PERANAN GONDANG SABANGUNAN PADA UPACARA RITUAL JUJUNGAN DI DESA HASINGGAAN KECAMATAN SIANJUR MULA-MULA KABUPATEN SAMOSIR.

PERANAN GONDANG SABANGUNAN
PADA UPACARA RITUAL JUJUNGAN DI DESA
HASINGGAAN KECAMATAN SIANJUR MULA-MULA
KABUPATEN SAMOSIR

SKIRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian
Syarat-syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

Oleh :
IVO ADRIANI SIMARMATA
NIM 071222520029

JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013

ABSTRAK

IVO ADRIANI SIMARMATA. NIM 071222520029. Peranan Gondang
Sabangunan Pada Upacara Ritual Jujungan di Desa Hasinggaan Kecamatan
Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir. Fakultas Bahasa Dan Seni. Universitas
Negeri Medan 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan upacara ritual Jujungan
khususnya di Desa Hasinggaan Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir, dan
peranan Gondang Sabangunan pada upacara ritual Jujungan, variasi dan ritem Gondang
Sabangunan pada upacara ritual Jujungan, serta makna Gondang Sabangunan pada
upacara ritual Jujungan.
Penelitian ini berdasarkan pada landasan teoritis yang menjelaskan pengertian peranan,
pengertian teknik permainan, pengertian ansambel, pengertian Gondang Sabangunan,
pengertian ritual, pengertian Jujungan.
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriftif kualitatif. Sampel dalam
penelitian ini pargonsi atau pemain musik Gondang Sabangunan, warga Desa
Hasinggaan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara,
audiovisual dan studi kepustakaan. Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Hasinggaan
Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir dan penelitian ini dilaksanakan dari
bulan Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan Gondang Sabangunan pada upacara ritual
Jujungan adalah untuk mengiringi dan pembawa tempo terhadap ritual Jujungan. Dan

keberadaan upacara ritual Jujungan pada suku Batak Toba sudah jarang ditemukan.
Tetapi keberadaan upacara ritual Jujungan masih ada dijumpai di Desa
Hasinggaan.Variasi dan ritem Gondang Sabangunan pada upacara ritual Jujungan
adalah tergantung pada gerakan penari tor-tor. Makna Gondang Sabangunan pada
upacara ritual Jujungan yaitu sebagai syarat utama penghadir Jujungan dan roh nenek
moyang terhadap orang sakit yang diritualkan.

KATA PENGANTAR
Ucapan syukur dan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Tuhan Yesus
Kristus yang telah melimpahkan rahmatnya, sehingga skripsi yang berjudul ”peranan
Gondang Sabangunan pada upacara ritual Jujungan di Desa Hasingaan Kecamatan
Sianjur Mula-mula Kabupaten Samosir”. Dapat penulis selesaikan
Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan pengetahuan, penulis menyadari
skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi penulisan maupun dari segi
penyampaian ide penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Dalam penyampaian tugas akhir ini, penulis juga mengalami berbagai kesulitan.
Namun, berkat doa dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Disini penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan
terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.si selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Ibu Dr. Isda Pramuniati, M.Si selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan.
3. Ibu Dra. Tuty Rahayu, M.Si selaku ketua jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa
dan Seni Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Panji Suroso, M.Si selaku ketua Prodi Pendidikan Seni Musik Universitas
Negeri Medan.

5. Ibu Tuty Rahayu, M.Si selaku pembimbing skripsi I dan ibu Wiflihani, M.pd,
selaku pembimbing skripsi II yang sangat banyak memberikan bimbingan,
arahan, ide, gagasan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini dan juga
bapak/ibu dosen seni musik yang telah memberikan ilmunya selama
perkuliahan.
6. Teristimewa buat Ayahanda T.Simarmata dan Ibunda H. Gurning sebagai orang
tua yang sangat luar biasa yang selalu mendukung dan mendoakan peneliti
begitu juga abangda Henriwanto, Hermanto, dan kakanda Tionar lina dan purna
rinta yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada peneliti terkhusus
adik saya Hengki Simarmata yang begitu banyak membantu pengeluaran dana
dan melengkapi segala kekurangan peneliti.

7. Abangda Marlon Sihole, M.Si dan Kakanda Mery Br Galingging, SE yang telah
memberikan dorongan, dan selalu mengingatkan saya untuk terus berusaha,
pantang menyerah dalam menyelesaikan skripsi saya ini.
8. Kepala Desa Hasinggaan dan bapak Malau, M.Simarmata, C. Simanjorang yang
banyak membantu peneliti untuk memperoleh data.
9. Kawan-kawan Mahasiswa Seni musik yang telah membantu dalam melengkapi
skripsi. Khususnya kawan tercinta Darita saruli, Surya Dharma, Yuliana, Roni
Harta Ulina, Mutiara yang menjadi tempat belajar/diskusi serta seluruh sahabatsahabat peneliti yang lain yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang turut serta mendukung dan membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat buat kita semuanya.

Medan, Agustus 2013
Penulis

Ivo Adriani Simarmata.
Nim. 071 222 520 029

DAFTAR ISI
ABSTRAK...........................................................................................................i

KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................1
B. Identifikasi Masalah...................................................................................4
C. Pembatasan Masalah..................................................................................5
D. Rumusan Masalah......................................................................................6
E. Tujuan Penelitian.......................................................................................7
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................8
BAB II. LANDASAN TEORITIS
A. Landasan Teoritis......................................................................................10
1. Pengertian Keberadaan........................................................................10
2. Pengertian Peranan..............................................................................11
3. Pengertian tehnik permainan...............................................................12
4. Pengertian Ansambel..........................................................................13
5. Pengertian Gondang Sabangunan.......................................................14
6. Pengertian Ritual.................................................................................16
7. Pengertian Jujungan............................................................................17
B. Kerangka Konseptual................................................................................19
BAB III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian.....................................................................21
B. Populasi dan Sampel.................................................................................21

iii

1. Populasi ..................................................................................................21
2. Sampel.....................................................................................................22
C. Metode Penelitian...........................................................................................22
D. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................23
1. Studi Kepustakaan....................................................................................23
2. Observasi atau Pengamatan......................................................................25
3. Wawancara...............................................................................................25
4. Pendokumentasian....................................................................................26
E. Teknik Analisis Data.......................................................................................27
BAB IV. PEMBAHASAN DAN PENELITIAN
A. Letak geografis Desa Hasinggaan...................................................................29
B. Keberadaan upacara ritual Jujungan di Desa Hasinggaan..............................31
C. Peranan Gondang Sabangunan pada upacara ritual Jujungan.........................43
D. Variasi dan ritem Gondang Sabangunan pada upacara ritual Jujungan...........47
E. Makna Gondang Sabangunan pada upacara ritual Jujungan............................48

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan........................................................................................................50
B. Saran .................................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................53
LAMPIRAN................................................................................................................55

BAB V
Kesimpulan Dan Saran
A. Kesimpulan
Dari uraian yang didapat dari hasil penelitian, maka penulis dalam bentuk tulisan
karyah ilmiah yang menyimpulkan bahwa:
1. Jujungan merupakan Gondang kesurupan dalam bahasa indonesia
memanggil roh yang sudah meninggal melalui peranan musik Gondang
Sabangunan.
2. Keberadaan alat musik Gondang Sabangunan pada upacara ritual Jujungan
adalah sudah sangat jarang digunakan tetapi keberadaanya masih sering
dilakukan dan diketahui oleh suku Batak Toba di desa hasinggaan
kecamatan sianjur mula-mula Kabupaten Samosir. Alat musik Gondang
Sabangunan pun masih sering mengiringi ritual Jujungan, mangokal holi,
saur matua, sulang-sulang pahompu, upacara kematian,dan upacara

perkawinan. Karena di Desa Hasinggaan tradisi adat kebudayaan masih
dilaksanakan secara turun-temurun.
3. Peranan alat musik Gondang Sabangunan dapat diklasifikasikan yaitu:
A. Peranan Gondang Sabangunan pada upacara ritual Jujungan adalah
sebagai penentu hadirnya Jujungan dan sebagai pengatur tempo
yang konstan dan sebagai pemberi penegasan dalam ansambel
Gondang Sabangunan.

B.

Taganing mempunyai enam buah gendang dengan fungsi serta
ukuran yang ber beda-beda dan instrumennya berperan sebagai
pengatur ritme atau tempo yang konstan.

4. Variasi dan ritem Gondang Sabangunan sangat bervariatif, akan tetapi
tergantung pada reportoar yang akan dimainkan. Misalnya pada tempo yang
cepat atau lambat dan ritme Gondang Sabangunan berpengaruh besar
terhadap pola gerakan tarian tor-tor.
5. Makna musik Gondang Sabangunan pada upacara ritual Jujungan yaitu
sebagai penentu atau penghadir Jujungan bagi orang sakit yang diritualkan

yaitu sebagai pembawa tempo dan pemersatu semua melodi yang ada pada
musik Gondang Sabangunan. Apabila musik Gondang Sabangunan
memiliki tempo yang teratur dan penari tor-tor semangat, maka Jujungan
yang diritualkan akan hadir. Tetapi apabila musik Gondang Sabangunan
tidak memiliki tempo yang teratur dan penari tor-tor tidak semangat, maka
Jujungan yang diritualkan tidak hadir. Jadi Gondang Sabangunan pada
upacara ritual Jujungan adalah sebagai pelengkap dan sangat bermakna satu
sama lain.
6. Pada masyarakat Desa Hasinggaan, pembelajaran musik tradisional Batak
Toba masih menerapkan sistem yang lama. Dan sistem itu masih
menekankan pada indera pendengeraan, penghayatan, penjiwaan dan
penglihatan ( onomotopea).

7. Pada saat ini khusunya di bidang pendidikan seni musik, pembelajaran
musik khususnya musik tradisional sudah menerapkan sistem simbolisasi
yang berupa notasi, tablatur, dan partitural.
B. Saran.
1. Kepada setiap suku Batak Toba hendaknya mempertahankan nilai-nilai
tradisi yang sudah ada sejak dulu, terutama alat musik tradisional Batak
Toba terkhusus alat musik Gondang Sabangunan karena selain bentuknya

yang unik dan penuh dengan Gorga atau ukiran tradisi suku Batak Toba.
Alat musik Gondang Sabangunan memiliki peranan penting dalam ritual
suku Batak Toba terutama dalam upacara ritual Jujungan maupun ritualritual lainnya. Jadi, marilah kita orang Batak Toba melestarikan alat-alat
musik alat musik Gondang Sabangunan terkhusus bagi para pemain musik
atau Pargonsi Batak Toba.
2. Jangan pernah menggantikan alat musik yang sudah ada dengan alat musik
lain dan tidak mempergunakan alat musik yang telah digantikan tersebut.
3. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mengundang minat
masyarakat khususnya pemusik untuk mempelajari dan bukan hanya dapat
memainkan saja akan tetapi mengetahui aspek historis dan secara teori
mengenai teknik permainan Gondang Sabangunan pada upacara ritual
Jujungan.
Penulis sangat mengharapkan dukungan berbagai intansi terkait agar ikut peduli
terhadap tradisi-tradisi budaya Batak Toba demi melestarikannya.

DAFTAR PUSTAKA
Al Barry. ( 2001:246) Kamus Sosiologi Antropologi. Surabaya : Indah.
Azril (2008:18) “metode penelitian”. Jakarta: Bumi Pustaka
Abu Achmadi.(2001:70)” Observasi dan pengamatan”. Jakarta: Bumi Pustaka
Arikunto. 2006. Prosedur penelitian satuan pendekatan praktik. Jakarta : Rineka

Cipta
Hadeli. 2006. “ metode penelitian pendidikan”. Padang Quantum Teaching.
Lexsy. (2006:186) Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset.
Maryeni. 2005. “ metode penelitian kebudayaan”. Jakarta: Bumi Pustaka
Mardalis. 2003. Pendekatan konsep. Jakarta: Gramedia
Miramis (2006:45) “pengertian peranan” . Yokyakarta
Mubarak (2005:135) “metode penelitian” Jakarta: Gramedia
Mowen. 1995.proposal ritual kebudayaan dan contoh. Universitas. Indonesia .Jakarta
Naibaho. Torang. (1998) “ Upacara ritual Gondang Jujungan” Batak Toba
Sianjur Mula-mula. Samosir. Skripsi. Fakultas Sastra USU MEDAN.
Narbuko. 2005. “metode penelitian”. Cetakan Ke VII. Bumi Aksara
Namawi. 1983. “Metode penelitian”. Jakarta: Bumi Pustaka
Setyobudi. (2007:60) proposal penelitian dan contoh. Universitas. Indonesia. Jakarta

Supranto. (2004:27) Proposal Penelitian dan contoh. Universitas. Indonesia , Jakarta.
Soekanto, Soejono. 1990. Sosiologi : Suatu pengantar. PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta
Soetriono. 2007.” Metode penelitian”. Cetakan ke V. Bumi Aksara
Siahaan Andreas Fiter Yogi. 2012. “ Peranan Gordang Ansambel Sabangunan” di
Desa Turpuk Limbong Kecamatan Harian Boho Kabupaten Samosir.
Skripsi. FBS UNIMED
Sugiono.2008. “ Metodologi penelitian pendidikan “. Alfabetha, Bandung.
Soentriono, MP. 2007. “ Filsafat ilmu dan metodologi penelitian”. Yokyakarta: ANDI
Sitohang. Hardoni. I. P. 2004. Instrument Taganing dan ansambel musik Tiup
Batak Toba. Skripsi. FBS UNIMED
Sirait Arianto Konstan. 2009. “ pembelajaran Gondang Sabangunan dan Gondang
Hasapi di SMK Negeri 1 Medan.
Siahaan. Esther. L (2004) “ Ansambel Gong”. Jakarta
Simanjorang. Charles. 2013. “ Upacara ritual Jujungan “ Batak Toba Sianjur
Mula-mula. Samosir
Malau. Pargonsi. 2013.” Keberadaan ritual Jujungan” Batak Toba Sianjur Mulamula. Samosir
Simarmata. Marutang. 2013. “ Gondang Jujungan” Batak Toba Sianjur Mulamula. Samosir
Sugiono. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan, Alfabetha, Bandung
Suragin (2001:2) “Metodologi penelitian” ,PT. Grafindo.
Tampubolon Serwinto. 2009. Studi Komfratif fungsi Gondang Hasapi dan Gondang
Sabangunan pada masyarakat Batak Toba di Medan. Skripsi . FBS
UNIMED
Urantia Books. “Pengertian ritual” (diakses 10 Mei 2013).

Balai pustaka (2002:5) “Kamus Umum Bahasa Indonesia” Edisi Ke III Jakarta.
Http://digilip. Petra. Ac. Id. Pengertian musik ansambel ( diakses 10 Mei 2013)
.