UMPASA DALAM ACARA ADAT BATAK TOBA MANULANGI NATUA-TUA DI KECAMATAN PAGARAN TAPANULI UTARA (KAJIAN PRAGMATIK).

UMPASA DALAM ACARA ADAT BATAK TOBA
MANULANGI NATUA-TUA DI KECAMATAN
PAGARAN TAPANULI UTARA
(KAJIAN PRAGMATIK)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra

Oleh
RAFIKA CITRA SIMAMORA
NIM 2111210002

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

KATA PENGANTAR

Puji Tuhan dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat dan rahmatNyalah, skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi
ini berjudul “Umpasa dalam Acara Adat Batak Toba Manulangi Natua-Tua di
Kecamatan Pagaran, Tapanuli Utara(Kajian Pragmatik)” Skripsi ini dibuat
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan Skripsi ini banyak
mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai
pihak, kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu, dengan
segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Syawal Gultom M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
4.S. Fahmy Dalimunthe. S.Sos., M.I.Kom., Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia dan Dosen Pengarah.
5.Dr. Wisman Hadi, M.Hum., Ketua Program Studi Sastra Indonesia.
6. Dr. Abdurahman Adisaputra., M.Hum., Dosen Pembimbing Skripsi
7. Dra. Rosdiana Siregar, M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik.
8. Drs. Basyaruddin, M.Pd., Dosen Pengarah.
9. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
10. Orang tua penulis, sang ayah yang sangat penulis cintai Rusman Simamora

dan ibu Roslin Simbolon yang setia memberikan segala perhatian dan
cintanya kepada penulis sehingga skripsi ini bisa selesai.

12. Adik-adik tercinta Ricardo Simamora, Romi Boy Simamora, Ronaldo
Simamora serta adik sayang Ricardo T Nababan yang menjadi semangat untuk
menyelesaikan skripsi ini.
14. Tulang Tohom Simbolon, Tohap Simbolon, dan Tomson Simbolon yang
sangat mencintai penulis dan selalu membantu dibidang material serta opung
tercinta Op. Togar Br. Sihombing yang dengan segala sabar memberikan
wejangan dan perhatian selama kuliah.
15. Sahabat tersayang Delima Simangunsong dan Ristia Ulfa yang sudah menjadi
saudara, yang memberikan semangat dan yang selalu ada disetiap waktu.
16.Teman-teman seperjuangan Nondik 2011 yang selalu mendampingi. Terkhusus
buat Fransiska Wulandari Gultom, Misbah Hasanah Lubis, Yenni Yuvita
Siregar.
Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Agustus 2015
Penulis,


Rafika Citra Simamora
NIM 2111210002

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ......................................................................................................

i

KATA PENGANTAR ...................................................................................

ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................

iii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………..


vi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

vii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................

1

B. Identifikasi Masalah ...........................................................................

5

C. Pembatasan Masalah ..........................................................................


6

D. Rumusan Masalah ..............................................................................

6

E. Tujuan Penelitian ...............................................................................

6

F. Manfaat Penelitian .............................................................................

7

BAB II KERANGKA TEORETIS ...................................................... ........

8

A. Landasan Teoretis ..............................................................................


8

1. Pengertian Pragmatik ...................................................................

8

2. Tindak Tutur .................................................................................

9

3. Jenis-Jenis Tindak Tutur ..............................................................

11

4. Pengertian Umpasa (Pantun) ........................................................

15

5. Manullangi Natua-tua Masyarakat Batak Toba ...........................


21

6. Konteks dan Pragmatik .................................................................

22

BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................

24

A. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................

24

B. Metode Penelitian ..............................................................................

24

C. Sumber Data ......................................................................................


25

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ......................

25

E. Teknik Analisis Data .........................................................................

26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..............................

28

A. Hasil Penelitian .................................................................................

28

B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................


33

C. Persentase Hasil Penelitian Tindak Tutur pada Acara Adat
Manulangi Natua-tua ..............................................................................

42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................

44

A. Kesimpulan .......................................................................................

44

B. Saran .................................................................................................

45

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................


47

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Observasi………………………………………………………….

26

Tabel 4.1. Tindak Tutur Umpasa dalam Acara Adat Batak Toba
Manulangi Natua-Tua………………………………………………………

28

Tabel 4.2. Tindak Tutur Umpasa yang Sering Dipakai dalam AcaraAdat Batak
Toba Manulangi NatuTua................................................................ 31
Tabel 4.3. Rekapitulasi Data………………………………………………….. 42

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Gambar………………………………………………….


49

Lampiran 1. Glosarium ....................................................................................

59

Lampiran 2. Daftar Informan ...........................................................................

60

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu fungsi bahasa dalam hidup manusia ialah sebagai alat
komunikasi. Baber (1964;21) mengatakan bahwa bahasa adalah suatu sistem
tanda yang berhubungan dengan lambang bunyi-bunyi suara dan digunakan oleh
suatu kelompok masyarakat untuk berkomunikasi dan bekerjasama. Apa yang
dipikirkan oleh pemilik bahasa itu tersimpan dalam bahasanya. Bangsa Indonesia
adalah bangsa yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan budaya, juga
bahasa yang berbeda. Salah satu dari suku bangsa tersebut adalah suku bangsa
batak yang menyebutkan bahasa mereka adalah bahasa Batak. Bahasa Batak
sebenarnya merupakan nama sebuah rumpun bahasa yang berkerabat yang
dituturkan di Sumatera Utara. Mereka menggunakan aksara Batak.
Bahasa Batak Toba adalah bahasa yang digunakan suku Batak. Dalam
Bahasa Batak Toba ada juga yang disebut dengan pantun, yang dalam bahasa
Batak Toba disebut Umpasa. Hal tersebut bagian dari budaya masyarakat Batak
Toba yang masih tampak peranannya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari dan
merupakan salah satu kekayaan adat-istiadat dalam Batak Toba. Pesan
pendidikan, hiburan dan aspek sosial lainnya banyak disampaikan melalui
Umpasa tersebut. Umpasa sering dipakai masyarakat Batak Toba dalam setiap
acara adat yang merupakan budaya atau adat-istiadat dalam menyampaikan ajaran
moral lewat peneladanan.

Bagi masyarakat Batak Toba, Umpasa adalah hal yang sangat penting
dalam setiap pembicaraan adat-istiadat, terlebih pada saat hal-hal yang baik. Baik
dalam adat maupun hukum. Salah satu contoh, ketika sedang memberikan nasihat
kepada seseorang, akan lebih berkesan dan efektif kata nasihat tersebut jika
dikatakan dengan memakai Umpasa.
Umpasa yang terdapat dalam bahasa Batak Toba bukanlah sekedar
rangkaian kata saja, namun memiliki makna yang dalam bagi setiap konteks dan
orang yang dituju. Akan sangat berkesan jika setiap perkataan yang bersifat
menasihati atau memberi masukan kepada orang lain jika memakai Umpasa,
karana akan terasa lebih halus, berseni dan mencerminkan sopan santun
berbahasa. Seperti yang diungkapkan oleh orangtua dalam bahasa Batak Toba
mengatakan hansit do nahalion (so dapotan) jambar juhut, alai hansitan dope na
so dapotan jambar hata ‘sangat mentakitkan bagi siapa saja yang tidak
mendapatkan daging, tetapi lebih menyakitkan bagi mereka yang tidak
mendapatkan nasiha’. Ungkapan tersebut adalah salah satu hal yang membuktikan
bahwa suatu nasihat atau kata-kata bijak sangatlah perlu dan baik.
Umpasa dalam bahasa Indonesia disebut dengan pantun, selalu digunakan
dalam setiap adat-istiadat masyarakat Batak Toba. Baik dalam adat pernikahan,
kematian ataupun kegiatan adat yang lain, karena dengan memakai Umpasa
masyarakat mengganggap suatu pesan akan lebih baik dan lebih bijak dalam
penyampaiannya.

3

Nilai estetik dan keunikan dari Umpasa adalah sebuah nilai tinggi dalam
bahasa Batak Toba. Penciptaan Umpasa itu sangatlah menarik perhatian. Umpasa
tersebut memiliki makna di setiap konteks yang berbeda.
Kegiatan masyarakat Batak Toba di dalam adat dan budaya adalah benarbenar bagian dari hidup dan kehidupan mereka. Kegiatan tersebut dilakukan
dengan tetap memikirkan dan berlandaskan pada kelayakan dalam kewajaran yang
berpedoman pada adat dan kebiasaan masyarakat.
Upacara Manulangi adalah salah satu bentuk adat yang memakai Umpasa
sebagai salah satu bagian yang terpenting dari acara tersebut. Upacara manulangi
ini dapat dilakukan dalam berbagai konteks peristiwa. Misalnya, seorang wanita
yang hamil untuk pertama kalinya. Ketika seorang sudah lama tidak melahirkan
satu anakpun. Serta dilakukan kepada seorang ayah/ibu yang sudah tua
(Manulangi Natua-tua) untuk meminta berkat darinya.
(contoh Umpasa dalam adat Manulangi Natua-tua)
Simbora gukguk,di julu ni tapian,
Horas jala gabe hita luhut
jala dapotan parsaulian.
‘ Semoga kita sekalian hidup sejahtera,
dan mendapat rejeki dalam kehidupan.’
Andor hadukka,
Tumbuhan hadukka
togutogu ni lombu.
Penarik lembu

4

Sai sahat hamu saurmatua.
Semoga panjang umur
togutoguan ni pahompu.
Mengiringi cucu
‘Semoga kamu beranak cucu,
dan panjang umur,
sehingga sempat dituntun oleh para cucu.’
Dalam upacara adat Manulangi Natua-tua, orangtua akan memberikan
berkat atau nasihat kepada anak cucunya agar menjadi lebih baik lagi dan
mengikuti segala bentuk norma-norma adat yang telah ditanamkan orangtua
kepada anaknya. Begitu juga dengan anak cucu, mereka akan meminta maaf
kepada orantuanya dan mendoakan orangtua agar diberi panjang umur dan
kesehatan.
Didalam penyampaian Umpasa itu sendiri akan terjadi arus percakapan,
menurut Wiryotinoyo (2006:153), tuturan yang bermuatan implikatur percakapan
meluncur bersama tuturan lain yang berupa tuturan langsung. Penutur harus
memperhatikan konteks yang menyertai ujaran tersebut pada saat berkomunikasi.
Dengan adanya konteks yang menyertai ujaran lisan maka pesan yang ingin
disampaikan penutur dapat diterima oleh lawan bicara dengan baik. Tindak tutur
adalah salah satu kajian pragmatik. Menurut Leech dalam Wiryotinoyo
(2006:152) pragmatik adalah studi makna dalam kaitannya dengan situasi ujaran.
Situasi ujaran meliputi unsur-unsur penutur dan petutur, konteks, tujuan, tindak
tutur atau tindak verbal, tuturan sebagai produk tindak verbal, waktu, serta tempat.

5

Austin dalam Syafrudin,dkk(2012:506) membedakan tiga jenis tindakan
yang berkaitan dengan tuturan lokusi, ilokusi,dan perlokusi. Tindak lokusi adalah
tindak mengucapkan sesuatu dengan kata-kata dan kalimat sesuai dengan makna
kata itu. tindak ilokusi adalah tindak tutur yang berfungsi melakukan sesuatu,
karena tuturan itu berisi tindak melakukan sesuatu, didalamnya terkait fungsi dan
makna lain (daya tuturan) dari sekedar mengucapkannya. Oleh karena itu, juga
kan terkait dengan konteks tuturan itu. tindak perlokusi adalah suatu tindakan
yang mengharapkan efek yang dihasilkan oleh suatu tuturan.
Berdasarkan fenomena yang ada maka penulis berpikir bahwa hal-hal yang
tertuang dalam Umpasa yang diucapkan pada acara Manulangi Natua-tua Batak
Toba, menarik untuk dianalisis dan diteliti sebagai pembuktian dan gambaran
makna, keindahan dan keunikan bahasa Batak serta mengetahui kelompok tindak
tutur yang terkandung dalam Umpasa dalam adat Manulangi Natu-tua.

B. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, maka masalah perlu
diidentifikasi untuk menemukan rincian permasalahan yang diungkapkan dalam
bahasa. Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pemakaian Umpasa dalam konteks adat-istiadat Manulangi
Natua-tua masyarakat Batak Toba kecamatan Pagaran.
2. Jenis tindak tutur dalam konteks adat-istiadat Manulangi Natua-tua
masyarakat Batak Toba kecamatan Pagaran.

6

3. Tindak tutur

yang paling dominan dalam adat Manulangi Natua-tua

masyarakat Batak Toba kecamatan Pagaran.

C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup yang dapat dikaji dalam penelitian ini,
maka perlu dilakukan pembatasan masalah penelitian. Masalah yang diteliti dalam
penelitian ini adalah: Pemakaian Umpasa dan tindak tutur

apa yang paling

dominan dalam acara Manulangi Natua-tua adat Batak Toba.

D. Rumusan Masalah
Sesuai dengan batasan masalah di atas, masalah yang harus dijawab dalam
penelitian ini dapat dirimuskan menjadi;
1. Bagaimanakah pemakaian Umpasa dalam Adat Istiadat Manulangi Natuatua masyarakat Batak Toba kecamatan Pagaran?
2. Jenis tindak tutur apa yang digunakan dalam Umpasa Manulangi Natua-tua
masyarakat Batak Toba kecamatan Pagaran.
3. Tindak tutur apa yang paling dominan dalam acara Manulangi Natua-tua
masyarakan Batak Toba kecamatan Pagaran?

E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui:

7

1. Pemakaian Umpasa dalam Adat Istiadat Manulangi Natua-tua masyarakat
Batak Toba.
2. Mengetahui jenis tindak tutur dalam Umpasa Manulangi Natua-tua
masyarakat Batak Toba
3. Mengetahui tindak tutur yang paling dominan dalam Umpasa pada acara
Manulangi Natua-tua masyarakat Batak Toba.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
Manfaat Teoritis :
1. Dapat memberikan kontribusi terhadap pembaca khususnya mahasiswa
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia tentang pemakaian Umpasa dalam adat
istiadat Manulangi Natua-tua masyarakat Batak Toba
2. Menambah informasi pembaca tentang pemakaian Umpasa dalam adat
istiadat Manulangi Natua-tua masyarakat Batak Toba
3. Dapat menjadi rujukan dalam penelitian lanjutan yang relevan.
Manfaat Praktis :
1. Sebagai sebuah inventarisasi dalam usaha melestarikan kebudayaan daerah
khususnya kebudayaan Batak Toba.
2. Menjadikan bagian dari sumber wawasan pengetahuan kebudayaan Batak
Toba.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Tindak tutur dalam acara adat Manulangi Natua-tua adat Batak Toba tidak
terlepas dari maksud yang disampaikan oleh pembicara kepada pendengar
(penyimak). Jenis tindak tutur yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
tindak tutur menurut Searle yang diklasifikasikan berdasarkan pada maksud
penutur ketikai berbicara. Jenis tindak tutur tersebut diklasifikasikan menjadi 5
jenis tindak tutur yaitu:
1. Representatif
2. Direktif
3. Ekspresif
4. Komisif
5. Deklarasi
Berdasarkan hasil pembahasan dari bab IV dapat disimpulkan bahwa
tindak tutur yang paling sering digunakan dalam upacara adaat Batak Toba adalah
tindak tutur Representatif. Dimana dari pengertian umpasa yang telah
diterjemahkan menyatakan keinginan pihak Hula-hula yang membawaakan
makanan sebagai simbol penghormatan atas undangan dan juga pengharapan doadoa yang telah dihaturkan agar pihak Hasuhutan beroleh hidup yang lebih baik
dan panjang umur.
Selain dari pada itu masyarakat Batak Toba adalah salah satu masyarakat
yang memiliki banyak adat istiadat yang sudah menjadi darah yang akan terus

mengalir bagi masyarakat tersebut. Salah satu adat yang terdapat dalam budaya
masyarakat Batak Toba adalah Manulangi Natua-tua atau sering juga disebut
sebagai acara Sulang-sulang Nagok. Adat ini umumnya dilakukan oleh
masyarakat Batak Toba yang mana pada orangtua yang sudah lanjut usia atau
disebut Saur Matua. Dan Umpasa adalah salah satu media yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dari acara adat tersebut. Dalam setiap acara yang dilakukan
pada masyarakat Batak Toba akan memakai Umpasa sebagai media utamanya.
Dan dari pembahasan hasil penelitian ini disebutkan bahwa tindak tutur pada
acara Manulangi Natua-tua didominasi oleh tindak tutur representatif.

B. Saran
Berdassarkan hasil data yang diperoleh dan dengan kesimpulan yang telah
penulis kemukakan diatas, pada bagian ini penulis mengemukakan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Kepada semua masyarakat terutama pada generasi muda agar mampu
megenali budaya yang semakin lama semakin terkikis oleh perkembangan
zaman. Sehingga budaya yang telah diwariskan oleh nenek moyang tidak
kabur bahkan tidak hilang seiring berkembangnya zaman.
2. Kepada seluruh mahasiswa khususnya mahasiswa jurusan Sastra Indonesia,
peneliti berharap adanya penelitian lanjutan mengenai tindak tutur pada
acara Manulangi Natua-tua adat batak Toba yang dapat memperkaya
pengetahuan tentang budaya.

Dengan adanya penelitian ini, semoga dapat berguna di kemudian hari
dalam upaya melestarikan budaya Batak Toba dan untuk mengetahui hubungan
antara Umpasa pada budaya Batak Toba dengan Pantun pada Bahasa Indonesia.
Demikian skripsi ini diselesaikan. Atas perhatian pembaca, penulis mengucapkan
terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakmatik.
Jakarta:
Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2010. Sosiolinguistik : Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
Cummings, Louise. 2007. Pragmatik Sebuah Perspektif Multidisipliner.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Leech, Geoffrey. 2011. Prinsip-Prinsip Pragmatik (diterjemahkan oleh Oka).
Jakarta: Universitas Indonesia.
Lubis, A. Hamid Hasan. 2011. Analisis Wacana Pragmatik. Bandung:Angkasa.
Lubis, Malan. 2007. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa. Universitas Negeri
Medan: Fakultas Bahasa dan Seni.
Manurung, P. 2007. Metode Penelitian. Universitas Negeri Medan: Fakultas
Bahasa dan Seni.
Moloeng, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Nababan, P.W.J. 1987. Ilmu Pragmatik (Teori dan Penerapannya). Jakarta:
Depdikbud.
Nababan, Manguji. 2015. Umpasa dan Umpama Batak. Medan: Depdikbud.
Nadar, F.X. 2008. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Oka, M.D.D. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia.
P. Puji Farida. 2009. Panduan Menulis Laporan. Yogyakarta: PT. Citra Aji
Parama.
Purba, Antilan. 2002. Pragmatik Bahasa Indonesia. Medan: USU Press.
Pardede, Bertha T. 1981. Bahasa Tutur Parhataan dalam Upacara Adat Batak
Toba. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sihombing, TM. 1989. Jambar Hata: Dongan Tu Ulaon Adat. Jakarta: CV. Tulus
Jaya
Tarigan, H.G. 1987. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa Bandung.

Yule, George. 1996. Pragmatics. USA : Oxfort University Press
Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wijana, Dewa Putu.
Yogyakarta.

1996. Dasar-Dasar

Pragmatik.

Yogyakarta:

Andi