bentuk kata, susunan kalimat, pemilihan atau penggunaan kata, dan penggunaan penerapan ejaan dan tanda pemilihan atau
penggunaan kata, dan penggunaan penerapan ejaan dan tanda baca. Dengan demikian, ragam bahasa tertulis merupakan hasil
penataan secara cermat oleh pemakainya sehingga ragam bahasa tertulis itu mempunyai empat ragam criteria, yakni 1
jelas bertalian dengan makna, 2 tegas bertalian dengan unsur dramatika, seperti subjek, predikat dan objek., 3 tepat
bertalian dengan pilihan kata atau istilah, dan 4 lugas tidak berpanjang-panjang dan tidak bermajas.
Adapun ciri-ciri ragam bahasa lisan adalah sebagai berikut: 1 pemakai bahasa menyampaikan atau menggunakan bahasa
sebagai alat komunikasi tanpa diwakili oleh media tertentu, 2 pemakaian bahasa menuturkan bahasanya langsung kepada
orang yang diajak komunikasi, 3 tidak terlalu terikat dengan aturan tata bahasa baku, Bahasa Indonesia, dan 4 diperjelas
dengan unsure gerakan tubuhmimik. Cirri-ciri ragam bahasa tulis adalah sebagai berikut 1
pemakai bahasa dalam menyampaikan bahasa menggunakan media tertentu seperti kertas, pena dan sebagainya, 2 pemakai
bahasa dituntut memiliki atau menguasai kaidah tentang bahasa baku, Bahasa Indonesia seperti bentuk kata, susunan
kalimat, penggunaan ejaan dan tanda baca, 3 pemakai bahasa tidak dapat menggunakan unsur gerak tubuh seperti gerak
tangan ekspresi wajah, nada suara, walaupun cirri perbedaan kedua ragam bahasa seperti tersebut, akan tetapi kedua-duanya
dapat digunakan untuk alat komunikasi sebagai persamaannya.
5. Kemampuan Menggunakan Ejaan dan Tanda Baca
Dalam kegiatan tulis menulis, ejaan dan tanda baca merupakan salah satu unsur yang memegang peranan yang sangat penting. Secara
praktis, ejaan dan tanda baca sangat berguna untuk membantu pemahaman pembaca didalam mencerna informasi yang disampaikan
secara tertulis. Dengan penggunaan ejaan dan tanda baca secara tepat dan cermat dapat mempermudah pembaca mencerna isi tulisan.
12
Sebaliknya, penggunaan ejaan dan tanda baca yang tidak tepat dan tidak cermat, akan membawa pengaruh terhadap pembaca dalam
menafsirkan apa yang tertulis. Atas dasar keterangan itu dapat disimpulkan bahwa penggunaan ejaan dan tanda baca merupakan
syarat mutlak bagi penulis dalam membuat karya tulis. Keterangan lebih lanjut tentang ejaan dan tanda baca, para ahli memberikan
penjelasan sebagai berikut: Menurut Badudu 1984 :31 ejaan adalah pelambangan fonem dengan
huruf. Dalam setiap ejaan suatu bahasa, ditetapkan bagaimana fonem- fonem dalam bahasa itu dilambangkan. Lambang fonem itu
dinamakan huruf. Menurut Keraf 1984 :47 ejaan adalah keseluruhan peraturan
bagaimana menggambarkan lambang-lambang bunyi ujaran dan bagaimana inter-relasi antara lambang-lambang itu pemisahannya,
penggabungannya dalam suatu bahasa. Pengertian ejaan dikemukakan oleh Syafi’ie 1984 bahwa ejaan
adalah bunyi-bunyi ujaran dengan menggunakan kaidah-kaidah penulisan yang baku yang digunakan sesuai dengan aturan yang
ditentukan dalam suatu bahasa. Mnurut Kridalaksana 1984:43 bahwa ejaan adalah penggambaran
bunyi bahasa dengan kaidah tulis menulis yang distandarisasikan yang lazimnya mempunyai tiga aspek, yakni aspek fonologis yang
menyangkut perlambangan fonem dengan huruf dan penyusunan abjat, aspek morfologis yang menyangkut perlambangan ujaran tanda
baca. Dengan demikian, ketentuan yang mengatur perlambangan fonem dengan huruf, penyesuaian huruf-huruf asing dengan huruf
yang ada dalam Bahasa Indonesia dengan pengakroniman dan penyusunan dengan abjad termasuk dalam aspek fonologis. Ketentuan
yang mengatur pembentukan kata dengan pengimbuhan, penggabungan kata, pemenggalan kata, penulisan kata, dan
penyesuaian kosa kata asing kedalam Bahasa Indonesia termasuk aspek morfologis. Dipihak lain, penulisan dan pelafalan frasa, klausa,
serta kalimat termasuk aspek sintaksis. Satuan-satuan sintaksis itu dalam pelafalannya mengandung unsur supra sugmental, seperti
13
intonasi, tekanan, dan jedah yang dalam ragam tulis perlu dilambangkan dengan tanda baca, misalnya tanda titik ., tanda, ,
tanda seru , tanda tanya ? Mustakin, 1992:1-2. Basuki 1990:48 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan ejaan
adalah merupakan keseluruhan peraturan pengambaran lambang- lambang bunyi ujar satu bahasa dan hubungan lambang satu dengan
lambang lainnya, baik dalam penggabungan ataupun dalam pemisahan dari lambang-lambang tersebut.
Selanjutnya pedoman umum ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan atau yang lazim disebut EYD dinyatakan dalam ejaan
yang disempurnakan adalah sistem ejaan Bahasa Indonesia yang sebagian sama dengan sistem ejaan yang termuat dalam surat
keputusan Presiden No 57 tanggal 16 Agustus 1972 yang sampai saat ini menjadi ejaan resmi Bahasa Indonesia.
Atas dasar penjelasan para ahli tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa ejaan pada dasarnya mencakup penulisan huruf, penulisan kata,
termasuk singkatan, akronim, angka, dan lambang bilangan, serta penggunaan tanda baca. Disamping itu, pelafalan dan peraturan dalam
penyerapan unsur asing termasuk dalam ejaan. Dalam sistem ejaan yang disempurnakan ini, secara garis besar diatur
tentang pemakaian ejaan yang meliputi 1 pemakaian huruf, 2 penulisan huruf, 3 penulisan kata, 4 penulisan unsur srepan, dan
5 pemakaian tanda baca. Sedangkan pemakaian komponen tanda baca dalam pedoman umum.
Tanda baca yang disempurnakan meliputi: 1 tanda titik ., 2 tanda koma ,, 3 tanda titk koma ;, 4 titik dua : 5 tanda hubung -,
6 tanda pisah --, 7 tanda elips ..., 8 tanda tanya ?, 9 tanda seru , 10 tanda kurung , 11 tanda petik “...”, 12 tanda
kurung siku [], 13 tanda petik tunggal ‘...’, 14 tanda garis miring , 15 tanda ulang ...2, dan 16 tanda pengikat atau
apostrof ‘ pedoman umum ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan 1980;Kamus besar Bahasa Indonesia, 1990.
Berdasarkan penjelasan mengenai ejaan dan tanda baca seperti yang diuraikan diatas, tidak semua akan dijadikan dasar penyelidikan
14
terhadap data tugas menulis atau mengarang yang di kerjakan oleh siswa. Hal itu disebabkan tidak semua komponen tersebut seutuhnya
digunakan oleh siswa dalam kegiatan menulis dan mengarang. Jadi komponen yang muncul dalam hasil akan dibahas. Penelitian ini
hanyalah komponen yang muncul dalam hasil tulisan atau karangan siswa.
Dalam penelitian ini peneliti membatasi pada komponen kemampuan menggunakan kalimat. Komponen kemampuan menggunakan kalimat
meliputi 1 kesatuan, 2 kepadua 3 kelengkapan, dan 4 urutan.
6. Ciri dan Bagian-Bagian Surat Pribadi 1. Ciri-ciri surat pribadi