Peran Perawat Pendidik Tabel Distribusi Rata-Rata Peran Perawat Analisa Multivariat Analisa Regresi Logistik

5 Tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 40 responden sebagian besar mempunyai peran keluarga tidak aktif yaitu sebanyak 21 responden 52,5, dan hampir sebagian lagi berjenis berperan aktif yaitu sebanyak 19 responden 47,5. 2. Peran Perawat Pendidik Tabel 2. Distribusi Rata-Rata Peran Perawat Pendidik No Peran perawat edukator Frekuensi n Prosentase 1. Tidak Baik 24 60,0 2. Baik 16 40,0 Jumlah 40 100 Tabel 2. menunjukkan bahwa dari 40 responden sebagian besar peran perawat edukator tidak aktif yaitu sebanyak 24 responden 60 , dan hampir sebagian lagi mempunyai peran yang baik yaitu sebanyak 16 responden 40. 3. Tingkat Kepatuhan Minum Obat Tabel 3. Distribusi Rata-Rata Tingkat Kepatuhan Minum Obat No Tingkat kepatuhan Frekuensi n Prosentase 1. Tidak patuh 21 52,5 2. Patuh 19 47,5 Jumlah 40 100 Tabel 3. menunjukkan bahwa dari 40 responden sebagian besar mempunyai tingkat kepatuhan minum obat tidak patuh yaitu sebanyak 21 responden 52,5 , dan hampir sebagian lagi patuh dalam minum obat yaitu sebanyak 19 responden 47,5.

A. Pengujian Hipotesis 1. Analisa Bivariat

Untuk menguji hipotesis hubungan antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen dengan skala kategorik maka digunakan uji statistik Chi-Square. a. Hubungan Antara Peran Perawat Pendidik Dengan Kepatuhan Minum Obat. Untuk menilai hubungan atau korelasi kedua variabel tersebut dapat dilihat dari hasil uji statistik dibawah ini : Tabel 4. Hasil Analisis Chi-Square Peran Perawat Pendidik Dengan Kepatuhan Minum Obat Tingkat kepatuhan minum obat P value Tidak patuh Patuh N N Peran perawat pendidik Tidak baik 16 66,7 8 33,3 0,028 baik 5 31,2 11 68,8 Total 21 52,5 19 47,5 Tabel diatas menunjukkan hasil analisis hubungan antara peran perawat edukator dengan tingkat kepatuhan minum obat diperoleh bahwa ada sebanyak 8 33 responden patuh terhadap pengobatan dengan peran perawat tidak baik. Sedangkan jumlah responden yang patuh minum obat dengan peran perawat pendidik yang baik sebanyak 11 responden 68,8. Dari hasil diatas juga didapatkan bahwa nilai p=0,028, dimana p 0,05 yang mempunyai makna bahwa Ho ditolak artinya terdapat hubungan yang signifikan antara peran perawat pendidik dengan kepatuhan minum obat. b. Hubungan Antara Peran Keluarga Dengan Tingkat Kepatuhan Minum Obat. Untuk menilai hubungan atau korelasi kedua variabel tersebut dapat dilihat dari hasil uji statistik dibawah ini : Tabel 5. Hasil Analisis Chi-Square Peran Keluarga Dengan Tingkat Kepatuhan Minum Obat. Tingkat kepatuhan minum obat P value Tidak patuh Patuh N N Peran keluarga Tidak aktif 16 76,2 5 23,8 0,002 Aktif 5 26,3 14 73,7 Total 21 52,5 19 47,5 Tabel diatas menunjukkan hasil analisis hubungan antara peran keluarga dengan tingkat kepatuhan minum obat diperoleh bahwa ada sebanyak 5 23,8 responden patuh terhadap pengobatan dengan peran keluarga tidak baik. Sedangkan jumlah responden yang patuh minum obat dengan peran keluarga yang baik sebanyak 14 responden 73,7. Dari hasil diatas juga 6 didapatkan bahwa nilai p=0,002, dimana p 0,05 yang mempunyai makna bahwa Ho ditolak artinya terdapat hubungan yang signifikan antara peran keluarga dengan kepatuhan minum obat.

2. Analisa Multivariat Analisa Regresi Logistik

Untuk mengetahui hubungan antara peran perawat edukator dan peran keluarga dengan tingkat kepatuhan minum obat di Poli Jiwa RSUD dr Soeroto Ngawi yang diperoleh dari hasil angket. Hal ini dimaksudkan untuk mencari kebenaran hipotesis yang telah ditentukan yaitu adanya hubungan antara peran perawat pendidik dan peran keluarga dengan tingkat kepatuhan minum obat. Analisa multivariat yang digunkan dalam penelitian ini adalah regresi logistik karena variabelnya kategorik dikotom. Tabel 6. Hasil Analisis Regresi Logistik Peran Perawat Pendidik Dengan Kepatuhan Minum Obat Tingkat kepatuhan minum obat OR 95 CI P value Tidak patuh Patuh n N Peran perawat pendidik Tidak baik 16 66,7 8 33,3 4,400 1,134- 17,069 0,028 Baik 5 31,2 11 68,8 Total 21 52,5 19 47,5 Tabel diatas menunjukkan hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,028 maka dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi kepatuhan minum obat antara peran perawat yang baik dan tidak baik ada hubungan yang signifian antara peran perawat pendidik dengan kepatuhan minum obat. Dari hasil analisis diperoleh pila nilai OR= 4,400, artinya peran perawat yang baik mempunyai peluang 4,4 kali meningkatkan kepatuhan minum obat dibandingkan dengan peran perawat pendidik yang tidak baik. Tabel 7. Hasil Analisis Regresi Logistik Peran Keluarga Dengan Tingkat Kepatuhan Minum Obat. Tingkat kepatuhan minum obat OR 95 CI P value Tidak patuh Patuh n N Peran keluarga Tidak aktif 16 76,2 5 23,8 8,960 2,140- 37,522 0,002 Aktif 5 26,3 14 73,7 Total 21 52,5 19 47,5 Tabel diatas menunjukkan hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,002 maka dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi kepatuhan minum obat antara peran keluarga yang baik dan tidak baik ada hubungan yang signifian antara peran perawat keluarga dengan kepatuhan minum obat. Dari hasil analisis diperoleh pila nilai OR= 8,960, artinya peran keluarga yang aktif mempunyai peluang 8,9 kali dalam meningkatkan kepatuhan minum obat dibandingkan dengan peran keluarga yang tidak aktif . Tabel 8. Hasil Analisis Regresi Logistik Peran Perawat Pendidik dan Peran Keluarga Dengan Tingkat Kepatuhan Minum Obat. P value OR 95 CI lower upper Peran perawat Peran keluarga 0.322 0.014 2.198 6.703 0.463 1.461 10.439 30.758 Tabel diatas menunjukkan hasil uji statistik regresi logistik secara bersama-sama antara peran perawat dan peran keluarga terhadap tingkat kepatuhan minum obat, didapatkan nilai OR peran perawat = 2,198, dan peran keluarga mempunyai nilai OR sebesar 6,703 yang berarti bahwa peran keluarga lebih berpengaruh dibandingkan peran perawat dalam meningkatkan kepauhan minum obat. PEMBAHASAN 1. Hubungan Peran perawat pendidik dengan Tingkat Tingkat kepatuhan minum obat Hubungan dari peran perawat pendidik dengan tingkat kepatuhan minum obatdapat dilihat pada tabel 4.8 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara peran perawat pendidik dan tingkat kepatuhan minum obat dimana semakin tinggi peran perawat pendidik maka tingkat kepatuhan minum obat semakin tinggi yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi p = 0,028 p0,05. Bukti lain juga ditunjukkan pada tabel 4.10 dimana hasil analisa regresi logistik menunjukkan bahwa Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR= 4,400, artinya peran perawat yang baik mempunyai peluang 4,4 kali meningkatkan kepatuhan minum obat dibandingkan dengan peran perawat pendidik yang tidak baik. 7 Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Fisher 1992 dalam Bastable, 2002 yang berpendapat bahwa perspektif perawat terhadap pengukuran kepatuhan yang dilakukan pada program pengobatan lebih efektif dengan model komunikasi untuk pendidikan yang diberikan kepada pasien. Komunikasi antara perawat dan pasienkeluarga dalam pendidikan kesehatan sangat penting dalam perencanaan pemulangan yang akan memudahkan pasien dalam menerima atau memahami instruksi yang diberikan untuk pasien ketika berada di rumah yang dapat secara mandiri menjaga atau meningkatkan kesehatannya. Komunikasi yang efektif juga akan meningkatkan kapatuhan pasien untuk kontrol. Kontrol dilakukan untuk mengevaluasi kesehatan pasien karena pasien tidak dapat malaksanakan secara madiri tanpa bantuan petugas kesehatan. Dampak yang terjadi ketika Pasienkeluarga yang belum mampu untuk melakukan perawatan secara mandiri akan menyebabkan angka kekambuhan pasien karena pasien tidak mampu untuk menjaga atau meningkatkan kesehatannya dan pengetahuan tentang kontrol yang diberikan pada pasien yang bertujuan untuk mengevaluasi kondisi pasien, sehingga angka kekambuhan pasien dapat dicegah . Pendidikan kesehatan kepada pasien meliputi pengajaran tentang petunjuk minum obat, efek samping, terapi yang dianjurkan, perawatan diri, dan pendidikan kesehatan saat pemulangan dari rumah sakit Blais et al., 2006. Pendidikan kesehatan sangat bermanfaat bagi pasien sebab pasien dapat mengurangi biaya perawatan, meningkatkan kualitas dalam perawatan diri pasien sehingga pada akhirnya tercapai kesehatan yang optimal dan kemandirian dalam perawatan diri PotterPerry, 2006. Menurut PotterPerry 2006, pendidikan kesehatan atau pengajaran perawat kepada klien merupakan suatu bentuk komunikasi interpersonal perawat dan klien yang secara bersama terlibat aktif dalam proses belajar untuk meningkatkan pengetahuan, dan ketrampilan. Pengajaran sebagai upaya perawat dalam memenuhi perannya sebagai pendidik dengan menggunakan komunikasi interpersonal yang terjalin dengan baik antara perawat dengan pasien akan membuat pasien merasa aman dan nyaman Hegner, 2003. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oeh Fleischhacker 2003, yang mengemukakan bahwa kualitas interaksi klien dan tenaga kesehatan menenttukan derajat kepatuhan. Kegagalan pemberian informasi tentang obat dari perawat bisa menjadi peneyabab ketidakpatuhan klien meminum obatnya. Hubungan yang baik antara klien dan tenaga kesehatan akan mempengaruhi kepatuhan klien dalam menjalani program pengobatan. Berdasarkan analisa dan pendapat peneliti bahwa perawat mempunyai peranan yang sangat penting untuk meningkatkan kepatuhan klien schizofrenia dengan cara memberikan pendidikan kesehatan mengenai proses penyakit dan prosedur perawatan, restrukturisasi kognitif dan modifikiasi perilaku, hubungan baik antara klien,keluarga dan perawat melalui konseling serta memberi dukungan emosional. hubungan terapeutik yang dibangun dengan pasien merupakan suatu landasan atau dasar dari kepatuhan terhadap pengobatan. Perhatian perawat kepada pasien, meluangkan waktu untuk mendengarkan keluhan-keluhan pasien adalah penting. Dengan terciptanya suatu hubungan yang baik merupakan prasyarat untuk masuk kedalam ikatan terapeutik dan memberikan informasi adalah hal yang penting dalam hubungan ini. Informasi dapat diberikan pada pasien ataupun keluarga baik dalam jadwal konsultasi ataupun dalam kelompok psikoedukasi.. Melengkapi informasi juga termasuk mendiskusikan perencanaan pengobatan baik kepada pasien dan keluarga dimana pasien dan keluarga dimana pasien dan keluarga dilibatkan dalam proses perencanaan pengobatan penyakitnya. Dengan demikian Psikoeduksi yang diberikan oleh perawat akan dapat meningkatkan kepatuhan dan secara signifikan mengurangi angka kekambuhan.

2. Hubungan Peran Keluarga dengan Tingkat Tingkat kepatuhan minum