PEMBERITAAN KASUS KORUPSI PEMERINTAH DAERAH DI MEDIA LOKAL Analisis Framing Surat Kabar Samarinda Pos dan Kaltim PosEdisi 16 Mei – 23 Mei 2006

PEMBERITAAN KASUS KORUPSIPEMERINTAH DAERAH DI MEDIA 
LOKALAnalisis Framing Surat Kabar Samarinda Pos dan Kaltim 
PosEdisi 16 Mei – 23 Mei 2006 
Oleh: Cahya Amalia ( 02220150 ) 
Communication Science 
Dibuat: 2007­08­29 , dengan 3 file(s). 

Keywords: Pemberitaan, Korupsi pemerintah daerah, Analisis framing 
Penelitian ini merupakan penelitian analisis teks dengan pendekatan framing. Penelitian ini 
berdasar dari fenomena korupsi didaerah yang ditulis pada media lokal. Untuk lebih 
mengkhususkan maka dipilih dua media lokal. Dalam hal ini media cetak yaitu Samarinda Pos 
dan Kaltim Pos. Peneliti mencoba menangkap bagaimana media lokal membuat frame terhadap 
kasus korupsi di Kalimantan. Sehingga media yang secara ideal dianggap Wacth Dog (Anjing 
Penjaga) memainkan peran mereka. 
Untuk itu peneliti merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut untuk mengetahui 
bagaimana perbandingan kecenderungan pemberitaan kasus korupsi pemerintah daerah Kaltim 
pada surat kabar harian Samarinda Pos dan Kaltim Pos edisi 16 Mei­ 23 Mei 2006. 
Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif Kualitatif, sedangkan metodenya 
menggunakan analisis framing yang dilakukan dengan menguraikan dan menyederhanakan data­ 
data kedalam suatu bentuk untuk di interpretasikan. Teknik pengumpulan data dilakukan dalam 
tiga cara : Dokumentasi, STUDI literatur yang berkaitan dengan kasus korupsi. Untuk 

menyajikan dan menganalisis data, digunakan analisis framing model Zhondang Pan dan Gerald 
M. Kosicki, yang terdiri dari empat model struktur yaitu, sintaksis, skrip, tematik, dan retorik. 
Hasil dari penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa: 
Sedangkan hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Dari unsur sintaksis, berita seputar dugaan 
kasus korupsi yang terjadi di daerah, Samarinda Pos lebih banyak menampilkan kutipan 
langsung dari beberapa nara sumber dalam menyajikan berita seputar dugaan kasus korupsi yang 
dilakukan pejabat di daerah. 2). Samarinda Pos dalam memframe berita ditemukan unsur who 
pada setiap berita dugaan korupsi di daerah, dan satu berita yang lengkap menggunakan unsur 
kelengkapan berita 5W+1H, yaitu berita pada tanggal 19 Mei 2006 dengan judul ’Uang Dipakai 
Masuk Tempat Hiburan’. 3). Dalam unsur tematik, terdapat beberapa pernyataan dari berbagai 
pihak. 4). Dalam unsur retoris, Samarinda Pos banyak menggunakan kata­kata yang mengandung 
makna leksikon, dan satu berita yang menggunakan unsur grafis berupa kutipan dari nara 
sumber. Pada harian Kaltim Pos, 1) Dalam unsur sintaksis, dari berita­berita yang disajikan 
menggunakan kutipan dari nara sumber dan adanya lead yang terdapat dalam paragraf. 
2) Dari memframe berita, Kaltim Pos menggunakan unsur what disetiap berita dugaan kasus 
korupsi di daerah dan menggunakan unsur kelengkapan berita 5W+1H pada satu berita pada 
tanggal 18 Mei 2006 dengan judul ’Kukar Tak Terkorup, Mungkin Kaltim’. 
3) Pada struktur tematik, adanya pro dan kontra di media dari beberapa pihak pejabat atas dugaan 
korupsi. 4) Dalam struktur retoris, Kaltim Pos lebih banyak menggunakan unsur grafis dengan 
menampilkan beberapa foto dari setiap berita, juga adanya penekanan kata­kata dan juga terdapat 

unsur leksikon. 
Dari beberapa perbedaan antara kedua surat kabar di atas, maka kesimpulan yang dapat diambil 
adalah bahwa Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Samarinda Pos pada edisi 16 – 23

Mei 2006. Pada judul­judul berita di Samarinda Pos pada edisi tersebut, didominasi oleh kutipan 
langsung dari nara sumber. Sehingga Samarinda Pos pada kenyataannya lebih menyukai 
mengemukakan fakta dari pada analisis berita. Frame yang ingin dibangun oleh Kaltim Pos 
nampak berlawanan dengan frame yang ditonjolkan Samarinda Pos. Frame yang dibangun 
Samarinda Pos lebih mengungkapkan tentang pernyataan subyektif dari nara sumber. Sedangkan 
frame yang diambil oleh Kaltim Pos lebih mengungkapkan pernyataan antar nara sumber yang 
saling bertentangan tentang tuduhan­tuduhan korupsi yang terjadi di daerah. Sikap pro dan 
kontra yang digunakan Kaltim Pos dalam penulisan berita, bisa dilihat dari data yang didapatkan.

Dokumen yang terkait

Analisis Peningkatan Kualitas Surat Kabar Waspada Berdasarkan Penilaian Terhadap Atributnya

0 17 136

KONSTRUKSI PEMBERITAAN PENGHENTIAN KASUS HUKUM SOEHARTO Analisis Framing Teks Berita pada Harian Kompas dan Media Indonesia Periode 11 Mei – 14 Mei 2006

0 3 4

BINGKAI SURAT KABAR DALAM PEMBERITAAN KERUSUHAN PASCA PILKADA KABUPATEN TUBAN (Analisis Framing Teks Berita pada Surat kabar Jawa Pos dan Kompas edisi 30 Apri - l6 Mei 2006)

0 3 2

KONSTRUKSI PEMBERITAAN "NEGARA ISLAM INDONESIA" DI SURAT KABAR (Analisis Framing di Surat Kabar Kompas dan Republika Edisi 1-5 Mei 2011)

0 19 41

Analisis Framing Pemberitaan pendidikan Di Surat Kabar Mingguan Garoet Pos

0 6 1

MEDIA DAN KONFLIK SOSIAL Media Dan Konflik Sosial (Analisis Framing Surat Kabar Harian Solopos Dan Suara Merdeka Edisi Terbit 4 Mei – 8 Mei 2012).

0 1 15

PENDAHULUAN Media Dan Konflik Sosial (Analisis Framing Surat Kabar Harian Solopos Dan Suara Merdeka Edisi Terbit 4 Mei – 8 Mei 2012).

0 2 34

PEMBINGKAIAN BERITA KISRUH PILKADA DI MOJOKERTO PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS EDISI, 22 -23 MEI 2010. ( STUDI ANALISIS FRAMING KISRUH PILKADA DI MOJOKERTO PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS EDISI 22-23 MEI 2010).

0 1 79

ANALISIS FRAMING MEDIA MASSA DALAM PEMBERITAAN TERORISME PERIODE 09-17 MEI 2018 (Studi Pemberitaan Terorisme Pada Surat Kabar Jawa Pos Dan Kompas) - Repository Universitas Islam Majapahit

0 0 12

PEMBINGKAIAN BERITA KISRUH PILKADA DI MOJOKERTO PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS EDISI, 22 -23 MEI 2010. ( STUDI ANALISIS FRAMING KISRUH PILKADA DI MOJOKERTO PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS EDISI 22-23 MEI 2010).

0 0 22