  me…

  14. Teman-teman KKN tersayang, Elisa, Depri, Mas Erwin, Ivan, Elya, Popon, Evi, Mbak Ary, dan Mbak Santi, terimakasih untuk tawa, tangis, dan pengalaman hidup yang pernah kalian bawa dalam hidupku. Peluk kangen untuk kalian.

  15. Ibu Retno Indrawati, S. S., serta segenap pihak Fastrack Funschool, Bank Mandiri Cabang UNY Yogyakarta, Ambarrukmo Plaza Yogyakarta, Tamansari Foodcourt, Galleria Mall Yogyakarta, dan semua subjek penelitian yang bersedia dan mau merelakan waktu untuk berpartisipasi dalam penelitian saya.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Untuk itu peneliti menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terkhusus bagi para pembaca.

  Tuhan memberkati.

  Yogyakarta, 10 Oktober 2012

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ……………………………………………...………… i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ………………..…. ii HALAMAN PENGESAHAN ………………………………..……………... iii HALAMAN MOTTO ……………………………………...……………….. iv HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………….……………. v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………… vi ABSTRAK ….………………………………………………………………. vii ABSTRACT ………………………………………………………………… viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH …………... ix KATA PENGANTAR …………………………………...………………….. x DAFTAR ISI …………………...…………………………………………… xiv DAFTAR TABEL …………………………………………………………... xix DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………... xxi BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………...

  1 A. Latar Belakang Masalah …..…………………………………………

  1 B. Rumusan Masalah …………………………………………………...

  10 C. Tujuan Penelitian ………………………………………………...…..

  10 D. Manfaat Penelitian ……………………………………………...……

  10

  1. Manfaat Teoretis …………………………………………………

  10

  2. Manfaat Praktis ………………………………………..…………

  11

  A. Pembelian Impulsif …………………………….…………………….

  12 1. Pengertian Pembelian Impulsif ………………………….……….

  12 2. Aspek-aspek Pembelian Impulsif ………………………………..

  14 a. Aspek Kognitif ……………………………………………….

  14 b. Aspek Afektif ………………………………………………...

  15 3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembelian Impulsif ………..

  16 a. Karakter Individu …………………………………………….

  16 b. Individual, Grup, dan Faktor Situasional …………………….

  18 c. Kontrol Diri dan Evaluasi Normatif ………………………….

  18 B. Kartu Debit ATM dan Kartu Kredit ……………………………….....

  19 1. Kartu Debit ATM ………………………………………………...

  19 a. Pengertian Kartu Debit ATM ……………………………......

  19 b. Fungsi Kartu Debit ATM …………………………………….

  20 c. Kemudahan dan Fasilitas Kartu Debit ATM ………………...

  20 d. Syarat dan Prosedur Kepemilikan Kartu Debit ATM ……….

  21

  e. Ketentuan dalam Penggunaan Kartu Debit ATM ……………

  21 f. Pembelian Impulsif pada Pengguna Kartu Debit ATM ……..

  22

  2. Kartu Kredit …………………………………………………...…

  23 a. Pengertian Kartu Kredit ……………………………………...

  23 b. Fungsi Kartu Kredit ………………………………………….

  23 c. Kemudahan dan Fasilitas Kartu Kredit ……………………....

  23 d. Syarat dan Prosedur Kepemilikan Kartu Kredit ……………..

  24

  f. Pembelian Impulsif pada Pengguna Kartu Kredit …………...

  25 C. Masa Perkembangan Dewasa Awal …..…………………………......

  26 1. Perkembangan Fisik ………………………………...…………....

  27 2. Perkembangan Kognitif ……………………………………….….

  27 3. Perkembangan Psikososial ……………………………………….

  29 D. Pembelian Impulsif Pada Masa Perkembangan Dewasa Awal ………

  30 E. Dinamika Perbedaan Kecenderungan Pembelian Impulsif Pada Pengguna Kartu Debit ATM dan Pengguna Kartu Kredit Di Usia Dewasa Awal …………………………………………………………

  32 F. Hipotesis Penelitian …………………………………………………..

  39 BAB III METODE PENELITIAN …………………………………………...

  40 A. Jenis Penelitian ……………………………………………………….

  40 B. Identifikasi Variabel ………………………………………………….

  40 1. Variabel Bebas …………………………………………...……....

  40

  2. Variabel Tergantung ……………………………………...………

  40 C. Definisi Operasional ………………………………………………….

  41

  1. Pengguna Kartu Debit ATM dan Pengguna Kartu Kredit Di Usia Dewasa Awal ……………………………………………………..

  41 2. Kecenderungan Pembelian Impulsif ……………………………..

  42 D. Subjek Penelitian ………………………………………………….….

  42 1. Populasi dan Sampel ……………………………………………..

  42

  2. Teknik Pengambilan Sampel ……………………………..………

  43

  F. Validitas, Seleksi Aitem, dan Reliabilitas Alat Ukur ………………..

  47

  1. Validitas …………………………………………………….……

  47 2. Seleksi Aitem …………………………………………………….

  48 3. Reliabilitas ……………………………………………………….

  51 G. Metode Analisis Data ……………………………………………......

  52 1. Uji Asumsi ……………………………………………………….

  52 a. Uji Normalitas …………………………………………..…....

  52

  b. Uji Homogenitas …………………………………………..…

  53 2. Uji Hipotesis Penelitian …………………………………………..

  53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………….

  54 A. Pelaksanaan Penelitian ……………………………………………….

  54 B. Deskripsi Subjek Penelitian ………………………………………….

  54 1. Persentase Subjek Penelitian …………………………………….

  54

  2. Persentase Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ………

  55

  3. Persentase Subjek Penelitian Berdasarkan Pendidikan Terakhir ……………………………………………………………………

  56 C. Deskripsi Data Penelitian ………………………………….………...

  57 D. Hasil Penelitian ………………………………………………………

  62

  1. Uji Asumsi …………………………………………………….…

  62 a. Uji Normalitas ……………………………………………….

  62

  b. Uji Homogenitas ………………………………………..……

  63

  2. Uji Hipotesis …………………………………………..…………

  63 a. Kecenderungan Pembelian Impulsif Pada Pengguna Kartu Debit ATM Berdasarkan Jenis Kelamin …………………….

  66

  b. Kecenderungan Pembelian Impulsif Pada Pengguna Kartu Kredit Berdasarkan Jenis Kelamin …………………………..

  67 E. Pembahasan ……………………………………………………..…...

  69 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………….....

  79 A. Kesimpulan …………………………………………………..………

  79 B. Keterbatasan Penelitian ……………………………………………...

  79 C. Saran …………………………………………………………………

  79 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………..

  82 LAMPIRAN …………………………………………………………………

  86

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1. Skor Aitem Favorable dan Unfavorable………………………

  46 Tabel 2. Blue Print Skala Impulsive Buying Tendency (Setelah Penyaringan Aitem) …………………………………………..

  46 Tabel 3. Seleksi Aitem Yang Memiliki Daya Pembeda Memuaskan Dan Aitem Yang Memiliki Daya Pembeda Tidak Memuaskan Skala Impulsive Buying Tendency (Uji Coba) ………………...

  50 Tabel 4. Data Subjek Penelitian Pengguna Kartu Debit ATM dan Pengguna Kartu Kredit ………………………………………..

  54 Tabel 5. Data Subjek Penelitian Pengguna Kartu Debit ATM Berdasarkan Jenis Kelamin …………………………………...

  55 Tabel 6. Data Subjek Penelitian Pengguna Kartu Kredit Berdasarkan Jenis Kelamin …………………………..……………………..

  55 Tabel 7. Data Subjek Penelitian Pengguna Kartu Debit ATM Berdasarkan Pendidikan Terakhir …………………………….

  56 Tabel 8. Data Subjek Penelitian Pengguna Kartu Kredit Berdasarkan Pendidikan Terakhir ……………………………….………….

  56 Tabel 9. Perbandingan Mean Empirik dengan Mean Teoretik Pengguna Kartu Debit ATM dan Pengguna Kartu Kredit …………….....

  58 Tabel 10. Kategorisasi Kecenderungan Pembelian Impulsif Pengguna Kartu Kredit …………………………………………………...

  60 Tabel 12. Hasil Uji Hipotesis …………………………………………….

  65 Tabel 13. Rangkuman Uji Perbedaan Perolehan Data Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Pengguna Kartu Debit ATM …………….…….

  67 Tabel 14. Rangkuman Uji Perbedaan Perolehan Data Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Pengguna Kartu Kredit …………………….…..

  69

  

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Skala Impulsive Buying Tendency Untuk Uji Coba ………...

  LAMPIRAN 2. Data Distribusi Skor Skala Uji Coba ………………………. LAMPIRAN 3. Reliabilitas Skala Uji Coba untuk 20 Aitem ……………….. LAMPIRAN 4. Skala Impulsive Buying Tendency Untuk Penelitian ………. LAMPIRAN 5. Data Distribusi Skor Skala Penelitian ……………………… LAMPIRAN 6. Reliabilitas Skala Penelitian ………………………………..

  LAMPIRAN 7. Frekuensi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan …………………………………………………..

  LAMPIRAN 8. Uji Asumsi Normalitas Data : One-Sample Kolmogorov- Smirnov Test ………………………………………………...

  LAMPIRAN 9. Uji Asumsi Homogenitas Varians Data : Levene’s Test dan Uji Hipotesis (Perbedaan) : Independent Sample t-test ……………………………………………………………….

  LAMPIRAN 10. Uji Normalitas (One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test), Uji Homogenitas Varian (Levene’s Test), dan Uji Perbedaan (Independent Sample t-test) untuk Data Berdasarkan Jenis Kelamin ……………………………….

  LAMPIRAN 11. Perbandingan Mean Teorerik Dengan Mean Empirik : One

  Sample t-test ………………………………………………

  LAMPIRAN 12. Surat Keterangan Penelitian ………………………………

  87

  93

  99 101 108 114 116 119 121 123 127 130

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berjalannya waktu, negara Indonesia kini telah memasuki era

  modern yang ditandai dengan bidang teknologi dan industri yang semakin maju. Namun kemajuan teknologi dan industri saat ini menjadikan nilai-nilai materialistik amat mendominasi kehidupan manusia modern (Tinarbuko, 2006). Meningkatnya jenis maupun volume produk industri memudahkan masyarakat bersikap konsumtif materialistis, sehingga orang tidak lagi mengutamakan terpenuhinya kebutuhan yang memang sangat diperlukan, namun cenderung mengedepankan gaya hidup yang bertolak pada pemenuhan keinginan membeli suatu produk yang ditawarkan (Tinarbuko, 2006). Hal inilah yang turut memicu munculnya impulsive buying (pembelian impulsif) pada diri para konsumen (Herabadi, Verplanken, & Knippenberg, 2009 ; Ramanathan & Menon, 2006 ; Rook & Fisher, 1995 ; Rook, 1987).

  Pembelian impulsif terjadi ketika seorang pembeli mengalami pengalaman secara mendadak, sering kali begitu kuat, dan disertai dorongan gigih yang muncul untuk membeli sesuatu dengan seketika (Rook, 1987). Pembelian impulsif juga muncul karena keinginan untuk membeli atas dasar kesenangan semata tanpa mempedulikan bagaimana cara mendapatkannya (Rook, 1987). Bellenger, Korgaonkar, dan Tauber (dalam Rook, 1987) juga positif dengan pembelian impusif. Pembelian impulsif juga muncul secara spontan, tanpa berpikir panjang, serta tanpa mempertimbangkan informasi- informasi dan pilihan-pilihan yang tersedia dalam berbelanja (Thompson, Locander, & Pollio, 1990 ; Rook & Fisher, 1995 ; Rook, 1987). Pembelian impulsif tersebut terjadi ketika seseorang membeli barang yang sebetulnya tidak diperlukan, tidak reflektif, dan membayar dengan cepat tanpa pertimbangan yang matang (Rook & Fisher, 1995 ; Rook, 1987).

  Terjadinya pembelian impulsif lebih disebabkan oleh keadaan seseorang yang didominasi oleh faktor afektif (emosi) dan kurangnya faktor kognitif (Verplanken & Herabadi, 2001). Lawton, Kleban, Rajagopal, dan Dean (dalam Lin & Chuang, 2005) juga menyatakan bahwa sejak sifat impulsif dikaitkan dengan gairah emosi (emotional arousal), orang dewasa yang lebih tua (older adult) lebih mampu untuk mengontrol ekspresi emosionalnya dibanding orang dewasa yang lebih muda (younger adult).

  Berdasarkan hal tersebut, maka sasaran penelitian ini adalah orang dalam rentang usia dewasa muda atau dewasa awal.

  Individu yang berada dalam masa perkembangan dewasa awal adalah individu berusia 20 sampai dengan 40 tahun (Papalia, Old, & Feldman, 2007).

  Masa ini merupakan pembentukan kemandirian seseorang secara pribadi maupun ekonomi, seperti perkembangan karir, pemilihan pasangan, dan memulai keluarga (Santrock, 2002). Namun, rentang usia tersebut masuk dalam rentang usia yang rentan mengalami pembelian impulsif. Hal tersebut

  Lin & Lin, 2005) bahwa usia individu yang rentan mengalami pembelian impulsif adalah antara 18 sampai dengan 39 tahun. Lebih lanjut dijelaskan bahwa orang dalam rentang usia tersebut lebih rentan mengalami pembelian impulsif dibandingkan dengan konsumen yang lebih muda maupun lebih tua.

  Fenomena pembelian impulsif tersebut sejalan sedang fenomena yang terjadi di era modern saat ini. Samhadi (2006) menyatakan bahwa konsumtivisme sudah menjadi gaya hidup masyarakat kelas menengah perkotaan di Indonesia yang separuh lebih penduduknya masih miskin (diukur dari standar kemiskinan internasional 2 dollar AS per hari). Konsumtivisme tersebut merujuk pada ideologi yang menjadikan seseorang membeli barang atau menggunakan jasa secara berlebihan (Hadi, 2011). Tinarbuko (2006) juga menyatakan bahwa hidup dalam pola dan arus konsumtivisme membuat orang merasa tidak puas jika produk atau barang yang diinginkannya belum dimiliki. Orang yang hidup dalam pola dan arus konsumtivisme tersebut bertolak pada

  felt need (keinginan untuk membeli) ketika membeli suatu produk yang

  ditawarkan daripada membeli kebutuhan yang sangat diperlukan (real need), sehingga pola hidup seperti itu mendorong orang untuk selalu ingin berlebihan, tanpa peduli bagaimana cara mendapatkannya (Tinarbuko, 2006). Hal tersebut menunjukkan bahwa secara konseptual konsumtivisme berkaitan dengan pembelian impulsif, yaitu konsumtivisme menjadi dasar timbulnya pembelian impulsif pada diri seseorang.

  Beberapa fenomena di Indonesia terkait dengan hal tersebut antara lain menghabiskan uangnya untuk hal-hal yang bersifat konsumtif seperti membeli baju, tas, dan sepatu dengan merek-merek tertentu. Karena hal tersebut, sering kali gajinya habis sebelum akhir bulan, sehingga tidak ada dana tersisa untuk menabung dan berinvestasi. Di samping itu, Aning (31 tahun) menyatakan bahwa dirinya sering tergoda untuk membeli barang-barang yang sedang tren yang ditawarkan ketika dia mengikuti arisan bersama teman-temannya.

  Meskipun dia tahu bahwa gaji suaminya dirasa masih kurang untuk memenuhi kebutuhan keluarga, namun dia tetap bertekad untuk membeli barang-barang yang ditawarkan tersebut. Selain itu, diakui oleh Rita (28 tahun) bahwa ada saja hal yang menggodanya untuk membeli barang. Kalau tidak ada uang

  cash , dia bahkan tidak segan untuk berbelanja menggunakan kartu kreditnya.

  Dampaknya, setiap awal bulan dia selalu sibuk menghitung uang untuk membayar tagihan kartu kreditnya. Akibatnya gaji suaminya hanya lewat begitu saja, tanpa ada sisa yang bisa ditabung (“Ayo belajar mengelola keuangan : Kendalikan perilaku konsumtif”, 2012).

  Terkait dengan fenomena tersebut, kecenderungan yang tampak dalam kehidupan masyarakat industri dan teknologi saat ini adalah keinginan untuk serba cepat dalam melakukan sesuatu (Sugiyanto, 1997). Hal tersebut tampak dari kepemilikan kartu-kartu plastik yang dapat mempermudah para konsumen dalam melakukan pembayaran, seperti kartu kredit dan kartu debit ATM (Automatic Teller Machine). Sampai dengan bulan Desember 2011 saja, tercatat jumlah pengguna kartu kredit di Indonesia mencapai angka 14,78 juta rupiah (“Transaksi kartu kredit tembus Rp182 triliun di 2011, naik 10%”, 2012). Hal ini menandakan bahwa transaksi pembayaran menggunakan kartu kredit di Indonesia tergolong tinggi. Maftuhah (2012) juga melaporkan bahwa sampai dengan bulan November 2011, tercatat 61 juta kartu debit ATM telah beredar di masyarakat dengan 6,6 juta transaksi dengan nilai 7 triliun rupiah per hari, yang menandakan bahwa penggunaan kartu debit ATM di Indonesia juga tergolong tinggi.

  Melihat fakta tersebut, dapat diketahui bahwa para pengguna kartu- kartu tersebut sering menggunakan kartu transaksi yang mereka miliki untuk melakukan pembayaran. Padahal sejalan dengan fenomena yang tampak, GÄ…siorowska (2011) menyatakan bahwa fungsi utama kartu-kartu tersebut yang semula menyediakan kemudahan dan kepraktisan dalam melakukan pembayaran, ternyata dapat membuat penggunanya menjadi lebih impulsif dalam membeli barang.

  Pada dasarnya, kartu kredit merupakan jenis kartu yang dapat digunakan sebagai pembayaran alat transaksi jual beli barang atau jasa dimana pelunasan atau pembayarannya kembali dapat dilakukan dengan sekaligus atau dengan cara mencicil sejumlah minimum tertentu (Siamat, 2005). Kartu kredit menawarkan kemudahan dalam melakukan pembayaran dengan sistem elektronik atau debit yang biasa dijumpai di restoran-restoran, maupun pusat- pusat perbelanjaan di kota besar. Namun berdasarkan kemudahan dan efisiensi yang ditawarkan, Rook (1987) menemukan bahwa kartu kredit dapat membuat

  Terkait dengan kegiatan berbelanja, pusat-pusat perbelanjaan seperti

  mall dan supermarket juga menunjang kelancaran kegiatan berbelanja para

  pemegang kartu-kartu plastik tersebut. Bahkan tidak jarang masyarakat menjadikan pusat perbelanjaan sebagai tempat mereka untuk rekreasi.

  Hadirnya pusat-pusat perbelanjaan yang menyajikan merk terkenal yang berasal dari luar negeri, untuk segala pakaian dan barang mewah membuat seseorang lebih tertarik untuk berbelanja karena dengan membeli barang- barang tersebut dianggap dapat meningkatkan status sosial seseorang (Fransisca & Suyasa, 2005). Terlebih lagi berbelanja menggunakan kartu kredit dapat membuat konsumen pengguna kartu kredit tersebut merasa mendapatkan pengakuan diri karena saat ini kartu kredit tidak hanya berfungsi sebagai alat pembayaran tetapi juga sebagai gaya hidup (Iedarwati, dalam Risma, 2011). Hal ini dikarenakan kartu kredit hanya bisa dimiliki oleh orang dengan penghasilan tertentu, mulai dari nominal 3 juta ke atas per bulan (Meryana & Asdhiana, 2012), sehingga secara tidak langsung kartu kredit telah menjadi simbol yang menempatkan pemiliknya pada kelas sosial tertentu (Iedarwati, dalam Risma, 2011). Melihat fungsi kartu kredit serta simbol kelas sosial yang secara tidak langsung ditawarkan oleh kartu tersebut, maka tidak mengherankan apabila pengguna kartu kredit mulai menjamur di Indonesia.

  Tidak jauh berbeda dengan fenomena kepemilikan kartu kredit, ATM hadir juga untuk memudahkan orang dalam mengambil uang dari dalam tabungannya (Siamat, 2005). Hanya dengan menggunakan kartu ATM saja, dengan cepat dan mudah. Selain itu, pengguna kartu ATM juga bisa mentransfer uang dari dalam tabungannya melalui ATM kepada orang lain yang juga memiliki tabungan di bank, baik dengan bank yang sama maupun dengan bank yang berbeda. Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan oleh layanan ATM tersebut kemudian menarik perhatian konsumen untuk memiliki dan menggunakan kartu ATM dalam kehidupan sehari-hari mereka (Rostyaningsih & Setyawan, 2007).

  Menurut Siamat (2005), kartu ATM dapat memudahkan penggunanya mengambil uang dari dalam tabungannya, kini kartu ATM juga dapat digunakan untuk melakukan pembayaran dengan sistem debit seperti kartu kredit. Meskipun kartu kredit dan kartu debit ATM tersebut menawarkan berbagai kemudahan dan kecepatan bagi penggunanya, fakta yang tampak adalah kedua kartu tersebut memang dapat mengubah kemampuan konsumen dalam membeli produk yang mereka inginkan (Wells & Prensky, 1996). Hal itu disebabkan oleh fungsi kedua kartu tersebut yang dapat membuat transaksi pembayaran menjadi lebih mudah (Wells & Prensky, 1996). Moore dan Taylor (2011) juga menemukan bahwa keberadaan kartu debit ATM memiliki dampak yang mirip dengan dampak kepemilikan kartu kredit, yaitu dapat membuat penggunanya menjadi boros dan cenderung tidak bisa mengontrol pengeluaran keuangan. Oleh karena itu, apabila pengguna kartu debit ATM tidak dapat mengontrol pengeluaran keuangannya melalui kartunya tersebut, maka diduga orang tersebut akan terjebak dalam pembelian impulsif.

  Apabila ditinjau lebih lanjut, memang terdapat kemiripan antara kartu kredit dengan kartu debit ATM. Dilihat dari kemudahan yang tersaji, kartu debit ATM juga bisa digunakan untuk membayar dengan sistem elektonik (debit) seperti kartu kredit (Siamat, 2005). Namun perbedaan mencolok antara kartu debit ATM dan kartu kredit adalah tampak dari sumber uang yang melatarbelakangi penggunaan kedua kartu tersebut. Apabila sumber uang dalam kartu debit ATM adalah uang tabungan pemilik kartu debit ATM itu sendiri, maka uang pembayaran dalam kartu kredit justru bersumber pada uang pinjaman dari bank penyedia kartu (Siamat, 2005).