Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring Melalui Media Kartu Katapada Siswa Kelas I Mi Al-Hikmah Pasar Minggu Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2015-2016

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

RACHMAWATI

NIM: 1812018300029

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN )

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016


(2)

MELALUI MEDIA KARTU KATA PADA SISWA KELAS I

MI AL-HIKMAH PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2015-2016

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

RACHMAWATI

NIM. 1812018300029

Di bawah bimbingan

Dr. Nuryani, MA

NIP. 19820628 200912 2 003

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN )

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016


(3)

Kartu Kata Pada Siswa Kelas I MI Al-Hikmah Pasar Minggu Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2015-2016 disusun oleh Rachmawati, Nim 1812018300029, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diajukan pada sidang munaqosah sesuai dengan keputusan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 11 April 2016

Yang mengesahkan, Pembimbing

Dr. Nuryani, MA NIP. 19820628 200912 2 003


(4)

Selatan Tahun Pelajaran 2015-2016, disusun oleh RACHMAWATI Nomor Induk Mahasiswa 1812018300029, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan LULUS pada Ujian Munaqosah pada tanggal 22 April 2016 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pd.I) pada bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

Jakarta, 01 Mei 2016

Panitia Ujian Munaqosah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan PGMI) Tanggal Tanda Tangan

Dr. Khalimi, M.Ag. ... ... NIP. 196505151994031006

Sekretaris (Sekretaris Jurusan PGMI) Tanggal Tanda Tangan

Asep Ediana Latip, M.Pd. ... ... NIP. 198106232009121003

Penguji I Tanggal Tanda Tangan

Nafia Wafiqni,M.Pd. ... ... NIP. 198110032009122004

Penguji II Tanggal Tanda Tangan

Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd. ... ... NIP. 1964021219970302001

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA.


(5)

Nama : Rachmawati

Nim : 1812018300029

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Alamat : Jl. Bacang No.14 Rt 008/01 Jatipadang Pasar Minggu Jakarta Selatan 12540

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring Melalui Media Kartu Kata Pada Siswa Kelas I MI Al-Hikmah Pasar Minggu Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2015-2016 adalah benar hasil karya sendiri dibawah bimbingan dosen:

Nama Pembimbing : Dr. Nuryani, MA

NIP : 19820628 200912 2 003

Jurusan/Program Studi : PGMI

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima konsekwensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, 11 April 2016 Yang Menyatakan


(6)

i

Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2015-2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penelitian keterampilan membaca nyaring pada siswa kelas I MI Al-Hikmah Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun pelajaran 2015-2016. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan tindakan penelitian yang dilakukan sebanyak dua siklus yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi (pengamatan), dan refleksi.

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas I MI Al-Hikmah Pasar Minggu. Teknik pengumpulan data diperoleh dari hasil tes membaca serta lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa keterampilan membaca mengalami peningkatan . Hal tersebut dapat dilihat dari ketercapaian nilai rata-rata kelas pada siklus I diperoleh siswa 70,7 menjadi 80,2 pada siklus II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media kartu kata merupakan salah satu media yang dapat meningkatkan keterampilan membaca nyaring siswa kelas I MI Al-Hikmah Pasar Minggu Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2015-2016 meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari ketercapaian nilai KKM Siswa dan persentase yang mengalami peningkatan, dari siklus I sebesar 63% dan pada siklus II sebesar 92,6%. Jadi, peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan media kartu kata adalah sebesar 29,6%.


(7)

ii Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2015-2016.

This study aimed to the describe the research skill of reading aloud class I MI Al-Hikmah Pasar Minggu Jakarta Selatan 2015-2016 shool year. This research was conducted by using Action Research (PTK), with action research conducted by two cycles of planing, action, observation and reflection.

Subjects were students of class I MI Al-Hikmah Pasar Minggu. Data collection techniques derived from the results of reading tests and observation sheet teaching and learning activites. From the analysis we found that reading skills have increased. It can be seen from the achievement of the average volue of the class in the first cycle of students earned 70,7 becomes 80,2 in the second cycle.

The results showed that the media card is one word that can improve the media skills of reading aloud the first grade student of MI Al-Hikmah Pasar Minggu Jakarta Selatan in academic year 2015-2016. It can be seen from the KKM student achievment and presentations to increase from the first cycle of 63% and the second cycle of 92,6%. Thus, improving student learning out comes in learning out comes in learning by using a media card is said by 29,6%.


(8)

iii

sepenuh hati, dan semua tunduk takluk adalah milik Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kesabaran kepada penulis untuk menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring Melalui

Media Kartu Kata Pada Kelas I MI Al-Hikmah Pasar Minggu Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2015-2016” ini.

Seluruh shalawat dan salam sejahtera abadi, salam cinta, salam sayang, dan salam berjuta salam kebaikan, semoga senantiasa Allah SWT limpahkan kepada Nabi Besar Muhamad Saw, keluarga, sanak famili, sahabat, dan seluruh pengikut beliau yang setia sampai akhir jaman.

Penulis menyadari sepenuhnya akan banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, karena itu penulis mengharapkan masukan, kritik, dan saran dari seluruh pihak demi perbaikan ke depan. Sebelumnya, dalam penulisan skripsi ini sendiri, penulis banyak menerima bantuan dan kemudahan dari berbagai pihak, karenanya penulis menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih mendalam kepada pihak-pihak dimaksud, diantaranya :

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Khalimi, M.Ag, Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

3. Asep Ediana Latip, M.Pd, Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

4. Dindin Ridwanuddin, M.Pd, Ketua Pengelola Dual Mode System (DMS) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Dr. Nuryani, MA, sebagai dosen pembimbing, atas kesabaran dan ketelitian beliau sehingga penulis dapat merampungkan skripsi ini.


(9)

iv

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Kepala Madrasah dan guru-guru MI Al-Hikmah, atas dukungan dan pengertiannya yang telah memberikan kesempatan pada penulis dalam mengikuti perkuliahan hingga penelitian.

9. Kedua orang tuaku, Bapak Muhammad Sidik (Alm) dan Ibu Siti Chodidjah, yang telah mengasuh, mendidik, serta memberikan cinta kasihnya.

10. Suamiku, Syarif Hidayat dan kedua anakku tercinta Ahmad Giffari Royhan dan Sahla Nur Islami, yang telah memberikan motivasi, semangat selama penulis kuliah.

11. Adik-adikku tercinta, yang telah menjaga anak-anakku ketika penulis kuliah. 12. Rekan-rekan seperjuangan, yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu,

atas seluruh dukungannya sehingga membuat penulis dapat menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya.

Akhirnya, kepada Allah SWT Jualah penulis mengembalikan kebajikan, bantuan, dan kemudahan semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini dengan untaian doa. Jazakumullah Khoiron Katsiron.

Semoga Allah SWT membenarkan ketika berkelok, menerangi ketika gelap, dan memberikan taufik hidayah-Nya selalu kepada kita semua. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya, dan bagi siapa saja yang ingin mengambil manfaat kebaikan daripadanya pada umumnya. Amin Yaa Rabbal

„Alamin.

Jakarta, 11 April 2016


(10)

v

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belalakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 3

D. Perumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Kegunaan Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kajian Teori ... 5

1. Membaca ... 5

a. Pengertian Membaca ... 5

b. Tujuan Membaca ... 7

c. Fungsi Membaca ... 8

d. Manfaat Membaca ... 9

e. Aspek – Aspek Membaca ... 10

f. Strategi Meningkatkan Kemampuan Membaca ... 11


(11)

vi

c. Manfaat Membaca Nyaring ... 16

3. Media a. Pengertian Media ... 17

b. Manfaat Media Pembelajaran ... 19

c. Fungsi Media ... 19

d. Media Kartu Kata ... 19

B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan ... 21

C. Kerangka Berpikir ... 22

D. Hipotesis Penelitian ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ... 23

C. Subjek Penelitian ... 26

D. Peranan dan Posisi Penelitian ... 26

E. Tahapan Intervensi Tindakan ... 27

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ... 28

G. Data dan Sumber Data ... 29

H. Intrumen Pengumpulan Data ... 29

I. Teknik Pengumpulan Data ... 30

J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan ... 32

K. Analisis Data dan Interprestasi Data ... 32

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ... 33

BAB IV DESKRIPSI, ANALISI, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 34

B. Analisis Data ... 41

1. Siklus I ... 42

2. Siklus II ... 49


(12)

vii

DAFTAR PUSTAKA LEMBAR UJI REFERENSI

LAMPIRAN – LAMPIRAN

RIWAYAT PENULIS


(13)

viii

Tabel 4.2 Data Siswa Mengulang dalam Tujuh Tahun Terakhir ... 37

Tabel 4.3 Data Siswa dalam Tujuh Tahun Terakhir ... 38

Tabel 4.4 Data Sarana Prasarana ... 39

Tabel 4.5 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 40

Tabel 4.6 Nilai Tes Membaca Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siklus I ... 45

Tabel 4.7 Data Hasil Nilai pada Siklus I ... 46

Tabel 4.8 Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa Siklus I ... 47

Tabel 4.9 Hasil Observasi terhadap Aktivitas Guru Siklus I ... 47

Tabel 4.10 Catatan Lapangan Siklus I ... 49

Tabel 4.11 Nilai Tes Membaca Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siklus II ... 52

Tabel 4.12 Data Hasil Nilai pada Siklus II ... 53

Tabel 4.13 Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa Siklus II ... 54

Tabel 4.14 Siswa Hasil Observasi terhadap Aktivitas Guru Siklus II ... 55


(14)

1

A. Latar Belakang

Dalam proses belajar mengajar tingkat awal, pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki peranan terpenting sebelum pembelajaran yang lain. Pelajaran ini adalah dasar semua pelajaran, meliputi keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Dengan keterampilan bahasa Indonesia, baik berbicara, membaca, dan menulis, maka pelajaran yang lain dapat disimak, dipelajari, dan dimengerti oleh siswa. Sebab pelajaran yang lain tetap saja menggunakan bahasa Indonesia dalam kajiannya sebagai bahasa pengantar.

Konsentrasi penulisan penelitian ini berkenaan dengan keterampilan membaca. Tujuan membaca, sebagaimana disampaikan Henry Guntur Tarigan, “tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita

dalam membaca.”1

Ada dua metode yang dapat dilakukan dalam proses belajar membaca, sebagaimana disampaikan Henry Guntur Tarigan, “ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara pembaca waktu dia membaca, proses membaca dapat dibagi atas : 1. Membaca nyaring, membaca bersuara, dan membaca lisan (reading out loud, oral reading, reading aloud), dan 2. membaca dalam hati (silent reading).” Keduanya memiliki maksud dan tujuannya sendiri.2

Untuk kelas I sekolah dasar, pembelajaran membaca merupakan tahapan awal pembelajaran bahasa Indonesia. Dengan membaca nyaring,

1

Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), Cet. Ke-2, h. 9

2


(15)

peserta didik lebih mudah mengenali huruf dan membacanya sebagai suku kata, kemudian menjadi kata, dan seterusnya menjadi kalimat.

Di MI Al-Hikmah Pasar Minggu, kemampuan membaca nyaring siswa kelas I sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu nilai minimal sebesar 75. Namun masih ada beberapa siswa yang nilai KKM mereka kurang maksimal atau di bawah nilai KKM itu. Hal ini disinyalir karena tingkat kebosanan metode pembelajaran membaca nyaring yang kurang varian. Dalam hal ini penulis mengharapkan, dengan penambahan varian metode pembelajaran membaca nyaring melalui kartu kata, hal itu dapat ditanggulangi, sehingga seluruh siswa di kelas I dapat memenuhi nilai KKM.

Berikut data hasil pembelajaran membaca nyaring siswa MI Al-Hikmah tahun 2014-2015, semester pertama, dalam bentuk data: (1) Jumlah siswa 24 (100%), (2) Memenuhi KKM 16 siswa (66,6%), (3) Tidak memenuhi KKM 8 siswa (33,4%).

Setelah dicermati, kurangnya varian pengajaran dalam proses membaca nyaring ini juga memiliki pengaruh dalam pemenuhan nilai KKM siswa, sehingga masih ada 8 siswa (33,4%) yang masih rendah nilainya. Beberapa siswa merasa tidak tertarik dengan pembelajaran membaca nyaring yang hanya menggunakan metode ceramah saja. Sehingga melalui penambahan media ini diharapkan pemahaman mereka dapat ditingkatkan.

Upaya meningkatkan kebutuhan membaca nyaring merupakan kebutuhan mendesak. Langkah yang peneliti tempuh adalah dengan menyediakan alat peraga konkrit, yaitu media kartu kata. Media kartu kata sebagai salah satu media pengajaran merupakan media yang berbentuk satu helai berisi satu kata. Media ini dapat memberikan ingatan lebih jauh, meningkatkan belajar siswa, mempertinggi daya serap, dan memusatkan perhatiannya dalam belajar. Melalui media ini diharapkan taraf kesukaran dan kompleksitas pelajaran Bahasa Indonesia dapat diminimalisir.


(16)

Penggunaan kartu kata ini sangat menarik perhatian siswa dan sangat mudah digunakan dalam pengajaran membaca nyaring. Selain itu kartu kata juga melatih kreatif siswa dalam menyusun kata-kata sesuai dengan keinginannya. Dengan demikian media ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar membaca siswa sehingga prestasi dan hasil belajar siswa dapat meningkat pula.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah dikemukakan, identifikasi masalah yang didapat adalah sebagai berikut:

1. Keterampilan membaca nyaring siswa rendah.

2. Metode pembelajaran yang digunakan guru didominasi dengan metode ceramah.

3. Guru tidak menggunakan alat peraga pelajaran yang sesuai dan dapat menunjang pencapaian tujuan pembelajaran yang disampaikan.

4. Proses pembelajaran berpusat pada guru dan bukan pada siswa

5. Kurangnya upaya guru untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa.

C. Pembatasan Masalah

Untuk mencapai tujuan penelitian yang lebih terarah, peneliti memberikan batasan masalah sebagai berikut:

1. Peningkatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peningkatan keterampilan membaca nyaring pada mata pelajaran Bahasa Indonesia 2. Media pembelajaran yang digunakan dan diteliti adalah media kartu

kata.

3. Kompetensi dasar dalam penelitian ini adalah membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat.


(17)

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana peningkatan keterampilan membaca nyaring melalui media kartu kata pada siswa kelas I di MI Al-Hikmah Pasar Minggu Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2015-2016?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan keterampilan membaca nyaring melalui media kartu kata pada kelas I di MI Al-Hikmah, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Tahun Pelajaran 2015-2016.”

F. Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoretis:

a. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran

b. Dapat memberikan masukan kepada instansi terkait dalam mengambil kebijakan yang dapat menunjang proses pembelajaran.

2. Manfaat Praktis:

a. Bagi Peneliti, menemukan solusi untuk meningkatkan keterampilan membaca nyaring pada siswa kelas I

b. Bagi Siswa, siswa menjadi lebih terampil dalam kemampuan membaca nyaring

c. Bagi Institusi, Kepala sekolah dapat menyosialisasikan kepada guru untuk menambah metode dalam proses pengajaran sesuai dengan kebutuhan dan ketepatan tujuan.


(18)

5 A. Kajian Teori

1. Membaca

a. Pengertian Membaca

Iqra’ itulah kata pertama yang diterima sebagai wahyu dari Allah kepada Rasululloh untuk mengenalkan alam ini kepada manusia. Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang selalu digandengkan dengan menyimak. Seseorang yang memiliki

kemampuan membaca dan menyimak yang baik maka

memudahkannya untuk dapat menyampaikan pesan atau ide kepada orang lain, baik dalam bentuk lisan (keterampilan bicara) maupun tulisan (keterampilan menulis). 1

Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekadar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berfikir, psikolinguistik, dan metakognitif.2

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlibat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.3

1

Hindun, Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar, (Depok: Nufa Citra Mandiri 2014), Cet. Ke-2, h.199

2

Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), Cet. Ke-4, h.2

3

Henry Guntur Tarigan, Membaca sebagai suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), Cet. Ke-2, h. 7


(19)

Membaca sebagai suatu proses (dengan tujuan tertentu) pengenalan, penafsiran, dan menilai gagasan yang berkenaan dengan bobot mental atau kesadaran total sang pembaca. Ini merupakan suatu proses yang rumit yang bergantung pada perkembangan bahasa pribadi, latar belakang pengalaman, kemampuan kognitif, dan sikap terhadap bacaan.4

Membaca bukanlah sekedar menyuarakan lambang-lambang tertulis tanpa mempersoalkan apakah rangkaian kata/kalimat yang dilafalkan tersebut dipahami atau tidak, melainkan lebih daripada itu. Kegiatan demikian memang dapat disebut membaca. Hanya perlu diingat bahwa membaca seperti itu tergolong jenis membaca permulaan sebagaimana dilakukan oleh murid sekolah dasar pada kelas permulaan.5

Masa permulaan sekolah anak-anak diberikan pengenalan huruf-huruf sebagai lambang bunyi-bunyi bahasa. Pengenalan huruf tersebut dinamakan proses pengubahan, setelah tahap pengubahan tersebut dikuasai siswa secara mantap, barulah penekanan diberikan pada pemahaman isi bacaan.6

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media bahasa tulis. Hal senada juga dikemukakan oleh Ahmad S. Harjasujan yang menyatakan bahwa membaca merupakan kegiatan merespon lambang-lambang tertulis dengan menggunakan pengertian yang tepat. Hal ini berarti bahwa membaca memberikan respons terhadap segala ungkapan penulis sehingga mampu memahami materi bacaan dengan baik.

Membaca adalah memahami isi ide/gagasan baik tersurat, tersirat bahkan tersorot dalam bacaan. Dengan demikian, pemahamanlah yang menjadi produk membaca yang bisa diukur,

4

Henry Guntur Tarigan,Metodologi Pengajar Bahasa , (Bandung: Angkasa, 2009), Cet. Ke-2, h. 42

5

Kundharu Saddhono-St.Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia,

(Bandung: CV Karya Putra Darwati, 2012), Cet.Ke-1, h. 64 6

Alek dan Achmad H.P, Buku Ajar Bahasa Indonesia ,(Jakarta: FITK Press ,2009),Cet. Ke-1, h. 45


(20)

bukan perilaku fisik duduk berjam-jam di ruang belajar sambil memegang buku. Hakikat atau esensi membaca adalah pemahaman.7

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas jelaslah bahwa sebenarnya, pada peringkat lebih tertinggi, membaca itu bukan sekedar memahami lambang-lambang tertulis, melainkan berarti proses memahami, menerima, menolak, membandingkan, dan menyakini pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh si pengarang. Membaca banyak dipengaruhi oleh tingkat kemampuan dan pengalaman yang dimiliki oleh pembaca.

b. Tujuan Membaca

Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Dalam kegiatan membaca di kelas, guru seharusnya menyusun tujuan membaca dengan menyediakan tujuan khusus yang sesuai atau dengan membantu mereka menyusun tujuan membaca siswa itu sendiri.

Tujuan membaca mencakup: 1) Kesenangan;

2) Menyempurnakan membaca nyaring; 3) Menggunakan strategi tertentu;

4) Memperbaharui pengetahuan tentang suatu topik;

5) Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya;

6) Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis; 7) Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi;

7

Kundharu Saddhono-St.Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia,


(21)

8) Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplisikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks;

9) Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.8

c. Fungsi Membaca

Kegiatan membaca yang sangat bermanfaat itu bahkan ada yang menyatakan sebagai jantungnya pendidikan, memiliki banyak fungsi, antara lain:

1) Fungsi intelektual; Dengan banyak membaca kita dapat meningkatkan kadar intelektualitas, membina daya nalar kita. Contohnya membaca laporan penelitian, jurnal, atau karya ilmiah lain.

2) Fungsi pemacu kreativitas; Hasil membaca kita dapat mendorong, menggerakkan, diri kita untuk berkarya, didukung oleh keleluasan wawasan dan pemilikan kosakata.

3) Fungsi praktis; Kegiatan membaca dilaksanakan untuk memperoleh pengetahuan praktis dalam kehidupan, misalnya; teknik memelihara ikan lele, teknik memotret, resep membuat minuman dan makanan, cara membuat alat rumah tangga, dan lain-lain. 4) Fungsi rekreatif; Membaca digunakan sebagai upaya menghibur

hati, mengadakan tamasya yang mengasyikkan. Contohnya bacaan-bacaan ringan, novel-novel pop, cerita humor, fable, karya sastra, dan lain-lain.

5) Fungsi informatif; Dengan banyak membaca informatif seperti surat kabar, majalah, dan lain-lain dapat memperoleh berbagai informasi yang sangat kita perlukan dalam kehidupan.

8

Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), Cet. Ke-4, h. 11


(22)

6) Fungsi religius; Membaca dapat digunakan untuk membina dan meningkatkan keimanan, memperluas budi, dan meningkatkan diri kepada Tuhan.

7) Fungsi sosial; Kegiatan membaca memiliki fungsi sosial yang tinggi manakala dilaksanakan secara lisan atau nyaring. Dengan demikian kegiatan membaca tersebut langsung dapat dimanfaatkan oleh orang lain mengarahkan sikap berucap, berbuat, dan berpikir. Contohnya pembacaan berita, karya sastra, pengumuman dan lain-lain.

8) Fungsi pembunuh sepi; kegiatan membaca dapat juga dilakukan untuk sekadar merintang-rintang waktu, mengisi waktu luang. Contohnya membaca majalah, surat kabar, dan lain-lain.9

d. Manfaat membaca

Selain fungsi di atas, kegiatan mendatangkan berbagai manfaat, antara lain:

1) Memperoleh banyak pengalaman hidup.

2) Memperoleh pengetahuan umum dan berbagai informasi tertentu yang sangat berguna bagi kehidupan.

3) Mengetahui berbagai peristiwa besar dalam peradaban dan kebudayaan suatu bangsa.

4) Dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir di dunia.

5) Dapat mengayakan batin, memperluas cakrawala pandang dan pikir, meningkatkan tarap hidup dan budaya keluarga, masyarakat, nusa, dan bangsa.

6) Dapat memecahkan berbagai masalah kehidupan, dapat mengantarkan seseorang menjadi cerdik pandai.

9

Kundharu Saddhono-St.Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia,


(23)

7) Dapat memperkaya perbendaharaan kata, ungkapan, istilah, dan lain-lain yang sangat menunjang keterampilan menyimak, berbicara, dan menulis.

8) Mempertinggi potensialitas setiap pribadi dan mempermantap eksestensi dan lain-lain.10

e. Aspek-aspek Membaca

Membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya. Sebagai garis besarnya, terdapat dua aspek penting dalam membaca, yaitu:

1) Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order). Aspek ini mencakup:

a) Pengenalan bentuk huruf;

b) Pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grafem, kata, frase, pola klausa, kalimat dan lain-lain);

c) Pengenalan hubungan/korespodensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau “to bark at

print”);

d) Kecepatan membaca ketaraf lambat.

2) Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order).

Aspek ini mencakup:

a) Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal);

b) Memahami signifikansi atau makna (a.l. maksud dan tujuan pengarang, relevansi/keadaan kebudayaan, dan reaksi pembaca);

10Ibid,


(24)

c) Evaluasi atau penilaian (isi, bentuk);

d) Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.11

f. Strategi Meningkatkan Kemampuan Membaca

Tiga hal pokok yang perlu diperhatikan guru dalam pengajaran membaca yaitu:

1) Pengembangan aspek sosial anak, yakni: kemampuan bekerja sama, percaya diri, kestabilan emosi, dan rasa tanggung jawab. 2) Perkembangan fisik, yaitu pengaturan gerak motorik.

3) Perkembangan kognitif, yakni: membedakan bunyi, huruf, menghubungkan kata dan makna.12

2. Membaca Nyaring

a. Pengertian Membaca Nyaring

Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara pembaca waktu dia membaca, proses membaca dapat dibagi atas:

1) Membaca nyaring, membaca bersuara, dan membaca lisan (reading out loud, oral reading, reading aloud)

2) Membaca dalam hati (silent reading)

Pada membaca dalam hati, kita hanya mempergunakan ingatan visual (visual memory). Dalam hal ini, yang aktif adalah mata (pandangan; penglihatan) dan ingatan. Sedangkan pada membaca nyaring, selain penglihatan dan ingatan, juga turut aktif auditory memory (ingatan pendengaran) dan motor memory (ingatan yang bersangkut paut dengan otot-otot kita). Membaca nyaring sering kali disebut membaca bersuara atau membaca teknik. Disebut demikian

11

Henry Guntur Tarigan, Membaca sebagai suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), Cet. Ke-2, h. 12

12

Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, (Bandung: UPI Press, 2007), Cet. Ke-1, h. 102


(25)

karena pembaca mengeluarkan suara secara nyaring pada saat membaca.13

Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan seorang pengarang. Orang yang membaca nyaring pertama-tama haruslah mengerti makna serta perasaan yang terkandung dalam bahan bacaan. Dia juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan penafsiran atas lambang-lambang tertulis sehingga penyusunan kata-kata serta penekanan sesuai dengan ujaran pembicaraan yang hidup.

Membaca nyaring yang baik menuntut agar pembaca memiliki kecepatan mata yang tinggi serta pandangan mata yang jauh, karena dia haruslah melihat pada bahan bacaan untuk memelihara kontak mata dengan para pendengar. Dia juga harus dapat mengelompokkan kata-kata dengan baik dan tepat agar jelas maknanya bagi para pendengar. Pendek kata, dia harus mempergunakan segala keterampilan yang telah dipelajarinya pada membaca dalam hati sebagai tambahan bagi keterampilan lisan untuk mengomunikasikan pikiran dan perasaan pada orang lain.14

Kegiatan lisan ini memang sangat bermanfaat bagi anak-anak kalau maksud serta tujuan membaca nyaring itu diarahkan benar-benar serta berguna bagi mereka. Dalam kegiatan ini, menyimak tidak dapat dikesampingkan, dan maksud serta tujuan penyimakan adalah untuk memahami yang dibacakan orang. Memang harus diakui bahwa hanya sedikit tujuan yang tercapai pada membaca nyaring apabila semua anak memiliki satu buku dasar saja. Mata pelajaran seni bahasa dan

13

Henry Guntur Tarigan, Membaca sebagai suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), Cet. Ke-2, h. 23

14

Sri Satata, Devi Suswandari, dan Dadi Waras Suhardjono, Bahasa Indonesia, (Jakarta: Mitra Wacana Media , 2012), h. 46


(26)

keterampilan bahasa haruslah merupakan salah satu dari pengalaman-pengalaman yang beraneka ragam dengan sejumlah cerita, puisi, serta kegiatan yang menarik hati.

Membaca nyaring adalah sebuah pendekatan yang dapat memuaskan serta memenuhi berbagai ragam tujuan serta mengembangkan sejumlah keterampilan serta minat. Oleh karena itu, dalam mengajarkan keterampilan-keterampilan membaca nyaring, guru harus memahami proses komunikasi dua arah. Lingkaran komunikasi belumlah lengkap kalau pendengar belum memberi tanggapan tanggapan secukupnya terhadap pikiran atau perasaan yang diekspresikan oleh pembaca. Memang tanggapan tersebut mungkin hanya dalam hati, tetapi bersifat afresiatif, mempunyai nilai apresiasi yang tinggi.15

Demikianlah, nyata kepada kita bahwa membaca nyaring merupakan suatu keterampilan yang serba rumit, kompleks, dan banyak seluk beluknya. Pertama-tama, pengertian terhadap aksara di atas halaman kertas dan sebagainya, kemudian memproduksikan suara yang tepat dan bermakna. Jangan kita lupakan bahwa membaca nyaring itu pada hakikatnya merupakan suatu masalah lisan atau oral matter. Oleh karena itu, khusus dalam pengajaran bahasa asing, aktivitas membaca nyaring lebih dekat atau lebih ditujukan pada ucapan (pronounciation) daripada ke pemahaman (comprehension). Mengingat hal tersebut, bahan bacaan haruslah dipilih yang mengandung isi dan bahasa yang relatif mudah dipahami.

Agaknya, sukar dibantah bahwa membaca adalah sumber utama bagi ilmu pengetahuan. Walaupun harus diakui bahwa membaca itu sangat bermanfaat, tetapi sangat disayangkan bahwa masih terdapat juga apa yang disebut “poor readers” (pembaca yang bermutu rendah) pada profesi-profesi intelektual yang sangat tinggi sekalipun. Kalau orang-orang terpelajar pada umumnya sanggup memahami isi bacaan dengan membaca dalam hati (sekalipun acapkali terlihat tidak begitu senang kalau disuruh membaca nyaring), orang yang tidak terpelajar menemui

15


(27)

kesulitan atau merasa sulit membaca nyaring ataupun membaca dalam hati.16

Di awal, telah diutarakan mengenai pengertian serta manfaat membaca nyaring. Kalau kita perhatikan dalam kehidupan sehari-hari, kita harus sadar serta mengakui bahwa sebenarnya kegunaan keterampilan membaca nyaring memang sangat terbatas. Sesungguhnya, sedikit orang yang terlibat atau dituntut untuk membaca nyaring sebagai kegiatan rutin setiap hari, seperti penyiar radio, pembicara televisi, pendeta, pastor, ulama, atau aktor. Demikianlah, dari segi mayoritas, kegunaan atau kepentingannya memang terbatas benar-benar.

Di bawah ini, dikemukakan sejumlah keterampilan yang dituntut dalam membaca nyaring pada setiap kelas sekolah dasar, kita khususkan di sini sekolah dasar dengan keyakinan bahwa apabila keterampilan-keterampilan tersebut telah dilatih sejak awal maka apabila para pelajar meningkat atau melanjutkan pelajaran kesekolah lanjutan, mereka telah mempunyai modal yang sangat penting. Keterampilan-keterampilan pokok telah ditanam di sekolah lanjutan (pertama dan atas).17

b. Keterampilan-keterampilan yang dituntut dalam membaca nyaring

Daftar keterampilan berikut ini sangat menolong para guru dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam membaca nyaring.

Kelas I

1) Mempergunakan ucapan yang tepat;

2) Mempergunakan frase yang tepat (bukan kata demi kata);

16

Ibid, h. 25 17Ibid,


(28)

3) Mempergunakan intonasi suara yang wajar agar makna mudah dipahami;

4) Memiliki perawakan dan sikap yang baik serta merawat buku dengan baik;

5) Menguasai tanda-tanda baca sederhana, seperti: Titik ( . )

Koma ( , )

Tanda tanya ( ? ) Tanda seru ( ! )18

Sehubungan dengan pendapat Ellis, dkk tersebut, Harris dan Sipay mengemukakan bahwa membaca bersuara mengkontribusikan seluruh perkembangan anak dalam banyak cara, diantaranya sebagai berikut:

1) Membaca nyaring memberikan guru suatu cara yang cepat dan valid untuk mengevaluasi kemajuan keterampilan membaca yang utama, khususnya pemenggalan kata, frasa, dan untuk menemukan kebutuhan pengajaran yang spesifik.

2) Membaca nyaring memberikan latihan berkomunikasi lisan untuk pembaca dan bagi yang mendengar untuk meningkatkan keterampilan menyimaknya.

3) Membaca nyaring juga bisa melatih siswa untuk mendramatisasikan cerita dan memerankan pelaku yang terdapat dalam cerita.

4) Membaca nyaring menyediakan suatu media dimana guru dengan bimbingan yang bijaksana, bisa bekerja untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri, terutama lagi dengan anak yang pemalu.19

18Ibid,

h. 26 19

Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), Cet. Ke-4, h. 124


(29)

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, bahwa membaca nyaring dengan baik, sang pembaca haruslah menguasai keterampilan-keterampilan persepsi (penglihatan dan daya tangkap) sehingga dia mengenal/memahami kata-kata dengan cepat dan tepat. Yang sama pentingnya dengan hal itu ialah kemampuan mengelompokkan kata-kata ke dalam kesatuan-kesatuan pikiran serta membacanya dengan baik dan lancar.

c. Manfaat Membaca Nyaring

Gruber mengemukakan lebih rinci manfaat dan pentingnya membaca nyaring untuk anak-anak tersebut seperti dijelaskan berikut ini:

1) Memberikan contoh kepada siswa proses membaca secara positif.

2) Mengekspos siswa untuk memperkaya kosakatanya. 3) Memberi siswa informasi baru.

4) Mengenalkan kepada siswa dari aliran sastra yang berbeda-beda.

5) Memberi siswa kesempatan menyimak dan menggunakan daya imajinasinya.20

Demikian besar manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan membaca nyaring. Oleh karenanya sungguh tepatlah pernyataan Gruber dalam Farida Rahim yang mengharapkan setiap siswa dapat membiasakan diri sebagai pembaca yang baik. Dengan kebiasaan itu siswa dapat memperkaya kosa kata, informasi yang baru dan dapat mengenal aliran sastra yang berbeda-beda serta dapat menyimak dan menggunakan daya imajinasinya dapat sampai pada tingkat perkembangannya yang sekarang ini merupakan akibat langsung dari membaca buku-buku.

20


(30)

3. Media

a. Pengertian Media

Kata media barasal dari bahasa Latin medius yang secara

harfiah berarti „tengah’, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa

Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim atau penerima pesan.

Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat –alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.21

Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Karena memang gurulah yang menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada anak didik.22

Media adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi dari sumber atau penerimanya. Media pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian yang dapat dimuat pesan yang akan disampaikan kepada pebelajar baik berupa orang, alat maupun bahan. Interaksi pebelajar dengan media adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu pada apakah pembelajaran dalam kelompok besar, kelompok kecil, perseorangan atau mandiri.23

Media pembelajaran bahasa Indonesia adalah alat yang digunakan oleh siswa maupun guru untuk memperlancar proses

21

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), Cet. Ke-16, h. 3

22

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), Cet. Ke-3, h. 121

23


(31)

belajar mengajar bahasa indonesia yang akan disampaikan kepada peserta didik. Sebab untuk memvisualkan konsep kepada siswa guru harus pandai memilih media yang tepat.24

Disamping sebagai sistem penyampai dan pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak yang utama dalam proses belajar siswa dan isi pelajaran. Disamping itu, mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran yang melakukan para mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan paling canggih, dapat disebut media. Ringkasnya media adalah alat yang menyampaikan dan mengantarkan pesan-pesan pembelajaran.25

Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri di mana guru dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide. Ketika proses belajar tersebut terjadi, tentu saja tidak dapat berjalan selancar apa yang diharapkan oleh guru. Sering kali timbul penyimpangan-penyimpangan ataupun gangguan-gangguan, sehingga kegiatan belajar mengajar tidak bisa berjalan efektif dan efisien.

Sebagai usaha dalam rangka mengatasi masalah tersebut, maka sangatlah dipandang perlu seorang guru menggunakan media dalam proses pembelajaran yang dilakukannya. Karena fungsi dari media pembelajaran tersebut adalah sebagai daya tarik sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lebih menarik, siswa lebih bergairah dan termotivasi dalam menjalani proses pembelajaran, serta materi yang disampaikan pun dapat diserap oleh siswa dengan baik.

24Ibid,

h. 134 25

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), Cet. Ke-16, h. 4


(32)

b. Manfaat Media Pembelajaran

Sudjana dan Rivai mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:

1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa;

2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran;

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran;

4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemontrasikan, memerankan, dan lain-lain.26

c. Fungsi Media dalam Pembelajaran Membaca

1) Memotivasi siswa agar ingin membaca 2) Memberi petunjuk makna detil

3) Memberikan informasi tambahan berkenaan dengan isi teks27

d. Media Kartu Kata

Kartu kata atau flashcard adalah media pembelajaran dalam bentuk kartu bergambar. Gambar-gambarnya dibuat menggunakan tangan atau foto, atau memanfaatkan gambar/foto yang sudah ada yang ditempelkan pada lembaran-lembaran flashcard atau kartu kata.

26Ibid,

h. 24 27


(33)

Flashcard atau kartu kata hanya cocok untuk kelompok kecil siswa tidak lebih dari 30 siswa.28

Media kartu kata dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat memberikan pengalaman konkrit, meningkatkan motivasi belajar siswa dan mempertinggi daya serap serta siswa dapat memusatkan perhatiannya dalam belajar. Melalui penggunaan media kartu kata diharapkan taraf kesukaran dan kompleksitas dari pelajaran Bahasa Indonesia dapat memberi pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar sehingga hasilnya akan lebih baik. Media kartu kata ini menggunakan kertas berwarna untuk menarik perhatian siswa yang di atasnya ditulis kata-kata. Jadi setiap satu helai kertas terdapat satu kata misalnya:

ini ani

Cara menggunakannya:

1) Kartu-kartu yang sudah disusun di pegang setinggi dada dan menghadap ke depan siswa.

2) Cabutlah satu persatu kartu tersebut setelah guru selesai di menerangkan.

3) Berikan kartu-kartu yang telah diterangkan tersebut kepada siswa yang duduk di dekat guru. Mintalah siswa untuk mengamati kartu tersebut satu persatu, lalu teruskan pada siswa yang lain sampai semua siswa kebagian.

4) Jika sajian dengan cara permainan, letakan kartu-kartu tersebut di dalam sebuah kotak secara acak dan disusun, siapkan siswa secara berkelompok, kemudian guru memberikan perintah, misalnya cari

28

Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), h. 94


(34)

kata ini ani, maka siswa akan mengambil kartu yang bertuliskan

“ini ani”, dan menyusunnya pada papan yang telah disediakan.29

B. Temuan Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Nur Badriyah. Judul penelitian yang dilakukan adalah “Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring Melalui Penggunaan Media Pias-pias kata Pada Siswa Kelas I SD Negeri Keden I Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2009-2010”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketertarikan siswa pada kondisi awal 35 % menjadi 60 % pada siklus pertama. Ini meningkat 25 %. Kemudian pada siklus kedua menjadi 75 %, meningkat lagi 15 %. Pada indikator partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran dari siklus 65,65 % menjadi 91, 30 %. Pada siklus kedua meningkat 25,65 %. Dari performance siswa dalam membaca nyaring pada siklus pertama 60 % menjadi 90 %, pada sisklus dua meningkat 30 %. Dan dari hasil quisioner siswa 72,50 % pada siklus satu menjadi 92,50 % pada siklus dua, meningkat 20 %.

2. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Fitri

Amalia. Judul penelitian yang dilakukan adalah “Peningkatan Membaca

Permulaan Melalui Metode Bermain Kartu Kata Pada Siswa Kelas I MI Al-Ihsan Condet Jakarta Timur Tahun Pelajaran 2012-2013”. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan, nilai rata-rata saat pretest sebesar 62,67, siklus I 67, dan siklus II 76,23.Ketuntasan klasikal saat pretest 41,02%, siklus I 79,48%, dan siklus II 94,87%. Keaktifan siswa mengalami kemajuan dengan rata-rata jumlah skor yang diperoleh saat pretest sebesar 16 (berprestasi sedang), siklus I sebesar 27 ( berprestasi tinggi), dan siklus II sebesar 28 ( berprestasi tinggi). Keaktifan guru saat pretest sebesar 20 (berprestasi sedang), siklus I sebesar 27 (berprestasi tinggi), dan siklus II sebesar 28 (berprestasi tinggi).

29


(35)

3. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh

Maisaroh. Judul Penelitian yang dilakukan adalah “Peranan Media Kartu

Kata (Flash Card) dalam Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Siswa di Kelas Rendah Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rohman Kamal Kalideres Jakarta Barat pada Tahun Pelajaran 2011-2012”. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan, nilai rata-rata kelas pada prasiklus 63, 79, siklus I mencapai 72,76, dan nilai rata-rata kelas pada siklus II sebesar 86,14.

C. Kerangka Berpikir

Pada kondisi awal, dalam pelajaran membaca nyaring, guru baru menggunakan metode membaca nyaring dengan ceramah, tanpa media. Dari metode ini terdapat 1/3 jumlah siswa yang nilainya masih berada di bawah KKM. Maka sebagai tindakan, dianggap adanya kebutuhan untuk menambahkan metodologi pembelajaran membaca nyaring dengan menggunakan media kartu kata. Melalui penambahan media ini akan dapat diketahui pada waktunya nanti, setelah penelitian selesai dilakukan, adanya peningkatan atau tidak nilai KKM siswa yang baik, yang diketahui dengan menurunnya prosentase siswa yang nilainya dibawah KKM.

D. Hipotesis Penelitian

Terdapat peningkatan keterampilan membaca nyaring pada siswa kelas I di MI Al-Hikmah Pasar Minggu Jakarta Selatan melalui penggunaan media kartu kata. Hal ini dapat diketahui setelah penelitian selesai dilakukan.


(36)

23 A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah Kelurahan Jati Padang, Kecamatan Pasar Minggu, Kotamadya Jakarta Selatan. Waktu pengambilan data dilakukan selama 8 bulan, yaitu bulan Agustus 2015 sampai dengan bulan April 2016.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif, dengan menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK), atau disebut Classroom Action Research (CAR).

Menurut Abd Rozak dan Maifalinda Patra dalam Bahan Ajar PLPG, Penelitian Tindakan Kelas, berikut ini akan dikemukakan beberapa definisi tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK):

1. Penelitian untuk mengujicobakan ide-ide ke dalam praktik dalam rangka memperbaiki/merubah sesuatu agar memperoleh dampak nyata dari situasi.

2. Bentuk penelitian reflektif diri yang secara kolektif dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan sosial serta pemahaman mengenai praktik dan situasi tempat dilakukannya.

3. Bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi praktik pembelajaran yang dilakukan.1

1

Abd Rozak, Maifalinda Fatra, Penelitian Tindakan Kelas, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2012), Cet. Ke-3, h. 12-13


(37)

Menurut Suharsimi Arikunto, dkk dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkadung didalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk penelitian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan.2

1. Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti

2. Tindakan menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukakan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa

3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama, dari guru yang sama pula.

Dari pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.3

2

Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), Cet. Ke-11., h. 2-3

3Ibid, h. 16


(38)

Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut:

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

?

Bagan I : Siklus Penelitian

Tahap I: Menyusun Rancangan Tindakan (Planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi.4

Tahap II: Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam kedua ini pelaksanaan guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tapi harus juga berlaku wajar, tidak

4


(39)

buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sinkron dengan maksud semula.5 Tahap III: Pengamatan (Observing)

Tahap ketiga, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.6

Tahap IV: Refleksi (Reflecting)

Tahap keempat merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa inggris reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia pemantulan.

Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.7

C. Subyek Penelitian

Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas I (satu) di MI. Al-Hikmah Jatipadang Pasar Minggu Jakarta Selatan yang berjumlah 27 (dua puluh tujuh) siswa, dengan jumlah laki-laki 15 (lima belas) dan perempuan 12 (duabelas) siswa.

D. Peranan dan Posisi Peneliti

Peran dan posisi peneliti dalam penelitian ini adalah bertindak sebagai guru dan sekaligus peneliti. Peneliti membuat perencanaan kegiatan, melaksanakan kegiatan, melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian

5Ibid,

h. 18 6Ibid,

h. 19 7


(40)

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Pada penelitian ini langkah-langkah yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Tahap perencanaan tindakan (planning)

Tindakan pertama yang dilakukan dalam siklus ini adalah guru melakukan observasi awal sebagai dasar perencanaan pembelajaran. Lalu membuat skenario pembelajaran yang akan dilakukan dalam pembelajaran membaca nyaring.

Dalam siklus I ini, guru sekaligus sebagai peneliti juga mempersiapkan media pembelajaran berupa kartu-kartu kata dan suku kata. Hal ini dilakukan untuk memudahkan siswa dalam membaca nyaring, juga bertujuan agar siswa tertarik dan dapat belajar dengan suasana yang lebih menyenangkan dan tidak monoton. Pada tahap ini guru juga menyusun instrument penilaian yang akan digunakan, baik penilaian proses maupun penilaian hasil. Penilaian sangat penting, karena penilaian

berfungsi sebagai “alat untuk mengetahui efektif tidaknya pembelajaran dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sekaligus berfungsi sebagai

bahan dalam memperbaiki tindakan pembelajaran selanjutnya”.

2. Tahap pelaksanaan tindakan (acting)

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini merupakan pelaksanaan skenario pembelajaran yang sudah disusun pada tahap perencanaan. Guru melaksanakan semua langkah-langkah pembelajaran yang sudah tersusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Secara garis besar pada penelitian ini adalah membaca kalimat sederhana setelah diperkenalkan beberapa kata dan suku kata dengan bantuan media kartu kata dan suku kata.

3. Tahap pengamatan (observing)

Pada saat observasi guru dibantu oleh satu orang teman sejawat untuk melakukan pengamatan terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran. Guru juga mencatat hasil pengamatan dalam lembar


(41)

observasi secara cermat dan teliti, karena hasil observasi ini menjadi acuan untuk melaksanakan siklus selanjutnya.

4. Tahap refleksi (reflecting)

Pada tahap ini guru melakukan refleksi untuk mengetahui kekurangan, kendala, dan hambatan yang ada pada kegiatan siklus I. Mengidentifikasi penyebab kurang berhasilnya pembelajaran pada siklus I. Data-data yang sudah terkumpul dianalisis dan dievaluasi sebagai dasar perlu atau tidaknya melaksanakan siklus kedua. Jika pada siklus pertama belum menunjukkan keberhasilan yang signifikan dalam membaca nyaring melalui media kartu kata pada siswa kelas I MI. Al-Hikmah Pasar Minggu, maka perlu dilanjutkan pada siklus ke II.

Perencanaan Tindakan Pada Siklus II

Proses pelaksanaan pada siklus II merupakan lanjutan proses pelaksanaan siklus I. Proses pada pelaksanaan siklus II ini didasari dari hasil refleksi pada siklus I. Kekurangan, kejanggalan, dan hambatanyang terjadi pada siklus I ini diperbaiki pada siklus II. Adapun tahapannya sama dengan tahapan pada siklus I, perencanaan yang dilakukan pada siklus II harus lebih baik dari siklus I, karena siklus II merupakan perbaikan dari siklus I.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil penelitian yang diharapkan pada peneltian ini, adalah dapat memberikan perubahan pada siswa dalam membaca nyaring dengan media kartu kata. Siswa yang sebelumnya masih belum lancar dalam membaca, setelah tindakan dilakukan menjadi lancar dalam membaca. Dari tindakan yang dilakukan oleh guru yang juga sebagai peneliti diharapkan adanya peningkatan keterampilan membaca nyaring dan mampu mencapai KKM yaitu 75, sedangkan untuk penggunaan media kartu kata 80 %. Diharapkan siswa mengalami peningkatan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia.


(42)

G. Data dan Sumber Data

Data yang diperoleh oleh peneliti berupa hasil pretest dan posttest, serta kegiatan siswa yang diperoleh dari hasil pengamatan atau observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung, catatan lapangan dan dekumentasi. Sumber datanya diperoleh dari siswa, teman sejawat dan peneliti sendiri.

H. Instrumen Pengumpulan Data

1. Instrumen Tes

Untuk mengetahui seberapa banyak siswa kelas I MI Al-Hikmah yang masih belum lancar membaca, guru memberikan ulangan atau tes membaca. Melalui tes dapat diketahui baik atau tidaknya kemampuan membaca siswa. Jika kekurangan yang lebih banyak, atau ada niatan untuk lebih meningkatkan kemampuan siswa secara keseluruhan, maka dibutuhkan tambahan metodebaru dalam proses pengajaran. Penggunaan metode ini harus sesuai dengan materi atau pokok bahasan yang akan disampaikan, jangan sampai melenceng dari materi.

Secara umum, Anas Sudijono membagi fungsi tes menjadi dua macam, yakni:

a. Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik

b. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran8

8

Sitiatava Rizema Putra, Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja, (Yogjakarta: Diva Press,2013), h. 111


(43)

Adapun format penilaian membaca siswa sebagai berikut:

No Nama

Siswa

Keterampilan Membaca Nyaring Total

Keterangan Pelafalan

(30)

Kelancaran (40)

Intonasi (30)

Skor (100 ) 1

2 Dst

Jumlah Rata-rata

Rubrik Penilaian Membaca

No Aspek Penilaian Bobot

1. Pelafalan 30

2. Kelancaran 40

3. Intonasi 30

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata perolehan skor, yaitu:

Rata-rata perolehan skor (M) =

2. Instrumen Non Tes

Penilaian non tes diambil dari pengamatan guru terhadap perilaku siswa dan pengamatan observer (teman sejawat) terhadap kegiatan guru selama proses pembelajaran.

I. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi

Observasi merupakan suatu teknik penilaian non tes yang dilakukan terhadap siswa dengan memperlihatkan tingkah lakunya. Secara umum,


(44)

observasi adalah cara menghimpun berbagai bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena sebagai sasaran yang dapat dilakukan didalam ruang belajar (kelas), lapangan upacara, dan ruang lingkup sekolah lainnya.9

Lembar Observasi Terhadap Aktivitas Guru

No Kegiatan Guru Ya Tidak

1 Guru menyiapkan potongan kertas atau kartu kata yang berisi bacaan suku kata di dalam kotak. 2 Guru membagikan kartu-kartu kata tersebut,

secara acak pada siswa.

3 Guru menjelaskan tentang cara menggunakan media kartu kata (flashcard) yakni mencari kartu kata yang di acak dengan cara mencarinya sesuai perintah.

4 Setelah semua siswa menemukan kartu kata yang sesuai dengan perintah, siswa diminta untuk menyusun dan membacakan suku kata yang telah diperolehnya.

Jumlah Presentasi

Lembar Observasi terhadap Aktivitas Siswa

No Kegiatan Siswa Ya Tidak

1 Siswa memperhatikan guru yang sedang

menyiapkan kartu-kartu kata.

2 Siswa menerima kartu-kartu kata yang dibagikan oleh guru.

3 Siswa memperhatikan penjelasan guru dan

9


(45)

mencari kartu-kartu kata sesuai perintah.

4 Siswa yang sudah mendapatkannya menyusun dan membacakan suku kata yang diperolehnya.

Jumlah Presentasi

Keterangan:

Ya = 1

Tidak = 0

Presentasi = skor yang diperoleh x 100% Skor maksimum

2. Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk merekam kejadian-kejadian selama proses pembelajaran berlangsung yang tidak dapat teramati oleh lembar observasi.

3. Studi Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah evaluasi mengenai kemajuan siswa atau objek yang di teliti dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap berbagai dokumen. Data dokumentasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah berupa foto-foto yang di ambil pada saat penelitian tindakan berlangsung

J. Teknik Pemeriksanan Kepercayaan

Untuk memperoleh instrument penelitian valid dan reliable, peneliti melakukan pengujian instrument melalui uji konstruk yang dalam hal ini uji validitas instrument dilakukan oleh judgment expert yaitu dosen pembimbing.

K. Analisis Data dan Interpretasi Data

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), karena data yang dikumpulkan berupa data kualitatif yang dikumpulkan secara langsung


(46)

dari lingkungan peneliti. Untuk mengetahui hasil penelitian, maka peneliti menguraikan data untuk dianalisis.

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Setelah penelitian ini berakhir peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah berhasil menguji adanya peningkatan penggunaan alat media kartu kata terhadap keterampilan membaca nyaring pada pelajaran Bahasa Indonesia. Setelah perencanaan tindakan ini dilakukan, maka untuk pengembangkan tindak lanjutnya dilakukan evaluasi. Evaluasi ini bertujuan agar penelitian yang diharapkan peneliti ini sudah sesuai apa belum indikator ketercapaiannya, seperti: persiapan guru, persiapan kelas, penyajian, dan langkah lanjutan sudah tercapai apa belum.

Kemudian jika memang hasilnya belum memuaskan ataupun belum tercapai, maka evaluasi digunakan untuk melakukan refleksi kembali. Refleksi dilakukan oleh peneliti yaitu untuk mengevaluasi terhadap apa yang telah dilakukan. Hasil observasi juga digunakan untuk evaluasi terhadap prosedur, apakah yang terjadi sudah sesuai dengan skenario pembelajaran, apakah terjadi penyimpangan, dan apakah hasilnya sudah memuaskan sesuai yang diharapkan.

Jika ternyata hasilnya belum memuaskan sesuai yang diharapkan, karena sesuatu hal maka dilakukan rancangan ulangan yang diperbaiki dan dilakukan siklus berikutnya untuk mencapai hasil yang optimal.


(47)

34 A. Deskripsi Data

1. Sejarah Singkat Madrasah

Madrasah Ibtidaiyyah Alhikmah (selanjutnya disebut MI Al-Hikmah) berdiri tahun 1969 di atas sebidang tanah wakaf dari wakif H. M. Toyib bin Djadin. Luas tanah 965 M2 dan luas bangunan 616,5 M2. Awalnya, MI Al-Hikmah berdiri tanpa legalitas formal, hanya sebagai Lembaga Pendidikan Non Formal. Baru pada tanggal 27 Mei 1983, Yayasan Pendidikan Islam Al-Hikmah (selanjutnya disebut YPI Alhikmah) didirikan. Sampai saat ini MI Al-Hikmah berada di bawah naungan YPI Alhikmah.

Meskipun terletak di tengah-tengah pemukiman penduduk yang relatif padat, lokasi MI Al-Hikmah mudah dijangkau. Terletak di wilayah yang strategis, berdekatan dengan Kantor Kelurahan Jati Padang, Kantor Kecamatan Pasar Minggu, Puskesmas Pasar Minggu, Gelanggang Remaja dan Olah raga Pasar Minggu, serta Pemadam Kebakaran Pasar Minggu.

Awalnya, MI Al-Hikmah hanya bertujuan menampung minat masyarakat sekitar yang ingin belajar agama karena belum ada sekolah agama di lingkungan RW. 01 Kelurahan Jati Padang. Anak yang bersekolah di Sekolah Dasar (selanjutnya SD) pada pagi hari dapat bersekolah di MI pada sore hari, demikian pula sebaliknya. Ijazah madrasah tidak diakui sebagai prasyarat masuk sekolah lanjutan umum atau mencari kerja, hanya sebagai tambahan kognisi.

Pada Tanggal 24 Maret 1975, terbit Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Agama), berisi tentang Peningkatan Mutu Pendidikan pada Madrasah, dimana berlaku kurikulum yang sama antara sekolah umum dan madrasah, serta ijazah madrasah disetarakan dengan ijazah sekolah umum,


(48)

lulusan madrasah dapat melanjutkan ke sekolah umum tingkat atas. Masyarakat harus memilih salah satu antara sekolah umum atau madrasah, karena ijazah keduanya sama berlaku dan tidak diperkenankan rangkap ijazah di tingkatan yang sama. Disini timbul persoalan baru, masyarakat meragukan kualifikasi madrasah yang lebih condong diketahui sebagai sekolah agama saja. Masyarakat lebih memilih menyekolahkan anaknya di sekolah umum.

Menjawab tantangan tersebut, MI Al-Hikmah bersegera menyejajarkan performa dengan sekolah umum. Infrastruktur dan struktur diperkuat. Sarana dan prasarana ditingkatkan. Kualifikasi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dinaikkan sesuai aturan yang berlaku. Setaranya pengakuan ijazah antara sekolah umum dan madrasah diikuti oleh MI Alhikmah dengan peningkatan kualifikasi madrasah agar mutu pendidikannya sejajar bahkan melebihi sekolah umum dengan tambahan pelajaran agama.

MI Al-Hikmah membuktikan lulusan madrasah dapat bersaing dengan lulusan sekolah umum. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah lulusan yang diterima di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri (SLTPN) dari tahun ke tahun yang semakin meningkat. Ini menjadi bukti nyata bahwa lulusan madrasah setara dengan lulusan sekolah umum. Masyarakat kian percaya dengan kualifikasi madrasah. Jumlah peserta didik yang mendaftar di MI Al-Hikmah meningkat dari tahun ke tahun, sampai pihak sekolah terpaksa menolak kelebihan peserta didik baru karena daya tampung infrastruktur yang terbatas.

Sejak berdiri sampai sekarang, MI Al-Hikmah baru memiliki 3 (tiga) Kepala Madrasah sebagai berikut:

1. H.A.Bunyamin Fadhillah Tahun 1969 – 1994 2. Hj.Nasiatun Ibrahim Hosein Tahun 1994 – 2012 3. Atika Wahyuni, S.Pd.I Tahun 2012 – sekarang


(49)

2. Profil Madrasah

a. Nama Madrasah : MI Al – Hikmah

b. No.Statistik Madrasah : 111231740064

c. N P S N : 60706234

d. Akreditasi Madrasah : Peringkat A

e. Alamat Lengkap Madrasah : Jl. Bacang RT.008/01 Jatipadang Kecamatan Pasar Minggu

Kota Jakarta Selatan 12540 Propinsi DKI Jakarta : No.Telp. (021)7811723

f. NPWP Madrasah : 02.534.260.1-017.000

g. Nama Kepala Madrasah : Atika Wahyuni,S.Pd.I h. No.Telp Kepala Madrasah : (021) 78846784

i. Nama Yayasan : YPI Al - Hikmah

j. Alamat Yayasan : Jl. Bacang RT.008/01 No. 1

Jatipadang Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12540

k. No.Telp Yayasan : (021) 7811723

l. No.Akte Pendirian Yayasan : 13 Tgl.27 Mei 1981 m. No.Akte Perubahan Yayasan : 07 Tgl 10 juni 2014

n. Kepemilikan Tanah : Yayasan/Wakaf

a. Status tanah: terlampir b. Luas tanah: 921 M

o. Status Bangunan : Yayasan

p. Luas Bangunan : 616,5 M

q. Data Lulusan dalam 7 Tahun Terakhir

Berikut adalah data lulusan dalam 7 tahun terakhir di MI Al-Hikmah Pasar Minggu Jakarta Selatan, yaitu:


(50)

Tabel 4.1

Data Lulusan dalam Tujuh Tahun Terakhir

Tahun Pelajaran

Tamatan Rata-Rata

NEM UN

Siswa Melanjutkan ke SMP/MTS Negeri Jum

lah

Prosen

tase Target Hasil Target

Jum lah

Prosen

tase Target

2008/2009 20 100% 100% 19.05 15.00 9 45 % 30 %

2009/2010 21 100% 100% 20.26 16.00 5 23.8 % 30 %

2010/2011 24 100% 100% 21.58 17.00 14 58.3 % 30 %

2011/2012 20 100% 100% 21.75 18.00 6 30 % 30 %

2012/2013 24 100% 100% 24.05 19.00 13 54.2% 40%

2013/2014 18 100% 100% 22.40 20.00 9 50% 40%

2014/2015 24 100% 100% 20.77 20.00 11 45.9% 40%

r. Data Siswa Mengulang dalam 7 Tahun Terakhir

Tabel 4.2

Data Siswa Mengulang dalam 7 Tahun Terakhir

Tahun Pelajaran

Kelas

Jumlah

1 2 3 4 5 6

2008/2009 - - - 1 - - 1

2009/2010 - - 2 - - - 2

2010/2011 2 - 1 - - - 3

2011/2012 5 1 1 - - - 7

2012/2013 1 2 1 2 - - 6

2013/2014 2 - - - 2


(51)

s. Data Siswa dalam 7 Tahun Terakhir

Berikut adalah data siswa dalam tujuh tahun terakhir di MI Al- Hikmah Pasar Minggu Jakarta Selatan.

Tabel 4.3

Data Siswa dalam 7 Tahun Terakhir

Ta hun Aja ra n Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6 Jumlah Keseluru han Juml ah S iswa Juml ah Rom be l Juml ah S iswa Juml ah Rom be l Juml ah S iswa Juml ah Rom be l Juml ah S iswa Juml ah Rom be l Juml ah S iswa Juml ah Rom be l Juml ah S iswa Juml ah Rom be l Juml ah S iswa Juml ah Rom be l 2008/ 2009 2 2

1 3 1

1 2 0

1 2 8

1 2 1

1 2 0

1 14

2 6 2009/ 2010 2 6

1 2 1

1 2 9

1 2 1

1 2 6

1 2 1

1 14

4 6 2010/ 2011 2 5

1 2 4

1 2 1

1 2 5

1 2 1

1 2 4

1 14

0 6 2011/ 2012 3 6

1 2 3

1 2 5

1 2 1

1 2 5

1 2 0

1 15

0 6 2012 /2013 5 0

2 3 2

1 2 3

1 2 6

1 2 1

1 2 4

1 17

6 7 2013/ 2014 4 9

2 4 9

2 2 9

1 2 3

1 2 5

1 1 8

1 19

3 8 2014/ 2015 4 8

2 4 3

2 4 1

2 2 6

1 2 2

1 2 4

1 20

4 9 2015/ 2016 5 5

2 4 6

2 4 4

2 4 0

1 2 4

1 2 1

1 23

0 9


(52)

t. Data Sarana Prasarana

Tabel 4.4

Data Sarana Prasarana

No Jenis Prasarana

Juml ah Rua ng

Jumlah ruang kondisi

baik

Jumlah ruang kondisi rusak

Kategori Kerusakan Rusak

Ringan

Rusak Berat

Rusak Berat

1. Ruang Kelas 9 5 4 V - -

2. Perpustakaan 1 1 - - - -

3. R. Lab. IPA 1 1 - - - -

4. R. Lab. Biologi - - - -

5. R. Lab. Fisika - - - -

6. R. Lab. Kimia - - - -

7. R. Lab. Komputer 1 1 - - - -

8. R. Lab. Bahasa - - - -

9. R. Pimpinan - - - -

10 R. Guru 1 - 1 V - -

11 R. Pimpinan dan TU 1 - 1 V - -

12 R. Konseling - - - -

13 Tempat Beribadah 1 - 1 V - -

14 R. UKS 1 - 1 V - -

15 Jamban 5 4 1 V - -

16 Gudang 3 2 1 V - -

17 R. Sirkulasi 1 1 - - - -

18 Tempat Olah Raga 1 - 1 V - -

19 R.Organisasi Kesiswaan

- - - - -

-

20 Kantin 1 1 - - - -


(53)

u. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Tabel 4.5

Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

No. Keterangan Jumlah

Pendidik

1. Guru PNS diperbantukan Tetap 3

2. Guru Tetap Yayasan 10

3. Guru Honorer -

4. Guru Tidak Tetap -

Tenaga Kependidikan

1 Tata Usaha 1

2 Perpustakaan -

3 Penjaga Sekolah 1

4 Petugas Kebersihan 2

3. Tujuan KTSP di MI Al-Hikmah

Secara umum, tujuan diterapkannya KTSP di Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah Jatipadang Pasar Minggu adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan serta partisipasif dalam pengembangan kurikulum.

Secara khusus, tujuan diterapkannya KTSP di Madrasah Ibtidaiyah AL-Hikmah Jatipadang Pasar Minggu adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam me-ngembangkan kurikulum, mengelola, dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.


(54)

b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama. c. Meningkatkan kompetensi yang sehat antarsatuan pendidikan tentang

kualitas pendidikan yang akan dicapai.

4. VISI DAN MISI a. Visi

“Membentuk peserta didik berakhlakulkarimah yang berprestasi”

b. Misi

1. Meningkatkan pemahaman dan pengamalan agama.

2. Menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sekolah. 3. Membekali ilmu-ilmu dasar secara optimal bagi peserta didik.

4. Menekankan kesadaran belajar mengajar sebagai kebutuhan, kewajiban, dan tanggung jawab bersama.

5. Meningkatkan prestasi peserta didik dalam bidang agama, pengetahuan dan teknologi, sains, seni, dan olahraga.

6. Meningkatkan mutu guru dan karyawan melalui pendidikan yang sesuai dengan standar kebijakan pemerintah.

7. Memberikan pelayanan prima bagi seluruh komponen yang terkait.

B. Analisis Data

Penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas 1 MI Al-Hikmah mengenai peningkatan keterampilan membaca nyaring melalui media kartu kata pada siswa kelas 1 MI Al-Hikmah Pasar Minggu Jakarta Selatan, dilaksanakan dengan 2 (dua) kali siklus yaitu siklus pertama pada tanggal 15 September 2015 dan tanggal 22 September 2015 sedangkan siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 6 Oktober 2015 dan tanggal 13 Oktober 2015.

Melalui beberapa tahapan yaitu: perencanaan, tindakan,


(55)

1. Siklus I

a. Perencanaan

Pada tahap ini, guru mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajara (RPP), lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi aktifitas siswa, catatan lapangan, tes membaca, materi yang akan dipelajari, dan media kartu kata. Materi dalam membaca nyaring adalah membaca nyaring suku kata dan kata. Kartu-kartu kata ini yang akan digunakan dalam pembelajaran ini kartu yang terbuat dari karton dan papan tulis khusus menyusun kartu kata.

b. Tindakan

Dalam tahap ini, siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pada hari Senin tanggal 15 September 2015 dan tanggal 22 September 2015. Setiap kali pertemuan berlangsung selam 2 x 35 menit. Materi yang sudah dipersiapkan yaitu membaca nyaring suku kata dan kata dengan sub materi pokok yaitu suku kata dan kata yang tidak diakhiri oleh huruf konsonan. Metode yang digunakan pada pembelajaran ini yaitu demontrasi dan bermain kartu kata. Pada pertemuan pertama ini materinya yaitu:

Bacalah suku kata di bawah ini bersama-sama dengan bimbingan gurumu!

1. a i u e o 2. ba bi bu be bo 3. da di du de do 4. na ni nu ne no 5. ma mi mu me mo


(56)

merangkai suku kata menjadi kata 1. i bu

2. bo bi 3. na ni 4. bi ma 5. na ma

Tahap pendahuluan guru mengkondisikan kelas dengan mengajak siswa membaca do’a, lalu mengabsen, kemudian melakukan apersepsi untuk mengetahui pengetahuan awal siswa yang berkaitan dengan membaca nyaring.

Tahap inti pembelajaran, guru memperlihatkan satu persatu kartu kata yang terdapat pada kartu kepada siswa dan mengajak untuk mengikuti bacaan guru. Di sisi terlihat siswa yang sudah lancar dan belum lancar dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Kemudian, guru dibantu siswa menyusun kartu- kartu kata pada papan/media yang telah disediakan guru, dan meminta siswa untuk membacanya. Tahap elaborasi guru meminta beberapa siswa maju secara bergantian untuk menyusun dan menempel kartu kata sesuai dengan yang diucapkan guru. Guru mengajak siswa untuk membaca bersama-sama kata yang sudah di susun di papan. Setelah itu guru melafalkan kembali suku kata-suku kata agar siswa dapat mengingat lebih baik lagi. Guru mengajak siswa untuk bersama-sama menyimpulkan pembelajaran, dan tidak lupa memberikan motivasi kepada siswa.

Tahap akhir pembelajaran, guru mengecek apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai dengan meminta siswa membaca teks kalimat sederhana secara individu. Siswa maju satu persatu sesuai urutan absen.


(57)

Pertemuan kedua, materi pembelajaran masih sama dengan pertemuan pertama, yakni membaca nyaring suku kata dan kata.Langkah-langkah pembelajaranpun masih sama, hanya berbeda pada tahap elaborasi. Pada tahap ini guru membagi kelompok menjadi 5 kelompok. Setiap kelompok mendapat tugas untuk menyusun kartu kata menjadi sebuah kalimat sederhana. Untuk kelompok yang sudah selesai dipersilahkan untuk mempresentasikan di depan kelas. Guru mengajak siswa untuk menilai hasil kerja temannya dengan mengucapkan benar atau salah. Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil kerjanya, guru mengajak siswa untuk membacanya bersama-sama. Pada saat siswa sedang menulis, guru memanggil siswa satu persatu untuk tes membaca. Siswa terlihat cukup tenang.

Berikut adalah materi pembelajaran yang diberikan pada pertemuan kedua, yaitu:

Bacalah bersama-sama dengan bimbingan gurumu! 1. ca ci cu ce co

2. la li lu le lo 3. ka ki ku ke ko 4. pa pi pu pe po 5. sa si su se so

Merangkai suku kata menjadi kata dan kalimat sederhana. 1. i ni bo la ci ca

2. a da li ma bu ku 3. na ni bi bi su si


(58)

5. ma na sa pu li di

Tabel 4.6

Nilai Tes Membaca Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siklus I

No Nama

Siswa

Keterampilan Membaca Nyaring

Keterangan Total Skor

(100) Pelafalan

(30)

Kelancaran (40)

Intonasi (30)

1 A 25 30 20 75 Tuntas

2 B 30 30 20 80 Tuntas

3 C 25 30 20 75 Tuntas

4 D 20 30 30 80 Tuntas

5 E 30 30 20 80 Tuntas

6 F 20 20 25 65 Belum Tuntas

7 G 20 30 30 80 Tuntas

8 H 25 30 20 75 Tuntas

9 I 20 25 20 65 Belum Tuntas

10 J 20 20 20 60 Belum Tuntas

11 K 20 20 20 60 Belum Tuntas

12 L 30 30 20 80 Tuntas

13 M 30 30 20 80 Tuntas

14 N 30 35 20 85 Tuntas

15 O 30 30 20 80 Tuntas

16 P 30 30 20 80 Tuntas

17 Q 20 20 20 60 Belum Tuntas

18 R 15 20 20 55 Belum Tuntas

19 S 15 20 20 55 Belum Tuntas

20 T 20 20 20 60 Belum Tuntas

21 U 25 25 25 75 Tuntas

22 V 15 20 20 55 Belum Tuntas

23 W 30 30 30 90 Tuntas

24 X 20 25 20 65 Belum Tuntas


(59)

26 Z 25 25 20 70 Belum Tuntas

27 AI 30 30 20 80 Tuntas

Jumlah 1910

Rata-rata 70,7

c. Observasi ( Pengamatan )

Nilai hasil tes membaca nyaring siswa pada siklus I didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.7

Data Hasil Nilai Pada Siklus I

No Uraian Nilai Siklus I

1. Nilai rata-rata kelas 70,7

2. Jumlah siswa yang tuntas belajar 17 3 Persentase ketuntasan belajar

membaca

63%

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan media kartu kata pada pembelajaran membaca nyaring siawa kelas I MI Al-Hikmah diperoleh nilai rata-ratanya sebesar 70,7 dan persentasi ketuntasan belajar dari 63% pada siklus I. Maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I ini belum tuntas karena presentasi ketuntasan belajar membaca siswa pada siklus I 63% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 80%. Maka peneliti merasa perlu adanya peningkatan dengan kondisi yang seperti ini, diperlukan adanya tindak lanjut yaitu melaksanakan siklus II.

Tahap observasi dilakukan bersamaan dengan tahap tindakan. Observasi dilakukan oleh peneliti yang bertindak sebagai guru dan dibantu oleh


(60)

observer. Lembar hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.8

Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa Siklus I

No Kegiatan Siswa Ya Tidak

1 Siswa memperhatikan guru yang sedang

menyiapkan kartu-kartu kata.

√ 2 Siswa menerima kartu-kartu kata yang dibagikan

oleh guru.

√ 3 Siswa memperhatikan penjelasan guru dan

mencari kartu-kartu kata sesuai perintah.

√ 4 Siswa yang sudah mendapatkannya menyusun dan

membacakan suku kata yang diperolehnya.

Jumlah 3

Presentasi 75%

Berdasarkan tabel di atas, Skor lembar aktivitas siswa adalah 3 dengan persentasi 75 % . Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas siswa pada siklus I baik berdasarkan pengamatan. Siswa tidak terlalu aktif dan tidak terlalu pasif. Namun demikian proses ini perlu ditingkatkan lagi untuk menuju siswa yang aktif sebagai subjek belajar.

Tabel 4.9

Hasil Observasi terhadap Aktifitas Guru Siklus I

No Kegiatan Guru Ya Tidak

1 Guru menyiapkan potongan kertas atau kartu kata yang berisi bacaan suku kata di dalam kotak.

√ 2 Guru membagikan kartu-kartu kata tersebut,

secara acak pada siswa.


(61)

media kartu kata (flashcard) yakni mencari kartu kata yang di acak dengan cara mencarinya sesuai perintah.

4 Setelah semua siswa menemukan kartu kata yang sesuai dengan perintah, siswa diminta untuk menyusun dan membacakan suku kata yang telah diperolehnya.

Jumlah 3

Presentasi 75%

Dari tabel diatas dapat dilihat tingkat keaktifan guru dalam pembelajaran.Total skor yang diperoleh adalah sebesar 3 dengan persentasi 75%. Ini menandakan bahwa kegiatan guru dalam menjelaskan penggunaan media kartu kata ini kurang optimal, perlu ada peningkatan kembali agar siswa lebih mengerti cara menggunakannya kartu kata tersebut.

d. Refleksi

Setelah melihat hasil penilaian pada siklus I, meliputi nilai, hasil observasi siswa, hasil observasi kegiatan guru, dan catatan lapangan, diperlukan adanya perbaikan dalam pembelajaran. Nilai rata-rata yang berjumlah 70,7 menunjukkan sedikit peningkatan kemampuan membaca nyaring siswa. Masih terdapat siswa yang belum lancar membaca dengan nilai terendah yaitu 55.

Dibawah ini merupakan catatan lapangan yang ditulis oleh peneliti berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada siklus I yaitu:


(1)

Lampiran 8

Data Hasil Nilai Siklus I dan Siklus II

No Uraian

Nilai Siklus I

Nilai Siklus II

1. Nilai rata-rata kelas 70,7 80,2

2. Jumlah siswa yang tuntas belajar

17 25

3 Persentase ketuntasan belajar membaca

63% 92,6%

Jakarta, 13 Oktober 2015 Mengetahui

Kepala Sekolah/Madrasah Peneliti

Atika Wahyuni,S.Pd.I Rachmawati


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Riwayat Penulis

Rachmawati, anak pertama dari tujuh bersaudara ini adalah putri kandung dari pasangan bapak Muhammad Sidik dan ibu Siti Chodidjah. Lahir di Jakarta pada tanggal 01Nopember 1970. Dan saat ini penulis menetap di Jl. Bacang No. 14 Rt 008/01 Jatipadang Pasar Minggu Jakarta Selatan.

Berikut riwayat pendidikan penulis: 1. Tamatan SDN. Jatipadang 07 Jakarta tahun 1984 2. Tamatan MTs. Fatahillah Jakarta tahun 1987 3. Tamatan MAN I Mp.Prapatan Jakarta tahun 1990 4. Tamatan D.I PGTK Cut Mutia Jakarta tahun 1993 5. Tamatan D.II/Akta II IAIN Jakarta tahun 2000

6. Kuliah Jurusan PGMI Fakultas Tarbiyah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pengalaman mengajar penulis:

1. Guru TK Islam Diniyah Muara Bungo Jambi tahun 1994

2. Guru MI Al-Hikmah Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 1994 sampai sekarang


Dokumen yang terkait

Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca Nyaring Dengan Penggunaan Media Gambar Pada Siswa Kelas II Madrasah Ibtidaiyah Assa’adiyah Attahiriyah VII Tahun Ajaran 2015/2016

1 29 112

Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring dengan Media Komik pada Siswa Kelas III MI Hidayatul Mubtadi'aat Tahun Ajaran 2013-2014

1 39 83

Upaya meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas I melalui media kartu huruf di MI Al Huda Sakti Ciputat Tangerang Selatan

0 8 131

Peningkatan keterampilan membaca melalui penerapan metode SQ3R pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun pelajaran 2013-2014

0 18 111

Pengaruh Media Komik Terhadap Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas Iii Sd Islam Al Amanah Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016

1 8 132

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA NYARING MELALUI MEDIA PIAS PIAS KATA PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KEDEN I KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 4 54

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA MELALUI MEDIA KARTU HURUF DAN CERITA BERGAMBARTERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA MELALUI MEDIA KARTU HURUF DENGAN CERITA BERGAMBAR TERHADAP SISWA KELAS I SD NEGERI 3

0 3 10

PENDAHULUAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA MELALUI MEDIA KARTU HURUF DENGAN CERITA BERGAMBAR TERHADAP SISWA KELAS I SD NEGERI 3 MUNGGUNG TAHUN AJARAN 2015 / 2016.

0 2 8

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG MELALUI MEDIA KARTU MAGIC PADA SISWA KELAS II SDN I DOLOGAN, KARANGGEDE, BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 23

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA NYARING MELALUI MEDIA PIAS-PIAS KATA PADA SISWA KELAS I SD NEGERI PURWOREJO I NGUNUT TAHUN PELAJARAN 20152016 RAHMAD SETYO JADMIKO

1 3 8