Penyulingan Minyak Atsiri
Dari Nilam
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JATIM
1.2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi daun dan batang nilam yang dapat menghasilkan volume minyak nilam paling banyak serta
mencari waktu penyulingan daun nilam yang paling efisien.
1.3. Manfaat Penelitian
Dapat mengetahui komposisi daun dan batang nilam yang dapat menghasilkan volume minyak nilam paling banyak, serta mengetahui waktu
penyulingan daun nilam yang paling efisien dalam menyuling minyak nilam.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Penyulingan Minyak Atsiri
Dari Nilam
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JATIM
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Secara Umum 2.1.1. Minyak Atsiri
Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eteris aetheric oil, minyak esensial, minyak terbang, serta minyak aromatik, adalah
kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas.
Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok untuk pengobatan alami. Di dalam perdagangan, sulingan minyak
atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi. Minyak Atsiri mudah menguap volatile oil biasanya terdiri dari
senyawa organik yang bergugus alkohol, aldehid, keton dan berantai pendek. Minyak atsiri dapat diperoleh dari penyulingan akar, batang,
daun, bunga, maupun biji tumbuhan, selain itu diperoleh juga terpen yang merupakan senyawaan hidrokarbon yang bersifat tidak larut dalam air dan
tidak dapat disabunkan. Para ahli biologi menganggap, minyak atsiri merupakan metabolit
sekunder yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh hewan hama ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Penyulingan Minyak Atsiri
Dari Nilam
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JATIM
tumbuhan lain, dalam mempertahankan ruang hidup. Walaupun hewan kadang-kadang juga mengeluarkan bau-bauan seperti kesturi dari
beberapa musang atau cairan yang berbau menyengat dari beberapa kepik, zat-zat itu tidak digolongkan sebagai minyak atsiri. Wikipedia,
2011.
2.1.2. Sifat Minyak Atsiri
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu, susunan senyawa komponennya kuat memengaruhi saraf
manusia terutama di hidung sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu baunya kuat. Setiap senyawa penyusun memiliki efek
tersendiri, dan campurannya dapat menghasilkan rasa yang berbeda. Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit
berbagai senyawa, namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma tertentu. Sebagian besar minyak atsiri termasuk
dalam golongan senyawa organik terpena dan terpenoid yang bersifat larut dalam minyaklipofil atau pada umumnya minyak larut dalam pelarut
organik dan tidak larut dalam air. Titik dkk, 2005. Adapun sifat-sifat minyak atsiri diterangkan sebagai berikut :
a. Tersusun oleh bermacam-macam komponen senyawa.
b. Memiliki bau khas. Umumnya bau ini mewakili bau tanaman
asalnya. Bau minyak atsiri satu dengan yang lain berbeda-beda,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Penyulingan Minyak Atsiri
Dari Nilam
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JATIM
sangat tergantung dari macam dan intensitas bau dari masing - masing komponen penyusun.
c. Dalam keadaan murni belum tercemar oleh senyawa-senyawa lain
mudah menguap pada suhu kamar sehingga bila diteteskan pada selembar kertas maka ketika dibiarkan menguap, tidak meninggalkan
bekas noda pada kertas yang ditempel. d.
Bersifat tidak bisa disabunkan dengan alkali dan tidak bisa berubah menjadi tengik rancid. Ini berbeda dengan minyak lemak yang
tersusun oleh asam-asam lemak. e.
Bersifat tidak stabil terhadap pengaruh lingkungan, baik pengaruh oksigen udara, sinar matahari terutama gelombang ultra violet, dan
panas karena terdiri dari berbagai macam komponen penyusun. f.
Indeks bias umumnya tinggi. g.
Pada umumnya bersifat optis aktif dan memutar bidang polarisasi dengan rotasi yang spesifik karena banyak komponen penyusun yang
memiliki atom C asimetrik. h.
Pada umumnya tidak dapat bercampur dengan air, tetapi cukup dapat larut hingga dapat memberikan baunya kepada air walaupun
kelarutannya sangat kecil. i.
Sangat mudah larut dalam pelarut organik Gunawan dan Mulyani, 2004.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Penyulingan Minyak Atsiri
Dari Nilam
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JATIM
2.1.3. Parameter Minyak Atsiri
Beberapa parameter yang biasanya digunakan untuk mengenali kualitas minyak atsiri meliputi :
2.1.3.1. Berat Jenis
Berat jenis merupakan salah satu kriteria penting dalam menentukan mutu dan kemurnian minyak atsiri. Nilai berat jenis minyak atsiri
didefinisikan sebagai perbandingan antara berat minyak dengan berat air pada volume air yang sama dengan volume minyak pada yang sama pula.
Berat jenis sering dihubungkan dengan fraksi berat komponen-komponen yang terkandung didalamnya. Semakin besar fraksi berat yang
terkandung dalam minyak, maka semakin besar pula nilai
densitasnya. Biasanya berat jenis komponen terpen teroksigenasi lebih besar
dibandingkan dengan terpen tak teroksigenasi. Sastrohamidjojo, 2004.
2.1.3.2. Indeks Bias
Indeks bias merupakan perbandingan antara kecepatan cahaya di dalam udara dengan kecepatan cahaya didalam zat tersebut pada suhu
tertentu. Indeks bias minyak atsiri berhubungan erat dengan komponen- komponen yang tersusun dalam minyak atsiri yang dihasilkan. Sama
halnya dengan berat jenis dimana komponen penyusun minyak atsiri dapat mempengaruhi nilai indeks biasnya. Semakin banyak komponen
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Penyulingan Minyak Atsiri
Dari Nilam
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JATIM
berantai panjang seperti sesquiterpen atau komponen bergugus oksigen ikut tersuling, maka kerapatan medium minyak atsiri akan bertambah
sehingga cahaya yang datang akan lebih sukar untuk dibiaskan. Hal ini menyebabkan indeks bias minyak lebih besar. Menurut Guenther, nilai
indeks juga dipengaruhi salah satunya dengan adanya air dalam kandungan minyak nilam tersebut. Semakin banyak kandungan airnya,
maka semakin kecil nilai indek biasnya. Ini karena sifat dari air yang mudah untuk membiaskan cahaya yang datang. Jadi minyak atsiri dengan
nilai indeks bias yang besar lebih bagus dibandingkan dengan minyak atsiri dengan nilai indeks bias yang kecil Sastrohamidjojo, 2004.
2.1.3.3. Putaran Optik
Sifat optik dari minyak atsiri ditentukan menggunakan alat polarimeter yang nilainya dinyatakan dengan derajat rotasi. Sebagian
besar minyak atsiri jika ditempatkan dalam cahaya yang dipolarisasikan maka memiliki sifat memutar bidang polarisasi ke arah kanan
dextrorotary atau ke arah kiri laevorotary. Pengukuran parameter ini sangat menentukan kriteria kemurnian suatu minyak atsiri
Sastrohamidjojo, 2004.
2.1.3.4. Bilangan Asam
Bilangan asam menunjukkan kadar asam bebas dalam minyak atsiri. Bilangan asam yang semakin besar dapat mempengaruhi terhadap
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Penyulingan Minyak Atsiri
Dari Nilam
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JATIM
kualitas minyak atsiri. Yaitu senyawa-senyawa asam tersebut dapat merubah bau khas dari minyak atsiri. Hal ini dapat disebabkan oleh
lamanya penyimpanan minyak dan adanya kontak antara minyak atsiri yang dihasilkan dengan sinar dan udara sekitar ketika berada pada botol
sampel minyak pada saat penyimpanan. Karena sebagian komposisi minyak atsiri jika kontak dengan udara atau berada pada kondisi yang
lembab akan mengalami reaksi oksidasi dengan udara oksigen yang dikatalisi oleh cahaya sehingga akan membentuk suatu senyawa asam.
Jika penyimpanan minyak tidak diperhatikan atau secara langsung kontak dengan udara sekitar, maka akan semakin banyak juga senyawa-senyawa
asam yang terbentuk. Oksidasi komponen-komponen minyak atsiri terutama golongan aldehid dapat membentuk gugus asam karboksilat
sehingga akan menambah nilai bilangan asam suatu minyak atsiri. Bilangan asam adalah ukuran dari asam lemak bebas, serta dihitung
berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak. Bilangan asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH 0,1N yang
digunakan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak Sastrohamidjojo, 2004.
2.1.3.5. Kelarutan dalam Alkohol
Telah diketahui bahwa alkohol merupakan gugus OH. Karena alkohol dapat larut dengan minyak atsiri maka pada komposisi minyak
atsiri yang dihasilkan tersebut terdapat komponen-komponen terpen
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Penyulingan Minyak Atsiri
Dari Nilam
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JATIM
teroksigenasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Guenther bahwa kelarutan minyak dalam alkohol ditentukan oleh jenis komponen kimia
yang terkandung dalam minyak. Pada umumnya minyak atsiri yang mengandung persenyawaan terpen teroksigenasi lebih mudah larut
daripada yang mengandung terpen. Makin tinggi kandungan terpen makin rendah daya larutnya atau makin sukar larut, karena senyawa
terpen tak teroksigenasi merupakan senyawa nonpolar yang tidak mempunyai gugus fungsional. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin
kecil kelarutan minyak atsiri pada alkohol biasanya alkohol 90 maka kualitas minyak atsirinya semakin baik Sastrohamidjojo, 2004.
Tabel 2.1. Standar Mutu Minyak Nilam Indonesia Berdasarkan Sifat Fisika dan Sifat Kimia
Karakteristik Syarat
Warna Kuning muda sampai coklat tua
Bobot jenis 25
o
C 0,948-0,9715
Indeks bias 1,5030-1,5130
Bilangan asam maksimal 5,0
Bilangan ester maksimal 10,0
Putaran Optik -40
o
– -60
o
Kelarutan dalam Alcohol 1:10 Jernih 90
Lemak Negatif
Sumber : International Standard ISO 3757 : 2002E
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Penyulingan Minyak Atsiri
Dari Nilam
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JATIM
2.2. Tinjauan Secara Khusus 2.2.1. Nilam