PENERAPAN PEMBELAJARAN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PELAKSANAAN SHALAT SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI BARURANJI LAMPUNG SELATAN

(1)

ABSTRACT

APPLICATION OF PORTFOLIO LEARNING FOR IMPROVING PRAYER PRACTICE ABILITY OF FIFTH GRADE STUDENTS IN BARURANJI

STATE ELEMENTARY SCHOOL OF SOUTH LAMPUNG BY

YOPI AFRIANSYAH

This research aimed to arrange the planning and to describe the implementation and the assessment system as well as to find out the improvement of learning outcomes by applying portfolio learning on the subject of Islamic Religious Education of Prayer in the 5th grade A and B of SD Negeri Baruranji South Lampung.

The action research was carried out in two cycles. In the first cycle was conducted in the selected task group, to determine the main causes why the students left the prayer and to develop further action plans for the students performing the prayer within the group. The second cycle was conducted in different group to determine and to solve common mistakes in the prayer by ordaining the students to practice the prayer in individually. Respondent of this research were the elementary students of the 5th grade A and B. Data were elected by the observation method, performing a writing test for the students and documentation

The results of the research showed that: (1) The ability of teachers in preparing the Learning Implementation Plan (RPP) in the first cycle obtained the grade of 4.60 and 4.80 in the second cycle. (2) The result of teachers‟ activity in the portfolio learning process in the first cycle reached 70% and in the second cycle to 85% of the amount of the observed activities, while the activity of active students of class V A in the first cycle reached 53.1% increased to 84.3% in the second cycle and class V B in the first cycle reached 51.5% increased to 78.7% in the second cycle of the total students. (3) In the test of the first cycle, validity score was 0,40 with reliable 0,93 and 13 items had medium difficulties and one item had good diverge capacity. The second cycle, validity score was 0,75 with reliable 0,93 and 15 items had medium difficulties and 10 items good diverge capacity (4) The student learning outcomes from the cognitive aspect of learning accomplishment of class V A in the first cycle was 46.8% and 78.1% in the second cycle. The learning accomplishment in class V B in the first cycle was 39.3% and 72.7% in the second cycle. The psychomotoric aspect accomplished of class V A reached 15.6% in the first cycle and increased to 84.3% in cycle II and class V B reached 21.2% in the first cycle and 81.8% in the second cycle. Portfolio learning managed to improve the learning process and learning outcomes particularly the students‟ prayer ability on Islamic Religious Education learning in the State Elementary School Baruranji South Lampung.


(2)

ABSTRAK

PENERAPAN PEMBELAJARAN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PELAKSANAAN SHALAT SISWA

KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI BARURANJI LAMPUNG SELATAN

OLEH

YOPI AFRIANSYAH

Penelitian ini bertujuan untuk menyusun perencanaan, mendeskripsikan pelaksanaan dan sistem penilaian serta mengetahui peningkatan hasil belajar dengan menggunakan pembelajaran portofolio pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi shalat di kelas V A dan V B SD Negeri Baruranji Lampung Selatan.

Penelitian tindakan kelas dilakukan sebanyak dua siklus. Siklus pertama dilaksanakan dengan tugas kelompok, menemukan masalah tentang penyebab meninggalkan shalat dan mengkajinya hingga menyusun rencana tindakan serta pelaksanaan praktik shalat siswa berkelompok. Siklus kedua dilaksanakan dengan kelompok yang berbeda dengan sebelumnya untuk mengkaji dan menyelesaikan masalah tentang kesalahan – kesalahan dalam shalat, serta praktik shalat siswa secara individu. Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas VA sebanyak 32 orang dan kelas VB sebanyak 33 orang. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi yang dilengkapi dengan tes kemampuan shalat dan dokumentasi siswa.

Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) Kemampuan guru dalam menyusun RPP di siklus I memperoleh nilai 4,60 siklus II 4,80.(2) Hasil aktivitas guru dalam proses pembelajaran portofolio di siklus I mencapai 70% dan di siklus II menjadi 85% dari jumlah aktivitas yang di amati, sedangkan aktivitas siswa yang aktif di kelas V A di siklus I mencapai 53,1 % meningkat menjadi 84,3% di siklus II dan kelas V B di siklus I mencapai 51,5% meningkat menjadi 78,7% dari jumlah siswa. (3) Penilaian tes siklus I skor validitas 0,40 dengan nilai reliable 0,81 dan 13 soal memiliki tingkat kesukaran cukup dan 1 soal memiliki daya beda baik. Siklus II skor validitas 0,75 dengan nilai reliable 0,93 dan 15 soal memiliki tingkat kesukaran cukup dan 10 soal memiliki daya beda baik (4) Hasil belajar siswa yaitu aspek kognitif ketuntasan belajar siswa kelas V A siklus I adalah 46,8 % dan siklus II sebesar 78,1 %. Ketuntasan di kelas V B siklus I adalah 39,3 % dan siklus II 72,7 %. Aspek psikomotorik yang tuntas di kelas V A siklus I 15,6% dan siklus II sebesar 84,3% dan dikelas V B siklus I 21,2% dan di siklus II mencapai 81,8 %. Pembelajaran portofolio dapat meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar khususnya kemampuan shalat siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Baruranji Lampung Selatan.


(3)

121

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan atas pembahasan dan hasil penelitian ini, maka peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal, sebagai berikut :

1. Kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan pembelajaran portofolio mengalami peningkatan. Di buktikan dengan perolehan nilai RPP pada siklus I mendapat nilai 4,60 menjadi 4.80 dengan kategori baik, meningkat sebanyak 0,20 poin yaitu terjadi perbaikan pada komponen strategi pembelajaran.

2. Pelaksanaan pembelajaran berbasis portofolio pada materi shalat kelas V ini di lakukan sebanyak dua siklus dan tiap siklus dilaksanakan sebanyak tiga kali pertmuan, masing–masing pertemuan menggunakan tindakan yang saling berkesinambungan untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini. Dalam penerapan pembelajaran portofolio mengalami peningkatan pada aktifitas guru dan aktifitas siswa. Aktifitas guru dalam proses pembelajaran portofolio di siklus I mencapai 70% dan di siklus II menjadi 85% dari jumlah aktifitas yang di amati.

Aktifitas siswa yang aktif dalam proses pembelajaran portofolio mengalami peningkatan. Siswa yang aktif kelas V A di siklus I sebanyak 17 siswa (53,1%) meningkat menjadi 27 siswa (84,3%) di siklus II dan kelas V B di siklus I sebanyak 17 siswa (51,5%) dan siklus II sebanyak 26 siswa (78,7%).


(4)

122

3. Pada proses penilaian yang dilakukan selama proses pembelajaran portofolio ini yaitu pertama tes formatif yang berfungsi untuk mengetahui hasil kognitif siswa yaitu pengetahuan tentang ketentuan dan tatacara shalat yang benar. Pada siklus pertama skor validitas 0,40 dan nilai reliable 0,81 dan 13 soal memiliki tingkat kesukaran sedang dan 1 soal memiliki daya beda yang baik. Siklus kedua skor validitas 0,75 mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya dan hasil tes dinyatakan reliable dengan skor 0,95 dan 15 soal dinyatakan sedang dan 10 soal memiliki daya beda yang baik. Terakhir, praktik shalat siswa untuk mengukur ranah psikomotorik meliputi kemampuan shalat siswa baik dari gerakan dan bacaannya.

4. Hasil belajar yang di amati dalam tindakan ini yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa mengalami peningkatan. Dimana hasil yang diperoleh selama tindakan berlangsung ini pada masing kelasnya, sebagai berikut : a) Pada ranah kognitif, di siklus pertama yang memperoleh nilai hingga

KKM di kelas V A berjumlah 15 siswa (46,8 %) dari 32 siswa dan dikelas V B berjumlah 13 siswa atau sebesar (39,3%) dari 33 siswa. Sedangkan di siklus kedua terjadi peningkatan pada aspek kognitif ini dimana jumlah siswa yang mencapai nilai KKM di kelas V A sebanyak 25 siswa dari 32 siswa (78,1%) dan dikelas V B 24 siswa (72,7%) dari 33 siswa yang ada. b) Aspek Psikomotorik yang mengamati kemampuan shalat siswa yang

meliputi tatacara gerakan dan bacaan shalat. Kelas V A yang memperoleh nilai tuntas dengan kategori sangat baik di siklus I hanya 15,6 % (5 siswa) meningkat menjadi 84,3 %. (27 siswa) dan kelas V B hanya 21,2 % (7 siswa) saja di siklus I meningkat di siklus II menjadi 81,8 % (27 siswa).


(5)

123

Dengan demikian penelitian ini dihentikan karena semua indikator yang telah ditetapkan telah tercapai. Pembelajaran portofolio ini dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa khususnya materi shalat pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).

5.2 Saran

Dengan berakhirnya penelitian tindakan ini, maka peneliti mengemukakan saran – saran sebagai berikut :

1. Kepada Kepala Sekolah sebaiknya lebih memperhatikan lagi kemampuan tenaga pendidik yang ada dalam menguasai model dan metode pembelajaran sehingga dalam proses pembelajaran tidak terpaut pada metode ceramah saja. Dengan memberikan pembinaan sekaligus pelatihan terhadap guru diharapkan dapat melatih mereka untuk lebih kreatif lagi dalam melaksanakan proses pembelajaran didalam kelas.

2. Kepada Tenaga Pendidik, sebaiknya lebih memperhatikan lagi kemampuan dan minat peserta didik dalam proses pembelajaran khususnya pada pelajaran Pendidikan Agama Islam, karena dalam jangka panjang kedepan kemampuan peserta didik dalam bidang agamanya akan sangat berguna di masyarakat lingkungan mereka kelak.

3. Bagi siswa yang belum tuntas, sebaiknya diberikan kegaiatan remedial sehingga materi yang diberikan dapat dikuasai dengan baik.


(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta didik. Diasumsikan bahwa faktor pemicunya adalah ketidakberesan dalam sistem pendidikan, terlebih lagi dalam proses pembelajarannya. Dengan adanya pengembangan kurikulum yang berimbas pada keseluruhan proses pembelajaran yang meliputi kondisi, strategi dan evaluasi. Akan tetapi, usaha itu belum dapat menuai hasil seperti yang diharapkan. Terbukti sampai hari ini semua kalangan masih mengeluhkan tentang mutu out-put lembaga pendidikan (formal), mulai dari ketidaksiapan peserta didik untuk dipakai di masyarakat sampai dengan kebobrokan moral para peserta didik.

Saat ini, dunia pendidikan seakan - akan tiada hentinya menuai kritikan dari berbagai kalangan, yaitu tentang ketidak mampuannya dalam melahirkan alumni yang berkualitas manusia Indonesia seutuhnya seperti cita-cita luhur bangsa dan yang diamanatkan oleh Undang-undang Pendidikan itu sendiri yaitu “manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME serta berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”.

Kekurangberhasilan pendidikan dapat terjadi pada hampir semua jenjang dan jenis pendidikan, yang dimulai dari lembaga pendidikan dasar. Permasalahan


(7)

utama pendidikan di Indonesia antara lain terletak pada kekurangmampuan guru dalam mempersiapkan materi ajar dengan baik, memilih metode yang tepat untuk mentransfer materi pelajaran, memilih media yang tepat serta melaksanakan evaluasi hasil pembelajaran dengan fair.

Pendidikan Islam yang bertujuan untuk menginformasikan, mentransformasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai islami diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran dan mengembangkan segi kehidupan spiritual yang baik dan benar dalam rangka mewujudkan pribadi muslim seutuhnya. Untuk itu perlu disusun strategi yang mantap, berupa langkah pembelajaran yang disusun secara sistematis dan terencana dan dapat pula berupa keteladanan guru yang berperan sebagai the life model bagi para peserta didiknya.

Pada jenjang pendidikan dasar seorang guru agar dapat menyampaikan materi pelajaran dengan baik maka diperlukan keterampilan yang memadai, agar penyajian materi tersebut menjadi sesuatu yang menarik, dapat dimengerti dan tidak menjenuhkan. Inilah yang menjadi kendala utama yang dihadapi oleh sebagian besar guru SD, terutama yang mengajar di kelas rendah. Padahal di jenjang pendidikan ini diperlukan guru yang mampu, bukan hanya secara intelektual, tetapi juga harus piawai dalam mengelola pembelajaran dan sabar dalam menghadapi siswa.

Mengajar Pendidikan Agama Islam (PAI) atau nilai moral lainnya di tingkat Sekolah Dasar harus dilakukan secara benar dan tepat. Masa ini merupakan masa pembentukan dan fondasi bagi keberagamaan pengetahuan anak pada masa selanjutnya. Namun seringkali guru dihadapkan pada kenyataan


(8)

bahwa siswa memiliki latar pengetahuan keagamaan yang berbeda, yang bisa saja disebabkan oleh perbedaan pendapat sosial, kebiasaan keluarga dan kualitas intelektual anak.

Kesulitan utama yang dihadapi oleh guru PAI adalah ketika menyampaikan materi pelajaran dalam bahasa yang dapat dipahami oleh anak, dan bagaimana membuat ajaran agama yang abstrak dapat hidup dalam kenyataan dunia mereka. Seperti ketika menyampaikan materi tauhid, surga, neraka, kiamat, pahala dan sebagainya, yang terangkum dalam materi aqidah, akhlak, ibadah dan mu‟amalah.

Kesulitan lain adalah kekurang mampuan guru untuk mengoptimalkan serta menyeimbangkan ketiga ranah pendidikan sebagaimana yang terdapat dalam taksonomi Bloom (kognitif, afektif dan psikomotor) (Darsono, 2002:41). Untuk itulah diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat, seimbang serat efisien dalam menangani permasalahan tersebut. Selama ini, telah cukup dimaklumi bahwa kekurang berhasilan dunia pendidikan diawali dari kekurang mampuan guru dalam menanamkan hal-hal tersebut secara benar dan tepat.

Portofolio dalam pendidikan mulai dipergunakan sebagai salah satu jenis model penilaian (assesment) yang berbasis produk, yaitu penilaian yang

didasarkan pada segala hasil yang dapat dibuat atau ditunjukkan oleh peserta didik, kemudian dihimpun dalam sebuah „map‟ (portofolio) untuk dijadikan bahan pertimbangan guru dalam memberikan asesmen otentik terhadap kinerja peserta didik.


(9)

Pembelajaran yang digunakan oleh guru seharusnya dapat menciptakan suasana yang menyenangkan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Pada penelitian ini penulis memilih model pembelajaran berbasis portofolio dengan melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, serta secara fisik dan mental melibatkan semua pihak dalam pembelajaran sehingga peserta didik memiliki suatu kebebasan dalam berfikir, berpendapat, aktif dan kreatif dalam belajar.

Portofolio sebenarnya diartikan sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial pedadogis, maupun sebagai sifat pembelajaran. Sebagai suatu wujud benda fisik itu adalah bundel, yaitu kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan pada suatu bundel. Misalnya hasil tes awal (pretest), tugas – tugas, catatan anekdot, piagam penghargaan, keterangan melaksanakan tugas terstruktur, hasil tes awal (post-test) dan test akhir sebagai suatu proses sosial pedadogis, portofolio adalah collection of learning experience

yang terdapat di dalam pikiran peserta didik baik yang berujud pengetahuan (kognitif), keterampilan (skill), maupun nilai dan sikap (afektif).

Pembelajaran portofolio mengutamakan pengalaman, kontekstualisasi dan pengetahuan di luar kelas. Model pembelajaran portofolio memberikan bukti otentik siswa sebagai hasil pembelajaran sehingga guru dapat memberikan penilaian terhadap bukti-bukti tersebut. Begitu halnya dengan siswa, mereka dapat memberikan penilaian sendiri terhadap hasil belajarnya.


(10)

Karena pembelajaran portofolio masih berlandaskan kepada empat pilar pendidikan, yaitu sebagai berikut

Learning to do, peserta didik harus diberdayakan agar mau dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungan fisik, sosial dan budaya.

Learning to know, peserta didik harus mampu membangun pemahaman dan pengetahuannya terhadap dunia sekitarnya.

Learning to be, peserta didik harus mampu membangun pengetahuan dan kepercayaan dirinya.

Learning to live together, kesempatan berinteraksi dengan kelompok yang bervariasi akan membentuk kepribadiannya untuk memahami kemajemukkan dan melahirkan sikap-sikap positif dan toleran terhadap keanekaragaman dan perbedaan hidup.

(Dasim Budimansyah, 2002)

Penulis melakukan penelitian tindakan kelas yang menggunakan model pembelajaran portofolio sebagai landasan utama dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam, diharapkan dapat menghasilkan peserta didik yang lebih berkualitas kemampuan hasil belajarnya serta bertakwa kepada Allah SWT. Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan pendidikan yang menanamkan aspek keyakinan adanya Allah SWT yang diwujudkan kedalam akhlak dan prilaku peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Sangat disesalkan apabila proses pembelajaran PAI tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan.

Pada tingkat sekolah dasar, peserta didik diharapkan di seusia itu anak sudah dapat menunjukkan keimanan dan pengamalan materi yang diajarkan dalam kegiatan sehari – hari mereka seperti mulai mengenal serta melaksanakan shalat berjemaah, bisa membaca Al – Qur‟an dengan baik dan benar, mengetahui rasul dan nabi mereka, serta berprilaku sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW yang merupakan landasan umat Islam dalam mencontoh prilakunya, Akan tetapi


(11)

harapan tersebut masih belum sesuai dengan kenyataan yang peneliti temui di lapangan. Berdasarkan atas pengamatan peneliti dan wawancara dengan peserta didik, dapat disimpulkan bahwa masih banyak siswa kelas V sekolah dasar yang masih kurang memahami pentingnya shalat, belum lancar mengucapkan bacaan shalat dan belum sempurna melaksanaakan gerakan (tatacara) shalat seperti tercantum dalam Tabel 1.1 sebagai berikut :

Tabel 1.1 Penilaian Kemampuan Shalat Siswa Kelas V TP. 2010/2011

Kelas Penilaian Jumlah

Kurang Cukup Baik Sangat Baik

V A 1 12 16 3 32 siswa

V B 2 13 14 4 33 siswa

Jumlah 3 25 30 7 65 siswa

Keterangan :

Sangat Baik : Apabila siswa paham tatacara gerakan dan lancar dalam bacaan shalat.

Baik : Apabila siswa paham tatacara shalat atau lancar dalam bacaan shalat.

Cukup : Apabila siswa kurang paham tatacara shalat dan kurang lancar dalam bacaan shalat

Kurang : Apabila siswa tidak paham tatacara shalat dan bacaan shalat. Apabila hal ini dibiarkan begitu saja, akan dapat mengakibatkan lemahnya kemampuan shalat mereka, dan hal ini tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran pendidikan Agama Islam yaitu salah satunya mewujudkan peserta didik yang taat beragama dan berakhlak mulia.

Melalui masalah tersebut, peneliti tidak hanya bisa menyalahkan peserta didik atau pendidiknya, tetapi diperlukan intropeksi pada masing - masing komponen yang ada disekitar system pendidikan tersebut. Dari permasalahan


(12)

tersebut dapat teridentifikasi bahwa faktor penghambatnya terdapat pada internal serta eksternal pesert didik.

Faktor internal peserta didik mencakup latar belakang peserta didik yang keluarganya belum seberapa memberikan respon positif terhadap perkembangan religious mereka. Hal ini didapati karena masih banyak peserta didik yang tidak mengikuti kegiatan mengaji di lingkungan rumahnya, yang seharusnya di usia mereka sudah seharusnya mengikuti kegiatan mengaji. Hal ini disebabkan kurangnya peran serta orang tua dalam mengawasi perkembangan kemampuan spiritual anaknya, yang mengakibatkan kurangnya penerapan kemampuan spiritual mereka dalam aktifitas sehari - hari.

Ada pula faktor eksternal peserta didik yang dapat menghambat lambatnya peserta didik dalam mendalami pelajaran pendidikan agama Islam, yaitu terdapat pada gurunya dan sumber belajar yang digunakan. Hal ini teridentifikasi dari kurangnya pengetahuan guru PAI dalam penggunaan system pembelajaran yang efektif dan efisien yang mengakibatkan peserta didik merasa jenuh untuk mengikuti pembelajaran PAI. Peserta didik merasa jenuh karena penggunaan system pembelajaran yang masih saja menekankan pada catatan materi semata dan hanya dijelaskan seperlunya dengan metode ceramah saja, dan juga kurangnya sumber belajar pendidikan Agama Islam yang hanya terbatas pada buku PAI serta sistem penilaian pelajaran Pendidikan Agama Islam masih berorientasi hanya pada hasil kognitif siswa saja, sehingga kurang memperhatikan aspek afektif dan psikomotorik siswa dalam kegiatan mereka sehari – hari.


(13)

Peneliti mencoba menggunakan pembelajaran portofolio pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk mendapatkan hasil yang di inginkan sesuai dengan tujuan silabus PAI yaitu untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran, dan latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.

Adapun alasan menggunakan pembelajaran portofolio pada penelitian ini yaitu pertama pembelajaran portofolio dapat memunculkan dan meningkatkan kreativitas siswa dalam menemukan dan mengkaji masalah yang ada disekitar mereka melalui praktik belajar secara langsung. Boediono menerangkan bahwa praktik belajar portofolio dapat mendorong kompetensi, berpartisipasi, belajar menilai dan memberanikan diri untuk berperan serta dalam kegiatan belajar dengan linbgkungan sekitar peserta didik (Budimansyah, 2002:3). Siswa SD Negeri Baruranji masih memerlukan suatu metode belajar yang dapat memunculkan dan melatih mereka dalam berpendapat karena selama ini metode yang digunakan dalam proses pembelajaran cenderung lebih monoton dan cenderung hanya menimbulkan rasa bosan pada peserta didik, mengingat karakter peserta didik yang beragam dalam menerima materi dengan menggunakan pembelajaran portofolio ini siswa dapat berkreasi dalam mengungkapkan gagasan-gagasan baru.

Kedua, materi shalat merupakan materi yang tidak hanya mengukur ranah kognitif saja, tetapi lebih mengutamakan ranah afektif dan psikomotorik siswa


(14)

sehingga siswa sadar akan kewajiban tentang shalat sebagai dasar bagi umat Islam secara terus menerus. materi shalat harus dapat melibatkan peserta didik secara langsung agar melatih mereka dalam praktik belajar yang sesungguhnya. Pembelajaran portofolio merupakan pembelajaran yang melibatkan peserta didik dengan lingkungan sekitarnya baik dalam pengetahuan atau keterampilan yang spesifik dan kemajuan kearah penguasaan dasar hingga lanjutan (Yuliani, 2010:9).

Terakhir, portofolio dipilih karena memiliki beberapa keuntungan dalam proses pendidikan yaitu dapat mendorong kolaborasi antara peserta didik, pendidik dan lingkungan peserta didik, mengakses kemampuan peserta didik untuk menghasilkan tugas akademik berkelanjutan dan dapat menilai keterampilan serta kecakapan peserta didik dalam proses pembelajaran (Depdiknas, 2004:40-41).

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan atas latar belakang masalah yang telah peneliti jabarkan sebelumnya, maka identifikasi masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Proses pembelajaran pendidikan Agama Islam di SDN Baruranji masih belum

efektif dan efisien.

2. Kemampuan shalat siswa masih rendah baik secara teori dan praktek. 3. Aktifitas pembelajaran masih berpusat pada guru.

4. Rencana pembelajaran pendidikan agama Islam belum sesuai dengan standar proses.

5. Sumber belajar siswa kelas V SDN Baruranji hanya terbatas pada buku pelajaran.


(15)

6. Sistem penilaian Pendidikan Agama Islam kelas V di SDN Baruranji berorientasi pada aspek kognitif saja.

7. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas V SDN Baruranji rendah.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan pada identifikasi masalah yang telah peneliti uraikan, maka batasan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan pembelajaran portofolio pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi shalat di kelas V A dan V B SDN Baruranji Lampung Selatan belum disusun.

2. Pembelajaran portofolio pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi shalat kelas V A dan V B SDN Baruranji Lampung Selatan belum diterapkan 3. Sistem penilaian pembelajaran portofolio untuk pelajaran Pendidikan Agama

Islam materi shalat menekankan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik belum diterapkan.

4. Peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif dan psikomotorik kelas V A dan V B SDN Baruranji dengan pembelajaran portofolio belum diketahui.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan atas identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah penulis uraikan, terdapat beberapa rumusan masalah yang perlu ditindak lanjuti oleh peneliti sebagai pedoman penelitian ini ke depannya, yaitu :


(16)

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran portofolio pada materi shalat kelas V di SDN Baruranji Lampung Selatan ?

2. Bagaimana proses pembelajaran portofolio pada materi shalat kelas V di SDN Baruranji Lampung Selatan ?

3. Bagaimana sistem penilaian pembelajaran portofolio pada materi shalat kelas V SDN Baruranji Lampung Selatan?

4. Bagaimana peningkatan hasil belajar peserta didik setelah menggunakan pembelajaran portofolio pada pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Baruranji Lampung Selatan?

1.5 Tujuan Penelitian Tindakan

Tujuan ini dilakukan untuk mendapatkan suatu pemecahan permasalahan yang telah di uraikan peneliti, yaitu untuk mendeskripsikan :

1. Perencanaan pembelajaran portofolio pada materi shalat kelas V di SDN Baruranji Lampung Selatan.

2. Proses pembelajaran portofolio pada materi shalat kelas V di SDN Baruranji Lampung Selatan.

3. Sistem penilaian pembelajaran portofolio pada materi shalat kelas V SDN Baruranji Lampung Selatan.

4. Peningkatan hasil belajar peserta didik pada pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Baruranji Lampung Selatan setelah pembelajaran portofolio ini diterapkan.


(17)

1.6 Manfaat Penelitian

Peneliti berharap bahwa penelitian tiandakan kelas ini dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis dalam kegiatan proses pembelajaran. Manfaat yang peneliti harapkan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1) Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan pengetahuan tentang model pembelajaran portofolio khususnya pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan juga dapat menjadi sumbangan pemikiran dan tolak ukur kajian pada penelitian yang lebih lanjut.

2) Manfaat Praktis a. Manfaat bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi model pembelajaran alternatif dalam proses pembelajaran di kelas khususnya Pendidikan Agama Islam. Guru dapat mengetahui permasalahan – permasalahan belajar siswa dan cara mengatasinya. Guru menjadi aktif dan kreatif dalam membelajarkan siswa dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi peserta didik.

b. Manfaat bagi siswa

Dengan menerapkan model pembelajaran portofolio yang menarik dan tidak membosankan, siswa akan menyimak pelajaran dengan baik dan lebih aktif belajar serta lebih mudah dalam memahami pelajaran yang disajikan peserta didik.


(18)

c. Manfaat bagi peneliti

Manfaat bagi peneliti adalah dapat memperkaya wawasan mengenai model pembelajaran yang tepat dan efisien untuk digunakan dalam proses pembelajaran di kelas khususnya pelajaran Pendidikan Agama Islam.


(1)

Peneliti mencoba menggunakan pembelajaran portofolio pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk mendapatkan hasil yang di inginkan sesuai dengan tujuan silabus PAI yaitu untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran, dan latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.

Adapun alasan menggunakan pembelajaran portofolio pada penelitian ini yaitu pertama pembelajaran portofolio dapat memunculkan dan meningkatkan kreativitas siswa dalam menemukan dan mengkaji masalah yang ada disekitar mereka melalui praktik belajar secara langsung. Boediono menerangkan bahwa praktik belajar portofolio dapat mendorong kompetensi, berpartisipasi, belajar menilai dan memberanikan diri untuk berperan serta dalam kegiatan belajar dengan linbgkungan sekitar peserta didik (Budimansyah, 2002:3). Siswa SD Negeri Baruranji masih memerlukan suatu metode belajar yang dapat memunculkan dan melatih mereka dalam berpendapat karena selama ini metode yang digunakan dalam proses pembelajaran cenderung lebih monoton dan cenderung hanya menimbulkan rasa bosan pada peserta didik, mengingat karakter peserta didik yang beragam dalam menerima materi dengan menggunakan pembelajaran portofolio ini siswa dapat berkreasi dalam mengungkapkan gagasan-gagasan baru.

Kedua, materi shalat merupakan materi yang tidak hanya mengukur ranah kognitif saja, tetapi lebih mengutamakan ranah afektif dan psikomotorik siswa


(2)

sehingga siswa sadar akan kewajiban tentang shalat sebagai dasar bagi umat Islam secara terus menerus. materi shalat harus dapat melibatkan peserta didik secara langsung agar melatih mereka dalam praktik belajar yang sesungguhnya. Pembelajaran portofolio merupakan pembelajaran yang melibatkan peserta didik dengan lingkungan sekitarnya baik dalam pengetahuan atau keterampilan yang spesifik dan kemajuan kearah penguasaan dasar hingga lanjutan (Yuliani, 2010:9).

Terakhir, portofolio dipilih karena memiliki beberapa keuntungan dalam proses pendidikan yaitu dapat mendorong kolaborasi antara peserta didik, pendidik dan lingkungan peserta didik, mengakses kemampuan peserta didik untuk menghasilkan tugas akademik berkelanjutan dan dapat menilai keterampilan serta kecakapan peserta didik dalam proses pembelajaran (Depdiknas, 2004:40-41).

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan atas latar belakang masalah yang telah peneliti jabarkan sebelumnya, maka identifikasi masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Proses pembelajaran pendidikan Agama Islam di SDN Baruranji masih belum

efektif dan efisien.

2. Kemampuan shalat siswa masih rendah baik secara teori dan praktek. 3. Aktifitas pembelajaran masih berpusat pada guru.

4. Rencana pembelajaran pendidikan agama Islam belum sesuai dengan standar proses.

5. Sumber belajar siswa kelas V SDN Baruranji hanya terbatas pada buku pelajaran.


(3)

6. Sistem penilaian Pendidikan Agama Islam kelas V di SDN Baruranji berorientasi pada aspek kognitif saja.

7. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas V SDN Baruranji rendah.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan pada identifikasi masalah yang telah peneliti uraikan, maka batasan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan pembelajaran portofolio pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi shalat di kelas V A dan V B SDN Baruranji Lampung Selatan belum disusun.

2. Pembelajaran portofolio pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi shalat kelas V A dan V B SDN Baruranji Lampung Selatan belum diterapkan 3. Sistem penilaian pembelajaran portofolio untuk pelajaran Pendidikan Agama

Islam materi shalat menekankan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik belum diterapkan.

4. Peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif dan psikomotorik kelas V A dan V B SDN Baruranji dengan pembelajaran portofolio belum diketahui.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan atas identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah penulis uraikan, terdapat beberapa rumusan masalah yang perlu ditindak lanjuti oleh peneliti sebagai pedoman penelitian ini ke depannya, yaitu :


(4)

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran portofolio pada materi shalat kelas V di SDN Baruranji Lampung Selatan ?

2. Bagaimana proses pembelajaran portofolio pada materi shalat kelas V di SDN Baruranji Lampung Selatan ?

3. Bagaimana sistem penilaian pembelajaran portofolio pada materi shalat kelas V SDN Baruranji Lampung Selatan?

4. Bagaimana peningkatan hasil belajar peserta didik setelah menggunakan pembelajaran portofolio pada pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Baruranji Lampung Selatan?

1.5 Tujuan Penelitian Tindakan

Tujuan ini dilakukan untuk mendapatkan suatu pemecahan permasalahan yang telah di uraikan peneliti, yaitu untuk mendeskripsikan :

1. Perencanaan pembelajaran portofolio pada materi shalat kelas V di SDN Baruranji Lampung Selatan.

2. Proses pembelajaran portofolio pada materi shalat kelas V di SDN Baruranji Lampung Selatan.

3. Sistem penilaian pembelajaran portofolio pada materi shalat kelas V SDN Baruranji Lampung Selatan.

4. Peningkatan hasil belajar peserta didik pada pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Baruranji Lampung Selatan setelah pembelajaran portofolio ini diterapkan.


(5)

1.6 Manfaat Penelitian

Peneliti berharap bahwa penelitian tiandakan kelas ini dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis dalam kegiatan proses pembelajaran. Manfaat yang peneliti harapkan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1) Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan pengetahuan tentang model pembelajaran portofolio khususnya pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan juga dapat menjadi sumbangan pemikiran dan tolak ukur kajian pada penelitian yang lebih lanjut.

2) Manfaat Praktis a. Manfaat bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi model pembelajaran alternatif dalam proses pembelajaran di kelas khususnya Pendidikan Agama Islam. Guru dapat mengetahui permasalahan – permasalahan belajar siswa dan cara mengatasinya. Guru menjadi aktif dan kreatif dalam membelajarkan siswa dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi peserta didik.

b. Manfaat bagi siswa

Dengan menerapkan model pembelajaran portofolio yang menarik dan tidak membosankan, siswa akan menyimak pelajaran dengan baik dan lebih aktif belajar serta lebih mudah dalam memahami pelajaran yang disajikan peserta didik.


(6)

c. Manfaat bagi peneliti

Manfaat bagi peneliti adalah dapat memperkaya wawasan mengenai model pembelajaran yang tepat dan efisien untuk digunakan dalam proses pembelajaran di kelas khususnya pelajaran Pendidikan Agama Islam.