PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA SMA KELAS XI BERBASIS KPS PADA MATERI HIDROLISIS GARAM TERINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER.

(1)

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA SMA

KELAS XI BERBASIS KETERAMPILAN PROSES

SAINS (KPS) PADA MATERI HIDROLISIS

GARAM TERINTEGRASI PENDIDIKAN

KARAKTER

TESIS

Diajukan untuk memenuhi persyaratan

dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh :

RAQJABUL AZHAR NIM. 8146142028

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN KIMIA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

i ABSTRAK

Raqjabul Azhar, Nim 8146142028. Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia SMA Kelas XI Berbasis KPS pada Materi Hidrolisis Garam Terintegrasi Pendidikan Karakter. Tesis Medan : Program Studi Pendidikan Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan penuntun praktikum dibidang kimia. Tujuan penelitian ini adalah (1) memperoleh penuntun praktikum kimia SMA kelas XI berbasis KPS pada materi hidrolisis garam terintegrasi pendidikan karakter, (2) mengetahui pengaruh penggunaan penuntun praktikum kimia SMA kelas XI berbasis KPS pada materi hidrolisis garam terintegrasi pendidikan karakter terhadap hasil belajar siswa, (3) mengetahui hubungan nilai karakter terhadap hasil belajar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA 1 Langsa, SMA 2 Langsa dan SMA 3 Langsa. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling, sample dalam penelitian ini terdiri dari 10 guru kimia di SMA dan 1 dosen kimia UNIMED sebagai validator ahli, dua kelas yaitu kelas eksperimen I yang diajarkan dengan penuntun praktikum kima SMA yang ada disekolah, kelas eksperimen II yang diajarkan dengan penuntun praktikum kimia SMA kelas XI berbasis KPS pada materi hidrolisis garam terintegrasi pendidikan karakter. Instrument penelitian berupa tes objectif hasil belajar berdasarkan uji validitas tes, realibilitas tes, taraf kesukaran dan daya beda dan lembar observasi karakter siswa. Teknik analisa data dilakukan dengan independent T-test dan regresion linear menggunakan progam SPSS 17. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penuntun praktikum kimia SMA kelas XI berbasis KPS pada materi hidrolisis garam terintegrasi pendidikan karakter telah layak valid dan tidak perlu direvisi (2) terdapat pengaruh penggunaan penuntun praktikum kimia SMA kelas XI berbasis KPS pada materi hidrolisis garam terintegrasi pendidikan karakter terhadap peningkatan hasil belajar (3) terdapat hubungan yang signifikan antar nilai karakter dengan peningkatan hasil belajar menggunakan penuntun praktikum kimia SMA kelas XI berbasis KPS pada materi hidrolisis garam terintegrasi pendidikan karakter

Kata Kunci : Penuntun Praktikum, KPS, Kimia, Pendidikan Karakter, hidrolisis garam.


(5)

ii ABSTRACT

Raqjabul Azhar, Nim 8146142028. Practical Guidance Development of Chemistry High School Class XI Based KPS on Material Hydrolysis Salt Integrated Character Education. Thesis Medan: Chemistry Graduate Studies Program, State University of Medan, 2016.

This research is the development of practical guidance in the field of chemistry. The purpose of this study are (1) obtaining a guiding lab high school chemistry class XI based KPS on material hydrolysis salt integrated character education, (2) the effect of the use of a guiding lab high school chemistry class XI based KPS on material hydrolysis salt integrated character education on student learning outcomes, (3) determine the relationship of the character values on learning outcomes. The population in this study were all high school students of SMA 1, SMA 2 and SMA 3 Langsa. The sampling technique is purposive sampling, sample in this study consisted of 10 chemistry teachers in high school and one chemistry professor UNIMED as a validator of experts, two classes of experimental class I taught with guidance practicum clams SMA existing school, the experimental class II taught with guiding high school chemistry lab class XI KPS based on material salt hydrolysis integrated character education. Research instrument in the form of objective tests of learning outcomes based on test validity test, reliability test, the level of difficulty and different power and character of the student observation sheet. Data analysis is done by independent t-tests and linear regresion using the program SPSS 17. The results showed that: (1) a guiding high school chemistry lab class XI based KPS on material hydrolysis salt integrated character education has merited valid and do not need to be revised (2) there is the effect of using the guiding lab high school chemistry class XI based KPS on material hydrolysis salt integrated character education to the improvement of learning outcomes (3) there is a significant correlation between the value of character with improved learning outcomes using the guiding lab high school chemistry class XI based KPS on material hydrolysis salt integrated character education.

Keywords: Practical Guidance, KPS, Chemistry, Character Education, salt hydrolysis.


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia Kelas XI berbasis KPS pada materi hidrolisis garam Terintegrasi Pendidikan Karakter”. Adapun penyusunan tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Megister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kimia di Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Marham Sitorus sebagai pembimbing Tesis I dan Ibu Prof. Dr. Retno Suyanti, M.si sebagai Dosen Tesis II yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal seminar proposal, pelaksanaan penelitian sampai dengan pengolahan data hingga penyusunan tesis ini dapat selesai. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.si sebagai Narasumber 1, Bapak Dr. Mahmud, MSc.sebagai Narasumber II dan bapak Dr. ajat Sudrajat, M.Si yang telah memberikan masukan dan saran-saran demi kesempurnaan penyusunan tesis ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Kepala Sekolah SMA N 1 Dra. Hj. Irmawati, S.Pd dan guru-guru beserta stafnya dan siswa-siswa yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.

Teristimewa saya mengucapkan banyak terima kasih kepada orang tua tersayang ibunda Kartini dan Ayahanda Muhammad yang telah mencucurkan


(7)

iv

seluruh keringat, telah membimbing kami dan tidak pernah lelah selalu memanjatkan doa untuk kami, anak-anakmu. Kalianlah seluruh nafas kami.

Terima kasih juga kepada teman-teman seperjuangan selama perkuliahan generasi XXV kelas A, B1 dan B2 Pendidikan Kimia Pascasarjana Unimed Khususnya kepada Abang Zulhiddin Akbar dan Adek Raudatul Husna yang telah memberi motivasi dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Terima kasih kepada seluruh sahabat dan rekan-rekan penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas setiap dukungan doa dan motivasi yang diberikan selama ini.

Penulis menyadari masih banyak kelemahan dalam penyusunan tesis ini baik dari segi isi, susunan maupun tata bahasa. Namun, penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan tesis ini. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tesis ini. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan terlebih kepada para peneliti berikutnya dalam melakukan pengembangan penelitian.

Medan, April 2016 Penulis,

Raqjabul Azhar NIM. 8146142028


(8)

v DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR LAMPIRAN x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1Latar Belakang Masalah 1

1.2Identifikasi Masalah 6

1.3Batasan Masalah 6

1.4Rumusan Masalah 7

1.5Tujuan Penelitian 7

1.6Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1 Kerangka Teoritis 9

2.1.1 Hakikat Pembelajaran 9

2.1.2 Tujuan Pembelajaran 10

2.1.3 Teori Belajar 13

2.1.4 Hasil Belajar dan Teknik Evaluasinya 14

2.2 Perangkat Pembelajaran 17

2.3 Pendekatan Saintifik 18

2.3.1 Prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik 20

2.3.2 Tujuan Pendekatan Saintifik 21

2.4 Pembelajaran Inkuiri 22

2.4 1 Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 23

2.5 Keterampilan Proses Sains (KPS) 27

2.5.1 Hal-hal yang Mendasari Pembelajaran KPS 29


(9)

vi

2.5.3 Implemenasi KPS dalam Pembelajaran IPA 31

2.5.4 Pengukuran KPS 32

2.6 Media Pembelajaran 36

2.7 Pendidikan Karakter 38

2.7.1 Pemahaman Pendidikan Karakter 39

2.7.2 Tujuan Pendidikan Karakter 40

2.7.3 Pendidikan Karakter di Sekolah 40

2.7.4 Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter di Sekolah 41 2.7.5 Peran guru dalam Pendidikan Karakter 41

2.7.6 Nilai-nilai Pembentuk Karakter 43

2.8 Penelitian Pengembangan 47

2.9 Kegiatan Laboratorium/praktikum 50

2.9.1 Praktikum 50

2.9.2 Manfaat Kegiatan Laboratorium/praktikum 51

2.9.3 Penuntun Praktikum 52

2.10 Standar Buku Ajar (Kimia) menurut BNSP 55

2.10.1 Standar Kelayakan Isi Buku 57

2.10.2 Standar Kelayakan Bahasa Buku 59

2.10.3 Standar Kelayakan Penyajian Buku Pelajaran 60 2.10.4 Standar Kelayakan Buku Pelajaran 61

2.11 Penelitian yang Relevan 62

2.12 Kerangka Berpikir 64

2.13 Hipotesis 66

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 67

3.1.Tempat dan Waktu Penelitian 67

3.2.Populasi dan Sampel 67

3.3.Instrumen Penelitian 67

3.3.1 Validasi Penuntun Praktikum 67

3.3.2 Tes Soal 68

3.3.2.1 Validitas Tes 68


(10)

vii

3.3.2.3 Taraf Kesukaran 70

3.3.2.4 Daya Pembeda Tes 71

3.3.3 Non Tes 72

3.3.3.1 Observasi Karakter 72

3.3.3.2 Observasi Psikomotorik 73

3.4.Jenis Penelitian 74

3.5.Desain Penelitian 75

3.6.Teknik Analisa Data 76

3.6.1 Uji Normalitas 76

3.6.2 Uji Homogenitas 76

3.7.Uji Hipotesis 77

3.8.Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar 78

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 79

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 79

4.2 Analisis Penuntun Praktikum Penerbit A 80 4.3 Analisis Penuntun Praktikum yang dikembangkan 82

4.3.1 Berdasarkan Kurikulum 2013 83

4.3.2 Berdasarkan BNSP 85

4.4 Pengaruh Penuntun praktikum kimia SMA kelas XI berbasis KPS pada materi hidrolisis garam terintegrasi

karakter terhadap Hasil Belajar Siswa 91

4.5 Hubungan hasil belajar dengan karakter siswa 96

4.6 Pembahasan 101

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 104

5.1 Kesimpulan 104

5.2 Saran 105


(11)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian

Gambar 4.1 Hasil Analisis Penuntun Praktikum Penerbit A Gambar 4.2 Hasil Analisis Penuntun Praktikum berdasarkan

Kurikulum 2013

Gambar 4.3 Nilai rata-rata Standar Kelayakan Isi Gambar 4.4 Nilai rata-rata Standar Kelayakan Bahasa Gambar 4.5 Nilai rata-rata Standar Kelayakan penyajian Gambar 4.6 Nilai rata-rata standar Kegrafikan

Gambar 4.7 Nilai rata-rata karakter siswa

Gambar 4.8 Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa yang diajarkan penuntun praktikum yang dikembangkan Gambar 4.9 Hubungan antara Hasil Belajar Siswa dengan Karakter

pada Penggunaan Penuntun Praktikum berbasis KPS pada materi Hidrolisis Garam Terintegrasi Pendidikan Karakter

Halaman 75 80 84

86 88 89 90 97 98


(12)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Tabel 2.2 Indikator Keterampilan Proses Sains Tabel 3.1. Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-Rata Tabel 3.2. Klasifikasi Indeks Reliabilitas Soal

Tabel 3.3. Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal Tabel 3.4. Klasifikasi Indeks Daya Beda Soal

Tabel 4.1 Data Hasil Belajar kimia pada kedua kelas eksperimen Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data pretest kelas Eksperimen I dan II Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Postest Kelas Eksperimen I dan

Eksperimen II

Tabel 4.4 Hasil Uji Hipotesis Pertama Tabel 4.5 Hasil Uji Regrasi Linear

Halaman 26 34 68 70 71 72 92 92

93 95 99


(13)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Lampiran 3 Kisi-kisi soal

Lampiran 4 Instrument Test (soal)

Lampiran 5 Analisis Penuntun Praktikum Kimia Berdasarkan Kurikulum 2013 SMA Kelas XI Semester II

Lampiran 6 Standar Penilaian Penuntun Praktikum Berdasarkan BSNP Penilaian Penuntun Praktikum Pokok Bahasan Hidrolisis Garam Kimia Kelas XI SMA Semester II

Lampiran 7 Lembar Observasi Karakter

Lampiran 8 Perhitungan Validitas dan Reabilitas Lampiran 9 Perhitungan Kesukaran Soal Tes Lampiran 10 Perhitungan Daya Pembeda Soal Tes

Lampiran 11 Tabulasi Hasil Observasi Karakter Siswa yang menggunakan penuntun praktikum yang dikembangkan Lampiran 12 Hasil Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa di

Ajarkan Penuntun Praktikum yang Dikembangkan

Lampiran 13 Hasil Analisis Penuntun Praktikum Penerbit A Pokok Bahasan Hidrolisis Garam Berdasarkan Kurikulum 2013 Lampiran 14 Hasil analisis Penuntun Praktikum yang dikembangkan

pokok bahasan Hidrolisis garam berdasarkan kurikulum 2013

Lampiran 15 Analisis Penuntun Praktikum yang telah dikembangkan berdasarkan BSNP (kelayakan Isi)

Lampiran 16 Analisis bahan ajar yang telah dikembangkan berdasarkan BSNP (kelayakan Bahasa)

Lampiran 17 Analisis bahan ajar yang telah dikembangkan berdasarkan BSNP (kelayakan penyajian)

Halaman 112 114 127 130 134 135 151 152 158 162 167 168 169 170 171 172 173


(14)

xi

Lampiran 18 Analisis bahan ajar yang telah dikembangkan berdasarkan BSNP (kelayakan kegrafikan)

Lampiran 19 Tabulasi Hasil Nilai Siswa

Lampiran 20 Perhitungan % Peningkatan Hasil Belajar Lampiran 21 Tabel Hasil SPSS

174 175 177 178


(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ilmu merupakan sebuah modal yang wajib ada pada setiap manusia untuk melangkah maju menjalani hebatnya perkembangan zaman apalagi era globalisasi sekarang ini. Untuk memperolehnya setiap manusia harus sekolah dan melanjutkan studinya sampai ke jenjang perguruan tinggi bahkan menuju pasca sarjana. Pendidikan adalah proses mendapatkan ilmu pengetahuan yang setiap orang harus memperolehnya, salah satu ilmu pengetahuan adalah ilmu kimia.

Ilmu kimia merupakan ilmu alam yang proses mempelajarinya lebih banyak dari alam sekitar dibandingkan dengan teori kimia saja. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menguasai lebih banyak ilmu alamiah termasuk kimia dikarenakan banyak produk-produk yang dikonsumsi oleh masyarakat dunia diperoleh dari pengolahan bahan-bahan alam, ini meningkatkan ekonomi sebuah negara dan menpercepat kemandirian bangsa tersebut. Persoalan yang kita hadapi sekarang ini adalah lemahnya tingkat pembelajaran kimia pada sekolah-sekolah termasuk SMA dan SMK dimana siswa masih beranggapan ilmu kimia itu sulit dan susah sekali dipahami meskipun siswa mengakui telah berusaha semaksimal mungkin untuk belajar namun masih saja mereka gagal dalam bidang studi ini.

Kimia merupakan ilmu pengetahuan berbasis eksperimen yang menjelaskan dan memprediksikan perubahan bentuk maupun komposisi dari materi (Rife, 1992). Ilmu kimia menjadi satu bagian penting dari banyak cabang


(16)

2

ilmu pengetahuan yang diajarkan di sekolah, mengingat bahwa kita berada pada pola hidup yang begitu kompleks dan cepat berubah dan semuanya membutuhkan

ilmu kimia (Laugksch, 2000; Roberts, 2007). Substansi materi kimia yang

diajarkan tersebut berupa konsep konkret dan juga abstrak (Qurniawaty dkk, 2013; Panggabean, 2015). Fenomena kimia ini digambarkan oleh para ahli kimia

menggunakan level – level representasi yang meliputi representasi makroskopik,

mikroskopik dan simbolik (Jhonston dalam Indrayani, 2013).

Hidrolisis garam merupakan salah satu materi kimia yang berisi ketiga level representasi diatas. Pada level makroskopik, sebagai contoh siswa dapat melihat dan mengamati pemanfaatan larutan asam, basa, garam, untuk level mikroskopik siswa dapat menjelaskan penyebab warna yang khas dari masing – masing larutan asam maupun basa serta garam. Sedangkan pada level simbolik, misalnya siswa dapat menjelaskan reaksi yang terjadi antara basa kuat dengan basa lemah melalui persamaan reaksi kimia. Kenyataannya pembelajaran Hidrolisis garam di sekolah selama ini belum maksimal dalam menerapkan ketiga level representasi diatas. Dibuktikan dari hasil wawancara dengan siswa dan guru SMA dan SMK di kota Langsa bahwa kegiatan pembelajaran untuk materi hidrolisis garam menggunakan metode diskusi dan presentasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa guru mengajarkan materi tersebut hanya dari segi teoritisnya saja. Kondisi lainnya yang ditemukan dilapangan adalah masih ada sekolah yang belum memiliki penuntun praktikum, ketika hendak melakukan praktikum saat itu lah lembar kerja siswa dibagikan.


(17)

3

Menurut (Salirawati, 20I0) ilmu kimia tidak hanya membahas tentang zat-zat secara teoritis, tetapi juga mencoba membahas secara empiris. Dalam pembelajaran kimia sangat memerlukan kegiatan penunjang berupa praktikum. Hal ini dikarenakan metode praktikum adalah salah satu bentuk pendekatan keterampilan proses. Bagi peserta didik diadakannya praktikum selain dapat melatih bagaimana penggunaan alat dan bahan yang tepat, juga membantu pemahaman mereka terhadap materi kimia yang diajarkan di kelas. Selain itu, bagi peserta didik yang memiliki rasa ingin tahu tinggi, maka melalui praktikum mereka dapat memperoleh jawaban dari rasa ingin tahunya secara nyata. Kegiatan praktikum juga dapat memberikan kesempatan pada anak untuk melatih daya nalar, kemampuan berpikir rasional, menerapkan sikap dan metode ilmiah dalam mencari kebenaran dari apa yang dipelajarinya (Jahro, 2009).

Manusia pada hakikatnya dapat belajar melalui enam tingkatan, yaitu 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar, 70% dari apa yang dikatakan dan dilakukan. (Magnesen dikutip Aqib, 2013:48). Untuk mencapai 90% tersebut perlu adanya penggunaan metode eksperimen. Proses belajar mengajar dengan metode eksperimen memberikan kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu (Djamarah dan Zain ,2010:84).

Banyak guru yang mampu menguasai materi kimia dengan baik tetapi masih banyak juga yang belum mampu mengajarkan materi kepada siswa secara


(18)

4

efektif dan efisien. Agar pembelajaran dapat berlangsung efektif, diperlukan upaya pendekatan atau strategi yang tepat sehihngga siswa dapat belajar dengan tuntas dan bermakna. Pembelajaran akan semakin baik jika guru menjalankan perannya sebagai fasilitator yang berarti guru harus mampu menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar siswa (Roqib).

Terhambatnya pelaksanaan praktikum disekolah berdampak pada proses pembelajaran menjadi tidakoptimal, karena penuntun praktikum merupakan suatu pedoman dalam melaksanakan praktikum dan juga sebagai alat evaluasi pendidikan kimia tepatnya, bahwa kendala yang dialami guru kimia dalam pelaksanaan praktikum antara lain tidak adanya laboratorium 13,665%, tidak ada bahan atau zat 14,1865%, dan tidak adanya penuntun praktikum 29,814 %, dan lain-lain 27,32%. Alasan lainnya yang dapat menghambat pelaksanaan praktikum disekolah-sekolah, antara lain :

1. Keterbatasan waktu, khususnya waktu belajar dikelas

2. Penggunaan bahan-bahan praktikum yang tidak optimal dilaboratorium

3. Tidak tersedianya laboratorium dan fasilitas laboratorium yang memadai

4. Guru kurang paham membimbing dalam praktikum, serta kurangnya

ketersediaan penuntun praktikum kimia yang sesuai dengan yang dibutuhkan merupakan salah satu faktor penghambat paling besar.

Materi pelajaran kimia seperti hidrolisis garam adalah materi yang sangat penting dipahami dalam pembelajaran kimia dan banyak guru beranggapan materi ini sulit untuk dipraktikumkan, hal ini sangat berpengaruh pada siswa dalam upaya mereka menguasai materi ini.


(19)

5

Pada penelitian yang relevan dilakukan oleh Fauzi, Ahmad (2015) menunjukkan bahwa petunjuk praktikum yang terdapat dalam bahan ajar Kimia SMA kelas XI yang dikaji memiliki karakterisitik bahan yang digunakan mudah diperoleh namun alat yang digunakan sulit diperoleh serta komponen petunjuk praktikum tidak lengkap Berdasarkan hasil uji keterlaksanaan, respons siswa, dan penilaian guru, kualitas petunjuk praktikum pada topik hidrolisis garam yang dikembangkan termasuk kategori sangat baik, Penuntun praktikum model berbasis proyek tidak lebih efektif daripada model penemuan. Salah satu penyebabnya yaitu masih asingnya model berbasis pada praktikum di sekolah sehingga kreatifitas siswa dalam menerapkan model berbasis proyek belum maksimal.

Pada penelitian yang dilakukan Rosmalinda Desy, dkk (2013), mendapatkan Hasil dari uji coba produk menunjukkan bahwa semua siswa memberikan respon positif terhadap modul praktikum yang dikembangkan. Modul dapat diterapkan pada siswa dengan kemampuan kognitif yang beragam, hanya saja siswa dengan kemampuan kognitif yang rendah memerlukan bimbingan guru terutama dalam memahami soal analisis.

Penelitian yang dilakukan Hartono, Zulaiha dan Ibrahim, Rachman (2014) menghasilkan Buku Panduan Praktikum Kimia Berbasis Keterampilan Proses Sains Pokok Bahasan Hidrokarbon yang dikembangkan dinyatakan sangat valid berdasarkan hasil validasi dari 3 orang ahli yaitu ahli materi, ahli pedagogik dan

ahli desain pada tahap expert review. Buku Panduan Praktikum Kimia Berbasis

Keterampilan Proses Sains dinyatakan praktis berdasarkan hasil pada uji one-to


(20)

6

praktikum kimia berbasis keterampilan proses sains setelah itu dilakukan wawancara kepada siswa mengenai buku tersebut. Buku Panduan Praktikum Kimia Berbasis Keterampilan Proses Sains memiliki efek potensial terhadap hasil belajar siswa khususnya pada materi hidrokarbon

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia SMA Kelas XI Berbasis KPS pada Materi Hidrolisis Garam Terintegrasi Pendidikan Karakter”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Alat dan bahan praktikum disekolah masih belum tersedia

2. Ketidaktersediaan penuntun praktikum dengan kebutuhan siswa dan silabus

3. Keterampilan laboratorium siswa yang menggunakan penuntun praktikum

masih kurang

4. Pelaksanaan praktikum masih kurang berkontribusi terhadap pemahaman dan

peningkatan prestasi belajar siswa. 1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi batasan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Kegiatan Praktikum mempergunakan penuntun praktikum kimia


(21)

7

3. Penelitian ini dilakukan di SMA/MA yang ada di kota Langsa baik negeri

maupun swasta.

4. Penelitian difokuskan pada pendapat guru kimia senior yang mengajar kelas

XI secara berturut-turut 3 tahun terakhir dan memiliki kualifikasi sarjana pendidikan serta telah bersertifikasi.

5. Karakter yang akan dikembangkan dalam penuntun praktikum adalah, jujur,

disiplin, dan tanggung jawab. 1.4 Rumusan Masalah

Untuk memberikan arahan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian, maka diberikan perumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah penyusunan penuntun praktikum kimia untuk kelas XI berbasis KPS

pada pokok bahasan hidrolisis garam terintegrasi pendidikan karakter telah memiliki kelayakan sebagai penuntun praktikum menurut penilaian validator (dosen ahli) dan guru?

2. Apakah terdapat pengaruh penggunaan penuntun praktikum kimia untuk

kelas XI berbasis KPS pada pokok bahasan hidrolisis garam terintegrasi pendidikan karakter terhadap peningkatan hasil belajar siswa ?

3. Apakah terdapat hubungan nilai karakter terhadap peningkatan hasil belajar

siswa melalui penggunaan penuntun praktikum kimia untuk kelas XI berbasis KPS pada pokok bahasan hidrolisis garam terintegrasi pendidikan karakter? 1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dilaksanakannya penelitian adalah :


(22)

8

1. Mengetahui kelayakan penyusunan penuntun praktikum kimia untuk kelas XI

berbasis KPS pada pokok bahasan larutan terintegrasi pendidikan karakter menurut penilaian validator, guru dan siswa

2. Mengetahui pengaruh penggunaan penuntun praktikum kimia untuk kelas XI

berbasis KPS pada pokok bahasan Hidrolisis garam terintegrasi pendidikan karakter terhadap peningkatan hasil belajar siswa

3. Mengetahui hubungan nilai karakter terhadap peningkatan hasil belajar siswa

melalui penggunaan penuntun praktikum kimia untuk kelas XI berbasis KPS pada pokok bahasan Hidrolisis garam terintegrasi pendidikan karakter.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman peneliti untuk menyusun penuntun praktikum kimia SMA/MA kelas XI semester II.

2. Untuk memperoleh penutun praktikum kimia yang layak, mudah dan aman di praktikumkan, dan dapat membantu siswa kelas XI SMA/MA dalam mempelajari kimia.

3. Memberikan sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi guru, calon guru, pengelola, pengembang, lembaga pendidikan, dan peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji secara lebih mendalam tentang hasil pengembangan penuntun praktikum.

4. Memberikan pertimbangan dan alternatif bagi guru dan sekolah tentang pentingnya penutun praktikum kimia.


(23)

104 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Penuntun praktikum kimia SMA kelas XI berbasis KPS pada materi hidrolisis garam terintegrasi karakter telah layak dan sesuai kurikulum 2013. Hasil rata-rata yang diperoleh dari angket yang diberikan kepada responden yaitu guru dan dosen kimia untuk analisis standar kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikan berturut-turut adalah 3,3; 3,2; 3,2; 3,3 yang menunjukkan bahwa dosen dan guru kimia setuju dengan penuntun praktikum yang dikembangkan telah valid, layak dan tak perlu direvisi.

2. Terdapat pengaruh penggunaan penuntun praktikum kimia SMA kelas XI berbasis KPS pada materi hidrolisis garam terintegrasi karakter terhadap peningkatan hasil belajar, sesuai dengan data hasil uji independent Sample T-Test diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antar nilai karakter dengan peningkatan hasil belajar menggunakan penuntun praktikum kimia SMA kelas XI berbasis KPS


(24)

105

pada materi hidrolisis garam terintegrasi karakter, sesuai dengan data hasil uji korelasi Linier dengan program SPSS 17.0 diperoleh nilai R = 0,872 nilai t hitung = 1,194 dengan nilai signifikansi 0.042 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

5.2 Saran

Adapun saran dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi guru tidak hanya mengajarkan teori saja, tetapi juga memberikan praktikum sehingga siswa dapat lebih memahami bahwa kimia bukan merupakan pelajaran yang bersifat abstrak tetapi juga dapat dibuktikan melalui percobaan.

2. Bagi sekolah SMA, sebaiknya menggunakan penuntun praktikum kimia SMA kelas XI berbasis KPS pada materi hidrolisis garam terintegrasi karakter, karena selain dapat meningkatkan hasil belajar siswa juga dapat melihat karakter siswa yang dapat dinilai langsung dengan langkah-langkah percobaan.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan pengembangan lanjutan terhadap penelitian ini dengan lebih mendalami pendidikan karakter didalamnya.


(25)

106

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W., (2001), A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A

Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives, Longman, New

York.

Aqib. Z., 2012, Pendidikan Krakter di Sekolah (Membangun Karakter dan

Kepribadian anak), Bandung: Yrama Widya

Arikunto,S (2002), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Jakarta : BumiAksara,.

Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006, Standar Isi Mata Pelajaran Kimia

SMA/MA, Jakarta: BSNP

Banchi, Heather. 2008. The Many Levels of Inquiry. Journal Science and Children University of Virginia, 2(2): 26-29.

Budiada, I. W. 2012. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing Berbasis Asesmen Portofolio terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X Ditinjau dari Adversity Quotient. Jurnal Pendidikan, 1 (1): 1-16.

Dewi, N., Dantes, N. & Sadia. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri terbimbing Terhadap Sikap Ilmiah dan hasil Belajar IPA. Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 3(1): 1-10.

Dikdas.kemddiknas.go.id(diakses 01 Oktober 2015)

Dimyati dan Modjiono, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta. Djamarah, S, B., dan Zairi, A., (2006), Strategi Belajar – Mengajar, Rineka Cipta.

Jakarta.

Elias. J.L., 1989, Moral Education Secular and Religious, Florida: Robert E. Krieger Publishing Co., In

Fredpercipal, H.E., (1984), A Hand Book of Educational Technology, Nichols Publishing Company, New York.

Gagne, R.M., dan Driscoll, M.P., (1989), Essential of Learnings for Instruction, Prentice Hall Inc, New Jersey.


(26)

107

Hamalik, (2005), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Bumi Aksara, Bandung.

Hartono, Zulaiha., Ibrahim, Rachman, (2014), Pengembangan Buku Panduan Praktikum Kimia Hidrokarbon Berbasis Keterampilan Proses Sains Di SMA, Jurnal Pendidikan Kimia ,2014, 1(1), 87--93

Heinich, R., (1989), Intructional Media and The New Technologies of Intruction

(Second Edition), Macmillan Publishing Company, New York.

Hosler, J., dan Boomer, K.B., (2011), Are Comic Books an Effective Way to Engange Nonmajors in Learning and Appreciating Science, CBE-Life Science Educational, 10: 309-317.

Indrayani, Putu. 2013. Jurnal Pendidikan Sains: Analisis Pemahaman Makroskopik, Mikroskopik dan Simbolik Titrasi Asam Basa Siswa Kelas XI IPA SMA Serta Upaya Perbaikannya dengan Pendekatan Mikroskopik. Volume 1 No 2 Hal 109-120.

Jahro, I. S., Susilawati, (2009), “Analisis Penerapan Metode Praktikum pada

Pembelajaran Ilmu Kimia di Sekolah Menengah Atas”. Journal

Pendidikan Matematika dan Sains.

jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/11092026.pdf

Jahro, I.S., (2009), Desain Praktikum Alternatif Sederhana (PAS) Wujud Kreatifitas Guru Dalam Pelaksanaan Kegiatan Praktikum Pada Pembelajaran Kimia, Jurnal Pendidikan Kimia ISSN: 2085-3653.

Jannah, M., Sugianto, & Sarwi. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Nilai Karakter melalui Inkuiri Terbimbing Materi Cahaya pada Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama. Journal of Innovative Science Education, 1(1): 60

Jihad, A., dan Abdul, H., (2013), Evaluasi Pembelajaran, Multi Pressindo, Yogyakarta.

Khusniati, M. 2012. Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran IPA. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia/ JPII 1 (2) (2012) 204-210. Semarang: FMIPA Unnes


(27)

108

Koesema, A, Doni, (2010), Pendidikan Karakter : Strategi mendidik anak di zaman global. PT : Grasindo L Jakarta

Kuhlthau. 2010. Guided Inquiry: School Libraries in the 21st Century. School Libraries Worldwide, 16(1): 17-28.

Laugksch, R. C. (2000). Scientific literacy: A conceptual overview. Science Education, 84(1), 71–94

Lee, A.D., Green, B.N., Johnson, C.D., dan Nyquist, J., (2010), How to Write a Scholarly Book Review for Publication in a Peer-Reviewed Journal a Review of the Literature, The Journal of Chiropractic Education, 24(1): 57-59.

Mager, R.F., (1962), Preparing Instructional Objectives, Fearon Publisher, Palo Alto CA.

Makur, A. J, (2011), Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakte di Sekolah, Diva Press : Jakarta

Mulyasa, E., (2008), Standar Kompetensi dan Kompetensi Guru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif

dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

National Research Council. 2000. Inquiri and The National Science Education Standards: A Guided for Teaching And Learning. Washington DC: National Academy Press.

Padmo. D., 2004, Teknologi Pembelajaran: peningkatan kualitas belajar melalui

teknologi pembelajaran. Ciputat: Pusat Teknologi Komunikasi dan

Informasi pendidikan

Panggabean, F dan Silaban, S.,(2015), Pengaruh Penggunaan Media Animasi Komputer dan Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Reaksi Redoks dan Elektrokimia terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa, Jurnal Pendidikan Kimia, 7:29-38.

Popham, W.J., dan Baker, E.L., (2005), Teknik Mengajar Secara Sistematis, Rineka Cipta, Jakarta.


(28)

109

Prasetyo, Z.K., (2011), Pengembangan Perangkat Pembelajaran Sains Terpadu untuk Meningkatkan Kognitif, Keterampilan Proses, Kreatifitas serta

Menerapkan Konsep Ilmiah Peserta Didik, Program Pascasarjana,

Universitas Negeri Yogyakarta.

Prihatini, D.R., (2008), Pengembangan Praktikum Kimia Kelas XI SMA Sesuai

Dengan Tuntutan KTSP di Laboratorium Kimia FMIPA UNIMED.,

Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-3, Jakarta: Balai Pustaka

Rife, William. 1992. Essential of Chemistry (extended edition). Saunders College Publishing. California.

Roberts, D. A. (2007). Scientific literacy/science literacy. In S. K. Abell & N. G. Lederman (Eds.), Handbook of research in science education (pp. 729– 780). Mahwah: Erlbaum.

Roestiyah,N.K. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Rosmalinda, Desy, dkk, (2013), Pengembangan Modul Praktikum Kimia SMA

Berbasis PBL(Problem Based Learning,. Jurnal Edu-Sains Volume 2 No.

2 Juli 2013

Rustaman. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press.

Sabahiyah, A.A.I.N. Marhaeni, I. W. Suastra. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep IPA siswa kelas V gugus 03 Wanasaba Lombok

Timur. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013).

Salirawati, Das., (2009), Praktikum Kimia Sederhana Berbasis Lingkungan, Makalah Disampaikan Pada Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Kerjasama yang berjudul “ Pelatihan Pengelolaan Laboratorium Kimia Untuk Guru – Guru Kimia Kabupaten Sleman”,

Sanjaya, W. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


(29)

110

Sanjaya, W. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Setyosari. Punaji., 2012, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: kencana

Simalango, Astri Novita dan Muchtarr, Zainuddin (2008), Pengaruh metode praktikum terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan laju reaksi. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains ISSN : 1907-7157. Vol 3, 29-34 Sudjana, (2005), Metode Statistika, Bandung: Tarsito

Sudjana, N., dan Rivai, A., (1991), Media Pengajaran, Sinar Baru, Bandung. Sugihartono, (2007), Psikologi Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta Press,

Yogyakarta.

Sukardjo dan Sari, L.P., (2009), Penilaian dan Evaluasi Hasil Pembelajaran IPA, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

Sukmadinata, N.S., (2002), Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Suprihatiningrum, J., (2013), Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Surya, M., (2003), Pengukuran Prestasi Belajar,IKIP, Bandung. Sutikno, M.S., (2009), Belajar dan Pembelajaran, Prospect, Bandung.

Suyanti, D.R., (2010), Strategi Pembelajaran Kimia, Graha Ilmu, Yogyakarta. Tezcam, H., dan Bilgin, E., (2004), Affects of Laboratory Method and Other

Factors on The Students Success in The Teaching of The Vation Subject at The High School, The Journal of Gazi Educational Faculty, 24: 175-191. Tobing, F., (2012), Pengembangan Penuntun Praktikum Untuk Kelas X SMA

Sesuai dengan Tuntutan KTSP, Tesis, Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Trianto.,(2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, PT.

Kencana, Jakarta

Tuysuz, C., (2010), The Effect of The Virtual Laboratory on Studen’s Achievement and Attitude in Chemistry, IOJES, 2(1): 37-53.


(30)

111

Uno, H.B., (2008), Perencanaan Pembelajaran, PT Bumi Aksara, Jakarta.

Wahyudin, S& Isa A. 2010.Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Minat dan Pemahaman Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 6: 58-62

Wahyuni, Desri Sri, (2013), Pengembangan Petunjuk Praktikum Kimia Sma Kelas

XI Pada Topik Kapasitas Larutan Penyangga. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

Winkel, W,S (1987), Psikologi Pendidikan, Jakarta : Grafindo.


(1)

106

Aqib. Z., 2012, Pendidikan Krakter di Sekolah (Membangun Karakter dan Kepribadian anak), Bandung: Yrama Widya

Arikunto,S (2002), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Jakarta : BumiAksara,.

Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006, Standar Isi Mata Pelajaran Kimia SMA/MA, Jakarta: BSNP

Banchi, Heather. 2008. The Many Levels of Inquiry. Journal Science and Children University of Virginia, 2(2): 26-29.

Budiada, I. W. 2012. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Asesmen Portofolio terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X Ditinjau dari Adversity Quotient. Jurnal Pendidikan, 1 (1): 1-16.

Dewi, N., Dantes, N. & Sadia. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri terbimbing Terhadap Sikap Ilmiah dan hasil Belajar IPA. Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 3(1): 1-10.

Dikdas.kemddiknas.go.id(diakses 01 Oktober 2015)

Dimyati dan Modjiono, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta. Djamarah, S, B., dan Zairi, A., (2006), Strategi Belajar – Mengajar, Rineka Cipta.

Jakarta.

Elias. J.L., 1989, Moral Education Secular and Religious, Florida: Robert E. Krieger Publishing Co., In

Fredpercipal, H.E., (1984), A Hand Book of Educational Technology, Nichols Publishing Company, New York.

Gagne, R.M., dan Driscoll, M.P., (1989), Essential of Learnings for Instruction, Prentice Hall Inc, New Jersey.


(2)

Hamalik, (2005), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Bumi Aksara, Bandung.

Hartono, Zulaiha., Ibrahim, Rachman, (2014), Pengembangan Buku Panduan Praktikum Kimia Hidrokarbon Berbasis Keterampilan Proses Sains Di SMA, Jurnal Pendidikan Kimia ,2014, 1(1), 87--93

Heinich, R., (1989), Intructional Media and The New Technologies of Intruction (Second Edition), Macmillan Publishing Company, New York.

Hosler, J., dan Boomer, K.B., (2011), Are Comic Books an Effective Way to Engange Nonmajors in Learning and Appreciating Science, CBE-Life Science Educational, 10: 309-317.

Indrayani, Putu. 2013. Jurnal Pendidikan Sains: Analisis Pemahaman Makroskopik, Mikroskopik dan Simbolik Titrasi Asam Basa Siswa Kelas XI IPA SMA Serta Upaya Perbaikannya dengan Pendekatan Mikroskopik. Volume 1 No 2 Hal 109-120.

Jahro, I. S., Susilawati, (2009), “Analisis Penerapan Metode Praktikum pada Pembelajaran Ilmu Kimia di Sekolah Menengah Atas”. Journal Pendidikan Matematika dan Sains. jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/11092026.pdf

Jahro, I.S., (2009), Desain Praktikum Alternatif Sederhana (PAS) Wujud Kreatifitas Guru Dalam Pelaksanaan Kegiatan Praktikum Pada Pembelajaran Kimia, Jurnal Pendidikan Kimia ISSN: 2085-3653.

Jannah, M., Sugianto, & Sarwi. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Nilai Karakter melalui Inkuiri Terbimbing Materi Cahaya pada Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama. Journal of Innovative Science Education, 1(1): 60

Jihad, A., dan Abdul, H., (2013), Evaluasi Pembelajaran, Multi Pressindo, Yogyakarta.

Khusniati, M. 2012. Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran IPA. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia/ JPII 1 (2) (2012) 204-210. Semarang: FMIPA Unnes


(3)

Koesema, A, Doni, (2010), Pendidikan Karakter : Strategi mendidik anak di zaman global. PT : Grasindo L Jakarta

Kuhlthau. 2010. Guided Inquiry: School Libraries in the 21st Century. School Libraries Worldwide, 16(1): 17-28.

Laugksch, R. C. (2000). Scientific literacy: A conceptual overview. Science Education, 84(1), 71–94

Lee, A.D., Green, B.N., Johnson, C.D., dan Nyquist, J., (2010), How to Write a Scholarly Book Review for Publication in a Peer-Reviewed Journal a Review of the Literature, The Journal of Chiropractic Education, 24(1): 57-59.

Mager, R.F., (1962), Preparing Instructional Objectives, Fearon Publisher, Palo Alto CA.

Makur, A. J, (2011), Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakte di Sekolah, Diva Press : Jakarta

Mulyasa, E., (2008), Standar Kompetensi dan Kompetensi Guru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

National Research Council. 2000. Inquiri and The National Science Education Standards: A Guided for Teaching And Learning. Washington DC: National Academy Press.

Padmo. D., 2004, Teknologi Pembelajaran: peningkatan kualitas belajar melalui teknologi pembelajaran. Ciputat: Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi pendidikan

Panggabean, F dan Silaban, S.,(2015), Pengaruh Penggunaan Media Animasi Komputer dan Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Reaksi Redoks dan Elektrokimia terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa, Jurnal Pendidikan Kimia, 7:29-38.

Popham, W.J., dan Baker, E.L., (2005), Teknik Mengajar Secara Sistematis, Rineka Cipta, Jakarta.


(4)

Prasetyo, Z.K., (2011), Pengembangan Perangkat Pembelajaran Sains Terpadu untuk Meningkatkan Kognitif, Keterampilan Proses, Kreatifitas serta Menerapkan Konsep Ilmiah Peserta Didik, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta.

Prihatini, D.R., (2008), Pengembangan Praktikum Kimia Kelas XI SMA Sesuai Dengan Tuntutan KTSP di Laboratorium Kimia FMIPA UNIMED., Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-3, Jakarta: Balai Pustaka

Rife, William. 1992. Essential of Chemistry (extended edition). Saunders College Publishing. California.

Roberts, D. A. (2007). Scientific literacy/science literacy. In S. K. Abell & N. G. Lederman (Eds.), Handbook of research in science education (pp. 729– 780). Mahwah: Erlbaum.

Roestiyah,N.K. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Rosmalinda, Desy, dkk, (2013), Pengembangan Modul Praktikum Kimia SMA Berbasis PBL(Problem Based Learning,. Jurnal Edu-Sains Volume 2 No. 2 Juli 2013

Rustaman. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press.

Sabahiyah, A.A.I.N. Marhaeni, I. W. Suastra. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep IPA siswa kelas V gugus 03 Wanasaba Lombok Timur. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013).

Salirawati, Das., (2009), Praktikum Kimia Sederhana Berbasis Lingkungan, Makalah Disampaikan Pada Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Kerjasama yang berjudul “ Pelatihan Pengelolaan Laboratorium Kimia Untuk Guru – Guru Kimia Kabupaten Sleman”,

Sanjaya, W. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


(5)

Sanjaya, W. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Setyosari. Punaji., 2012, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: kencana

Simalango, Astri Novita dan Muchtarr, Zainuddin (2008), Pengaruh metode praktikum terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan laju reaksi. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains ISSN : 1907-7157. Vol 3, 29-34 Sudjana, (2005), Metode Statistika, Bandung: Tarsito

Sudjana, N., dan Rivai, A., (1991), Media Pengajaran, Sinar Baru, Bandung. Sugihartono, (2007), Psikologi Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta Press,

Yogyakarta.

Sukardjo dan Sari, L.P., (2009), Penilaian dan Evaluasi Hasil Pembelajaran IPA, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

Sukmadinata, N.S., (2002), Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Suprihatiningrum, J., (2013), Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Surya, M., (2003), Pengukuran Prestasi Belajar, IKIP, Bandung. Sutikno, M.S., (2009), Belajar dan Pembelajaran, Prospect, Bandung.

Suyanti, D.R., (2010), Strategi Pembelajaran Kimia, Graha Ilmu, Yogyakarta. Tezcam, H., dan Bilgin, E., (2004), Affects of Laboratory Method and Other

Factors on The Students Success in The Teaching of The Vation Subject at The High School, The Journal of Gazi Educational Faculty, 24: 175-191. Tobing, F., (2012), Pengembangan Penuntun Praktikum Untuk Kelas X SMA

Sesuai dengan Tuntutan KTSP, Tesis, Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Trianto.,(2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, PT. Kencana, Jakarta

Tuysuz, C., (2010), The Effect of The Virtual Laboratory on Studen’s Achievement and Attitude in Chemistry, IOJES, 2(1): 37-53.


(6)

Uno, H.B., (2008), Perencanaan Pembelajaran, PT Bumi Aksara, Jakarta.

Wahyudin, S& Isa A. 2010.Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Minat dan Pemahaman Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 6: 58-62

Wahyuni, Desri Sri, (2013), Pengembangan Petunjuk Praktikum Kimia Sma Kelas XI Pada Topik Kapasitas Larutan Penyangga. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

Winkel, W,S (1987), Psikologi Pendidikan, Jakarta : Grafindo.