PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-TALKWRITE DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION KELAS IX SMP SWASTA MUSDA PERBAUNGAN TAHUN AJARAN 2016/2017.

(1)

PERBANDING SISWA MEL

THINK–TAL DIVIS PE

Diajukan

FAKULTAS M

GAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MAT ELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATI TALK-WRITE DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEM

VISION KELAS IX SMP SWASTA MUSDA PERBAUNGAN TAHUNAJARAN 2016/2017

Oleh : Mimi Silvianti NIM.4121111019

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

an Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Ge Sarjana Pendidikan

S MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAH UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2016

ATEMATIS TIF TIPE VEMENT DA

atika

Gelar


(2)

(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Mimi Silvianti lahir di Sei Buluh, pada tanggal 10 Desember 1993. Ayah bernama Parno, Ibu bernama Suwartik dan merupakan anak kedua dari 3 bersaudara, penulis mempunyai 1 abang dan 1 adik yaitu abangda Rido Pratama S.Pd, dan adik tersayang Nuri Fatimah Am.Kep. Pada tahun 2000 penulis masuk SD Negeri 105417 Sei Rampah dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis diterima di MTSs As-sakinah Tanah Raja dan lulus pada tahun 2009. Selanjutnya penulis bersekolah di MAN Lubuk Pakam dan selesai pada tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikan di Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas MIPA UNIMED dan lulus pada tahun 2016.


(4)

iii

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

THINK-TALK-WRITE DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION KELAS IX SMP SWASTA MUSDA PERBAUNGAN

TAHUN AJARAN 2016/2017 Mimi Silvianti (NIM. 4121111019)

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen quasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan komunikasi matematika siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write lebih tinggi daripada siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division di kelas IX SMP.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP Swasta Musda Perbaungan yang terdiri dari 4 kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah 69 siswa yang terdiri dari dua kelas, yaitu kelas IX-A yang merupakan kelas eksperimen A sebanyak 34 siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write dan kelas IX-B yang merupakan kelas eksperimen B sebanyak 35 siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division. Instrumen dalam penelitian ini berupa pre test dan post test yang berbentuk essay test (uraian) masing-masing sebanyak 4 soal. Sebelum tes diberikan kepada siswa (sampel), terlebih dahulu tes divalidkan oleh 3 orang dosen dan dinyatakan valid.

Sebelum dilakukannya tindakan, terlebih dahulu di lakukan uji pada pretest untuk mengetahui apakah ada tidak nya perbedaan kemampuan awal siswa pada kedua kelas dengan menggunakan uji-t yang sudah berdistribusi normal dan homogen. Dari analisis data pada kelas eksperimen A diperoleh nilai rata-rata pre test 64,52 dan standart deviasi pret test 11,89, sedangkan pada kelas eksperimen B nilai rata-rata pre test 63,57 dan standart deviasi pret test 11,69. Dari analisis data skor pretest di peroleh bahwa thitung< ttabel yaitu 0,34 < 1,997 maka Ho di terima yaitu kemampuan awal kedua kelas sama. Uji t juga di lakukan untuk melihat kemampuan komunikasi siswa, dimana pengujian hipotesis tersebut, terlebih dahulu diuji normalitas dan homogenitas data. Dari pengujian ini diperoleh bahwa sampel berasal dari populasi yang memiliki varians yang homogen dan berdistribusi normal. sedangkan nilai rata-rata post test 88,05 dan standart deviasi post test 10,36. Pada kelas ekperimen B sedangkan nilai rata-rata post test 77,86 dan standart deviasi post test 11,67. Dari analisis data skor post test dengan menggunakan uji-t pada taraf α= 0,05 diperoleh thitung > ttabel yaitu 3,8328 > 1,997 maka H0ditolak dan Haditerima.

Maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Think-Talk-Write lebih baik daripada dengan kemampuan komunikasi matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division di kelas IX SMP.


(5)

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirobbil’aalamiin, puji dan syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT atas segala berkah, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write Dan Student Teams Achievement Division Kelas IX SMP Swasta Musda Perbaungan”, yang disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam–dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini, antara lain:

1. Bapak Prof. Dr. H. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.S., M.Sc, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, selaku Ketua Jurusan Matematika.

5. Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika.

6. Bapak Dr. Syafari, M. Pd, selaku Pembimbing Skripsi penulis yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberi arahan, bimbingan, dan saran guna kesempurnaan skripsi ini.

7. Bapak Dra. N. Manurung, M.Pd, selaku dosen Penasehat Akademik (PA) yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan.


(6)

v

8. Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D, M.Si, Ibu Dr. Izwita Dewi, M. Pd, dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si sebagai Dosen Penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika.

10. Ibu H. Harun, sebagai Kepala Sekolah yang telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan penelitian di SMP Swasta Musda Perbaungan.

11. Bapak H. Sarman, S.Pd, sebagai guru bidang studi matematika di SMP Swasta Musda Perbaungan dan peserta didik kelas IX-A dan IX-B atas kerjasama dan kesediannya dalam membantu penulis selama melakukan penelitian.

12. Teristimewa rasa dan ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada kedua orang tua tercinta untuk setiap tetes keringat dan air mata, untuk kasih sayang yang tak pernah berkurang, untuk harapan yang tak pernah pudar, do’a yang tak henti, yang selalu membanggakan tak peduli berapa kali mengecewakan, dan perjuangan dan pengorbanan yang telah dilakukan untuk penulis selama ini.

13. Abangku Rido Pratama S. Pd untuk dukungan, perhatian, dan kasih sayang yang begitu besar sehingga adik mampu menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.

14. Adikku termanis Nuri Fatimah untuk dukungan, perhatian, dan kasih sayang yang begitu besar sehingga kakak mampu menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.

15. Kepada keluarga besar saya, nenek, uwak, ibu, pale, abang, kakak, dan adik sepupuyang telah memberikan do’a, semangat, serta dukungan.

16. Teman seperjuangan dalam menyelesaikan skripsi (M. RahmatSyah S.Pd, Veppy Marlina S.Pd, Wulandari S.Pd, Nurainun S.Pd, penghuni kos songkolondo (dx Tyas, Dx Nurul, dx Wanda, dan kak Mei), serta terkhusus buat Oriza, A. Md) untuk support dan suka duka yang telah dilewati bersama. 17. Seluruh sahabat Matematika DIK-B 2012 (terkhusus Para Crackers ( Fitri,

Ira, Siti, Manto, Ulan)) yang sangat luar biasa, terima kasih untuk perjuangan bersama yang berat tapi terasa menyenangkan di beberapa semester, untuk


(7)

vi

petualangan bersama yang telah kita lewati, dan untuk suka duka yang tercipta.

18. Seluruh staff pegawai dan teman-teman tentor Bimbingan Belajar BIMA yang senantiasa menyemangati, membantu dan mendoakan agar cepat menyelesaikan skripsi dan pihak akademik yang memaklumi kanura yang suka batalin jadwal mendadak karena kewajiban akan skripsi ini.

19. Kawan-kawan PPLT SMP Negeri 1 Perbaungan 2015 yang pernah menjadi bagian cerita indah dalam hidup penulis.

20. Seluruh teman-teman Matematika stambuk 2012 yang pernah berbagi cerita dan membekaskan kenangan.

21. Seseorang yang jauh dimata namun dekat dalam doa yang selalu menjadi penyemangat agar dapat menyelesaikan skripsi ini secepatnya. Semoga setelah selesai kewajiban kuliah ini tepat waktu, kamu juga segera datang ya menemui waliku. Aamiin Yaa Rabb.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak tercantum dalam ucapan ini. Semoga dukungan dan bantuan yang telah diberikan dirahmati oleh Allah SWT. Akhir kata dengan kerendahan hati penulis mempersembahkan karya yang sederhana ini semoga bermanfaat bagi kita semua dan menjadi bahan masukan dalam dunia pendidikan.

Medan, Agustus 2016 Penulis,

Mimi Silvianti NIM 4121111019


(8)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vii

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel xi

Daftar Lampiran xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 7

1.3. Batasan Masalah 7

1.4. Rumusan Masalah 7

1.5. Tujuan Penelitian 8

1.6. Manfaat Penelitian 8

1.7. Definisi Operasional 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis

2.1.1. Pengertian Belajar 10

2.1.2. Pembelajaran Matematika 11

2.1.3. Masalah Dalam Matematika 12

2.1.4. Pengertian Komunikasi 14

2.1.5. Kemampuan Komunikasi Matematis 17

2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif 22

2.1.6.1 Model Pembelajaran Kooperatif tipe TTW 26 2.1.6.2 Hubungan Pembelajaran TTW dengan Komunikasi 32

Matematika

2.1.6.3 Kelebihan Dan Kelemahan Pembelajaran

Kooperatif tipe TTW 33

2.1.6.4 Teori Belajar yang Mendukung Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe TTW 34

2.1.6.5 Model Pembelajaran kooperatif tipe STAD 36 2.1.6.6 Kelebihan Dan Kelemahan Pembelajaran

Kooperatif tipe STAD 39

2.1.6.7 Teori Belajar yang Mendukung Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 40

2.1.5. Materi Ajar 41

2.1.5.1 Tabung 43

2.1.5.2 Kerucut 40

2.2. Penelitian Relevan 52

2.3. Kerangka Berpikir 53


(9)

viii

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 55

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 55

3.2.1. Populasi Penelitian 55

3.2.2. Sampel Penelitian 55

3.3. Variabel Penelitian 55

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 56

3.5. Prosedur Penelitian 57

3.6. Instrumen Penilaian 59

3.6.1. Pretest dan Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa 61

3.7. Teknik Analisis Data 65

• Menghitung Rata-Rata Skor 65

• Menghitung Standard Deviasi 65

• Uji Normalitas 66

• Uji Homogenitas 67

• Pengujian Hipotesis 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 70

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian Kemampuan Komunikasi Matematis 70 4.1.2. Tingkat Kemampuan komunikasi matematis 71 4.1.2.1. Hasil Test Kemampuan Awal Komunikasi Matematis 71

4.1.2.2. Analisis Data Pretest 75

4.1.2.2.1. Uji Normalitas Data 75

4.1.2.2.2. Uji Homogenitas 76

4.1.2.2.3. Pengujian Hipotesis Kemampuan Awal Siswa 77 4.1.2.3. Hasil Test Kemampuan Akhir Komunikasi Matematis 77

4.1.2.4. Analisis Data Posttest 84

4.1.2.4.1. Uji Normalitas Data 84

4.1.2.4.2. Uji Homogenitas 84

4.1.2.4.3. Pengujian Hipotesis Kemampuan Awal Siswa 85

4.2. Hasil Observasi 86

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 86

4.4. Temuan Penelitian 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 90

5.1. Kesimpulan 90

5.2. Saran 90


(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Desain Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write 32

Gambar 2.2. Magnet Silinder 41

Gambar 2.3. Tabung dan Jaring-jaring Silinder 42

Gambar 2.4. Kerucut dan Jaring-Jaring Silinder 43

Gambar 2.5. Unsur-Unsur Tabung 43

Gambar 2.6. Unsur-unsur Kerucut 44

Gambar 2.7. Tabung dan Jaring-jaring Tabung 45

Gambar 2.8. Juring ABC 45

Gambar 2.9. Tabung 46

Gambar 2.10. Jaring-Jaring Tabung 47

Gambar 2.11. Tumpeng 47

Gambar 2.12. Uang 49

Gambar 2.13. Kerucut dan Tabung 49

Gambar 2.14. Tabung 50

Gambar 2.15. Tabung Besar dan Tabung Kecil 51

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian 57

Gambar 4.1 Kategori Hasil Pretest Kemampuan Komunikasi Matematis

Pada Kelas Eksperimen I 73

Gambar 4.2 Kategori Hasil Pretest Kemampuan Komunikasi Matematis

Pada Kelas Eksperimen II 74

Gambar 4.3. Kategori Hasil Pretest Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 75 Gambar 4.4. Kategori Hasil Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis

Pada Kelas Eksperimen I 80

Gambar 4.5. Kategori Hasil Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis

Pada Kelas Eksperimen II 81

Gambar 4.6. Kategori Hasil Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 82


(11)

x

Gambar 4.7. Perbandingan pretest-posttest Kelas Eksperimen I 82 Gambar 4.8. Perbandingan pre-test-posttest kelas eksperimen II 83 Gambar 4.9. Perbandingan Selisih pretest-posttest kelas eksperimen I


(12)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Pedoman Penilaian Kemampuan Komunikasi Matematis 20 Tabel 2.2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 25 Tabel 2.3. Sintaks Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-write 29 Tabel 2.4. Sintaks Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 38 Tabel 3.1. Desain Penelitian two group pretest and posttest design 56

Tabel 3.2. Nama–Nama Validator 59

Tabel 3.3. Hasil Validasi Isi Instrumen Penelitian 60 Tabel 3.4. Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis 62 Tabel 3.5. Pedoman Penilaian Kemampuan Komunikasi Matematis 62 Tabel 3.6. Kriteria Proses Jawaban Kemampuan Komunikasi Matematis 64 Tabel 3.7. Kriteria Proses Jawaban Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 65

Tabel 4.1. Data Pretest Kelas Eksperimen I 71

Tabel 4.2 Data hasil pretest Kelas Eksperimen II 72 Tabel 4.3. Kategori Hasil Pretest Kemampuan Komunikasi Matematis 72

Pada Kelas Eksperimen I

Tabel 4.4. Kategori Hasil Pretest Kemampuan Komunikasi Matematis

Pada Kelas Eksperimen II 73

Tabel 4.5. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Komunikasi

Matematis 76

Tabel 4.6. Data Hasil Homogenitas 76

Tabel 4.7. Data Posttest Kelas Eksperimen I 78


(13)

xii

Tabel 4.9. Kategori Hasil Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis

Pada Kelas Eksperimen I 79

Tabel 4.10 Kategori Hasil Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis

Pada Kelas Eksperimen II 80

Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan

Komunikasi Matematis 84

Tabel 4.12. Data Hasil Uji Homogenitas 85

Tabel 4.13 Ringkasan hasil Pengujian Uji t 85


(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. RPP I (Eksperimen 1 TTW) 94

Lampiran 2. RPP II (Eksperimen 1 TTW) 101

Lampiran 3. RPP I (Eksperimen 2 STAD) 111

Lampiran 4. RPP II (Eksperimen 2 STAD) 118

Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa I 127

Lampiran 6. Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa I 131

Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa II 135

Lampiran 8. Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa II 140

Lampiran 9. Kisi-Kisi Pre-Test 145

Lampiran 10.Soal Pretest 146

Lampiran 11. Alternatif Penyelesaian Pre-Test 148

Lampiran 12. Pedoman Penskoran Pretest 151

Lampiran 13. Kisi–Kisi Posttest 154

Lampiran 14. Soal Post-Test 155

Lampiran 15. Alternatif Penyelesaian Post-Test 157

Lampiran 16. Pedoman Penskoran Post-Test 162

Lampiran 17. Lembar Validitas Pre-Test 165

Lampiran 18. Lembar Validitas Post-Test 168

Lampiran 19. Lembar Validator 171

Lampran 20. Lembar Observasi Guru 172


(15)

xiv

Lampiran 22. Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen A 179 Lampiran 23. Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standart Deviasi

Data Pre-Test Kelas Eksperimen I 180

Lampiran 24. Nilai Post-Test Eksperimen I 184

Lampiran 25. Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standart Deviasi

Data Post-Test Kelas Eksperimen I 185

Lampiran 26. Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen II 18 Lampiran 27. Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standart Deviasi

Data Pre-Test Kelas Eksperimen II 190

Lampiran 28. Nilai Post-Test Eksperimen II 194

Lampiran 29. Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standart Deviasi

Data Post-Test Kelas Eksperimen II 195

Lampiran 30. Uji Normalitas Data 199

Lampiran 31. Uji Homogenitas 204

Lampiran 32. Uji Hipotesis Pre-test 206

Lampiran 33. Uji Hipotesis Kemampuan Komunikasi Matematis 208 Lampiran 34. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 211 Lampiran 35. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t 213 Lampiran 36. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 214 Lampiran 37. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke Z 215

Lampiran 38. Hasil Observasi 216


(16)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Desain Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write 32

Gambar 2.2. Magnet Silinder 41

Gambar 2.3. Tabung dan Jaring-jaring Silinder 42

Gambar 2.4. Kerucut dan Jaring-Jaring Silinder 43

Gambar 2.5. Unsur-Unsur Tabung 43

Gambar 2.6. Unsur-unsur Kerucut 44

Gambar 2.7. Tabung dan Jaring-jaring Tabung 45

Gambar 2.8. Juring ABC 45

Gambar 2.9. Tabung 46

Gambar 2.10. Jaring-Jaring Tabung 47

Gambar 2.11. Tumpeng 47

Gambar 2.12. Uang 49

Gambar 2.13. Kerucut dan Tabung 49

Gambar 2.14. Tabung 50

Gambar 2.15. Tabung Besar dan Tabung Kecil 51

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian 57

Gambar 4.1 Kategori Hasil Pretest Kemampuan Komunikasi Matematis

Pada Kelas Eksperimen I 73

Gambar 4.2 Kategori Hasil Pretest Kemampuan Komunikasi Matematis

Pada Kelas Eksperimen II 74

Gambar 4.3. Kategori Hasil Pretest Kemampuan Komunikasi Matematis

Pada Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 75 Gambar 4.4. Kategori Hasil Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis

Pada Kelas Eksperimen I 80

Gambar 4.5. Kategori Hasil Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis

Pada Kelas Eksperimen II 81

Gambar 4.6. Kategori Hasil Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 82 Gambar 4.7. Perbandingan pretest-posttest Kelas Eksperimen I 82


(17)

x

Gambar 4.8. Perbandingan pre-test-posttest kelas eksperimen II 83 Gambar 4.9. Perbandingan Selisih pretest-posttest kelas eksperimen I


(18)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Pedoman Penilaian Kemampuan Komunikasi Matematis 20 Tabel 2.2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 25 Tabel 2.3. Sintaks Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-write 29 Tabel 2.4. Sintaks Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 38 Tabel 3.1. Desain Penelitian two group pretest and posttest design 56

Tabel 3.2. Nama–Nama Validator 59

Tabel 3.3. Hasil Validasi Isi Instrumen Penelitian 60 Tabel 3.4. Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis 62 Tabel 3.5. Pedoman Penilaian Kemampuan Komunikasi Matematis 62 Tabel 3.6. Kriteria Proses Jawaban Kemampuan Komunikasi Matematis 64 Tabel 3.7. Kriteria Proses Jawaban Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 65

Tabel 4.1. Data Pretest Kelas Eksperimen I 71

Tabel 4.2 Data hasil pretest Kelas Eksperimen II 72 Tabel 4.3. Kategori Hasil Pretest Kemampuan Komunikasi Matematis 72

Pada Kelas Eksperimen I

Tabel 4.4. Kategori Hasil Pretest Kemampuan Komunikasi Matematis

Pada Kelas Eksperimen II 73

Tabel 4.5. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Komunikasi

Matematis 76

Tabel 4.6. Data Hasil Homogenitas 76

Tabel 4.7. Data Posttest Kelas Eksperimen I 78

Tabel 4.8. Data Posttest Kelas Eksperimen II 78

Tabel 4.9. Kategori Hasil Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis


(19)

xii

Tabel 4.10 Kategori Hasil Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis

Pada Kelas Eksperimen II 80

Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan

Komunikasi Matematis 84

Tabel 4.12. Data Hasil Uji Homogenitas 85

Tabel 4.13 Ringkasan hasil Pengujian Uji t 85


(20)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. RPP I (Eksperimen 1 TTW) 94

Lampiran 2. RPP II (Eksperimen 1 TTW) 101

Lampiran 3. RPP I (Eksperimen 2 STAD) 111

Lampiran 4. RPP II (Eksperimen 2 STAD) 118

Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa I 127

Lampiran 6. Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa I 131

Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa II 135

Lampiran 8. Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa II 140

Lampiran 9. Kisi-Kisi Pre-Test 145

Lampiran 10.Soal Pretest 146

Lampiran 11. Alternatif Penyelesaian Pre-Test 148

Lampiran 12. Pedoman Penskoran Pretest 151

Lampiran 13. Kisi–Kisi Posttest 154

Lampiran 14. Soal Post-Test 155

Lampiran 15. Alternatif Penyelesaian Post-Test 157

Lampiran 16. Pedoman Penskoran Post-Test 162

Lampiran 17. Lembar Validitas Pre-Test 165

Lampiran 18. Lembar Validitas Post-Test 168

Lampiran 19. Lembar Validator 171

Lampran 20. Lembar Observasi Guru 172

Lampiran 21. Pedoman Penskoran Kemapuan Komunikasi Matematis 176 Lampiran 22. Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen A 179


(21)

xiv

Lampiran 23. Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standart Deviasi

Data Pre-Test Kelas Eksperimen I 180

Lampiran 24. Nilai Post-Test Eksperimen I 184

Lampiran 25. Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standart Deviasi

Data Post-Test Kelas Eksperimen I 185

Lampiran 26. Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen II 18 Lampiran 27. Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standart Deviasi

Data Pre-Test Kelas Eksperimen II 190

Lampiran 28. Nilai Post-Test Eksperimen II 194

Lampiran 29. Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standart Deviasi

Data Post-Test Kelas Eksperimen II 195

Lampiran 30. Uji Normalitas Data 199

Lampiran 31. Uji Homogenitas 204

Lampiran 32. Uji Hipotesis Pre-test 206

Lampiran 33. Uji Hipotesis Kemampuan Komunikasi Matematis 208 Lampiran 34. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 211 Lampiran 35. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t 213 Lampiran 36. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 214 Lampiran 37. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke Z 215

Lampiran 38. Hasil Observasi 216

Lampiran 39. Dokumentasi 217


(22)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan wadah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, sebab melalui pendidikanlah tercipta sumber daya manusia yang terdidik dan mampu menghadapi perubahan zaman yang semakin cepat. Namun apabila kualitas pendidikan itu rendah, maka yang tercipta adalah sumber daya manusia yang rendah pula. Kondisi seperti inilah yang terjadi pada pendidikan di Indonesia saat ini. Trianto (2009:1) mengungkapkan bahwa : “Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang, yang berarti mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupannya”.

Dunia pendidikan khususnya matematika telah menjadi perhatian utama dari berbagai kalangan. Hal ini disadari bahwa betapa pentingnya peranan matematika dalam pengembangan berbagai ilmu dan teknologi dan dalam kehidupan sehari-hari.

Cockroft (dalam Abdurrahman, 2012:204) menjelaskan :

”Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena: (1) Selalu digunakan

dalam segi kehidupan; (2) Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) Merupakan sarana komunikasi yang kuat; (4) Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) Meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) Memberikan kemampuan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang”.

Selanjutnya Hudojo (2005:37) juga menyatakan bahwa:

“Matematika suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir. Karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK sehingga matematika perlu dibekalkan kepada setiap anak didik sejak SD bahkan sejak TK. Hal ini dimaksudkan untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif serta kemampuan bekerja sama”. Sejalan dengan yang diungkapkan Abdurrahman (2012:202) bahwa: “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan disekolah, matematika merupakan


(23)

2

bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”.

Hal ini terlihat dari rendahnya prestasi belajar matematika yang di capai siswa. Seperti yang terbukti dari penelitian yang dilakukan oleh PISA. Hasil pemeringkatan oleh Program for International Student Assesment (PISA) tahun 2012 tergolong sangat rendah. Hasil pemeringkatan PISA 2012 menempatkan siswa Indonesia pada peringkat 64 dari 65 negara dalam ujian literasi matematika. Perolehan ini jauh lebih buruk dari pemeringkatan PISA 2009 yang menempatkan Indonesia pada posisi 61 dari 65 negara peserta pemeringkatan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan salah seoranng guru bidang studi matematika kelas IX di SMP Swasta Musda Perbaungan, yang menyatakan bahwa kemampuan komunikasi siswa masih tergolong rendah karena pada dasarnya banyak siswa yang tidak tertarik belajar matematika, dan mereka menganggap matematika merupakan pelajaran yang sulit. Sehingga mereka tidak dapat mengkomunikasikan soal kedalam model matematika. Hal ini dapat dilihat dari:

1. Ketika dihadapkan pada suatu soal cerita, siswa tidak terbiasa menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal sebelum menyelesaikannya, sehingga siswa sering salah menafsirkan maksud dari soal tersebut.

2. Siswa masih kurang mampu menyelesaikan masalah dan menjelaskan kesimpulan yang diperoleh.

3. Kurangnya ketepatan siswa dalam menyebutkan simbol atau notasi matematika.

Disamping itu, pada proses pembelajaran berlangsung, hanya beberapa siswa yang yang antusias terhadap pelajaran matematika. Siswa masih kurang aktif dalam proses pembelajaran. Mereka hanya mendengar ceramah guru dan mengerjakan soal latihan yang diberikan. Hal ini terjadi hampir pada setiap materi matematika.

Hal yang sama juga terjadi pada penelitian yang dilakukan oleh Qohar (2009:44) menunjukkan bahwa siswa masih kurang baik dalam melakukan komunikasi, baik komunikasi melalui lisan atau tulisan. Siswa kesulitan untuk


(24)

3

mengungkapkan pendapatnya, walaupun sebenarnya ide dan gagasan sudah ada dipikiran mereka yang disebabkan siswa kurang terbiasa.

Hal serupa penelitian yang dilakukan oleh Sumirat (2014:23) yang mempunyai pengalaman sebagai guru bidang studi matematika menyatakan bahwa sebagian besar siswa menganggap matematika merupakan salah satu pelajaran yang dianggap sulit karena matematika bersifat abstrak. Kebanyakan siswa diarahkan untuk dapat menjawab soal sesuai dengan contoh yang telah diberikan oleh guru dimana lebih mementingkan jawaban “Benar” dari pada bagaimana siswa dapat berfikir secara logis tentang matematika dan bagaimana siswa dapat mengkomunikasikan ide atau gagasannya secara lisan atau tertulis.

Dilihat dari beberapa kasus tersebut. Komunikasi matematis memiliki peran penting dalam pembelajaran matematika. Melalui komunikasi, siswa dapat menyampaikan ide-idenya kepada guru dan kepada siswa lainnya. Komunikasi ini merupakan salah satu dari lima standar proses yang ditekankan dalam NCTM. Kelima standar proses tersebut adalah pemecahan masalah, penalaran dan bukti, komunikasi, koneksi, dan representasi. (Kadir, 2009:255).

Melalui aktivitas komunikasi juga, ide-ide menjadi objek komunikasi untuk selanjutnya dilakukan diskusi, refleksi, dan perbaikan pemahaman. Ketika siswa ditantang untuk berfikir dan beralasan tentang ide matematis dan kemudian mengkomunikasikan hasil pemikirannya kepada siswa lain, baik secara lisan maupun tulisan maka ide itu semakin jelas dan mantap bagi diri siswa tersebut. Selain itu bagi siswa lain yang mendengarkannya akan berkesempatan untuk membangun pengetahuan dari hasil menyimak penjelasan tersebut (Suhaedi: 2012:192).

Dalam upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa, maka guru perlu memilih model pembelajaran yang memerlukan keterlibatan siswa secara aktif. Penggunaan model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu cara yang dapat digunakan guru untuk membantu siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Sebagaimana yang diungkapkan Slavin (dalam Isjoni, 2011:17) bahwa:


(25)

4

“Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang telah

dikenal sejak lama, dimana pada saat itu guru mendorong para siswa untuk melakukan kerjasama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya. Dalam melakukan proses belajar mengajar guru tidak lagi mendominas seperti lazimnya pada saat ini, sehingga siswa dituntut untuk berbagi informasi dengan siswa yang lainnya dan saling belajar mengajar sesama mereka.”

Dengan pembelajaran yang kooperatif, guru di harapkan dapat mengetahui karakteristik cara berpikir siswa sehingga akan meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.

Ada banyak tipe dari model pembelajaran kooperatif diantaranya model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write (TTW) dan tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Dimana model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write (TTW) merupakan model pembelajaran yang pada setiap langkahnya memuat aspek-aspek kemampuan komunikasi matematis. Sebagaimana Ansari (2009:78) menyatakan bahwa “Strategi pembelajaran TTW ini pada dasarnya dibangun melalui proses berpikir, berbicara, dan menulis”. Alur kemajuan pembelajaran TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam proses berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca (think), kemudian dilanjutkan dengan diskusi (talk) dan mengkomunikasikan hasil pemikirannya dalam kelompok, dan akhirnya melalui proses diskusi siswa menuliskan kembali hasil pemikiran tersebut (write). Menurut Ansari (2009:69)

“suasana belajar TTW ini lebih efektif jika dilakukan dalam kelompok heterogen

dengan 3-5 siswa”. Hal ini memungkinkan membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya.

Sedangkan Model tipe Student Teams Achievement Division merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.

Dengan karakteristik dari dua model pembelajaran kooperatif tersebut, pembelajaran yang berlangsung akan membangkitkan ketertarikan siswa pada


(26)

5

matematika dan membuat siswa lebih aktif dan bersosialisasi, mendorong kerjasama antar siswa dalam mempelajari suatu materi, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dan karena ditemukannya beberapa penelitian yang relevan mengenai peningkatan hasil belajar dari model pembelajaran tersebut.

Berdasarkan dari penelitian sebelumnya oleh Nunun Elida, “Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pembelajaran Think-Talk-Write”, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematik siswa yang memperoelh pembelajaran dengan kooperatif Think-Talk-Write lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

Dari hasil penelitian oleh Sunyoto “Penerapan Strategi TTW untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika dan penalaran siswa pada materi SPLDV Kelas X SMKN 2 Bangkalan”.Menunjukkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TTW dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi SPLDV Kelas X SMKN 2 Bangkalan

Sedangkan penelitian Tesis yang dilakukan oleh Rahmiyana “Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Komunikasi Matematis Siswa SMA/MA Di Kecamatan Simpang Ulim Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 2012/2013”. Diperoleh Pada siklus 1 yaitu pengajaran dengan model pembelajaran kooperatiftipe STAD, terdapat 20 orang siswa atau 50% telah mencapai ketuntasan belajar dan 20 orang siswa atau 50% yang belum mencapai ketuntasan. Hasil analisis setelah diberi tindakan pada siklus II, yaitu pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terdapat 87,5% telah mencapai ketuntasan belajar.. Sehingga dari analisis yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa pengajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa.

Begitu juga penelitian tesis yang dilakukan oleh Nurhalimah “Perbedaan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Komunikasi Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write Dengan Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Autograph”. Diperoleh bahwa hasil


(27)

6

penyelesaian jawaban siswa yang pembelajarannya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TTW Lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran langsung.

Dari penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TTW (Think-Talk-Write) dan STAD (Student Team Achievement Division) dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa. Karena keduanya mampu meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa, maka penulis tertarik ingin melihat bagaimana perbedaan nilai kemampuan komunikasi matematika siswa jika model pembelajaran kooperatif tipe TTW (Think-Talk-Write) dan STAD (Student Team Achievement Division) dibandingkan.

Berdasarkan keseluruhan uraian di atas, maka peneliti ingin mengetahui perbandingan kemampuan komunikasi matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TTW (Think-Talk-Write) dan STAD (Student Teams Achievment Divison). Karena luasnya cakupan materi matematika peneliti mengambil materi Bangun Ruang Sisi Lengkung pada materi tabung dan kerucut yang ada pada kelas IX. Sehingga peneliti mengambil judul “Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write dan Student Teams Achievement Division Kelas IX SMP Swasta Musda Perbaungan Tahun Ajaran 2016/2017”.


(28)

7

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Kemampuan Komunikasi matematika siswa yang masih rendah. 2. Pembelajaran di kelas masih berpusat pada guru.

3. Mayoritas siswa menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit.

4. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

5. Kurangnya variasi model pembelajaran yang dilakukan guru terutama menerapkan model kooperatif tipe TTW.

1.3. Batasan Masalah

Dari masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah ini pada:

1. Kemampuan komunikasi matematis yang diukur adalah kemampuan komunikasi tertulis.

2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write dan Student Teams Achievement Division.

3. Materi pelajaran yang digunakan yaitu Luas dan Volume tabung dan kerucut 3.1. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukan pada latar belakang masalah dan batasan masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah kemampuan komunikasi matematis siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TTW lebih baik dari kemampuan komunikasi matematis siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di SMP Musda Perbaungan Tahun Ajaran 2016/2017?


(29)

8

3.2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan komunikasi matematis siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TTW lebih baik dari kemampuan komunikasi matematis siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

3.3. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa, diharapkan kemampuan komunikasi matematis mereka terutama secara tertulis dapat meningkat.

2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang tepat, efektif dan efisien dalam melibatkan siswa di dalamnya sehingga nantinya dapat meningkatkan hasil dan aktivitas belajar matematika dan diharapkan para guru supaya aktif mengikuti diklat-diklat untuk meningkatkan kualitas mengajar mereka.

3. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan model pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Di masa yang akan datang dapat dijadikan bahan masukan bagi penelitian sejenis.

1.7 Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini berjudul perbandingan kemampuan komunikasi matematis melalui model pembelajaran kooperatif tipe TTW dan tipe STAD di SMP Musda Perbaungan Tahun Ajaran 2016/2017.

Untuk menghindari kesalahpahaman penelitian ini memberi batasan definisi operasional sebagai berikut:

1 Model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) merupakan model pembelajaran kooperatif dimana alur kemajuan pembelajaran TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam proses berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca (think), kemudian dilanjutkan dengan diskusi


(30)

9

(talk) dan mengkomunikasikan hasil pemikirannya dalam kelompok, dan akhirnya melalui proses diskusi siswa menuliskan kembali hasil pemikiran tersebut (write).

2 Model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) adalah model pembelajaran dimana tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. 3 Komunikasi matematis adalah proses menafsirkan dan menyatakan gagasan

atau ide-ide matematika melalui aspek menjelaskan, menggambar dan ekspresi matematika dalam bentuk tulisan.

4 Kemampuan komunikasi matematis diartikan sebagai kesanggupan siswa dalam menafsirkan dan menyatakan gagasan atau ide-ide matematika secara tertulis melalui tiga aspek yakni: (1) menjelaskan matematika, (2) menggambar matematika, (3) ekspresi matematika.


(31)

90

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write lebih baik daripada kemampuan komunikasi siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division pada materi tabung dan kerucut di kelas IX SMP Swasta Musda Perbaungan T.A 2016/2017. Aspek kemampuan komunikasi matematis siswa yang mempunyai selisih paling tinggi pada pembelajaran dengan model kooperatif tipe TTW adalah aspek kemampuan membuat gambar, sedangkan aspek kemampuan komunikasi matematis siswa yang mempunyai selisih paling tinggi pada pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD adalah aspek kemampuan membaca gambar.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan adalah:

a. Kepada guru matematika dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write sebagai salah satu alternatif dalam kegiatan pembelajaran karena model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan komunikasi matematika siswa.

b. Bagi guru khususnya guru matematika agar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan selalu melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar yang bertujuan untuk memotivasi siswa dan melatih siswa untuk belajar aktif.

c. Kepada peneliti lanjutan dapat dijadikan pertimbangan sebagai penelitian lanjutan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik yang dapat meningkatkan mutu pendidikan di masa yang akan datang.


(32)

91

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2012), Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, dan Remediasinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Ansari, Bansu I., (2009), Komunikasi Matematika (Konsep dan Aplikasi), Penerbit Pena, Banda Aceh.

Arikunto, S., (2009), Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Elida, Nunun , (2012), Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW), Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1 Nomor 2, hal 178-185 [Online] http://journal. nunun@wahyurock.com.ac.id.index.php.jrpm/article/view/2679/2232.pdf, 25 Januari 2016.

Hamzah, H.M.A., dan Muhlisrarini, (2014), Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Hudojo, H., (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Universitas Negeri Malang, Malang.

Isjoni, H., (2011), Pembelajaran Kooperatif : Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Istarani, (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.

Izzati, Nur, dan Suryadi, Didi, (2010), Komunikasi Matematik Dan Pendidikan Matematika Realistik, Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Yogyakarta, UNY, 27 November 2010, ISBN: 978-979-16353-5-6, 721-729.

Kadir, (2009), Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP Di Daerah Pesisir Kabupaten Buton Setelah Mendapat Pembelajaran Konstekstual Pesisir, Prosiding Seminar Nasional Pembelajaran Matematika Sekolah, Yogyakarta, FMIPA UNY, 6 Desember 2009, ISBN: 978-979-16353-4-9, 255-265.

Nurhalimah, (2014), Perbedaan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Komunikasi Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write Dengan Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Autograph. Tesis. PPs. Unimed.

Qohar, Abd., (2009), Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Pada Pembelajaran Dengan Model Reciprocal Teaching,


(33)

92

Prosiding Seminar Nasional Pembelajaran Matematika Sekolah, Yogyakarta, FMIPA UNY, 6 Desember 2009, ISBN: 978-979-16353-4-9, 43-56.

Rachmayani, Dwi, (2014), Penerapan Pembelajaran Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Kemandirian Belajar Matematika Siswa, Jurnal Pendidikan UNSIKA Vol 2 No. 1, ISSN: 2338-2996, 13-24.

Rahmiyana, (2013), Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Komunikasi Matematis Siswa SMA/MA di Kecamatan Simpang Ulim Melalui Pembelajaran Koperatif Tipe STAD. Tesis. PPs Medan.

Setiawan, R.H., dan Harta, I., (2014), Pengaruh Pendekatan Open-Ended dan Pendekatan Kontekstual terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan Sikap Siswa terhadap Matematika, Jurnal Riset Pendidikan Matematika,

Vol 1 No,mor 2, hal 240-255 [Online]

http://journal.uny.ac.id.index.php.jrpm/article/view/2679/2232.pdf, 25 Januari 2016.

Shafridla, (2012), Peningkatan Kemampuan Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa Melalui Pendekatan Matematika Realistik, Tesis, FMIPA UNIMED. Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka

Cipta, Jakarta.

Slavin, R.E., (2005), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media, Bandung.

Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.

Suhaedi, Didi, (2012), Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik, Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Yogyakarta, FMIPA UNY, 10 Desember 2012, ISBN: 978-979-16353-8-7, 191-202.

Sumirat, L.A., (2014), Efektifitas Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write (TTW) Terhadap Kemampuan Komunikasi dan Disposisi Matematis Siswa, Jurnal Pendidikan dan Keguruan Vol. 1 No. 2, ISSN: 2356-3915.

Sunyoto, (2011), Penerapan Strategi TTW (Think-Talk-Write) Untuk Meningkatkan Komunikasi Matematika dan Penalaran Siswa Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Kelas X TITIL SMKN 2 Bangkalan, Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan


(34)

93

Pendidikan Matematika, Surabaya, FKIP Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, 09 Juli 2011.

Shoimin, (2014), 68 Model Pembelajaran Inofatif dalam Kurikulum 2013, Arruz Media, Yogyakarta

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana Prenada Media Group, Jakarta.


(1)

3.2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan komunikasi matematis siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TTW lebih baik dari kemampuan komunikasi matematis siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

3.3. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa, diharapkan kemampuan komunikasi matematis mereka terutama secara tertulis dapat meningkat.

2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang tepat, efektif dan efisien dalam melibatkan siswa di dalamnya sehingga nantinya dapat meningkatkan hasil dan aktivitas belajar matematika dan diharapkan para guru supaya aktif mengikuti diklat-diklat untuk meningkatkan kualitas mengajar mereka.

3. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan model pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Di masa yang akan datang dapat dijadikan bahan masukan bagi penelitian sejenis.

1.7 Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini berjudul perbandingan kemampuan komunikasi matematis melalui model pembelajaran kooperatif tipe TTW dan tipe STAD di SMP Musda Perbaungan Tahun Ajaran 2016/2017.

Untuk menghindari kesalahpahaman penelitian ini memberi batasan definisi operasional sebagai berikut:

1 Model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) merupakan model pembelajaran kooperatif dimana alur kemajuan pembelajaran TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam proses berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca (think), kemudian dilanjutkan dengan diskusi


(2)

(talk) dan mengkomunikasikan hasil pemikirannya dalam kelompok, dan akhirnya melalui proses diskusi siswa menuliskan kembali hasil pemikiran tersebut (write).

2 Model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) adalah model pembelajaran dimana tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. 3 Komunikasi matematis adalah proses menafsirkan dan menyatakan gagasan

atau ide-ide matematika melalui aspek menjelaskan, menggambar dan ekspresi matematika dalam bentuk tulisan.

4 Kemampuan komunikasi matematis diartikan sebagai kesanggupan siswa dalam menafsirkan dan menyatakan gagasan atau ide-ide matematika secara tertulis melalui tiga aspek yakni: (1) menjelaskan matematika, (2) menggambar matematika, (3) ekspresi matematika.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write lebih baik daripada kemampuan komunikasi siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division pada materi tabung dan kerucut di kelas IX SMP Swasta Musda Perbaungan T.A 2016/2017. Aspek kemampuan komunikasi matematis siswa yang mempunyai selisih paling tinggi pada pembelajaran dengan model kooperatif tipe TTW adalah aspek kemampuan membuat gambar, sedangkan aspek kemampuan komunikasi matematis siswa yang mempunyai selisih paling tinggi pada pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD adalah aspek kemampuan membaca gambar.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan adalah:

a. Kepada guru matematika dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write sebagai salah satu alternatif dalam kegiatan pembelajaran karena model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan komunikasi matematika siswa.

b. Bagi guru khususnya guru matematika agar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan selalu melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar yang bertujuan untuk memotivasi siswa dan melatih siswa untuk belajar aktif.

c. Kepada peneliti lanjutan dapat dijadikan pertimbangan sebagai penelitian lanjutan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik yang dapat meningkatkan mutu pendidikan di masa yang akan datang.


(4)

Abdurrahman, M., (2012), Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, dan Remediasinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Ansari, Bansu I., (2009), Komunikasi Matematika (Konsep dan Aplikasi), Penerbit Pena, Banda Aceh.

Arikunto, S., (2009), Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Elida, Nunun , (2012), Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW), Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1 Nomor 2, hal 178-185 [Online] http://journal. nunun@wahyurock.com.ac.id.index.php.jrpm/article/view/2679/2232.pdf, 25 Januari 2016.

Hamzah, H.M.A., dan Muhlisrarini, (2014), Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Hudojo, H., (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Universitas Negeri Malang, Malang.

Isjoni, H., (2011), Pembelajaran Kooperatif : Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Istarani, (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.

Izzati, Nur, dan Suryadi, Didi, (2010), Komunikasi Matematik Dan Pendidikan Matematika Realistik, Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Yogyakarta, UNY, 27 November 2010, ISBN: 978-979-16353-5-6, 721-729.

Kadir, (2009), Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP Di Daerah Pesisir Kabupaten Buton Setelah Mendapat Pembelajaran Konstekstual Pesisir, Prosiding Seminar Nasional Pembelajaran Matematika Sekolah, Yogyakarta, FMIPA UNY, 6 Desember 2009, ISBN: 978-979-16353-4-9, 255-265.

Nurhalimah, (2014), Perbedaan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Komunikasi Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write Dengan Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Autograph. Tesis. PPs. Unimed.

Qohar, Abd., (2009), Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Pada Pembelajaran Dengan Model Reciprocal Teaching,


(5)

43-56.

Rachmayani, Dwi, (2014), Penerapan Pembelajaran Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Kemandirian Belajar Matematika Siswa, Jurnal Pendidikan UNSIKA Vol 2 No. 1, ISSN: 2338-2996, 13-24.

Rahmiyana, (2013), Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Komunikasi Matematis Siswa SMA/MA di Kecamatan Simpang Ulim Melalui Pembelajaran Koperatif Tipe STAD. Tesis. PPs Medan.

Setiawan, R.H., dan Harta, I., (2014), Pengaruh Pendekatan Open-Ended dan Pendekatan Kontekstual terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan Sikap Siswa terhadap Matematika, Jurnal Riset Pendidikan Matematika,

Vol 1 No,mor 2, hal 240-255 [Online]

http://journal.uny.ac.id.index.php.jrpm/article/view/2679/2232.pdf, 25 Januari 2016.

Shafridla, (2012), Peningkatan Kemampuan Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa Melalui Pendekatan Matematika Realistik, Tesis, FMIPA UNIMED. Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka

Cipta, Jakarta.

Slavin, R.E., (2005), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media, Bandung.

Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.

Suhaedi, Didi, (2012), Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik, Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Yogyakarta, FMIPA UNY, 10 Desember 2012, ISBN: 978-979-16353-8-7, 191-202.

Sumirat, L.A., (2014), Efektifitas Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write (TTW) Terhadap Kemampuan Komunikasi dan Disposisi Matematis Siswa, Jurnal Pendidikan dan Keguruan Vol. 1 No. 2, ISSN: 2356-3915.

Sunyoto, (2011), Penerapan Strategi TTW (Think-Talk-Write) Untuk Meningkatkan Komunikasi Matematika dan Penalaran Siswa Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Kelas X TITIL SMKN 2 Bangkalan, Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan


(6)

Shoimin, (2014), 68 Model Pembelajaran Inofatif dalam Kurikulum 2013, Arruz Media, Yogyakarta

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana Prenada Media Group, Jakarta.


Dokumen yang terkait

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI ANTARA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL (STUDI PADA SISWA KELAS X SMA GAJAH MADA TAHUN PELAJ

1 21 89

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA KELOMPOK SISWA YANG MEMILIKI EQ TINGGI DAN RENDAH

0 10 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) KELAS IV SISWA SD NEGERI TANJUNG SENANG BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 17 67

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA KELAS VIII.E DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SMP NEGERI I SUKOHARJO TAHUN 2012 / 2013

0 4 46

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA KELAS VIII.E DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SMP NEGERI I SUKOHARJO TAHUN 2012 / 2013

0 4 29

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION PADA SISWA KELAS V SDN 2 GUNUNG REJO KECAMATAN WAYLIMA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN AJARAN 2013/2014

0 6 47

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

1 5 56

KOMPARASI KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) PADA SISWA SMP

0 0 8

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMESTOURNAMENTS

0 3 7

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION(STAD) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII MTS NEGERI PEKANBARU

1 1 14