Distribusi Walau
sudah selesai
dicetak, media tersebut belum
bisa langsung
dibacaoleh khalayak
ramai sebelum melalui proses distribusi
Begitu di-upload, setiap berita dapat langsung dibaca oleh
semua orang diseluruh dunia yang memiliki akses internet.
Tabel : 1.1 Sumber: Suryawati, 2011:122-123
3. Konstruksi Realitas Sosial
James Carey 1975 mendefinisikan komunikasi sebagai proses simbolik dimana realitas diciptakan, dipelihara, diperbaiki dan diubah.
Pendefinisian tersebut terinspirasi dari gagasan awal teori realitas yang dibangun oleh Peter L Berger dan Thomas Luckmann pada tahun 1966, The
Social Construction of Realitykonstruksi realitas sosial. Teori konstruksi sosial atas realita ini panting bagi peneliti yang ingin meneliti efek-efek
iklan, namun teori ini juga dapat diterapkan secara luas untuk mempelajari bagaimana media, khususnya berita media massa, membentuk realita politik
Morissan, 2013:134. Peter L. Berger bersama Thomas Luchman banyak menulis karya
dan menghasilkan tesis mengenai konstruksi sosial atas realita. Tesis utama dari Berger adalah manusia dan masyarakat adalah produk yang dialektis,
dinamis, dan plural secara terus menerus. Bagi berger realitas itu tidak dapat dibentuk secara ilmiah tidak juga sesuatu yang diturunkan oleh tuhan. Tetapi
sebaliknya ia dibentuk dan dikonstruksi. Dengan pemahaman semacam ini
realitas berwajah ganda plural. Setiap orang bisa mempunyai konstruksi yang berbeda-beda atas suatu realita Eriyanto, 2008:13.
Proses dilektis ada 3 tahapan, Berger menyebutnya sebagai momen. Pertama, Eksternalisasi, yaitu usaha pencurahan atau ekspresi diri manusia
ke dalam dunia, baik dalam kegiatan mental maupun fisik. Kedua, Objektivitas. Yaitu hasil yang telah dicapai, baik mental maupun fisik dari
kegiatan eksternalisasi tersebut. Ketiga, Internalisasi. Proses internalisasi lebih merupakan penyerapan kembali dunia objektif dalam kesadaran
sedemikian rupa sehingga subjektif individu dipengaruhi oleh struktur dunia sosial Eriyanto, 2008:14-15.
Konstruksi sosial atas realita yang dibangun secara simultan melalui tiga proses simultan tersebut terjadi antara individu satu dengan yang
lainnya di dalam masyarakat. Bangunan realitas yang tercipta karena proses sosial tersebut adalah objektif, subjektif dan simbolis atau intersubjektif.
Maksudnya media mengambil informasi apa yang sedang hangat atau dianggap penting oleh masyarakat, dan isuinformasi apa yang
dianggap penting oleh media, kemudian diolah dan dikombinasikan semenarik mungkin kemudian ditayangkan kembali kepada masyarakat
Eriyanto, 2008:253. Konstruksi sosial juga bersifat dinamis, sebagai hasil dari konstruksi
sosial maka realitas tersebut merupakan realitas subjektif dan realitas objektif sekaligus. Dalam realitas subjektif, realitas tersebut menyangkut
makna, interpretasi, dan hasil relasi antara inividu dengan objek. Setiap
individu mempunyai letar belakang sejarah pengetahuan dan lingkungan yang berbeda-beda, yang bisa jadi menghasilkan penafsiran yang berbeda
pula ketika meihat dan berhadapan dengan objek. Sebaliknya realitas itu juga memiliki dimensi objektif, sesuatu yang dialami bersifat eksternal,
berada diluar atau dalam istilah Berger, tidak dapat kita tiadakan dengan angan-angan Eriyanto, 2008:16.
Dalam mengkonstruksikan suatu realitas, wartawan tidak hanya menggunakan konsepsi yang ada dalam pikirannya semata. Akan tetapi
beberapa hal yang mendasari wartawan dalam memproduksi sebuah berita. Karena wartawan bukanlah agen tunggal yang menafsirkan suatu peristiwa.
Seperti yang ditulis oleh Eriyanto 2008:254 yaitu : a.
Proses konstruksi itu juga melibatkan nilai sosial yang melekat dalam diri wartawan. Nilai-nilai sosial yang tertanam
mempengaruhi bagaimana realitas dipahami. Ini umumnya dipahami bagaimana kebenaran diterima secara taken for grated
oleh wartawan. Sebagai bagian dari lingkungan sosial, wartawan akan menerima nilai-nilai, kepercayaan yang ada dalam
masyarakat. b.
Ketika menulis dan mengkonstruksikan berita wartawan bukanlah berhadapan dengan publik yang kosong. Bahkan ketika pristiwa
ditulis, dan kata mulai disusun, khalayak menjadi pertimbangan bagi wartawan. Hal ini karena wartawan bukan menulis untuk
dirinya sendiri, melainkan untuk dinikmati dan dipahami oleh
pembaca. Melalui proses inilah nilai-nilai sosial yang dominan yang ada dalam masyarakat ikut mempengaruhi pemaknaan.
c. Proses konstruksi itu juga ditentukan oleh proses produksi yang
selalu melibatkan standar kerja, proses jurnalistik, dan standar profesional dari wartawan.
Ahli Sosiologi Gaye Tuchman dalam bukunya Making News 1978 menyatakan bahwa berita merupakan konstruksi realitas sosial. Buku
tersebut didasarkan pada serangkaian observasi partisipatoris di ruang berita media dan wawancara pegawai pemberitaan selama sepuluh tahun.
Tindakan membuat berita kata Tuchman, adalah tindakan menggonstruksi realita itu sendiri, bukan penggambaran realita Severin, 2005:400.
4. Konstruksi Berita Media Online