Teori Hukum Murni Tinjauan Umum Tentang Hukum Pidana Ekonomi

commit to user 17 atas nyawa, kebebasan dan harta kekayaannya, yaitu seandainya ia telah tidak melakukan suatu tindak pidana 30 . Sedangkan, Teguh Prasetyo sendiri menyatakan hukum pidana adalah sekumpulan peraturan hukum yang dibuat oleh Negara, yang isinya berupa larangan maupun keharusan sedang bagi pelanggar terhadap larangan dan keharusan tersebut dikenakan sanksi yang dapat dipaksakan oleh Negara 31 . Andi Zainal Abidin Farid menyatakan bahwa, Hukum Pidana Materiil menadung petunjuk-petunjuk dan uraian tentang strafbare feiten delik; perbuatan pidana, tindak pidana peraturan tentang syarat-syarat strafbaarheid hal dapat dipidanya seseorang, penunjukan orang yang dapat dipidana dan ketentuantentang pidananya; ia menetapkan siapa dan bagaimana orang itu dapat dipidana. Hukum Pidana Formil, mengatur tentang cara Negara dengan perantaraan para pejabatnya menggunakan haknya untuk memidana, dan dengan demikian mengandung hukum acara pidana. Yang dimaksudkan Simons strafbaarheid ialah penetapan orang-orang yang dapat dipertanggungjawabkan 32 .

2. Teori Hukum Murni

Persoalan yang menarik untuk dibahasa setiap saat salah satunya ialah tentang teori hukum. karena begitu pentingnya penulis tertarik untuk memakai teori hukum murni. Teori hukum murni adalah teori huum positif. Ia merupakan teori tentang hukum postif umum, bukan tentang tatanan hukum khusus. 33 Teori Hans Kelsen yang bersifat dasar adalah konsepsinya mengenai Grundnorm. Grundnorm merupakan semacam bensin yang menggerakkan seluruh sistem hukum, yang menjadi dasar mengapa hukum harus dipatuhi dan memberikan pertanggungjawaban mengapa hukum harus dilaksanakan. Stufenbau Theory 30 Teguh Prasetyo, Hukum Pidana, Cetakan ke-1, Penerbit PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2010, hlm. 4-6 31 Ibid, hlm 9 32 A. Zainal Abidin Farid, Hukum Pidana 1 , Cetakan Kedua, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, 2007, hlm. 3 33 Hans Kelsen, 2007, Teori Hukum Murni Dasar-Dasar Ilmu Hukum Normatif, Penerbit Nusamedia Penerbiat Nuansa Cetakan II, Penerjemah Raisul Muttaqien, Bandung, hlm. 1 commit to user 18 melihat tata hukum sebagai suatu proses menciptakan sendiri norma-norma, dari norma-norma umum sampai kepada yang lebih konkret, serta sampai pada yang lebih konkret. Pada ujung terakhir proses, sanksi hukum, berupa izin yang diberikan kepada sesorang untuk melakukan suatu tindakan atau memaksakan suatu tindakan. Keseluruhan bangunan hukum tampak sebagai bangunan yang terdiri dari berbagai lapisan susunan, sehingga menimbulkan suatu sebutan Stufenbau des Rechts. 34 Hans Kelsen menyebut hukum memiliki suatu susun berjenjang, menurun dari norma positif tertinggi sampai kepada perwujudan yang paling rendah. Masing-masing tindakan deduksi dan penerapan merupakan suatu perbuatan kreatif, dan keseluruhan tertib hukum itu merupakan suatu sistem yang padu dari pendelegasian yang progresif erzeugungszusammenhang. Melalui proses pengkonkritan yang deikian itu hukum diterima sebagai suatu yang terus menerus mampu berbuat kreatif. 35 Suatu kaidah tata hukum merupakan sistem kaidah-kaidah hukum secara hierarkis. Susunan kaidah hukum dari tingkat terbawah keatas adalah sebagai berikut: a Kaidah hukum individual atau kaidah hukum konkret dari badan- badan penegak atau pelaksana hukum, terutama pengadilan. b Kaidah hukum umum atau kaidah hukum abstrak di dalam undang- undang atau hukum kebiasaan. c Kaidah hukum dari konstitusi. 36 Ketiga macam kaidah hukum tersebut, dinamakan kaidah-kaidah hukum positif atau kaidahkaidah hukum actual. Diatas konstitusi terdapat kaidah hukum fundamental atau dasar yang bukan merupakan kaidah hukum positif, oleh karena dihasilkan oleh pemikirin-pemikiran yuridis. Sahnya kaidah-kaidah hukum dari 34 Bambang Edhy Supriyanto, Tesis: Telaah Kritis Sistem Pembuktian Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Gukum Acara Pidana Dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, Program Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2008, hlm. 14 35 Ibid, Bambang Edhy Supriyanto, hlm, 14-15 36 Ibid, Bambang Edhy Supriyanto, hlm 15 commit to user 19 golongan tingkat yang lebih rendah tergantung atau ditetukan oleh kaidah-kaidah hukum yang termasuk golongan tingkat yang lebih tinggi. 37

C. Tinjauan Umum Tentang Sistem Hukum