BENTUK PENYAJIAN ANSAMBEL GONDANG SABANGUNAN PADA UPACARA PANANGKOK SARING-SARING DI DESA PARTOR JANJI MATOGU KECAMATAN ULUAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR.

BENTUK PENYAJIAN ANSAMBEL GONDANG SABANGUNAN
PADA UPACARA ADAT PANANGKOK SARING-SARING DI
DESA PARTOR JANJI MATOGU KECAMATAN ULUAN
KABUPATEN TOBA SAMOSIR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

FENNY HANNATASYA PURBA
NIM. 2113340019

JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

ABSTRAK

Fenny Hannatasya Purba. NIM 2113340019 Bentuk Penyajian Ansambel
Gondang Sabangunan Pada Upacara Panangkok Saring-saring Di Desa
Partor janji Matogu Kecamatan Uluan Kabupaten Toba Samosir. Fakultas
Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan 2016
Penelitian ini merupakan tentang Bentuk penyajian Ansambel Gondang
Sabangunan Pada Upacara Panangkok Saring-saring Di Desa Partor janji
Matogu Kecamatan Uluan Kabupaten Toba Samosir. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui Bentuk Penyajian Ansambel Gondang Sabangunan di desa
Partor Janji Matogu, dan Ansambel Gondang Sabangunan dalam upacara adat
panangkok saring-saring di desa Partor Janji Matogu Kecamatan Uluan
Kabupaten Toba Samosir.
Penelitian ini berdasarkan landasan teoritis yang menjelaskan pengertian bentuk
penyajian, pengertian bentuk musik, pengertian Gondang Sabangunan, pengertian
upacara adat dan pengertian panangkok saring-saring.
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sampel
dalam penelitian ini adalah penatuah adat atau raja bius, perwakilan pihak
keluarga yang melaksanakan upacara adat, pargonsi atau pemain musik yang
memainkan reportoar Gondang mangaliat yang merupakan warga desa Partor
Janji Matogu Kecamatan Uluan Kabupaten Toba Samosir. Pengumpulan data ini
dilakukan dengan metode observasi atau pengamatan, wawancara, audiovisual

dan studi kepustakaan. Penelitian ini mengambil lokasi di desa Partor Janji
Matogu Kecamatan Uluan Kabupaten Toba Samosir dan penelitian ini
dilaksanakan pada ulan November 2015.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan Gondang Sabangunan di desa
Partor janji Matogu berperan penting dalam setiap acara adat di desa Partor janji
Matogu yang dapat dilihat dari fungsinya terutama dalam acara adat Panangkok
saring-saring untuk mengiringi tortor ketika mengantar peti ke lokasi makam
yang baru, mengiringi tortor pihak hula-hula ketika menyerahkan rudang-rudang
dan mengiringi tortor bona hasuhutan yang akan membawa rudang-rudang ke
dalam rumah. Bentuk penyajian gondang dimainkan dengan menggunakan
ansambel gondang sabangunan, ansambel ini memainkan reportoar gondang
sipitu dalam acara panangkok saring-saring yaitu Gondang Mula-mula, Gondang
somba-somba, Gondang mangaliat, Gondang pasu-pasu, Gondang sahata
saoloan, Gondang hasahaton, Gondang sitiotio. Bentuk musik Gondang Sipitu
khususnya gondang mangaliat menonjolkan melodi yang dimainkan dengan alat
musik sarune bolon dan alat musik lainnya taganing, ogung, hesek berfungsi
sebagai pengiring melodi dengan nilai dan tempo ketukan yang berbeda tiap
instrument.
Kata kunci : Bentuk Penyajian , Ansambel Gondang Sabangunan, Panangkokj
Saring-saring


i

KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati dan rasa syukur penulis persembahkan
kepada Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi dengan judul
“Bentuk Penyajian Ansambel Gondang Sabangunan Pada Upacara Panangkok
Saring-saring Di Desa Partor Janji Matogu Kecamatan Uluan Kabupaten Toba
Samosir”. Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan pengetahuan, penulis
menyadari Skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi penulisan maupun
dari segi penyampaian ide penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk perbaikan dimasa yang akan
datang. Dalam proses penulisan Skripsi ini, penulis juga mengalami berbagai
kesulitan. Namun berkat doa dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan Skripsi ini. Untuk itu dengan sepenuh hati penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd Rektor Universitas Negeri Medan
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
3. Uyuni Widiastuti, M.Pd Ketua Jurusan Sendratasik

4. Dr. Pulumun P Ginting, S.Sn., M.Sn selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Musik serta Dosen Pembimbing Skripsi I
5. Lamhot B Sihombing, M.Pd Dosen Pembimbing Skripsi II
6. Muklis Hasbullah, S.Pd., M.Sn sebagai Narasumber I
7. Adina Sastra Sembiring, M.Pd sebagai Narasumber II
8. Seluruh Staf pengajar khususnya Program Studi Pendidikan Musik yang
telah banyak memberikan pengetahuan kepada penulis selama proses
perkuliahan.

iii

9. Teristimewa ucapan Trimakasih Kepada kedua orang tua penulis
Ayahanda Herbin Purba Ibunda Erita Marpaung yang selalu luar biasa
memberi dukungan, semangat, doa bahkan materi yang tidak terhitung
jumlahnya kepada penulis, begitu juga dengan kakak dan abang Hernita
Purba, Relus Sinurat, Jepta Kristian Silaban, S.ST, Moses Sinurat, dan
adik-adik penulis yang tercinta Putri Purba, Immanuel Purba, Mikha
Purba, Melpa Lia Silaban, Tribowo Silaban yang juga selalu memberikan
motivasi dan mendoakan penulis dalam mendukung penyelesaian Skripsi
ini.

10. Oppung Guru sebagai Narasumber yang telah membantu penulis dalam
proses penyelesaian Skripsi ini.
11. Teman-teman seperjuangan doa dan motivasinya, Utari Arsy Buana,
Christina Wati Bangun, Tinton Siburian, Maria Magdalena Simbolon,
Arimawati Pasaribu, Mutiara Ananda yang telah memberikan motivasi,
bantuan moral kepada penulis dalam menyelesaikan tulisan ini.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang turut serta mendukung dan membantu penyelesaian Skripsi ini. Semoga
Tuhan memberikan berkat yang melimpah kepada seluruh pihak yang telah
memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini. Semoga
Skripsi ini memberi manfaat bagi kita semua.
Medan, Januari 2016

Penulis

iii

DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN

BAB II

A. Latar Belakang Masalah .............................................................

1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................

6

C.

Pembatasan Masalah ...................................................................

7


D. Rumusan Masalah ......................................................................

8

E.

Tujuan Penelitian .......................................................................

9

F.

Manfaat Penelitian ...................................................................... 10

LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Landasan Teoritis ........................................................................ 12
1. TeoriBentukPenyajian ......................................................... 13
2. PengertianAnsambel ............................................................ 14
3. Teori Musik ............................................................................ 15
a. Ritme / Irama ..................................................................... 16

b. Melodi ................................................................................ 17
c. Harmoni ............................................................................ 18
4. Pengertian Alat Musik .......................................................... 19
5. Gondang Sabangunan............................................................ 20
6. PengertianUpacaraAdat......................................................... 24
7. PengertianPanangkok Saring-saring ..................................... 25
B. Kerangka Konseptual ................................................................... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. MetodologiPenelitian ................................................................... 30
B. LokasidanWaktuPenelitian .......................................................... 30

vii

C. PopulasidanSampel ...................................................................... 31
1. Populasi ................................................................................... 31
2. Sampel ..................................................................................... 31
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 32
1. Observasi ................................................................................. 33
2. Wawancara .............................................................................. 34

3. Dokumentasi ............................................................................ 35
4. StudiKepustakaan .................................................................... 36
E. Teknik Analisis Data ................................................................... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Letak Geografis Desa Partor Janji Matogu ............................................. 39
B. Tata Pelaksanaan Upacara Panangkok Saring-saring ......................... 40
C. Alat Musik Yang Di Gunakan Dalam Ansambel Gondang
Sabangunan Untuk Mengiringi Upacara Adat Panangkok
Saring-saring ................................................... ................................

67

D. Kendala Yang di Hadapi Keluarga Dalam Pelaksanaan Upacara
Adat Panangkok Saring-saring ........................................................... 74
E. Bentuk Penyajian Ansambel Gondang Sabangunan................................ 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan………………………..…………………………………..76
B. Saran…………………………………………………………………...77

DAFTARPUSTAKA ...................................................................................... 78
LAMPIRAN

vii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pola Ritme ................................................................................... 17
Gambar 2.2 Melodi ......................................................................................... 18
Gambar 2.3 Harmoni ....................................................................................... 18
Gambar 2.4 Tabel Kerangka Konseptual ........................................................ 29
Gambar 4.1 Pertanian Desa Partor janji Matogu ............................................. 40
Gambar 4.2 Ibadah sinfkat yang di pimpin oleh pemimpin gereja .................. 42
Gambar 4.3 Pihak keluarga melemparkan uang kedalam makam ................... 43
Gambar 4.4 Keluarga mengandungatau menangis........................................... 44
Gambar 4.5 Tulang belulang di junjung pihak Boru (perempuan)………….. 45
Gambar 4.6 Tulang belulang dibersihkan ........................................................ 46
Gambar 4.7 Penyembelihan Kerbau ................................................................ 48
Gambar 4.8 Manortor ....................................................................................... 49
Gambar 4.9 Tempo dan dinamik gondang mula-mula..................................... 51
Gambar 4.10Tempo dan dinamik gondang somba-somba............................ . 52

Gambar 4.11 Tempo dan dinamik gondang mangaliat................................. ... 53
Gambar 4.12 Tempo dan dinamik gondang pasu-pasu............................... ..... 54
Gambar 4. 13Tempo dan dinamik gondang hasahatan sitio-tio....................... 55
Gambar 4.14 Pargonsi (Pemusik) .................................................................... 58
Gambar 4.15 Mangulosi .................................................................................. 62
Gambar 4.16 Rudang-rudang.......................................................................... 63
Gambar 4.17 Sarne........................................................................................... 67
Gambar 4.18 Taganing ................................................................................. .. 68
Gambar 4.19 Ogung ......................................................................................... 69
Gambar 4.20 Hesek ......................................................................................... . 72
Gambar 4.21 Odap ......................................................................................... 73

vii

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah
Kebudayaan indonesia di zaman modern ini sangat jauh tertinggal bahkan

hampir punah dikarenakan masuknya kebudayaan-kebudayaan barat yang telah
menghipnotis para pemuda sebagai penerus bangsa indonesia, kebudayaan
merupakan warisan leluhur yang dimiliki oleh setiap masyarakat Indonesia,
kebudayaan merupakan pengetahuan, ide dan hasil cipta masyarakatnya. Salah
satu bagian dari kebudayaan yang sangat berperan adalah musik tradisional dan
lagu daerahnya masing-masing, karena musik merupakan simponi kehidupan,
juga menjadi bagian yang mewarnai kehidupan sehari-hari manusia. Musik tidak
sekedar memberikan hiburan, tetapi mampu memberikan makna untuk
membangkitkan gairah dan semangat hidup untuk memaknai kehidupan.
Mendengarkan musik, menghayati dan menikmatinya merupakan aktivitas yang
menyenangkan dan dapat membuat kenyaman bagi pendengarnya.
Sebagai suatu karya seni, musik pada hakikatnya merupakan bagian dari
kebudayaan yang tidak terpisahkan dari peradaban manusia, masyarakat atau
bangsa. Pada dasarnya karya musik merupakan refleksi perasaan, pikiran atau
cerminan realitas sosial dari nilai-nilai kehidupan yang ada dalam masyarakat
tersebut. Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya,
sebab kebudayaan ada karena adanya masyarakat pendukungnya.

1

2

Salah satunya adalah budaya pada suku Batak yang merupakan suku yang
hidup dan berkembang di Provinsi Sumatera Utara, suku Batak terdiri dari Batak
Simalungun, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Pakpak Dairi dan Batak Toba.
Suku Batak Toba yang pada umumnya mendiami wilayah di sekitar Danau Toba
khususnya Kabupaten Toba Samosir.
Dalam adat suku Batak Toba terdapat upacara-upacara atau pesta adat
yang khas dan menarik, walapun dalam suku lain terdapat adat seperti ini namun
bentuk dan pelaksanaanya sudah pasti berbeda. Misalnya pesta adat pernikahan,
pesta sari matua ataupun saur matua, pesta sukuran panen (Gotilon), pesta adat
sulang-sulang pahompu,pesta adat sulang hariapan,dan pesta mangongkal holi.
Pada awalnya Agama bertentangan dengan upacara adat Batak termasuk
upacara adat mangongkal holi tetapi karena adanya keterkaitan upacara adat
dengan pola hidup masyarakat batak, mendorong jemaat untuk mendesak
pimpinan greja mengijinkan kembali pelaksanaan berbagai upacara adat, hal ini di
dukung oleh argumentasi teologis yang dikemukakan para pimpinan rohani
tentang keterkaitan injil dengan ajaran Batak, sehingga sampai saat ini masyarakat
Batak Toba masi mengakui adanya upacara adat.
Upacara adat Mangongkal Holi merupakan bagian dari adat Panangkok
Saring-saring. Upacara ini merupakan salah satu upacara adat Batak Toba yang
masi dilestarikan sampai saat ini. Acara ini dilatarbelakangi keyakinan suku Batak
Toba terhadap nenek moyangnya, masyarakat Batak Toba percaya bahwa roh
nenek moyang dapat membantu, menghibur, mengingatkan dan memberi petuah.
Tetapi sebaliknya roh tersebut juga dapat juga dapat mendatangkan bahaya,

3

kesalahan, bencana, penyakit dan kematian jika keturunannya tidak berbuat baik,
hal ini merupakan bentuk penghormatan atau pemujaan terhadap nenek moyang.
Kepercayaan ini mendorong suku Batak Toba untuk menjalin hubungan yang erat
dengan nenek moyangnya.
Bentuk penghormatan atau pemujaan tersebut ditampakkan dalam ritus
atau upacara besar. Mangongkal artinya menggali, sedangkan Holi artinya tulang
belulang maka dapat di sebut dengan menggali tulang belulang, kemudian tulang
belulang di pindahkan ke dalam peti dan di masukkan ke dalam kuburan yang
baru. Upacara adat pengangkatan atau memindahkan tulang belulang ke makam
yang baru disebut dengan upacara adat Panangkok Saring-saring.
Pada zaman dahulu upacara adat Panangkok Saring-saring wajib
menggunakan Gondang tetapi seiring berjalannya waktu dan tingkat kebutuhan
manusia semakin meningkat upacara adat Panangkok Saring-saring ini dapat di
bedakan menjadi dua yaitu menggunakan Gondang dan tidak menggunakan
Gondang. Pelaksnaan upacara adat ini jika tidak menggunakan gondang maka
pesta tersebut disebut dengan pesta hundulatau partangiangan akan tetapi proses
adatnya sama dengan upacara adat Panangkok Saring-saring ketika menggunakan
gondang, hanya saja tidak ada acara manortor dalam upacara adat tersebut,
sehingga proses upacara adat Panangkok Saring-saring tersebut terlaksana dengan
cepat. Hal ini diakibatkan karena biaya yang digunakan tidak sedikit mengingat
kehidupan ekonomi suku Batak secara umum, selain itu butuh kerja sama dan
persetujuan yang baik dari semua pihak keluarga, supaya upacara adat ini
terlaksana dengan baik.

4

Pemakaman kembali tulang belulang ini merupakan pengumman secara
tidak langsung kepada orang banyak, bahwa orang yang sudah mati dan
keturunannya yang masi hidup telah berhasil mencapai Hamoraon (kekayaan),
Hasangapon (kehormatan) dan Hagabeon (keturunanya yang banyak) yang
berupakan prinsip hidup Batak Toaba. Tujuan lain dari upacara penghormatan ini
keinginan untuk membuat “Tugu Marga” dimana orang-orang akan mengenal
identitas dan nenek moyangnya secara turun-temurun. Kelak setelah meninggal
dunia maka mereka akan di kubur bersama dengan keluarga yang lainnya dan di
satukan dengan leluhurnya. Upacara ini juga mencegah berserak atau runtuhnya
persekutuan kelompok seompu (keturunan satu nenek moyang) dan menjamin
kesatuan, menambah kemuliaan marga dan memperlihatkan jumlah besar
keturunan marga.
Setelah memindahkan tulang belulang acara dirangkai dengan pesta adat
kepala suku mengenakan ulos dan ponding atau ulos yang dibentuk sebagai
mahkota di kepal. Kemudian mengelilingi sebuah pohon beringin buatan
sebanyak tiga kali beringin itu merupakan simbol kebersamaan. Uniknya mereka
juga menyediakan uang saweran sambil manortor selain itu mereka menyiapkan
hopdong atau pohon uang yang disusun terselip di batang bambu. Uang itu
simbol dukungan materi untuk pesta adat besar. Ada juga uang yang di taruh di
piring disertai beras yang diletakkan di atas kepala diiringi dengan tortor.
Sebagai pengiring tortor musik Tradisional Batak Toba memiliki peran
penting dan kedudukan tersendiri dalam upacara adat atau upacara ritual yang
dilaksanakan oleh masyarakat atau suku Batak Toba. Setiap kegiatan adat atau

5

ritual dilaksanakan masyarakat Batak Toba selalu menggunakan musik tradisional
sebagai bagian yang penting dari setiap kegiatan upacara adat tersebut, salah
satunya adalah ansambel Gondang Hasapi dan ansambel Gondang Sabangunan.
Ketika dalam proses upacara adat Panangkok Saring-saring tesebut
memakai gondang, maka gondang yang digunakan adalah bagian dari ansambel
Gondang Sabangunan yaitu, Gondang Mula-mula, Gondang Somba-somba,
Gondang Mangaliat, Gondang Pasu-pasu, Gondang Hasahaton Sitiotio.
Gondang-gondang ini merupakan reportoar gondang yang terdapat dalam upacara
adat Panangkok Saring-saring.
Dalam upacara adat Panangkok Saring-saring tidak ada perbedaan
gondang maupun aturan-aturan ansambel Gondang Sabangunan zaman dahulu
dengan zaman sekarang karena acara ini termasuk acara yang sangan sakral
berbeda halnya dengan gondang dalam adat pernikahan yang sudah berkolaborasi
dengan keyboard sebagai pengiring dalam upacara adat pernikahan. Maka dari
penjelasan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengangkat judul
“Bentuk Penyajian Ansambel Gondang Sabangunan Pada Upacara Adat
Panangkok Saring-saring Di Desa Partor Janji Matogu Kecamatan Uluan
Kabupaten Toba Samosir”.

6

B.

IdentifikasiMasalah
Dalam penelitian perlu melakukan identifikasi masalah. Hal ini dilakukan

agar peneliti menjadi terarah serta cakupan masalah yang dibahas tidak terlalu
luas. Menurut pendapat Sugiyono (2011:56) mengatakan bahwa: “Masalah dapat
di artikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benarbenar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan,
antara rencana dengan pelaksanaan”.
Dari uraian di atas yang terdapat pada latar belakang masalah, maka
permasalahan penelitian dapat di identifikasikan sebagai berikut :
1. Bagaimana tata pelaksanaan upacara Panangkok Saring-saring di Desa
Partor Janji Matogu Kecamatan Uluan Kabupaten Toba Samosir?
2. Alat musik apa yang digunakan

dalam ansambel Gondang

Sabangunan dalam mengiringi upacara adat Panangkok Saring-saring
di Desa Partor Janji Matogu Kecamatan Uluan Kabupaten Toba
Samosir?
3. Apa kendala yang di hadapi keluarga dalam pelaksanaan upacara adat
Panangkok Saring-saring di Desa Partor Janji Matogu Kecamatan
Uluan Kabupaten Toba Samosir?
4. Apa tujuan pelaksanaan upacara adat Panangkok Saring-saring di
Desa Partor Janji Matogu Kecamatan Uluan Kabupaten Toba Samosir?
5. Bagaimana kegunaan instrumen musik dalam ansambel Gondang
Sabangunan pada upacara adat Panangkok Saring-saring di Desa
Partor Janji Matogu Kecamatan Uluan Kabupaten Toba Samosir?

7

6. Bagaimana pengaruh ansambel Gondang Sabangunan pada upacara
adat Panangkok Saring-saring di Desa Partor Janji Matogu Kecamatan
Uluan Kabupaten Toba Samosir?
7. Bagaimana tanggapan keluarga yang ikutserta dalam upacara adat
Panangkok

Saring-saringtentang

bentuk

penyajian

Gondang

Sabangunan padaupacara adat Panangkok Saring-saring di Desa
Partor Janji Matogu Kecamatan Uluan Kabupaten Toba Samosir?
8. Bagaimana bentuk penyajian ansambel Gondang Sabangunan pada
upacara adat Panangkok Saring-saring di Desa Partor Janji Matogu
Kecamatan Uluan Kabupaten Toba Samosir?

C.

Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah dan keterbatasan waktu, maka

peneliti merasa perlu membuat pembatasan masalah untuk memudahkan dalam
pemecahan masalah yang di hadapi. Pembatasan masalah tersebut sesuai dengan
pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 50), bahwa:
“Perumusan masalah dapat dilakukan dengan cara merumuskan
judul selengkapnya. Namun demikian walaupun tampaknya masalah
sudah dituangkan dalam bentuk judul, pembaca dapat menafsirkan
dengan arti yang berbeda dengan maksud peneliti.”
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka
peneliti membatasi masalah peneliti sebagai berikut:
1. Bagaimana tata pelaksanaan upacara Panangkok Saring-saring di Desa
Partor Janji Matogu Kecamatan Uluan Kabupaten Toba Samosir?

8

2. Alat musik apa yang digunakan dalam ansambel Gondang Sabangunan
dalam mengiringi upacara adat Panangkok Saring-saring di Desa Partor
Janji Matogu Kecamatan Uluan Kabupaten Toba Samosir?
3. Apa kendala yang di hadapi keluarga dalam pelaksanaan upacara adat
Panangkok Saring-saring di Desa Partor Janji Matogu Kecamatan Uluan
Kabupaten Toba Samosir?
4. Bagaimana bentuk penyajian ansambel Gondang Sabangunan pada
upacara adat Panangkok Saring-saring di Desa Partor Janji Matogu
Kecamatan Uluan Kabupaten Toba Samosir?

D.

Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu tujuandari sebuah penelitian agar

hasilnya sesuai dengan uraian yang terdapat dalam latarbelakang masalah,
identifikasi masalah, dan pembatasan masalah. Hal ini sependapat dengan
Sugiono (2008:288) “Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang
disusun berdasarkan masalah yang harus dicarikan jawabannya melalui
pengumpulan data”.
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, identifikasi
masalah, dan pembatasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : “Bagaimana bentuk penyajian ansambel Gondang
Sabangunan pada upacara adat Panangkok Saring-saring di Desa Partor Janji
Matogu Kecamatan Uluan Kabupaten Toba Samosir”

9

Tujuan Penelitian
Pada umumnya suatu kegiatan penelitian senantiasa berorientasi terhadap
tujuan tertentu. Tanpa adanya tujuan yang jelas maka arah kegiatan yang akan
dilakukan tidak akan terarah karena tidak tahu apa yang akan dicapai pada
kegiatan tersebut.
Menurut pendapat Trianto (2011:210) mengatakan bahwa: “Tujuan umum
proposal penelitian adalah memberitahukan secara jelas tentang tujuan penelitian,
siapa yang hendak ditemui, serta apa yang dilakukan atau dicari di lokasi
penelitian.”
Berhasilnya suatu aktifitas penelitian yang akan dilaksanakan terlihat dari
tercapainya tujuan penelitian yang ditetapkan. Dalam penelitian yang akan
berlangsung merumuskan tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana tata pelaksanaan upacara Panangkok
Saring-saring di Desa Partor Janji Matogu Kecamatan Uluan Kabupaten
Toba Samosir.
2. Untuk mengetahui alat musik apa yang digunakan

dalam ansambel

Gondang Sabangunan dalam mengiringi upacara adat Panangkok Saringsaring di Desa Partor Janji Matogu Kecamatan Uluan Kabupaten Toba
Samosir.
3. Untuk mengetahui apa kendala yang di hadapi keluarga dalam
pelaksanaan upacara adat Panangkok Saring-saring Desa Partor Janji
Matogu Kecamatan Uluan Kabupaten Toba Samosir.

10

4. Untuk mengetahui bagaimana bentuk penyajian ansambel Gondang
Sabangunan pada upacara adat Panangkok Saring-saring di Desa Partor
Janji Matogu Kecamatan Uluan Kabupaten Toba Samosir.

E.

Manfaat Penelitian
Selain tujuan penelitian, setiap penelitian juga harus memiliki manfaat,

sehingga penelitian tersebut tidak hanya teori semata tetapi dapat dipakai oleh
pihak-pihak yang membutuhkan. Menurut Hariwijaya (2008:50) yang mengatakan
bahwa “ manfaat penelitian adalah apa yang diharapkan dari hasil penelitian
tersebut, dalam hal ini mencakup dua hal yakni kegunaan dalam pengembangan
ilmu dan manfaat di bidang praktik”. Berdasarkan pendapat tersebut maka
manfaat penelitian merupakan hal-hal yang diharapkan dari hasil penelitian dalam
hal pengembangan ilmu dan praktik adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan upacara adat Panangkok Saring-saringdi
Desa Partor Janji Matogu Kecamatan Uluan Kabupaten Toba Samosir.
2. Menambah wawasan penulis dalam rangka menuangkan gagasan karya
tulis ke dalam bentuk proposal.
3. Untuk menambah pengetahuan, wawasan dan kemampuan penulis dalam
menuangkan gagasan maupun ide kedalam suatu karya tulis
4. Sebagai bahan acuan, referensi atau perbandingan bagi peneliti berikutnya
yang berniat melakukan penelitian.
5. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir peneliti.

11

6. Menembah sumber kajian bagi perpustaka jurusan Sendratasik Program
Studi Seni Musik Universitas Negeri Medan
7. Sebagai bahan masukan bagi peneliti dan membawa wawasan mengenai
bentuk penyajian ansambel Gondang Sabangunan pada upacara adat
Panangkok Saring-saring di Desa Partor Janji Matogu Kecamatan Uluan
Kabupaten Toba Samosir.
8. Sebagai upaya dalam melestarikan salah satu kebudayaan Batak Toba di
Desa Partor Janji Matogu Kecamatan Uluan Kabupaten Toba Samosir.

76

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari uraian-uraian tentang permasalahan dan pembahasan yang telah
dikemukaka pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini penulis mencoba
membuat kesimpulan mengenai bentuk dan penyajian musik ansambel Gondang
Sabangunan Pada Upacara Panangkok Saring-saring di Desa Partor Janji Matogu
Kecamatan Uluan Kabupaten Toba Samosir
1. Anansambel Gondang Sabangun masih berperan penting dalam upacara
adat di desa Partor Janji Matogu terutama dalam upacara adat Panangkok
saring-saring. Upacara adat mangongkal holi (menggali tulang belulang)
merupakan bagian dari acara panangkok saring-saring, ketika saringsaring sudah digali kemudian dipindahkan ke makam yang baru. Acara
memindahkan saring-saring ini disebut dengan panangkok saring-saring.
Acara ini terbagi dalam dua bagian yaitu ketika acara panangkok saringsaring tidak menggunakan musik berupa gondang maka acara tersebut
disebut dengan pesta hundul dan ada juga yang menyebutnya dengan
partangiangan. Susunan acara adatnya tetap sama hanya saja perbedaannya
dilihat dari segi penggunaan gondang dalam mengiringi acara ini.
2. Ansambel gondang sabangunan yang digunakan dalam mengiringi
upacara panangkok saring-saring ialah Gondang Mula-mula, Gondang

76

77

Somba-somba, Gondang Mangaliat, Gondang Pasu-pasu, Gondang
Hasahaton Sitiotio.
3. Alat musik yang di gunakan dalam upacara adat panangkok saring-saring
yaitu sarune bolon, ogung, taganing, gordang, hesek dan odap.

B. Saran
1. Kepada seluruh lapisan masyarakat Batak Toba terutama generasi penerus
jangan pernah melupakan alat-alat musik tradisional. Ketika kita
mempunyai waktu dan kesempatan ada baiknya kita juga berusaha
mempelajari cara memainkan alat musik batak toba tersebut. Terkhusus
buat para kaum laki-laki generasi batak toba, supaya tetap menjaga dan
mempelajari berbagai acara adat pada masyarakat batak toba terutama
berbagai umpasa dan ragam reportoar tortor yang digunakan dalam suatu
pesta atau upacara adat.
2. Dalam pembahasan ini peneliti sangat sulit untuk mendapatkan buku
tentang masyarakat Batak Toba sebagai bahan referensi terutama tentang
upacara adat yang terdapat dalam masyarakat batak toba, oleh karena itu
sangat diharapkan kepada para petuah adat (orang yang mahir dan
mengerti tentang adat-istiadat etnis Batak Toba) untuk menuangkan
ilmunya tentang adat-istiadat etnis Batak Toba.

77

76

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2006, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi, cet.6,
Jakarta: Bumi Aksara.
Aritonang. Jan, dkk.2006. Beberapa pemikiran menuju teologi dalihan Na Tolu.
Jakarta: Dian Utama.
Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.
Basrowi & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka
Cipta.
Djelantik, A.A.M. 2000. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni
Pertunjukan Indonesia.
Djelantik, AAM. 1990. Pengantar Pasar Estetika. Denpasar: STSI Denpasa.
. 1999. Estetika. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.
Hadi, Y. Sumandiyo.2000. Seni Dalam Ritual Agama. Yokyakarta: Yayasan
untuk Indonesia.
Hutabarat, Marajohan. 2009. Pelaksanaan adat Dalihan Natolu. Jakarta : Balai
Pustaka.
James, Hendry. 2000. Filsafat Batak, Tentang Kebiasaan-kebisaan Adat-Istiadat
Batak. Jakarta : Sinar Harapan.
Langer, Susanne K. 1998. Rout-Ledge Encyclopedia Of Philosophy. London
Mack, Dieter. 2001. Pendidikan Musik: Antara Harapan Dan Realita. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Maulima, Pasar. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Medan: Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Miller. 2002. “The Rule Of Music In My Life” : Quantum teaching.
Maduma, Tien. 2012. Karakter Musikal Gondang Husip-husip Pada Group
Poster Sihotang di Tapanuli Utara. Medan. Skripsi untuk
Mendapatkan.Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Negeri Medan.

77

Nana Syaodih Sukmadinat. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
PTRemaja Rosdakarya Offset.
Pasaribu, Ben M. 2004. Musikalitas+Etnisitas=Pluralitas Dalam Musik
Etnik.Medan: Pusat Dokumentasi Kebudayaan Batak HKBP Nomensen.
Pasaribu, Sharon Rose (2014). Bentuk Penyajian Gondang Malim Pada Upacara
Ritual Parmalim Si Inum Uras Di Kecamatan Pintu Pohan Meranti
Kabupaten Toba Samosir. Medan : Skripsi untuk Mendapatkan Gelar
Sarjana Pendidikan Universitas Negeri MedanSilitonga, Pita Hotma
Dameria.2014. Teori Musik.Medan: Unimed Press.
Silitonga, Pita Hotma Dameria.2014. Teori Musik.Medan: Unimed Press.
Sinaga, Richard. 2013. Meninggal Adat Dalihan Natolu. Jakarta : Dian Utama.
Sugiyono.2011. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.
soeharto, M. 1992. Kamus Musik. Jakarta: Gramedia Widiasarana.
Surya, Brata Addy. 2012. Jenis-jenis alat musik. Jakarta : Bumi Pustaka.
Situmorang, Jaulahan. 1992. Penuntun Adat Praktis. Pematang Siantar.
Sipayung, Hernauli dan S. Andreas Lingga, 1994. Ragam Hias (Ornamen) Rumah
Tradisional Simalungun. Medan.
S. Yetty. (2009). Perbedaan Gondang Hasapi dan Gondang Sabangunan Pada
Masyarkat Batak Toba Dengan Fokus Perhatian Pada Upacara Adat
Perkawinan dan Kematian. Medan. Skripsi untuk Mendapatkan Gelar
Sarjana Pendidikan Universitas Negeri Medan.
Sinaga. Tiodora. (2013). Keberadaan Gondang Naposo Pada Masyarakat Batak
Toba Di Desa Sei Muka Kecamatan Talawi Kabupaten Batubara. Medan.
Skripsi untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Negeri
Medan.
Sinaga, Delfiana (2015). “Gondang Hasapi Pada Acara Ritual Parmalim Si
Pahasada Di Huta Tinggi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir
(Kajian Bentuk Penyajina dan Fungsi. Skripsi untuk Mendapatkan.Gelar
Sarjana Pendidikan Universitas Negeri.

Dokumen yang terkait

Studi Deskriptif Dan Musikologis Gondang Sabangunan Dalam Upacara Mardebata Pada Masyarakat Parmalim Hutatinggi-Laguboti Di Desa Siregar Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir

3 39 117

BENTUK PENYAJIAN ANSAMBEL GONDANG SABANGUNAN SEBAGAI PENGIRING TORTOR PADA PESTA ADAT TUGU SILAHISABUNGAN DI DESA SILALAHI NABOLAK KECAMATAN SILAHIABUNGAN KABUPATEN DAIRI.

1 6 52

BENTUK PENYAJIAN TORTOR PADA GONDANG NAPOSO DI KECAMATAN PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR.

0 7 25

GONDANG HASAPI PADA UPACARA RITUAL PARMALIM SI PAHASADA DI HUTA TINGGI KECAMATAN LAGUBOTI KABUPATEN TOBA SAMOSIR (KAJIAN BENTUK PENYAJIAN DAN FUNGSI).

0 5 28

BENTUK PENYAJIAN GONDANG MALIM PADA UPACARA RITUAL PARMALIM SI INUM URAS DI KECAMATAN PINTUPOHAN MERANTI KABUPATEN TOBA SAMOSIR.

0 2 28

BENTUK DAN PENYAJIAN MUSIK GONDANG MANGALIAT DALAM UPACARA ADAT PANANGKOK SARING SARING DI DESA SABULAN KECAMATAN SITIOTIO KABUPATEN SAMOSIR.

1 10 17

PERANAN GONDANG SABANGUNAN PADA UPACARA RITUAL JUJUNGAN DI DESA HASINGGAAN KECAMATAN SIANJUR MULA-MULA KABUPATEN SAMOSIR.

0 2 17

Deskripsi Upacara dan Fungsi Gondang Sabangunan Pada Ulaon Hahomion Dalam Upacara Horja Bius di Desa Tomok Dolok, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

0 1 1

Deskripsi Upacara dan Fungsi Gondang Sabangunan Pada Ulaon Hahomion Dalam Upacara Horja Bius di Desa Tomok Dolok, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

0 0 2

Deskripsi Upacara dan Fungsi Gondang Sabangunan Pada Ulaon Hahomion Dalam Upacara Horja Bius di Desa Tomok Dolok, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

0 0 25