PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR.

(1)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Bella Aviana Sari

NIM. 1104755

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR DEPARTEMEN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

oleh

Bella Aviana Sari 1104755

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Bella Aviana Sari

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2015


(3)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak ulang, di photocopy atau cara lainnya tanpa izin dari penulis


(4)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR


(5)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa dengan menerapkan metode brainstorming. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu sekolah dasar negeri Kecamatan Sukajadi Kota Bandung. Penelitian ini melibatkan siswa kelas V dengan jumlah 37 siswa. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keterampilan berbicara siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia yang rendah. Hal ini dikarenakan pembelajaran yang bersifat monoton dan kurang variatif sehingga siswa cenderung pasif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diadaptasi dari Kemmis & Mc.Taggart dengan dua siklus, setiap siklusnya dilakukan satu tidakan. Instrumen peneliti yang digunakan yaitu lembar observasi guru dan siswa, dengan pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan tahapan metode brainstorming, yaitu : 1) Pemberian informasi, 2) Identifikasi masalah, 3) Klasifikasi pendapat, 4) Verifikasi pendapat yang ada, 5) Konklusi semua pendapat. Lembar observasi keterampilan berbicara yang berupa aspek keruntunan penyampaian isi gagasan, pemahaman, ketepatan kata, tata bahasa, dan kelancaran. Kemudian dari hasil catatan lapangan selama pembelajaran berlangsung. Hasil penelitian dengan menggunakan metode brainstorming untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa mengenai materi mengomentari persoalan faktual mengalami peningkatan pada setiap aspeknya dari siklus ke-I sampai dengan siklus ke-II, persentase siswa yang mencapai IPK keterampilan berbicara yaitu pada siklus ke-I sebanyak 62% dan siklus ke-II sebanyak 86,4%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan penerapan metode brainstorming pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi mengomentari persoalan faktual dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa sekolah dasar kelas V. Diharapkan dengan penerapan metode brainstorming dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa baik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia maupun lainnya.

Kata kunci: metode brainstorming, keterampilan berbicara, pembelajaran Bahasa Indonesia.


(6)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

APPLICATION BRAINSTORMING METHODS SPEAK TO IMPROVE SKILLS CLASS V PRIMARY

This research aims to improve students' speaking skills by applying methods of brainstorming. This study was conducted in one of the public elementary school Sukajadi District of Bandung. The study involved students in grade five the number of 37 students. This research is motivated by the speaking skills of students learning Indonesian is low. This is because the learning that is both monotonous and less varied so that students tend to be passive. The method used in this research is the Classroom Action Research (CAR), which was adapted from Kemmis & Mc.Taggart with two cycles, each cycle performed an act of. Researchers instrument used is the observation sheet teachers and students, with the implementation of the stages of learning that apply brainstorming methods, namely: 1) Provision of information, 2) Identification of the problem, 3) classification opinion, 4) Verification of the opinion that there is, 5) Conclusion of all opinions. Observation sheet speaking skills in the form of content delivery aspects of the idea, understanding, accuracy words, grammar, and fluency. Then from the field notes during the learning takes place. The results using brainstorming methods to improve students' speaking skills on to comment on the issue of factual material has increased in every aspect from cycle to cycle I to II, the percentage of students who achieve a GPA of conversational skills is the first cycle to as much as 62% and -second cycle to as much as 86.4%. Based on these results it can be concluded the application of the method of brainstorming on learning Indonesian comment on the issue of factual material can enhance the elementary school students' speaking skills class V. Expected with the application of brainstorming can be an alternative method to improve students' speaking skills in both the Indonesian and other learning.


(7)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN...i

ABSTRAK...ii

ABSTRACT...iii

KATA PENGANTAR...iv

UCAPAN TERIMAKASIH...v

DAFTAR ISI...vii

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR GAMBAR...x

DAFTAR LAMPIRAN...xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Rumusan Masalah...5

1.3 Tujuan Penelitian...6

1.4 Manfaat Hasil Penelitian...6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritik...8

2.1.1 Metode Brainstorming...8

2.1.2 Keterampilan Berbicara...12

2.1.3 Pembelajaran Bahasa Indonesia...18

2.2 Penelitian Yang Relevan...18

2.3 Kerangka Berfikir...19


(8)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

3.1Metode Penelitian...21

3.2Disaian Penelitian...21

3.3Lokasi Penelitian...23

3.4Subjek Penelitian...24

3.5Waktu Penelitian...24

3.6Instrumen Penelitian...25

3.6.1 Instrumen Pembelajaran...25

3.6.2 Instrumen Pengungkap Data Penelitian...25

3.7Prosedur Penelitian...26

3.8Rencana Pengolahan dan Uji Keabsahan Data...28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Deskripsi Awal Pra-Penelitian...33

4.2Hasil Penelitian dan Pembahasan...34

4.2.1 Penerapan Metode Brainstorming Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara...34

4.2.2 Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Penerapan Metode Brainstorming...64

4.3Keterbatasan Peneliti...64

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan...66

5.2 Rekomendasi...67

DAFTAR PUSTAKA...68


(9)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa persatuan, diciptakan untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku, budaya, dan bahasa. Bahasa Indonesia selain sebagai pemersatu, sebagai salah satu budaya Indonesia yang merupakan identitas bangsa. Dengan menggunakan Bahasa Indonesia, setiap orang yang berasal dari daerah yang berbeda akan saling memahami satu sama lain, karena dapat berkomunikasi menggunakan satu bahasa, yaitu Bahasa Indonesia. Jika Bahasa Indonesia tidak ada, sudah pasti kita akan menggunakan bahasa dari masing-masing daerahnya. Dengan begitu kita akan kesulitan untuk memahami bahasa daerah yang diucapkannya. Sehingga kegiatan komunikasi tidak akan tersampaikan dengan baik.

Dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar, seseorang dituntut untuk terlebih dahulu menguasai empat keterampilan berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Aspek yang tidak kalah penting yang harus dikuasai dalam berbahasa Indonesia ialah berbicara. Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang dapat berkembang pada kehidupan anak, yang dapat didahului oleh keterampilan menyimak dan membaca. Dengan seringnya melakukan kegiatan menyimak dan membaca, maka anak tersebut akan memperoleh perkembangan kosa kata. Semakin sering seseorang melakukan kegiatan menyimak dan membaca maka kegiatan berbicara pun akan terjadi dengan baik. Sehingga kegiatan berbicara akan muncul dari anak tersebut untuk mengucapkan bunyi-bunyi, berkomunikasi, dan mampu mengemukakan pendapatnya, dari situlah akan membuka pengetahuan aspek berbahasa yang lainnya yaitu aspek menulis.


(10)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

Secara umum pembelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar, secara lisan maupun tulisan serta dapat menumbuhkan apresiasi sastra Indonesia.

Berdasarkan Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dalam (Hartati, Tatat dkk. 2009 hlm. 28). Secara khusus tujuan dari mata pelajaran bahasa Indonesia adalah :

1. Siswa mampu berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan.

2. Siswa mampu menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.

3. Siswa mampu memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.

4. Siswa mampu menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan sosial.

5. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

6. Siswa mampu menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Sesuai dengan tujuan dari mata pelajaran Bahasa Indonesia diatas, oleh sebab itu guru harus mampu merumuskan model atau pun metode pembelajaran yang sesuai dengan potensi siswa. Siswa paling tidak menunjukan kemampuan minimalnya dalam menggambarkan penguasaan pengetahuannya, keterampilan berbahasanya, dan sikap positif terhadap Bahasa Indonesia itu sendiri.

Tahapan perkembangan bahasa individu dilihat dari perkembangan umur kronologis menurut Asrori dalam (Nisa, Rizky. 2014 hlm. 3) dibedakan ke dalam tahap-tahap berikut ini:

1. Tahap pralinguistik atau meraban (0,3 – 1 tahun), anak mengeluarkan bunyi ujaran dalam bentuk ocehan yang mempunyai fungsi komunikatif. 2. Tahap holofrastik atau kalimat satu kata (1 – 1,8 tahun), satu kata yang

diucapkan oleh anak harus dipandang sebagai satu kalimat penuh mencakup aspek intelektual maupun emosional sebagai cara untuk menyatakan mau tidaknya terhadap sesuatu.

3. Tahap kalimat dua kata (1,8 – 2 tahun), anak mulai memiliki banyak kemungkinan untuk menyatakan kemauannya dalam berkomunikasi dengan menggunakan “kalimat dua kata”.


(11)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

4. Tahap pengembangan tata bahasa awal (2 – 5 tahun), anak mulai mengembangkan tata bahasa, panjang kalimat bertambah, ucapan semakin kompleks, dan menggunakan kata jamak.

5. Tahap pengembangan tata bahasa lanjutan (5 – 10 tahun), anak semakin mampu mengembangkan struktur tata bahasa yang lebih kompleks serta mampu melibatkan gabungan-gabungan kalimat sederhana dengan komplementasi, relativasi, dan konjungsi.

6. Tahap kompetensi lengkap (11 tahun – dewasa), akhir masa kanak-kanak, memasuki masa remaja dan dewasa, perbendaharaan kata terus meningkat, gaya bahasa mengalami perubahan, dan semakin lancar serta fasih dalam berkomunikasi.

Berdasarkan paparan diatas, siswa kelas V SD dalam perbendaharaan kata seharusnya terus meningkat, gaya bahasanya mengalami perubahan, dan semakin lancar serta fasih dalam berkomunikasi. Sehingga diharapkan siswa mampu berbicara dalam mengemukakan pendapat dan ide yang ada dipikirannya dengan menggunakan pilihan kata bahasa yang santun.

Diakui atau tidak, pembelajaran Bahasa Indonesia khusunya dalam aspek berbicara yang selama ini terjadi di sekolah masih jauh dari kondisi yang diharapkan. Hal ini tercermin dari masih banyaknya guru yang memperlakukan sama antara pembelajaran berbicara dengan pembelajaran membaca. Begitu juga dari pihak siswa, banyak siswa yang merasa takut, tidak percaya diri, bahkan malu untuk mengemukakan pendapat dan semua ide gagasan yang ada dipikirannya. Tidak sedikit siswa yang merasa dirinya kurang dalam berbicara, sehingga dia akan melimpahkan dan membiarkan teman-teman yang lainnya yang dianggap lebih aktif untuk berbicara. Oleh sebab itu guru sulit mengajak siswa untuk melakukan kegiatan berbicara yang seharusnya dapat dilaksanakan di dalam kelas oleh seluruh siswa dengan sebagaimana mestinya yang terdapat pada tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia.

Faktanya berdasarkan pengamatan yang ditemukan di lapangan dan hasil analisis nilai kognitif maupun afektif pada siswa kelas V di salah satu SD Negeri kecamatan Sukajadi kota Bandung, khususnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia materi aspek berbicara yang terkandung dalam KD : mengomentari persoalan faktual disertai alasan yang mendukung dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa, hasilnya pembelajarannya


(12)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

dirasa masih kurang. Hampir 80% dari siswa di kelas tidak mampu dan tidak siap untuk berbicara mengemukakan pendapat persoalan faktual beserta alasan dengan menggunakan pilihan kata bahasa yang santun.

Proses pembelajaran yang biasa dilakukan di salah satu SD Negeri kecamatan Sukajadi kota Bandung ini dalam kegiatan berbicara biasanya hanya dengan menggunakan teks yang sudah ada yang secara nyaring dibaca siswa, kemudian siswa diminta untuk menanggapi teks tersebut dengan sekedar menuliskannya saja. Pada dasarnya menulis adalah salah satu bentuk komunikasi secara tulisan. Sedangkan yang diharapkan dalam tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia semua siswa mampu berkomunikasi secara lisan maupun tulisan. Jelas terbukti bahwa SD tersebut belum melakukan kegiatan berbicara dengan bagaimana semestinya

Pembiasaan semacam ini kurang mampu membentuk kreativitas siswa dalam mengemukakan pendapat atau ide gagasan yang ada dipikirannya. Siswa tidak biasa diajak untuk berpikir dan berani dalam mengemukakan pendapat atu ide gagasannya. Siswa hanya dibiasakan terampil menyampaikan ide yang telah ada yang dibuat oleh orang lain dan dituangkan dalam sebuah tulisan. Pembentukan keterampilan berbicara semacam ini tidak akan berdampak baik untuk mengolah kemampuan komunikasi siswa yang diharapkan yaitu mampu mengemukakan pendapat atau menyampaikan ide gagasan dalam berbagai konteks dan tujuan pembicaraan. Hal terakhir yang menyebabkan kondisi pembelajaran berbicara kurang optimal adalah kurangnya pengetahuan dan kemampuan guru dalam menguasai strategi, model dan metode pembelajaran untuk pembelajaran Bahasa Indonesia dalam aspek berbicara. Akibatnya pembelajaran Bahasa Indonesia dalam aspek berbicara cenderung berlangsung monoton dan kurang merangsang gairah siswa untuk belajar berbicara. Sehingga anak harus dibiasakan untuk berani mengemukakan pendapat atau mengungkapkan idenya secara bebas.

Salah satu upaya untuk mengatasi masalah yang sudah dipaparkan diatas, saya sebagai peneliti akan melakukan penelitian dengan menggunakan


(13)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

metode brainstorming untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Dalam metode brainstorming, siswa dituntut untuk belajar bersama, berdiskusi dengan teman sekelompoknya, semua siswa pun dituntut mengemukakan pendapat dan semua ide yang ada dipikirannya. Dalam kenyataannya, sering kali ada satu siswa yang dominan dan banyak bicara, namun ada juga siswa yang pasif dan menyerahkan semua tugas pada rekannya yang lebih dominan sehingga pemerataan tanggung jawab dalam kelompok tidak tercapai dan tidak semua siswa dapat berbicara sesuai dengan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia. Namun dalam metode brainstorming ini semua siswa wajib mengemukakan pendapatnya atau ide gagasannya tanpa tekecuali. Dan siswa pun bebas mengemukakan pendapat atau ide gagasannya tanpa takut disalahkan.

Dengan alasan tersebut, saya termotivasi akan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas terhadap siswa Kelas V Semester 2 Pada Salah Satu SD Negeri kecamatan Sukajadi kota Bandung tahun akademik 2014/2015 dengan judul “Penerapan Metode Brainstorming Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V Sekolah Dasar”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian di atas yaitu kurangnya siswa dalam keterampilan berbicara, maka rumusan umum masalah penelitian ini adalah mengetahui “bagaimana bentuk penerapan metode brainstorming untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V Sekolah Dasar?” kemudian, untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut, maka secara khusus penulis membuat dua pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah penerapan metode brainstorming untuk meningkatkan

keterampilan berbicara siswa kelas V Pada Salah Satu SD Negeri kota Bandung tahun akademik 2014/2015?


(14)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

2. Bagaimanakah peningkatan keterampilan berbicara siswa melalui penerapan metode brainstorming siswa kelas V Pada Salah Satu SD Negeri kota Bandung tahun akademik 2014/2015?


(15)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7 1.3 Tujuan Penelitan

Menyesuaikan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan penerapan metode brainstorming untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V Pada Salah Satu SD Negeri kota Bandung tahun akademik 2014/2015?

2. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan berbicara siswa melalui penerapan metode brainstorming siswa kelas V Pada Salah Satu SD Negeri kota Bandung tahun akademik 2014/2015?

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Manfaat hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan dan sebagai sumber referensi dalam menunjang proses pembelajaran kepada anak didik. Dan semoga dengan adanya penelitian ini dapat menjadi ilmu pengetahuan mengenai gambaran tentang metode brainstorming atau curah pendapat dan implementasinya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, diharapkan hasil penelitian dapat menciptakan pengalaman pribadi yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan keberanian dan percaya diri siswa tersebut, sehingga munculah daya keaktifan, kreatifitas dan interaksi khususnya dengan guru dan kelompoknya saat pembelajaran dilaksanakan, sehingga akan menimbulkan hasil yang positif pada peningkatan keterampilan berbicara siswa.

b. Bagi guru, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan pengetahuan tersendiri mengenai metode Brainstorming yang pada dasarnya proses pembelajaran dilakukan secara berkelompok, serta metode Brainstorming dapat menjadi bahan ajar baru untuk meningkatkan


(16)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

pemahaman guru tentang bagaimana cara meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa dalam proses pembelajaran.

c. Bagi LPTK, diharapkan dari penelitian ini dapat dijadikan penggambaran tersendiri yang nantinya akan dijadikan landasan untuk menerapkan metode brainstorming khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V, sehingga ini menjadi suatu hal yang akan dapat diterapkan oleh para guru.


(17)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

Dalam bab ini membahas tentang metode penelitian, pendekatan penelitian, desain penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, dan analisis dan interpretasi data.

3.1 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode penelitian yan akan digunakan adalah Penelitian Tindkan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang bersifat kualitatif sehingga data yang dibutuhkan itu harus fakta secara menyeluruh. Penelitian tindakan ini dilakukan dengan harapan dapat memperbaiki kualitas pendidikan secara langsung yang melibatkan masalah yang timbul di lapangan. Khususnya masalah yang ada di dalam kelas.

PTK yaitu suatu upaya dari pihak terkait khususnya guru sebagai pengajar, untuk meningkatkan atau memperbaiki proses belajar mengajar ke arah tercapainya tujuan pendidikan atau pengajarnya itu sendiri. Menurut Ebbutt dalam (Wiraatmadja 2012 hlm. 12) PTK adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekolompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

3.2 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini adapun disain penelitian yang dikembangkan menurut Kemmis dan Mc Taggart yaitu model spiral. Tahapan-tahapan lazim yang digunakan yaitu perencanaan, tindakan, Observasi, dan reflektif. Berikut adalah skema atau alur PTK yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart dalam (Sukardi, 2013 hlm. 5-8) :


(18)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1

Alur PTK Menurut Kemmis & Mc Taggart Sumber: Sukardi (2013)

Langkah-langkah pada model spiral menurut Kemmis dan Mc Taggart dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Merupakan serangkaian rancangan tindakan sistematis untuk meningkatkan apa yang hendk terjadi. Dalam penelitian tindakan, rencana tindakan tersebut harus berorientasi ke depan. Perencanaan yang dikembangkan harus fleksibel, untuk mengadopsi pengaruh yang tidak dapat dilihat dan rintagan tersembunyi yang mungkin timbul. Perencanaan dalam penelitian tindakan sebaiknya lebih menekankan pada sifat-sifat strategis yang


(19)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mampu menjawab tantangan yang muncul dalam perubahan sosial, dan mengenal rintangan yang sebenarnya.


(20)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Tindakan

Tindakan disini hatus terkontrol dan termonitor secara seksama. Tindakan dalam penelitian harus dilakukan dengan hati-hati, dan merupakan kegiatan praktis yang terencana. Tindakan yang baik adalah tindakan yang mengundang tiga unsur penting yaitu peningkatan praktik, peningkatan pemahaman individual dan kolaboratif, dan peningkatan situasi dimana kegiatan berlangsung.

c. Observasi

Observasi dalam penilitian tindakan kelas mempunyai arti pengamatan terhadp treatment yang diberikan pada kegiatan tindkan. Observasi mempunyai fungsi penting, yaitu melihat dan mendokumentasi implikasi tindakan yang diberikan kepada subjek yang diteliti. Oleh karena itu observasi harus mempunyai beberapa syarat, seperti memliki orientasi prospektif dan dasar-dasar reflektif masa sekarang dan yang akan datang. d. Reflektif

Merupakan langkah dimana tim peneliti menilai kembali situasi dan kondisi, setelah subjek/objek yang diteliti memperoleh treatment secara sistematis. Komponen ini merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian, dan telah dicatat dalam observasi. Pada kegiatan ini, peneliti berusaha mencari alur pemikiran yang logis dalam kerangka kerja, poses, problem, isu dan hambatan yang muncul dalam perencanaan dan treatment yang diberikan kepada subjek. Langkah ini juga dapat digunakan untuk menjawab variasi situasi sosial dan isu-isu yang muncul, sebagai konsekuensi adanya tindkan terencana yang dilakukan dalam penelitian tindakan.

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian adalah salah satu SD Negeri yang ada di Kota Bandung Kecamatan Sukajadi Kelurahan Cipedes. Letaknya dekat dengan Hotel Karang Setra. Lokasi penelitian ini dalam satu bangunan terdapat dua sekolah tetapi di pimpin oleh satu kepala sekolah.


(21)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemilihan lokasi penelitian ini berkaitan dengan kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang dilaksanakan peneliti di lokasi tersebut. Dalam pelaksanaannya, peneliti sudah dapat beradaptasi dengan siswa, guru, dan lingkungan sekolah sehingga cukup memudahkan dalam melakukan penelitian.

3.4 Subjek Penelitian

Subjek pada kegiatan penelitian ini adalah siswa kelas V (lima) semester genap di salah satu SD Negeri yang ada di kecamatan Sukajadi kota Bandung tahun akademik 2014/2015 yang terdiri dari tiga puluh tujuh (37) orang siswa, 16 orang terdiri dari siswa laki-laki dan 21 orang terdiri dari siswa perempuan. Siswa kelas V di SD tersebut memiliki latar belakang keluarga yang heterogen.

Pemilihan subjek penelitian ini dikarenakan peneliti menemukan masalah pada siswa kelas V di salah satu SD Negeri kecamatan Sukajadi kota Bandung bahwa rata-rata siswa senang berbicara dengan aktif, namun ketika pembelajaran berlangsung dan guru memberikan kesempatan untuk berbicara, hanya segelintir siswa yang berani mengungkapkan ide dan gagasannya. Hal ini dikarenakan siswa takut, malu atau tidak percaya diri yang disebabkan mereka berfikir masih ada teman yang lebih pintar darinya yang mampu mengungkapkan ide dan gagasannya dengan benar.

3.5 Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas mengenai penerapan metode brainstorming untuk meningkatkan keterampilan berbicara dilaksanakan sekitar dari minggu ke-4 bulan April 2015 sampai dengan minggu ke-2 bulan Mei 2015 dengan melakukan observasi langsung terhadap siswa kelas V. Tepatnya pada saat pembelajaran Bahasa Indonesia. Di Sekolah tersebut dalam 1 minggu pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat 5 jam pelajaran. Yang setiap 1 jam pelajaran selama 35 menit.Siklus I dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 9 Mei 2015. Siklus II di laksanakan tanggal 29 Mei 2015.


(22)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.6 Instrumen Penelitian

3.6.1 Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran digunakan sebagai salah satu acuan dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode pembelajaran brainstorming.

b. Bahan Ajar

Bahan ajar yang akan digunakan berupa artikel ataupun video yang berisikan tentang persoalan faktual.

3.6.2 Instrumen Pengungkap Data Penelitian a. Tes

Tes yang akan dilakukan berupa tes lisan. Dalam pembelajaran bahasa tes lisan dapat sekaligus dilakukan untuk mengukur kompetensi berbahasa lisan. Dalam konteks tersebut saya sebagai peneliti akan mengukur tes lisan dalam aspek berbicara untuk mengukur keterampilan seseorang siswa dalam berbicara dan mengungkapkan pendapat.

b. Non tes

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hopkins, David (2011 hlm. 181-210) peneliti mengambil beberapa instrumen pengumpulan data yaitu :

1. Catatan Lapangan

Instrumen ini digunakan oleh peneliti untuk melaporkan hasil observasi, refleksi dan reaksi terhadap masalah-masalah di kelas. Catatan ini ditulis saat awal pembelajaran hingga selesai pembelajaran. Catatan ini dapat berupa perilaku peserta didik di ruang kelas maupun kesan-kesan umum tentang ruang kelas.

2. Lembar Observasi

Instrumen ini merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati obyek penelitian baik secara langsung ataupun tidak langsung.


(23)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR


(24)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Rekaman

Instrumen ini sangat penting untuk penelitian tindakan kelas seperti ini, dimana guru dapat merekam pembelajaran dari awal sampai akhir secara spesifik dan akurat untuk meneliti aspek tertentu dalam pengajarannya atau interaksi tertentu, sehingga transkipnya bisa memberikan bukti detail tentang aspek-aspeknya.

3.7 Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas akan dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I dirancang untuk dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan (3x35 menit), sedangkan siklus II dirancang untuk dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan (3x35 menit). Setiap siklus dijalankan dalam 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Siklus I

a. Tahap Perencanaan

1) Membuat kesepakatan dengan guru (rekan sejawat) sebagai observer dan memberikan penjelasan kepada observer tentang hal-hal yang harus dilakukan observer.

2) Mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Sekolah dari sekolah yang akan di teliti.

3) Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu teks persoalan dengan isi permasalahan yang akan dipecahkan.

4) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia Kelas V dengan menerapkan metode pembelajaran brainstorming.

5) Menyiapkan Instrumen pengumpulan data.

6) Menyiapkan instrumen tes lisan berupa penampilan.

7) Menyiapkan instrumen non tes berupa lembar pengamatan siswa dan guru dalam pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan


(25)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V dengan menerapkan metode pembelajaran brainstorming.

3) Melakukan tes siklus I untuk mendapatkan data mengenai kemampuan berbicara siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V dengan menerapkan metode pembelajaran brainstorming.

4) Mencatat dan merekam aktivitas belajar yang terjadi pada lembar observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi. 5) Diskusi dengan observer untuk mengklarifikasi hasil pengamatan pada

lembar observasi. c. Tahap Pengamatan

1) Observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran.

2) Observer mengisi lembar pengamatan. d. Tahap Refleksi

Peneliti melakukan analisis dari data yang dikumpulkan pada siklus I. Setelah hasil belajar siswa dan pengamatan observer dikaji, pada siklus II peneliti mengulang kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I. Temuan pada tahap refleksi siklus I digunakan untuk memperbaiki RPP dan pembelajaran siklus II.

Siklus II

a. Tahap Perencanaan

1) Melakukan perbaikan dari kelemahan pada siklus I untuk dijadikan perbaikan pada siklus II

2) Membuat RPP dengan memperhatikan refleksi pada siklus I. 3) Menyiapkan media, alat peraga, dan sumber pembelajaran. 4) Merancang kegiatan yang lebih variatif.

5) Menyiapkan instrumen siklus II.

6) Menyiapkan instrumen non tes berupa lembar pengamatan siswa dan guru dalam pembelajaran


(26)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II sesuai dengan RPP yang telah disusun dengan mempertimbangkan perbaikan-perbaikan dari siklus I. Diharapkan pada siklus II siswa sudah lebih menguasai pembelajaran berbicara teks informasi dengan isi permasalahan yang akan dipecahkan. 2) Melakukan tes siklus II untuk mendapatkan data kemampuan berbicara 3) Mencatat dan merekan semua aktivitas belajar yang terjadi pada lembar

observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi. 4) Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi data hasil pengamatan

pada lembar observasi. c. Tahap Pengamatan

1) Observer mencatat dan merekam aktivitas belajar siswa.

2) Peneliti menyesuaikan apakah kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini sudah sesuai dengan yang diharapkan.

d. Refleksi

Hasil yang diperoleh pada tahap pengamatan dikumpulkan untuk dianalisis dan dievaluasi oleh peneliti, untuk mendapatkan suatu simpulan. Diharapkan setelah akhir siklus II, kemampuan berbicara siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia meningkat.

3.8 Rencana Pengolahan dan Uji Keabsahan Data a. Kualitatif

Setelah melaksanakan penelitian, data-data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisi agar mendapatkan kesimpulan yang utuh dan menyeluruh. Dengan dilaporkan secara deskriptif atau laporan verbal. Menurut Bungin, Burhan (2001 hlm. 66) analisis kualitatif umumnya tidak digunakan untuk mencari data dalam arti frekuensi, tetapi digunakan untuk menganalisis makna dari data yang tampak di permukaan itu. Dengan demikian, analisis kualitatif digunakan untuk memaham sebuah fakta, bukan untuk menjelaskan fakta tersebut.


(27)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudut pandang guru sebagai peneliti melalui catatan anekdot dan lemmr pengamatan sikap, sudut pandang siswa melalui pedoman wawancara dan sudut pandang mitra peneliti melalu lembar observasi.


(28)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Kuantitatif

1. Pengolahan Data Keterampilan Berbicara

Tes berbicara dalam penelitian ini untuk mengukur kemampuan seseorang dalam keterampilan berbicara. Tes yang dilakukan berupa tes lisan dan penampilan. Tes lisan dan penampilan dilakukan pada setiap siklus, untuk mengetahui kemampuan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Berikut ini adalah rambu-rambu analisis proses pembelajaran berbicara dan menulis siswa yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.1

Format Penilaian Berbicara Siswa

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja Bobot

1 2 3 4 5

1. Keruntutan penyampaian isi gagasan 4

2. Pemahaman 4

3. Ketepatan kata 4

4. Tata Bahasa 4

5. Kelancaran 4

Jumlah skor:

Sumber diadaptasi dari Nurgiyantoro, Burhan (2013, hlm. 420) dengan modifikasi penulis sendiri.

Setiap penilaian aspek dikalikan dengan bobot yang telah ditentukan kemudian dijumlahkan keseluruhannya, maka didapatkan nilai untuk kemampuan berbicara siswa.

Tabel 3.2

Deskripsi Skala Nilai Berbicara 1. Keruntutan

penyampaian isi gagasan

5 Gagasan diungkapkan dengan jelas, tertata dengan baik, urutan logis, relevan dengan persoalan yang diberikan.


(29)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

utama terlihat, relevan dengan persoalan yang diberikan.

3 Gagasan diungkapkan dengan kurang lancar, ide utama terlihat, relevan dengan persoalan yang diberikan.

2 Gagasan diungkapkan dengan tidak lancar, gagasan kacau, urutan tidak logis.

1 Gagasan diungkapkan dengan tidak lancar, tidak terorganisir, ide utama tidak terlihat.

2. Pemahaman 5 Memahami segala sesuatu dalam persoalan yang diberikan.

4 Memahami dengan baik persoalan yang diberikan, tanpa pengulangan dan penjelasan.

3 Memahami dengan baik persoalan yang diberikan, namun kadang-kadang perlu pengulangan dan penjelasan.

2 Memahami persoalan yang diberikan, namun dengan pengulangan dan penjelasan.

1 Memahami sedikit persoalan yang diberikan. 3. Ketepatan kata 5 Penggunaan kosakata tepat dalam penyampaian

gagasan, kata yang digunakan selalu baku, sesuai dengan tema.

4 Penggunaan kosakata tepat dalam penyampaian gagasan, tidak terdapat kata tak baku.

3 Penggunaan kosakata tepat dalam penyampaian gagasan, terdapat sedikit kata tak baku.

2 Pemilihan kosakata sering tidak tepat dan keterbatasan penguasaannya menghambat dalam penyampaian gagasan.


(30)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu penyampaian gagasan.

4. Tata bahasa 5 Tidak lebih dari dua kesalahan selama penyampaian gagasan.

4 Sedikit terjadi kesalahan tetapi bukan dalam penggunaan pola.

3 Kadang-kadang terjadi kesalahan dalam penggunaan pola, tetapi tidak mengganggu penyampaian gagasan.

2 Sering terjadi kesalahan dalam pola tertentu karena kurang cermat.

1 Penggunaan tata bahasa hampir selalu tidak tepat. 5. Kelancaran 5 Penyampaian gagasan lancar dan halus.

4 Penyampaian gagasan kadang-kadang masih ragu. 3 Penyampaian gagasan sering tampak ragu,

kalimat tidak lengkap.

2 Penyampaian gagasan sangat lambat.

1 Penyampaian gagasan selalu terhenti dan terputus-putus.

Tabel 3.3

Arti Skala Nilai Berbicara

1 SK Sangat Kurang

2 K Kurang

3 C Cukup

4 B Baik

5 SB Sangat Baik

2. Pengolahan Data Presentase Keberhasilan Tabel 3.4


(31)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rentang Nilai Kategori

86≤ A ≤ 100 Sangat Baik

71 ≤ B ≤ 85 Baik

51 ≤ C ≤ 70 Cukup

31 ≤ D ≤ 50 Kurang

0 ≤ E ≤ 30 Sangat Kurang

Adapun rumus perhitungan persentase yang digunakan dan penganalisaan dilakukan dengan menggunakan rambu-rambu analisis berikut:

P = Keterangan:

P = persentase,

F = jumlah siswa yang memenuhi kategori, N = jumlah keseluruhan siswa,

100 = bilangan konstanta

Menurut Mulyasa,E (2008 hlm. 105) Pembelajaran dan pembentukan kompetensi dikelas dikatakan berhasil dan berkualitas apabila terjadi perubahan kompetensi dan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%).


(1)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II sesuai dengan RPP yang telah disusun dengan mempertimbangkan perbaikan-perbaikan dari siklus I. Diharapkan pada siklus II siswa sudah lebih menguasai pembelajaran berbicara teks informasi dengan isi permasalahan yang akan dipecahkan. 2) Melakukan tes siklus II untuk mendapatkan data kemampuan berbicara 3) Mencatat dan merekan semua aktivitas belajar yang terjadi pada lembar

observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi. 4) Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi data hasil pengamatan

pada lembar observasi. c. Tahap Pengamatan

1) Observer mencatat dan merekam aktivitas belajar siswa.

2) Peneliti menyesuaikan apakah kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini sudah sesuai dengan yang diharapkan.

d. Refleksi

Hasil yang diperoleh pada tahap pengamatan dikumpulkan untuk dianalisis dan dievaluasi oleh peneliti, untuk mendapatkan suatu simpulan. Diharapkan setelah akhir siklus II, kemampuan berbicara siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia meningkat.

3.8 Rencana Pengolahan dan Uji Keabsahan Data

a. Kualitatif

Setelah melaksanakan penelitian, data-data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisi agar mendapatkan kesimpulan yang utuh dan menyeluruh. Dengan dilaporkan secara deskriptif atau laporan verbal. Menurut Bungin, Burhan (2001 hlm. 66) analisis kualitatif umumnya tidak digunakan untuk mencari data dalam arti frekuensi, tetapi digunakan untuk menganalisis makna dari data yang tampak di permukaan itu. Dengan demikian, analisis kualitatif digunakan untuk memaham sebuah fakta, bukan untuk menjelaskan fakta tersebut.


(2)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudut pandang guru sebagai peneliti melalui catatan anekdot dan lemmr pengamatan sikap, sudut pandang siswa melalui pedoman wawancara dan sudut pandang mitra peneliti melalu lembar observasi.


(3)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Kuantitatif

1. Pengolahan Data Keterampilan Berbicara

Tes berbicara dalam penelitian ini untuk mengukur kemampuan seseorang dalam keterampilan berbicara. Tes yang dilakukan berupa tes lisan dan penampilan. Tes lisan dan penampilan dilakukan pada setiap siklus, untuk mengetahui kemampuan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Berikut ini adalah rambu-rambu analisis proses pembelajaran berbicara dan menulis siswa yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.1

Format Penilaian Berbicara Siswa

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja Bobot 1 2 3 4 5

1. Keruntutan penyampaian isi gagasan 4

2. Pemahaman 4

3. Ketepatan kata 4

4. Tata Bahasa 4

5. Kelancaran 4

Jumlah skor:

Sumber diadaptasi dari Nurgiyantoro, Burhan (2013, hlm. 420) dengan modifikasi penulis sendiri.

Setiap penilaian aspek dikalikan dengan bobot yang telah ditentukan kemudian dijumlahkan keseluruhannya, maka didapatkan nilai untuk kemampuan berbicara siswa.

Tabel 3.2

Deskripsi Skala Nilai Berbicara 1. Keruntutan

penyampaian isi gagasan

5 Gagasan diungkapkan dengan jelas, tertata dengan baik, urutan logis, relevan dengan persoalan yang diberikan.


(4)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

utama terlihat, relevan dengan persoalan yang diberikan.

3 Gagasan diungkapkan dengan kurang lancar, ide utama terlihat, relevan dengan persoalan yang diberikan.

2 Gagasan diungkapkan dengan tidak lancar, gagasan kacau, urutan tidak logis.

1 Gagasan diungkapkan dengan tidak lancar, tidak terorganisir, ide utama tidak terlihat.

2. Pemahaman 5 Memahami segala sesuatu dalam persoalan yang diberikan.

4 Memahami dengan baik persoalan yang diberikan, tanpa pengulangan dan penjelasan.

3 Memahami dengan baik persoalan yang diberikan, namun kadang-kadang perlu pengulangan dan penjelasan.

2 Memahami persoalan yang diberikan, namun dengan pengulangan dan penjelasan.

1 Memahami sedikit persoalan yang diberikan. 3. Ketepatan kata 5 Penggunaan kosakata tepat dalam penyampaian

gagasan, kata yang digunakan selalu baku, sesuai dengan tema.

4 Penggunaan kosakata tepat dalam penyampaian gagasan, tidak terdapat kata tak baku.

3 Penggunaan kosakata tepat dalam penyampaian gagasan, terdapat sedikit kata tak baku.

2 Pemilihan kosakata sering tidak tepat dan keterbatasan penguasaannya menghambat dalam penyampaian gagasan.


(5)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu penyampaian gagasan.

4. Tata bahasa 5 Tidak lebih dari dua kesalahan selama penyampaian gagasan.

4 Sedikit terjadi kesalahan tetapi bukan dalam penggunaan pola.

3 Kadang-kadang terjadi kesalahan dalam penggunaan pola, tetapi tidak mengganggu penyampaian gagasan.

2 Sering terjadi kesalahan dalam pola tertentu karena kurang cermat.

1 Penggunaan tata bahasa hampir selalu tidak tepat. 5. Kelancaran 5 Penyampaian gagasan lancar dan halus.

4 Penyampaian gagasan kadang-kadang masih ragu. 3 Penyampaian gagasan sering tampak ragu,

kalimat tidak lengkap.

2 Penyampaian gagasan sangat lambat.

1 Penyampaian gagasan selalu terhenti dan terputus-putus.

Tabel 3.3

Arti Skala Nilai Berbicara

1 SK Sangat Kurang

2 K Kurang

3 C Cukup

4 B Baik

5 SB Sangat Baik

2. Pengolahan Data Presentase Keberhasilan Tabel 3.4


(6)

Bella Aviana Sari, 2015

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rentang Nilai Kategori

86≤ A ≤ 100 Sangat Baik

71 ≤ B ≤ 85 Baik

51 ≤ C ≤ 70 Cukup

31 ≤ D ≤ 50 Kurang

0 ≤ E ≤ 30 Sangat Kurang

Adapun rumus perhitungan persentase yang digunakan dan penganalisaan dilakukan dengan menggunakan rambu-rambu analisis berikut:

P =

Keterangan:

P = persentase,

F = jumlah siswa yang memenuhi kategori, N = jumlah keseluruhan siswa,

100 = bilangan konstanta

Menurut Mulyasa,E (2008 hlm. 105) Pembelajaran dan pembentukan kompetensi dikelas dikatakan berhasil dan berkualitas apabila terjadi perubahan kompetensi dan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%).