Penerapan Konsep Aset Deskriptif variabel Penelitian

54 sumber penerimaan kas, pengeluaran kas, saldo akhir kas pada periode tertentu? 11 Dalam hal SHU tahun berjalan belum dibagi, manfaat ekonomi yang diperoleh anggota dari pembagian SHU pada akhir tahun buku, dicatat sebesar taksiran jumlah SHU yang akan dibagi untuk anggota 24 100 12 catatan atas laporan keuangan meliputi pengungkapan, pengukuran, penyajian, dan pengakuan dari aset 24 100 13 catatan atas laporan keuangan meliputi pengungkapan, pengukuran, penyajian, dan pengakuan dari kewajiban? 24 100 14 catatan atas laporan keuangan meliputi pengungkapan, pengukuran, penyajian, dan pengakuan dari ekuitas 24 100 15 catatan atas laporan keuangan meliputi pengungkapan, pengukuran, penyajian, dan pengakuan dari pendapatan dan beban 24 100 Sumber: Data Primer diolah 2010

2. Penerapan Konsep Aset

Penerapan Konsep Aset pada KPRI di Kabupaten Purbalingga secara umum sudah dilaksanakan dengan sangat baik. Berikut disajikan gambaran umum penerapan konsep penyusunan laporan keuangan berdasarkan data hasil penelitian. Tabel 4.4 Gambaran Umum Penerapan Konsep Aset pada KPRI Kabupaten Purbalingga No. Rentang Presentase Kriteria Frekuensi Persentase 1 80 - 100 Sangat Baik 2 8.33 2 60 - 79 Baik 12 50 3 40 - 59 Cukup Baik 10 41.67 4 20 - 39 Tidak Baik 5 0 - 19 Sangat Tidak Baik Total 24 100 Sumber: Data Primer diolah, 2010 55 Berdasarkan tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa dari 38 KPRI di Kabupaten Purbalingga yang diteliti terdapat 2 KPRI 8,33 telah menerapkan konsep Aset sesuai dengan PSAK No. 27 dengan kategori sangat baik, dan 12 KPRI 50 dalam kategori baik, dan 10 KPRI 41,67 dalam kategori cukup. Hal ini berarti bahwa sebagian besar KPRI di Kabupaten Purbalingga telah menerapkan konsep aset sesuai dengan PSAK No. 27 dengan kriteria baik. Terlihat dari tabel 4.5 di bawah, sebagian besar KPRI telah melakukan penerapan konsep aset sesuai dengan PSAK No. 27, Aset yang diperoleh dari sumbangan yang terikat penggunaanya dan tidak dapat dijual untuk menutup kerugian pada Koperasi diakui sebagai aset lain-lain telah disajikan 12 KPRI 50, penjelasannya dalam catatan atas laporan keuangan telah disajikan 9 KPRI 38. Penyajian aset-aset yang dikelola oleh koperasi tetapi bukan milik koperasi hanya dilakukan oleh 20 KPRI 83, penjelasan aset-aset yang dikelola oleh koperasi dalam catatan atas laporan keuangan dilakukan oleh 23 KPRI 96. Pemisahan aset menjadi aset lancer, investasi jangka panjang, aset tetap dan aset lain-lain telah dilakukan oleh semua KPRI yang diteliti, tetapi pemisahan piutang pinjaman anggota dan non-anggota tidak dilakukan oleh seluruh KPRI yang diteliti. Lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel distribusi frekuensi berikut: Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Penerapan Konsep Aset No Pertanyaan F 1 Aset yang diperoleh dari sumbangan yang terikat penggunaannya dan tidak dapat dijual untuk menutup kerugian pada Koperasi diakui sebagai aset lain-lain 12 50 2 aset yang diperoleh dari sumbangan yang terikat penggunaannya, dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan 9 38 3 aset-aset yang dikelola oleh koperasi, tetapi bukan 20 83 56 milik koperasi tidak diakui sebagai aset 4 aset-aset yang dikelola oleh koperasi, dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan 23 96 5 aset koperasi sudah dipisahkan antara aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan aset lain-lain 24 100 6 pemisahan antara piutang pinjaman anggota dan piutang pinjaman pinjaman non-anggota 0 0 Sumber: Data diolah, 2010

3. Penerapan Konsep Kewajiban