Pengaruh kepercayaan diri terhadap intensitas penggunaan media sosial pada remaja awal.

(1)

PENGARUH KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL PADA REMAJA AWAL

Cicillia Sendy Setya Ardari

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepercayaan diri terhadap intensitas penggunaan media sosial. Subyek dalam penelitian ini adalah remaja awal atau siswa-siswi SMP berjumlah 173 yang berusia 12-15 tahun dan memiliki akun media sosial. Peneliti berhipotesis bahwa kepercayaan diri berpengaruh terhadap intensitas penggunaan media sosial pada remaja awal. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah skala kepercayaan diri dengan skala intensitas penggunaan media sosial yang disusun dengan teknik Likert. Skala kepercayaan diri memiliki koefisien reliabilitas Alpha Cronbach (α) sebesar 0,879 dan skala intensitas penggunaan media sosial memiliki koefisien reliabilitas Alpha Cronbach (α) sebesar 0,837. Analisis data menggunakan uji regresi linear sederhana karena hanya menguji satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai R square = 0,003 (F hitung = 0,434 dan t hitung = 0,659) dengan nilai signifikansi sebesar 0,511. Hal tersebut membuktikan bahwa kepercayaan diri tidak berpengaruh terhadap intensitas penggunaan media sosial.


(2)

THE INFLUENCE OF SELF-CONFIDENCE ON INTENSITY OF USAGE OF SOCIAL MEDIA IN EARLY ADOLESCENTS

Cicillia Sendy Setya Ardari

ABSTRACT

The research was aimed to find out the influence of self-confidence on the intensity of usage of social media. The subject of this research were 173 junior high school students aged 12-15 and had social media accounts. The researcher hypothesized that self-confidence influenced the intensity of the use of social media in early adolescents. The data instruments used were the self-confidence scale and the intensity of usage of social media scale which were composed with Likert scale technique. The self-confidence scale had Cronbach’s Alpha (α) coefficient of reliability of 0,879 and the intensity scale of the usage of social media had Cronbach’s Alpha (α) coefficient of reliability of 0,837. The data analysis used a simple linear regression test because only test one independent variable and one dependent variable. The result of the research showed that R square value was 0,003 (F caunt = 0434 and t count = 0,659) with the significance value of 0,050. The result of the research showed that the self-confidence does not influences the intensity of the use of social media.


(3)

PENGARUH KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP INTENSITAS

PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL PADA REMAJA AWAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :

CICILLIA SENDY SETYA ARDARI NIM : 119114160

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

i

PENGARUH KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL PADA REMAJA AWAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :

CICILLIA SENDY SETYA ARDARI NIM : 119114160

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(5)

(6)

(7)

iv


(8)

v


(9)

(10)

vii

PENGARUH KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL PADA REMAJA AWAL

Cicillia Sendy Setya Ardari

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepercayaan diri terhadap intensitas penggunaan media sosial. Subyek dalam penelitian ini adalah remaja awal atau siswa-siswi SMP berjumlah 173 yang berusia 12-15 tahun dan memiliki akun media sosial. Peneliti berhipotesis bahwa kepercayaan diri berpengaruh terhadap intensitas penggunaan media sosial pada remaja awal. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah skala kepercayaan diri dengan skala intensitas penggunaan media sosial yang disusun dengan teknik Likert. Skala kepercayaan diri memiliki koefisien reliabilitas Alpha Cronbach (α) sebesar 0,879 dan skala intensitas penggunaan media sosial memiliki koefisien reliabilitas Alpha Cronbach (α) sebesar 0,837. Analisis data menggunakan uji regresi linear sederhana karena hanya menguji satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai R square = 0,003 (F hitung =

0,434 dan t hitung = 0,659) dengan nilai signifikansi sebesar 0,511. Hal tersebut membuktikan bahwa

kepercayaan diri tidak berpengaruh terhadap intensitas penggunaan media sosial. Kata kunci : Kepercayaan diri, intensitas penggunaan media sosial, remaja awal


(11)

viii

THE INFLUENCE OF SELF-CONFIDENCE ON INTENSITY OF USAGE OF SOCIAL MEDIA IN EARLY ADOLESCENTS

Cicillia Sendy Setya Ardari ABSTRACT

The research was aimed to find out the influence of self-confidence on the intensity of usage of social media. The subject of this research were 173 junior high school students aged 12-15 and had social media accounts. The researcher hypothesized that self-confidence influenced the intensity of the use of social media in early adolescents. The data instruments used were the self-confidence scale and the intensity of usage of social media scale which were composed with Likert scale technique. The self-confidence scale had Cronbach’s Alpha (α) coefficient of reliability of 0,879 and the intensity scale of the usage of social media had Cronbach’s Alpha (α) coefficient of reliability of 0,837. The data analysis used a simple linear regression test because only test one independent variable and one dependent variable. The result of the research showed that R square value was 0,003 (F caunt = 0434 and t count = 0,659) with the significance value of 0,050. The result

of the research showed that the self-confidence does not influences the intensity of the use of social media.


(12)

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan penyertaan-Nya selama proses penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini. Penyusunan skripsi ini juga tidak akan selesai tanpa dukungan maupun bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, peneliti hendak mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua saya, Bapak Agustinus Agus Supriyanto dan Ibu Agustina Titik Indaryati atas segala doa, motivasi, serta dukungan moral dan materi yang tidak dapat dihitung jumlahnya. Segalanya telah diberikan kepada saya selama proses pengerjaan skripsi ini tanpa batas.

2. Kak Robertus Angga Setya Ardana dan Dek Stefani Yubelika Ardhanti atas segala doa dan motivasi yang telah diberikan kepada saya selama proses pengerjaan skripsi ini.

3. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si. Kaprodi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

5. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, MS. dosen pembimbing skripsi pertama yang sudah memberikan motivasi, perhatian, waktu, serta masukan-masukan selama proses pengerjaan skripsi.

6. Ibu Sylvia Carolina MYM., M.Si. dosen pembimbing kedua yang sudah memberikan waktu, masukan-masukan, serta menghantarkan peneliti untuk dapat mengikuti ujian.


(14)

xi

7. Bapak C. Wijoyo Adinugroho, M.Psi. dan Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si. dosen pembimbing akademik atas bimbingan selama penulis menjalani studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

8. Romo Dr. A. Priyono Marwan, S.J. penguji I dan Bapak TM. Raditya Hermawan, M.Psi. penguji II yang telah memberikan saran yang bermanfaat. 9. Segenap dosen, staff akademik, dan karyawan Fakultas Psikologi Universitas

Sanata Dharma atas segala bantuan selama penulis menjalani studi.

10. Kepala sekolah SMPN 27 Purworejo dan BPK Sukabumi beserta seluruh murid atas kesediaannya membantu peneliti untuk melakukan penelitian. 11. Sahabat hidup saya saat ini, Yoannes A Curce Vita Dharmaadi Suyanto (Mas

Adi) serta keluarganya yang telah memberikan dukungannya yang sangat berarti untuk saya selama proses pengerjaan skripsi ini. Kita sama-sama sedang berjuang dan bekerja untuk memaknai hidup ini, Tuhan memberkati. 12. Mbak Lily, Maria, Vee, Gita, Vina, Novi, Anas yang selama ini

mengingatkan saya untuk mengerjakan skripsi.

13. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, atas dukungan bagi penulis.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki kekurangan, namun penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan pengembangan ilmu, serta dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.


(15)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

1. Manfaat Teoritis ... 6


(16)

xiii

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Remaja Awal ... 7

1. Pengertian Remaja Awal ... 7

2. Ciri-ciri Remaja Awal ... 7

3. Tugas Perkembangan Remaja Awal ... 8

B. Intensitas Penggunaan Media Sosial ... 10

1. Pengertian Media Sosial ... 10

2. Pengertian Intensitas Penggunaan ... 11

3. Aspek-aspek Intensitas Penggunaan Media Sosial ... 12

4. Keuntungan dan Kerugian Menggunakan Media Sosial ... 13

C. Kepercayaan Diri ... 14

1. Pengertian Kepercayaan Diri ... 14

2. Aspek-aspek Kepercayaan Diri ... 15

3. Ciri-ciri Individu yang Percaya Diri ... 16

D. Dinamika Hubungan Antara Intensitas Penggunaan Media Sosial dengan Kepercayaan Diri Pada Remaja Awal ... 18

E. Hipotesis ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

A. Jenis Penelitian ... 21

B. Identifikasi Variabel ... 21

C. Definisi Operasional ... 21

1. Intensitas Penggunaan Media sosial ... 21


(17)

xiv

D. Sampling Penelitian ... 22

E. Subjek Penelitian ... 23

F. Metode dan Alat Pengumpulan Data ... 23

G. Uji Coba Alat Ukur Penelitian ... 26

H. Validitas, Reliabilitas, dan Seleksi Item ... 26

1. Validitas ... 26

2. Seleksi Item ... 27

3. Reliabilitas ... 31

I. Metode Analisis Data ... 32

1. Uji Asumsi ... 32

a. Uji Normalitas ... 32

b. Uji Linearitas ... 32

2. Uji Hipotesis Penelitian ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Pelaksanaan Penelitian ... 34

B. Hasil Penelitian ... 34

1. Deskripsi Subjek Penelitian ... 34

2. Deskripsi Data Penelitian ... 35

3. Hasil Analisis Data Penelitian ... 36

a. Uji Asumsi ... 36

1)Uji Normalitas ... 36

2)Uji Linearitas ... 38


(18)

xv

C. Pembahasan ... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 43

A. Kesimpulan ... 43

B. Keterbatasan Penelitian ... 43

C. Saran …… ... 44


(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Skala Item Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial

Sebelum Uji Coba ... 24

Tabel 2. Uraian Skor Pernyataan Favorable dan Unfavorable ... 24

Tabel 3. Skala Item Skala Kepercayaan Diri Sebelum Uji Coba ... 24

Tabel 4. Sebaran Item Pada Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial Sebelum Uji Coba ... 28

Tabel 5. Sebaran Item Pada Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial Setelah Uji Coba ... 28

Tabel 6. Sebaran Item Pada Skala Kepercayaan Diri Sebelum Uji Coba ... 29

Tabel 7. Sebaran Item Pada Skala Kepercayaan Diri Setelah Uji Coba ... 30

Tabel 8. Deskripsi Usia Subjek Penelitian ... 34

Tabel 9. Deskripsi Jenis Kelamin Subjek Penelitian ... 35

Tabel 10. Penghitungan Mean Teoritik dan Mean Empirik ... 35

Tabel 11. Penghitungan Uji T ... 35

Tabel 12. Hasil Uji Normalitas ... 36

Tabel 13. Hasil Uji Linearitas ... 38

Tabel 14. Hasil Uji Regresi ... 39

Tabel 15. Hasil Uji Anova ... 40


(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Survei Mengenai Durasi dan Frekuensi... 50

Lampiran 2. Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial Sebelum Uji Coba ... 51

Lampiran 3. Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial Setelah Uji Coba ... 55

Lampiran 4. Skala Kepercayaan Diri Sebelum Uji Coba ... 58

Lampiran 5. Skala Kepercayaan Diri Setelah Uji Coba ... 63

Lampiran 6. Uji Reliabilitas Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial ... 66

Lampiran 7. Uji Reliabilitas Skala Kepercayaan Diri ... 69

Lampiran 8. Deskriptif Data Penelitian ... 73

Lampiran 9. Uji Normalitas ... 75

Lampiran 10. Uji Linearitas ... 76


(21)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Intensitas Penggunaan Media Sosial ... 20 Gambar 2. Q-Q Plot Kepercayaan Diri ... 37 Gambar 3. Q-Q Plot Intensitas Penggunaan Media Sosial ... 37


(22)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Internet merupakan produk ilmu pengetahuan yang berkembang dengan pesat. Ceyhan (2007) menjelaskan bahwa individu mengirim pesan, mencari informasi, dan melakukan interaksi dengan siapa saja secara cepat melalui internet. Individu mengakses media sosial dengan internet. Media sosial telah berkembang dengan pesat. Berbagai macam media sosial saat ini antara lain Facebook, Twitter, Instagram, Path, dan Google plus.

Media sosial merupakan alat bantu untuk berkomunikasi dengan berbagai pihak di belahan dunia dengan menggunakan koneksi internet (Sikape, 2014). Menurut Boyd dan Ellison (2008), media sosial adalah alat perantara berbasis web yang memungkinkan individu membuat profil pribadi, melihat, dan memasuki profil orang-orang yang terdaftar dalam koneksi mereka.

Lenhart dkk (2010) menunjukkan bahwa 93% pengguna media sosial adalah remaja dengan rentang usia 12 hingga 17 tahun. Kementerian KOMINFO melakukan survei terhadap 400 responden dengan rentang usia 10-19 tahun pada tahun 2014. Hasil survei menunjukkan bahwa 79,5% responden adalah pengguna internet. Motivasi utama mereka dalam penggunaan media sosial adalah untuk berkomunikasi (Siaran Pers, 2014).


(23)

Hasil penelitian tersebut menunjukkan remaja merupakan pengguna aktif media sosial di Indonesia.

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa (Santrock, 2003). Masa peralihan ini melibatkan perubahan secara biologis, kognitif, dan sosioemosional (Santrock, 2003). Remaja memiliki tugas perkembangan untuk menjalin hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya serta mencapai tingkah laku sosial yang bertanggung jawab (Havighurst, dalam Hurlock, 1990).

Remaja awal mengalami perkembangan psikososial (Ma’rifah & Budiani, 1012). Perkembangan psikososial adalah proses pencarian identitas diri (Papalia, Olds, & Feldman, 2008). Erikson menjelaskan bahwa proses ini penting bagi individu untuk berproses mengenali diri sendiri (Feist & Feist, 2010). Gunarsa dan Gunarsa (1981) menjelaskan bahwa identitas merupakan persatuan dari azas-azas, cara hidup, dan pandangan-pandangan yang menentukan cara hidup selanjutnya. Persatuan ini merupakan inti yang menentukan cara seseorang meninjau diri sendiri dan orang lain dalam pergaulan (Gunarsa & Gunarsa, 1981).

Lingkungan keluarga dan sosial sangat mempengaruhi proses pencarian identitas diri pada remaja (Erikson, dalam Feist & Feist, 2010). Gunarsa dan Gunarsa (1981) menjelaskan faktor lingkungan sangat berperan pada proses pembentukan identitas, terutama lingkungan keluarga. Dalam lingkungan keluarga yang positif, remaja berpartisipasi


(24)

dalam pengambilan keputusan (Enright, dkk dalam Santrock, 2007), suasana kekeluargaan yang mendukung terasakan (Cooper, dkk dalam Santrock, 2007), dan komunikasi antaranggota keluarga baik(Gunarsa & Gunarsa, 1981). Pengaruh lingkungan keluarga yang positif menghasilkan identitas diri yang jelas pada remaja (Gunarsa & Gunarsa, 1981).

Dalam lingkungan keluarga yang negatif, remaja terbatas untuk mengemukakan pendapat, memperoleh bimbingan yang terbatas (Ehrigt dkk, dalam Santrock, 2007), lingkungan keluarga tidak utuh (broken home), komunikasi antaranggota keluarga kurang baik (Gunarsa & Gunarsa 1981; Reis & Youniss dalam Santrock, 2007). Banyak remaja mengalami kegagalan dalam proses perkembangan karena faktor lingkungan keluarga (Gunarsa & Gunarsa, 1981). Pengaruh lingkungan keluarga yang negatif menghasilkan identitas diri yang tidak jelas pada remaja (Gunarsa & Gunarsa, 1981). Dengan demikian, faktor lingkungan keluarga berperan penting dalam proses pencarian identitas diri.

Faktor lingkungan sosial berperan penting dalam proses pencarian identitas (Gunarsa & Gunarsa, 1981). Lingkungan yang mencontohkan perbuatan-perbuatan positif kepada remaja membantu kelancaran percarian identitas diri pada remaja (Gunarsa & Gunarsa, 1981). Lingkungan sosial yang berpengaruh negatif terhadap remaja, menghambat remaja dalam proses pencarian identitas diri (Gunarsa & Gunarsa, 1981).


(25)

Stets dan Burke (2014) menjelaskan bahwa kepercayaan diri merupakan hasil dari proses pembentukan identitas. Identitas diri yang jelas menghasilkan kepercayaan diri yang tinggi. Identitas yang kabur menurunkan kepercayaan diri.

Santrock (2003) menjelaskan rasa percaya diri atau self esteem (harga diri) merupakan dimensi evaluatif yang menyeluruh dari diri. Beberapa ahli mengatakan bahwa kepercayaan diri bersinonim dengan harga diri (Hamblin dkk, dalam Oney & Guven, 2015). Owens dkk (dalam Oney & Guven, 2015) mengatakan bahwa harga diri dan kepercayaan diri mengacu pada cara seseorang mengevaluasi berbagai kemampuan dan karateristik pribadi. Setiyo (dalam Puspitasari dan Laksmiwati, 2012) menjelaskan bahwa kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan seseorang terhadap segala kelebihan yang dimiliki dan membuat mereka merasa mampu untuk mencapai berbagai tujuan hidup.

Kepercayaan diri mempengaruhi kemampuan seseorang berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain (Adywibowo, 2010). Siska dan Purnamaningsih (2003) menjelaskan bahwa kepercayaan diri mempengaruhi komunikasi interpersonal Remaja dengan kepercayaan diri tinggi berani untuk berinteraksi dengan orang lain secara langsung. Remaja yang cenderung takut berinteraksi dengan orang lain secara langsung mengalami kegagalan dalam memperluas hubungan antarpribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan teman sebaya (Havighurst, dalam Gunarsa & Gunarsa, 1981).


(26)

Media sosial menyebabkan seseorang berkomunikasi tidak langsung dengan orang lain. Caplan (2005) mengungkapkan bahwa penggunaan internet yang berlebihan mengakibatkan dampak buruk berupa bertambahnya komunikasi secara tidak langsung (non-face to face communication). Hur (dalam Iskender & Akin, 2011) menegaskan kecanduan internet menyebabkan ketidakteraturan pada relasi.

Chou dan Hsiao, Griffiths dan Young (dalam Iskender & Akin, 2011) menyatakan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan berdampak negatif dalam kehidupan. Kraut, dkk (dalam Iskender & Akin, 2011) menjelaskan gejala - gejala yang muncul pada penggunaan internet yang berlebihan antara lain, kesulitan mengatur waktu online, kebosanan ketika offline, dan berkurangnya interaksi sosial secara langsung.

Seseorang dengan kepercayaan diri tinggi berani berinteraksi secara langsung. Individu dengan kepercayaan diri rendah cenderung takut berinteraksi secara langsung. Peneliti berasumsi remaja dengan kepercayaan diri tinggi cenderung menggunakan media sosial dengan intensitas rendah. Remaja dengan kepercayaan diri rendah cenderung menggunakan media sosial dengan intensitas tinggi.

B. Rumusan Masalah

Apakah kepercayaan diri berpengaruh pada intensitas penggunaan media sosial pada remaja awal?


(27)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepercayaan diri pada intensitas penggunaan media sosial pada remaja awal.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan menyumbang ilmu pengetahuan berkaitan dengan intensitas media sosial pada bidang psikologi perkembangan remaja.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi orang tua, mengetahui tingkat kepercayaan diri dan intensitas penggunaan media sosial pada remaja awal.

b. Bagi remaja, penelitian ini memberikan gambaran jelas mengenai pengaruh kepercayaan diri terhadap intensitas penggunaan media sosial, sehingga remaja menggunakan informasi tersebut sebagai bahan pertimbangan berperilaku sehari-hari.


(28)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Remaja Awal

1. Pengertian Remaja Awal

Masa remaja awal berlangsung dari usia 12-16 tahun atau 17 tahun (Hurlock, 1990; MÖnks, Knoers & Haditono 2004). Pada masa

tersebut, remaja mengalami perubahan-perubahan secara biologis, kognitif, dan sosioemosional (Santrock, 2007). Masa tersebut merupakan masa pencarian identitas diri (Erikson dalam Santrock, 2003).

2. Ciri-ciri Remaja Awal

Mappiare (1982) menyebutkan ciri-ciri masa remaja awal adalah sebagai berikut :

a. Ketidakstabilan perasaan dan emosi

Masa remaja awal merupakan masa individu memiliki perasaan yang sangat peka. Perasaan seseorang pada masa remaja mudah berubah. Perasaan gembira mudah berubah menjadi kesedihan. Rasa yakin pada diri berganti menjadi meragukan diri. b. Kecerdasan atau kemampuan mental meningkat

Alfred Binet (dalam Mappiare, 1982) menjelaskan bahwa pada usia 12 tahun kemampuan anak memahami informasi abstrak


(29)

mulai sempurna. Seseorang pada masa remaja awal mulai bersikap kritis terhadap pendapat dan pandangan yang irasional.

c. Remaja kesulitan menentukan status identitas

Remaja awal sulit menentukan status identitas karena perlakuan orang dewasa yang berganti-ganti. Orang dewasa merasa ragu memberi tanggung jawab karena menganggap remaja masih “kanak-kanak”. Orang dewasa memberikan teguran jika remaja awal bertingkah laku seperti kanak-kanak.

d. Masa remaja awal adalah masa yang kritis

Remaja awal menghadapi berbagai macam masalah, seperti penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol, kehamilan remaja, serta bunuh diri. Remaja awal yang mampu menghadapi masalah dengan baik, memiliki modal dasar untuk menghadapi masalah-masalah selanjutnya. Remaja awal yang tidak mampu menghadapi masalah dengan baik selalu bergantung kepada orang lain.

3. Tugas Perkembangan Remaja Awal

Wattenburg (dalam Mappiare, 1982) mengemukakan lima tugas perkembangan remaja awal sebagai berikut :

a. Mampu mengontrol diri sendiri seperti orang dewasa

Tugas perkembangan ini muncul karena remaja awal telah berkembang semakin dewasa. Lingkungan sosial mengharapkan remaja mampu mengontrol diri sendiri seperti kontrol diri pada orang dewasa.


(30)

b. Memperoleh kebebasan

Remaja awal bebas menentukan pilihan dalam berbagai alternatif pilihan kemudian melaksanakan keputusan dengan tanggung jawab, seperti memilih jenis sekolah/jurusan, lapangan pekerjaan, dan teman kencan.

c. Bergaul dengan teman sebaya

Tugas perkembangan ini berkaitan erat dengan kepercayaan diri. Proses interaksi sosial memberikan umpan balik. Umpan balik yang bersifat positif (pujian) meningkatkan kepercayaan diri remaja. Umpan balik yang bersifat negatif (penolakan) menurunkan kepercayaan diri (Musen, dalam Afiatin & Andayani, 1996). Maka dari itu, remaja memiliki tugas untuk memperluas hubungan antar pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan teman sebaya.

d. Mengembangkan keterampilan-keterampilan baru

Remaja awal memiliki tugas untuk berlatih dan mengembangkan berbagai keterampilan baru yang sesuai dengan tuntutan hidup di masa dewasa kelak.

e. Memiliki citra diri yang realistis

Lingkungan sosial mengharapkan remaja awal memiliki gambaran diri secara realistis, serta dapat memaknai segala hal pada diri mereka. Remaja awal memiliki tugas untuk mampu


(31)

menerima keadaan diri apa adanya, memelihara, dan memanfaatkan secara positif.

Peneliti menyimpulkan bahwa remaja awal adalah individu yang berusia 12-15 tahun yang memiliki tugas perkembangan utama, yaitu pencarian identitas diri. Lingkungan berperan penting dalam proses pencarian identitas diri pada remaja awal. Identitas diri yang jelas menyebabkan remaja awal merasa lebih percaya diri. Identitas diri yang kabur menyebabkan remaja awal merasa kurang percaya diri. Kepercayaan diri rendah menyebabkan remaja awal takut berinteraksi secara langsung. Hal tersebut mengakibatkan remaja awal menggunakan media sosial dengan intensitas yang tinggi. Fenomena tersebut menghambat tugas perkembangan remaja awal untuk bergaul dengan teman sebaya.

B. Intensitas Penggunaan Media Sosial 1. Pengertian Media Sosial

Media sosial adalah alat perantara yang membantu individu untuk berkomunikasi dengan berbagai pihak di belahan dunia (Sikape, 2014). Tujuan interaksi dalam media sosial sama dengan interaksi sosial dalam kehidupan nyata, yaitu membuat lingkaran pertemanan untuk membangun jaringan sosial terhadap orang lain atau komunitas tertentu, namun secara tidak langsung atau non-face to face (Sikape, 2014).


(32)

Boyd dan Ellison (2008) mendefinisikan media sosial sebagai bentuk pelayanan berbasis web yang memungkinkan individu membuat profil pribadi, berbagi informasi, serta melihat dan melintasi profil orang-orang yang terdaftar dalam koneksi mereka.

Peneliti menyimpulkan bahwa media sosial merupakan alat perantara berbasis web untuk berinteraksi dengan orang lain di berbagai belahan dunia dengan komputer dan smartphone sehingga terjalin percakapan secara tidak langsung (non-face to face) atau maya.

2. Pengertian Intensitas Penggunaan

Sax (dalam Azwar, 1995) mendefinisikan intensitas sebagai kedalaman atau kekuatan sikap terhadap sesuatu. Wulandari (2000) menjelaskan bahwa kata intensitas mengacu pada penggunaan waktu untuk melakukan aktivitas tertentu (durasi) dengan jumlah ulangan tertentu dalam jangka waktu tertentu (frekuensi). Menurut Salim dan Salim (1991) arti kata penggunaan adalah proses menggunakan sesuatu.

Peneliti menyimpulkan bahwa intensitas penggunaan merupakan tingkat kedalaman dan kekuatan sikap (mutu) dalam menggunakan atau memanfaatkan fasilitas-fasilitas media sosial dengan memperhatikan durasi waktu (dalam satuan ukur jam) dan jumlah ulangan/frekuensi (dalam kurun waktu satu hari).


(33)

3. Aspek-aspek Intensitas Penggunaan Media Sosial

Ajzen (dalam Frisnawati, 2012) mengemukakan bahwa aspek-aspek intensitas penggunaan media sosial adalah sebagai berikut: a. Perhatian

Merupakan ketertarikan individu terhadap objek tertentu yang menjadikan target perilaku.

b. Penghayatan

Merupakan pemahaman dan penyerapan terhadap informasi sebagai pengetahuan yang baru bagi individu yang bersangkutan. c. Durasi

Merupakan kebutuhan individu dalam selang waktu tertentu untuk melakukan perilaku yang menjadi target (lamanya selang waktu dalam satuan jam).

d. Frekuensi

Merupakan banyaknya pengulangan perilaku yang menjadi target (dalam kurun waktu satu hari).

Andarwati dan Sankarto (2005) menyatakan bahwa intensitas hanya mengacu pada :

a. Frekuensi yang menyatakan satuan kurun waktu tertentu (per hari, per minggu, atau per bulan).

b. Durasi yang menyatakan satuan kurun waktu tertentu (per menit atau per jam).


(34)

Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti memilih aspek-aspek intensitas perhatian, penghayatan, durasi, dan frekuensi. Aspek-aspek menurut Ajzen (dalam Frisnawati, 2012) dipilih karena lebih lengkap dan mendalam daripada aspek-aspek Andarwati dan Sankarto (2005). 4. Keuntungan dan Kerugian Menggunakan Media Sosial

O’Keefee dan Pearson (2011) menyebutkan bahwa keuntungan dan kerugian penggunaan media sosial sebagai berikut : a. Keuntungan menggunakan media sosial :

1) Tetap terhubung dengan teman dan keluarga, membuat pertemanan baru, berbagi foto-foto, dan bertukar ide.

2) Memiliki kesempatan untuk terikat dalam komunitas dengan menghasilkan uang untuk suatu acara amal dan menjadi relawan untuk acara lokal.

3) Membantu pengembangan keterampilan sosial remaja.

4) Meningkatkan dan mempermudah kesempatan belajar pada remaja (contohnya, siswa SMP dan SMA terhubung satu sama lain untuk mengerjakan pekerjaan rumah).

5) Mempermudah dalam mengakses atau mencari informasi tentang kesehatan

b. Kerugian menggunakan media sosial :

1) Cyberbullying dan Kekerasan secara online

Cyberbullying merupakan tindakan yang sengaja


(35)

mempermalukan, atau berkata kasar pada orang lain. Cyberbullying adalah resiko online paling umum yang terjadi pada remaja.

2) Sexting

Sexting adalah mengirim, menerima, atau meneruskan

pesan, foto, atau gambar yang bersifat seksual melalui ponsel, komputer, atau media digital. Remaja yang terlibat dalam melakukan tindakan ini masuk kategori pelanggaran ringan. 3) Depresi

Intensitas pada dunia online menjadi faktor yang memicu depresi pada remaja sehingga remaja lebih menutup diri secara sosial. Media sosial beresiko menyebabkan perilaku agresif pada diri sendiri.

C. Kepercayaan Diri

1. Pengertian Kepercayaan Diri

Santrock (2003) menyatakan rasa percaya diri atau self esteem merupakan dimensi evaluatif yang menyeluruh dari diri. Rasa percaya diri juga disebut sebagai harga diri atau gambaran diri. Owens, Brown, Dutton, dan Cook (dalam Oney & Guven, 2015) memandang persamaan antara kedua konsep tersebut mengacu pada cara seseorang mengevaluasi berbagai kemampuan dan karateristik pribadi mereka.


(36)

Kepercayaan diri merupakan keyakinan atas kemampuan diri sendiri sehingga individu tidak ragu untuk bertindak, merasa bebas melakukan hal-hal yang disukai, bertanggung jawab, sopan saat berinteraksi dengan orang lain, menghargai orang lain, memiliki dorongan berprestasi serta mengenali kelebihan dan kekurangan diri sendiri (Lauster, 1990). Afiatin dan Andayani (1996) menjelaskan bahwa kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian manusia yang berfungsi penting untuk mengaktualisasikan potensi atau kemampuan yang dimiliki.

Dari beberapa pengertian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa kepercayaan diri adalah suatu bentuk keyakinan atau aspek kepribadian yang berfungsi untuk mengaktualisasikan potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh individu dalam mencapai berbagai tujuan hidup dengan cara memberikan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan atau situasi.

2. Aspek-aspek Kepercayaan Diri

Lauster (1990) menyebutkan bahwa aspek-aspek kepercayaan diri adalah sebagai berikut :

a. Ambisi normal adalah dorongan untuk mencapai hasil dengan menyesuaikan kemampuan diri sendiri, mampu menyelesaikan tugas dengan baik, bekerja secara efektif, dan bertanggung jawab terhadap keputusan dan perbuatan diri sendiri.


(37)

b. Kemandirian adalah kemampuan untuk membuat suatu keputusan, bertindak sesuai dengan keputusan, tidak tergantung pada orang lain.

c. Optimisme adalah sikap pantang menyerah dalam menghadapi setiap kegagalan, memiliki pandangan dan harapan yang positif tentang diri dan masa depan.

d. Perasaan aman adalah terbebas dari perasaan takut dan ragu-ragu terhadap situasi di lingkungan sekitar dan mampu menghadapi situasi dengan tenang.

e. Toleransi berarti mengerti kekurangan pada diri sendiri, memberi kesempatan kepada orang lain untuk berpendapat, menerima pendapat orang lain, dan tidak mementingkan kehendak sendiri. f. Keyakinan pada diri sendiri adalah keterbebasan dari penilaian dan

pengaruh orang lain, serta berani mengemukakan ide atau kehendak secara bertanggung jawab.

3. Ciri-ciri Individu yang Percaya Diri

Rini dan Hakim (2002) menyebutkan ciri-ciri seseorang yang memiliki kepercayaan diri dengan baik, antara lain :

a. Percaya pada kemampuan diri sendiri. b. Tidak mengarah ke sikap konformitas.

c. Berani menerima dan menghadapi penolakan dari orang lain, atau berani menjadi diri sendiri.


(38)

d. Mempunyai internal locus of control (memandang keberhasilan dan kegagalan tergantung dari usaha diri sendiri, tidak mudah menyerah pada keadaan, dan tidak tergantung pada bantuan orang lain).

e. Mempunyai pandangan yang positif terhadap diri sendiri, orang lain, dan situasi di luar dirinya.

f. Mempunyai harapan yang realistik terhadap diri sendiri. g. Selalu bersikap tenang dalam mengerjakan segala sesuatu.

Dari penjelasan Rini dan Hakim (2008), peneliti menyimpulkan aspek dan indikator dari kepercayaan diri adalah sebagai berikut : a. Aspek ambisi normal dengan indikator harapan realisitis terhadap

diri sendiri (jika tidak terwujud, tetap mampu melihat sisi positif dari diri dan situasi yang terjadi);

b. Aspek kemandirian dengan indikator internal locus of control (memandang keberhasilan dan kegagalan tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mengharapkan bantuan dari orang lain);

c. Aspek optimisme dengan indikator tidak mudah menyerah pada keadaan;

d. Aspek perasaan aman dengan indikator cara pandang yang positif dan selalu bersikap tenang terhadap situasi diluar dirinya;

e. Aspek toleransi dengan indikator keterbukaan pada pendapat orang lain;


(39)

f. Aspek keyakinan pada diri sendiri dengan indikator keberanian mengemukakan ide atau pendapat secara bertanggung jawab, tidak mengarah ke sikap konformitas, percaya pada kemampuan diri sendiri, serta berani menerima dan menghadapi penolakan dari orang lain (berani menjadi diri sendiri).

Penyusunan skala penelitian ini menggunakan indikator-indikator yang berasal dari ciri-ciri seseorang yang memiliki kepercayaan diri.

D. Dinamika Pengaruh Intensitas Penggunaan Media Sosial Terhadap Kepercayaan Diri Pada Remaja Awal

Produk teknologi yang berkembang dengan pesat adalah media sosial. Media sosial merupakan alat perantara berbasis web untuk berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain di berbagai belahan dunia dengan menggunakan koneksi internet sehingga terjalin percakapan secara tidak langsung (non-face to face) atau maya. Remaja merupakan pengguna aktif media sosial (Lenhart dkk, 2010; Siaran Pers, 2014).

Remaja awal memasuki proses pencarian identitas diri (Erikson, dalam Feist & Feist, 2010). Proses pencarian identitas diri merupakan proses mengenali dirinya. Lingkungan berpengaruh terhadap proses pencarian identitas pada remaja awal.


(40)

Dalam lingkungan yang positif, remaja berpartisipasi dalam mengambil keputusan, suasana kekeluargaan yang mendukung terasakan (Enright, dkk; Cooper, dkk dalam Santrock, 2007), dan komunikasi antaranggota keluarga baik (Gunarsa & Gunarsa, 1981). Pengaruh lingkungan yang positif membuat remaja memiliki identitas diri yang jelas (Gunarsa & Gunarsa, 1981).

Dalam lingkungan yang negatif, remaja dibatasi untuk mengemukakan pendapat, memperoleh bimbingan yang terbatas, dan komunikasi antaranggota keluarga kurang baik (Gunarsa & Gunarsa, 1981; Reis & Youniss, dalam Santrock, 2007). Pengaruh lingkungan yang bersifat negatif membentuk identitas diri remaja menjadi tidak jelas (Gunarsa & Gunarsa, 1981).

Identitas diri yang jelas maupun tidak jelas mempengaruhi kepercayaan diri pada remaja (Stets & Burke, 2014). Seseorang dengan identitas diri jelas, menimbulkan kepercayaan diri yang tinggi. Seseorang dengan identitas diri tidak jelas, mengakibatkan kepercayaan diri rendah. Adywibowo (2012) menjelaskan bahwa individu dengan kepercayaan diri tinggi mampu berkomunikasi dengan orang lain. Dengan demikian, remaja dengan kepercayaan diri tinggi berani untuk berinteraksi dengan orang lain secara langsung, begitu sebaliknya.

Media sosial menyediakan fasilitas untuk berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang lain tanpa bertatap muka. Peneliti berasumsi


(41)

bahwa remaja awal dengan kepercayaan diri tinggi menggunakan media sosial dengan intensitas yang rendah. Remaja awal dengan kepercayaan diri rendah lebih memilih untuk berinteraksi melalui media sosial.

Gambar 1. Skema pengaruh kepercayaan diri terhadap intensitas penggunaan media sosial pada remaja awal

E. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini menyatakan kepercayaan diri berpengaruh terhadap intensitas penggunaan media sosial pada remaja awal.

Remaja Awal

Pengaruh lingkungan bersifat positif Pengaruh lingkungan

bersifat negatif Pencarian Identitas

Identitas diri jelas Identitas diri tidak jelas

Kepercayaan Diri Tinggi Kepercayaan Diri

Rendah

Tidak berani berinteraksi

secara langsung Berani berinteraksi secara langsung

Intensitas Penggunaan


(42)

21 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional kausal (Sugiyono, 2012). Pengolahan data menggunakan metode analisis regresi sederhana. Tujuan penelitian ini yaitu melihat pengaruh kepercayaan diri terhadap intensitas penggunaan media sosial pada remaja awal.

B. Identifikasi Variabel

Variabel-variabel penelitian ini adalah :

1. Variabel tergantung (DV) : intensitas penggunaan media sosial 2. Variabel bebas (IV) : kepercayaan diri

C. Definisi Operasional

Definisi operasional penelitian ini meliputi intensitas penggunaan media sosial dan kepercayaan diri.

1. Intensitas Penggunaan Media Sosial

Intensitas penggunaan media sosial adalah tingkat kedalaman dan kekuatan sikap (mutu) memanfaatkan fasilitas-fasilitas media sosial dengan memperhatikan durasi dan frekuensi. Penelitian ini menggunakan skala intensitas penggunaan media sosial untuk


(43)

mengukur variabel intensitas penggunaan media sosial. Skala tersebut disusun oleh peneliti.

Skor total skala intensitas penggunaan media sosial digunakan untuk melihat tingkat intensitas penggunaan media sosial subyek. Semakin tinggi skor total pada skala menunjukkan bahwa intensitas penggunaan media sosial tinggi, sedangkan semakin rendah skor total pada skala menunjukkan bahwa intensitas penggunaan sosial media rendah.

2. Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri adalah suatu bentuk keyakinan atau aspek kepribadian yang berfungsi untuk mengaktualisasikan potensi dan kemampuan individu untuk mencapai berbagai tujuan hidup dengan cara memberikan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan atau situasi. Peneliti menyusun skala kepercayaan diri untuk mengukur kepercayaan diri subyek.

Kepercayaan diri subyek dilihat dari skor total skala. Semakin tinggi skor total, semakin tinggi kepercayaan diri subyek. Semakin rendah skor total subyek, semakin rendah kepercayaan diri subyek.

D. Sampling Penelitian

Peneliti mengambil sampel dengan metode purposive sampling. Metode tersebut adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang mempunyai sangkut paut dengan ciri-ciri-ciri-ciri


(44)

atau sifat-sifat populasi (Sugiyono, 2012). Peneliti telah menentukan kriteria untuk proses pengambilan sampel.

E. Subjek Penelitian

Kriteria subyek adalah remaja awal berusia 12-15 tahun, laki-laki dan perempuan, mempunyai akun media sosial, dan sedang menumpuh pendidikan Sekolah Menengah Pertama.

F. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu intensitas penggunaan media sosial dan kepercayaan diri. Peneliti mengukur variabel intensitas penggunaan media sosial menggunakan skala intensitas penggunaan media sosial (SIPMS). Variabel kepercayaan diri menggunakan skala kepercayaan diri (SKD). Kedua skala berisikan pernyatakan favorable dan unfavorable. Peneliti merancang skala dengan berpedoman pada aspek-aspek atau indikator-indikator setiap variabel.

Penelitian ini menggunakan skala Likert yang terdiri dari 4

kategori jawaban, yaitu “Sangat Tidak Setuju”, “Tidak Setuju”, “Setuju”, dan “Sangat Setuju”. Peneliti menggunaan 4 kategori jawaban untuk menghindari central tendency effect, yaitu kecenderungan subyek memilih jawaban yang berada ditengah-tengah saat ragu menjawab suatu pernyataan (Hadi, 1994). Kategori “Netral” atau “Ragu-ragu” mempunyai arti ganda sehingga belum mampu memberikan jawaban karena dianggap


(45)

sebagai pilihan yang netral atau belum mampu menentukan pilihan (Hadi, 1994). Berikut adalah sebaran item skala setiap variabel sebelum uji coba :

Tabel 1. Sebaran item skala intensitas penggunaan media sosial sebelum uji coba

Aspek Jenis pernyataan Total Bobot

(%)

Favorable Unfavorable

Intensitas penggunaan media sosial

Perhatian 1, 2, 5, 6, 9, 12, 13, 15, 17, 19, 20, 21

3, 4, 8, 11, 14,

18, 22, 25 20 58,82% Penghayatan 7, 10, 23, 24,

26, 27, 28, 29, 31

16, 30, 32 12 35,39%

Durasi 0 33 1 2,94%

Frekuensi 0 34 1 2,94%

Total 21 13 34 100%

Pemberian skor pada alat ukur tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 2. Uraian skor pernyataan favorable dan unfavorable

Kategori jawaban

Pernyataan

Favorable Unfavorable

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Tabel 3. Sebaran item skala kepercayaan diri sebelum uji coba

Komponen Indikator Jenis pernyataan Total Bobot

(%)

Favorable Unfavorable

Ambisi normal

Harapan realistis terhadap diri sendiri

1, 23, 33, 43,

52 21, 24 7 9,09%

Kemandirian Internal locus of

control

3, 8, 16, 25,


(46)

Optimisme

Tidak mudah

menyerah pada keadaan

31, 35, 37 2, 28, 51 6 7,79%

Perasaan aman

Cara pandang yang

positif 6, 30, 39 11, 26, 36 6 7,79%

Bersikap tenang pada situasi diluar dirinya

22, 38, 40, 46, 54

5, 7, 34, 59,

65 10 12,98%

Toleransi

Memberi kesempatan kepada orang lain untuk berpendapat

15, 66, 72 71, 73, 76 6 7,79%

Menerima pendapat

orang lain 64, 67, 68 58, 70, 74 6 7,79%

Keyakinan akan diri

sendiri

Dirinya tidak terdorong untuk mengarah ke sikap konformitas

14, 63 27, 32 4 5,19%

Percaya akan

kemampuan dirinya

19, 29, 47,

49 9, 10, 12, 50 8 10,38%

Berani menerima dan menghadapi

penolakan

4, 13, 42, 57 17, 45, 60,

61 8 10,38%

Berani

mengemukakan ide atau pendapat secara bertanggung jawab

44, 75, 77 20, 62, 69 6 7,79%

Total 42 35 77 100%

Pemberian skor pada skala kepercayaan diri sama dengan pemberian skor pada skala intensitas penggunaan media sosial. Skor total dari skala tersebut menunjukkan tingkat kepercayaan diri subyek. Semakin tinggi skor total pada skala menunjukkan bahwa kepercayaan diri subyek


(47)

tinggi. Semakin rendah skor pada skala menunjukkan bahwa semakin rendah kepercayaan diri subyek.

G. Uji Coba Alat Ukur Penelitian

Peneliti melakukan uji coba skala pada subyek penelitian yang sesuai dengan kriteria penelitian. Uji coba ini bertujuan untuk melihat kualitas item-item pada skala penelitian. Peneliti melakukan uji coba tanggal 11-20 November 2015 di SMP Negeri 27 Purworejo dan SMPK BPK Penabur Sukabumi. Peneliti menyebar ke dua sekolah dengan jumlah 80 eksemplar skala, namun 20 eksemplar tidak memenuhi syarat karena beberapa pernyataan tidak terisi. Total skala yang memenuhi syarat berjumlah 60 eksemplar. Peneliti menganalisis reliabilitas dan seleksi item dari 60 eksemplar skala.

H. Validitas, Reliabilitas, dan Seleksi Item 1. Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut benar-benar mengukur yang hendak diukur (Juliansyah, 2011). Penelitian ini menggunakan validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi melalui professional judgment (Juliansyah, 2011). Professional judgment dilakukan oleh dosen pembimbing.


(48)

2. Seleksi Item

Peneliti melakukan seleksi item dengan tujuan untuk memperoleh item yang baik dan berkualitas berdasarkan 60 eksemplar skala yang tersisa. Item yang mempunyai kualitas baik dijadikan item skala penelitian.

Azwar (2003) menetapkan kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item total dengan batasan rix ≥ 0,30. Semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 dianggap memuaskan. Item dengan koefisien korelasi kurang dari 0,30 dianggap sebagai item dengan daya beda rendah. Masing-masing skala penelitian ini menggunakan batasan nilai rix ≥ 0,25 yang dipandang cukup baik (Azwar, 2003) agar jumlah item yang diinginkan tercapai. Peneliti menganggap nilai koefisien korelasi tersebut baik karena tidak menurunkan nilai reliabilitas dari masing-masing skala.

Berikut adalah hasil seleksi item dari kedua skala penelitian ini : a. Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial

Skala ini terdiri dari 21 item favorable dan 13 item unfavorable, dengan total sebanyak 34 item. Dari 34 item, terdapat 16 item yang memperoleh nilai rix ≥ 0,25, sedangkan 18 item memperoleh nilai rix ≤ 0,25 sehingga dinyatakan gugur. Berikut adalah tabel sebaran item skala intensitas penggunaan media sosial:


(49)

Tabel 4. Sebaran Item Pada Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial Sebelum Uji Coba

Aspek Jenis pernyataan Total Bobot

(%)

Favorable Unfavorable

Intensitas penggunaan media sosial

Perhatian 1, 2*, 5*, 6, 9*, 12*, 13, 15, 17*, 19*,

20, 21

3*, 4, 8, 11, 14*, 18, 22*,

25*

20 58,82

% Penghayatan 7, 10*, 23*,

24*, 26, 27*, 28*, 29*, 31

16, 30*, 32* 12 35,39 %

Durasi 0 33 1 2,94%

Frekuensi 0 34 1 2,94%

Total 21 13 34 100%

Keterangan : tanda * menandakan item yang gugur

Berikut adalah skala intensitas penggunaan media sosial setelah uji coba :

Tabel 5. Sebaran Item Pada Skala Intensitas Penggunaan Media Sosial Setelah Uji Coba

Aspek Jenis pernyataan Total Bobot

(%)

Favorable Unfavorable

Intensitas penggunaan media sosial

Perhatian 1, 6, 13,

15, 20, 21 4, 8, 11,18 10 62,5% Penghayatan

7, 26, 31 16 4 25%

Durasi 0 33 1 6,25%

Frekuensi 0 34 1 6,25%

Total 9 7 16 100%

b. Skala Kepercayaan Diri

Skala ini terdiri dari 77 item, baik item favorable sebanyak 42 maupun item unfavorable sebanyak 35. Dari 77 item, terdapat


(50)

34 item dengan nilai rix ≥ 0,25, sedangkan 43 item memperoleh nilai rix ≤ 0,25 sehingga dinyatakan gugur. Berikut adalah tabel sebaran item skala kepercayaan diri :

Tabel 6. Sebaran Item Pada Skala Kepercayaan Diri Sebelum Uji Coba

Komponen Indikator

Jenis pernyataan

Total Bobot (%)

Favorable Unfavorable

Ambisi normal

Harapan yang realistis terhadap diri sendiri

1*, 23, 33*,

43*, 52* 21*, 24* 7 9,09%

Kemandirian

Internal locus of control

3, 8, 16*, 25*, 48*, 53*, 56*

18*, 41*,

55* 10 12,98%

Optimisme

Tidak mudah menyerah pada keadaan

31, 35, 37 2*, 28*, 51 6 7,79%

Perasaan aman

Cara pandang

yang positif 6, 30, 39 11*, 26, 36* 6 7,79% Bersikap tenang

pada situasi diluar dirinya

22, 38*, 40*, 46, 54

5*, 7, 34*,

59*, 65 10 12,98%

Toleransi

Memberi kesempatan kepada orang lain untuk

berpendapat

15, 66*, 72 71*, 73*,

76* 6 7,79%

Menerima

pendapat orang lain

64, 67, 68* 58, 70, 74 6 7,79%

Keyakinan akan diri

sendiri

Dirinya tidak terdorong untuk mengarah ke sikap konformitas

27*, 63* 14*, 32* 4 5,19%

Percaya akan kemampuan dirinya

19*, 29, 47, 49*

9*, 10, 12*,

50* 8 10,38%

Berani menerima dan menghadapi

4, 13*, 42*, 57*

17, 45*, 60,


(51)

penolakan Berani

mengemukakan ide atau pendapat secara

bertanggung jawab

44*, 75, 77 20, 62, 69* 6 7,79%

Total 42 35 77 100%

Keterangan : tanda * menandakan item yang gugur

Tabel 8 menunjukkan bahwa satu indikator hilang sebab semua item tersebut gugur (nilai rix < 0,25). Berikut ini adalah skala kepercayaan diri setelah uji coba :

Tabel 7. Sebaran Item Pada Skala Kepercayaan Diri Setelah Uji Coba

Komponen Indikator

Jenis pernyataan

Total Bobot (%)

Favorable Unfavorable

Ambisi normal

Harapan yang realistis terhadap diri sendiri

23 1 2,94%

Kemandirian Internal locus of

control 3, 8 2 5,88%

Optimisme

Tidak mudah menyerah pada keadaan

31, 35, 37 51 4 11,76%

Perasaan aman

Cara pandang

yang positif 6, 30, 39 26 4 11,76%

Bersikap tenang pada situasi diluar dirinya

22, 46, 54 7, 65 5 14,71%

Toleransi

Memberi kesempatan kepada orang lain untuk

berpendapat

15, 72 2 5,88%

Menerima

pendapat orang lain


(52)

Keyakinan akan diri

sendiri

Percaya akan kemampuan dirinya

29, 47 10 3 8,82%

Berani menerima dan menghadapi penolakan

4 17, 60, 61 4 11,76%

Berani

mengemukakan ide atau pendapat secara

bertanggung jawab

75, 77 20, 62 4 11,76%

Total 21 13 34 100%

3. Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan konsistensi suatu alat ukur (Juliansyah, 2011). Konsisten alat ukur menunjukkan hasil yang sama pada kondisi dan kelompok subyek yang sama walaupun telah berulang kali melakukan pengukuran (Juliansyah, 2011).

Penelitian ini menggunakan reliabilitas alpha dari Cronbach untuk menentukan koefisien reliabilitas. Peneliti menggunakan metode ini karena alat ukur dalam penelitian ini memiliki jawaban berskala dan memiliki tingkat ketepatan pilihan jawaban. Reliabilitas dengan koefisien mendekati 0,900 telah dianggap memuaskan (Azwar, 2003). Pengujian reliabilitas kedua skala menggunakan program IBM SPSS Statistics version 20.0 dengan teknik Alpha Cronbach.

Berdasarkan hasil penghitungan, reliabilitas skala intensitas penggunaan media sosial adalah 0,837 berdasarkan 16 item yang lolos


(53)

uji. Sedangkan, reliabilitas kepercayaan diri adalah sebesar 0,879 berdasarkan 34 item yang lolos uji. Dengan demikian, skala penelitian ini cukup baik untuk mengukur variabel karena mendekati 0,900.

I. Metode Analisis Data

Peneliti melakukan analisis data dengan teknik regresi sederhana yang didahului oleh uji normalitas dan linearitas. Analisis data dibantu dengan program IBM SPSS Ststistics version 20.0.

1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan uji untuk mengecek atau mengetahui apakah data penelitian berasal dari populasi dengan sebaran normal (Santoso, 2010). Uji normalitas penelitian ini menggunakan metode Kolmogrov-Smirnov dengan melihat nilai signifikasi. Data dengan nilai signifikasi atau p > 0,05, berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Data dengan nilai p < 0,05, berdistribusi tidak normal (Juliansyah, 2011).

b. Uji Linearitas

Uji linearitas menyatakan bahwa hubungan antarvariabel yang hendak dianalisi mengikuti garis lurus atau tidak (Santoso, 2010). Uji linearitas penelitian ini menggunakan test for linearity. Tabel ANOVA pada bagian linierity melihat linearitas penelitian. Data dengan nilai signifikansi ≥ 0,05 dikatakan tidak linear,


(54)

sedangkan data dengan nilai signifikansi ≤ 0,05 dikatakan linear (Priyatno, 2012).

2. Uji Hipotesis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepercayaan diri pada intensitas penggunaan media sosial pada remaja awal. Metode analisis data penelitian menggunakan analisis regresi sederhana. Siregar (2013) menjelaskan bahwa analisis regresi sederhana digunakan hanya untuk satu variabel bebas (independent) dan satu variabel tak bebas (dependent).


(55)

34 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Peneliti mengumpulkan data pada tanggal 13 - 14 Januari 2016 di SMP Negeri 27 Purworejo. Pada hari pertama peneliti memperoleh data dari 5 kelas (80 siswa). Pada hari kedua peneliti memperoleh data dari 5 kelas (99 siswa), sehingga terkumpul 179 eksemplar skala. Peneliti menemukan 6 skala yang tidak memenuhi kriteria/tidak terisi, sehingga hanya 173 eksemplar yang dipergunakan sebagai data.

B. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi SMP Negeri 27 Purworejo sebanyak 173 siswa yang telah memenuhi syarat atau kriteria penelitian. Tabel-tabel ini adalah deskripsi mengenai subyek :

Tabel 8. Deskripsi usia subyek penelitian

No. Usia Frekuensi

1. 12 tahun 25

2. 13 tahun 40

3. 14 tahun 63

4. 15 tahun 45


(56)

Tabel 9. Deskripsi jenis kelamin subyek penelitian

No. Jenis Kelamin Frekuensi

1. Laki-laki 68

2. Perempuan 105

Total 173

2. Deskripsi Data Penelitian

Peneliti menggunakan hasil dari analisis deskripsi untuk membandingkan mean teoritik dan mean empiris. Perbedaan antara mean teoritik dan mean empirik dengan nilai signifikan p < 0,05, dikatakan berbeda secara signifikan. Jika nilai signifikan p > 0,05 dikatakan tidak signifikan. Tabel di bawah ini merupakan hasil analisis data tersebut :

Tabel 10. Penghitungan mean teoritik dan mean empirik

Skala

Teoritik Empirik

N Skor Min

Skor

Max Mean SD N

Skor Min

Skor

Max Mean SD Kepercayaan

Diri 173 34 136 85 17 173 81 126 101,76 8,170 Intensitas

Penggunaan Media Sosial

173 16 64 40 8 173 17 64 42,62 6,490

Tabel 11. Penghitungan uji T

N Sig. Mean Difference

Kepercayaan Diri 173 0,000 101,757

Intensitas Penggunaan Media

Sosial

173 0,000 42,618

Tabel 11 menunjukkan bahwa skala kepercayaan diri memiliki perbedaan mean empirik dan mean teoritik yang signifikan. Subyek


(57)

penelitian cenderung memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Skala intensitas penggunaan media sosial juga memiliki perbedaan mean empirik dan mean teoritik yang signifikan. Subyek cenderung memiliki intensitas penggunaan media sosial yang tinggi.

3. Hasil Analisis Data Penelitian a. Uji Asumsi

Sebelum melakukan uji hipotesis, peneliti perlu melakukan uji normalitas dan linearitas terlebih dahulu.

1) Uji Normalitas

Peneliti menguji normalitas dengan menggunakan metode Kolmogrov-Smirnov dengan melihat signifikansi. Berikut hasil uji normalitas penelitian ini :

Tabel 12. Hasil Uji Normalitas

Skala Kolmogrov-Smirnov

a

Ket.

Statistic df Sig.

Kepercayaan

Diri .066 173 .062 Normal

Intensitas Penggunaan Media Sosial

.065 173 .072 Normal

Tabel 12 memperlihatkan bahwa skala kepercayaan diri memiliki nilai signifikansi p sebesar 0,062 > 0,05, data terdistribusi secara normal. Pada skala intensitas penggunaan media sosial memperoleh nilai signifikansi p sebesar 0,072 >


(58)

0,05, maka data tersebut juga terdistribusi secara normal. Grafik q-q plot dari masing-masing variabel mendukung hasil tersebut.

Gambar 1. Q - Q Plot Kepercayaan Diri

Gambar 2. Q – Q Plot Intensitas Penggunaan Media Sosial

Pada q-q plot kepercayaan diri menunjukkan bahwa sebaran data normal. Hal ini disebabkan kebanyakan titik berada dekat dengan garis. Grafik q-q plot intensitas penggunaan media sosial juga menunjukkan bahwa data sebaran normal karena kebanyakan titik berada dekat dengan


(59)

garis dan hanya terdapat sebuah outlier yang berada cukup jauh dari garis, yaitu terletak di pojok kiri bawah.

2) Uji Linearitas

Berikut adalah tabel uji linearitas kedua variabel : Tabel 13. Hasil Uji Linearitas

Sum of Squares

df Mean Square

F Sig.

intensitas penggunaan media sosial *

kepercayaan diri

Between Groups

(Combined) 2202.189 39 56.466 1.489 .050 Linearity 18.350 1 18.350 .484 .488 Deviation

from Linearity

2183.839 38 57.469 1.516 .044 Within Groups 5042.632 133 37.915

Total 7244.821 172

Tabel 13 memperlihatkan bahwa hubungan antara skor variabel kepercayaan diri dan skor intensitas penggunaan media sosial bersifat tidak linear. Hal tersebut terlihat dari nilai signifikansi linearitas yang diperoleh yaitu sebesar 0,488 dan nilai tersebut lebih besar dari 0,05 (0,488 > 0,05).

b. Uji Hipotesis

Uji hipotesis penelitian ini adalah uji regresi sederhana. Peneliti menganalisis dua variabel, yaitu kepercayaan diri dengan intensitas penggunaan media sosial. Berikut adalah tabel hasil uji hipotesis:


(60)

Tabel 14. Hasil Uji Regresi Correlations

Intensitas Penggunaan Media Sosial

Kepercayaan Diri

Pearson Correlation

Intensitas Penggunaan Media

Sosial 1.000 .050

Kepercayaan Diri .050 1.000

Sig. (1-tailed)

Intensitas Penggunaan Media

Sosial . .255

Kepercayaan Diri .255 .

N

Intensitas Penggunaan Media

Sosial 173 173

Kepercayaan Diri 173 173

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .050a .003 -.003 6.501

a. Predictors: (Constant), Kepercayaan Diri

b. Dependent Variable: Intensitas Penggunaan Media Sosial

Uji regresi menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,050 dengan nilai signifikasi sebesar 0,255. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara variabel kepercayaan diri dan variabel intensitas penggunaan media sosial. Tabel model summary memperlihatkan nilai R Square sebesar 0,003. Nilai tersebut menunjukkan bahwa sumbangan efektif kepercayaan diri terhadap intensitas penggunaan media sosial sebesar 0,3%. Hal tersebut


(61)

menjelaskan bahwa kepercayaan diri tidak berpengaruh terhadap intensitas penggunaan media sosial.

Tabel 15. Hasil Uji Anova ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

1

Regression 18.350 1 18.350 .434 .511b

Residual 7226.470 171 42.260

Total 7244.821 172

a. Dependent Variable: Intensitas Penggunaan Media Sosial b. Predictors: (Constant), Kepercayaan Diri

Uji Anova menghasilkan nilai F hitung = 0,434 < F tabel = 3,9 dengan taraf signifikansi sebesar 0,511. Hasil uji Anova juga menunjukkan bahwa kepercayaan diri tidak berpengaruh pada intensitas penggunaan media sosial.

Tabel 16. Hasil Uji Coefficients Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1(Constant) 38.550 6.194 6.224 .000

Kepercayaan Diri .040 .061 .050 .659 .511 a. Dependent Variable: Intensitas Penggunaan Media Sosial

Dari tabel 16, terlihat bahwa t tabel memperoleh nilai sebesar 1,973 untuk dk = 171 (dk=173-2), sedangkan nilai t hitung sebesar 0,659 dengan nilai signifikansi sebesar 0,511. Hal tersebut


(62)

menunjukkan bahwa t hitung < t tabel yang berarti kepercayaan diri tidak berpengaruh terhadap intensitas penggunaan media sosial.

C. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan sumbangan efektif kepercayaan diri pada intensitas penggunaan media sosial sebesar 0,3%. Hasil uji anova memperoleh nilai F hitung = 0,434 dan t hitung = 0,659 dengan taraf signifikansi sebesar 0,511. Dengan demikian, kepercayaan diri tidak berpengaruh terhadap intensitas penggunaan media sosial pada remaja awal.

Hasil penelitian berbeda dengan hasil penelitian-penelitian sebelumnya. Beberapa penelitian Ehenberg dkk (2008) dan Steinfield dkk (2008) menunjukkan bahwa mahasiswa dengan kepercayaan diri yang rendah cenderung lebih sering berinteraksi melalui media sosial atau komputer dibandingkan dengan seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Penelitian Ranggamukti (2011) di antara mahasiswa menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif signifikan antara kepercayaan diri dan frekuensi penggunaan media sosial. perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada subyek penelitian. Subyek penelitian ini adalah siswa SMP, sedangan subyek penelitian sebelumnya adalah mahasiswa.

Penelitian ini memperlihatkan hasil yang sama dengan penelitian Baker dan White (2010). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa


(63)

kepercayaan diri tidak muncul sebagai faktor yang mempengaruhi frekuensi penggunaan media sosial. Remaja dengan sikap dan cara berpikir yang lebih positif menjadi lebih percaya diri pada kemampuan diri sendiri untuk memanfaatkan media sosial. Remaja dengan tujuan yang kuat untuk terlibat dalam penggunaan media sosial kemungkinan besar bertindak sesuai dengan tujuan mereka.

Hasil penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian Lenhart dan Madden (2006). Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa remaja dengan kepercayaan diri tinggi tetap menggunakan media sosial dengan intensitas yang tinggi untuk memelihara dan mengatur pertemanan yang sudah terjalin secara sosial (secara tatap muka).


(64)

43 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai R square = 0,003 (F hitung = 0,434 dan t hitung = 0,659) dengan nilai signifikansi sebesar 0,511. Hasil tersebut membuktikan bahwa kepercayaan diri tidak berpengaruh terhadap intensitas penggunaan media sosial.

B. Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pihak sekolah memberikan waktu terbatas sehingga subyek menjawab secara terburu-buru. Keterbatasan ini membuat subyek tidak optimal saat mengerjakan skala penelitian.

2. Penggunaan bahasa kurang sederhana (contoh: ambisius), sehingga subyek kurang memahami dan menimbulkan banyak pertanyaan.

3. Peneliti tidak mencantumkan pertanyaan tentang data kepemilikan akun media sosial yang subjek miliki pada skala.

4. Pada saat pengambilan data, beberapa subyek mengatakan bahwa ia mengerjakan tanpa membaca pernyataan terlebih dahulu.


(65)

C. Saran

1. Peneliti selanjutnya, disarankan untuk merancang perencanaan yang matang terkait waktu pengambilan data dan menggunakan bahasa yang sederhana supaya subyek mengisi skala secara optimal. Peneliti selanjutnya juga disarankan mencantumkan pertanyaan tentang data kepermilikan akun media sosial pada skala penelitian.

2. Penelitian selanjutnya, disarankan untuk melakukan kajian mengenai pengaruh kepercayaan diri dengan variabel psikologis yang lain supaya lebih beragam. Peneliti juga menyarankan untuk menggunakan subyek lebih dari satu sekolah agar memperoleh variasi subyek yang lebih beragam.


(66)

45

Daftar Pustaka

Adywibowo, I.P. (2010). Memperkuat kepercayaan diri anak melalui percakapan referensial. Jurnal Pendidikan Penabur. No. 15 Tahun ke-9.

Afiatin, T & Andayani, B. (1996). Peningkatan kepercayaan diri remaja penganggur melalui kelompok dukungan sosial. Jurnal Psikologi, XXV (2), 35-46.

Afiatin, T & Martaniah, S. M. (1998). Peningkatan kepercayaan diri remaja melalui konseling kelompok. Psikologika : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi. No. 6. Tahun III. Yogyakarta : Perpustakaan ICBC. Andarwati, S.R & Sankarto, B.S. (2005). Pemenuhan kepuasan penggunaan

internet oleh peneliti Badan Litbang Pertanian di Bogor. Jurnal Perpustakaan Pertanian. Vol. 14, Nomor 1.

Azwar, S. (1995). Sikap manusia: Teori dan pengukurannya (edisi ke-2). Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.

Azwar, S. (2003). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.

Azwar, S. (2007). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset. Azwar, S. (2012). Dasar-dasar psikometri. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.

Baker, R.K & White, K.M. (2010). Predicting adolescents’ use of social networking sites from an extended theory of planned behavior perspective. Computers in Human Behavior. Vol. 26(6), pp. 1591-1597.

Boyd, D.M & Ellison, N.B. (2008). Social network sites: definition, history, and scholarship. Journal of Computer-Mediated Communication. 13, 210-230. Caplan, S.E. (2005). A Sosial skill account of problematic internet use. Journal of

Communication, December 2005. International Communication

Association.

Ceyhan, E. (2007). University student’s problematic internet use in terms of reasons for internet use. 6th WSEAS International Conference on Education and Educational Technology Department of Educational Sciences Anadolu University.

Ehrenberg, A.L., Juckes, S.C., White, K.M., & Walsh, S.P. (2008). Personality and self-esteem as predictors of young people’s technology use. CyberPsychology and Behavior, 11 (6), pp. 739-141.


(67)

Feist, J. & Feist, G.J. (2010). Teori kepribadian buku 1 (edisi 7). Jakarta : Salemba Humanika.

Frisnawari, A. (2012). Hubungan antara intensitas menonton reality show dengan kecenderungan perilaku prososial pada remaja. Empathy. Vol. I, No. 1. Gunarsa, Y.S.D. & Gunarsa, S.D. (1981). Psikologi remaja. Jakarta : BPK

Gunung Mulia.

Hadi, S. (1994). Analisis butir analisis butir instrumen angket, tes dan skala nilai dengan basica. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Hakim, T. (2002). Mengatasi rasa tidak percaya diri. Jakarta : Puspa Swara. Hurlock, E. (1990). Psikologi perkembangan. Jakarta : Erlangga.

Iskender, M. & Akin, A. (2011). Self – compassion and internet addiction. Turkish Online Journal of Educational Technology – TOJET. Vol. 10/ No. 3. p : 215-221.

Lauster, P. (1990). Tes kepribadian. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Lenhart, A., Purcell, K., Smith, A., & Zickuhr, K. (2010). Social media & mobile internet use among teens and young adults. Pew Internet & American Life

Project. Dari

http://pewinternet.org/Report/2010/Social-Media-and-Young-Adults.aspx diakses tanggal 21 Oktober 2014.

Lenhart, A. & Madden, M. (2006). Social networking websites and teens : An Overview. Pew Internet 7 American Life Project.

Lindenfield, G. (1997). Mendidik anak agar percaya diri pedoman bagi orangtua. Jakarta : Arcan.

Ma’rifah, N.L., & Budiani, M.S. (2012). Hubungan antara attachment style dan self-esteem dengan kecemasan sosial pada remaja. Jurnal Psikologi : Teori dan Terapan. Vol. 3. No. 1.

Mansumitrchai, S., Park, C., & Chiu, C.L. (2014). Factors underlying the adoption of social network: a study of facebook users in South Korea. International Journal of Business and ManagementI. Vol. 7, No. 24.

Mappiare, A. (1982). Psikologi remaja. Surabaya : Usaha Offset Printing.

MÖnks, F.J., Knoers, A.M.P., & Haditono, S.R. (2004). Psikologi perkembangan

pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta : Gadjah Mada


(68)

O’Keeffe, G.S., & Pearson, K.C. (2011). Clinical report-the impact of social media on children, adolescents, and families. American Academy of Pediatrics. Volume 127, Number 4.

Oney, E., & Guven, G.O. (2015). Confidence: A critical review of the literature and an alternative perspective for general and specific self-confidence. Psychological Report: Mental and Physical Health, 116 (1), 149-163. Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldman, R.D. (2008). Human development

(psikologi perkembangan). Jakarta : Kencana.

Prameswari, S.P.I., Aisah, S., & Mifbakhuddin. (2013). Hubungan obesitas dengan citra diri dan harga diri pada remaja putri di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Semarang. Jurnal Keperawatan Komunitas. Volume 1, No. 1; 52-61.

Priyatno, D. (2012). Cara kilat belajar analisis data dengan SPSS 20 (ed. I). Yogyakarta : ANDI Offset.

Pusat Bahasa Depdiknas. (2008). Kamus bahasa indonesia. Jakarta : Pustaka Bahasa.

Puspitasari, R.P. & Laksmiwati, H. (2012). Hubungan konsep diri dan kepercayaan diri dengan kemampuan komunikasi interpersonal pada remaja putus sekolah. Jurnal Psikologi: Teori & Terapan. Vol. 3, No. 1, 58-66.

Rakhmat, J. (1991). Psikologi komunikasi (edisi revisi). Bandung : Remaja Rosdaarya.

Ranggamukti, B. (2011). Hubungan antara kepercayaan diri dengan frekuensi mengakses situs jejaring sosial. Skripsi. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia. Dari http://library.usd.ac.id diunduh tanggal 30 September 2014.

Rini, J.F. (2002). Memupuk rasa percaya diri. Dari http://www.e-psikologi.com/dewasa/161002.htm diakses tanggal 24 Oktober 2014. Salim, P. & Salim, Y. (1991). Kamus bahasa indonesia kontemporer (edisi

pertama). Jakarta : Modern English Press.

Santoso, A. (2010). Statistik untuk psikologi dari blog menjadi buku. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Santrock, J.W. (2003). Adolescence : Perkembangan remaja. Jakarta : Erlangga. Santrock, J.W. (2007). Remaja (edisi II) jilid I. Jakarta : Erlangga.


(69)

Siaran pers. (2014). Riset kominfo dan UNICEF mengenai perilaku anak dan

remaja dalam menggunakan internet. Dari

https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3834/Siaram+Pers+No.+17-PIH-KOMINFO-2-2014+tentang+Riset+Kominfo+dan+UNICEF+Menge- nai+Perilaku+Anak+dan+Remaja+Dalam+Menggunakan+Internet+/0/siar-an pers diakses tnai+Perilaku+Anak+dan+Remaja+Dalam+Menggunakan+Internet+/0/siar-anggal 20 Oktober 2014.

Sikape, H.J. (2014). Persepsi komunikasi pengguna media sosial pada blackberry messanger twitter dan facebook oleh siswa SMAN 1 Tahuna. Journal

“Acta Diurna”. Vol. III. No. 3.

Siregar, S. (2013). Metode penelitian kuantitatif. Jakarta : Kencana Prenadamedia Group.

Siska, S. & Purnamaningsih, E.H. (2003). Kepercayaan diri dan kecemasan komunikasi internasional pada mahasiswa. Jurnal Psikologi. No. 2, 67-71. Steinfield, C., Ellison, N.B., & Lampe, C. (2008). Social capital, self-esteem, and

use of online social network sites : A longitudinal analysis. Journal of Applied Development Psychology, 29; 434-445.

Stets, J.E., & Burke, P.J. (2014). Self-esteem and identities. Sociological Perspectives. Vol. 57(4), 409-433.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan kombinasi (mixed method). Bandung : Alfabeta.

Wulandari, R. (2000). Hubungan antara citra raga dengan intensitas melakukan body language pada wanita. Skripsi sarjana yang tidak diterbitkan. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Yusuf, S.H. (2004). Perkembangan anak dan remaja. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Zhang, H. (2015). Gender, personality, and self esteem as predictors of social media presentation. Electronoc Theses and Dissertations. Paper 2484.


(70)

49


(71)

LAMPIRAN 1

SURVEI MENGENAI DURASI DAN FREKUENSI

Nama Usia

Durasi (dalam sehari)

Frekuensi (dalam sehari)

Haffizd 13 tahun 2 5

Alya 13 tahun 3 6

Kiki 13 tahun 2 4

Efendi 15 tahun 4 3

Eka 14 tahun 3 3

Irfan 13 tahun 2 3

Yoga 13 tahun 3 2

Aziz 14 tahun 4 4

Aisah 13 tahun 5 6

Shinta 14 tahun 3 4

Imel 15 tahun 4 5

Yani 14 tahun 4 6

Sandra 13 tahun 3 5

Nanda 12 tahun 2 5

Putri 15 tahun 4 4

Nabila 12 tahun 5 6

Rafi 14 tahun 4 2

Yusuf 13 tahun 3 5

Novia 12 tahun 4 4

Dita 14 tahun 3 4

Tania 14 tahun 4 5

Novita 13 tahun 6 5

Arfia 14 tahun 6 6

Rian 15 tahun 5 4

Febru 15 tahun 4 5

Mikail 13 tahun 3 2

Minan 12 tahun 2 2

Rama 14 tahun 4 2

Aril 15 tahun 3 4


(72)

LAMPIRAN 2

SKALA INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL SEBELUM UJI COBA

BAGIAN I Petunjuk Pengisian

Dibawah ini terdapat 2 pertanyaan dan 32 pernyataan. Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Kemudian Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda, dengan cara memberi tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia.

Adapun pilihan jawaban tersebut adalah :

STS = jika “Sangat Tidak Setuju” dengan pernyataan TS = jika “Tidak Setuju” dengan pernyataan

S = jika “Setuju” dengan pernyataan

SS = jika “Sangat Setuju” dengan pernyataan

Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda. Semua jawaban dianggap benar dan tidak ada jawaban yang dianggap salah. Oleh karena itu, pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda.

Contoh cara pengisian :

Pernyataan STS TS S SS

Saya merasa cemas jika tidak ada sinyal internet X

Jika anda keliru dalam memberi tanda silang (X) dan ingin mengoreksi, maka berilah tanda (=) pada jawaban yang tidak sesuai. Lalu berilah tanda silang (X) lagi pada jawaban yang anda anggap benar dan paling sesuai dengan diri anda.


(73)

Contoh pengoreksian :

Pernyataan STS TS S SS

Saya merasa cemas jika tidak ada sinyal internet X X

Silahkan periksa kembali jawaban anda agar tidak ada pernyataan yang terlewati. -Selamat Mengerjakan-

No. Pernyataan STS TS S SS

1. Saya tertarik dengan fasilitas-fasilitas dalam media sosial.

2. Saya hanya membuka media sosial ketika sedang di tengah keramaian.

3. Saya jarang menulis status atau mengganti foto profil dalam media sosial yang saya miliki.

4. Media sosial bukan hal terpenting dalam hidup saya.

5. Saya membuka media sosial untuk menulis status.

6. Saya akan merasa gelisah ketika saya tidak bisa membuka media sosial yang saya miliki.

7. Saya tahu bagaimana caranya

menggunakan semua media sosial yang saya miliki.

8. Saya kurang suka dengan fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh media sosial.

9. Saya tetap membuka media sosial ketika sedang berkumpul dengan teman-teman. 10. Saya memahami informasi yang didapat

dari media sosial.

11. Saya hanya mempunyai satu macam media sosial.

12. Saya akan membuka media sosial ketika sedang merasa bosan.

13. Saya suka berkomunikasi melalui media sosial.


(74)

No. Pernyataan STS TS S SS 14. Saya lebih suka mengobrol dengan

teman-teman dibandingkan membuka media sosial.

15. Saya merasa nyaman ketika bisa membuka media sosial.

16. Saya kurang paham menggunakan media sosial.

17. Saya selalu membuka media sosial setiap tidak ada teman mengobrol.

18. Berkomunikasi di media sosial bukan hal yang penting bagi saya.

19. Saya membuka media sosial untuk melihat foto-foto terbaru.

20. Saya merasa bahwa media sosial adalah hal terpenting bagi saya.

21. Saya mempunyai media sosial lebih dari dua macam.

22. Saya membuka media sosial hanya untuk membaca berita terkini.

23. Ketika saya membaca suatu artikel di media sosial, kemudian saya langsung

menyimpannya.

24. Media sosial membawa pengaruh buruk bagi saya.

25. Saya membuka media sosial hanya untuk melihat informasi penting yang

bersangkutan dengan tugas.

26. Saya mengerti fungsi-fungsi dari media sosial yang saya miliki.

27. Saya mendapatkan informasi baru dari media sosial, kemudian mempraktekannya (caranya selfie).

28. Saya menggunakan media sosial sesuai dengan kebutuhan saya.

29. Media sosial tidak mempengaruhi rutinitas saya.

30. Saya hanya membaca sekilas informasi yang saya dapatkan dari media sosial. 31. Saya mengikuti dan meng-update aplikasi

dari media sosial yang saya miliki.

32. Saya memiliki banyak media sosial supaya tidak dibilang ketinggalan zaman.


(75)

33. Jika dirata-ratakan berapa jam dalam sehari Anda menghabiskan waktu untuk menggunakan media sosial?

Kurang dari 1 jam dalam sehari 1-2 jam dalam sehari

3-4 jam dalam sehari

5 jam – lebih dari 5 jam dalam sehari

34. Seberapa sering Anda menggunakan media sosial yang Anda miliki? Hanya 1 kali dalam sehari

2-3 kali dalam sehari 4-5 kali dalam sehari


(1)

LAMPIRAN 9

UJI NORMALITAS

Intensitas Penggunaan Media Sosial

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

intensitas penggunaan

media sosial .065 173 .072 .979 173 .011

a. Lilliefors Significance Correction

Kepercayaan Diri

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

kepercayaan diri .066 173 .062 .992 173 .509


(2)

LAMPIRAN 10

UJI LINEARITAS

ANOVA Table Sum of Squares

df Mean

Square

F Sig.

intensitas penggunaan media sosial * kepercayaan diri

Between Groups

(Combined) 2202.189 39 56.466 1.489 .050

Linearity 18.350 1 18.350 .484 .488

Deviation from

Linearity 2183.839 38 57.469 1.516 .044

Within Groups 5042.632 133 37.915


(3)

LAMPIRAN 11

UJI HIPOTESIS

Regression

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N Intensitas Penggunaan

Media Sosial 42.62 6.490 173

Kepercayaan Diri 101.76 8.170 173

Correlations Intensitas Penggunaan Media Sosial Kepercayaan Diri Pearson Correlation Intensitas Penggunaan

Media Sosial 1.000 .050

Kepercayaan Diri .050 1.000

Sig. (1-tailed)

Intensitas Penggunaan

Media Sosial . .255

Kepercayaan Diri .255 .

N

Intensitas Penggunaan

Media Sosial 173 173

Kepercayaan Diri 173 173

Variables Entered/Removeda Model Variables

Entered

Variables Removed

Method

1 Kepercayaan

Dirib . Enter

a. Dependent Variable: Intensitas Penggunaan Media Sosial


(4)

Model Summaryb Mod

el

R R

Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics R Square Change F Chang e

df1 df2 Sig. F Change

1 .050a .003 -.003 6.501 .003 .434 1 171 .511

a. Predictors: (Constant), Kepercayaan Diri

b. Dependent Variable: Intensitas Penggunaan Media Sosial

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 18.350 1 18.350 .434 .511b

Residual 7226.470 171 42.260

Total 7244.821 172

a. Dependent Variable: Intensitas Penggunaan Media Sosial b. Predictors: (Constant), Kepercayaan Diri

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardiz ed Coefficients

t Sig. 95.0% Confidence Interval for B

B Std. Error Beta Lower

Bound

Upper Bound

1

(Constant) 38.550 6.194 6.224 .000 26.324 50.776

Kepercayaan

Diri .040 .061 .050 .659 .511 -.080 .160

a. Dependent Variable: Intensitas Penggunaan Media Sosial

Casewise Diagnosticsa Case Number Std. Residual Intensitas

Penggunaan Media Sosial

Predicted Value Residual

58 3.312 64 42.47 21.532

112 -3.838 17 41.95 -24.949


(5)

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 41.79 43.59 42.62 .327 173

Residual -24.949 21.532 .000 6.482 173

Std. Predicted Value -2.541 2.967 .000 1.000 173

Std. Residual -3.838 3.312 .000 .997 173


(6)