Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Tentang Penatalaksanaan DM pada Pasien DM di Puskesmas Ciputat Timur

(1)

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU TENTANG

PENATALAKSANAAN DM PADA PASIEN DM DI PUSKESMAS

CIPUTAT TIMUR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH :

IKA FEBTY DYAH CHIPTARINI NIM: 1110104000042

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/ 2014 M


(2)

(3)

iii

FACULTY OF MEDICINEANDHEALTHSCIENCES SCHOOL OF NURSING

SYARIF HIDAYATULLAH STATEISLAMIC UNIVERSITYJAKARTA Undergraduate Thesis, July 2014

IkaFebty Dyah Chiptarini, NIM: 1110104000042

Preview Knowledge and Behavior About Management DM in DM patients at Puskesmas East Ciputat

xvii – 75 pages – 2 schemes – 19 tables – 5 attachments ABSTRACT

Diabetes Mellitus (DM) in Puskesmas East Ciputat located on the second sequence of degenerative diseases with a prevalence of 3.9%. Management of DM necessary knowledge and healthy behaviors in patients with DM. This study aims to describe the knowledge and behavior of the management of diabetes mellitus in patients with diabetes in Puskesmas East Ciputat.

Study sample were 58 respondents with a purposive sampling technique. The design used is descriptive research with quantitative approach. Collecting data using a questionnaire research instruments. The data analysis using univariate analysis.

The results that knowledge of the management of patients with DM enough majority (50.0%). Behavior Management of diabetes education the majority of patients seek out treatment of diabetes mellitus (75.9%) by physicians (65.2%), and majority of patients do not follow education (74.1%). Dietary behavior of patients in a week on average consume vegetables 5 days, 2 days of consuming high-sugar, limiting servings of rice 6 days, replacing rice 3 days and low carb milk coconut foods 4 days. Physical exercise behavior of patients on average in one week exercise at least 30 minutes for 4 days. Patient medication adherence behavior in one week on average taking drugs and dosing schedule as much as 7 days, and the majority of patients do run out of control when the drug (93.1%). Behavior checks blood sugar levels do 1x/bulan majority of patients (67.9%), blood pressure checks the majority of patients do 1x/bulan (63.8%). Behavioral treatment of the patient's legs nicely balanced and less each (50.0%).

Researchers advise patients to increase knowledge, dietary behaviors, exercise and foot care as well as maintaining compliance with medication and monitoring blood sugar regularly. Keywords: Diabetes Mellitus, Diabetes Mellitus Management, Knowledge, Behavior Reading List: 40 (yaers 2002-2013)


(4)

iv

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, Juli 2014

Ika Febty Dyah Chiptarini, NIM: 1110104000042

Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Tentang Penatalaksanaan DM pada Pasien DM di Puskesmas Ciputat Timur

xvii – 75 halaman – 2 bagan – 19 tabel – 5 lampiran ABSTRAK

Penyakit Diabetes Mellitus (DM) di Puskesmas Ciputat Timur terdapat pada urutan kedua dari penyakit degeneratif dengan prevalensi 3,9%. Penatalaksanaan DM diperlukan pengetahuan dan perilaku yang sehat pada penderita DM.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan perilaku tentang penatalaksanaan DM pada pasien DM di Puskesmas Ciputat Timur.

Sampel penelitian sebanyak 58 responden dengan teknik Purposive Sampling. Desain yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Teknik analisa data menggunakan analisa univariat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan penatalaksanaan DM pasien DM mayoritas cukup (50,0%). Perilaku Penatalaksanaan DM edukasi mayoritas pasien mencari tahu penatalaksanaan DM (75,9%) melalui dokter (65,2%), dan mayoritas pasien tidak mengikuti penyuluhan (74,1%). Perilaku diet pasien dalam satu minggu rata-rata mengkonsumsi sayur 5 hari, mengkonsumsi tinggi gula 2 hari, membatasi porsi nasi 6 hari, mengganti nasi dengan rendah karbohidrat 3 hari dan mengkonsumsi makanan yang bersantan 4 hari. Perilaku latihan fisik pasien rata-rata dalam satu minggu melakukan olah raga minimal 30 menit selama 4 hari. Perilaku kepatuhan obat pasien dalam satu minggu rata-rata meminum obat sesuai jadwal dan dosis sebanyak 7 hari, serta pasien mayoritas melakukan kontrol bila obat habis (93,1). Perilaku pemeriksaan kadar gula darah pasien mayoritas melakukan 1x/bulan (67,9%), pemeriksaan tekanan darah mayoritas pasien melakukan 1x/bulan (63,8). Perilaku perawatan kakipasien seimbang baik dan kurang masing-masing (50,0%).

Peneliti menyarankan pasien dapat meningkatkan pengetahuan, perilaku diet, olahraga dan perawatan kaki serta mempertahankan kepatuhan obat dan pemantauan gula darah berkala.

Kata Kunci: Diabetes Mellitus, Penatalaksanaan Diabetes Mellitus, Pengetahuan, Perilaku Daftar Bacaan : 40 (tahun 2002 - 2013)


(5)

PER}IYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan Judul

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU TENTANG

PENATALAKSANAAN DM

PADA PASIEN

DM DI

PUSKESMAS

CIPUTAT

TIMUR

Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas'Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

DISUSUN OLEH

IKA FEBTY DYAH

CHIPTARIM

1110104000042

Pemhimbing 2

NIP. 19680808 200604 2001 NrP. 19731106 200s01 2 a03

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

F'AKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAII

JAKARTA 143s H I 2014.!I Pembimbing

I


(6)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU TENTANG

PENATALAKSANAAN DM PAI}A

PASIEN

DM DI

PUSKESMAS

CIPUTAT TIMT]R

Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh :

Ika Febty Dvah Chiptarini

,

NIM:1110104000042

NIP. 19680808 200604 2 001

Pembimbing

II

W

Ernawali. S,Kp. M.Kep. Sp.KMB NIP. 19731106 200501 2 003

Penguji

II

W

Ernawati. S.Kp. M.Kep. Sp.KMB NIP. 19731106 200501 2 003 Pembimbing I

Penguji I

4e$

Nia Damiati. S.Kp, M.SN NIP. 19790114 200s01 2 007

Penguji

III

f^r

Maftuhah, S.Kn, M.Kep. Ph.D r\IIP. 19680808 2006042 001


(7)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU TENTANG

PENATALAKSANAAI{ DM

PADA PASIEN

DM DI

PUSKESMAS

CIPUTAT TIMT]R

Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh :

Ika Febtv Dyah Chiptarini NIM: 1110104000042

Mengetahui,

Ketua Prograrn Studi Ilmu Keperawatan

tah Jakarta Syarif Hidayatul

h>

NIP. 19790520 200901

I

0r2

Dekan Fakuttas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

vil


(8)

viii

FACULTY OF MEDICINEANDHEALTHSCIENCES

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : IKA FEBTY DYAH CHIPTARINI Tempat, Tanggal Lahir : Magetan, 8 Februari 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Desa Getasanyar RT 04/ RW 01, Kecamatan Sidorejo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur

Telepon : 0857-14042-390 / 0888-5743-582 E-mail : ikafebtydyah@yahoo.co.id

Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan / Program Studi Ilmu Keperawatan

PENDIDIKAN

1. TK Nurul Ikhlas Jakarta 1997 – 1998

2. SD Negeri Pacalan 1 1998 – 2004

3. SMP Negeri 1 Plaosan 2004 – 2007 4. SMA Negeri 3 Magetan 2007 – 2010 5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010 – Sekarang ORGANISASI

1. Pramuka 2007 – 2008


(9)

ix

LEMBAR PERSEMBAHAN

Sebuah ketulusan dan pengorbanan yang telah dilakukan Perjalanan panjang untuk menempuh keberhasilan dan masa depan

Semua ini takkan bisa ku lakukan tanpa dua orang terhebat dalam hidupku

“Ibu dan Ayahku”

Yang selalu menjadi inspirasi hidupku

Bismillah . . .

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

 Ibuku “Tarmini” sebagai motivator terhebat di jagad raya ini, dengan

kasih sayang dan kesabaranmu membesarkan dan mendidik anakmu sejauh

ini. Dari do’a-do’a yang kau panjatkan untuk keberhasilanku. Rasa syukurku yang tak terkira bisa terlahir dari rahimmu. Terimakasih untuk semuanya ibu, Love you Mom, love you more and more.

 Ayahku “Puryadi” sebagai laki-laki pertama yang ku cinta, yang selalu menyayangiku, mendidikku dan berjuang tanpa henti dan tiada lelah. Dalam diammu ayah aku menyayangimu dan mengagumi ketangguhanmu. Terima kasih untuk semuanya Ayah, Love you more.

 Adik-Adikku “Lulut & Sukma” you’re my beloved sister, terimakasih atas semangat yang selalu terucapkan untukku. I love you

 Seseorang tersayang “Dhian” yang sudah mengiringi perjalananku selama masa perkuliahan ini, memberikan semangat, dan selalu membimbingku dan mengingatkanku di setiap kesalahanku.

 Teruntuk teman-teman terdekatku, tetaplah kalian menjadi teman terbaikku.


(10)

x

 Semua orang yang telah mendo’akanku tanpa aku ketahui. Terimakasih untuk semua kasih sayang yang tulus, semoga Allah membalas kebaikan kalian.

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan ridha-Nya serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Tentanng Penatalaksanaan DM pada Pasien DM di Puskesmas Ciputat Timur.”

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Melalui penyusunan skripsi ini, banyak hal yang telah penulis peroleh terutama dalam menambah pengetahuan penulis yang berhubungan dengan aplikasi mata kuliah.

Penulis menyadari bahwa penyajian skripsi ini jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan masih terbatasnya pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang berguna untuk menyempurnakan skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka dan rasa terima kasih.

Pada kesempatan yang baik ini, penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia dan ridha-Nya.

2. Ayah, ibu dan adik tercinta serta seseorang tersayang yang selalu memberikan kasih sayang, do’a dan semangat selama penulis mengikuti pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Prof. Dr (hc). Dr. Muhammad Kamil Tajuddin, Sp. And., selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


(11)

xi

4. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, M.KM, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Ns. Eni Nuraini Agustini, S.Kep, M.Sc, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, M.KM, selaku pembimbing akademik yang telah memberikan motivasi selama penulis belajar di Program Studi Ilmu Keperawatan.

7. Ibu Maftuhah, S.Kp, M.Kep, PhD selaku pembimbing 1 yang dengan sabar membimbing, memberikan saran dan motivasi dalam penulisan proposal ini.

8. Ibu Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB selaku pembimbing 2 yang dengan sabar membimbing, memberikan saran dan motivasi dalam penulisan proposal ini.

9. Bapak/Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis. 10.Teman-teman ku di Ilmu Keperawatan angkatan 2010 yang telah berjuang

bersama-sama selama perkuliahan.

11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu.

Penulis berdo’a semoga semua kebaikan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT amin. Penulisan proposal ini masih jauh dari sempurna, namun penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jakarta, Juni 2013


(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Pernyataan Keaslian Karya ... ii

Abstract ... iii

Abstrak ... iv

Pernyataan Persetujuan ... v

Lembar Pengesahan ... vi

Daftar Riwayat Hidup ... viii

Lembar Persembahan ... ix

Kata Pengantar ... x

Daftar Isi ... xii

Daftar Tabel ... xv

Daftar Bagan ... xvi

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Pertanyaan Penelitian ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 6


(13)

xiii A. Diabetes Mellitus

1. Pengertian Diabetes Mellitus ... 7

2. Klasifikasi Diabetes Mellitus ... 8

3. Patofisiologi Diabetes Mellitus ... 9

4. Faktor Resiko Diabetes Mellitus ... 10

5. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus ... 13

6. Komplikasi Diabetes Mellitus ... 14

B. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus 1. Edukasi ... 15

2. Diet ... 16

3. Exercise ... 17

4. Terapi Obat ... 18

5. Pemantauan Kadar Gula darah dan Mencegah Komplikasi ... 20

C. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan ... ... 21

2. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 22

3. Tingkat Pengetahuan ... 23

D. Perilaku 1. Definisi Perilaku ... 25

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku ... 26

3. Pengukuran Perilaku ... 27

4. Tujuan Perubahan Perilaku Pasien DM ... 28

E. Kerangka Teori ... 30

F. Penelitian Terkait ... 31

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep ... 32

B. Definisi Operasional ... 33

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 38

B. Populasi dan Sampel ... 38

C. Teknik Pengambilan Sampel ... 39


(14)

xiv

E. Instrumen Penelitian ... 40

F. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 41

G. Metode Pengumpulan Data ... 43

H. Pengolahan Data ... 44

I. Teknik Analisa Data ... 45

J. Etika Penelitian ... 46

BAB V HASIL PENELITIAN A. Profil Puskesmas Ciputat Timur ... 48

B. Hasil Analisa Univariat ... 50

BAB VI PEMBAHASAN A. Analisa Univariat ... 62

B. Keterbatasan Penelitian ... 70

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 73 Daftar Pustaka


(15)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Bahan Makanan Yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk Penderita DM 17

3.1 Defini Operasional Variabel 34

5.1 Tenaga Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014 49 5.2 Distribusi Frekuensi Data Demografi Berdasarkan Usia 51 5.3 Distribusi Frekuensi Data Demografi Berdasarkan Jenis Kelamin 52 5.4 Distribusi Frekuensi Data Demografi Berdasarkan Penyakit Penyerta 52 5.5 Distribusi Frekuensi Data Demografi Berdasarkan Lama Menderita DM 53 5.6 Distribusi Frekuensi Data Demografi Berdasarkan Pendidikan 53 5.7 Distribusi Frekuensi Data Demografi Berdasarkan Pekerjaan 54

5.8 Distribusi Frekuensi Pengetahuan 55

5.9 Distribusi Frekuensi Perilaku Edukasi Berdasarkan Mencari Tahu 56 5.10 Distribusi Frekuensi Perilaku Edukasi Berdasarkan Cara Mencari Tahu 56 5.11 Distribusi Frekuensi Perilaku Edukasi Berdasarkan yang Mengikuti Penyuluhan 56 5.12 Distribusi Deskriptif Perilaku Dietdalam satu Minggu 57 5.13 Distribusi Deskriptif Perilaku Exercise/Latihan Fisik dalam satu Minggu 58 5.14 Distribusi Deskriptif Perilaku Kepatuhan Obat dalam Satu Minggu 59 5.15 Distribusi Frekuensi Perilaku Kepatuhan Obat yang melakukan

Kontrol jika Obat Habis 59

5.16 Distribusi Frekuensi Perilaku Pemeriksaan Kadar Gula Darah 60 5.17 Distribusi Frekuensi Perilaku Pemeriksaan Tekanan Darah 61


(16)

xvi

5.18 Distribusi Frekuensi Gambaran Perilaku Perawatan Kaki 62

DAFTAR BAGAN

Halaman

2.1 Kerangka Teori Penelitian 30


(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumen Perizinan Lampiran 2. Informed Consent

Lampiran 3. Kuesioner

Lampiran 4. Hasil Olahan SPSS Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 5. Hasil Olahan SPSS Analisa Data Univariat


(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes melitus (DM) adalah salah satu penyakit kronik yang terjadi pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Assosiation/ADA, 2004). DM merupakan sekelompok penyakit metabolik dengan karakteristik terjadinya peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemi), yang terjadi akibat kelainan sekresi insulin, aktivitas insulin dan keduanya (Smeltzer & Bare, 2008). DM adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat. Jika telah berkembang penuh secara klinis, maka DM ditandai oleh hiperglikemia, arterosklerotik, mikroangiopati dan neuropati (Price. et al. 2005).

Menurut survey yang dilakukan oleh World Health Organization / WHO (2011), prevalensi DM diperkirakan terus bertambah dan lebih meningkat di negara-negara yang sedang berkembang. WHO (2011), menyebutkan penyandang DM di dunia pada tahun 2000 berjumlah 171 juta orang. Jika tidak ada tindakan lanjut untuk penanganan DM, jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 552 juta pada tahun 2030. International Diabetic Federation (IDF) memperkirakan bahwa sebanyak 183 juta orang tidak menyadari bahwa mereka mengidap DM. Sebesar 80% orang dengan DM tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah, (IDF, 2011). Pada tahun 2006, terdapat lebih dari 50 juta orang yang menderita DM di Asia


(19)

2

Tenggara (IDF, 2009). Jumlah penderita DM terbesar berusia antara 40-59 tahun (IDF, 2011).

Hasil dari Riskesdas (2013) mengatakan bahwa prevalensi DM di perkotaan cenderung lebih tinggi daripada di pedesaan, dan cenderung lebih tinggi pada masyarakat yang pendidikannya tinggi. Prevalensi Penderita DM di Puskesmas Ciputat Timur pada tahun 2013 yaitu 3,9% dari jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur (Laporan Tahunan, 2013).

Prevalensi DM yang terus meningkat, secara tidak langsung akan meningkatkan angka kesakitan dan kematian akibat komplikasi DM. Diperkirakan pada tahun 2030 berjumlah 366 juta penderita DM dan 3,2 juta kematian setiap tahunnya yang disebabkan oleh komplikasi penyakit ini, seperti penyakit jantung, ginjal, kebutaan, aterosklerosis, bahkan sebagian tubuh bisa diamputasi (PERKENI, 2006). Dampak DM terhadap kehidupan dan kesehatan merupakan hal yang perlu di pertimbangkan dan hal-hal kecil secara signifikan dapat berkembang dengan cepat pada pasien DM yang dapat menimbulkan kecacatan dengan merusak fungsi tubuh individu dan kualitas hidupnya sehingga memberikan dampak negatif terhadap kualitas dan lama hidup (Hogan, et all., 2010).

Melihat kenaikan DM secara global yang terutama disebabkan karena perubahan gaya hidup yang kurang sehat, maka dapat disimpulkan dalam kurun waktu satu atau dua dekade yang akan datang kejadian DM di Indonesia akan meningkat drastis. Tindakan pengendalian DM untuk mencegah komplikasi sangat diperlukan, khususnya dengan menjaga tingkat


(20)

3

gula darah sedekat mungkin dengan noral.pengendalian gula darah ini sangat sulit untuk dipertahankan. Kejadian ini disebabkan karena tidak disiplinnya penderita dalam penatalaksanaan DM (Waspadji, 2007).

Menurut Perkeni (2006) penatalaksanaan DM terdiri dari 5 pilar yaitu; edukasi, diet DM, exercise/latihan fisik, kepatuhan obat, selain itu juga termasuk pencegahan DM dengan pemantauan kadar gula darah dan perawatan kaki. Sesuai dengan tujuan penatalaksanaan DM yang disebutkan dalam Perkeni (2006) yaitu untuk menciptakan perilaku sehat dalam penanganan DM sesuai dengan penatalaksanaan yang dianjurkan. Perilaku sehat adalah suatu respon organisme terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan (Notoatmodjo, 2003).

Berdasarkan penelitian tentang perilaku dari Rogers yang dikutip oleh Notoatmojo (2007) mengatakan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan atau perilaku seseorang. Pengetahuan penderita tentang DM merupakan sarana yang dapat membantu penderita menjalankan penanganan DM selama hidupnya sehingga semakin baik penderita mengerti tentang penyakitnya semakin mengerti bagaimana harus berperilaku dalam penanganan penyakitnya (Waspadji, 2004)

Penelitian yang dilakukan Gultom (2012), didapatkan hasil gambaran tentang manajemen DM-nya rendah. Pada penelitian Mahmudin (2012) didapatkan hasil yang menunjukkan 80,3% mayoritas responden memiliki manajemen mandiri DM tipe 2 yang baik pada aspek nutrisi dan kepatuhan


(21)

4

pada terapi obat 91,8%, sementara tidak baik pada latihan fisik 52,5% dan monitor gula darah 50,8%.

Hasil dari studi pendahuluan dengan wawancara 5 penderita DM yang berkunjung di Puskesmas Ciputat Timur didapatkan hasil bahwa pasien sudah mendapatkan informasi tentang cara penatalaksanaan DM dari dokter dan tim kesehatan yang ada di puskesmas ciputat timur. Disini peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “gambaran pengetahuan dan perilaku tentang

penatalaksanaan DM pada pasien DM di Puskesmas Ciputat Timur” karena

semakin meningkatnya penderita DM di puskesmas Ciputat Timur.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan dari latar belakang di atas, DM merupakan penyakit kronik yang banyak ditemukan di Indonesia. Prevalensi penderita DM di dunia semakin meningkat bersamaan dengan komplikasinya. Pencegahan keparahan penyakit DM dilakukan dengan penatalaksanaan DM, hal ini berkaitan dengan pengetahuan dan perilaku penderita DM dalam melakukan penatalaksanaan DM. Sehingga disini peneliti tertarik melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan perilaku tentang penatalaksanaan DM di Puskesmas Ciputat Timur.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran pengetahuan dan perilaku penatalaksanaan DM pada pasien DM di Puskesmas Ciputat Timur ?


(22)

5 D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengetahuan dan perilaku tentang penatalaksanaan DM pada pasien DM di Puskesmas Ciputat Timur. 2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan data demografi pasien Diabetes Melitus di Puskesmas Ciputat Timur meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penyakit penyerta dan lama menderita DM.

b. Mengetahui pengetahuan dan perilaku pasien DM tentang Penatalaksanaan DM (edukasi, diet, obat-obatan DM, latihan jasmani, pemantauan kadar gula darah dan perawatan kaki).

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapakan dapat menjadi latihan peneliti dan meningkatkan kritikal thinking peneliti untuk mengetahui karakteristik penderita DM, pengetahuan dan perilaku pasien DM tentang penatalaksanaan DM. Dan dapat melatih peniliti dalam melakukan riset atau penelitian untuk mendapatkan gelas sarjana keperawatan.

2. Bagi Puskesmas

Penulisan penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak tim kesehatan di puskesmas untuk memberikan pendidikan kesehatan sedini mungkin untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penatalaksanaan DM


(23)

6

dan merubah perilaku pasien DM untuk mencegah keparahan penyakit dan meningkatkan kualitas kesehatan pasien DM.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah yang bertujuan

untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan perilaku tentang Penatalaksanaan DM

pada pasien DM di Puskesmas Ciputat Timur . Jenis penelitian ini adalah penelitian

deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah semua

penderita DM di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur. Tehnik pengambilan

sampel (non probability sampling) yaitu purposive sampling dengan jumlah sampel 58 . Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Ciputat Timur pada bulan Mei - Juni


(24)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Diabetes Mellitus

1. Pengertian Diabetes Mellitus

Menurut WHO (2006), Diabetes melitus adalah gangguan metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah yang disebut Hiperglikemia dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan karena kerusakan dalam produksi insulin dan kerja dari insulin tidak optimal. Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yangn timbul karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang progresif yang dilatar belakangi oleh retensi insulin (Suyono,2009).

Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat. Apabila sudah berkembang penuh secara klinis, maka diabetes melitus ditandai oleh hiperglikemia, arterosklerotik, mikroangiopati dan neuropati (Price & Wilson, 2006). Sedangkan menurut (Lemone & Burke, 2008) diabetes melitus adalah sekelompok penyakit yang dikarakteristikan oleh hiperglikemia akibat dari kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya.


(25)

8

Menurut Perkeni (2011) dan ADA (2012) Diabetes mellitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, gangguan kerja insulin atau keduanya, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah.

2. Klasifikasi Diabetes Mellitus menurut WHO (2006) a. Diabetes Melitus Tipe 1

Pada Diabetes Melitus Tipe satu dikenal dengan Diabetes tergantung Insulin. Tipe ini berkembang jika sel-sel Beta Pánkreas memproduksi insulin terlalu sedikit atau tidak memproduksi sama sekali, yang disebabkan autoimunitas atau idiopatik. Diabetes Tipe 1 disebabkan karena kerusakan sel beta yang menyebabkan defisiensi insulin absolut (Sutjahjo dkk, 2006). Penderita Diabetes Tipe 1 ini sekitar 5-10% penderita DM.

b. Diabetes Melitus Tipe 2

Diabetes Melitus tipe 2 dikenal sebagai diabetes tidak tergantung insulin. Diabetes tipe ini berkembang ketika tubuh masih menghasilkan insulin tetapi tidak cukup dalam pemenuhannya atau bisa juga insulin yang dihasilkan mengalami resistensi yang menyebabkan insulin tidak dapat bekerja secara maksimal. Kondisi pada pasien tipe 2 bervariasi, mulai dari resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang domin. an defek sekresi insulin disertasi resistensi insulin (Sutjahjo dkk, 2006). Sekitar 90-95% penderita DM adalah Diabetes Tipe 2.


(26)

9 c. Diabetes Melitus Gestasional (DMG)

DMG diakibatkan dari kombinasi kemampuan reaksi dan pengeluaran hormon insulin yang tidak cukup. Biasanya terjadi pada kehamilan dan akan sembuh setelah melahirkan. Penderita DMG terjadi 2-5% dari seluruh kehamilan.

d. Diabetes Melitus Tipe Lain

DM disebabkan karena kelainan genetic, penyakit pancreas, obat, infeksi, antibody, sindroma penyakit lain. Diabetes tipe lain dapat juga disebabkan defek genetik fungsi insulin, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat atau zat kimia (Sutjahjo dkk, 2006).

3. Patofisiologi Diabetes Mellitus

Semua tipe Diabetes Melitus, sebab utamanya adalah hiperglikemi atau tingginya gula darah dalam tubuh yang disebabkan sekresi insulin, kerja dari insulin atau keduanya (Ignativicius & Workman, 2006). Defisiensi insulin dapat terjadi melalui 3 jalan, yaitu (ADA, 2012) :

a. Rusaknya sel-sel β pancreas. Rusaknya sel beta ini dapat

dikarenakan genetik, imunologis atau dari lingkungan seperti virus. Karakteristik ini biasanya terdapat pada Diabetes Melitus tipe 1.

b. Penurunan reseptor glukosa pada kelenjar pankreas. c. Kerusakan reseptor insulin di jaringan perifer.


(27)

10

Diabetes mellitus mengalami defisiensi insulin menyebabkan glukagon meningkat sehingga terjadi pemecahan gula baru (glukoneogenesis) yang menyebabkan metabolisme lemak maningkat kemudian terjadi proses pembentukan keton (ketogenesis). Terjadinya peningkatan keton di dalam plasma akan menyebabkan ketonuria (keton dalam urin) dan kadar natrium menurun serta pH serum menurun yang menyebabkan asidosis.

Defisiensi insulin ini menyebabkan penggunaan glukosa oleh sel menjadi menurun sehingga kadar glukosa darah dalam plasma tinggi (hiperglikemi). Jika hiperglikemianya parah dan melebihi ambang ginjal maka timbul glikosuria. Glukosuria ini akan menyebabkan deuresis osmotik yang meningkatkan pengeluaran kemih (poliuri) dan timbul rasa haus (polidipsi) sehingga terjadi dehidrasi. Glukosuria menyebabkan keseimbangan kalori negatif sehingga menimbulkan rasa lapar (polifagi). Penggunaan glukosa oleh sel menurun mengakibatkan produksi metabolisme energi menjadi menurun sehingga tubuh menjadi lemah (Price, 2000).

4. Faktor Resiko

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan kadar gula darah dan DM yaitu :

a. Usia

Golberg dan Coon (2006) menyatakan bahwa usia sangat erat kaitannya dengan kenaikan kadar glukosa darah, sehingga semakin


(28)

11

meningkat usia, maka prevalensi DM dan gangguan toleransi gula darah semakin tinggi. Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologis yang menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun. DM sering muncul setelah usia lanjut terutama setelah berusia 45 tahun pada mereka yang berat badannya berlebih, sehingga tubuhnya tidak peka terhadap insulin. (Hadibroto et al, 2010)

b. Jenis Kelamin

Meskipun belum diketahui secara pasti jenis kelamin terhadap diabetes mellitus dan peningkatan kadar gula darah, namun jenik kelamin menjadi salah satu faktor resiko diabetes mellitus. Insiden diabetes adalah 1,1 per 1000 orang/tahun pada wanita dan 1,2 per 1000 orang/tahun pada laki-laki (Creator, et al, 2010).

c. Keturunan (Genetik)

Diabetes melitus dapat diturunkan dari keluarga sebelumnya yang juga menderita DM, karena kelainan gen mengakibatkan tubuhnya tidak dapat menghasilkan insulin dengan baik. Tetapi resiko terkena DM juga tergantung pada faktor kelebihan berat badan, kurang gerak dan stress. (Hadibroto et al, 2010)

d. Kegemukan/Obesitas

1) Perubahan gaya hidup dari tradisional ke gaya hidup barat

Stres kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan yang manis-manis dan berlemak tinggi untuk meningkatkan kadar serotonin otak. Serotonin ini memiliki efek penenang sementara


(29)

12

untuk menurunkan stres, tetapi gula dan lemak dapat berakibat fatal dan beresiko terjadinya DM.

2) Makan berlebihan

Obesitas bukanlah karena makanan yang manis dan kaya lemak saja, tetapi juga disebabkan karena konsumsi yang terlalu banyak yang disimpan danlam tubuh dan sangat berlebihan

3) Hidup santai dan kurang aktifitas (Hadibroto et al, 2010)

e. Lama Menderita DM

Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis dan menahun. Oleh karena itu pengendalian terhadap kanikan gula darah perlu sekali diperhatikan. Dampak dari tidak terkontrolnya gula darah adalah komplikasi. Komplikasi kronik DM adalah sebagai akibat kelainan metanolik yang ditemui pada pasien DM (Waspadji, 2009). Semakin lama pasien menderita DM dengan kondisi hiperglikemi, maka semakin tinggi kemungkinan terjadinya komplikasi kronik.

f. Penyakit Penyerta

Penderita DM mempunyai resiko untuk terjadinya penyakit jantung koroner dan penyakit pembuluh darah otak dua kali lebih besar, lima kali mudah terkena ulkus atau gangren, tujuh kali lebih mudah terkena gagal ginjal terminal, 25 kali lebih mudah mengalami kebutaan akibat kerusakan retina dari pada penderita non diabetes mellitus (Waspadji, 2009). Bila sudah terjadi penyulit, usaha untuk


(30)

13

penyembuhan melalui pengontrolan kadar gula darah dan pengobatan penyakit tersebut ke arah normal sangat sulit. Kerusakan yang sudah terjadi umumnya akan menetap (Waspadji, 2009).

5. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus

Tanda dan Gejala Diabetes Melitus dapat digolongkan menjadi gejala akut dan gejala kronik (Ignativicius dan Workman, 2006; Perkeni, 2011) :

a. Gejala Akut Penyakit Diabetes Melitus

Gejala penyakit Diabetes Melitus dari satu penderita ke penderita lain bervariasi, bahkan mungkin tidak menunjukkan gejala apa pun sampai saat tertentu. Permulaan gejala yang ditunjukkan meliputi serba banyak (poli) yaitu banyak makan (poliphagi), banyak minum (polidipsi) dan banyak kencing (poliuri). Keadaan tersebut, jika tidak segera diobati maka akan timbul gejala banyak minum, banyak kencing, nafsu makan mulai berkurang/berat badan turun dengan cepat (turun 5 – 10 kg dalam waktu 2 – 4 minggu), mudah lelah, dan bila tidak lekas diobati, akan timbul rasa mual, bahkan penderita akan jatuh koma yang disebut dengan koma diabetik.

b. Gejala Kronik Diabetes Melitus

Gejala kronik yang sering dialami oleh penderita Diabetes Melitus adalah kesemutan; kulit terasa panas, atau seperti tertusuktusuk jarum; rasa tebal di kulit; kram; capai; mudah mengantuk, mata kabur, biasanya sering ganti kacamata; gatal di sekitar kemaluan terutama


(31)

14

wanita; gigi mudah goyah dan mudah lepas kemampuan seksual menurun, bahkan impotensi dan para ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam kandungan, atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4 kg (Soegondo dkk, 2004).

6. Komplikasi DM dan Pencegahan

Angka kejadian komplikasi pada pasien DM sekitar 15% terjadi pada DM Tipe 1 dan 85% terjadi pada DM tipe 2 (Bate and Jerums, 2003). Kondisi kadar gula darah tetap tinggi akan timbul berbagai komplikasi. Komplikasi pada Diabetes Melitus dibagi menjadi dua yaitu komplikasi akut dan komplikasi kronis. Komplikasi akut meliputi ketoasidosis diabetik, hiperosmolar non ketotik, dan hipoglikemia (Perkeni, 2011). Komplikasi kronik adalah makroangiopati, mikroangiopati dan neuropati (Soegondo dkk, 2004).

Secara umum komplikasi DM dibagi menjadi 2:

a. Komplikasi Makrovaskular (Makroangiopati)

Komplikasi meliputi penyakit pembuluh darah besar, termasuk penyakit jantung koroner dan stroke, adalah penyebab terbesar kematian dan kesakitan pada pasien DM. Pencegahan komplikasi Makrovaskular pengaturan gaya hidup meliputi modifikasi diet, latihan fisik secara teratur, berhenti merokok, mengatasi hipertensi, kontrol dyslipidaemia, kontrol hiperglikemi, pengontrolan kadar gula darah secara intensif mengurangi resiko terjadinya retinopathy.


(32)

15

b. Komplikasi Mikrovaskular (Mikroangiopati)

Secara umum mekanisme komplikasi mikrovaskular merupakan dampak dari hiperglikemia yang lama, dengan kekambuhan hipertensi. Bentuk-bentuk komplikasi mikrovaskular adalah diabetic nephropathy, peripheral neuropathy, retinopathy.

B. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus

Tujuan penatalaksanaan secara umum menurut PERKENI (2006) adalah meningkatkan kualitas hidup penderita DM. Prinsip penanganan Diabates Melitus secara umum ada lima sesuai dengan Konsensus Pengelolaan DM di Indonesia (2006) dan Perkeni (2011) yaitu :

1. Edukasi

Diabetes Melitus umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan perilaku telah terbentuk dengan kokoh. Keberhasilan pengelolaan diabetes mandiri membutuhkan partisipasi aktif penderita, keluarga dan masyarakat. Tim kesehatan harus mendampingi penderita dalam menuju perubahan perilaku. Untuk mencapai keberhasilan perubahan perilaku, dibutuhkan edukasi yang komprehensif pengembangan ketrampilan dan motivasi. Edukasi secara individual dan pendekatan berdasarkan penyelesaian masalah merupakan inti perubahan perilaku yang berhasil. Perubahan perilaku hampir sama dengan proses edukasi yang memerlukan penilaian, perencanaan, implementasi, dokumentasi dan evaluasi (PERKENI, 2006).


(33)

16

Edukasi DM adalah pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan dan keterampilan bagi pasien DM guna menunjang perubahan perilaku, meningkatkan pemahaman pasien tentang penyakitnya, sehingga tercapai kesehatan yang optimal, penyesuaian keadaan psikologis dan peningkatan kualitas hidup (Soegondo et al, 2009).

2. Diet

Diet DM sangat dianjurkan untuk mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal, mencapai kadar serum lipid yang optimal, dan menangani komplikasi akut serta meningkatkan kesehatan secara keseluruhan (Sukardji, 2009). Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein, lemak, sesuai dengan kecukupan gizi baik sebagai berikut (PERKENI, 2006):

a. Karbohidrat : 60 – 70% total asupan energy b. Protein : 10 – 20% total asupan energy c. Lemak : 20 – 25 % kebutuhan kalori

Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stres akut, dan kegiatan jasmani untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal. Jumlah kalori yang diperlukan dihitung dari berat badan ideal dikali kebutuhan kalori basal (30 Kkal/kg BB untuk laki-laki dan 25 Kkal/kg BB untuk wanita). Kemudian ditambah dengan kebutuhan kalori untuk aktifitas, koreksi status gizi, dan kalori yang diperlukan untuk menghadapi stres akut sesuai dengan kebutuhan. Pada dasarnya kebutuhan


(34)

17

kalori pada diabetes tidak berbeda dengan non diabetes yaitu harus dapat memenuhi kebutuhan untuk aktifitas baik fisik maupun psikis dan untuk mempertahankan berat badan supaya mendekati ideal (PERKENI, 2006).

Menurut PERKENI (2006) bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk penderita Diabetes Mellitus

Tabel 2.1 Bahan Makanan Yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk Penderita DM

Makanan yang dianjurkan Makanan yang tidak dianjurkan a. Sumber karbohidrat kompleks : nasi,

roti, kentang, singkong, ubi dan sagu.

b. Sumber protein rendah lemak : ikan, ayam, tanpa kulit, susu skim, tempe, tahu dan kacang-kacangan.

c. Sumber lemak dalam jumlah terbatas : makanan yang diolah dengan cara di panggang, dikukus, dibakar dan direbus.

a. Makanan yang mengandung banyak gula : gula pasir, gula jawa, sirop, jeli, buah-buahan yang diawetkan dengan gula, susu kental manis, minuman ringan, es krim, kue manis, dodol, cake, dan tarcis.

b. Makanan yang mengandung banyak lemak : cake, makan siap saji (fast food), goreng-gorengan.

c. Makanan yang mengandung banyak garam : ikan asin, telur asin, makanan yang diawetkan.

3. Exercise (latihan fisik/olah raga)

Dianjurkan latihan secara teratur (3-4 kali seminggu) selama kurang lebih 30 menit, yang sifatnya sesuai dengan CRIPE (Continous,


(35)

18

Rhythmical, Interval, Progresive, Endurance Training) sesuai dengan kemampuan pasien. Kegiatan sehari – hari seperti berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga, berkebun harus tetap dilakukan. Selain untuk menjaga kebugaran juga, latihan jasmani dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti: jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang (Soegondo,2005).

Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. Untuk mereka yang relatif sehat, intensitas latihan jasmani bisa ditingkatkan, sementara yang sudah mendapat komplikasi DM dapat dikurangi. Hindarkan kebiasaan hidup yang kurang gerak atau bermalas-malasan (PERKENI,2006). Latihan Fisik pada pasien DM sangat dianjurkan untuk mengendalikan berat badan, kadar gula darah, tekanan darah dan yang paling penting memicu pengaktifan produksi insulin dan membuat kerjanya menjadi lebih efisien. Kecuali untuk pasien DM yang tidak terkontrol akan meningkatkan kadar gula darah (Yunir & ssoebardi, 2006).

4. Terapi Obat

Pemberian terapi obat hipoglikemik oral (OHO) atau dengan injeksi insulin dapat membantu pemakaian gula dalam tubuh pada penderita diabetes. Pemberian terapi insulin dimulai apabila obat-obat penurun gula


(36)

19

oral dan pengelolaan gaya hidup tidak optimal. Pemberian insulin dengan memperhatikan inisiasi atau peningkatan dosis insulin untuk melihat hasil tanggapannya. IDF (2005) menjelaskan ke diabetisi sejak waktu diagnosa bahwa insulin itu merupakan satu opsi yang tersedia untuk membantu manajemen diabetes mereka dan diperlukan cara memelihara kendali glukosa darah, khususnya dalam jangka lebih panjang.

Pengobatan diabetes secara menyeluruh mencakup diet yang benar, olah raga yang teratur, dan obat - obatan yang diminum atau suntikan insulin. Pasien Diabetes tipe 1 mutlak diperlukan suntikan insulin setiap hari. Pasien Diabetes tipe 2, umumnya pasien perlu minum obat antidiabetes secara oral atau tablet. Pasien diabetes memerlukan suntikan insulin pada kondisi tertentu, atau bahkan kombinasi suntikan insulin dan tablet.

Jika pasien telah melakukan pengaturan makan dan latihan fisik tetapi tidak berhasil mengendalikan kadar gula darah maka dipertimbangkan pemakaian obat hipoglikemik.

Tujuan Pengobatan DM adalah :

a. Jangka pendek : hilangnya keluhan dan tanda DM, mempertahankan rasa nyaman dan tercapainya target pengendalian glukosa darah. b. Jangka panjang: tercegah dan terhambatnya progresivitas penyulit


(37)

20

5. Pemantauan kadar gula darah dan mencegah komplikasi

Gula merupakan bentuk karbohidrat yang paling sederhana yang diabsorbsi kedalam darah melalui sistem pencernaan. Kadar gula darah ini ankan meningkat setelah makan, dan biasanya akan turun pada level terendah pada pagi hari sebelum orang makan. Kadar gula darah diatur melalui umpan balik negatif untuk mempertahankan keseimbangan dalam tubuh (Price, 2006; Smeltzer, 2008). Menurut kriteria diagnostik PERKENI (2006) seseorang dikatakan menderita diabetes jika memiliki kadar gula darah puasa ≥126 mg/dL pada plasma vena dan ≥100 mg/dL

pada darah kapiler sedangkan gula darah sewaktu ≥200 mg/dL pada plasma vena dan ≥200 pada darah kapiler.

Kadar gula darah sangat penting dipertahankan pada kadar yang stabil, sekitar 70-120 mg/dL untuk mempertahankan fungsi otak dan suplai jaringan secara optimal. Kadar glukosa darah juga perlu dijaga agar tidak meningkat terlalu tinggi, mengingat gula juga berperan terhadap tekanan osmotik cairan ekstra seluler (Robbins, 2007).

Penderita Diabetes rentan untuk mengalami komplikasi berupa luka atau borok yang sukar sembuh. Seringnya mereka mendapati luka yang sukar sembuh pada daerah kaki, dimana untuk itu perawatan kaki yang teratur sangat diperlukan antara lain yaitu:

a. Jaga kelembaban kulit dengan menggunakan lotion yang tidak menimbulkan alergi.


(38)

21

b. Potong kuku secara teratur dan ratakan ujung kuku dengan menggunakan kikir, jangan pernah memotong ujung kuku terlalu dalam.

c. Menggunakan alas kaki yang nyaman dan sesuai dengan bentuk serta ukuran kaki.

d. Menggunakan bahan sepatu yang lembut dan sol yang tidak keras. Pakai sepatu tertutup jika hendak bepergian keluar rumah.

e. Waspada jika terdapat luka sekecil apapun, segera obati dengan antiseptik.

(Perkeni, 2006)

Pemeriksaan kadar gula darah bertujuan untuk mencegah dan mendeteksi kemungkinan terjadinya hipoglikemi dan hiperglikemi sehingga dapat segera ditangani untuk menurunkan resiko komplikasi dari DM (Smeltzer et al, 2008).

C. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).


(39)

22

2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

a. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun oramg lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.

b. Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.

c. Keyakinan

Biasanya keyakinan diperoleh secara turun menurun dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun negatif.

d. Fasilitas

Fasilitas – fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran, dan buku.


(40)

23 3. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, antara lain:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali atau recall terhadap suatu hal yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau ransangan yang diterima.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk mengungkapkan materi yang telah dipelajari pada suatu atau kondisi sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau suatu lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.


(41)

24 e. Sintesis (synthesis)

Sintesis merujuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan. f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini di dasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang sudah lama.

Menurut Suriassumantri dan Jujun (2005), ada dua cara pada manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar yaitu melalui rasio dan pengalaman. Rasio adalah pengetahuan yang bersifat abstrak dan pra pengetahuan yang di dapatkan melalui penalaran manusia tidak memerlukan pengamatan fakta yang ada. Sedangkan pengalaman adalah jenis pengetahuan yang didapat dari indra manusia berdasarkan pengalaman pribadi berupa fakta dan informasi yang konkret dan memerlukan pembuktian lebih lanjut.

Menurut Arikunto (2010) tingkat pengetahuan dikategorikan menjadi 3 yaitu:

a. Kategori baik : menjawab benar 76% - 100% b. Kategori Cukup : menjawab benar 56% - 75% c. Kategori Kurang: menjawab benar < 56%


(42)

25 D. Perilaku

1. Definisi Perilaku

Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Perilaku manusia hakekatnya adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup; berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan lain sebagainya. Perilaku dapat dikatakan apa yang dikerjakan secara langsung atau secara tidak langsung (Notoatmodjo, 2011).

Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan. Hal yang paling penting dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari pendidikan atau promosi kesehatan sebagai penunjang program kesehatan yang lainnya. (Notoatmodjo, 2010)

Menurut Skiner (1938) dalam Notoatmodjo (2010) berdasarkan teori

“S-O-R”, perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :

a. Perilaku Tertutup (covert behavior)

Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain secara jelas. Respons seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan. Bentuk


(43)

26

“unobservable behavior” atau “covert behavior” yang dapat diukur adalah pengetahuan dan sikap.

b. Perilaku Terbuka (overt behavior)

Perilaku terbuka ini terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan atau praktik ini dapat diamati orang lain dari

luar atau “observable behavior”.

Menurut Notoatmodjo (2007) ada beberapa tahapan yang terjadi pada manusia sebelum berperilaku berdasarkan pengetahuan, yaitu :

a. Awarness (kesadaran), orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.

b. Interest, yaitu orang mulai tertarik terhadap stimulus.

c. Evaluation, yaitu menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

d. Tria, yaitu orang sudah mulai mencoba perilaku baru.

e. Adoption, yaitu subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2003), perilaku diperilaku oleh 3 faktor utama, yaitu:

a. Faktor Predisposisi (predisposing factors)

Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap


(44)

hal-27

hal yang berkaitan dengan kesehatan,sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, pekerjaan, dan sebagainya.

b. Faktor pendukung (enabling factors)

Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya: air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan bergizi, dsb. Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta, dsb. Termasuk juga dukungan sosial, baik dukungan suami maupun keluarga.

c. Faktor penguat (reinforcing factors)

Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toma), sikap dan perilaku pada petugas kesehatan. Termasuk juga disini undang-undang peraturan-peraturan baik dari pusat maupun dari pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan.

3. Pengukuran Perilaku

Pengukuran atau cara mengamati perilaku dapat dilakukan melalui dua cara, secara langsung, yakni dengan pengamatan (obsevasi), yaitu mengamati tindakan dari subyek dalam rangka memelihara kesehatannya. Sedangkan secara tidak langsung menggunakan metode mengingat


(45)

28

kembali (recall). Metode ini dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan terhadap subyek tentang apa yang telah dilakukan berhubungan dengan obyek tertentu (Notoatmodjo, 2005).

4. Tujuan Perilaku Kesehatan Pasien DM

Menurut Notoatmodjo (2003), perilaku kesehatan adalah suatu respon (organisme) terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku pemeliharaan kesehatan ini terjadi 3 aspek, yaitu :

a. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan bila sakit, serta pemeliharaan kesehatan jika sudah sembuh dari sakit.

b. Perilaku peningkatan kesehatan, apapbila seseorang dalam keadaan sehat.

c. Perilaku gizi (makanan) dan minuman.

Menurut hasil Konsesus PERKENI tahun 2011 perilaku pasien DM yang diharapkan meliputi :

a. Mengikuti pola makan sehat. b. Meningkatkan kegiatan jasmani.

c. Menggunakan obat diabetes dan obat-obatan dalam keadaan khusus secara aman dan teratur.

d. Melakukan pemantauan gula darah mandiri dan memanfaatkan data yang ada.


(46)

29

e. Melakukan perawatan kaki secara berkala.

f. Memiliki kemampuan untuk mengenal dan memahami keadaan sakit akut dengan tepat.

g. Mempunyai keterampilan mengatasi masalah yang sederhana, dan mau bergabung dengan kelompok penyandang diabetes mellitus serta mengajak keluarga untuk mengerti pengelolaan diabetes.


(47)

30 E. Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian

(sumber : PERKENI 2006, 2011; Waspadji, 2009 ; Notoatmodjo 2003, 2007) Diabetes Mellitus

Penatalaksanaan DM 1. Edukasi DM

2. Diet

3. Exercise / Latihan Fisik 4. Terapi Obat

5. Pemantauan Kadar Gula Darah dan mencegah komplikasi (perawatan kaki)

Pengetahuan Perilaku

1. Pengalaman 2. Tingkat Pendidikan 3. Keyakinan

4. Fasilitas

Faktor Predisposisi 1 Pengetahuan 2 Sikap 3 Pendidikan 4 Pekerjaan 5 Tradisi dan

kepercayaan

Faktor Pendukung 1. Sarana Prasarana 2. Lingkungan Faktor Penguat

Sikap dan perilaku tokoh masyarakat, agama dan petugas kesehatan.


(48)

31 F. Penelitian Terkait

1. Penelitian Gultom pada tahun 2012 dengan judul “ tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitua tentang manajemen diabetes mellitus di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta”, di dapatkan hasil tingakt pengetahuan manajemen DM tentangn diet, latihan jasmani dinilai sedang, dan monitoring gula darah, obat-obat DM dinilai rendah. Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan desaincross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Pengumpulan data dilakukan selama 2 minggu.

2. Penelitian yang dilakukan Mahmudin tahun 2012 dengan judul “ evaluasi

manajemen mandiri karyawan penyandang diabetes mellitus tipe 2 setelah menjdapatkan edukasi kesehatan di PT Indocement Tunggal Prakarsa

Plantsite Citereup” didapatkan hasil bahwa tingkat manajemen mandiri

responden baik pada aspek nutrisi (80,3%) dan terapi obat (91,8%), namun tidak baik pada aspek latihan fisik (52,5%) dan monitor KGD (50,8%). Desain penelitian ini deskriptif crossectional dengan mengambil sampel 61 karyawan PT ITP.


(49)

32 BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL

DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal khusus. Konsep hanya dapat langsung diamati atau diukur melalui konstruksi atau yang disebut variabel (Satroasmoro et.al, 2010). Kerangka konsep merupakan rangkuman dari kerangka teori yang dibuat dalam bentuk diagram yang menghubungkan antara variabel yang diteliti dan variabel lain yang terkait (Sastroasmoro et. Al, 2010).

Variabel adalah simbol atau lambang yang menunjukkan nilai atau bilangan dari konsep. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas (independen). Variabel bebas adalah variabel yang bila ia berubah akan mengakibatkan perubahan variabel lain (variabel dependen, variabel predictor, variabel resiko atau kausa) (Sastroasmoro et.al, 2010). Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah Variabel Bebas (Independen) yaitu pengetahuan dan perilaku.


(50)

33

Bagan 3.1. Kerangka konsep penelitian tentang gambaran tingkat pengetahuan dan perilaku tentang penatalaksanaan DM pada pasien DM di Puskesmas Ciputat

Timur

Pengetahuan dan Perilaku Pasien DM di Puskesmas Ciputat Timur

1. Edukasi 2. Diet DM 3. Latihan Fisik 4. Terapi Obat

5. Pemantauan Kadar Gula Darah 6. Perawatan Kaki

B. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan, atau mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang diamati yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain (Dahlan, 2008).


(51)

34

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Pengetahuan Hasil “tahu” setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. (Notoatmodjo, 2003) Menggunakan skala Guttman dengan 20 pertanyaan Kuesioner B tentang tingkat pengetahuan.

Baik = skor 15 – 20 (76% - 100%) Cukup = skor 11 –

14 (56% - 75%) Kurang = skor < 11 (< 56%) (Arikunto, 2006) Ordinal Perilaku Perilaku Edukasi Perilaku Diet

Suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. (Notoatmodjo, 2011)

Kegiatan mencari tahu dan mengikuti

penyuluhan berkaitan dengan penyakit DM untuk meningkatkan pengetahuan.

(PERKENI,2006)

Suatu kegiatan untuk memenuhi kebutuhan untuk aktifitas guna mempertahankan berat Menggunakan kuesioner Menggunakan kuesioner dengan 2 pertanyaan menggunakan skala guttman Menggunakan kuesioner dengan 5 pertanyaan Kuisioner C tentang perilaku pasien. Kuesioner C, perilaku edukasi Kuesioner C perilaku Diet Presentase jawaban Ya dan Tidak

Rata-rata berapa kali dalam satu minggu. (1-7 hari)

Nominal


(52)

35 Perilaku Exercise/latih an fisik Perilaku Kepatuhan obat Perilaku Pemantauan Kadar Gula Darah badan mendekati normal (PERKENI, 2006)

Suatu kegiatan sehari-hari seperti jalan kaki, lari pagi, senam, dll.

Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengobati suatu keadaan sakit.

Suatu kegiatan untuk mengontrol gula darah dalam keadaan normal. dalam rentang satu minggu Menggunakan kuesioner dengan 3 pernyataan dalam rentang satu minggu. Menggunakan kuesioner dengan 3 pernyataan dalam rentang satu minggu. Menggunakan kuesioner dengan 2 pertanyaan menggunakan skala Guttman Kuesioner C perilaku Exercise/latih an fisik Kuesioner C perilaku kepatuhan obat Kuesioner C perilaku pemantauan kadar gula darah

Rata-rata berapa hari dalam satu minggu. 1-7 hari

Rata-rata berapa hari dalam satu minggu (1-7 hari)

Persentase jawaban Ya dan Tidak

Nominal

Nominal


(53)

36 Perilaku

Perawatan Kaki

Suatu kegiatan untuk merawat kebersihan kaki untuk mencegah komplikasi DM Menggunakan kuesioner dengan 5 pertanyaan menggunakan skala guttman Kuesioner C perilaku perawatan kaki

Baik: skor >Median Kurang Baik: Skor < Median Berdasarkan uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Z Ordinal Usia Jenis Kelamin Penyakit Penyerta Lama Menderita DM

Jumlah tahun sejak lahir hingga ulang tahun terakhir.

Gender yang dibawa sejak lahir pada pasien DM yang dibedakan antara jenis kelamin laki-laki dan

perempuan. Penyakit yang ada pada penderita DM yangn disebabkan oleh DM.

Lama terdiagnosa DM yang dialami pasien

Melihatdata responden Melihat data responden Melihat data responden Melihat Data responden Kuesioner A tentang data demografi Kuesioner A tentang data demografi Kuesioner A data demografi Kuesioner A data demografi

< 45 tahu >45 tahun (Hadibroto et al, 2010)

1. Laki-laki 2. Perempuan

1. Tidak Ada 2. Ada Dalam tahun Rasio Nominal Nominal Rasio


(54)

37 Pendidikan

Pekerjaan

Pendidikan formal yang telah diikuti oleh responden (SD, SMP, SMA, dan PT)

Suatu kegiatan untuk menghasilkan uang.

Melihat data responden

Melihat data demografi

Kuesioner A data

Demografi

Kuesioner A data

demografi

Tidak tamat SD SD

SMP SMA PT

PNS

Wiraswasta Petani Pedagang Lain-lain

Nominal


(55)

38 BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian diartikan sebagai suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi suatu masalah (Sugiyono, 2012).

A. Desain Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang terjadi atau dengan kata lain, rancangan ini mendeskripsikan seperangkat peristiwa atau kondisi populasi saat itu (Hidayat, 2008). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Dalam metodologi penelitian, populasi digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sarana penelitian. Oleh karenanya, populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian (Bungin, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur.


(56)

39

Prevalensi penderita DM di puskesmas Ciputat Timur adalah 3,9% dari seluruh penduduk di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2006). Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Penghitungan sampel pada penelitian ini menggunakan rumus besar sampel deskriptif kategorik (Dahlan, 2010).

Keterangan :

Zα = deviat baku alfa

P = proporsi kategori variabel yang di teliti Q = 1 – P

d = presisi

Kriteria Inklusi Sampel :

a. Pasien dengan DM tipe 1 dan DM tipe 2. b. Bersedia secara suka rela menjadi responden.

C. Tehnik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik

Nonprobability Sampling yaitu purposive sampling cara pengambilan sampel untuk tujuan tertentu (Hidayat, 2008). Dengan jumlah sampel yang telah ditentukan yaitu :


(57)

40

n =

=

= = 57,6 = 58 orang

Jadi sampel yang didapatkan pada penelitian ini adalah 58 orang.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Juni tahun 2014 di Puskesmas Ciputat Timur. Alasan peneliti memilih Puskesmas Ciputat Timur sebagai lokasi penelitian karena di Puskesmas Ciputat Timur banyak pasien penderita Diabetes Melitus yang perlu dilakukan pendidikan kesehatan tentang penatalaksanaan dalam mencegah tingkat keparahan penyakit dengan tujuan merubah perilaku pasien di Puskesmas Ciputat Timur.

E. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan instrumen penelitian yaitu kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti sesuai dengan tinjauan pustaka. Kuesioner merupakan alat ukur dengan beberapa pertanyaan, dan alat ukur ini digunakan bila responden jumlahnya besar dan tidak buta huruf (Hidayat, 2008). Kuesioner di penelitian ini menggunakan jenis kuesioner checklist atau daftar cek yang merupakan daftar yang berisi pernyataan atau pertanyaan yang akan diamati dan responden memberikan jawaban dengan tanda cek () sesuai dengan hasilnya yang diinginkan.


(58)

41 1. Kuesioner A

Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui gambaran data demografi responden yang terdiri dari inisial responden, umur, jenis kelamin, penyakit penyerta, lama menderita, pendidikan, dan pekerjaan responden. 2. Kuesioner B

Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan responden tentang diabetes mellitus dan penatalaksanaan diabetes mellitus. Kuesioner terdiri dari 20 pertanyaan dengan 15 pertanyaan positif dan 5 pertanyaan negatif. Caranya responden memilih salah satu jawaban benar (1), salah (0) pengukuran menggunakan skala Guttman (Hidayat, 2008) dan pengkategorian nilai dibagi menjadi 3 yaitu baik, cukup dan kurang (Arikunto,2006).

3. Kuesioner C

Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui perilaku atau pola hidup sehari-hari pasien dalam penatalaksanaan diabetes mellitus, dengan 22 pernyataan terdiri dari 2 pertanyaan perilaku edukasi, 5 pertanyaan perilaku diet, 2 pertanyaan perilaku latihan fisik, 3 pertanyaan kepatuhan obat, 3 pertanyaan pemantauan KGD dan 7 pertanyaan perilaku perawatan kaki.

F. Mengukur Validitas dan Reabilitas 1. Uji Validitas

Validitas Instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu instrumen penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga


(59)

42

instrumen ini akan mempunyai kevalidan dengan taraf yang baik. Untuk mengetahui validitas suatu instrumen penelitian dilakukan pengujian. Sugiyono (2012), menyatakan bahwa hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti, atau dengan kata lain instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas yang dilakukan meliputi uji validitas terhadap kuesioner pengetahuan yang terdiri dari 20 pertanyaan dan kuesioner perilaku yang terdiri dari 12 pertanyaan. Untuk uji validitas kuesioner dilakukan dengan menggunakan Corrected Item-Total Correlation dengan nilai signifikan 0,3. Bila nilai r hitung lebih besar dari 0,3 berarti valid, dan bila nilai r hitung kurang dari 0,3 berarti tidak valid. Dari uji validitas kuesioner Pengetahuan di dapatkan hasil jumlah pertanyaan yang valid ada 15 dari 20 pertanyaan yait pertanyaan no 1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19. Hasil uji validitas kuesioner perilaku edukasi dari 2 pertanyaan valid semua, kuesioner perilaku pemantauan KGD ada 3 pertanyaan yang valid 2 yaitu pertanyaan no 1 dan 2. Kuesioner perilaku perawatan kaki dari 7 pertanyaan yang valid 5 yaitu pertanyaan no 1, 3, 5, 6, 7. Kuesioner Perilaku diet, Kepatuhan obat dan exercise/latihan fisik tidak di uji valid karena pertanyaan tersebut dilihat menggunakan observasi sebagaimana kebiasaan responden melakukan dalam satu minggu.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas yang dilakukan meliputi uji reliabel terhadap kuesioner tingkat pengetahuan dan perilaku. Suatu instrumen cukup dapat


(60)

43

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010). Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan uji coba sekali. Kemudian hasilnya dianalisis dengan menggunakan rumus Spearman Brown dengan nilai reliabel >0,60 . Spearman brown digunakan umtuk menguji reliabilitas kuesioner dengan skala Guttman yang berjumlah genap. Pengujian ini diuji cobakan ke 30 orang lalu diukur dengan SPSS versi 20. Hasil uji reliabilitas kuesioner pengetahuan di dapatkan nilai alpha 0,84 berarti reliabel. Uji valid kuesioner perilaku edukasi didapatkan hasil reliabilitas 0,95, hasil reliabilitas kuesioner perilaku pemantauan KGD 0,86 dan kuesioner perawatan kaki 0,98.

G. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Metode (cara atau teknik) menunjukkan suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilakukan penggunaannya melalui : angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi dan lainnya (Ridwan, 2005). Ada beberapa tahap yang dilakukan peneliti dalam pengambilan data, yaitu : 1. Perijinan

Peneliti mengajukan surat ijin penelitian ke Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (FKIK UIN) yang berikutnya diproses di kantor Kepala Dinas Kesehatan Tangerang Selatan. Surat selanjutnya diteruskan ke Puskesmas Ciputat


(61)

44

Timur. Langkah selanjutnya yaitu melakukan koordinasi dengan Ketua Tata Usaha di Puskesmas Ciputat Timur untuk mengidentifikasi penderita DM yang sesuai dengan kriteria inklusi untuk langsung menjadi responden penelitian.

2. Penentuan Responden

Penentuan responden peneliti menunggu di ruang poli dewasa apabila ada pasien DM diberikan inform consent. Diberikan penjelaskan tujuan dan manfaat dari penelitian ini, setelah bersedia menjadi responden, dimohon untuk menandatangani surat berpartisipasi dalam penelitian. 3. Prosedur pengambilan data

Responden diberikan 3 kuesioner yaitu kuesioner data demografi, pengetahuan dan perilaku. Setelah responden mengisi dengan benar dan telah di koreksi kelengkapannya oleh peneliti, data dikumpulkan untuk di olah.

H. Pengolahan Data

Langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan peneliti, menurut Hastono (2007), yaitu :

1. Editing

Editing merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian kuesioner dan lembar observasi apakah jawaban yang ada sudah lengkap, jelas, relevan dan konsisten. Data yang terkumpul terkait data demografi responden, kuesioner pengetahuan dan kuesioner perilaku dilakukan pengecekan kelengkapan isinya.


(62)

45 2. Coding

Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka/bilangan (memberi kode). Kegiatan ini bertujuan untuk mempermudah dalam pengolahan data menggunakan komputer. 3. Processing

Setelah lembar observasi dan semua kuesioner terisi penuh dan benar, serta sudah melewati pengkodean, maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar data yang sudah di-entry dapat dianalisis. Pemrosesan data dilakukan dengan cara meng-entry data dari kuesioner ke paket program komputer yaitu program SPSS.

4. Cleanning

Cleanning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak, yaitu dengan cara mengetahui data yang hilang, variasi data, dan konsistensi data. Memastikan pengecekan data di komputer terhadap dat-data yang diperoleh, memastikan tidak ada data yang missing. Setelah data dinyatakan tidak ada permasalahn dilakukan proses analisa data yaitu analisis univariat.

I. Teknik Analisa Data 1. Analisa Univariat

Analisa univariat digunakan untuk mendeskripsikan setiap variabel yang diteliti dalam penelitian, yaitu dengan melihat distribusi data pada semua variabel (Sabri & Hastono, 2006). Analisis univariat dalam


(63)

46

penelitian ini adalah variabel independen yaitu pengetahuan dan perilaku, serta data demografi responden. Analisis data numerik disajikan dalam bentuk mean, standar deviasi, minimum, maksimum, sedangkan untuk data kategorik disajikan dalam bentuk frekuensi dan persentase.

J. Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2008), Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika menjadi subyek penelitian adalah manusia, maka peneliti ini harus memahami hak dasar manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga penelitian ini yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi kebebasan manusia. Beberapa prinsip penelitian pada manusia yang harus dipahami, yaitu :

1. Prinsip manfaat

Dengan berprinsip pada aspek manfaat, maka segala bentuk penelitian yang dilakukan diharapkan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Prinsip ini dapat ditegakkan dengan membebaskan , tidak memberikan atau menimbulkan kekerasan pada manusia, tidak menjadikan manusia untuk dieksploitasi. Penelitian yang dihasilkan nanti dapat memberikan manfaat dan mempertimbangkan antara aspek resiko dengan aspek manfaat, apabila dalam penelitian mengalami dilema etik.


(64)

47 2. Prinsip menghormati manusia

Manusia memiliki hak dan merupakan makhluk yang mulia, dan harus dihormati, karena manusia berhak untuk menentukan pilihan antara mau dan tidak untuk diikutsertakan menjadi subyek dalam penelitian. 3. Prinsip keadilan

Prinsip ini dilakukan untuk menunjang tinggi keadilan manusia dengan menghargai hak atau memberikan pengobatan secara adil, hak menjaga privasi manusia, dan tidak berpihak dalam perlakuan terhadap manusia.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penelitian yang melibatkan manusia adalah :

a. Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antar peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Beberapa informasi yang harus ada dalam informed consent tersebut antara lain ; partisipasi pasien, tujuan dilakukan tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial masalah, kerasahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain.


(65)

48 b. Anonamity (Tanpa Nama)

Merupakan jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpuloan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

c. Kerahasiaan

Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.


(66)

49 BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini peneliti akan menjabarkan beberapa temuan selama melakukan penelitian yang dibahas dengan menggunakan analisa univariat.

A. Profil Puskesmas Ciputat Timur

Puskesmas Ciputat Timur terletak di jalan Anggur I Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Menempati tanah seluas 600 m2 dengan luas bangunan ± 1000 m2 yang terdiri dari 2 lantai. Kegiatan pelayanan dipusatkan di lantai 1, sedangkan di lantai 2 difungsikan sebagai ruang kepala Puskesmas, ruang staff, ruang data, serta ruang rapat. Di lantai 2 juga terdapat ruang pelayanan pengobatan TB Paru, Kelas Ibu hamil, Klinik Laktasi, Ruang Rawat Inap dan Laboratorium. Tenaga Puskesmas di Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 5.1

Tabel 5.1 Tenaga Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014 No Jenis Keterangan Jumlah

Tenaga

Status Kepegawaian

PNS PTT Honorer Sukwan

1 Kepala Puskesmas 1 1 0 0 0

2 Subbag TU 1 1 0 0 0

3 Dokter Umum 3 2 0 1 0

4 Dokter Gigi 2 1 0 1 0

5 Kesehatan Masyarakat 2 1 0 1 0


(67)

50

7 Perawat 6 3 0 3 0

8 Perawat Gigi 1 1 0 0 0

9 Analisis Laboratorium 1 1 0 0 0 10 Tenaga Pelaksana Gizi 1 1 0 0 0

11 Fisioterapis 1 0 0 1 0

12 Petugas Loket 2 0 0 2 0

13 Juru Masak 1 0 0 1 0

14 Supir Ambulance 1 0 0 1 0

15 Security 4 0 0 4 0

16 Cleaning Service 4 0 0 4 0

Puskesmas Ciputat Timur mempunyai 2 kelurahan binaan dengan total jumlah penduduk 58.411 jiwa yang terdiri dari 29.445 laki-laki dan 28.966 jiwa perempuan dengan tingkat kepadatan penduduk 128 jiwa per km2. Tingkat kepadatan penduduk lebih banyak di kelurahan Rempoa yaitu 156jiwa/km2. Jumlah KK yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur sebanyak 16.981 KK dengan jumlah rumah sebanyak 11.383 rumah terdiri dari 139 RT dan 23 RW.

Puskesmas Ciputat Timur memiliki visi misi, yaitu : Visi :

“ Menjadi Puskesmas yang mampu melakssanakan pelayanan kesehatan prima yang berorientasi pada kepuasan pelanggan”

Misi :

1. Memberikan pelayanan prima yang meliputi kegiatan promotif, prefentif, kuratif dan rehabilitatif.

2. Mengembangkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan


(68)

51

4. Mengembangkan upaya kemandirian masyarakat bidang kesehatan 5. Mengembangkan kemitraan lintas sektor dan swasta

6. Mengembangkan sistem manajemen Puskesmas

B. Hasil Analisa Univariat

1. Data Demografi Responden a. Usia

Data responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 5.2. berikut ini:

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Data Demografi Berdasarkan Usia Usia Frekuensi (n) Persentase (%)

< 45 7 12,1

> 45 51 87,9

Total 58 100,0

Sumber : data primer diolah (2014)

Data yang ada pada tabel 5.2 diatas dapat dilihat bahwa dari 58 responden, mayoritas responden berusia > 45 tahun sebanyak 51 orang (87,9%) dan usia < 45 tahun sebanyak 7 orang (12,1%).

b. Jenis Kelamin

Data responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.3. berikut ini :


(69)

52

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Data Demografi Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)

Laki-laki 15 25,9

Perempuan 43 74,1

Total 58 100,0

Sumber: data primer diolah (2014)

Data yang ada pada tabel 5.3 di atas terlihat bahwa dari 58 responden, mayoritas responden adalah perempuan yaitu berjumlah 43 orang (74,1%), sedangkan laki-laki berjumlah 15 orang (25,9%).

c. Penyakit Penyerta

Data responden berdasarkan penyakit penyerta dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Data Demografi Berdasarkan Penyakit Penyerta

S u m b e r :

Sumber : Data primer diolah (2014)

Data yang ada pada Tabel 5.4 diatas terlihat bahwa dari 58 responden, mayoritas pasien DM memiliki penyakit penyerta yaitu

Penyakit Penyerta Frekuensi (n) Persentase (n)

Hipertensi 31 53,4

Gastritis 2 3,4

Asam urat 6 10,3

Jantung 3 5,2

Tidak Ada 16 27,6


(1)

PerilakuPerawatan Kaki

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

perilaku rawat 1 2,80 1,614 ,454 ,798

perilaku rawat 3 2,27 1,582 ,675 ,725

perilaku rawat 5 2,27 1,582 ,675 ,725

perilaku rawat 6 2,80 1,614 ,454 ,798

perilaku rawat 7 2,27 1,582 ,675 ,725

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Part 1

Value ,621

N of Items 3a

Part 2

Value ,174

N of Items 2b

Total N of Items 5

Correlation Between Forms ,954

Spearman-Brown Coefficient Equal Length ,976

Unequal Length ,977

Guttman Split-Half Coefficient ,939

a. The items are: perilaku rawat 1, perilaku rawat 3, perilaku rawat 5.

b. The items are: perilaku rawat 5, perilaku rawat 6, perilaku rawat 7.


(2)

Lampiran 5

Hasil Analisa Univariat SPSS Versi 20

Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

< 45 7 12,1 12,1 12,1

> 45 51 87,9 87,9 100,0

Total 58 100,0 100,0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Laki-laki 15 25,9 25,9 25,9

Perempuan 43 74,1 74,1 100,0

Total 58 100,0 100,0

Penyakit Penyerta

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Hipertensi 31 53,4 53,4 53,4

Gastritis 2 3,4 3,4 56,9

Asam urat 6 10,3 10,3 67,2

Jantung 3 5,2 5,2 72,4

Tidak Ada 16 27,6 27,6 100,0

Total 58 100,0 100,0

Lama Menderita DM

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Lama 58 1 23 5,19 4,748


(3)

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

PT 6 10,3 10,3 10,3

SD 22 37,9 37,9 48,3

SMA 21 36,2 36,2 84,5

SMP 8 13,8 13,8 98,3

Tidak Sekolah 1 1,7 1,7 100,0

Total 58 100,0 100,0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Buruh 1 1,7 1,7 1,7

IRT 32 55,2 55,2 56,9

Pedagang 8 13,8 13,8 70,7

Pensiun 8 13,8 13,8 84,5

Swasta 9 15,5 15,5 100,0

Total 58 100,0 100,0

Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Baik 25 43,1 43,1 43,1

Cukup 29 50,0 50,0 93,1

Kurang 4 6,9 6,9 100,0

Total 58 100,0 100,0

Mencari tahu Penatalaksanaan DM

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak 14 24,1 24,1 24,1

Ya 44 75,9 75,9 100,0


(4)

Cara mencari tahu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

tidak 14 24,1 24,1 24,1

Dokter 29 50,0 50,0 74,1

Internet, buku 1 1,7 1,7 75,9

Dokter, Buku 2 3,4 3,4 79,3

Dokter, Internet, Buku 3 5,2 5,2 84,5

Dokter, Televisi, Buku 4 6,9 6,9 91,4

Dokter, Televisi 5 8,6 8,6 100,0

Total 58 100,0 100,0

mengikuti penyuluhan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak 43 74,1 74,1 74,1

Ya 15 25,9 25,9 100,0

Total 58 100,0 100,0

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Konsumsi Sayur 58 2 7 5,34 1,915

Konsumsi Tinggi Gula 58 0 7 2,00 2,248

Membatasi porsi makan

nasi 58 0 7 6,00 2,060

Mengganti nasi dengan

rendah KH 58 0 7 2,79 1,980

Konsumsi makanan

digorang/bersantan 58 0 7 4,03 2,413

Valid N (listwise) 58

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Melakukan Senam 58 0 7 3,60 2,547

Senam minimal 30 menit 58 0 7 3,52 2,543

Istirahat bila lemas 58 0 7 6,53 1,570


(5)

Kontrol jika obat habis

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak 4 6,9 6,9 6,9

Ya 54 93,1 93,1 100,0

Total 58 100,0 100,0

Pemeriksaan Kadar Gula Darah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak 3 5,2 5,2 5,2

1x/bulan 39 67,2 67,2 72,4

2x/bulan 12 20,7 20,7 93,1

1x/2bulan 1 1,7 1,7 94,8

1x/3bulan 3 5,2 5,2 100,0

Total 58 100,0 100,0

Pemeriksaan Tekanan Darah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak 6 10,3 10,3 10,3

1x/bulan 37 63,8 63,8 74,1

2x/bulan 12 20,7 20,7 94,8

1x/2bulan 1 1,7 1,7 96,6

1x/3bulan 2 3,4 3,4 100,0

Total 58 100,0 100,0

perilaku perawatan kaki

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Baik 29 50,0 50,0 50,0

Kurang Baik 29 50,0 50,0 100,0


(6)

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Penggunaan kaos kaki

Mencuci kaki Memotong kuku Menggunakan lotion

Mengobati luka

N 58 58 58 58 58

Normal Parametersa,b Mean ,22 ,90 1,00 ,40 ,98

Std. Deviation ,421 ,307 ,000c ,493 ,131

Most Extreme Differences

Absolute ,479 ,528 ,393 ,535

Positive ,479 ,368 ,393 ,448

Negative -,297 -,528 -,286 -,535

Kolmogorov-Smirnov Z 3,646 4,024 2,990 4,074

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.