BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
KKN PPM Universitas Udayana merupakan suatu program yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa Universitas Udayana, yang kegiatan atau
program ini berwujud sebuah pengabdian kepada masyarakat di suatu desa yang menjadi lokasi KKN PPM. Salah satu pogram kerja di dalam KKN PPM yang
wajibdilakukan oleh para mahasiswa peserta KKN-PPM adalah program keluarga dampingan.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberi bantuan kesejahteraan hidup keluarga yang tergolong keluarga prasejahtera yang memerlukan semangat dan dukungan
dengan cara menyarankan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi serta berusaha menggali potensi-potensi dalam lingkungan keluarga dampingan. Patut
disyukuri bahwa program keluarga dampingan mendapat respon yang positif oleh masyarakat di desa.
1.1 Profil Keluarga Dampingan
Identitas keluarga Congnik yang menjadi objek keluarga dampingan adalah seperti tabel berikut:
Tabel 1.1. Identitas keluarga dampingan
Nama Status
Umur Tanggal Lahir
Pendidikan Pekerjaan Ket
I Wayan Congnik
Menikah 77 19 Desember
1939 Tidak
Belum Bersekolah
Tidak Bekerja
Kepala Keluarga
Ni Ketut Cenok
Menikah 74 31 Desember
1939 Tidak
Belum Bersekolah
Tidak Bekerja
Istri
I Ketut Sugita
Menikah 38 07 Agustus
1978 SMA
Buruh, Pengerajin
Togog Anak
Ni Kadek Marinten
Menikah 34 08 Mei 1982
SMA Berjualan
di Warung Menantu
Ni Wayan Pebriyanti
Lajang 14
22 November 2002
SMP Pelajar
Cucu
I Kadek Ari
Mardika Lajang
12 22 Oktober
2004 SD
Pelajar Cucu
Ni Komang
Mertasari Lajang
8 28 Mei 2008
SD Pelajar
Cucu
Ni Ketut Deviyanti
Lajang 3
23 Juli 2013 Tidak
Belum Bersekolah
Tidak Bekerja
Anak
Bapak Congnik tinggal bersama istri, anak, menantu dan cucu-cucunya di lahan rumah yang sangat sederhana berlantai tanah, berdinding tembok, seluas
tanah beluas ± 70 m
2
di Banjar Gentong, Desa Gentong, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar. Istri Bapak Congnik, Cenok, sehari-hari hanya dirumah
membuat mengurusi cucu-cucunya. Pernikahan Bapak Congnik dan Ibu Cenok menghasilkan 2 orang putra dan seorang putri. Dari ketiga anaknya, dua putranya
sudah menikah, 1 diantaranya tinggal bersama Bapak Congnik dan 1 putra lainnya tidak lagi tinggal bersama Bapak Congnik. Sedangkan putri Bapak Congnik, Ni
Nyoman Karda belum menikah dan masih tinggal bersama Bapak Congnik, Putri Bapak Congnik mengalami kelumpuhan di kaki Perot.
Anak Bapak Congnik bernama I Ketut Sugita berumur 38 tahun telah menikah dengan Ni Kadek Merinten 34 tahun telah dikarunia 3 anak perempuan
dan seorang anak lelaki. Kesibukan Bapak Sugita sehari-hari bekerja sebagai pengerajin patung togog di rumah tetangganya.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
Ekonomi merupakan salah satu alat untuk mengukur tingkat kesejahteraan dari seseorang. Dalam hal ini pengukuran ekonomi dari keluarga dampingan
bertujuan untuk mengidentifikasi sumber pendapatan keluarga dampingan untuk memenuhi pengeluaran keluarga dampingan, seperti kebutuhan sehari
– hari. Untuk itu dalam mengukur tingkat kesejahteraan keluarga dampingan Congnik diperlukan
dua hal, yaitu pendapatan keluarga dampingan dan pengeluaran keluarga dampingan. Lebih jelasnya akan tercantum pada sub
– sub berikut :
1.2.1 Pendapatan Keluarga
Bapak Congnik termasuk ke dalam salah satu keluarga pra-sejahtera di Banjar Gentong, Tegallalang yang perekonomiannya masih jauh dalam
tingkat sejahtera. Pendapatan yang diperoleh setiap harinya tidak pasti karena kehidupan beliau ditanggung oleh anaknya yang bekerja sebagai
pengerajin patung bali Togog. -
Sumber penghasilan
Pendapatan yang diperoleh oleh Bapak berasal dari anaknya dan anak beliau
bekerja sebagai pengerajin patung di rumah tetangganya dengan penghasilan
tidak menentu. Selain itu anak beliau menanggung kehidupan keluarganya sendiri yang terdiri dari istri dan 3 anak perempuan
dan seorang putra. Sehingga kehidupan
Bapak Congnik
sangat berkekurangan.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Pengeluaran dari Bapak Congnik hanya terbatas pada pengeluaran sehari- hari
untuk kebutuhan pokok dan kesehatan.
-
Kebutuhan Sehari-hari
Untuk pengeluaran konsumsi dapur sehari – hari keluarga Bapak Congnik hanya
mengeluarkan biaya untuk membeli lauk pauk, untuk beras keluarga beliau sudah mendapat jatah beras raskin setiap bulannya yang diberikan oleh desa. Rincian
biaya yang dikeluarkan adalah sebagai berikut : Belanja per-hari Rp 30.000,00 x 30 hari = Rp 900.000,00
Total = Rp 900.000,00 -
Pendidikan
Bapak Congnik tidak sedang mengenyam pendidikan. Untuk pengeluaran pendidikan dikeluarga, cucu Bapak Congnik yaitu putra dan putri Bapak Sugita 3
dari 4 anak telah bersekolah dengan 1 anak sedang bersekolah di tingkat SMP dan 2 lagi bersekolah di tingkat SD. Untuk pengeluaran pendidikan mendapat bantuan
karena anak Bapak Sugita memiliki Kartu Indonesia Pintar atau Bantuan Siswa Miskin.
-
Kesehatan
Dalam hal pengeluaran untuk kesehatan, Bapak Congnik telah telah memiliki Kartu Jaminan Kesehatan Bali Mandara JKBM sehingga untuk berobat
ke rumah sakit tidak mengeluarkan biaya dan dapat meringankan beban pengeluaran dari Bapak Congnik.
-
Sosial
Untuk pengeluaran di bidang sosial Bapak Congnik mengeluarkan lebih kurang 100.000 setiap enam bulan. Dana sebesar itu digunakan untuk iuran banjar.
Namun selain pengeluaran pasti setiap enam bulannya, pengeluaran sosial yang secara mendadak seperti kematian, pernikahan, dan yang lainnya juga akan
dikeluarkan oleh keluarga Bapak Congnik, dengan jumlah yang disesuaikan dengan kemampuan beliau.
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai masalah – masalah yang dihadapi
oleh Bapak Congnik dimana masalah – masalah tersebut akan dikelompokkan.
Sehingga akan didapatkan permasalahan utama yang nantinya menjadi masalah prioritas dan dicarikan solusi permasalahannya.
2.1 Permasalahan keluarga
Dalam mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampingan dilakukan pendekatan secara langsung dengan keluarga dampingan.
Setelah beberapa kali mengadakan kunjungan ke rumah keluarga dampingan ditemukan beberapa masalah yang dihadapi keluarga ini sesuai dengan hasil
wawancara dan pengamatan dengan keluarga dampingan, yaitu pendapatan yang tidak cukup dan tak menentu membuat Bapak Congnik kesulitan untuk biaya hidup
sehari-hari.
2.2 Masalah Prioritas