LEGITIMASI KETUHANAN DALAM UMPASA PEMBAPTISAN DALAM ACARA ADAT BATAK TOBA.

(1)

LEGITIMASI KETUHANAN DALAM UMPASA

PEMBAPTISAN DALAM ACARA ADAT BATAK

TOBA

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Sastra

oleh

Bendhawer Pasaribu

NIM 1102446

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2015


(2)

LEGITIMASI KETUHANAN DALAM UMPASA

PEMBAPTISAN DALAM ACARA ADAT BATAK

TOBA

oleh

Bendhawer Pasaribu

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra

© Bendhawer Pasaribu 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

(4)

Bendhawer Pasaribu , 2015

LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Umpasa pembaptisan merupakan salah satu jenis umpasa yang dimiliki masyarakat Batak Toba. Umpasa ini dituturkan ketika selesai acara makan bersama di rumah keluarga anak yang baru dibaptis. Dengan kata lain, umpasa pembaptisan ini dituturkan ketika acara syukuran di rumah keluarga anak yang baru dibaptis. Dalam penelitian ini, sumber data diperoleh berupa tuturan dan kemudian ditranskripsi dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga teks umpasa pembaptisan sebagai bahan kajian. Ketiga data tersebut dianalisis berdasarkan struktur teks, proses penciptaan, konteks penuturan, fungsi, dan makna. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan legitimasi ketuhanan yang terdapat dalam struktur teks umpasa pembaptisan tersebut. Selain itu, tujuan yang lain adalah untuk mendeskripsikan proses penciptaan, konteks penuturan, fungsi, dan makna teks umpasa pembaptisan tersebut. Penelitian ini dilatarbelakangi objek kajian yang menarik karena keunikan yang terdapat pembaptisan tersebut, seperti struktur teks dan isi atau makna yang terdapat dalam teks tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan tujuan mendeskripsikan setiap analisis sedetail mungkin. Dari hasil analisis, ditemukan bahwa ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut menggambarkan suatu legitimasi tentang Tuhan, baik secara implisit maupun secara eksplisit. Hal ini terlihat pada struktur, fungsi, dan makna dari ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut. Selain itu, ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut menunjukkan suatu angan-angan yang ingin dicapai manusia dan hubungan manusia dengan Tuhan. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa Tuhan merupakan tempat permohonan manusia. Dengan kata lain, setiap doa dan permohonan yang diinginkan disampaikan kepada Tuhan.


(5)

Bendhawer Pasaribu , 2015

LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

The umpasa in baptizing is one of the umpasa which is owned by Batak Toba people. This umpasa is uttered when the meal time in the child’s family house was finished. In other words, this umpasais uttered during the ceremony of the baptizing

process in the child’s family house. The data for this study were gathered from several utterances and then those utterances were transcripted and translated into bahasa Indonesia. This study used three umpasa texts as the primary source of the study. The data were analyzed based on the structure of the texts, the process of creating the texts, the context of speech, the function, and the meaning of the texts. This study was aimed to describe the legitimacy of divinity which is contained in those umpasa texts. Moreover, this study was also aimed to describe the process of creating, the context, the function, and the meaning of those umpasa texts. This study was chosen since that there is an uniqueness in the umpasa texts, such as the structure, the content, and the meaning of the umpasa texts.This study employed analysis descriptive method to describe every details of the analysis. Based on the result of the analysis, it was found that those three umpasa texts describe the legitimacy of divinity, either implicitly or explicitly.It can be seen from the structure, the function, and the meaning of those three umpasa texts. Moreover, those three umpasa texts show the dreams which are willing to be achieved by human and also show the relationship between human and God. The result of this study also show that God is the place where human ask for their wishes. In other words, every wishes and prayers are sent to God.


(6)

Bendhawer Pasaribu , 2015

LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PEN PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN... ii

KATA PENGANTAR... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

ABSTRAK... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR BAGAN... xiii

DAFTAR GAMBAR... xiv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian... 4

E. Sistematika Penulisan... 5

BAB II LANDASAN TEORI... 6

A. Umpasa Pembaptisan Sebagai Folklor dan Sastra Lisan... 6 B. Struktur Teks... 1. Aspek Sintaksis... 2. Aspek Bunyi... 3. Aspek Irama... 4. Diksi... 5. Tema... 8 8 9 11 11 12 C. Konteks Penuturan... 13

D. Proses Penciptaan... 14

E. Fungsi... 15

F. Makna... 15

G. Legitimasi Ketuhanan... 16

H. Penelitian Terdahulu... 16

BAB III METODE PENELITIAN... 19

A. Metode Penelitian... 19

B. Objek Penelitian... 19

C. Prosedur Penelitian... 19

D. Teknik Pengumpulan Data... 20

E. Instrumen Penelitian... 21

F. Pendekatan Penelitian... 22

G. Prosedur Analisis Data... 22


(7)

Bendhawer Pasaribu , 2015

LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN... 25

A. Analisis Teks Umpasa Pembaptisan I... 1. Analisis Struktur... a. Analisis Sintaksis... b. Analisis Bunyi... c. Pola Irama... d. Analisis Diksi... e. Analisis Tema... f. Legitimasi Ketuhanan... 25 25 26 30 33 37 39 68 2. Proses Penciptaan... 69

3. Konteks Penuturan... a. Konteks Situasi... b. Konteks Budaya... 72 73 75 4. Fungsi... 84

5. Makna... 86

B. Analisis Teks Umpasa Pembaptisan II... 1. Analisis Struktur... a. Analisis Sintaksis... b. Analisis Bunyi... c. Pola Irama... d. Analisis Diksi... e. Analisis Tema... f. Legitimasi Ketuhanan... 88 88 89 93 96 99 102 124 2. Proses Penciptaan... 125

3. Konteks Penuturan... a. Konteks Situasi... b. Konteks Budaya... 128 128 131 4. Fungsi... 138

5. Makna... 140

C. Analisis Teks Umpasa Pembaptisan III... 1. Analisis Struktur... a. Analisis Sintaksis... b. Analisis Bunyi... c. Pola Irama... d. Analisis Diksi... e. Analisis Tema... f. Legitimasi Ketuhanan... 142 142 143 147 150 154 156 174 2. Proses Penciptaan... 176

3. Konteks Penuturan... a. Konteks Situasi... b. Konteks Budaya... 178 178 180 4. Fungsi... 187

5. Makna... 188

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI... 190


(8)

Bendhawer Pasaribu , 2015

LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Implikasi dan Rekomendasi... 194

DAFTAR PUSTAKA... 196

LAMPIRAN... 198


(9)

1

Bendhawer Pasaribu , 2015

LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Umpasa merupakan salah satu ragam sastra lisan yang dimiliki masyarakat

Batak Toba. Sebagai ragam sastra lisan, umpasa awalnya berkembang di masyarakat tradisional. Umpasa biasanya dituturkan di acara adat masyarakat Batak Toba. Biasanya umpasa dituturkan oleh tetua adat atau orang yang dituakan (dianggap memiliki pengetahuan tentang umpasa) ketika kegiatan upacara adat. Hal ini terjadi karena masyarakat Batak Toba meyakini bahwa umpasa yang dituturkan berisi tentang kebaikan, seperti doa restu, nasihat, dan permohonan yang disampaikan kepada Tuhan. Umpasa yang dituturkan tersebut diharapkan dapat menjadi berkat bagi orang yang menerimanya.

Kata umpasa mungkin banyak masyarakat yang belum pernah mendengarnya, khususnya masyarakat yang bukan suku Batak. Umpasa hampir sama dengan pantun, yaitu pantun Melayu. Dilihat dari segi bentuk, ada umpasa yang memiliki pola persajakan yang sama dengan pantun Melayu, yaitu pola persajakan a-b-a-b. Namun tidak semua umpasa menggunakan pola persajakan tersebut, ada umpasa yang memiliki pola persajakan yang sama dengan syair, yaitu, berpola persajakan a-a-a-a. Selain itu, simbol-simbol yang digunakan dalam teks umpasa merupakan simbol-simbol yang ada di lingkungan masyarakat pemilik umpasa tersebut, seperti simbol tumbuhan dan simbol hewan. Umpasa dan pantun Melayu sama-sama memiliki sampiran dan isi. Jika dalam pantun Melayu baris pertama dan kedua merupakan sampiran dan baris ketiga dan keempat merupakan isi, umpasa juga memiliki sampiran (baris pertama dan kedua) dan isi (baris ketiga dan keempat). Sebagai sastra lisan, umpasa digolongkan ke dalam bentuk puisi lama karena umpasa berbait, bersajak, berirama, dan terdiri dari dua baris sebait dan empat baris sebait. Jika dua baris sebait, baris pertama sebagai sampiran dan baris kedua sebagai isi. Jika empat baris sebait, baris pertama dan kedua merupakan sampiran dan baris ketiga dan keempat merupakan isi.


(10)

2

Bendhawer Pasaribu , 2015

LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dahulu umpasa digunakan oleh kaum muda-mudi dan orang tua ketika ada suatu kegiatan. Kaum muda-mudi menggunakan umpasa dalam acara kegiatan

martandang (berkunjung) dan kaum orang tua menggunakan umpasa dalam

kegiatan upacara-upacara adat.

Masyarakat Batak Toba memiliki berbagai jenis umpasa yang disesuaikan dengan upacara adat yang akan berlangsung, ada umpasa untuk acara Martutuaek atau Tardidi (pembaptisan), umpasa untuk acara Manghatindangkon haporseaon (naik sidi), umpasa untuk acara Mangompoi Jabu (memasuki rumah baru),

umpasa untuk acara di na Monding (kematian), umpasa untuk acara pernikahan,

dan umpasa untuk acara Marhata Sinamot (membicarakan uang mahar) (Siahaan, 2013).

Tradisi marumpasa ‘berpantun’ masih berkembang di masyarakat Batak Toba. Hal ini disebabkan keyakinan masyarakat tentang isi dari umpasa tersebut. Selain itu, pemertahanan umpasa ini juga sebagai bukti bahwa masyarakat Batak Toba masih menjaga dan melestarikan budaya nenek moyang atau leluhur. Sampai saat ini, umpasa masih tetap digunakan di setiap upacara adat masyarakat Batak Toba. Upacara adat lebih bermakna apabila umpasa dituturkan karena

umpasa tersebut adalah sebagai berkat bagi orang yang menerimanya.

Tradisi bertutur umpasa (pantun) juga terdapat di daerah suku Batak lainnya, seperti Batak Simalungun, Batak Karo, Batak Pakpak, dan Batak Mandailing. Di masyarakat Batak Simalungun, umpasa tetap disebut umpasa, sedangkan di masyarakat Batak Karo, umpasa (pantun) disebut Ndung-dungen. Kalau di daerah Batak Pakpak, umpasa (pantun) tetap disebut umpasa atau

uppasa, sedangkan di daerah Batak Mandailing, umpasa disebut juga pantun.

Perbedaan umpasa yang terdapat di masyarakat Batak (Toba, Simalungun, Karo, Pakpak, dan Mandailing) terletak pada bahasa yang digunakan.

Penelitian terhadap umpasa sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti. Sedikitnya terdapat tiga penelitian yang menggunakan umpasa sebagai objek kajian. Ketiga penelitian tersebut digunakan sebagai pembanding terhadap penelitian ini. Penelitian pertama adalah penelitian Jhonson Pardosi (2008)


(11)

3

Bendhawer Pasaribu , 2015

LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan judul: Makna Simbolik Umpasa, Sinamot, dan Ulos Pada Adat

Perkawinan Batak Toba. Penelitian kedua adalah penelitian Flansius Tampubolon

(2010) dengan judul: Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam Rapat Adat: Suatu

Kajian Pragmatik. Penelitian ketiga adalah penelitian Ferdinan De Jecson Saragih

(2011). Penelitian ini mengangkat judul: Umpasa Pernikahan Simalungun:

Struktur, Konteks Penuturan, Proses Penciptaan, dan Fungsi.

Perbedaan penelitian ini dengan ketiga penelitian terdahulu di atas terletak pada objek kajiannya dan pada fokus kajiannya. Objek kajian penelitian ini berupa

umpasa pembaptisan, sedangkan objek kajian dari ketiga penelitian terdahulu

tersebut berupa umpasa pernikahan (penelitian Jhonson Pardosi), umpasa yang digunakan dalam rapat adat Batak Toba (penelitian Flansius Tampubolon), dan

umpasa pernikahan masyarakat Simalungun (penelitian Ferdinand Saragih).

Selain itu, fokus kajian penelitian ini berbeda dengan fokus kajian dari dua penelitian terdahulu di atas, yaitu penelitian Pardosi (memfokuskan pengkajian pada simbol-simbol yang terdapat pada upacara adat pernikahan Batak Toba) dan penelitian Tampubolon (memfokuskan pengkajian pada tataran pragmatik), sedangkan fokus kajian penelitian Saragih sama dengan fokus kajian penelitian ini, yaitu pada tataran folklor. Persamaan penelitian ini dengan ketiga penelitian terdahulu di atas adalah sama-sama memanfaatkan umpasa sebagai objek kajian.

Berdasarkan tiga penelitian terdahulu di atas, belum ada penelitian yang membahas tentang umpasa pembaptisan, khususnya umpasa pembaptisan masyarakat Batak Toba. Oleh sebab itu, umpasa pembaptisan ini menjadi objek yang menarik untuk diteliti karena keunikan yang terdapat pada teks umpasa pembaptisan tersebut, seperti struktur teks, penggunaan diksi, dan isi atau makna yang terkandung dalam teks umpasa pembaptisan tersebut.

Umpasa pembaptisan ini merupakan salah satu jenis umpasa yang dimiliki

masyarakat Batak Toba. Umpasa pembaptisan ini dituturkan ketika acara syukuran di rumah keluarga yang anaknya baru dibaptis, bukan dituturkan ketika acara pembaptisan di gereja. Data penelitian ini diperoleh dari wilayah Bandung Raya, meliputi Kotamadya Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten


(12)

4

Bendhawer Pasaribu , 2015

LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bandung Barat. Masyarakat Batak Toba yang ada di wilayah Bandung Raya tersebut merupakan masyarakat pendatang. Oleh sebab itu, peneliti ingin mengetahui keadaan masyarakat pengguna umpasa pembaptisan ini, misalnya pola berpikir masyarakat pengguna umpasa pembaptisan tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana legitimasi ketuhanan digambarkan dalam struktur teks umpasa pembaptisan Batak Toba?

2. Bagaimana konteks penuturan umpasa pembaptisan Batak Toba? 3. Bagaimana proses penciptaan umpasa pembaptisan Batak Toba? 4. Apa saja fungsi dari umpasa pembaptisan Batak Toba?

5. Apa makna dari umpasa pembaptisan Batak Toba?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

1. legitimasi ketuhanan digambarkan dalam struktur teks umpasa pembaptisan tersebut,

2. konteks penuturan dari umpasa pembaptisan tersebut,

3. proses penciptaan dan pewarisan dari umpasa pembaptisan tersebut, 4. fungsi dari umpasa pembaptisan tersebut,

5. makna dari umpasa pembaptisan tersebut.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara akademis, baik secara teoritis maupun secara praktis.

1. Manfaat Teoritis


(13)

5

Bendhawer Pasaribu , 2015

LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. menambah pengetahuan mengenai umpasa pembaptisan masyarakat Batak Toba.

b. memberikan informasi tentang umpasa, secara khusus umpasa pembaptisan. c. menambah khazanah ilmu pengetahuan, secara khusus sastra lisan.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, terdapat beberapa manfaat dari penelitian ini, yaitu: a. menambah khazanah penelitian tentang sastra lisan di Indonesia. b. sebagai acuan dalam melakukan penelitian tentang sastra lisan. c. memperkenalkan budaya tradisional kepada masyarakat luas.

E. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini, sistematika penulisan dipaparkan secara rinci, mulai dari bab pertama sampai bab terakhir. Berikut ini adalah urutan sistematika penulisan penelitian ini.

Bab pertama, dibahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab kedua, dibahas tentang landasan teori atau teori-teori yang digunakan peneliti untuk menganalisis data penelitian ini, seperti teori tentang struktur, meliputi analisis sintaksis, analisis bunyi, analisis irama, analisis diksi, dan analisis tema. Selain teori struktur, dijelaskan juga tentang teori konteks penuturan, proses penciptaan, fungsi, dan makna. Di dalam bab ini juga dibahas tentang umpasa sebagai folklor dan sastra lisan.

Dalam bab ketiga, dibahas tentang metode penelitian, seperti metode yang digunakan dalam penelitian, objek penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan pendekatan penelitian. Dalam bab keempat, dibahas tentang hasil penelitian, meliputi analisis struktur, yaitu sintaksis, bunyi, irama, diksi, dan tema. Selain itu, peneliti juga akan membahas tentang konteks penuturan, proses penciptaan, fungsi, dan makna. Bab terakhir, yaitu bab kelima, kesimpulan dari penelitian ini.


(14)

19

Bendhawer Pasaribu , 2015

LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah deskriptif analisis. Metode ini bertujuan mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis (Ratna, 2013, hlm. 53). Dengan metode ini, peneliti akan mendeskripsikan sedetail mungkin setiap analisis yang akan dilakukan. Secara khusus, penelitian ini akan mendeskripsikan hasil analisis dari umpasa

pembaptisan, baik deskripsi analisis struktur, konteks penuturan, proses penciptaan, fungsi, dan makna.

B. Objek Penelitian

Objek kajian dalam penelitian ini adalah umpasa pembaptisan yang merupakan kekayaan budaya masyarakat Batak Toba. Data ini diperoleh secara lisan, yaitu berupa tuturan dari seorang penutur. Dalam acara adat, penutur

umpasa pembaptisan ini adalah orang yang dianggap memiliki pengetahuan

tentang umpasa atau orang yang dituakan. Data penelitian ini diperoleh dari wilayah Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Bandung. Sumber data dari Kota Bandung, yaitu di Jln. Pagarsih Barat, Kel. Babakan, Kec. Babakan Ciparay, sedangkan dari Kab. Bandung, yaitu Jln. Permai 35 no. 23 Margahayu Permai.

C. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti membuat beberapa langkah-langkah yang menjadi patokan dalam penelitian ini. Langkah-langkah ini menjadi prosedur penelitian supaya penelitian ini lebih terstruktur dalam pengerjaannya. Berikut langkah-langkahnya.

Pertama, melakukan perekaman. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan data penelitian. Alat-alat yang digunakan pada saat perekaman adalah kamera digital dan alat rekam atau handphone.


(15)

20

Bendhawer Pasaribu , 2015

LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kedua, melakukan transkripsi data. Hal ini bertujuan untuk mempermudah penerjemahan data dan proses analisis data. Transkripsi data merupakan kegiatan mengalihkan tuturan dari hasil perekaman yang berupa bunyi bahasa ke dalam bentuk tulisan dengan menggunakan lambang bunyi bahasa.

Ketiga, melakukan penerjemahan. Hal ini bertujuan supaya masyarakat umum dapat mengetahui dan memahami isi dari teks tersebut. Dalam penelitian ini, teks yang akan diteliti seluruhnya menggunakan bahasa Batak Toba. Oleh sebab itu, perlu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Keempat, melakukan analisis. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengkaji teks tersebut, baik dari segi struktur, konteks penuturan, proses penciptaan maupun fungsi dari umpasa pembaptisan tersebut.

Langkah terakhir adalah membuat kesimpulan dari seluruh hasil analisis teks. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan tiga teks umpasa pembaptisan yang berbeda. Dari hasil analisis ketiga teks tersebut, peneliti akan menarik kesimpulan dari masing- masing hasil analisis.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Perekaman

Teknik ini bertujuan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Perekaman ini dilakukan ketika informan menuturkan umpasa pembaptisan tersebut. Hal ini bertujuan untuk memperoleh data asli penuturan dari penutur secara langsung. Dalam hal ini, data perekaman yang dibutuhkan adalah rekaman visual dan rekaman audio. Data perekaman ini juga dijadikan sebagai dokumentasi naskah.

2. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan cara untuk mengumpulkan atau menyimpan data-data atau informasi penelitian. Dalam penelitian ini, teknik pendokumentasian yang dilakukan adalah pencatatan dan memfoto. Teknik pencatatan yang dimaksud adalah mencatat seluruh hal-hal yang berhubungan


(16)

21

Bendhawer Pasaribu , 2015

LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan obek penelitian atau informasi yang berkaitan dengan objek penelitian. Teknik memfoto bertujuan untuk mengabadikan proses penuturan dan mengambil foto informan sebagai bukti bahwa penelitian ini benar-benar dilakukan.

3. Wawancara

Teknik ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang teks umpasa pembaptisan. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara sederhana dengan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan objek penelitian.

4. Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk melihat konteks penuturan dari umpasa pembaptisan. Dari pengamatan ini, dapat terlihat bagaimana cara penuturan

umpasa ini dan situasi ketika penuturan. Selain itu, pengamatan juga dilakukan

untuk melihat sejauh mana umpasa ini digunakan di masyarakat.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, manusia (peneliti) merupakan instrumen penelitian. Artinya, peneliti langsung turun ke lapangan untuk mencari dan mengumpulkan data objek yang akan diteliti. Menurut Moleong (2007, hlm. 168), kedudukan peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan ia menjadi pelapor hasil penelitian. Selain itu, peneliti juga membuat daftar pertanyaan atau pedoman wawancara yang berkaitan dengan umpasa pembaptisan. Pedoman wawancara ini berisi daftar pertanyaan yang berkaitan dengan umpasa pembaptisan. Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan instrumen berupa lembar pengamatan. Instrumen ini berfungsi untuk mencatat hal-hal yang terdapat di lapangan atau situasi di lapangan pada saat penelitian. Lembar pengamatan ini juga berfungsi sebagai catatan tentang segala yang terdapat di lapangan yang berhubungan dengan umpasa pembaptisan. Selain beberapa instrumen di atas, peneliti juga menggunakan kamera sebagai instrumen untuk mendokumentasikan semua kegiatan di lapangan. Dokumentasi tersebut nantinya akan menjadi bukti pengamatan di lapangan dan menjadi data untuk proses analisis.


(17)

22

Bendhawer Pasaribu , 2015

LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian dapat diartikan sebagai cara-cara yang dilakukan untuk mendekati objek. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan folklor modern. Pendekatan folklor modern ini merupakan pendekatan yang memandang penting antara folk dan lore. Dalam penelitian ini, peneliti melibatkan dua pendekatan, yaitu pendekatan objektif (lebih menekankan aspek lore) dan pendekatan antropologis (lebih menekankan aspek folk).

Pendekatan objektif ini digunakan karena pendekatan ini memusatkan perhatian pada unsur teks (Ratna, 2013, hlm. 73). Pendekatan ini juga memusatkan perhatian pada unsur-unsur analisis intrinsik. Artinya, pendekatan ini dipusatkan terhadap analisis unsur-unsur dalam dengan mempertimbangkan keterkaitan anatar unsur sebuah teks. Jadi, pendekatan ini berupa analisis terhadap struktur. Oleh sebab itu, peneliti menggunakan pendekatan ini untuk analisis struktur teks umpasa pembaptisan. Namun, pendekatan objektif ini juga memiliki kelemahan, pendekatan ini hanya bertumpu pada analisis unsur intrinsik tanpa melibatkan analisis unsur ekstrinsik. Dengan kata lain, pendekatan ini tidak melibatkan keterkaitan unsur-unsur lain di luar teks. Oleh sebab itu, peneliti juga menggunakan pendekatan antropologis.

Antropologi adalah ilmu pengetahuan mengenai manusia dalam masyarakat (Ratna, 2013, hlm. 63). Dalam kaitannya dengan sastra, pendekatan antropologi sastra berkaitan dengan objek verbal. Dalam penelitian ini, pendekatan antropologi digunakan untuk melihat kedudukan objek dalam masyarakat. Pendekatan ini digunakan untuk melengkapi pendekatan objektif sehingga penelitian ini tidak hanya berfokus pada struktur, tetapi juga bagaimana objek dalam masyarakat.

G. Prosedur Analisis Data

Langkah-langkah yang ditempuh untuk menganalisis data penelitian adalah sebagai berikut.

Pertama, melakukan transkripsi data. Hal ini bertujuan untuk mempermudah penerjemahan data dan proses analisis data. Transkripsi data


(18)

23

Bendhawer Pasaribu , 2015

LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan kegiatan mengalihkan tuturan dari hasil perekaman yang berupa bunyi bahasa ke dalam bentuk tulisan dengan menggunakan lambang bunyi bahasa.

Kedua, melakukan penerjemahan. Hal ini bertujuan supaya masyarakat umum dapat mengetahui dan memahami isi dari teks tersebut. Dalam penelitian ini, teks yang akan diteliti seluruhnya menggunakan bahasa Batak Toba. Oleh sebab itu, perlu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Ketiga, melakukan analisis. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengkaji teks tersebut, baik dari segi struktur, konteks penuturan, proses penciptaan, fungsi maupun makna dari umpasa pembaptisan tersebut.

H. Definisi Operasional

Konsep yang terdapat dalam penelitian bertujuan supaya tidak menimbulkan pengaburan makna antara peneliti dan pembaca. Konsep ini dibuat untuk menyederhanakan istilah yang digunakan dalam deskripsi maupun analisis objek penelitian ini.

1. Umpasa pembaptisan Batak Toba adalah puisi rakyat yang berisi doa restu,

permohonan, dan nasihat yang dituturkan ketika selesai acara pembaptisan dari gereja. Jadi, umpasa ini dituturkan ketika acara syukuran anak yang baru dibaptis.

2. Legitimasi ketuhanan adalah membenarkan segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan berdasarkan teks umpasa pembaptisan.

3. Analisis struktur adalah analisis terhadap bagian-bagian yang membangun

umpasa pembaptisan dan bagian-bagian ini saling berkaitan satu sama lain,

seperti formula sintaksis, formula bunyi, formula irama, diksi majas, dan tema.

4. Konteks penuturan adalah sebuah kondisi atau gambaran situasi atau peristiwa umpasa pembaptisan dituturkan.

5. Proses penciptaan adalah proses kreatif dari penutur menciptakan umpasa pembaptisan ketika akan dituturkan, baik secara terstruktur maupun spontan.


(19)

24

Bendhawer Pasaribu , 2015

LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Proses pewarisan adalah cara penutur mewariskan umpasa pembaptisan kepada generasi berikutnya.

7. Fungsi adalah manfaat umpasa pembaptisan bagi masyarakat pemiliknya. 8. Makna adalah isi yang terkandung dalam teks umpasa pembaptisan.


(20)

190

Bendhawer Pasaribu , 2015

LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

Dalam bab ini terdapat dua subbab, yaitu subbab simpulan dan subbab implikasi serta rekomendasi. Dalam subbab simpulan, dipaparkan simpulan dari hasil temuan dan pembahasan seluruh teks umpasa pembaptisan tersebut. Dalam subbab implikasi dan rekomendasi, dipaparkan mengenai saran untuk penelitian selanjutnya tentang umpasa, khususnya tentang umpasa pembaptisan.

A. Simpulan

Dalam penelitian ini, terdapat tiga teks umpasa pembaptisan yang dijadikan sebagai objek kajian. Ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut merupakan teks

umpasa yang salalu dituturkan dalam acara syukuran anak yang baru dibaptis.

Dari hasil analisis, terdapat dua teks umpasa pembaptisan yang ditujukan untuk anak yang baru dibaptis tersebut, yaitu teks umpasa pembaptisan pertama dan teks

umpasa pembaptisan kedua, sedangkan teks umpasa pembaptisan ketiga ditujukan

untuk orang tua anak yang baru dibaptis. Fokus pembahasan pada ketiga teks

umpasa pembaptisan tersebut adalah analisis struktur (aspek sintaksis, formula

bunyi, pola irama, diksi, dan tema), proses penciptaan, konteks penuturan, fungsi, dan makna.

1. Aspek Sintaksis

Berdasarkan pembahasan tentang struktur ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut, diperoleh suatu simpulan mengenai formula sintaksis, formula bunyi, pola irama, diksi, dan tema. Dari pembahasan ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut, diperoleh suatu simpulan tentang formula sintaksis, yaitu ketiga teks

umpasa pembaptisan tersebut terdiri atas dua kalimat. Selain itu, ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut memiliki pola kalimat yang sederhana. Dengan kata

lain, ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut menggunakan kalimat yang singkat sehingga mudah dipahami. Ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut didominasi oleh fungsi subjek, predikat, dan keterangan. Teks umpasa pembaptisan pertama dan teks umpasa pembaptisan kedua memiliki persamaan pola kalimat, yaitu kalimat pertama dan kalimat kedua merupakan kalimat inversi. Selain itu, kalimat


(21)

191

Bendhawer Pasaribu , 2015

LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kedua dari kedua teks umpasa pembaptisan tersebut termasuk ke dalam kalimat majemuk. Oleh sebab itu, dalam kedua teks umpasa pembaptisan tersebut terdapat lebih dari satu fungsi subjek dan fungsi predikat. Teks umpasa pembaptisan ketiga memiliki pola kalimat yang berbeda dengan kedua teks umpasa pembaptisan lainnya. Teks umpasa pembaptisan ketiga ini tidak terdapat kalimat majemuk dan kalimat inversi hanya terdapat pada kalimat kedua. Dari pembahasan tentang formula sintaksis ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut, terdapat dua peran yang dimiliki fungsi subjek, yaitu sebagai pelaku dan pengalam. Fungsi predikat memiliki dua peran, yaitu berupa keadaan dan perbuatan, sedangkan fungsi keterangan memiliki dua peran, yaitu sebagai tempat dan sebagai tujuan.

2. Formula Bunyi dan Pola Irama

Dari pembahasan formula bunyi dan pola irama ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut, diperoleh bunyi yang medukung suasana khusyuk. Hal ini terjadi karena teks umpasa pembaptisan tersebut merupakan suatu doa yang disampaikan kepada Tuhan. Oleh sebab itu, digunakan bunyi-bunyi yang mendukung suasana khusyuk. Dari pembahasan pola irama ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut, diperoleh jumlah suku kata yang agak tetap. Teks umpasa pembaptisan pertama memiliki pola persajakan akhir yang sama dengan pantun Melayu (a-b-a-b). Teks umpasa pembaptisan kedua memiliki pola persajakan yang tidak teratur. Dengan kata lain, pola persajakan umpasa pembaptisan tersebut tidak seperti pola persajakan bunyi akhir pantun Melayu dan syair. Teks

umpasa pembaptisan ketiga memiliki pola persajakan bunyi akhir yang teratur

sehingga enak di dengar. Pola persajakan bunyi akhir tersebut sama seperti pola persajakan bunyi akhir syair (a-a-a-a).

3. Diksi

Dari pembahasan mengenai diksi, ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut menggunakan diksi yang populer di masyarakat Batak Toba. Oleh sebab itu, ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut setiap lariknya mudah dipahami. Setiap diksi yang digunakan dalam ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut merupakan diksi yang ada di masyarakat Batak Toba. Dengan kata lain, dalam ketiga teks


(22)

192

Bendhawer Pasaribu , 2015

LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut, terdapat satu diksi yang menggambarkan permohonan, yaitu diksi sai (semoga). Diksi sai (semoga) menunjukkan suatu permohonan yang disampaikan manusia kepada Tuhan. 4. Tema

Dari pembahasan mengenai tema yang dihubungkan dengan analisis isotopi, setiap teks umpasa pembaptisan tersebut memiliki tema tersendiri. Teks umpasa pembaptisan pertama memiliki tema berupa harapan manusia kepada Tuhan tentang kebaikan. Teks umpasa pembaptisan kedua memiliki tema berupa harapan manusia tentang kebaikan, sedangkan teks umpasa pembaptisan ketiga memiliki tema berupa harapan manusia tentang kemakmuran kepada Tuhan. Dari pembahasan tentang tema, teks umpasa pembaptisan pertama dan teks umpasa pembaptisan kedua menunjukkan bahwa tema kedua teks tersebut berupa harapan tentang kebaikan bagi anak yang baru dibaptis tersebut. Tema teks umpasa pembaptisan ketiga menggambarkan harapan manusia tentang kemakmuran bagi orang tua anak yang baru dibaptis tersebut. Berdasarkan tema yang terbentuk dari teks umpasa pembaptisan tersebut, terlihat bahwa setiap permohonan manusia disampaikan kepada Tuhan. Dengan kata lain, terdapat suatu legitimasi tentang Tuhan yang menggambarkan bahwa Tuhan adalah tempat permohonan manusia. 5. Proses Penciptaan

Berdasarkan pembahasan mengenai proses penciptaan, ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut memiliki proses penciptaan terstruktur. Dengan kata lain, penutur sudah mempersiapkan diri sebelumnya dengan menghafal teks umpasa pembaptisan tersebut. Penutur sudah menghafal teks tersebut jauh-jauh hari sebelum acara adat dilakukan, baik dari buku tentang umpasa maupun dari kebiasan mendengar orang yang berumpasa. Penutur biasanya lebih sering menggunakan penciptaan terstruktur tersebut supaya lebih lancar pada saat menuturkan kembali teks umpasa pembaptisan tersebut. Ketiga teks umpasa pembaptisan diwariskan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.


(23)

193

Bendhawer Pasaribu , 2015

LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Konteks Penuturan

Berdasarkan pembahasan mengenai konteks penuturan, ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut dituturkan pada acara syukuran anak yang baru dibaptis. Ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut dituturkan setelah selesai acara makan bersama. Ketiga umpasa pembaptisan ini dapat dituturkan di segala tempat, tergantung keluarga dari anak yang baru dibaptis memilih tempat acara syukuran. Ketiga umpasa pembaptisan tersebut biasanya dituturkan di dalam rumah atau di suatu gedung. Ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut dituturkan dengan tujuan sebagai berkat bagi anak yang baru dibaptis dan bagi orang tua anak yang baru dibaptis. Ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut tumbuh dan berkembang di masyarakat yang berbudaya. Masyarakat pemilik umpasa pembaptisan tersebut adalah masyarakat yang menjunjung kebudayaan. Oleh sebab itu, ketiga teks

umpasa pembaptisan tersebut selalu dituturkan dalam setiap acara syukuran anak

yang baru dibaptis. Penuturan teks umpasa pembaptisan tersebut merupakan suatu cara untuk mempertahan tradisi zaman dahulu.

7. Fungsi

Berdasarkan pembahasan tentang fungsi, ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut merupakan suatu sistem proyeksi atau angan-angan masyarakat pemilik teks umpasa pembaptisan tersebut. Dalam teks umpasa pembaptisan pertama, sistem proyeksi ini terdapat kalimat kedua, yaitu sai na olo mangihut ma

dakdanak i, na olo pangihutan (semoga mau mengikut anak ini, mau diikuti).

Kalimat kedua ini merupakan suatu angan-angan masyarakat yang diharapkan terjadi pada anak yang baru dibaptis tersebut. Anak yang baru dibaptis tersebut diharapkan kelak menjadi anak yang penurut kepada orang tua dan menjadi panutan bagi orang lain. Dalam teks umpasa pembaptisan kedua, angan-angan ini terlihat pada kalimat kedua, yaitu sai gabe anak na bisuk ma ibana, anak

sipatujoloon (semoga menjadi anak yang cerdik dia, anak yang dikedepankan).

Kalimat ini merupakan suatu angan-angan masyarakat yang diharapkan terjadi pada anak yang baru dibaptis tersebut. Dalam teks umpasa pembaptisan ketiga, sistem proyeksi ini terdapat pada kalimat kedua, yaitu sai manumpak antong


(24)

194

Bendhawer Pasaribu , 2015

LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kalian pencaharian). Kalimat ini merupakan angan-angan yang diharapkan masyarakat terjadi pada orang tua anak yang baru dibaptis tersebut supaya dapat membesarkan anak yang baru dibaptis tersebut. Sistem proyeksi teks umpasa pembaptisan pertama dan pembaptisan kedua merupakan suatu angan-angan yang diharapkan terjadi pada anak yang baru dibaptis tersebut. Sistem proyeksi teks

umpasa pembaptisan ketiga merupakan suatu angan-angan yang diharapkan

terjadi pada orang tua anak yang baru dibaptis tersebut. Selain itu, ketiga teks

umpasa pembaptisan tersebut juga berfungsi sebagai pendidikan yang

mengajarkan atau memberi tahu bahwa Tuhan adalah tempat permohonan manusia.

8. Makna

Berdasarkan pembahasan mengenai makna, ketiga teks umpasa

pembaptisan tersebut menggambarkan suatu hubungan manusia dengan Tuhan. Dalam teks umpasa pembaptisan tersebut, Tuhan merupakan suatu hal paling utama. Setiap permohonan, permintaan, dan doa masyarakat yang terdapat pada ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut disampaikan kepada Tuhan. Hal ini menunjukkan bahwa Tuhanlah satu-satunya yang layak disembah dan diyakini manusia.

B. Implikasi dan Rekomendasi

Berdasarkan pembahasan ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut, diharapkan dapat memberikan informasi atau pengetahuan bagi masyarakat umum, khususnya masyarakat Batak Toba tentang umpasa, khususnya umpasa pembaptisan. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat umum, khususnya masyarakat Batak Toba. Masyarakat Batak Toba diharapkan dapat lebih memahami makna atau isi yang terdapat dalam teks umpasa pembaptisan tersebut. Berdasarkan hasil analisis, pembahasan, dan simpulan dari ketiga teks

umpasa pembaptisan tersebut, ada beberapa rekomendasi untuk penelitian

selanjutnya, yaitu:

1. peneliti mengharapkan adanya penelitian lanjutan yang mengangkat umpasa sebagai objek kajian karena masih banyak umpasa yang belum diteliti;


(25)

195

Bendhawer Pasaribu , 2015

LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. peneliti mengharapkan dilakukan penelitian lain yang mengangkat umpasa sebagai objek kajian dengan kajian yang berbeda, seperti analisis terhadap penggunaan simbol hewan atau tumbuhan dalam teks umpasa;

3. penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya tentang


(26)

196

Bendhawer Pasaribu , 2015

LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Badrun, Ahmad. 2003. Patu Mbojo: Struktur, Konteks Pertunjukan, Proses Penciptaan, dan Fungsi. Disertasi Program Studi Ilmu Susastra FIB UI. Jakarta: Tidak diterbitkan.

Danandjaja, James. 2007. Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng,

dan lain-lain. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.

Hutomo, Suripan Sadi. 1991. Mutiara yang Terlupakan. Surabaya: HISKI.

Keraf, Gorys. 2010. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia. Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta:

Rineka Cipta.

Kridalaksana, Harimurti. 2011. Kamus Linguistik: Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia.

Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: Rosdakarya.

Pardosi, Jhonson. 2008. Makna Simbolik Umpasa, Sinamot, dan Ulos

pada Adat Perkawinan Batak Toba. Dalam Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra USU [Online]. Vol IV (2) halaman 101. Tersedia:

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/17518 atau

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17518/1/logokt2008-4%20%285%29.pdf. [ 20 Mei 2014].

Pradopo, Rachmat Djoko. 2010. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: UGM Press. Putrayasa, Ida Bagus. 2007. Analisis Kalimat: Fungsi, Kategori, dan Peran.

Bandung: PT Refika Aditama.

Ratna, Nyoman Kutha. 2013. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Saragih, Ferdinan De Jecson. 2011. Umpasa Pernikahan Simalungun: Struktur, Konteks Penuturan, Proses Penciptaan, dan Fungsi. Skripsi FPBS UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Siahaan. 1964. Sedjarah Kebudajaan Batak. Medan: Napitupulu dan Soons. Siahaan, S.T.P. 2013. Buku Angka Umpasa dohot Umpama Batak. --- Sibarani, Robert. 1997. Sintaksis Bahasa Batak Toba. Medan: USU Press.


(27)

197

Bendhawer Pasaribu , 2015

LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudaryanto. 1994. Predikat-Objek dalam Bahasa Indonesia: Keselarasan Pola

Urutan. Yogyakarta: Djambatan.

Tampubolon, Flansius. 2010. Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam Rapat Adat: Suatu Kajian Pragmatig. Tesis Program Studi Linguistik Sekolah

Pascasarjana USU. Medan: Tidak diterbitkan.

Warneck. 2012. Kamus Batak Toba Indonesia. Medan: Bina Media Perintis. Wiradnyana, Ketut. 2010. Legitimasi Kekuasaan Pada Budaya Nias. Jakarta:

Pustaka Obor Indonesia.

Zaimar, Okke K.S. 1991. Menelusuri Makna Ziarah Karya Iwan Simatupang. Jakarta: Internasa.


(1)

Bendhawer Pasaribu , 2015

LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut, terdapat satu diksi yang menggambarkan permohonan, yaitu diksi sai (semoga). Diksi sai (semoga) menunjukkan suatu permohonan yang disampaikan manusia kepada Tuhan. 4. Tema

Dari pembahasan mengenai tema yang dihubungkan dengan analisis isotopi, setiap teks umpasa pembaptisan tersebut memiliki tema tersendiri. Teks umpasa pembaptisan pertama memiliki tema berupa harapan manusia kepada Tuhan tentang kebaikan. Teks umpasa pembaptisan kedua memiliki tema berupa harapan manusia tentang kebaikan, sedangkan teks umpasa pembaptisan ketiga memiliki tema berupa harapan manusia tentang kemakmuran kepada Tuhan. Dari pembahasan tentang tema, teks umpasa pembaptisan pertama dan teks umpasa pembaptisan kedua menunjukkan bahwa tema kedua teks tersebut berupa harapan tentang kebaikan bagi anak yang baru dibaptis tersebut. Tema teks umpasa pembaptisan ketiga menggambarkan harapan manusia tentang kemakmuran bagi orang tua anak yang baru dibaptis tersebut. Berdasarkan tema yang terbentuk dari teks umpasa pembaptisan tersebut, terlihat bahwa setiap permohonan manusia disampaikan kepada Tuhan. Dengan kata lain, terdapat suatu legitimasi tentang Tuhan yang menggambarkan bahwa Tuhan adalah tempat permohonan manusia. 5. Proses Penciptaan

Berdasarkan pembahasan mengenai proses penciptaan, ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut memiliki proses penciptaan terstruktur. Dengan kata lain, penutur sudah mempersiapkan diri sebelumnya dengan menghafal teks umpasa pembaptisan tersebut. Penutur sudah menghafal teks tersebut jauh-jauh hari sebelum acara adat dilakukan, baik dari buku tentang umpasa maupun dari kebiasan mendengar orang yang berumpasa. Penutur biasanya lebih sering menggunakan penciptaan terstruktur tersebut supaya lebih lancar pada saat menuturkan kembali teks umpasa pembaptisan tersebut. Ketiga teks umpasa pembaptisan diwariskan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.


(2)

Bendhawer Pasaribu , 2015

LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Konteks Penuturan

Berdasarkan pembahasan mengenai konteks penuturan, ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut dituturkan pada acara syukuran anak yang baru dibaptis. Ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut dituturkan setelah selesai acara makan bersama. Ketiga umpasa pembaptisan ini dapat dituturkan di segala tempat, tergantung keluarga dari anak yang baru dibaptis memilih tempat acara syukuran. Ketiga umpasa pembaptisan tersebut biasanya dituturkan di dalam rumah atau di suatu gedung. Ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut dituturkan dengan tujuan sebagai berkat bagi anak yang baru dibaptis dan bagi orang tua anak yang baru dibaptis. Ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut tumbuh dan berkembang di masyarakat yang berbudaya. Masyarakat pemilik umpasa pembaptisan tersebut adalah masyarakat yang menjunjung kebudayaan. Oleh sebab itu, ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut selalu dituturkan dalam setiap acara syukuran anak yang baru dibaptis. Penuturan teks umpasa pembaptisan tersebut merupakan suatu cara untuk mempertahan tradisi zaman dahulu.

7. Fungsi

Berdasarkan pembahasan tentang fungsi, ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut merupakan suatu sistem proyeksi atau angan-angan masyarakat pemilik teks umpasa pembaptisan tersebut. Dalam teks umpasa pembaptisan pertama, sistem proyeksi ini terdapat kalimat kedua, yaitu sai na olo mangihut ma dakdanak i, na olo pangihutan (semoga mau mengikut anak ini, mau diikuti). Kalimat kedua ini merupakan suatu angan-angan masyarakat yang diharapkan terjadi pada anak yang baru dibaptis tersebut. Anak yang baru dibaptis tersebut diharapkan kelak menjadi anak yang penurut kepada orang tua dan menjadi panutan bagi orang lain. Dalam teks umpasa pembaptisan kedua, angan-angan ini terlihat pada kalimat kedua, yaitu sai gabe anak na bisuk ma ibana, anak sipatujoloon (semoga menjadi anak yang cerdik dia, anak yang dikedepankan). Kalimat ini merupakan suatu angan-angan masyarakat yang diharapkan terjadi pada anak yang baru dibaptis tersebut. Dalam teks umpasa pembaptisan ketiga, sistem proyeksi ini terdapat pada kalimat kedua, yaitu sai manumpak antong Tuhan, tiur di hamu pansarian (semoga Tuhan memberkati supaya lancar buat


(3)

Bendhawer Pasaribu , 2015

LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kalian pencaharian). Kalimat ini merupakan angan-angan yang diharapkan masyarakat terjadi pada orang tua anak yang baru dibaptis tersebut supaya dapat membesarkan anak yang baru dibaptis tersebut. Sistem proyeksi teks umpasa pembaptisan pertama dan pembaptisan kedua merupakan suatu angan-angan yang diharapkan terjadi pada anak yang baru dibaptis tersebut. Sistem proyeksi teks umpasa pembaptisan ketiga merupakan suatu angan-angan yang diharapkan terjadi pada orang tua anak yang baru dibaptis tersebut. Selain itu, ketiga teks

umpasa pembaptisan tersebut juga berfungsi sebagai pendidikan yang

mengajarkan atau memberi tahu bahwa Tuhan adalah tempat permohonan manusia.

8. Makna

Berdasarkan pembahasan mengenai makna, ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut menggambarkan suatu hubungan manusia dengan Tuhan. Dalam teks umpasa pembaptisan tersebut, Tuhan merupakan suatu hal paling utama. Setiap permohonan, permintaan, dan doa masyarakat yang terdapat pada ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut disampaikan kepada Tuhan. Hal ini menunjukkan bahwa Tuhanlah satu-satunya yang layak disembah dan diyakini manusia.

B. Implikasi dan Rekomendasi

Berdasarkan pembahasan ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut, diharapkan dapat memberikan informasi atau pengetahuan bagi masyarakat umum, khususnya masyarakat Batak Toba tentang umpasa, khususnya umpasa pembaptisan. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat umum, khususnya masyarakat Batak Toba. Masyarakat Batak Toba diharapkan dapat lebih memahami makna atau isi yang terdapat dalam teks umpasa pembaptisan tersebut. Berdasarkan hasil analisis, pembahasan, dan simpulan dari ketiga teks umpasa pembaptisan tersebut, ada beberapa rekomendasi untuk penelitian selanjutnya, yaitu:

1. peneliti mengharapkan adanya penelitian lanjutan yang mengangkat umpasa sebagai objek kajian karena masih banyak umpasa yang belum diteliti;


(4)

Bendhawer Pasaribu , 2015

LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. peneliti mengharapkan dilakukan penelitian lain yang mengangkat umpasa sebagai objek kajian dengan kajian yang berbeda, seperti analisis terhadap penggunaan simbol hewan atau tumbuhan dalam teks umpasa;

3. penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya tentang umpasa sebagai gambaran untuk melakukan pengkajian.


(5)

Bendhawer Pasaribu , 2015

LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Badrun, Ahmad. 2003. Patu Mbojo: Struktur, Konteks Pertunjukan, Proses Penciptaan, dan Fungsi. Disertasi Program Studi Ilmu Susastra FIB UI. Jakarta: Tidak diterbitkan.

Danandjaja, James. 2007. Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.

Hutomo, Suripan Sadi. 1991. Mutiara yang Terlupakan. Surabaya: HISKI.

Keraf, Gorys. 2010. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia. Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta:

Rineka Cipta.

Kridalaksana, Harimurti. 2011. Kamus Linguistik: Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia.

Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: Rosdakarya.

Pardosi, Jhonson. 2008. Makna Simbolik Umpasa, Sinamot, dan Ulos

pada Adat Perkawinan Batak Toba. Dalam Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra USU [Online]. Vol IV (2) halaman 101. Tersedia:

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/17518 atau

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17518/1/logokt2008-4%20%285%29.pdf. [ 20 Mei 2014].

Pradopo, Rachmat Djoko. 2010. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: UGM Press. Putrayasa, Ida Bagus. 2007. Analisis Kalimat: Fungsi, Kategori, dan Peran.

Bandung: PT Refika Aditama.

Ratna, Nyoman Kutha. 2013. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Saragih, Ferdinan De Jecson. 2011. Umpasa Pernikahan Simalungun: Struktur, Konteks Penuturan, Proses Penciptaan, dan Fungsi. Skripsi FPBS UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Siahaan. 1964. Sedjarah Kebudajaan Batak. Medan: Napitupulu dan Soons. Siahaan, S.T.P. 2013. Buku Angka Umpasa dohot Umpama Batak. --- Sibarani, Robert. 1997. Sintaksis Bahasa Batak Toba. Medan: USU Press.


(6)

Bendhawer Pasaribu , 2015

LEGITIMASI KETUHANAN D ALAM UMPASA PEMBAPTISAN D ALAM AD AT BATAK TOBA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudaryanto. 1994. Predikat-Objek dalam Bahasa Indonesia: Keselarasan Pola Urutan. Yogyakarta: Djambatan.

Tampubolon, Flansius. 2010. Umpasa Masyarakat Batak Toba dalam Rapat Adat: Suatu Kajian Pragmatig. Tesis Program Studi Linguistik Sekolah

Pascasarjana USU. Medan: Tidak diterbitkan.

Warneck. 2012. Kamus Batak Toba Indonesia. Medan: Bina Media Perintis. Wiradnyana, Ketut. 2010. Legitimasi Kekuasaan Pada Budaya Nias. Jakarta:

Pustaka Obor Indonesia.

Zaimar, Okke K.S. 1991. Menelusuri Makna Ziarah Karya Iwan Simatupang. Jakarta: Internasa.