PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA BERBASIS KONTEKSTUAL TERINTEGRASI NILAI-NILAI KARAKTER PADA MATERI SISTEM KOLOID.

i

ABSTRAK
ESTER TRISNA MANALU. Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia
Berbasis Kontekstual Terintegrasi Nilai-Nilai Karakter Pada Materi Sistem
Koloid. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universtitas Negeri Medan,
September 2016.
Penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang bertujuan untuk
mengembangkan penuntun praktikum kimia berbasis kontekstual terintegrasi
nilai-nilai karakter, mengetahui peningkatan hasil belajar siswa ditinjau dari
aspek kognitif dan mengetahui hasil belajar siswa yang ditinjau dari aspek afektif
dan psikomotorik yang dibelajarkan menggunakan penuntun praktikum kimia
yang telah dikembangkan. Penelitian dilakukan di SMA Cahaya Medan. Sampel
penelitian sebanyak dua kelas yang diambil secara purpopive pumplino yaitu kelas
eksperimen I menggunakan PPKBK dan kelas eksperimen II menggunakan PP
yang tersedia di sekolah Instrumen penelitian adalah rubrik validasi, tes dan
lembar observasi. Penelitian dimulai dari analisis penuntun praktikum kimia di
sekolah, pengembangan, validasi, revisi dan uji coba penuntun praktikum yang
telah dikembangkan. Hasil penelitian diperoleh (1) berdasarkan hasil analisis buku
PP kimia pada materi sistem koloid penerbit Erlangga, Pudak Scientifik, Duta
Nusantara dan Laskar Aksara belum sesuai dengan BSNP, (2) berdasarkan BSNP

PPKBK terintegrasi nilai-nilai karakter lebih valid dibandingkan dengan PP kimia
yang digunakan di sekolah, (3) terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa
ditinjau dari aspek kognitif, yang dibelajarkan menggunakan PPKBK terintegrasi
nilai-nilai karakter 0,73 sedangkan yang dibelajarkan dengan PP kimia yang
digunakan sekolah 0,63, (4) terdapat perbedaan hasil belajar siswa ditinjau dari
aspek psikomotorik yang dibelajarkan menggunakan PPKBK terintegrasi nilainilai karakter sebesar 91 dan yang dibelajarkan dengan PP kimia yang digunakan
sekolah sebesar 85, sedangkan ditinjau dari aspek afektif yang dibelajarkan
menggunakan PPKBK terintegrasi nilai-nilai karakter sebesar 92 dan yang
dibelajarkan dengan PP kimia yang digunakan sekolah sebesar 81.
Kata Kunci: Penoembanoan penuntun praktikum, berbapip kontekptual, nilainilai karakter, piptem koloid.

ii

ABSTRACT
ESTER TRISNA MANALU. Development Laboratory Guidance Chemistry
Based Contextual Integrated Values Character On Colloid System Materials.
Thesis. Medan: Graduate Program State universtity of Medan, September 2016.
This research is a development that aims to develop guiding chemistry lab
contextually based integrated character values, knowing improving student
learning outcomes in terms of cognitive and determine student learning outcomes

in terms of affective and psychomotor using guiding chemistry laboratory that has
been developed , The study was conducted in Cahaya Medan high school.
Samples are two classes were taken by purposive sumpling using PPKBK
experimental class I and class II experiment using PP available in school study
instrument is a rubric validation, test and observation sheet. Research began on
analytical chemistry lab at the school guidance, development, validation, revision
and test laboratory guides that have been developed. The product of research is (1)
based on the analysis of chemical PP book in colloidal system materials publisher
grants, Pudak Scientific, Duta Nusantara and Laskar Aksara is not in accordance
with BSNP, (2) based PPKBK BSNP integrated character values is more valid
than the PP chemicals used in schools, 93) there is a difference in improving
student learning outcomes in terms of cognitive, that learned to use the integrated
PPKBK character values of 0.73, while that learned with chemicals used PP 0,63
school, (4) there are differences in student learning outcomes in terms of
psychomotor aspect that learned to use PPKBK integrated character values at 91
and that learned with PP chemicals used school at 85, while in terms of affective
aspects that learned to use PPKBK integrated character values of 92 and PP with
chemicals schools at 81.
Keywords: Development of practical ouidance, baped contextual character
valuep, the colloid pyptem.


v

DAFTAR ISI
Halaman
i

Abstrak

iii

Kata Pengantar

v

Daftar Isi

vii

Daftar Tabel


viii

Daftar Gambar
Daftar Lampiran

ix

TAT I. PENDAHILIAN
1.1. Latar Belakang Masalah

1

1.2. Identifikasi Masalah

4

1.3. Batasan Masalah

5


1.4. Rumusan Masalah

6

1.5. Tujuan Penelitian

6

1.6. Manfaat Penelitian

7

TAT II. TINJAIAN PISTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Penelitian dan Pengembangan

8
8


2.1.2. Praktikum dalam Pembelajaran Kimia

11

2.1.3. Penuntun Praktikum

12

2.1.4. Pembelajaran Kontekstual

13

2.1.4.1. Penerapan Pembelajaran Kontekstual

14

2.1.4.2. Komponen Pembelajaran Kontekstual

15


2.1.5. Pendidikan Karakter

17

2.1.5.1. Tujuan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa 17
2.1.5.2. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

18

2.1.6. Penilaian Hasil Belajar

20

2.1.7. Standar Buku Ajar Berdasarkan BSNP

22

2.2. Kerangka Konseptual

22


vi

2.3. Hipotess

24

TAT III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

25

3.2. Populasi Sampel Penelitian

25

3.3. Jenis Penelitian

26


3.4. Prosedur Penelitian

26

3.5. Teknik Pengumpulan Data

29

3.6. Teknik Analisis Data

31

3.6.1. Analisis Rubrik Validasi Penuntun Praktikum Kimia

31

3.6.2. Analisis Tes

32


3.6.3. Analisis Tes Hasil Uji Coba

35

3.6.2. Analisis Lembar Observasi

37

TAT IV. HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Umum Penelitian

38

4.2. Hasil Penelitian

39

4.2.1. Analisis Penuntun Praktikum

39


4.2.2. Pengembangan Buku Penuntun Praktikum Kimia

42

4.2.3. Analisis Instrumen Tes

47

4.2.3.1 Validitas Isi

47

4.2.3.2 Validitas Konstruk

47

4.2.3.3 Reliabilitas

48

4.2.3.4 Tingkat Kesukaran

48

4.2.3.5 Daya Beda

48

4.2.3.6 Distraktor

48

4.2.4. Hasil uji Coba Penuntun Praktikum yang telah
Dikembangkan terhadap Pemahaman Siswa

50

4.2.4.1. Data Hasil Belajar

50

4.2.4.2. Peningkatan Hasil Belajar

51

4.2.4.3. Uji Normalitas Data

53

vii

4.2.4.4. Uji Homogenitas Data

53

4.2.4.5. Uji Hipotesis

54

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian

55

TAT V. PENITIP
5.1. Kesimpulan

58

5.2. Saran

59

DAFTAR PISTAKA

60

viii

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Perbandingan Pembelajaran Kontekstual dengan Konvensional 14
Tabel 3.1. Kriteria Validasi Penuntun Praktikum

32

Tabel 4.1. Tabulasi hasil analisis PP kimia pada materi sistem koloid
Penerbit Erlangga yang digunakan di sekolah

41

Tabel 4.2. Tabulasi Komponen PPKBK yang dikembangkan

43

Tabel 4.3. Perbandingan Rata-Rata Hasil Uji Kelayakan

44

Tabel 4.4. Hasil Analisis Distraktor Instrumen Tes

49

Tabel 4.5. Data Hasil Belajar Kelas Ekperimen I dan Eksperimen

50

Tabel 4.6. Kategori Gain Kelas Eksperimen I dan eksperimen II

51

Tabel 4.7. Rata-Rata Gain Kelas Eksperimen I dan II

52

Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas Pretes, Gain, Psikomotorik dan Afektif

53

ix

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Langkah Penelitian dan Pengembangan Model
Borg dan Gall

10

Gambar 3.1 Skema Pelaksanaan Penelitian Tahap Pengembangan

27

Gambar 3.2 Skema Pelaksanaan Penelitian Tahap Uji Coba

28

Gambar 4.1 Hasil Analisis PPKBK dan PP Sekolah
Pada Aspek Kelayakan Isi

45

Gambar 4.2 Hasil Analisis PPKBK dan PP Sekolah Pada
Aspek Bahasa

46

Gambar 4.3 Hasil Analisis PPKBK dan PP Sekolah Pada
Aspek Penyajian

46

Gambar 4.4 Grafik Data Hasil Belajar Kelas Ekperimen I dan II

51

Gambar 4.5 Kategori Gain Kelas Eksperimen I dan II

52

Gambar 4.6 Rata-rata Gain Kelas Eksperimen I dan II

52

x

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus Pembelajaran Kimia

64

Lampiran 2. RPP Kelas Eksperimen I

67

Lampiran 3. RPP Kelas Eksperimen II

78

Lampiran 4. Kisi-Kisi Instrumen Soal

86

Lampiran 5. Instrumen Penilaian Psikomotorik Siswa

93

Lampiran 6. Instrumen Penilaian Afektif Siswa

99

Lampiran 7. Instrumen Angket Validasi Penuntun Praktikum

100

Lampiran 8. Tabulasi Hasil Validasi angket Kelas Eksperimen I

102

Lampiran 9. Tabulasi Hasil Validasi angket Kelas Eksperimen II

103

Lampiran 10.Tabel Validitas Konstruk Instrumen Tes

104

Lampiran 11.Tabel Reliabilitas Instrumen Tes

105

Lampiran 12. Tabel Tingkat Kesukaran Instrumen Tes

106

Lampiran 13. Tabel Daya Pembeda Instrumen Tes

107

Lampiran 14. Tabel Distraktor Instrumen Tes

108

Lampiran 15. Data hasil Belajar Kognitif, Psikomotorik dan Afektif

110

Lampiran 16. Uji Normalitas Pretes

111

Lampiran 17. Uji Normalitas Gain

112

Lampiran 18. Uji Normalitas Psikomotorik

113

Lampiran 19. Uji Normalitas Afektif

114

Lampiran 20. Uji Homogenitas Pretes

115

Lampiran 21. Uji Hipotesis Gain, Psikomotorik dan Afektif

116

1

BABBIB
B

PENDAHULUANB

B

1.1.BLatarBBelakangB
Sains merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang mempunyai peran
penting dalam kehidupan manusia, sehingga dipelajari mulai siswa sekolah dasar.
Tujuan utama pendidikan sains adalah untuk membantu siswa menjadi ilmiah dan
terpelajar (Türkmen, 2007). Kimia sebagai bagian dari sains secara khusus
memusatkan kajiannya pada materi, sifat-sifat materi, struktur materi, komposisi
materi, ikatan yang terjadi pada materi, perubahan materi, serta energi yang
terlibat dalam perubahan materi tersebut. Oleh karena itu, ada dua hal penting
yang harus diperhatikan sebagai hakekat ilmu kimia, yakni kimia sebagai produk
dan kimia sebagai proses.
Kimia sebagai produk adalah temuan para ilmuwan berupa fakta, konsep,
prinsip, hukum, teori sedangkan kimia sebagai proses berupa kerja ilmiah.
Dengan demikian tidak tepat jika ilmu kimia hanya dipelajari melalui membaca,
menulis, mendengarkan yang pada umumnya menggunakan metode ceramah atau
hanya menguasai kumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep, prinsip saja tetapi
juga merupakan suatu proses penemuan dan penguasaan prosedur atau metode
ilmiah (Jahro dan Susilawati, 2008).
Kimia sebagai proses menekankan pada pemberian pengalaman secara
langsung bagi siswa. Ini dapat diwujudnyatakan dengan memberikan kesempatan
kepada siswa melakukan suatu proses kerja ilmiah berupa observasi atau
eksperimen melalui kegiatan laboratorium (Sujarwanta, 2012). Kegiatan
laboratorium merupakan sarana untuk mengembangkan dan menerapkan
ketrampilan proses IPA, membangkitkan minat belajar dan memberikan buktibukti bagi kebenaran teori atau konsep-konsep yang telah dipelajari sehingga teori
atau konsep-konsep tersebut menjadi lebih bermakna pada struktur kognitif
(Nugraha, 2008).
Kegiatan laboratorium dilakukan melalui metode praktikum yakni metode
yang melibatkan siswa secara langsung dengan melakukan sendiri, mengikuti
suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik

2

kesimpulan sendiri tentang suatu objek atau keadaan tertentu. Dengan demikian
kegiatan praktikum selain memperoleh pengalaman kerja kimia nyata, juga
merangsang siswa agar berlatih berpikir dengan cara-cara kritis dan ilmiah (Utomo,
2011).

Hasil penelitian Demircioglu dan Yadigaroğlu (2011), menemukan bahwa
metode praktikum lebih efektif dalam memperoleh pemahaman siswa karena
mereka memiliki banyak pengalaman dalam mengukur, menafsirkan, menarik
kesimpulan, dan membuat generalisasi. Hal ini diketahui pada kelas ekperimen
mengalami kemajuan dalam meningkatkan pengetahuan siswa melalui hasil
pengamatan. Sejalan dengan pendapat Hamidu (2014), yang mengatakan bahwa
metode praktikum akan mencapai tujuan pendidikan sains dalam meningkatkan
pemahaman siswa tentang konsep-konsep dalam

ilmu pengetahuan dan

aplikasinya, keterampilan praktis ilmiah dan kemampuan pemecahan masalah dan
kebiasaan berpikir ilmiah, pemahaman tentang bagaimana ilmu pengetahuan dan
ilmuwan bekerja serta meningkatkan minat dan motivasi. Begitu juga hasil
pengamatan peneliti pada saat mengajar dengan metode praktikum, siswa begitu
antusias dan bersemangat mengamati objek walaupun praktikum yang dilakukan
masih tergolong sederhana.
Suatu lembaga pendidikan kimia di Amerika menganjurkan sebaiknya
30% dari waktu pembelajaran ditekankan pada kegiatan laboratorium (Campbell
dan Bohn, 2008). Namun kenyataan di lapangan tidak semua sekolah memiliki
fasilitas laboratorium yang memadai. Sekolah yang memiliki laboratorium
penggunaannya masih kurang optimal (Ashadi, 2009). Kendala yang ditemukan
pada hasil penelitian Yusrika (2014) sehubungan dengan kurang optimalnya
penggunaan laboratorium adalah kurang lengkapnya alat dan bahan kimia di
laboratorium dan tidak tersedia buku penuntun praktikum (PP) kimia yang sesuai
dengan kebutuhan siswa.
PP merupakan bahan ajar yang berisi pedoman dalam melakukan kegiatan
praktikum di laboratorium dengan tujuan agar kegiatan praktikum berlangsung
secara optimal sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hasil analisis terhadap empat
PP kimia penerbit Erlangga, Pudak Scientific, Duta Nusantara dan Laskar Aksara,

3

diperoleh bahwa pada umumnya PP yang beredar masih belum sesuai dengan
kebutuhan siswa, masih terpaku pada alat, bahan dan cara kerja. Padahal ada
banyak hal yang bisa diungkap di dalam suatu penuntun praktikum seperti sifat
bahan dan alat yang akan digunakan yang seharusnya diketahui oleh siswa
sehingga berguna untuk meminimalkan resiko jika terjadi kecelakaan, alternatif
alat dan bahan yang akan digunakan jika alat dan bahan yang dimaksud tidak
tersedia, karakter siswa yang diharapkan dalam pelaksanaan praktikum serta alat
penilaian pelaksanaan praktikum khususnya mengukur aspek afektif dan
psikomotorik siswa.
Pengembangan PP perlu dilakukan karena merupakan suatu pedoman dan
alat evaluasi dalam pelaksanaan praktikum. PP perlu didesain semenarik mungkin
agar aktifitas laboratorium menarik bagi siswa. Pengembangan dapat dilakukan
dengan mereview buku PP yang telah ada selama ini dan mengadopsi sebagian
dari buku pengelolaan laboratorium sehingga mudah dilaksanakan dan sesuai
dengan kebutuhan siswa.
Pembelajaran kimia akan mendapatkan hasil yang maksimal apabila
keseluruhan potensi kecerdasan siswa dapat dieksplorasi dalam pembelajarannya
sehingga ada kecenderungan untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan
belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih
bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya
(Dihanti, 2012). Oleh karena itu pembelajaran yang dapat digunakan dalam
pengembangan PP adalah pembelajaran kontekstual.
Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang menekankan
keterkaitan antara materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran ini
menyajikan situasi belajar yang alami, menuntut keaktifan siswa dalam menyelidiki
dan bekerja sama dengan siswa lain. Pembelajaran kontekstual mendorong siswa
untuk dapat membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
kehidupan sehari-hari serta mampu membangun konsep-konsep pengetahuan yang
mereka dapat dari proses belajar (Elvinawati, 2008). Hal senada juga diungkapkan

Clemente (2010), bahwa pembelajaran kontektual akan memperkenalkan konten
pelajaran menggunakan berbagai teknik belajar aktif yang dirancang untuk

4

membantu siswa menghubungkan apa yang mereka sudah ketahui dengan apa
yang mereka diharapkan dalam belajar dan membangun pengetahuan baru dari
hasil analisis dan sintesis proses belajar tersebut. Pada akhirnya mereka
menemukan makna dari proses pembelajaran itu karena mereka berusaha untuk
mencapai tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan pengalaman sebelumnya
pengalaman dan membangun pengetahuan yang ada (Berns dan Erickson, 2001).
Hasil penelitian Elvinawati (2008) menunjukkan penerapan pembelajaran
kontekstual pada pokok bahasan sistem koloid meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa kelas XI. Hasil penelitian Sabil (2011) diperoleh peningkatan
kualitas belajar mahasiswa sebesar 87,1%, dan rata-rata hasil belajar mahasiswa
mencapai 77.
Salah satu prinsip dari pembelajaran kontekstual adalah adanya
pengembangan berbagai karakter siswa (Chrisiana, 2005). Proses pembentukan
karakter, baik disadari maupun tidak, akan mempengaruhi cara individu tersebut
memandang diri dan lingkungannya dan akan tercermin dalam perilakunya seharihari. Pengintegrasian nilai-nilai karakter pada materi pembelajaran selain
menjadikan peserta didik menguasai kompetensi pelajaran yang ditargetkan, juga
dirancang

dan

dilakukan

untuk

menjadikan

peserta

didik

mengenal,

menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya sebagai
perilaku (Kemendiknas, 2010).
Berdasarkan uraian tersebut, perlu dilakukan penelitian pengembangan
untuk mengembangan penuntun praktikum kimia S0A, sehingga peneliti memilih
judul penelitian PengembanganB PenuntunB PraktikumB KimiaB BerbasisB
KontekstualBTerintegrasiBNilai-NilaiBKarakter PadaBMateriBSistemBKoloid.B
1.2.BIdentifikasiBMasalahB
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka timbul masalah yang
penting untuk dikaji dan diteliti. Adapun yang menjadi identifikasi masalah pada
penelitian ini sebagai berikut:
1.

Tidak semua sekolah memiliki fasilitas laboratorium yang memadai.

2.

Pelaksanaan praktikum kimia masih kurang optimal.

5

3.

PP kimia yang beredar belum sesuai dengan kebutuhan siswa.

4.

PP kimia yang dikembangkan berbasis kontekstual terintegrasi nilai-nilai
karakter.

5.

Penuntun praktikum kimia berbasis kontekstual (PPKBK) meningkatkan
kualitas, hasil belajar dan aktifitas belajar siswa.

6.

Pengintegrasian

nilai-nilai

karakter

pada

materi

pembelajaran

menjadikannya sebagai perilaku siswa.
1.3 BatasanBMasalahB
Agar penelitian memberikan arah yang tepat, serta dikarenakan keterbatasan
biaya dan waktu, masalah pada:
1) PP kimia yang akan dikembangkan dibatasi pada materi kimia S0A kelas
XI yaitu sistem koloid.
2) PP kimia yang akan dikembangkan adalah berbasis kontekstual.
3) PP kimia yang telah dikembangkan divalidasi oleh dosen kimia
Universitas Negeri 0edan sebanyak dua orang dan guru kimia S0A
negeri maupun swasta yang berpengalaman dan aktif di laboratorium
sebanyak dua puluh orang.
4) Uji coba penuntun praktikum kimia yang telah dikembangkan dilakukan
kepada satu kelas sebanyak 34 orang siswa.
5) Uji coba penuntun praktikum kimia yang telah dikembangkan mengukur
hasil belajar siswa ditinjau dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
siswa.
1.4 RumusanBMasalahB
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan
masalah, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1. Bagaimana hasil analisis buku PP kimia pada materi sistem koloid penerbit
Erlangga, Pudak Scientific, Duta Nusantara dan Laskar Aksara sesuai
dengan badan standar nasional pendidikan (BSNP)?

6

2. Apakah PPKBK terintegrasi nilai-nilai karakter berdasarkan BSNP lebih
valid dibandingkan PP kimia yang digunakan sekolah?
3. Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa ditinjau dari
aspek kognitif yang dibelajarkan menggunakan PPKBK terintegrasi nilainilai karakter dengan PP kimia yang digunakan sekolah?
4. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa ditinjau dari aspek afektif
dan psikomotorik yang dibelajarkan menggunakan PPKBK terintegrasi
nilai-nilai karakter dengan PP kimia yang digunakan sekolah?
1.5 TujuanBPenelitianB
Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah:
1. 0engetahui bagaimana hasil analisis PP kimia pada materi sistem koloid
penerbit Erlangga, Pudak Scientific, Duta Nusantara dan Laskar Aksara
sesuai dengan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
2. 0engetahui apakah penuntun praktikum kimia berbasis kontekstual
terintegrasi nilai-nilai karakter berdasarkan BSNP lebih valid dibandingkan
PP kimia yang digunakan sekolah.
3. 0engetahui apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa
ditinjau dari aspek kognitif yang dibelajarkan menggunakan PPKBK
terintegrasi nilai-nilai karakter dengan PP kimia yang digunakan sekolah.
4. 0engetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa ditinjau dari
aspek afektif dan psikomotorik yang dibelajarkan menggunakan PPKBK
terintegrasi nilai-nilai karakter dengan PP kimia yang digunakan sekolah.
1.6 ManfaatBPenelitianB
0anfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. 0anfaat Teoritis
a. Dapat mengembangkan dan memperoleh penuntun praktikum kimia
berbasis kontekstual terintegrasi nilai-nilai karakter khususnya pada
materi sistem koloid.
b. 0embantu siswa dalam melakukan praktikum kimia pada materi
sistem koloid untuk mencapai keberhasilan yang maksimal.

7

2. 0anfaat Praktis
a. Sebagai bahan acuan bagi guru, calon guru, pengelola, pengembang,
lembaga pendidikan, dan peneliti lain yang ingin mengkaji secara lebih
mendalam tentang pengembangan penuntun praktikum kimia untuk
materi kimia lain.
b. 0enambah pengetahuan dan pengalaman peneliti untuk menyusun
penuntun praktikum kimia berbasis kontekstual yang terintegrasi nilainilai karakter pada materi sistem koloid.
c. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru kimia dalam melakukan
praktikum khususnya pada materi sistem koloid sehingga lebih mudah
dan menarik.

58

BABBVB
KESIMPULANBDANBSARANB
5.1BKesimpulanB
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:B
1. Berdasarkan hasil analisis buku PP kimia pada materi sistem koloid penerbit
Erlangga, Pudak Scientific, Duta Nusantara dan Laskar Aksara diperoleh
beberapa kelemahan sehingga tidak sesuai dengan badan standar nasional
pendidikan (BSNP).
2. Berdasarkan BSNP PPKBK terintegrasi nilai-nilai karakter lebih valid
dibandingkan dengan PP kimia yang digunakan di sekolah.
3. Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa ditinjau dari aspek
kognitif, yang dibelajarkan menggunakan PPKBK terintegrasi nilai-nilai
karakter 0,73 sedangkan yang dibelajarkan dengan PP kimia yang digunakan
sekolah 0,63
4. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa ditinjau dari aspek psikomotorik yang
dibelajarkan menggunakan PPKBK terintegrasi nilai-nilai karakter sebesar 91
dan yang dibelajarkan dengan PP kimia yang digunakan sekolah sebesar 85,
sedangkan ditinjau dari aspek afektif yang dibelajarkan menggunakan PPKBK
terintegrasi nilai-nilai karakter sebesar 92 dan yang dibelajarkan dengan PP
kimia yang digunakan sekolah sebesar 81.

59

5.2.BSaranB
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah dikemukakan, maka
disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Penuntun praktikum kimia berbasis kontekstual terintegrasi nilai-nilai karakter
ini, dapat digunakan dalam pembelajaran kimia khususnya kegiatan praktikum
pada materi sistem koloid untuk meningkatkan hasil belajar siswa baik
kognitif, psikomotorik dan afektif
2. Bagi peneliti yang mempunyai keinginan melanjutkan penelitian ini, dapat
menerapkan dan mengembangkan lagi dengan menambah variabel-variabel
yang relevan, sehingga diperoleh hasil yang lebih baik yang dapat
menyempurnakan penelitian ini.

60

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia
FMIPA UPI.
Arikunto, S. 2002. ProsedurPenelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2006. ProsedurPenelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Ashadi. 2009. Kesulitan Belajar Kimia Bagi Siswa Sekolah Menengah. Surakarta.
(http://pustaka.uns.ac.id, diakses pada 29 April 2016).
Belawati, T. 2006. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Berns, R.G. dan Erickson, P.M. 2001. Contextual Teaching and Learning
Preparing Students for the New Economy. The Highlight Zone
Research@work. 5(1): 1-8.
BSNP. 2006. Panduan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
Depertemen Pendidikan Nasional.
Campbell, T. dan Bohn, C. 2008. Science Laboratory Experiences of High School
Students Across One State in the U.S, Descriptive Research from the
Classroom, Science Educator. 17(1): 36-44.
Clemente, C.H. dan Vesta, R.W. 2010. Contextual Teaching and Learning for
Practitioners. Systemics, Cybernetics And Informatics. 6(4): 54-58.
Chrisiana, W. 2005. Upaya Penerapan Pendidikan Karakter Bagi Mahasiswa
(Studi Kasus di Jurusan Teknik Industri UK Petra). Jurnal Teknik
Industri. 7(1): 83-90.
Demircioglu, G. dan Yadigaroğlu, M. 2011. The Effect Of Laboratory Method On
High School Students’ Understanding Of The Reaction Rate, Western
Anatolia Journal of Educational Sciences. ISSN 1308-8971: 510-516.
Depdiknas. 2006. Petunjuk Teknik Pengembangan Silabus dan Contoh/Model
Silabus SMA/MA Mata Pelajaran Kimia. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar
dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Dihanti, E. 2012. Contextual Teaching And Learning (CTL) Sebagai Strategi Dan
Model Pembelajaran. Depok: Widyaiswara LPMP Jawa Barat.
Direktorat
tenaga
kependidikan.
2008.
Hasil
Belajar
(http://eprints.undip.ac.id/5975/2/Hasil belajar.pdf, Diakses 3 Maret 2016).
Elvinawati. 2008. Penerapan Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Kimia
Sebagai Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI
IPA1 SMAN 1 Ketahun Bengkulu Utara. Jurnal Exacta. 4(2): 17-22.

61

Hake,R.1998.AnalyzingChange/GainScore.(http:www.physics.indiana.edu/sdi/An
alyzingChange-Gain.pdf, diakses Maret 2016)
Hamidu, M.Y., Ibrahim, A.I. dan Mohammed, A. 2014. The Use of Laboratory
Method in Teaching Secondary School Students: a key to Improving the
Quality of Education. International Journal of Scientific and Engineering
Research. 5(9): 81-86.
Jahro, I.S. dan Susilawati. 2008. Analisis Penerapan Metode Praktikum Pada
Pembelajaran Ilmu Kimia Di Sekolah Menengah Atas, Jurnal Pendidikan
Kimia. 1(4) : 20-26.
Jumadi. 2003. Pembelajaran Kontekstual Dan Implementasinya. Yogyakarta:
Makalah Workshop Sosialisasi dan Implementasi Kurikulum 2004.
Karno. 2003. Mengenal Analisis Tes. Bandung: Jurusan PPB FIB UPI.
Kemendiknas. 2010. Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran.
Panduan Guru Mata Pelajaran.
Kemendiknas. 2010. Pengembangan dan Pendidikan Budaya Karakter Bangsa:
akarta. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum.
Kemendiknas. 2010. Kerangka Acuan Pendidikan Karakter Tahun Anggaran
2010. Jakarta: Direktorat Ketenagaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi.
Kasihani. 2002. Pengajaran Dan Pembelajaran Kontekstual. Prosiding Seminar
Akademik. 2:1- 6.
Khumairah, F., Suhery, T. dan Hadeli. 2014. Pengembangan Modul Kimia Dasar
Materi Termokimia Berbasis Keterampilan Berfikir Kritis Untuk
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia. Jurnal Pendidikan Kimia,
1(2): 116-117.
Nasekun. 2015. Integrasi Nilai-Nilai Agama Islam dalam Pembelajaran IPS
Sejarah di Kelas VIII MTS Ma’arif Wadas Kandangan Temanggung
Tahun Pelajaran 2014/2015. Salatiga. Tesis Program Pascasarjana Institut
Agama Islam Negeri Salatiga.
Nugraha, A. W. 2006, Penerapan Model Praktikum Semi Riset Pada Praktikum
Semi Riset Kimia Fisika II. Medan: Laporan Hasil Penelitian FMIPA
Universitas
Negeri
Medan
(http://smk3ae,
wordpress.com.2008/11/17/penerapan-model-praktikum-semi-riset-padapraktikum-kimia-fisika-2, diakses pada 3 Maret 2016).
Reid, N. and Shah, I. 2007. The role of laboratory work in university chemistry.
Chemistry Education Research and Practice. 8(2): 172-185.

62

Ridwan. 2007. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Sabil, H. 2011. Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching & Learning (CTL)
Pada Materi Ruang Dimensi Tiga Menggunakan Model Pembelajaran
Berdasarkan Masalah (MPBM) Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Matematika FKIP UNJA. Edumatica. 1(1): 44-56.
Sarjana, K. 2008. Bentuk Ikonik Bilangan Bulat Sebagai Komponen Pembelajaran
Kontekstual. J. Pijar MIPA. 3(1): 35 – 38.
Schell, J. W. 2001. An emerging framework for contextual teaching and learning
in
preservice
teacher
education.
Retrieved
from
(http://www.coe.uga.edu/ctl/theory/framework, pdf, diakses pada 8 Juni
2016).
Smith, B.P. 2010. Intructional Strategies in Family and Consumer Sciences
Implementing the Contextual Teaching and Learning Pedagogical Model.
Journal Of Family and Consumer Sciences. 28(1): 23-38.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D: Bandung
ALFABETA.
Sujana. 2014. Literasi Kimia Mahasiswa PGSD dan Guru IPA Sekolah Dasar.
Jurnal Pendidikan IPA. 3(1): 5-11.
Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sujarwanta, A. 2012. Mengkondisikan Pembelajaran IPA Dengan Pendekatan
Saintifik. Jurnal Nuansa Kependidikan. 16(1 ): 75-83.
Tobing, F. 2011. Pengembangan penuntun Praktikum Untuk Kelas X SMA
Sesuai Dengan Tuntutan KTSP. Medan: Program Pasca Sarjana UNIMED.
Tresnawati, R. dan Dwiyanti, G. 2013. Pengembangan prosedur praktikum Kimia
SMA Pada Topik Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit, Jurnal riset dan
praktik pendidikan kimia. 1(1): 37-43.
Türkmen, H. dan Usta, E. 2007. The Role Of Learning Cycle Approach
Overcoming Misconceptions In Science. Kastamonu Education Journal.
15(2): 491-500.
Utomo, P. 2011. Adaptasi Pelaksanaan Praktikum Kimia Negara OECD.
Yogyakarka: PPM Unggulan FMIPA UNY.
Widyaningsih, T. 2014. Internalisasi dan Aktualisasi Nilai-Nilai Karakter pada
Siswa SMP dalam Perspektif Fenomenologis. Jurnal Pembangunan
Pendidikan. 2(2): 181-195.

63

Yusrika, H.W. 2014. Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Inovatif Untuk
SMA/MA Kelas XII Sesuai Kurikulum 2013. Medan: Program Pasca
Sarjana UNIMED.
Zulnuraini. 2012. Pendidikan Karakter Konsep, Implementasi Dan
Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu. Jurnal DIKDAS. 1(1):
1-11.