Upaya meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas I melalui media kartu huruf di MI Al Huda Sakti Ciputat Tangerang Selatan
UPAYA MENINGKATKAN
KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS I
MELALUI MEDIA KARTU HURUF
DI MI AL HUDA SAKTI CIPUTAT
TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan
oleh
WAHYUDIN
NIM 1811018300088
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DMS
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
1
2
3
4
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas izin
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam
semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW
pembawa rahmat dan teladan bagi seluruh umat manusia.
Skripsi yang berjudul
“Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca
Siswa Kelas I Melalui Media Kartu Huruf
di MI. Al Huda Sakti Ciputat
Tangerang Selatan” ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
menyelesaikan studi dan memperoleh gelar sarjana pendidikan Strata 1 Program
Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Jurusan Kependidikan Islam Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dorongan dari pihak lain,
penyusunan skripsi ini tidak mungkin selesai. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dra. Nurlena Rifa‟i, MA, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta;
2. Dr. Fauzan, MA, selaku Ketua Program Studi PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Kependidikan, beserta stafnya yang telah memberikan rekomendasi kepada
penulis untuk melaksanakan penelitian;
3. M. Noviadi Nugroho, M.Pd, Selaku Pembimbing yang telah mengoreksi
naskah skripsi ini dengan tekun;
4. Istriku tersayang Nurhayati dan anak-anakku tercinta yang selalu memberi
dukungan baik moril maupun materil hingga selesainya skripsi ini;
5. Kerdua orang tua saya yang senantiasa selalu mendo‟akan;
6. Drs. H. Djawahir HS yang senantiasa memberikan supportnya selama
mengikuti perkuliahan;
7. Kepala Madrasah dan guru-guru MI Al Huda Sakti Ciputat yang telah
membantu dalam penyelesaian penyususan skripsi ini;
i
8. Teman-teman PGMI yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu tetapi tidak
mengurangi rasa hormat penulis yang telah membantu dukungan moril hingga
penulis menyelesaikan skripsi ini.
Penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat, terutama pada
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Semoga bantuan, dukungan
dan partisipasi baik secara moril maupun materil yang telah mereka berikan
mendapat balasan dari Allah SWT, amin.
Jakarta, 18 Juni 2014
Penulis
Wahyudin
ii
ABSTRAK
WAHYUDIN, 2014. “Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa
Kelas I Melalui Media Kartu Huruf Di MI. Al Huda Sakti Ciputat
Tangerang Selatan”
Penelitian ini dilakukan berdasarkan permasalahan: Bagaimana upaya
meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas I MI Al Huda Sakti Ciputat
dengan menggunakan media kartu huruf?
Tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk meningkatkan keterampilan
membaca melalui penggunaan media kartu huruf pada siswa kelas I MI. Al Huda
Sakti Cipuat Tahun Pelajaran 2013/2014.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode PTK. dengan
tindakan penelitian yang dilakukan sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari
perencanaan, observasi kegiatan belajar, dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah
siswa kelas I Madrasah Ibtidaiyah Al Huda Sakti Ciputat. Teknik pengumpulan
data diperoleh dari hasil pre test dan post test serta lembar observasi kegiatan
belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa hasil belajar siswa
mengalami peningkatan sebesar 58,62%, sedangkan nilai rata-rata N-Gain 0,71.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa media kartu huruf merupakan salah
satu media yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Dengan
menggunakan media kartu huruf maka keterampilan membaca siswa kelas I MI.
Al Huda Sakti Ciputat Tangerang Selatan dapat meningkat. Hal tersebut dapat
dilihat dari ketercapaian nilai KKM siswa dan prosentase yang mengalami
peningkatan dari siklus I sebesar 53% dan pada siklus II sebesar 100%. Jadi,
peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan media
kartu huruf adalah sebesar 47%.
Kata Kunci: Media Kartu huruf, keterampilan membaca siswa kelas I
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ……………………………………………………...
i
ABSTRAK ……………………………………………………………......
iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………......
iv
DAFTAR TABEL ………………………………………………………..…
vi
DAFTAR BAGAN …………………………………………………………
vii
DAFTAR GAMBAR ...……………………………………………………..
viii
DAFTAR LAMPIRAN ………….…………………………………………
ix
BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………..
1
B. Identifikasi Masalah ………………………………………...
3
C. Pembatasan Masalah ………………………………………..
4
D. Perumusan Masalah ……………………………….………..
4
E. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian ........…………………
5
KAJIAN TEORETIS
A. Membaca …………………..……………………………….
6
B. Media Pembelajaran ………………….…………………….
12
C. Alat Peraga Kartu Huruf …...………………………………
14
D. Penerapan Media Alat Peraga Kartu Huruf di Kelas .….…..
14
E. Penelitian yang Relevan……………………………………..
15
F. Kerangka Berpikir …………………………………………..
16
G. Hipotesis Tindakan …………………………………………
18
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian …………………….………...
19
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian .………
19
C. Subjek Penelitian ………………….………………………...
21
iv
BAB IV
BAB V
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ……………...….
22
E. Tahapan Intervensi Tindakan ……………………………….
22
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan .………………
25
G. Data dan Sumber data ……………………...………………
26
H. Instrumen Pengumpulan Data ………………………………
26
I. Teknik Pengumpulan Data ………………………………….
26
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness) Studi
27
K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Data …………………..
27
L. Rekapitulasi data ……………………………………………
29
M. Pengembangan Perencanaan Tindakan …………………….
29
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Madrasah …………….………………...
30
B. Deskripsi Hasil Penelitian ……….…………………….……
39
C. Pembahasan …………………………………………………
59
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ……………………………………………………
63
B. Saran ………………………………………………………...
63
DAFTAR PUSTAKA …………………………………..………
65
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1:
Jadwal Penelitian
18
Tabel 3.2:
Tahapan Penelitian Kegiatan Pendahuluan
21
Tabel 3.3:
Tahap Penelitian Siklus I
22
Tabel 3.4:
Tahap Penelitian Siklus II
23
Tabel 3.5:
Tabel 4.1:
Skala penilaian keterampilan membaca
Observasi Awal Atusias Siswa
Tabel 4.2:
Observasi Akhir Atusias Siswa
Tabel 4.3:
Rekapitulasi Hasil Belajar Bahasa Indonesia pada siswa pada
27
38
39
semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014.
40
Tabel 4.4:
Hasil Kegiatan Pre Test Siklus I
41
Tabel 4.5:
Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran
Pada siklus I pertemuan 1.
Tabel 4.6:
42
Keterampilan Siswa Membacakan Teks Bacaan Melalui
Media Kartu Huruf Siklus I
44
Tabel 4.7:
N-GAIN SIKLUS 1
46
Tabel 4.8:
Nilai Rata-Rata Dan Ketuntasan Belajar Pada Siklus I
47
Tabel 4.9:
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Tabel 4.10:
Pada Siklus II Pertemuan 1.
50
Keterampilan Siswa Membacakan Teks Bacaan Melalui
52
Media Kartu Huruf Siklus I
Tabel 4.11:
N-GAIN SIKLUS 2
54
Tabel 4.12:
Nilai Rata-Rata Dan Ketuntasan Belajar Pada Siklus II
55
Tabel 4.13:
Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Dan Siklus II.
58
Tabel 4.14:
Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I Dan Siklus
59
II
Tabel 4.15:
Aktivitas Siswa Membacakan Teks Bacaan Melalui Media
60
Kartu Huruf Siklus I & II
vi
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1:
Kerangka Berpikir ……………………………….……………
17
Bagan 3.1:
Diagram Desain Penelitian ......………………………………
20
Bagan 4.1:
Struktur Organisasi MI Al Huda Sakti ……………………….
31
Bagan 4.1:
Denah Madrasah ………………………...……………………
36
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1:
Grafik Persepsi siswa terhadap mata Bahasa Indonesia
38
Gambar 4.2:
Gambaran Akhir Antusias Siswa
39
Gambar 4.3:
Grafik Nilai Awal Siswa
40
Gambar 4.4:
Grafik diagram batang hasil kegiatan Pre Test siklus1
42
Gambar 4.5:
Grafik batang hasil pengamatan aktivitas siswa pada
pembelajaran siklus 1 pertemuan 1
43
Gambar 4.6:
Aktifitas siswa membacakan teks bacaan siklus I
45
Gambar 4.7:
Grafik batang hasil Perhitungan Nilai N-Gain Siklus I
47
Gambar 4.8:
Diagram Batang Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
48
Gambar 4.9:
Grafik Diagram Batang Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa
Pada Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1
51
Gambar 4.10: Aktifitas siswa membacakan teks bacaan siklus II
53
Gambar 4.11: Grafik. Hasil persentase N-Gain Siklus II
55
Gambar 4.12: Diagram Batang Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
56
Gambar 4.13: Grafik Perbandingan Aktivitas Siswa di Kelas pada
Siklus I Dan Siklus II.
59
Gambar 4.14: Grafik Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
60
Gambar 4.15: Grafik Perbandingan Hasil Aktifitas Siswa Siklus I dan Siklus II
61
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman Wawancara Sebelum Tindakan
Lampiran 2
Pedoman Observasi Aktivitas Siswa
Lampiran 3
Pedoman
Aktivitas
Guru
Kegiatan
Pembelajaran
Bahasa
Indonesia dengan menggunakan Media Kartu Huruf
Lampiran 4
Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I / II
Lampiran 5
Hasil Wawancara Sebelum Tindakan
Lampiran 6
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Lampiran 7
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Lampiran 8
Hasil Aktivitas Guru Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia
dengan menggunakan Media Kartu Huruf Siklus I
Lampiran 9
Hasil Aktivitas Guru Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia
dengan menggunakan Media Kartu Huruf Siklus II
Lampiran 10
Hasil Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I
Lampiran 11
Hasil Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II
Lampiran 12
Catatan Lapangan
Lampiran 13
Hasil Catatan Lapangan
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang
kemajuan bangsa di masa depan. Melalui pendidikan manusia sebagai subjek
pembangunan dapat di didik, dibina dan di kembangkan potensi-potensinya.
Tujuan ini agar menjadikan mereka manusia yang berkualitas, sebagaimana
yang tertera dalam Undang-undang RI No.20 tahun 2003 tentang fungsi
pendidikan nasional Bab II pasal 3 yang berbunyi :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1
Perwujudan fungsi pendidikan nasional tersebut masih mendapatkan
banyak permasalahan. Di antaranya masih rendahnya prestasi belajar siswa,
rendahnya minat belajar siswa sarana dan fasilitas pendidikan yang masih
terbatas.
Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan proses belajar
mengajar di kelas satu adalah kemampuan siswa dalam membaca.
Pada kenyataannya selama ini siswa yang masuk di kelas satu belum
semuanya mampu membaca. Rata-rata 60% sudah mampu membaca, 30%
membaca kurang lancar dan 10% belum bisa membaca sama sekali bahkan
belum mengenal huruf sama sekali. Hal ini disebabkan oleh faktor
kemampuan siswa yang berbeda-beda, orang tua yang kurang mendukung dan
siswa tidak seluruhnya berasal dari TK.
Bertumpu pada kenyataan ini, untuk meningkatkan kemampuan
membaca siswa maka guru mengambil langkah yang memungkinkan siswa
1
http://www.kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf , Undang-Undang Republik
Indonesia No.20 Tahun 2013, hal.3
1
2
lebih tertarik dan aktif yaitu dengan menggunakan media kartu huruf. Selain
itu guru merasa perlu meminta peran serta orang tua untuk membimbing siswa
di rumah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa banyak sekali
macamnya. Dua di antara faktor-faktor tersebut adalah faktor yang berasal
dari luar diri pembelajar dan faktor yang berasal dari dalam diri pembelajar.
Faktor yang berasal dari luar diri siswa dapat berupa faktor nonsosial dan
faktor dari dalam diri siswa dapat berupa kondisi fisiologis ataupun
psikologis, yakni hal-hal yang mendorong aktivitas belajar misalnya, motivasi
belajar siswa.
Pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah-sekolah selama ini masih
menyelenggarakan pendidikan dengan segala keterbatasan yang ada. Hal ini
dipengaruhi
oleh
ketersediaan
dana,
serta
kemampuan
guru
untuk
mengembangkan model pembelajaran yang efektif. Dalam PP nomor 19 tahun
2005 tentang standar nasional pendidikan disebutkan dalam pasal 19 sampai
dengan 22 tentang standar proses pendidikan, bahwa proses pembelajaran
pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berparti-sipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakasa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.2
Adanya keteladanan pendidik, adanya perencanaan, pelaksanaan,
penilaian dan pengawasan yang efektif dan efisien dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan standar yang ditetapkan di atas maka proses pembelajaran yang
dilakukan
antara
peserta
didik
dengan
pendidik
seharusnya
dapat
menggunakan metode dan media yang sesuai sehingga dapat mencapai tujuan
pembelajaran secara efektif dan efisien.
Fungsi khusus media dalam pembelajaran diantaranya untuk
membangkitkan minat belajar siswa, menghindari atau mengurangi terjadinya
2
http://www.kopertis3.or.id/html/wp-content/uploads/2010/07/snp-pt-dalam-pp-no19tahun-2005.pdf
3
salah komunikasi dan untuk membuat konsep disajikan menjadi
konkret
sehingga dapat lebih dipahami, dimengerti dan dapat disajikan sesuai dengan
tingkat-tingkat berpikir siswa. Hal ini juga didukung dengan kelebihan
memotivasi sebagai media pembelajaran di antaranya dengan menyediakan
kartu huruf sebagai media pembelajaran dan memberikan kemudahan umpan
balik, memberikan kebebasan pada siswa dalam menentukan topik proses
belajar, dapat mengatasi sikap pasif anak didik, memperjelas penyajian pesan
agar tidak terlalu verbal, dan menimbulkan persepsi yang sama pada peserta
didik tentang materi yang diajarkan.
Kartu huruf merupakan abjad-abjad yang dituliskan pada potonganpotongan suatu media, baik karton, kertas maupun papan tulis (tripleks).
Potongan-potongan huruf tersebut dapat dipindah-pindahkan sesuai keinginan
pembuat suku kata, katamaupun kalimat. Penggunaan kartu huruf ini sangat
menarik perhatian siswa dan sangat mudah digunakan dalam pengajaran
membaca permulaan. Selain itu kartu huruf juga melatih kreatif siswa dalam
menyusun kata-kata sesuai dengan keinginannya. Dengan demikian media ini
diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar membaca siswa sehingga
prestasi dan hasil belajar siswa dapat meningkat pula. Untuk itu peneliti
melakukan penelitian yang berjudul: “Upaya Meningkatkan Keterampilan
Membaca Siswa Kelas I Melalui Media Kartu huruf di MI. Al Huda Sakti
Ciputat Tangerang Selatan”
B. Identifikasi Masalah
Area dalam penelitian tindakan kelas ini adalah kelas I MI Al Huda Sakti
Ciputat pada tahun ajaran 2013/2014. Jumlah siswa dalam kelas penelitian ini
22 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Secara
umum kemampuan membaca siswa masih relatif rendah meskipun siswa
tersebut ada beberapa yang berasal dari TK. Hal ini terlihat dari nilai ujian
semester siswa pada semester ganjil, di mana masih banyak siswa yang
mendapatkan nilai di bawah kriteria
ditetapkan sekolah.
ketuntasan belajar (KKM) yang
4
Dari
latar
belakang
yang
dikemukakan
di
atas
dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Daya ingat siswa yang kurang terhadap materi pelajaran yang
disampaikan.
2. Tidak terjadi interaksi yang maksimal antara guru dengan siswa dan
siswa dengan siswa.
3. Metode pembelajaran yang digunakan guru didominasi dengan metode
ceramah.
4. Guru tidak menggunakan alat peraga pelajaran yang sesuai dan dapat
menunjang pencapaian tujuan pembelajaran yang disampaikan.
5. Proses pembelajaran berpusat pada guru, dan bukan pada siswa.
6. Kurangnya minat dan perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran yang disajikan guru.
7. Kurangnya upaya guru untuk meningkatkan keterampilan membaca
siswa.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan penelitian ini adalah meningkatkan belajar membaca siswa
kelas I dengan menggunakan media Kartu huruf. Penelitian ini dilaksanakan
di kelas I MI. Al Huda Sakti Ciputat Kota Tangerang Selatan.
D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dibatasi sebagaimana di atas, maka
perumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut: Bagaimana upaya
meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas I MI Al Huda Sakti Ciputat
dengan menggunakan media kartu huruf?
5
E. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk meningkatkan keterampilan membaca melalui penggunaan media
kartu huruf pada siswa kelas I MI. Al Huda Sakti Cipuat Tahun Pelajaran
2013/2014
2. Kegunaan Hasil Penelitian
a. Manfaat bagi guru
1). untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melakukan proses
pembelajaran menggunkan kartu huruf.
2). Pertimbangan guru dalam mengajar menggunakan media kartu
huruf baik dari segi persiapan mengajar maupun kendala-kendala
yang dihadapi.
b. Manfaat bagi siswa
1) untuk meningkatkan kemampuan membaca
2) untuk memotivasi belajar membaca siswa
3) Media Kartu huruf dapat meningkatkan motivasi belajar membaca siswa,
mudah menyerap materi, meningkatkan keaktifan siswa dan memberikan
suasana belajar baru dalam belajar membaca
c. Manfaat bagi sekolah
Sebagai bahan masukan bagi sekolah tentang peranan media kartu huruf
dalam rangka perbaikan mutu pendidikan.
d. Manfaat bagi pembaca
Dapat dijadikan kajian positif dan penelitian diteliti lebih lanjut.
e. Manfaat bagi program penyedia guru bahasa Indonesia
Menjadi pertimbangan dan masukan tentang perlu tidaknya memasukan
unsur penggunaan media kartu huruf dalam kurikulum pembelajaran di
Madrasah Ibtidaiyah
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Membaca3
1. Pengertian Membaca
Membaca menuru Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh
Ahmad Susanto adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis
(dengan melinsankan atau hanya dalam hati).4
Dalam Al-Qur‟an surat Al Alaq ayat 1 – 5 juga dijelaskan tentang hakekat
membaca
(1) bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, (2) Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah, (4) yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam[*], (5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.
[*] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.
Allah memerintahkan manusia membaca (mempelajari, meneliti, dan
sebagainya.) apa saja yang telah Ia ciptakan, baik yang tersurat (qauliyah),
yaitu Al-Qur,an, dan ayat-ayat-Nya yang tersirat, maksudnya alam semesta
(kauniyah), membaca itu harus dengan nama-Nya, artinya karena Dia dan
mengharapkan pertolongan-Nya.5
Membaca adalah alat untuk belajar memperoleh kesenangan. Membaca
merupakan alat bagi orang yang melek huruf untuk memperoleh pengetahuan
3
4
Ahmad, Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta, Kencana Prenada Media
Group,2012), cet..2, h.83
5
Kementerian Agama RI, Al-Qur,an dan Tafsir, (PT.Sinergi Pustaka Indonesia, Jakarta,
2012), h. 720
6
7
dan pengalaman yang telah disimpan dalam bentuk tulisan. Membaca dapat
digunakan untuk memenuhi bebagai tujuan.6
Membaca adalah aktivitas memahami isi bacaan. Berlainan dengan siswa
kelas rendah yang belajar membaca dan menulis permulaan hanya bertujuan
supaya dapat merangkaikan huruf menjadi kata, kata menjadi kalimat,
membaca bagi mahasiswa dan kaum intelektual lainnya bertujuan supaya
dapat memahami isi bacaan itu.7
Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang diajarkan
dalam pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Pembelajaran membaca
di Sekolah Dasar dilaksanakan sesuai dengan pembedaan atas kelas-kelas
awal dan kelas-kelas tinggi. Pelajaran membaca di kelas-kelas awal disebut
pelajaran membaca permulaan, sedangkan di kelas-kelas tinggi disebut
pelajaran membaca lanjut. Membaca permulaan merupakan tahapan proses
belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk
memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan
menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu guru perlu merancang
pembelajaran membaca dengan baik sehingga mampu menumbuhkan
kebiasan membaca sebagai suatu yang menyenangkan.8
Membaca adalah salah satu proses kejiwaan yang sangat rumit yang
berlangsung pada diri pembaca. Pada dasarnya pembaca merekonstruksi
amanat atau isi yang tersurat dan yang tersirat dalam bacaan yang
dihadapinya.9
Tujuan membaca permulaan di kelas I adalah agar “Siswa dapat membaca
kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat
10
. Pada tingkatan
membaca permulaan, pembaca belum memiliki keterampilan kemampuan
membaca yang sesungguhnya, tetapi masih dalam tahap belajar untuk
6
Mujito, Pembinaan Minat Baca, (Jakarta, Universitas Terbuka,2001) Cet.IV h.61
Ramlan A, Gani, Mahmudah fitriayah Z.A. Disiplin Berbahasa Indonesia, (Jakarta,
FITK Press, 2011), Cet. II, h. 149.
8
http://hudaita.blogspot.com/2009/01/pembelajaran-membaca-permulaan-dengan.html
9
M.Silitonga, A.H. Hasan Lubis, dkk. Kemampuan Berbahasa Indonesia Siswa Kelas III
SMP Sumatra Utara: Membaca dan Menulis, (Jakarta, Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan,
1984), Cet.I h.8
10
Depdikbud, 1994/1995
7
8
memperoleh keterampilan / kemampuan membaca. Membaca pada tingkatan
ini merupakan kegiatan belajar mengenal bahasa tulis. Melalui tulisan itulah
siswa dituntut dapat menyuarakan lambang-lambang bunyi bahasa tersebut,
untuk memperoleh kemampuan membaca diperlukan tiga syarat, yaitu
kemampuan membunyikan (a) lambang-lambang tulis, (b) penguasaan
kosakata untuk memberi arti, dan (c) memasukkan makna dalam kemahiran
bahasa. Membaca permulaan merupakan suatu proses keterampilan dan
kognitif. Proses keterampilan menunjuk pada pengenalan dan penguasaan
lambang-lambang fonem, sedangkan proses kognitif menunjuk pada
penggunaan lambang-lambang fonem yang sudah dikenal untuk memahami
makna suatu kata atau kalimat.11
2. Kemampuan Membaca Permulaan
Kemampuan membaca dalam arti mengerti dan memahami isi bacaan,
dapat dilakukan dengan latihan latihan membaca berupa kalimat yang disertai
gambar (pengalaman siswa).
Yang dimaksud dengan kemampuan membaca adalah dapat memahami
fungsi dan makna yang dibaca, dengan jalan: mengucapkan bahasa, mengenal
bentuk, memahami isi yang dibaca.12
Tahap pemula adalah tahap yang mengubah manusia dari tidak dapat
membaca menjadi dapat membaca.13 Pada tahap pemula, anak perlu
memperhatikan dua hal: (1) keteraturan bentuk dan (2) pola gabungan huruf.
Kemampuan anak untuk memahami akan keteraturan bentuk huruf
mempunyai prasyarat yang sifatnya psikologis dan neruologis.14
Kemampuan membaca adalah hasil proses belajar dan pembentukan yang
terus menerus. Menurut pendapat para ahli, kemampuan ini bukanlah warisan
11
Sri Nuryati, 1997: 5 http://hudaita.blogspot.com/2009/01/pembelajaran-membacapermulaan-dengan.html
12
Soejono Dardjowidjojo. Pengajaran Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Kedua Di
Sekoah Dasar Berdasarkan Pendekatan Linguitik Kontrastif, (Jakarta, Bulan Bintang, 1980), Cet.I
h. 143.
13
Soejono Dardjowidjojo. Psikolinguistik, (Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 2003), h.
300.
14
Ibid. h.300
9
biologis turun menurun seperti halnya warna kulit, bentuk rambut, dan ciri-ciri
jasmaniah lainnya.15
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
membaca permulaan adalah kesanggupan siswa membaca dengan lafal dan
intonasi yang jelas, benar dan wajar serta memperhatikan tanda baca.
Pengajaran membaca permulaan lebih ditekankan pada pengembangan
kemampuan dasar membaca. Anak tidak akan dapat memulai membaca bila ia
belum menyadari bahwa apa yang telah dapat dia ucapkan bisa dikaitkan
dengan corat coret pada secarik kertas.16 Tujuan pengajaran membaca dan
menulis adalah agar siswa dapat membaca dan menulis kata-kata dan kalimat
sederhana dengan benar dan tepat
Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006
tentang Standar Isi Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dalam mata
pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas I memuat KD: (1) membaca
nyaring suku kata dan kata dengan lafal dan intonasi yang tepat; (2) membaca
nyaring kalimat sederhana dengan lafal yang tepat. Berdasarkan KD itu maka
tujuan membaca permulaan Madrasah Ibtidaiyah kelas I adalah agar siswa
mampu membaca nyaring suku kata, kata dan kalimat sederhana dengan lafal
dan intonasi yang tepat.
3. Ciri-Ciri Kemampuan Membaca
Mampu membaca merupakan pengetahuan keterampilan dan kemampuan
untuk memaknai lambang-lambang bahasa tulis. Mampu membaca dimiliki
oleh seorang secara instinktif atau diturunkan secara genetika.
Mampu
membaca harus diperoleh melalui pembelajaran dan pembiasaan sendiri
mungkin.17
15
M.Silitonga, A.H. Hasan Lubis, dkk. Kemampuan Berbahasa Indonesia Siswa Kelas III
SMP Sumatra Utara: Membaca dan Menulis, (Jakarta, Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan,
1984), Cet.I h.8
16
Ibid h. 300
17
Novi Resmini dkk, Membaca dan Menulis di SD: Teori dan Pengajarannya,
(Bandung,UPI Pres,2006) h.27
10
Mengingat demikian kopleknya mampu membaca tentu kita sepakat
apabila pengajaran membaca merupakan suatu proses yang rumit dan
menuntut kesungguhan dari para orang dewasa (guru) dalam membina dan
mengembangkannya. Pengajaran membaca permulaan hendaknya mampu
menjadi alat transfomasi dengan guru sebagai pengemudi mengantarkan
anak/siswa sampai ditujuan yakni mampu membaca.
4. Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan
Membaca permulaan pada intinya merupakan suatu dari orang-orang
dewasa untuk memberikan dan menerampilkan anak pada sejumlah
pengetahuan dengan keterampilan khusus dalam rangka mengantarkan anak
mencapai mampu membaca bahasa.18
Upaya meningkatkan
membaca permulaan tidak terlepas dari tujuan
pendidikan pada umumnya dan tujuan pengajaran pada khususnya. Upaya
pengajaran membaca permulaan pada dasarnya adalah memberikan bekal
pengetahuan dan kemampuan siswa untuk menguasai tehnik-tehnik membaca
dan menangkap isi bacaan dengan baik dan benar. Seperti yang di ungkap oleh
M. Ngalim Purwanto dalam bukunya Metodologi Pengajaran Bahasa
Indonesia di Sekolah Dasar, dalam pengajaran membaca tugas kita adalah:
1. Mengajarkan tekhnik membaca, dan
2. Mengajarkan membaca yang sebenarnya, yaitu menangkap pikiran dan perasaan
orang lain melalui bahasa tulisan.19
Dalam ungkapan diatas dapat kita ambil simpulan bahwa pembelajaran
keterampilan membaca permulaan dititik beratkan pada aspek yang bersifat
teknis, seperti ketepan menyuarakan tulisan, lapal dan intonasi yang wajar,
kelancaran dan kejelasan suara.
5. Teori Belajar yang Melandasi Pembelajaran Membaca menggunakan
Media Benda Kongkret dan Alat Peraga kartu Huruf
18
Ibid, h.27
M.Ngalim Purwanto, Djeniah alim, Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia di
Sekolah Dasar. (Jakarta, PT. Rosda Jayaputra,1997),cet. Pertama
19
11
Montesori menciptakan alat-alat belajar yang akrab disekeliling kita. Ia
membuat alat-alat belajar seperti perlengkapan bermain. Untuk mengajar
anak-anak membaca, ia membuat berbagai macam kartu huruf dari papan
kayu atau kertas tebal. Setiap huruf dicetak dari kertas ampelas yang cukup
kasar, selain anak-anak membunyikan huruf-huruf tersebut, mereka juga
merabanya untuk membentuk kepekaan terhadap tekstur huruf. Kartu kartu
berisi kata bergambar yang dikelompokkan ke dalam jenis-jenis kata juga
menjadi alat belajar yang menarik bagi anak-anak.20
Selanjutnya, seorang pakar terkemuka dalam disiplin psikologi kognitif
dan psikologi anak, Jean Piaget yang hidup antara tahun 1896 sampai tahun
1080, mengklasifikasikan perkembangan kognitif anak menjadi empat
tahapan. Tahap perkembangan kognitif anak menurut Piaget terdiri dari :
a) Tahap Sensory-motor yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi
pada usia 0 – 2 tahun.
b) Pada tahap ini mulai terbentuk konsep “kepermanenan Objek” dan
kemajuan gradual dari perilaku refleksif ke perilaku yang mengarah pada
tujuan. Anak memanipulasi objek dilingkungannya dan mulai membentuk
konsep.
c) Tahap Pre-Operasional yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi
pada usia 2 – 7 tahun.
d) Perkembangan
kemampuan
menggunakan
simbol-simbol
untuk
menyatakan obyek-obyek dunia. Pemikiran masih egosentris dan sentrasi.
Anak memahami pikiran simbolik, tetapi belum dapat berpikir logis.
e) Tahap congkrete-operational yang terjadi pada usia 7-11 tahun. Perbaikan
dalam kemampuan untuk berpikir secara logis. Pemikiran tidak lagi
sentrasi tetapi desentrasi dan pemecahan masalah tidak begitu dibatasi
oleh keegosentrisan. Anak dapat berpikir logis mengenai benda-benda
kongkret.
20
Ambo Saka, Pendidikan Disiplin Ilmu, (Jakarta, Ganeca exact,2008),cet. I h. 90
12
f) Tahap formal-operasional yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi
pada usia 11 – 15 tahun.21
Pemikiran abstrak dan murni simbolis mungkin dilakukan. Masalah dapat
dipecahkan melalui penggunaan eksperimentasi sistematis. Piaget menemukan
bahwa penggunaan operasi formal bergantung pada keakraban dengan daerah
subyek tertentu. Apabila siswa akrab dengan suatu obyek tertentu, lebih besar
kemungkinannya menggunakan operasi formal.
Mengacu pada teori Piaget, pemikiran anak-anak pada usia sekolah dasar
masuk dalam tahap pemikiran konkret-operasional (concrete operasional
thought), yaitu masa-masa aktivitas mental anak befokus pada objek-objek
yang nyata atau pada berbagai kejadian yang pernah dialaminya.22 Begitu pula
perkembangan kemampuan membaca dan menulis.
Usia siswa SD (7-12
tahun) ada pada stadium operasional konkrit. Oleh karena itu penting bagi
siswa Madrasah Ibtidaiyah pada kelas permulaan jika dalam pembelajaran
membaca menggunakan benda kongkrit.
B. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin, yakni Medius yang secara harfiahnya
berarti “tengah”, „pengantar‟ atau „perantara‟. Dalam bahasa Arab media disebut
‘wasail’ bentuk jama dari ‘wasilah’ yakni sinonim al-wasth yang artinya juga
„tengah‟. Kata tengah itu sendiri berarti berada di antara dua sisi, maka disebut
juga sebagai „perantara‟ (wasilah) atau yang mengantarai kedua sisi tersebut. dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. 23 Dalam
Debdiknas tahun 2003 seperti yang dinyatakan oleh Yudhi Munadi bahwa media
pembelajaran adalah media pendidikan secara khusus digunakan untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu yang dirumuskan. Media pembelajaran dapat
difahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan
21
Muhibbinsyah. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung, PT.Remaja
Rosdakarya, 2010), Cet. 16, h. 66.
22
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya,
2010), Cet. II, h. 104
23
Yudhi Munadi. Media Pembelajaran. Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta, Gaung
Persada, 2012), Cet. IV, h. 6.
13
pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang
kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efesien dan
efektif. 24
Media juga seringkali diartikan sebagai alat yang dapat dilihat dan di dengar.
Alat-alat ini dipakai dalam pengajaran dengan maksud untuk membuat cara
berkomunikasi lebih efektif dan efisien. Dengan menggunakan alat-alat ini, guru
dan siswa dapat berkomunikasi lebih mantap, hidup dan interaksinya bersifat
banyak arah. Seperti yang dikemukakan oleh Rossi dan Breidle dalam bukunya
Wina Sanjaya mengutip bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan
yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku,
koran, majalah, dan sebagainya.25 Sedangkan menurut Gerlach pada buku Wina
Sanjaya secara umum media itu meliputi orang, bahkan peralatan, atau kegiatan
yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap.26 Dengan kata lain media adalah komponen sumber
belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional dilingkungan
siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Dari beberapa pendapat diatas tentang pengertian media dapat diambil
kesimpulan bahwa: (1) Media adalah alat yang dapat membantu proses belajar
mengajar yang berfungsi memperjelas makna pesan yang disampaikan sehingga
tujuan pengajaran dapat tercapai dengan sempurna, (2) Media berperan sebagai
perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa tidak
menjadi bosan dalam meraih tujuan-tujuan belajar, (3) Adapun yang disampaikan
oleh guru mesti menggunakan media, paling tidak yang digunakan adalah media
verbal yaitu berupa kata-kata yang diucapkannya dihadapan siswa, (4) Segala
sesuatu yang terdapat dilingkungan sekolah, baik berupa manusia ataupun bukan
manusia yang pada permulaannya tidak dilibatkan dalam proses belajar mengajar
24
Yudhi Munadi. Media Pembelajaran. Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta, Gaung
Persada, 2012), Cet. IV, h. 9.
25
Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta, Kencana, 2012), Cet. IX, h. 163.
26
Ibid, h.163
14
setelah dirancang dan dipakai dalam kegiatan tersebut. Lingkungan itu berstatus
media sebagai alat perangsang belajar.
Berbagai pendapat mengenai manfaat dari media pembelajaran diantaranya
adalah menurut pendapat Wina Sanjaya dalam bukunya mengemukakan manfaat
media pembelajaran memiliki fungsi dan berperan untuk: (1) Menangkap suatu
objek atau peristiwa-peristiwa tertentu, (2) Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau
objek tertentu, (3) Menambah gairah dan motivasi belajar siswa. 27
C. Alat Peraga Kartu Huruf
Alat adalah sarana yang sangat di perlukan dalam menunjang keberhasilan
proses belajar-mengajar. Alat Peraga menurut Depdiknas tahun 2003 adalah
benda/alat yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip/prosedur
tertentu agar tampak lebih nyata /kongkret. Jadi Alat Peraga adalah sarana yang
digunakan oleh guru untuk menunjang proses belajar mengajar di dalam kelas
agar pembelajaran tampak lebih nyata /kongkret sehingga siswa lebih mengerti.
Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia, guru dapat melakukan simulasi
pembelajaran dengan menggunakan kartu berseri (flash card). Kartu berseri
tersebut dapat berupa kartu bergambar, kartu huruf, kartu kata dan kartu kalimat.
Dalam pembelajaran membaca permulaan guru dapat menggunakan strategi
bermain dengan menggunakan kartu-kartu huruf, Kartu huruf tersebut digunakan
sebagai media dalam permainan menemukan kata .Siswa diajak menyusun hurufhuruf menjadi sebuah kata yang berdasarkan benda-benda kongkret yang
ditemukannya. Titik berat latihan menyusun huruf ini adalah pada keterampilan
mengeja suatu kata.
D. Penerapan Media Alat Peraga Kartu Huruf di Kelas
Rose and Roe, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, guru dapat melakukan
simulasi pembelajaran dengan menggunakan kartu berseri (flash card). Kartukartu berseri tersebut dapat berupa kartu bergambar, kartu huruf, kartu kata,
27
Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta, Kencana, 2012), Cet. IX, h. 170.
15
maupun kartu kalimat. Dalam pembelajaran membaca permulaan guru dapat
menggunakan strategi bermain dengan memanfaatkan kartu-kartu huruf. Kartukartu huruf tersebut digunakan sebagai media dalam permainan menemukan kata.
Siswa diajak bermain dengan menyusun huruf-huruf menjadi sebuah kata yang
berdasarkan teka-teki atau soal-soal yang dibuat oleh guru. Titik berat latihan
menyusun huruf ini adalah ketrampilan mengeja suatu kata.28
Langkah langkah menggunakan media alat peraga kartu huruf dalam
pembelajaran membaca siswa di kelas 1 adalah sebagai berikut:
1. Memanfaatkan benda kongkret yang ada di sekitar siswa untuk dijadikan
sumber belajar siswa dalam membaca.
2. Menghubungkan antara materi membaca dengan benda-benda kongkret yang
ada di lingkungan sekitar siswa.
3. Siswa menyusun kartu huruf berdasarkan nama-nama benda-benda kongkret
yang ditemukannya sehingga membentuk kata dan kalimat.
4. Siswa
membaca
atau
mengeja
kata-kata
atau
kalimat
yang telah
ditemukannya.
E. Penelitian yang Relevan
Siti Rohmah dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Keterampilan
Membaca Permulaan Melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas I Madrasah
Ibtidaiyah Ath-Thahiriyah Gunung Bunder I Pamijahan Bogor menunjukan bahwa
pada pembelajaran dengan menggunakan media gambar memiliki dampak positif
dalam meningkatkan keterampilan membaca permulaan dalam pelajaran Bahasa
Indonesia yang ditandai dengan meningkatna ketuntasan belajar siswa dalam
setiap siklus. Siklus I mean 67,48%, dan yang mencapai nilai KKM (76%), Siklus
II mean 82,24%, dan (100%), siswa mencapai nilai KKM. Dalam hal ini siswa
terbiasa belajar berkelopok dan belajar menggunakan media gambar.29
28
Rose and Roe, 1990 dalam http: //mbahbrata-edu.blogspot.com.
Siti Rohmah, Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Melalui Media Gambar
Pada DSiswa Kelas I Madrasah Ibtidaiayah Ath-Thahiriyah Gunung Bunder I Pamijahan Bogor
(Jakarta,FITK UIN,2012) h.64
29
16
Marfuah dalam skripsinya yang berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca
Permulaan Dengan Media Gambar Pada Siswa Kelas I MI Aulia Situ Ilir
Cibungbulang Bogor Tahun Ajaran 2012/2013, ditunjukan dengan nilai rata-rata
hasil observasi terhadap keaktifan siswa pda pratindakan 3,43, pada siklus I
sebesar 4 dan pada siklus II sebesar 4,71. Rata-rata keterampilan membaca
permulaan siswa pada pratindakan 58,62, dengan tingkat ketuntasan klasikal 51,
42%, pada siklus I nilai rata-rata keterampilan membaca permulaan siswa 72
dengan tingkat ketuntasan klasikal 82,85%, pada siklus II nilai rata-rata
keterampilan membaca permulaan siswa 77 dengan tingkat ketuntasan klasikal
88,57% .30
Entat Suryati, dalam judul skripnyanya Efektifitas Penggunaan Alat Peraga
Kartu Huruf Dalam Meningkatkan Kepampuan Menulis Al Qur‟an, menunjukan
bahwa tingkat kemampuan anak kelas V SDN 02 Sukasari Kecamatan Cisaat
Kabupaten Sukabumi dalam menulis Al Quran setelah menggunakan alat perga
kartu huruf mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat
dari nilai rata-rata ketepatan siswa menulis al-Quran sebesar 12.20 yaitu dari
72.62 menjadi 84.82 dan kenaikan nilai rata-rata keseluruhnya sebesar 4.18 yakni
dari 77.07 poin yakni dari 74.86 menjadi 84.64 hal ini ditunjang pula dengan data
bahwa semua siswa tuntas dalam belajar menulis Al-Quran dengan nilai yang
melampaui KKM = 70.31
Berdasarkan dari beberapa penelitian diatas, dengan menggunakan media
kongkret dan alat peraga kartu huruf dalam membaca membuktikan bahwa
aktivitas siswa, pemahaman materi dan hasil belajar siswa meningkat. Oleh
karena itu, media kongkret dan alat peraga kartu huruf sangat tepat diterapkan
dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu untuk meningkatkan keterampilan
membaca pada kelas I MI. Al Huda Sakti Ciputat Tangerang Selatan.
30
Marfuah, Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Dengan Media Gambar
Pada Siswa Kelas I MI Aulia Situ Ilir Cibungbulang Bogor Tahun Ajaran
2012/2013,(Jakarta,FITK UIN,2012) h.63
31
Entat Suryati, dalam judul skripnyanya Efektifitas Penggunaan Alat Peraga Kartu
Huruf Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Al Qur’an, (Jakarta,FITK UIN,2012) h.67
17
F. Kerangka Berpikir
Kemampuan membaca permulaan siswa kelas I MI. Al Huda Sakti Ciputat
Tangerang Selatan masih rendah, hal ini disebabkan proses pembelajaran yang
dilakukan guru belum menggunakan media yang menarik perhatian siswa
sehingga ssiwa pasif dan hanya menerima apa yang diberikan guru.
Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan membaca
permulaan siswa kelas I MI. Al Huda Sakti Ciputat Tangerang Selatan adalah
melalui penerapan media kongkret berupa kartu huruf, karena media tersebut
memiliki beberapa keuntungan yaitu berperan sebagai perangsang belajar dan
dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam
meraih tujuan-tujuan belajar. Dengan penggunaan media kartu huruf dalam
pembelajaran bahasa Indonesia (membaca permulaan) kemampuan membaca
permulaan siswa MI. Al Huda Sakti Ciputat Tangerang Selatan dapat meningkat.
Berikut ini merupakan bagan yang menjadi kerangka berfikir pada penelitian
tindakan kelas, sebagai berikut :
Siswa
Pembelajaran
Bahasa
Menggunakan
Kartu Huruf
Hasil Belajar
Siswa
K
E
U
N
G
G
U
L
A
N
Lebih Efisien
Lebih Efektif
Lebih Mudah
Dimengerti
Tes Tertulis Setiap
Tahap Siklus
Bagan 2.1: Kerangka berpikir tindakan kelas
Maksudnya adalah siswa sebagai objek yang akan diberi pelajaran bahasa
Indonesia dengan materi membaca permulaan, guru menggunakan kartu huruf
sebagai media untuk menjelaskan kepada siswa cara membaca yang efektif
hingga memiliki hasil yang sangat memuaskan karena dengan menggunakan kartu
huruf tersebut terdapat keunggulan yaitu lebih efisien, lebih efektif dan mudah
dimengerti. Guru melaksanakan tes pada setiap akhir siklus yang diadakan.
18
G. Hipotesis Tindakan
Dengan menggunakan media kartu huruf maka keterampilan membaca siswa
kelas I MI. Al Huda Sakti Ciputat Tangerang Selatan dapat meningkat.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kelas I MI Al Huda Sakti Ciputat
yang beralamat di Jl. Otista No 1 RT.003/11 Sasak Tinggi Kelurahan
Ciputat kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan, yaitu bulan April
sampai dengan bulan Mei 2014. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan
dalam rangka penelitian ini meliputi : (1) persiapan penelitian, (2)
pelaksanaan penelitian, (3) penyelesaian penelitian dan penyusunan
laporan. Untuk lebih jelasnya disampaikan jadwal kegiatan penelitian
sebagai berikut:
Tabel 3.1: Jadwal Kegiatan Penelitian
N
o
Bulan
Kegiatan
Minggu Ke
1
Survey
2
Penyempurnaan
seminar prosposal
3
Perijinan
4
Pelaksanaan
penelitian siklus I
5
Pelaksanaan
penelitian siklus II
6
Penyelesaian dan
penyusunan
laporan
Mei 2014
1
2
3
April 2014
4
1
2
3
Juni 2014
4
1
2
3
Juli 2014
4
1
2
3
4
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas atau classroom
action research, yaitu penelitian yang dilakukan di kelas dengan tujuan
19
20
memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Metode penelitian
kelas ini dilakukan pada pembelajaran membaca dengan menggunakan media
kartu huruf guna meningkatkan belajar membaca siswa dengan pokok bahasan
membaca pada pelajaran Bahasa Indonesia
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menggunakan beberapa siklus,
dimana tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahapan, diantaranya:
a. Perencanaan (Planning).
b. Tindakan (Acting)
c. Pengamatan (Observation)
d. Refleksi (Reflecting)
Berdasarkan analisis tersebut maka dapat ditentukan apakah siklus
selanjutnya perlu dilanjutkan atau tidak. Sedangkan penelitian akan diakhiri atau
dihentikan dengan kriteria sebagai berikut :
1). Hasil pengamatan telah menunjukkan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran
sesuai rencana dan siswa memperlihatkan motivasi yang tinggi dalam belajar
membaca.
3). Tes yang diberikan pada setiap akhir siklus 60% dari jumlah
siswa
mendapatkan skor ≥ nilai rata-rata tes keseluruhan siswa.
Adapun desain penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan
digambarkan sebagai berikut :
21
SIKLUS I
SIKLUS II
Permasalahan
Kurangnya
minat membaca
\
siswa
Permasalaha
n baru hasil
Refleksi I
Perencanaan
tindakan 1
Perencanaan
tindakan II
Pelaksanaan
tindakan 1
Pengamatan/
pengumpulan data
Pelaksanaan
tindakan II
Pengamatan/
pengumpulan data
Refleksi 1
Refleksi II
Gambar 3.1: Diagram Desain Penelitian
Catatan:
Apabila permasalahan belum terselesaikan dilanjutkan ke siklus selanjutnya
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang dimaksud mengarah pada objek yang menjadikan
sasaran penelitian ini, subjek penelitian ini adalah siswa kelas I MI. Al Huda Sakti
Ciputat tahun pelajaran 2013/2014. Dengan jumlah 22 siswa dan guru yang
mengajar kelas I yaitu ibu Supriyatinah, Penelitian ini bersifat kolaboratif, maka
selain peneliti juga melibatkan guru kelas sebagai kolaborator.
22
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai perancang dan pelaksana
kegiatan. Peneliti membuat perencanaan kegiatan, melaksanakan kegiatan,
melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis data serta melaporkan
hasil penelitian. Dalam penelitian ini peneliti dibantu seorang guru, guru ini
adalah guru Kelas I yang bertindak sebagai observer (pengamat).
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Tahap penelitian ini dimulai dengan tahap prapenelitian yang akan
dilanjutkan dengan siklus 1, setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus 1
penelitian akan dilanjutkan dengan siklus 2 dan seterusnya.
Adapun tahapan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan
digambarkan sebagai berikut :
Tabel 3.2
Tahapan Penelitian Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Pendahuluan
1
Observasi ke MI. Al Huda Sakti Ciputat
2
Membuat instrumen penelitian
3
Mempersiapkan media Kartu huruf
4
Wawancara terhadap guru Kelas I
5
Menentukan kelas subjek penelitian
6
Memberi angket motivasi belajar membaca pada kelas subjek penelitian
untuk mengetahui skor motivasi belajar awal
7
Observasi proses pembelajaran di kelas penelitian
8
Mensosialisasikan kemampuan membaca dengan menggunakan media
kartu huruf pada siswa yang menjadi subjek penelitian
23
Tabel 3.3
Tahap Penelitian Siklus I
Tahap Perencanaan
1. Menyiapkan kelas tempat penelitian (kelas I MI All Huda)
2. Membuat rencana pengajaran
3. Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator
4. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan
5. Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru, wawancara, catatan
lapangan serta keperluan observasi lainnya
6. Menyiapkan soal latihan dan PR pada setiap pertemuan
7. Menyiapkan soal akhir siklus
8. Menyiapkan alat dokumentasi
Tahap Pelaksanaan
SIKLUS I
1. Menyampaikan langkah-langkah menggunakan media Kartu huruf pada
siswa
2. Guru mempelajari materi statistika yang meliputi: pengertianpengertian dasar statistika, penyajian data dalam bentuk tabel dan
diagram
3. Guru membimbing siswa mempelajari materi melalui media Kartu
huruf
4. Mengerjakan soal-soal latihan yang ada dalam media Kartu huruf
5. Memberikan soal latihan dan PR
6. Penilaian hasil tes siklus 1
7. Mewawancarai guru dan siswa
8. Dokumentasi
24
Tahap Observasi
Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri
dari observasi terhadap siswa dan guru, mencatat semua hal yang
terjadi selama proses pembelajaran.
Refleksi
Menentukan keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus 1
yang akan dijadikan dasar pelaksanaan siklus berikutnya.
Tabel 3.4
Tahap Penelitian Siklus II
Tahap Perencanaan
1. Menyiapkan media dan alat-alat (seperti kertas karton, Alat tulis dan
keperluan lainnya dalam penelitian)
2. Menyiapkan kelas tempat penelitian (Kelas I)
3. Membuat rencana pengajaran
4. Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator
SIKLUS II
5. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan
6. Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru, wawancara, catatan
lapangan serta keperluan observasi lainnya
7. Menyiapkan soal latihan dan PR pada setiap pertemuan
8. Menyiapkan soal akhir siklus
9. Menyiapkan alat dokumentasi
25
Tahap Pelaksanaan
1. Memberikan
pengarahan
bagi
siswa
yang
masih
kesulitan
menggunakan media Kartu huruf
2. Guru mempelajari materi statistika yang meliputi: mean, median,
modus dan kuartil untuk data tunggal dan kelompok
3. Guru membimbing siswa mempelajari materi melalui media Kartu
huruf
4. Mengerjakan soal-soal latihan yang ada dalam media Kartu huruf
5. Memberikan soal latihan dan PR
6. Penilaian hasil tes siklus 2
7. Mewawancarai guru dan siswa
8. Dokumentasi
Tahap Observasi
Menganalisis data yang telah terkumpul pada setiap pertemuan.
Refleksi
Menentukan keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus 2.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil penelitian yang diharapkan adalah sesuai de
KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS I
MELALUI MEDIA KARTU HURUF
DI MI AL HUDA SAKTI CIPUTAT
TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan
oleh
WAHYUDIN
NIM 1811018300088
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DMS
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
1
2
3
4
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas izin
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam
semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW
pembawa rahmat dan teladan bagi seluruh umat manusia.
Skripsi yang berjudul
“Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca
Siswa Kelas I Melalui Media Kartu Huruf
di MI. Al Huda Sakti Ciputat
Tangerang Selatan” ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
menyelesaikan studi dan memperoleh gelar sarjana pendidikan Strata 1 Program
Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Jurusan Kependidikan Islam Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dorongan dari pihak lain,
penyusunan skripsi ini tidak mungkin selesai. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dra. Nurlena Rifa‟i, MA, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta;
2. Dr. Fauzan, MA, selaku Ketua Program Studi PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Kependidikan, beserta stafnya yang telah memberikan rekomendasi kepada
penulis untuk melaksanakan penelitian;
3. M. Noviadi Nugroho, M.Pd, Selaku Pembimbing yang telah mengoreksi
naskah skripsi ini dengan tekun;
4. Istriku tersayang Nurhayati dan anak-anakku tercinta yang selalu memberi
dukungan baik moril maupun materil hingga selesainya skripsi ini;
5. Kerdua orang tua saya yang senantiasa selalu mendo‟akan;
6. Drs. H. Djawahir HS yang senantiasa memberikan supportnya selama
mengikuti perkuliahan;
7. Kepala Madrasah dan guru-guru MI Al Huda Sakti Ciputat yang telah
membantu dalam penyelesaian penyususan skripsi ini;
i
8. Teman-teman PGMI yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu tetapi tidak
mengurangi rasa hormat penulis yang telah membantu dukungan moril hingga
penulis menyelesaikan skripsi ini.
Penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat, terutama pada
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Semoga bantuan, dukungan
dan partisipasi baik secara moril maupun materil yang telah mereka berikan
mendapat balasan dari Allah SWT, amin.
Jakarta, 18 Juni 2014
Penulis
Wahyudin
ii
ABSTRAK
WAHYUDIN, 2014. “Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa
Kelas I Melalui Media Kartu Huruf Di MI. Al Huda Sakti Ciputat
Tangerang Selatan”
Penelitian ini dilakukan berdasarkan permasalahan: Bagaimana upaya
meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas I MI Al Huda Sakti Ciputat
dengan menggunakan media kartu huruf?
Tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk meningkatkan keterampilan
membaca melalui penggunaan media kartu huruf pada siswa kelas I MI. Al Huda
Sakti Cipuat Tahun Pelajaran 2013/2014.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode PTK. dengan
tindakan penelitian yang dilakukan sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari
perencanaan, observasi kegiatan belajar, dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah
siswa kelas I Madrasah Ibtidaiyah Al Huda Sakti Ciputat. Teknik pengumpulan
data diperoleh dari hasil pre test dan post test serta lembar observasi kegiatan
belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa hasil belajar siswa
mengalami peningkatan sebesar 58,62%, sedangkan nilai rata-rata N-Gain 0,71.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa media kartu huruf merupakan salah
satu media yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Dengan
menggunakan media kartu huruf maka keterampilan membaca siswa kelas I MI.
Al Huda Sakti Ciputat Tangerang Selatan dapat meningkat. Hal tersebut dapat
dilihat dari ketercapaian nilai KKM siswa dan prosentase yang mengalami
peningkatan dari siklus I sebesar 53% dan pada siklus II sebesar 100%. Jadi,
peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan media
kartu huruf adalah sebesar 47%.
Kata Kunci: Media Kartu huruf, keterampilan membaca siswa kelas I
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ……………………………………………………...
i
ABSTRAK ……………………………………………………………......
iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………......
iv
DAFTAR TABEL ………………………………………………………..…
vi
DAFTAR BAGAN …………………………………………………………
vii
DAFTAR GAMBAR ...……………………………………………………..
viii
DAFTAR LAMPIRAN ………….…………………………………………
ix
BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………..
1
B. Identifikasi Masalah ………………………………………...
3
C. Pembatasan Masalah ………………………………………..
4
D. Perumusan Masalah ……………………………….………..
4
E. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian ........…………………
5
KAJIAN TEORETIS
A. Membaca …………………..……………………………….
6
B. Media Pembelajaran ………………….…………………….
12
C. Alat Peraga Kartu Huruf …...………………………………
14
D. Penerapan Media Alat Peraga Kartu Huruf di Kelas .….…..
14
E. Penelitian yang Relevan……………………………………..
15
F. Kerangka Berpikir …………………………………………..
16
G. Hipotesis Tindakan …………………………………………
18
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian …………………….………...
19
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian .………
19
C. Subjek Penelitian ………………….………………………...
21
iv
BAB IV
BAB V
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ……………...….
22
E. Tahapan Intervensi Tindakan ……………………………….
22
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan .………………
25
G. Data dan Sumber data ……………………...………………
26
H. Instrumen Pengumpulan Data ………………………………
26
I. Teknik Pengumpulan Data ………………………………….
26
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness) Studi
27
K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Data …………………..
27
L. Rekapitulasi data ……………………………………………
29
M. Pengembangan Perencanaan Tindakan …………………….
29
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Madrasah …………….………………...
30
B. Deskripsi Hasil Penelitian ……….…………………….……
39
C. Pembahasan …………………………………………………
59
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ……………………………………………………
63
B. Saran ………………………………………………………...
63
DAFTAR PUSTAKA …………………………………..………
65
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1:
Jadwal Penelitian
18
Tabel 3.2:
Tahapan Penelitian Kegiatan Pendahuluan
21
Tabel 3.3:
Tahap Penelitian Siklus I
22
Tabel 3.4:
Tahap Penelitian Siklus II
23
Tabel 3.5:
Tabel 4.1:
Skala penilaian keterampilan membaca
Observasi Awal Atusias Siswa
Tabel 4.2:
Observasi Akhir Atusias Siswa
Tabel 4.3:
Rekapitulasi Hasil Belajar Bahasa Indonesia pada siswa pada
27
38
39
semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014.
40
Tabel 4.4:
Hasil Kegiatan Pre Test Siklus I
41
Tabel 4.5:
Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran
Pada siklus I pertemuan 1.
Tabel 4.6:
42
Keterampilan Siswa Membacakan Teks Bacaan Melalui
Media Kartu Huruf Siklus I
44
Tabel 4.7:
N-GAIN SIKLUS 1
46
Tabel 4.8:
Nilai Rata-Rata Dan Ketuntasan Belajar Pada Siklus I
47
Tabel 4.9:
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Tabel 4.10:
Pada Siklus II Pertemuan 1.
50
Keterampilan Siswa Membacakan Teks Bacaan Melalui
52
Media Kartu Huruf Siklus I
Tabel 4.11:
N-GAIN SIKLUS 2
54
Tabel 4.12:
Nilai Rata-Rata Dan Ketuntasan Belajar Pada Siklus II
55
Tabel 4.13:
Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Dan Siklus II.
58
Tabel 4.14:
Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I Dan Siklus
59
II
Tabel 4.15:
Aktivitas Siswa Membacakan Teks Bacaan Melalui Media
60
Kartu Huruf Siklus I & II
vi
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1:
Kerangka Berpikir ……………………………….……………
17
Bagan 3.1:
Diagram Desain Penelitian ......………………………………
20
Bagan 4.1:
Struktur Organisasi MI Al Huda Sakti ……………………….
31
Bagan 4.1:
Denah Madrasah ………………………...……………………
36
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1:
Grafik Persepsi siswa terhadap mata Bahasa Indonesia
38
Gambar 4.2:
Gambaran Akhir Antusias Siswa
39
Gambar 4.3:
Grafik Nilai Awal Siswa
40
Gambar 4.4:
Grafik diagram batang hasil kegiatan Pre Test siklus1
42
Gambar 4.5:
Grafik batang hasil pengamatan aktivitas siswa pada
pembelajaran siklus 1 pertemuan 1
43
Gambar 4.6:
Aktifitas siswa membacakan teks bacaan siklus I
45
Gambar 4.7:
Grafik batang hasil Perhitungan Nilai N-Gain Siklus I
47
Gambar 4.8:
Diagram Batang Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
48
Gambar 4.9:
Grafik Diagram Batang Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa
Pada Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1
51
Gambar 4.10: Aktifitas siswa membacakan teks bacaan siklus II
53
Gambar 4.11: Grafik. Hasil persentase N-Gain Siklus II
55
Gambar 4.12: Diagram Batang Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
56
Gambar 4.13: Grafik Perbandingan Aktivitas Siswa di Kelas pada
Siklus I Dan Siklus II.
59
Gambar 4.14: Grafik Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
60
Gambar 4.15: Grafik Perbandingan Hasil Aktifitas Siswa Siklus I dan Siklus II
61
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman Wawancara Sebelum Tindakan
Lampiran 2
Pedoman Observasi Aktivitas Siswa
Lampiran 3
Pedoman
Aktivitas
Guru
Kegiatan
Pembelajaran
Bahasa
Indonesia dengan menggunakan Media Kartu Huruf
Lampiran 4
Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I / II
Lampiran 5
Hasil Wawancara Sebelum Tindakan
Lampiran 6
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Lampiran 7
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Lampiran 8
Hasil Aktivitas Guru Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia
dengan menggunakan Media Kartu Huruf Siklus I
Lampiran 9
Hasil Aktivitas Guru Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia
dengan menggunakan Media Kartu Huruf Siklus II
Lampiran 10
Hasil Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I
Lampiran 11
Hasil Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II
Lampiran 12
Catatan Lapangan
Lampiran 13
Hasil Catatan Lapangan
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang
kemajuan bangsa di masa depan. Melalui pendidikan manusia sebagai subjek
pembangunan dapat di didik, dibina dan di kembangkan potensi-potensinya.
Tujuan ini agar menjadikan mereka manusia yang berkualitas, sebagaimana
yang tertera dalam Undang-undang RI No.20 tahun 2003 tentang fungsi
pendidikan nasional Bab II pasal 3 yang berbunyi :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1
Perwujudan fungsi pendidikan nasional tersebut masih mendapatkan
banyak permasalahan. Di antaranya masih rendahnya prestasi belajar siswa,
rendahnya minat belajar siswa sarana dan fasilitas pendidikan yang masih
terbatas.
Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan proses belajar
mengajar di kelas satu adalah kemampuan siswa dalam membaca.
Pada kenyataannya selama ini siswa yang masuk di kelas satu belum
semuanya mampu membaca. Rata-rata 60% sudah mampu membaca, 30%
membaca kurang lancar dan 10% belum bisa membaca sama sekali bahkan
belum mengenal huruf sama sekali. Hal ini disebabkan oleh faktor
kemampuan siswa yang berbeda-beda, orang tua yang kurang mendukung dan
siswa tidak seluruhnya berasal dari TK.
Bertumpu pada kenyataan ini, untuk meningkatkan kemampuan
membaca siswa maka guru mengambil langkah yang memungkinkan siswa
1
http://www.kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf , Undang-Undang Republik
Indonesia No.20 Tahun 2013, hal.3
1
2
lebih tertarik dan aktif yaitu dengan menggunakan media kartu huruf. Selain
itu guru merasa perlu meminta peran serta orang tua untuk membimbing siswa
di rumah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa banyak sekali
macamnya. Dua di antara faktor-faktor tersebut adalah faktor yang berasal
dari luar diri pembelajar dan faktor yang berasal dari dalam diri pembelajar.
Faktor yang berasal dari luar diri siswa dapat berupa faktor nonsosial dan
faktor dari dalam diri siswa dapat berupa kondisi fisiologis ataupun
psikologis, yakni hal-hal yang mendorong aktivitas belajar misalnya, motivasi
belajar siswa.
Pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah-sekolah selama ini masih
menyelenggarakan pendidikan dengan segala keterbatasan yang ada. Hal ini
dipengaruhi
oleh
ketersediaan
dana,
serta
kemampuan
guru
untuk
mengembangkan model pembelajaran yang efektif. Dalam PP nomor 19 tahun
2005 tentang standar nasional pendidikan disebutkan dalam pasal 19 sampai
dengan 22 tentang standar proses pendidikan, bahwa proses pembelajaran
pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berparti-sipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakasa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.2
Adanya keteladanan pendidik, adanya perencanaan, pelaksanaan,
penilaian dan pengawasan yang efektif dan efisien dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan standar yang ditetapkan di atas maka proses pembelajaran yang
dilakukan
antara
peserta
didik
dengan
pendidik
seharusnya
dapat
menggunakan metode dan media yang sesuai sehingga dapat mencapai tujuan
pembelajaran secara efektif dan efisien.
Fungsi khusus media dalam pembelajaran diantaranya untuk
membangkitkan minat belajar siswa, menghindari atau mengurangi terjadinya
2
http://www.kopertis3.or.id/html/wp-content/uploads/2010/07/snp-pt-dalam-pp-no19tahun-2005.pdf
3
salah komunikasi dan untuk membuat konsep disajikan menjadi
konkret
sehingga dapat lebih dipahami, dimengerti dan dapat disajikan sesuai dengan
tingkat-tingkat berpikir siswa. Hal ini juga didukung dengan kelebihan
memotivasi sebagai media pembelajaran di antaranya dengan menyediakan
kartu huruf sebagai media pembelajaran dan memberikan kemudahan umpan
balik, memberikan kebebasan pada siswa dalam menentukan topik proses
belajar, dapat mengatasi sikap pasif anak didik, memperjelas penyajian pesan
agar tidak terlalu verbal, dan menimbulkan persepsi yang sama pada peserta
didik tentang materi yang diajarkan.
Kartu huruf merupakan abjad-abjad yang dituliskan pada potonganpotongan suatu media, baik karton, kertas maupun papan tulis (tripleks).
Potongan-potongan huruf tersebut dapat dipindah-pindahkan sesuai keinginan
pembuat suku kata, katamaupun kalimat. Penggunaan kartu huruf ini sangat
menarik perhatian siswa dan sangat mudah digunakan dalam pengajaran
membaca permulaan. Selain itu kartu huruf juga melatih kreatif siswa dalam
menyusun kata-kata sesuai dengan keinginannya. Dengan demikian media ini
diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar membaca siswa sehingga
prestasi dan hasil belajar siswa dapat meningkat pula. Untuk itu peneliti
melakukan penelitian yang berjudul: “Upaya Meningkatkan Keterampilan
Membaca Siswa Kelas I Melalui Media Kartu huruf di MI. Al Huda Sakti
Ciputat Tangerang Selatan”
B. Identifikasi Masalah
Area dalam penelitian tindakan kelas ini adalah kelas I MI Al Huda Sakti
Ciputat pada tahun ajaran 2013/2014. Jumlah siswa dalam kelas penelitian ini
22 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Secara
umum kemampuan membaca siswa masih relatif rendah meskipun siswa
tersebut ada beberapa yang berasal dari TK. Hal ini terlihat dari nilai ujian
semester siswa pada semester ganjil, di mana masih banyak siswa yang
mendapatkan nilai di bawah kriteria
ditetapkan sekolah.
ketuntasan belajar (KKM) yang
4
Dari
latar
belakang
yang
dikemukakan
di
atas
dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Daya ingat siswa yang kurang terhadap materi pelajaran yang
disampaikan.
2. Tidak terjadi interaksi yang maksimal antara guru dengan siswa dan
siswa dengan siswa.
3. Metode pembelajaran yang digunakan guru didominasi dengan metode
ceramah.
4. Guru tidak menggunakan alat peraga pelajaran yang sesuai dan dapat
menunjang pencapaian tujuan pembelajaran yang disampaikan.
5. Proses pembelajaran berpusat pada guru, dan bukan pada siswa.
6. Kurangnya minat dan perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran yang disajikan guru.
7. Kurangnya upaya guru untuk meningkatkan keterampilan membaca
siswa.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan penelitian ini adalah meningkatkan belajar membaca siswa
kelas I dengan menggunakan media Kartu huruf. Penelitian ini dilaksanakan
di kelas I MI. Al Huda Sakti Ciputat Kota Tangerang Selatan.
D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dibatasi sebagaimana di atas, maka
perumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut: Bagaimana upaya
meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas I MI Al Huda Sakti Ciputat
dengan menggunakan media kartu huruf?
5
E. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk meningkatkan keterampilan membaca melalui penggunaan media
kartu huruf pada siswa kelas I MI. Al Huda Sakti Cipuat Tahun Pelajaran
2013/2014
2. Kegunaan Hasil Penelitian
a. Manfaat bagi guru
1). untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melakukan proses
pembelajaran menggunkan kartu huruf.
2). Pertimbangan guru dalam mengajar menggunakan media kartu
huruf baik dari segi persiapan mengajar maupun kendala-kendala
yang dihadapi.
b. Manfaat bagi siswa
1) untuk meningkatkan kemampuan membaca
2) untuk memotivasi belajar membaca siswa
3) Media Kartu huruf dapat meningkatkan motivasi belajar membaca siswa,
mudah menyerap materi, meningkatkan keaktifan siswa dan memberikan
suasana belajar baru dalam belajar membaca
c. Manfaat bagi sekolah
Sebagai bahan masukan bagi sekolah tentang peranan media kartu huruf
dalam rangka perbaikan mutu pendidikan.
d. Manfaat bagi pembaca
Dapat dijadikan kajian positif dan penelitian diteliti lebih lanjut.
e. Manfaat bagi program penyedia guru bahasa Indonesia
Menjadi pertimbangan dan masukan tentang perlu tidaknya memasukan
unsur penggunaan media kartu huruf dalam kurikulum pembelajaran di
Madrasah Ibtidaiyah
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Membaca3
1. Pengertian Membaca
Membaca menuru Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh
Ahmad Susanto adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis
(dengan melinsankan atau hanya dalam hati).4
Dalam Al-Qur‟an surat Al Alaq ayat 1 – 5 juga dijelaskan tentang hakekat
membaca
(1) bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, (2) Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah, (4) yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam[*], (5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.
[*] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.
Allah memerintahkan manusia membaca (mempelajari, meneliti, dan
sebagainya.) apa saja yang telah Ia ciptakan, baik yang tersurat (qauliyah),
yaitu Al-Qur,an, dan ayat-ayat-Nya yang tersirat, maksudnya alam semesta
(kauniyah), membaca itu harus dengan nama-Nya, artinya karena Dia dan
mengharapkan pertolongan-Nya.5
Membaca adalah alat untuk belajar memperoleh kesenangan. Membaca
merupakan alat bagi orang yang melek huruf untuk memperoleh pengetahuan
3
4
Ahmad, Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta, Kencana Prenada Media
Group,2012), cet..2, h.83
5
Kementerian Agama RI, Al-Qur,an dan Tafsir, (PT.Sinergi Pustaka Indonesia, Jakarta,
2012), h. 720
6
7
dan pengalaman yang telah disimpan dalam bentuk tulisan. Membaca dapat
digunakan untuk memenuhi bebagai tujuan.6
Membaca adalah aktivitas memahami isi bacaan. Berlainan dengan siswa
kelas rendah yang belajar membaca dan menulis permulaan hanya bertujuan
supaya dapat merangkaikan huruf menjadi kata, kata menjadi kalimat,
membaca bagi mahasiswa dan kaum intelektual lainnya bertujuan supaya
dapat memahami isi bacaan itu.7
Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang diajarkan
dalam pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Pembelajaran membaca
di Sekolah Dasar dilaksanakan sesuai dengan pembedaan atas kelas-kelas
awal dan kelas-kelas tinggi. Pelajaran membaca di kelas-kelas awal disebut
pelajaran membaca permulaan, sedangkan di kelas-kelas tinggi disebut
pelajaran membaca lanjut. Membaca permulaan merupakan tahapan proses
belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk
memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan
menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu guru perlu merancang
pembelajaran membaca dengan baik sehingga mampu menumbuhkan
kebiasan membaca sebagai suatu yang menyenangkan.8
Membaca adalah salah satu proses kejiwaan yang sangat rumit yang
berlangsung pada diri pembaca. Pada dasarnya pembaca merekonstruksi
amanat atau isi yang tersurat dan yang tersirat dalam bacaan yang
dihadapinya.9
Tujuan membaca permulaan di kelas I adalah agar “Siswa dapat membaca
kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat
10
. Pada tingkatan
membaca permulaan, pembaca belum memiliki keterampilan kemampuan
membaca yang sesungguhnya, tetapi masih dalam tahap belajar untuk
6
Mujito, Pembinaan Minat Baca, (Jakarta, Universitas Terbuka,2001) Cet.IV h.61
Ramlan A, Gani, Mahmudah fitriayah Z.A. Disiplin Berbahasa Indonesia, (Jakarta,
FITK Press, 2011), Cet. II, h. 149.
8
http://hudaita.blogspot.com/2009/01/pembelajaran-membaca-permulaan-dengan.html
9
M.Silitonga, A.H. Hasan Lubis, dkk. Kemampuan Berbahasa Indonesia Siswa Kelas III
SMP Sumatra Utara: Membaca dan Menulis, (Jakarta, Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan,
1984), Cet.I h.8
10
Depdikbud, 1994/1995
7
8
memperoleh keterampilan / kemampuan membaca. Membaca pada tingkatan
ini merupakan kegiatan belajar mengenal bahasa tulis. Melalui tulisan itulah
siswa dituntut dapat menyuarakan lambang-lambang bunyi bahasa tersebut,
untuk memperoleh kemampuan membaca diperlukan tiga syarat, yaitu
kemampuan membunyikan (a) lambang-lambang tulis, (b) penguasaan
kosakata untuk memberi arti, dan (c) memasukkan makna dalam kemahiran
bahasa. Membaca permulaan merupakan suatu proses keterampilan dan
kognitif. Proses keterampilan menunjuk pada pengenalan dan penguasaan
lambang-lambang fonem, sedangkan proses kognitif menunjuk pada
penggunaan lambang-lambang fonem yang sudah dikenal untuk memahami
makna suatu kata atau kalimat.11
2. Kemampuan Membaca Permulaan
Kemampuan membaca dalam arti mengerti dan memahami isi bacaan,
dapat dilakukan dengan latihan latihan membaca berupa kalimat yang disertai
gambar (pengalaman siswa).
Yang dimaksud dengan kemampuan membaca adalah dapat memahami
fungsi dan makna yang dibaca, dengan jalan: mengucapkan bahasa, mengenal
bentuk, memahami isi yang dibaca.12
Tahap pemula adalah tahap yang mengubah manusia dari tidak dapat
membaca menjadi dapat membaca.13 Pada tahap pemula, anak perlu
memperhatikan dua hal: (1) keteraturan bentuk dan (2) pola gabungan huruf.
Kemampuan anak untuk memahami akan keteraturan bentuk huruf
mempunyai prasyarat yang sifatnya psikologis dan neruologis.14
Kemampuan membaca adalah hasil proses belajar dan pembentukan yang
terus menerus. Menurut pendapat para ahli, kemampuan ini bukanlah warisan
11
Sri Nuryati, 1997: 5 http://hudaita.blogspot.com/2009/01/pembelajaran-membacapermulaan-dengan.html
12
Soejono Dardjowidjojo. Pengajaran Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Kedua Di
Sekoah Dasar Berdasarkan Pendekatan Linguitik Kontrastif, (Jakarta, Bulan Bintang, 1980), Cet.I
h. 143.
13
Soejono Dardjowidjojo. Psikolinguistik, (Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 2003), h.
300.
14
Ibid. h.300
9
biologis turun menurun seperti halnya warna kulit, bentuk rambut, dan ciri-ciri
jasmaniah lainnya.15
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
membaca permulaan adalah kesanggupan siswa membaca dengan lafal dan
intonasi yang jelas, benar dan wajar serta memperhatikan tanda baca.
Pengajaran membaca permulaan lebih ditekankan pada pengembangan
kemampuan dasar membaca. Anak tidak akan dapat memulai membaca bila ia
belum menyadari bahwa apa yang telah dapat dia ucapkan bisa dikaitkan
dengan corat coret pada secarik kertas.16 Tujuan pengajaran membaca dan
menulis adalah agar siswa dapat membaca dan menulis kata-kata dan kalimat
sederhana dengan benar dan tepat
Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006
tentang Standar Isi Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dalam mata
pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas I memuat KD: (1) membaca
nyaring suku kata dan kata dengan lafal dan intonasi yang tepat; (2) membaca
nyaring kalimat sederhana dengan lafal yang tepat. Berdasarkan KD itu maka
tujuan membaca permulaan Madrasah Ibtidaiyah kelas I adalah agar siswa
mampu membaca nyaring suku kata, kata dan kalimat sederhana dengan lafal
dan intonasi yang tepat.
3. Ciri-Ciri Kemampuan Membaca
Mampu membaca merupakan pengetahuan keterampilan dan kemampuan
untuk memaknai lambang-lambang bahasa tulis. Mampu membaca dimiliki
oleh seorang secara instinktif atau diturunkan secara genetika.
Mampu
membaca harus diperoleh melalui pembelajaran dan pembiasaan sendiri
mungkin.17
15
M.Silitonga, A.H. Hasan Lubis, dkk. Kemampuan Berbahasa Indonesia Siswa Kelas III
SMP Sumatra Utara: Membaca dan Menulis, (Jakarta, Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan,
1984), Cet.I h.8
16
Ibid h. 300
17
Novi Resmini dkk, Membaca dan Menulis di SD: Teori dan Pengajarannya,
(Bandung,UPI Pres,2006) h.27
10
Mengingat demikian kopleknya mampu membaca tentu kita sepakat
apabila pengajaran membaca merupakan suatu proses yang rumit dan
menuntut kesungguhan dari para orang dewasa (guru) dalam membina dan
mengembangkannya. Pengajaran membaca permulaan hendaknya mampu
menjadi alat transfomasi dengan guru sebagai pengemudi mengantarkan
anak/siswa sampai ditujuan yakni mampu membaca.
4. Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan
Membaca permulaan pada intinya merupakan suatu dari orang-orang
dewasa untuk memberikan dan menerampilkan anak pada sejumlah
pengetahuan dengan keterampilan khusus dalam rangka mengantarkan anak
mencapai mampu membaca bahasa.18
Upaya meningkatkan
membaca permulaan tidak terlepas dari tujuan
pendidikan pada umumnya dan tujuan pengajaran pada khususnya. Upaya
pengajaran membaca permulaan pada dasarnya adalah memberikan bekal
pengetahuan dan kemampuan siswa untuk menguasai tehnik-tehnik membaca
dan menangkap isi bacaan dengan baik dan benar. Seperti yang di ungkap oleh
M. Ngalim Purwanto dalam bukunya Metodologi Pengajaran Bahasa
Indonesia di Sekolah Dasar, dalam pengajaran membaca tugas kita adalah:
1. Mengajarkan tekhnik membaca, dan
2. Mengajarkan membaca yang sebenarnya, yaitu menangkap pikiran dan perasaan
orang lain melalui bahasa tulisan.19
Dalam ungkapan diatas dapat kita ambil simpulan bahwa pembelajaran
keterampilan membaca permulaan dititik beratkan pada aspek yang bersifat
teknis, seperti ketepan menyuarakan tulisan, lapal dan intonasi yang wajar,
kelancaran dan kejelasan suara.
5. Teori Belajar yang Melandasi Pembelajaran Membaca menggunakan
Media Benda Kongkret dan Alat Peraga kartu Huruf
18
Ibid, h.27
M.Ngalim Purwanto, Djeniah alim, Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia di
Sekolah Dasar. (Jakarta, PT. Rosda Jayaputra,1997),cet. Pertama
19
11
Montesori menciptakan alat-alat belajar yang akrab disekeliling kita. Ia
membuat alat-alat belajar seperti perlengkapan bermain. Untuk mengajar
anak-anak membaca, ia membuat berbagai macam kartu huruf dari papan
kayu atau kertas tebal. Setiap huruf dicetak dari kertas ampelas yang cukup
kasar, selain anak-anak membunyikan huruf-huruf tersebut, mereka juga
merabanya untuk membentuk kepekaan terhadap tekstur huruf. Kartu kartu
berisi kata bergambar yang dikelompokkan ke dalam jenis-jenis kata juga
menjadi alat belajar yang menarik bagi anak-anak.20
Selanjutnya, seorang pakar terkemuka dalam disiplin psikologi kognitif
dan psikologi anak, Jean Piaget yang hidup antara tahun 1896 sampai tahun
1080, mengklasifikasikan perkembangan kognitif anak menjadi empat
tahapan. Tahap perkembangan kognitif anak menurut Piaget terdiri dari :
a) Tahap Sensory-motor yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi
pada usia 0 – 2 tahun.
b) Pada tahap ini mulai terbentuk konsep “kepermanenan Objek” dan
kemajuan gradual dari perilaku refleksif ke perilaku yang mengarah pada
tujuan. Anak memanipulasi objek dilingkungannya dan mulai membentuk
konsep.
c) Tahap Pre-Operasional yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi
pada usia 2 – 7 tahun.
d) Perkembangan
kemampuan
menggunakan
simbol-simbol
untuk
menyatakan obyek-obyek dunia. Pemikiran masih egosentris dan sentrasi.
Anak memahami pikiran simbolik, tetapi belum dapat berpikir logis.
e) Tahap congkrete-operational yang terjadi pada usia 7-11 tahun. Perbaikan
dalam kemampuan untuk berpikir secara logis. Pemikiran tidak lagi
sentrasi tetapi desentrasi dan pemecahan masalah tidak begitu dibatasi
oleh keegosentrisan. Anak dapat berpikir logis mengenai benda-benda
kongkret.
20
Ambo Saka, Pendidikan Disiplin Ilmu, (Jakarta, Ganeca exact,2008),cet. I h. 90
12
f) Tahap formal-operasional yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi
pada usia 11 – 15 tahun.21
Pemikiran abstrak dan murni simbolis mungkin dilakukan. Masalah dapat
dipecahkan melalui penggunaan eksperimentasi sistematis. Piaget menemukan
bahwa penggunaan operasi formal bergantung pada keakraban dengan daerah
subyek tertentu. Apabila siswa akrab dengan suatu obyek tertentu, lebih besar
kemungkinannya menggunakan operasi formal.
Mengacu pada teori Piaget, pemikiran anak-anak pada usia sekolah dasar
masuk dalam tahap pemikiran konkret-operasional (concrete operasional
thought), yaitu masa-masa aktivitas mental anak befokus pada objek-objek
yang nyata atau pada berbagai kejadian yang pernah dialaminya.22 Begitu pula
perkembangan kemampuan membaca dan menulis.
Usia siswa SD (7-12
tahun) ada pada stadium operasional konkrit. Oleh karena itu penting bagi
siswa Madrasah Ibtidaiyah pada kelas permulaan jika dalam pembelajaran
membaca menggunakan benda kongkrit.
B. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin, yakni Medius yang secara harfiahnya
berarti “tengah”, „pengantar‟ atau „perantara‟. Dalam bahasa Arab media disebut
‘wasail’ bentuk jama dari ‘wasilah’ yakni sinonim al-wasth yang artinya juga
„tengah‟. Kata tengah itu sendiri berarti berada di antara dua sisi, maka disebut
juga sebagai „perantara‟ (wasilah) atau yang mengantarai kedua sisi tersebut. dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. 23 Dalam
Debdiknas tahun 2003 seperti yang dinyatakan oleh Yudhi Munadi bahwa media
pembelajaran adalah media pendidikan secara khusus digunakan untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu yang dirumuskan. Media pembelajaran dapat
difahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan
21
Muhibbinsyah. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung, PT.Remaja
Rosdakarya, 2010), Cet. 16, h. 66.
22
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya,
2010), Cet. II, h. 104
23
Yudhi Munadi. Media Pembelajaran. Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta, Gaung
Persada, 2012), Cet. IV, h. 6.
13
pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang
kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efesien dan
efektif. 24
Media juga seringkali diartikan sebagai alat yang dapat dilihat dan di dengar.
Alat-alat ini dipakai dalam pengajaran dengan maksud untuk membuat cara
berkomunikasi lebih efektif dan efisien. Dengan menggunakan alat-alat ini, guru
dan siswa dapat berkomunikasi lebih mantap, hidup dan interaksinya bersifat
banyak arah. Seperti yang dikemukakan oleh Rossi dan Breidle dalam bukunya
Wina Sanjaya mengutip bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan
yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku,
koran, majalah, dan sebagainya.25 Sedangkan menurut Gerlach pada buku Wina
Sanjaya secara umum media itu meliputi orang, bahkan peralatan, atau kegiatan
yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap.26 Dengan kata lain media adalah komponen sumber
belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional dilingkungan
siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Dari beberapa pendapat diatas tentang pengertian media dapat diambil
kesimpulan bahwa: (1) Media adalah alat yang dapat membantu proses belajar
mengajar yang berfungsi memperjelas makna pesan yang disampaikan sehingga
tujuan pengajaran dapat tercapai dengan sempurna, (2) Media berperan sebagai
perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa tidak
menjadi bosan dalam meraih tujuan-tujuan belajar, (3) Adapun yang disampaikan
oleh guru mesti menggunakan media, paling tidak yang digunakan adalah media
verbal yaitu berupa kata-kata yang diucapkannya dihadapan siswa, (4) Segala
sesuatu yang terdapat dilingkungan sekolah, baik berupa manusia ataupun bukan
manusia yang pada permulaannya tidak dilibatkan dalam proses belajar mengajar
24
Yudhi Munadi. Media Pembelajaran. Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta, Gaung
Persada, 2012), Cet. IV, h. 9.
25
Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta, Kencana, 2012), Cet. IX, h. 163.
26
Ibid, h.163
14
setelah dirancang dan dipakai dalam kegiatan tersebut. Lingkungan itu berstatus
media sebagai alat perangsang belajar.
Berbagai pendapat mengenai manfaat dari media pembelajaran diantaranya
adalah menurut pendapat Wina Sanjaya dalam bukunya mengemukakan manfaat
media pembelajaran memiliki fungsi dan berperan untuk: (1) Menangkap suatu
objek atau peristiwa-peristiwa tertentu, (2) Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau
objek tertentu, (3) Menambah gairah dan motivasi belajar siswa. 27
C. Alat Peraga Kartu Huruf
Alat adalah sarana yang sangat di perlukan dalam menunjang keberhasilan
proses belajar-mengajar. Alat Peraga menurut Depdiknas tahun 2003 adalah
benda/alat yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip/prosedur
tertentu agar tampak lebih nyata /kongkret. Jadi Alat Peraga adalah sarana yang
digunakan oleh guru untuk menunjang proses belajar mengajar di dalam kelas
agar pembelajaran tampak lebih nyata /kongkret sehingga siswa lebih mengerti.
Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia, guru dapat melakukan simulasi
pembelajaran dengan menggunakan kartu berseri (flash card). Kartu berseri
tersebut dapat berupa kartu bergambar, kartu huruf, kartu kata dan kartu kalimat.
Dalam pembelajaran membaca permulaan guru dapat menggunakan strategi
bermain dengan menggunakan kartu-kartu huruf, Kartu huruf tersebut digunakan
sebagai media dalam permainan menemukan kata .Siswa diajak menyusun hurufhuruf menjadi sebuah kata yang berdasarkan benda-benda kongkret yang
ditemukannya. Titik berat latihan menyusun huruf ini adalah pada keterampilan
mengeja suatu kata.
D. Penerapan Media Alat Peraga Kartu Huruf di Kelas
Rose and Roe, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, guru dapat melakukan
simulasi pembelajaran dengan menggunakan kartu berseri (flash card). Kartukartu berseri tersebut dapat berupa kartu bergambar, kartu huruf, kartu kata,
27
Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta, Kencana, 2012), Cet. IX, h. 170.
15
maupun kartu kalimat. Dalam pembelajaran membaca permulaan guru dapat
menggunakan strategi bermain dengan memanfaatkan kartu-kartu huruf. Kartukartu huruf tersebut digunakan sebagai media dalam permainan menemukan kata.
Siswa diajak bermain dengan menyusun huruf-huruf menjadi sebuah kata yang
berdasarkan teka-teki atau soal-soal yang dibuat oleh guru. Titik berat latihan
menyusun huruf ini adalah ketrampilan mengeja suatu kata.28
Langkah langkah menggunakan media alat peraga kartu huruf dalam
pembelajaran membaca siswa di kelas 1 adalah sebagai berikut:
1. Memanfaatkan benda kongkret yang ada di sekitar siswa untuk dijadikan
sumber belajar siswa dalam membaca.
2. Menghubungkan antara materi membaca dengan benda-benda kongkret yang
ada di lingkungan sekitar siswa.
3. Siswa menyusun kartu huruf berdasarkan nama-nama benda-benda kongkret
yang ditemukannya sehingga membentuk kata dan kalimat.
4. Siswa
membaca
atau
mengeja
kata-kata
atau
kalimat
yang telah
ditemukannya.
E. Penelitian yang Relevan
Siti Rohmah dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Keterampilan
Membaca Permulaan Melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas I Madrasah
Ibtidaiyah Ath-Thahiriyah Gunung Bunder I Pamijahan Bogor menunjukan bahwa
pada pembelajaran dengan menggunakan media gambar memiliki dampak positif
dalam meningkatkan keterampilan membaca permulaan dalam pelajaran Bahasa
Indonesia yang ditandai dengan meningkatna ketuntasan belajar siswa dalam
setiap siklus. Siklus I mean 67,48%, dan yang mencapai nilai KKM (76%), Siklus
II mean 82,24%, dan (100%), siswa mencapai nilai KKM. Dalam hal ini siswa
terbiasa belajar berkelopok dan belajar menggunakan media gambar.29
28
Rose and Roe, 1990 dalam http: //mbahbrata-edu.blogspot.com.
Siti Rohmah, Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Melalui Media Gambar
Pada DSiswa Kelas I Madrasah Ibtidaiayah Ath-Thahiriyah Gunung Bunder I Pamijahan Bogor
(Jakarta,FITK UIN,2012) h.64
29
16
Marfuah dalam skripsinya yang berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca
Permulaan Dengan Media Gambar Pada Siswa Kelas I MI Aulia Situ Ilir
Cibungbulang Bogor Tahun Ajaran 2012/2013, ditunjukan dengan nilai rata-rata
hasil observasi terhadap keaktifan siswa pda pratindakan 3,43, pada siklus I
sebesar 4 dan pada siklus II sebesar 4,71. Rata-rata keterampilan membaca
permulaan siswa pada pratindakan 58,62, dengan tingkat ketuntasan klasikal 51,
42%, pada siklus I nilai rata-rata keterampilan membaca permulaan siswa 72
dengan tingkat ketuntasan klasikal 82,85%, pada siklus II nilai rata-rata
keterampilan membaca permulaan siswa 77 dengan tingkat ketuntasan klasikal
88,57% .30
Entat Suryati, dalam judul skripnyanya Efektifitas Penggunaan Alat Peraga
Kartu Huruf Dalam Meningkatkan Kepampuan Menulis Al Qur‟an, menunjukan
bahwa tingkat kemampuan anak kelas V SDN 02 Sukasari Kecamatan Cisaat
Kabupaten Sukabumi dalam menulis Al Quran setelah menggunakan alat perga
kartu huruf mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat
dari nilai rata-rata ketepatan siswa menulis al-Quran sebesar 12.20 yaitu dari
72.62 menjadi 84.82 dan kenaikan nilai rata-rata keseluruhnya sebesar 4.18 yakni
dari 77.07 poin yakni dari 74.86 menjadi 84.64 hal ini ditunjang pula dengan data
bahwa semua siswa tuntas dalam belajar menulis Al-Quran dengan nilai yang
melampaui KKM = 70.31
Berdasarkan dari beberapa penelitian diatas, dengan menggunakan media
kongkret dan alat peraga kartu huruf dalam membaca membuktikan bahwa
aktivitas siswa, pemahaman materi dan hasil belajar siswa meningkat. Oleh
karena itu, media kongkret dan alat peraga kartu huruf sangat tepat diterapkan
dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu untuk meningkatkan keterampilan
membaca pada kelas I MI. Al Huda Sakti Ciputat Tangerang Selatan.
30
Marfuah, Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Dengan Media Gambar
Pada Siswa Kelas I MI Aulia Situ Ilir Cibungbulang Bogor Tahun Ajaran
2012/2013,(Jakarta,FITK UIN,2012) h.63
31
Entat Suryati, dalam judul skripnyanya Efektifitas Penggunaan Alat Peraga Kartu
Huruf Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Al Qur’an, (Jakarta,FITK UIN,2012) h.67
17
F. Kerangka Berpikir
Kemampuan membaca permulaan siswa kelas I MI. Al Huda Sakti Ciputat
Tangerang Selatan masih rendah, hal ini disebabkan proses pembelajaran yang
dilakukan guru belum menggunakan media yang menarik perhatian siswa
sehingga ssiwa pasif dan hanya menerima apa yang diberikan guru.
Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan membaca
permulaan siswa kelas I MI. Al Huda Sakti Ciputat Tangerang Selatan adalah
melalui penerapan media kongkret berupa kartu huruf, karena media tersebut
memiliki beberapa keuntungan yaitu berperan sebagai perangsang belajar dan
dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam
meraih tujuan-tujuan belajar. Dengan penggunaan media kartu huruf dalam
pembelajaran bahasa Indonesia (membaca permulaan) kemampuan membaca
permulaan siswa MI. Al Huda Sakti Ciputat Tangerang Selatan dapat meningkat.
Berikut ini merupakan bagan yang menjadi kerangka berfikir pada penelitian
tindakan kelas, sebagai berikut :
Siswa
Pembelajaran
Bahasa
Menggunakan
Kartu Huruf
Hasil Belajar
Siswa
K
E
U
N
G
G
U
L
A
N
Lebih Efisien
Lebih Efektif
Lebih Mudah
Dimengerti
Tes Tertulis Setiap
Tahap Siklus
Bagan 2.1: Kerangka berpikir tindakan kelas
Maksudnya adalah siswa sebagai objek yang akan diberi pelajaran bahasa
Indonesia dengan materi membaca permulaan, guru menggunakan kartu huruf
sebagai media untuk menjelaskan kepada siswa cara membaca yang efektif
hingga memiliki hasil yang sangat memuaskan karena dengan menggunakan kartu
huruf tersebut terdapat keunggulan yaitu lebih efisien, lebih efektif dan mudah
dimengerti. Guru melaksanakan tes pada setiap akhir siklus yang diadakan.
18
G. Hipotesis Tindakan
Dengan menggunakan media kartu huruf maka keterampilan membaca siswa
kelas I MI. Al Huda Sakti Ciputat Tangerang Selatan dapat meningkat.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kelas I MI Al Huda Sakti Ciputat
yang beralamat di Jl. Otista No 1 RT.003/11 Sasak Tinggi Kelurahan
Ciputat kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan, yaitu bulan April
sampai dengan bulan Mei 2014. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan
dalam rangka penelitian ini meliputi : (1) persiapan penelitian, (2)
pelaksanaan penelitian, (3) penyelesaian penelitian dan penyusunan
laporan. Untuk lebih jelasnya disampaikan jadwal kegiatan penelitian
sebagai berikut:
Tabel 3.1: Jadwal Kegiatan Penelitian
N
o
Bulan
Kegiatan
Minggu Ke
1
Survey
2
Penyempurnaan
seminar prosposal
3
Perijinan
4
Pelaksanaan
penelitian siklus I
5
Pelaksanaan
penelitian siklus II
6
Penyelesaian dan
penyusunan
laporan
Mei 2014
1
2
3
April 2014
4
1
2
3
Juni 2014
4
1
2
3
Juli 2014
4
1
2
3
4
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas atau classroom
action research, yaitu penelitian yang dilakukan di kelas dengan tujuan
19
20
memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Metode penelitian
kelas ini dilakukan pada pembelajaran membaca dengan menggunakan media
kartu huruf guna meningkatkan belajar membaca siswa dengan pokok bahasan
membaca pada pelajaran Bahasa Indonesia
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menggunakan beberapa siklus,
dimana tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahapan, diantaranya:
a. Perencanaan (Planning).
b. Tindakan (Acting)
c. Pengamatan (Observation)
d. Refleksi (Reflecting)
Berdasarkan analisis tersebut maka dapat ditentukan apakah siklus
selanjutnya perlu dilanjutkan atau tidak. Sedangkan penelitian akan diakhiri atau
dihentikan dengan kriteria sebagai berikut :
1). Hasil pengamatan telah menunjukkan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran
sesuai rencana dan siswa memperlihatkan motivasi yang tinggi dalam belajar
membaca.
3). Tes yang diberikan pada setiap akhir siklus 60% dari jumlah
siswa
mendapatkan skor ≥ nilai rata-rata tes keseluruhan siswa.
Adapun desain penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan
digambarkan sebagai berikut :
21
SIKLUS I
SIKLUS II
Permasalahan
Kurangnya
minat membaca
\
siswa
Permasalaha
n baru hasil
Refleksi I
Perencanaan
tindakan 1
Perencanaan
tindakan II
Pelaksanaan
tindakan 1
Pengamatan/
pengumpulan data
Pelaksanaan
tindakan II
Pengamatan/
pengumpulan data
Refleksi 1
Refleksi II
Gambar 3.1: Diagram Desain Penelitian
Catatan:
Apabila permasalahan belum terselesaikan dilanjutkan ke siklus selanjutnya
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang dimaksud mengarah pada objek yang menjadikan
sasaran penelitian ini, subjek penelitian ini adalah siswa kelas I MI. Al Huda Sakti
Ciputat tahun pelajaran 2013/2014. Dengan jumlah 22 siswa dan guru yang
mengajar kelas I yaitu ibu Supriyatinah, Penelitian ini bersifat kolaboratif, maka
selain peneliti juga melibatkan guru kelas sebagai kolaborator.
22
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai perancang dan pelaksana
kegiatan. Peneliti membuat perencanaan kegiatan, melaksanakan kegiatan,
melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis data serta melaporkan
hasil penelitian. Dalam penelitian ini peneliti dibantu seorang guru, guru ini
adalah guru Kelas I yang bertindak sebagai observer (pengamat).
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Tahap penelitian ini dimulai dengan tahap prapenelitian yang akan
dilanjutkan dengan siklus 1, setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus 1
penelitian akan dilanjutkan dengan siklus 2 dan seterusnya.
Adapun tahapan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan
digambarkan sebagai berikut :
Tabel 3.2
Tahapan Penelitian Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Pendahuluan
1
Observasi ke MI. Al Huda Sakti Ciputat
2
Membuat instrumen penelitian
3
Mempersiapkan media Kartu huruf
4
Wawancara terhadap guru Kelas I
5
Menentukan kelas subjek penelitian
6
Memberi angket motivasi belajar membaca pada kelas subjek penelitian
untuk mengetahui skor motivasi belajar awal
7
Observasi proses pembelajaran di kelas penelitian
8
Mensosialisasikan kemampuan membaca dengan menggunakan media
kartu huruf pada siswa yang menjadi subjek penelitian
23
Tabel 3.3
Tahap Penelitian Siklus I
Tahap Perencanaan
1. Menyiapkan kelas tempat penelitian (kelas I MI All Huda)
2. Membuat rencana pengajaran
3. Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator
4. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan
5. Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru, wawancara, catatan
lapangan serta keperluan observasi lainnya
6. Menyiapkan soal latihan dan PR pada setiap pertemuan
7. Menyiapkan soal akhir siklus
8. Menyiapkan alat dokumentasi
Tahap Pelaksanaan
SIKLUS I
1. Menyampaikan langkah-langkah menggunakan media Kartu huruf pada
siswa
2. Guru mempelajari materi statistika yang meliputi: pengertianpengertian dasar statistika, penyajian data dalam bentuk tabel dan
diagram
3. Guru membimbing siswa mempelajari materi melalui media Kartu
huruf
4. Mengerjakan soal-soal latihan yang ada dalam media Kartu huruf
5. Memberikan soal latihan dan PR
6. Penilaian hasil tes siklus 1
7. Mewawancarai guru dan siswa
8. Dokumentasi
24
Tahap Observasi
Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri
dari observasi terhadap siswa dan guru, mencatat semua hal yang
terjadi selama proses pembelajaran.
Refleksi
Menentukan keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus 1
yang akan dijadikan dasar pelaksanaan siklus berikutnya.
Tabel 3.4
Tahap Penelitian Siklus II
Tahap Perencanaan
1. Menyiapkan media dan alat-alat (seperti kertas karton, Alat tulis dan
keperluan lainnya dalam penelitian)
2. Menyiapkan kelas tempat penelitian (Kelas I)
3. Membuat rencana pengajaran
4. Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator
SIKLUS II
5. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan
6. Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru, wawancara, catatan
lapangan serta keperluan observasi lainnya
7. Menyiapkan soal latihan dan PR pada setiap pertemuan
8. Menyiapkan soal akhir siklus
9. Menyiapkan alat dokumentasi
25
Tahap Pelaksanaan
1. Memberikan
pengarahan
bagi
siswa
yang
masih
kesulitan
menggunakan media Kartu huruf
2. Guru mempelajari materi statistika yang meliputi: mean, median,
modus dan kuartil untuk data tunggal dan kelompok
3. Guru membimbing siswa mempelajari materi melalui media Kartu
huruf
4. Mengerjakan soal-soal latihan yang ada dalam media Kartu huruf
5. Memberikan soal latihan dan PR
6. Penilaian hasil tes siklus 2
7. Mewawancarai guru dan siswa
8. Dokumentasi
Tahap Observasi
Menganalisis data yang telah terkumpul pada setiap pertemuan.
Refleksi
Menentukan keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus 2.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil penelitian yang diharapkan adalah sesuai de