Metode Penelitian Hasil Penelitian dan Pembahasan

3 Hidayah. Sejak sekolah dibangun sudah mempunyai fasilitas layanan bimbingan konseling dan menyediakan guru bimbingan konseling yang berkompeten pada bidangnya yang memberikan bimbingan, arahan serta memberikan solusi dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa yang berpedoman pada Al- Qur’an dan Sunah Rasullulah. Layanan bimbingan konseling tersebut sebagai salah satu program yang mendukung terwujudnya tujuan pendidikan disekolah dan menjadi ciri khas sekolahan. Bimbingan yang diberikan untuk membantu, mengarahkan dan mencegah timbulnya masalah dengan berpedoman pada Al- Qur’an dan Sunnah Rasullulah. Bimbingan konseling yang berpedoman pada Al- Qur’an dan Sunnah Rasulullah merupakan ciri dari layanan bimbingan konseling islami.

2. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan desain fenomenologi. Fokus penelitian ini yaitu, untuk mengetahui implementasi layanan bimbingan konseling islami di SDIT Nur Hidayah Surakarta. Narasumber dalam penelitian ini yaitu kepala sekolah, guru bimbingan konseling dan guru kelas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur, observasi dan dokumentasi. Keabsahan data digunakan dengan teknik triangulasi sumber. Teknik analisis data dilakukan selama penelitian yaitu meliputi reduksi data, data display dan kesimpulan verifikasi .

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Kompetensi guru bimbingan konseling dalam mengimplementasikan layanan bimbingan konseling di SDIT Nur Hidayah Surakarta adalah lulusan Sarjana BK S1 BK dan Magister Psikologi S2 Psikologi. Awal masuk di SDIT Nur Hidayah melakukan seleksi yang meliputi: tes kepribadian, bakat minat, kompentensi al- islam, pendalaman aqidah dan Ibadah amaliyah. Sebelum menjalankan program bimbingan konseling guru BK membuat satuan layanan satlan atau program kerja 4 proker dengan tema atau topik tertentu. Guru BK dalam membantu masalah siswa disesuaikan dengan tahap perkembangan anak dengan lemah lembut, penuh kasih sayang, sabar dan mengikuti dunia siswa. Guru BK mengerti perbedaan BK pada satuan pendidikan atau jenjang pendidikan. Guru BK mengerti dan memahami masalah siswa SD serta treatment yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Guru BK menjalin hubungan yang baik dengan guru kelas dan orangtua untuk menanyakan perkembangan dan membahas masalah siswa. Guru BK selalu memantau perkembangan siswa yang menghadapi masalah dan melakukan tindak lanjut. Terdapat pembagian tugas antar guru BK dan tidak menutup kemungkinan untuk berkolaborasi. Guru BK diminta membuat laporan setiap bulannya dan dilaporkan kepada kepala sekolah. Ringkasan data diatas sesuai dengan penelitian Tarmizi 2016 bahwa “Implementation of Islamic guidance counseling services at MAN 2 Model Medan includes planning services carried out by the Islamic guidance counseling school together with headmaster at the beginning of each new school year to hold regular coordination meetings to plan Islamic guidance and counseling program. ” Bahwa “Pelaksanaan layanan bimbingan konseling Islam di MAN 2 Model Medan meliputi jasa perencanaan yang dilakukan oleh sekolah bimbingan konseling Islam bersama- sama dengan kepala sekolah pada awal setiap tahun ajaran baru untuk mengadakan pertemuan koordinasi rutin untuk merencanakan program bimbingan dan konseling Islam” Temuan data diatas juga sesuai dengan penelitian Maharani 2014 yang menyatakan bahwa persyaratan sebagai seorang guru bimbingan konseling yaitu minimal lulusan S1, lulusan pendidikan psikologi dan bimbingan konseling, serta memiliki dasar agama yang baik. Jenis layanan bimbingan konseling yang digunakan dalam menjalankan program bimbingan konseling islami adalah, a Layanan orientasi dilakukan pada siswa baru dan orangtua dan awal semester baru untuk kelas I-VI, b Layanan informasi belum dilakukan dengan maksimal, hanya siswa yang bermasalah saja yang mendapatkan 5 pemahaman tentang perkembangan. Layanan informasi dikelas terdapat mentoring hadist dikelas klasikal, c Layanan penempatan dan penyeluran dilakukan penempatan tempat duduk mempertimbangkan potensi yang dimiliki siswa, kesehatan fisik dan sikap sosial siswa. Penyaluran dalam mengembangkan bakat siswa melalui ekstrakulikuler dan siswa VI disarankan pada sekolah selanjutnya di SMPIT Nur Hidayah, d Layanan penguasaan konten dilakukan hanya ketika siswa menghadapi masalah saja sehingga pencegahan tehadap siswa untuk menghindari masalah sangat kurang dan pada pembelajaran dilakukan ketika awal melalui kegiatan literasi, e Layanan konseling perorangan dilaksanakan jika terdapat siswa yang mempunyai masalah. BK maupun guru kelas selalu terbuka jika terdapat siswa yang ingin meceritakan keluh kesahnya, f Layanan bimbingan kelompok dilakukan melalui kegiatan Al- Qur’an dan tahfidz, mentoring untuk kelas IV-VI dan pembagian kelompok pada kegiatan belajar mengajar, g Siswa mempunyai fitrah untuk berkelompok tetapi berkelompok tidak sampai menimbulkan hal yang negatif, h Layanan konsultasi, guru BK maupun guru kelas menerima apabila terdapat siswa yang ingin menceritakan keluh kesahnya, berdiskusi dan mencari alternatif solusi pemecahan masalah, i Layanan mediasi, dilakukan jika terdapat dua orang atau lebih dan antar kelompok sedang mengalami perselisihan. Berdasarkan temuan data diatas terdapat kesesuaian dalam Tohirin 2008: 141- 197 yang menyatakan bahwa terdapat beberapa jenis layanan dalam bimbingan konseling disekolah dan madrasah yaitu a Layanan Orientasi, b Layanan Informasi, c Layanan Penempatan dan Penyaluran, d Layanan Penguasaan Konten, e Layanan Konseling Peroranganz f Layanan Bimbingan Kelompok, g Layanan Konseling Kelompok, h Layanan Konsultasi, dan i Layanan Mediasi. Temuan data diatas bahwa layanan bimbingan kelompok dilakukan melalui kegiatan Al- Qur’an dan tahfidz, mentoring untuk kelas IV-VI dan pembagian kelompok pada kegiatan belajar mengajar, sesuai dengan penelitian Srinanti 2012 bahwa “implementasi model bimbingan kelompok berbasis ajaran Islam di SMP 6 Negeri 1 Secang Kabupaten Magelang memberikan dampak yang positip bagi peningkatan konsep diri siswa”. Kesesuian juga ditemukan dalam Marsudi 2010: 91-98 yang menyatakan bahwa layanan bimbingan konseling diantaranya a Layanan orientasi, b Layanan informasi, c Layanan penempatan dan penyaluran, d Layanan pembelajaran, e Layanan konseling perorangan, f Layanan bimbingan kelompok, dan g Layanan konseling kelompok. Teknik Layanan Bimbingan Konseling Islami yang digunakan dalam menjalankan program bimbingan konseling islami adalah sebagai berikut: a Terdapat penerimaan apabila terdapat siswa yang mempunyai masalah, memberikan motivasi agar siswa dapat bangkit dari masalah, dan bersama-sama siswa mencari alternatif solusi, b Memasukkan karakter Al- Qur’an, Hadist dan kata-kata hikmah dalam RPP JSIT untuk membimbing siswa, c Guru lebih banyak memberikan contoh daripada berbicara dan bersikap lemahlembut, sabar dan terbuka dengan siswa, d Menjaga, mengembangkan dan memperbaiki fitrah menghubungan antara pahala dan dosa, e Mengingatkan siswa agar lebih dekat dengan Allah SWT dan mensyukuri nikmat ALLAH SWT, f Jika beberapa cara sudah dilakukan dan tidak membuahkan hasil maka melakukan home visit atau mengundang psikolog. Berdasarkan temuan diatas terdapat kesesuaian dengan Ramayulis 2016: 182 terdapat dua teknik yang digunakan yaitu teknik umum dan teknik khusus. Teknik umum merupakan teknik yang digunakan untuk setiap konseling dan kapan saja dan diterapkan untuk semua klien. Seperti, penerimaan terhadap klien, posisi duduk, dan perencanaan penyelesaian masalah yang dihadapi klien. Teknik khusus untuk membina kemampuan tertentu pada diri klien yang untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Digunakan untuk masalah-masalah tertentu dan lebih banyak menuntut tindakan praktik daripada bicara. Temuan diatas bahwa teknik yang digunakan dalam membimbing siswa memasukkan karakter Al- Qur’an, Hadist dan kata-kata hikah sesuai dengan penelitian Awwad 2105 menjelaskan bahwa “penerapanmodel bimbingan 7 konseling Qur’ani di MTsN Model Praya dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber rujukan materi layananan.” Kesesuian juga terdapat dalam Hamjah 2013 bahwa” there are a few aspects of the Islamic approach applied in counseling at PKMAINS. This approach is discussed within the three categories of aqidah, ibadah and akhlaq, which represent the overall components of Islam.” Bahwa” ada beberapa aspek pendekatan Islam diterapkan dalam konseling di PKMAINS. Pendekatan ini dibahas dalam tiga kategori aqidah, ibadah dan akhlaq, yang mewakili komponen keseluruhan Islam. Hambatan dalam Implementasi Layanan Bimbingan Konseling Islami yaitu sebagai berikut: a Guru bimbingan konseling belum menjalankan kegiatan bimbingan secara menyeluh pada siswa, sehingga kebutuhan perkembangan siswa belum terpenuhi secara maksimal, b Pelaksanaan bimbingan konseling belum mempunyai jam masuk kelas untuk memberikan layanan yang bersifat pencegahan, perbaikan dan penyembuhan, pemeliharaan dan pengembangan, c Ruang bimbingan konseling letaknya kurang strategis sehingga sulit dijangkau oleh siswa atau guru kelas, d Ruang bimbingan konseling belum terdapat ruang khusus untuk melaksanakan bimbingan secara pribadi maupun kelompok, e Ruang bimbingan konseling, antar tempat kerja guru bimbingan konseling dengan ruang tamu masih menjadi satu, f Tempat untuk melakukan bimbingan kelompok diteras kelas sehingga menganggu aktivitas warga sekolah yang lainnya. Berdasarkan temuan dalam wawancara dan observasi tidak sesuai dengan Permendikbud nomor 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling yang menyatakan bahwa “Layanan bimbingan dan konseling di dalam kelas bimbingan klasikal merupakan layanan yang dilaksanakan dalam seting kelas, diberikan kepada semua peserta didik, dalam bentuk tatap muka terjadwal dan rutin setiap kelasperminggu. Volume kegiatan tatap muka secara klasikal bimbingan klasikal adalah 2 dua jam per kelas rombongan belajar perminggu dan dilaksanakan secara terjadwal di kelas.” 8 Ketidak sesuaian juga ditemukan dalam standar ruang bimbingan konseling dan tempat dalam melakukan bimbingan kepada siswa, hal tersebut nyatakan dalam Permendikbud nomor 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling yang menyatakan bahwa Ruang kerja konselor atau guru bimbingan dan konselor disiapkan secara terpisah dan antar ruangan tidak tembus pandang dan suara. Ketidak sesuaian juga ditemukan dalam tempat untuk melakukan bimbingan secara berkelompok yang umumnya dilakukan di teras kelas, hal ini tidak sesuai dengan Sutoyo 2009: 202 bimbingan dilakukan ditempat-tempat yang suci dan tempat tempat di dalamnya sering didirikan shalat seperti masjid, mushalla, kantor atau rumah. Sebab disana terdapat nur Allah, rahmat Allah, petunjuk Allah dan ketenangan yang sejati. Solusi untuk mengatasi hambatan implementasi layanan bimbingan konseling islami, yaitu sebagai berikut: a Sebaiknya guru bimbimbingan konseling melaksanakan bimbingan secara menyeluruh kepada siswa, sehingga kebutuhan perkembangan siswa dapat terpenuhi, b Sebaiknya guru BK dijadwal atau mempunyai jadwal secara rutin untuk bisa masuk ke kelas, sehingga dapat memberikan layanan informasi secara maksimal, c Sebaiknya di gedung timur juga disediakan ruang bimbingan konseling sehingga ruang bimbingan konseling dapat dengan mudah dijangkau oleh siswa dan guru, serta memudahkan guru bimbingan konseling dalam memantau perkembangan siswa, d Sebaiknya jika ruangan bimbingan konseling terdapat bagian untuk ruangan bimbingan individu maupun kelompok. Hal ini untuk membuat kenyamanan siswa atau guru bimbingan konseling saat melakukan bimbingan individu dan menjaga informasi yang bersifat rahasia permendikbud nomor 111 tahun 2014, e Sebaiknya antara ruang kerja guru bimbingan konseling dan ruang tamu dipisahkan, hal ini untuk menghindari apabila guru BK1 menerima tamu dan guru BK2 yang lain sedang mengolah data dari siswa. Secara tidak langsung hal tersebut dapat menganggu, karena guru bimbingan konseling ada 2 orang, f Tempat untuk melaksanakan bimbingan 9 kelompok hendaknya dilakukan ditempat yang bersih, nyaman dan kondusif, sehingga tidak menganggu aktifitas warga sekolah yang lain.

4. Penutup