Kredibilitas Penelitian Teknik analisis data

C. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Data diperoleh dengan metode wawancara mendalam. Wawancara mendalam in-deph interview adalah percakapan secara mendalam antara peneliti dengan informan yang terpilih untuk bercerita atau berdiskusi. Wawancara mendalam dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara yang dibuat berdasarkan kebutuhan data penelitian sebagaimana tergambar pada rumusan masalah. Pedoman wawancara yang digunakan selama penelitian berlangsung dapat berkembang dilapangan. Dalam hal ini, melakukan wawancara terhadap remaja yang bersedia terlibat dalam penelitian ini. Wawancara dilakukan secara mendalam dan berulang untuk memahami jawaban dari pertanyaan secara luwes, tebuka dan informal.

D. Kredibilitas Penelitian

Tahap pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini adalah kegiatan yang dilakukan untuk menguji kredibilitas data dan informasi yang diperoleh di lapangan. Tujuan dari pengujian ini, untuk memastikan kebenaran dan kejujuran dari deskripsi, simpulan, penjelasan, tafsiran dan isi laporan hasil penelitian. Dalam hal ini kredibilitas diartikan sebagai kebenaran proses penelitian dan kebenaran dari output penelitian. Dengan demikian kredibilitas penelitian dimaksudkan sebagai upaya untuk memastikan bahwa hasil penelitian ini dapat dipercaya dan memiliki kredibilitas akademik sebagai suatu hasil penelitian. Pengujian data dalam penelitian ini dilakukan dengan deskripsi kaya dan rinci rich and thick descriptiori. Dalam deskripsi ini, hasil penelitian dipaparkan secara rinci. Deskripsi rinci menggambarkan peristiwa, latar belakang dan proses terjadinya peristiwa secara rinci yang disertai dengan bukti-bukti sehingga hasilnya bias menjadi lebih realistis dan kaya. Creswell,2009

E. Teknik analisis data

Analisis data kualitatif sebagai suatu proses penerapan langkah-langkah dari yang spesifik hingga yang umum dengan berbagai level analisis yang berbeda, sebagaimana yang ditunjukan dalam bagan berikut ini : Bagan 2. Bagan analisis data Sumber: Creswell : 2010, 277 Bagan diatas mengilustrasikan pendekatan linear dan hierarkis yang dibangun dari bawah ke atas, tetapi dalam praktiknya terlihat pendekatan ini lebih interaktif, beragam tahapan saling berhubungan dan tidak harus selalu sesuai Menvalidasi keakuratan informasi Menginterpretasi tema-tema deskripsi-deskripsi Menghubungkan temadeskripsi seperti grounded theory, studi Tema-tema Deskripsi Meng-coding data tangan atau computer Data mentah transkripsi, data lapangan, gambar dsb Membaca keseluruhan data Mengolah dan mempersiapkan data untuk dianalisis dengan susunan yang telah disajikan. Pendekatan di atas dapat dijabarkan lebih detail dalam langkah-langkah analisis berikut ini Langkah 1. Mengelola dan mempersiapkan data untuk dianalisis. Langkah ini melibatkan transakrips wawancara, men-scaning materi, mengetik data lapangan, atau memilah - milah dan menyusun data tersebut ke dalam jenis - jenis yang berbeda tergantung pada sumber informasi. Langkah 2. Membaca keseluruhan data. Langkah pertama adalah membangun general sense atas informasi yang diperoleh dan merefleksikan maknanya secara menyeluruh. Gagasan umum apa yang terkandung dalam perkataan partisipan? Bagaimana nada gagasan - gagasan tersebut? Pada tahapan ini, para peneliti kualitatif terkadang menulis catatan - catatan khusus atau gagasan - gagasan umum tentang data yang diperoleh. Langkah 3. Menganalisis lebih detail dengan meng-coding data. Coding merupakan proses mengelola materiinformasi menjadi segmen - segmen tulisan sebelum memakainya. Langkah ini melibatkan beberapa tahapan: mengambil data tulisan atau gambar yang telah dikumpulkan selama proses pengumpulan, mengsegmentasi kalimat - kalimat atau paragraph - paragraf atau gambar - gambar tersebut ke dalam kategori - kategori, kemudian melabeli kategori - kategori ini dengan istilah - istilah khusus, yang seringkali didasarkan pada istilahbahasa yang benar - benar berasal dari partisipan disebut istilah in vivo. Langkah 4. Terapkan proses coding untuk mendeskripsikan setting, orang - orang, kategori - kategori, dan tema - tema yang akan di analisis. Deskripsi ini melibatkan usaha penyampaian informasi secara detail mengenai orang - orang, lokasi - lokasi, atau peristiwa - peristiwa dalam setting tertentu. Peneliti dapat membuat kode - kode untuk mendeskripsikan semua informasi ini, lalu menganalisisnya untuk proyek studi kasusetnografi, atau penelitian naratif. Setelah itu, terapkanlah proses coding untuk membuat sejumlah kecil tema atau kategori, bisa lima hingga tujuh kategori. Tema-tema inilah yang biasanya menjadi hasil utama dalam penelitian kualitatif dan sering kali digunakan untuk membuat judul dalam bagian hasil penelitian. Meski demikian, tema - tema ini sebaiknya diperkuat dengan berbagai kutipan, seraya menampilkan perspektif - perspektif yang terbuka untuk dikaji ulang. Setelah mengidentifikasi tema - tema selama proses coding, peneliti kualitatif dapat memanfaatkan lebih jauh tema - tema ini untuk membuat analisis yang lebih kompleks. Misalnya, peneliti mengaitkan tema - tema dalam satu rangkaian cerita seperti dalam penelitian naratif atau mengembangkan tema - tema tersebut menjadi satu model teoritis seperti dalam grounded theory. Tema - tema ini juga bisa dianalisis untuk kasus tertentu, lintas kasus yang berbeda - beda seperti dalam studi kasus, atau dibentuk menjadi deskripsi umum seperti dalam fenomenologi. Penelitian kualitatif yang rumit biasanya melampaui deskripsi dan identifikasi tema untuk masuk ke dalam hubungan antartema yang lebih kompleks. Langkah 5. Tunjukkan bagaimana deskripsi dan tema - tema ini akan disajikan kembali dalam narasilaporan kualitatif. Pendekatan yang paling populer adalah dengan menerapkan pendekatan naratif dalam menyampaikan hasil analisis. Pendekatan ini bisa meliputi pembahasan tentang kronologi peristiwatema - tema tertentu lengkap dengan subtema - subtema, ilustrasi - ilustrasi khusus, perspektif - perspektif, dan kutipan - kutipan,atau tentang keterhubungan antartema. Para peneliti kualitatif juga dapat menggunakan visual - visual, gambar - gambar, atau table - tabel untuk membantu menyajikan pembahasan ini. Mereka dapat menyajikan suatu proses sebagaimana dalam grounded theory, menggambarkan secara spesifik lokasi penelitian sebagaimana dalam etnografi atau memberikan informasi deskriptif tentang partisipan. Langkah 6. Langkah terakhir dalam analisis data adalah menginterpretasi atau memaknai data. Mengajukan pertanyaan seperti Pelajaran apa yang bisa diambil dari semua ini? akan membantu peneliti mengungkap esensi dari suatu gagasan. Pelajaran ini dapat berupa interpretasi pribadi si peneliti, dengan berpijak pada kenyataan bahwa peneliti membawa kebudayaan, sejarah, dan pengalaman pribadinya ke dalam penelitian. Interpretasi juga bisa berapa makna yang berasal dari perbandingan antara hasil penelitian dengan informasi yang berasal dari literatur atau teori. Dalam hal ini, peneliti menegaskan apakah hasil penelitiannya rnembenarkan atau justru menyangkal informasi sebelumnya. Interpretasipemaknaan ini juga bisa berupa pertanyaan - pertanyaan baru yang perlu dijawab seianjutnya: pertanyaan - pertanyaan yang muncul dari data dan analisis, dan bukan dari hasil ramalan peneliti. Salah satu cara yang, menurut Wolcott 1994, dapat diterapkan ahli etnografi untuk mengakhiri penelitiarmya adalah dengan mengajukan pertanyaan - pertanyaan lebih lanjut. Pendekatan questioning ini juga berlaku dalam pendekatan advokasi dan partisipatoris. Selain itu, jika peneliti kualitatif menggunakan perspektif teoritis, mereka dapat membentuk interpretasi - interpretasi yang diorientasikan pada agenda aksi menuju reformasi dan perubahan. Jadi, interpretasi atau pemaknaan data dalam penelitian kualitatif dapat berupa banyak hal yang dapat diadaptasikan untuk jenis rancangan yang berbeda, dan dapat bersifat pribadi, berbasis penelitian, dan tindakan. 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN