BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Kabupaten Semarang
a. Letak Geografi Sebagai salah satu Kabupaten di Propinsi Jawa Tengah, Kabupaten
Semarang secara geografi berada pada 110 14’ 54,75” sampai dengan 110
39’ 3” Bujur Timur dan 7 3’ 75”- 7
30’ Lintang Selatan. Batas- Batas administrasi Kabupaten Semarang adalah sebelah utara
berbatasan dengan Kota Semarang dan Kabupaten Demak. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Magelang. Sebelah
timur berbatasan dengan Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Grobogan. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten
Kendal. Ditengah-tengah wilayah Kabupaten Semarang terdapat Kota Salatiga.
Rata-rata ketinggian tempat di Kabupaten Semarang antar kecamatan berbeda. Daerah terendah terletak di desa Candi Rejo Kecamatan Ungaran
dan daerah tertinggi terdapat di Desa Batur Kecamatan Getasan. Beberapa mata air sungai dan daerah yang dilalui sungai yang ada di
Kabupaten Semarang, diantaranya : 1. Kaligarang, daerah yang di lalui Kecamatan Ungaran dan Kecamatan
Bergas. 2. Rawa Pening, daerah yang dilalui Kecamatan Jambu, Kecamatan
Banyubiru, dan sebagian Kecamatan Ambarawa, Kecamatan Bawen, Kecamatan Tuntang, dan Kecamatan Getasan.
3. Kali Tuntang, daerah yang dilalui Kecamatan Bringin, Kecamatan Pringapus, dan Kecamatan Bawen.
4. Kali Senjoyo, daerah yang dilalui sebagian Kecamatan Tuntang, Kecamatan Pabelan, Kecamatan Bringin, Kecamatan Tengaran, dan
Kecamatan Getasan. 5. Selain itu masih banyak lagi sungai yang melalui daerah-daerah di
wilayah Kabupaten Semarang seperti : Laban, Babon, Dolok, Klampok, Bodri, Progo, Cemoro, dan lain-lain.
Nama, letak gunung dan nama pegunungan antara lain : 1. Gunung Ungaran letaknya meliputi wilayah Kecamatan Ungaran,
Bawen, Ambarawa, dan Sumowono. 2. Gunung Telomoyo letaknya meliputi wilayah Kecamatan Banyu Biru
dan Getasan. 3. Gunung Merbabu letaknya meliputi wilayah Kecamatan Getasan dan
Tengaran. 4. Pegunungan Sewakul terletak di wilayah Kecamatan Ungaran.
5. Pegunungan Kalong terletak di wilayah Kecamatan Ungaran. 6. Pegunungan Pasokan, Kredo, Tengis terletak di wilayah Kecamatan
Pabelan.
7. Pegunungan Ngabieng dan Gunung Tumpeng terletak di wilayah
Kecamatan Suruh. 8. Pegunungan Rong terletak di wilayah Kecamatan Tuntang.
9. Pegunungan Sodong terletak di wilayah Kecamatan Tengaran. 10. Pegunungan Pungkruk terletak di wilayah Kecamatan Bringin.
11. Pegunungan Mergi terletak di wilayah Kecamatan Bergas. b. Luas penggunaan lahan
Secara administratif Kabupaten Semarang terbagi menjadi 17 kecamatan dan terdiri dari 235 desa kelurahan. Luas wilayah Kabupaten Semarang
pada tahun 2004 tercatat sebesar 95.020.674 Ha atau sekitar 2,92 dari luas wilayah Propinsi Jawa Tengah. Luas yang ada terdiri dari 24.456 Ha 25,74
lahan sawah dan 70.564.674 Ha 74,26 bukan lahan sawah. Ditinjau dari segi kegunaan, bukan lahan sawah digunakan sebagai
pekarangan dan bangunan sebesar 19.671.589 Ha 27,877 , 28.285 Ha untuk tegalan dan kebun 40,083 , 26 Ha untuk tambak kolam 0,037 ,
perkebunan rakyat swasta sebesar 5.069 ha 7,183 , 11.609 Ha untuk hutan rakyat 16,452 , 2.623 Ha untuk rawa 3,717 dan lain-lain tanah
kering sebesar 3.281,085 Ha 4,651 . Menurut penggunaan lahan sawah, luas lahan sawah berpengairan irigasi
teknis sebesar 5.499 Ha, irigasi setengah teknis sebesar 4.002 Ha, irigasi sederhana sebesar 7.917 Ha serta tadah hujan sebesar 6.045 Ha.
c. Keadaan Iklim Curah hujan tertinggi selama tahun 2004 terdapat di Kecamatan tengaran
sebanyak 3.684 mm, untuk hari hujan terbanyak terdapat di Kecamatan Bawen
sebanyak 210 hari. d. Wilayah Administratif
Wilayah Kabupaten Semarang secara administrasi pada tahun 2004 terbagi dalam 17 kecamatan wilayah tersebut terdiri dari 208 desa, 27 kelurahan, 1523
rukun warga dan 6302 rukun tetangga. Jumlah prasarana desa sampai tahun 2004 mencapai 5262 yang terdiri dari
prasarana perhubungan 311 buah, pendidikan dan kesehatan sebanyak 48 buah, perekonomian sebanyak 26 buah, sosial sebanyak 141 buah.
e. Kepegawaian Banyaknya PNS dilingkungan pemerintah kabupaten semarang keadaan
desember 2004 sebanyak 10051 orang. Jumlah pegawai menurut pendidikan yang ditamatkan adalah tamattidak
amat SD sebanyak 465 orang 4,63 SMP sebanyak 500 orang 4,97, SMU sebanyak 3019 30,04 , diplomasarjana muda sebanyak 3606 orang
35,88 sarjana strata 1 sebanyak 2372 orang 23,60 dan sarjana strata 2 sebanyak 89 orang 0,88
f. Pertahanan Sipil Anggota pertahanan sipil hansip peranan yang penting dalam menjaga
ketertiban dan keamanan dilingkungan masyarakat. Jumlah anggota hansip dikabupaten semarang pada tahun 2004 sebanyak 7153 orang, terbagi dalam
jenis kelamin laki-laki sebanyak 6778 orang 84,76 dan jenis kelamin wanita sebanyak 375 orang 5,24 .
Berdasarkan tingkat pendidikan umum, jumlah anggota hansip tamat SD
sebanyak 5033 orang 70,36 SLTP sebanyak 1664 orang 23,26 SMU sebanyak 456 orang 6,38 . Sedangkan berdasarkan klasifikasi
kemampuan, semua anggota hansip menjadi anggota limas 100 . g. Pertanahan
Berdasarkan data dari kantor kabupaten semarang pada tahun 2004 telah membuat akta PPAT sebanyak 4079 buah, sebagian besar berupa hak milik
yaitu sebesar 84,09 dan hak guna bangunan 15,91. h. Pemilihan Umum
Pemilu legislatif yang dilaksanakan 5 april 2004 di kabupaten semarang terdapat 641.281 pemilih yang tersebar di 2566 TPS tempat pemungutan
suara perolehan suara yang sah untuk DPR, DPRD I dan DPRD II dalam pemilu 5 april 2004 dikabupaten semarang menghasilkan 24 partai, dengan
suara terbesar di lima partai berturut-turut diperoleh PDIP, Partai GOLKAR, Partai Persatuan Pembangunan PPP, Partai kebangkitan Bangsa PKB,
Partai Amanat Nasional PAN. i. Penduduk
Berdasarkan hasil registrasi penduduk akhir tahun 2004 yang telah disesuaikan dengan hasil P4B, jumlah penduduk Kabupaten Semarang tahun
2004 adalah sebesar 891.951 orang dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 5,57 .
Dari hasil angka registrasi tersebut, diperoleh rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Semarang masih dibawah 100 yaitu sebesar 98,34. hal ini
menggambarkan bahwa jumlah penduduk wanita lebih banyak daripada
jumlah penduduk laki-laki. Seiring dengan pertumbuhan penduduk, jumlah rumahtangga juga mengalami dari 223.835 pada tahun 2003 menjadi 230.354
pada tahun 2004, dengan rata-rata anggota rumahtangga 4 orang baik pada tahun 2003 maupun 2004.
Sejalan dengan kenaikan penduduk maka kepadatan penduduk dalam kurun waktu lima tahun 2000-2004 cenderung mengalami kenaikan, pada
tahun 2004 tercatat sebesar 939 jiwa setiap kilometer persegi. Jumlah penduduk yang terus bertambah setiap tahun tidak diimbangi dengan
pemerataan penyebaran penduduk di tiap kecamatan. Kepadatan penduduk di kecamatan yang wilayahnya sebagian besar perkotaan mempunyai kepadatan
penduduk yang tinggi dibandingkan dengan kecamatan yang wilayahnya masih merupakan daerah perdesaan. Wilayah terpadat tercatat di Tengaran,
Ambarawa, dan Ungaran, masing-masing dengan kepadatan 1.272, 1.550, 1.687 jiwa km.
j. Ketenagakerjaan Salah satu modal utama dalam perkembangan roda pembangunan adalah
tenaga kerja. Sejalan dengan berlangsungnya proses demografi, jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan.
Berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Semarang, banyaknya pencari kerja yang terdaftar selama tahun 2004
berjumlah 17.159 orang. Pemohon perpanjangan dan pemberian ijin bekerja bagi warga negara asing WNA selama tahun 2004 mengalami penurunan
yang cukup berarti. WNA yang mengajukan permohonan perpanjangan ijin
bekerja sebanyak 2 orang. k. Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk di Kabupaten Semarang pada umumnya masih bekerja dibidang pertanian, hal ini menunjukan bahwa potensi wilayah
Kabupaten Semarang sebagian besar masih merupakan lahan pertanian. Selain itu juga ada jasa akomodasi yang menunjang sektor pariwisata yaitu
hotel dan bentuk jasa akomodasi lainnya yang sejenis. Jumlah hotel yang ada di Kabupaten Semarang pada tahun 2004 sebesar 183 hotel yang tersebar di
Kecamatan Getasan, Tuntang, Ambarawa, Bawen, Bergas, dan Ungaran.Banyaknya kamar hotel 2688 kamar dan perkiraan jumlah tamu tahun
2004 sebanyak 439.278 orang. Bila dibandingkan tahun 2003 maka jumlah hotel di Kabupaten Semarang mengalami peningkatan sebesar 1,10 ,
sebaliknya banyaknya kamar meningkat 0,41 , sedang perkiraan jumlah tamu mengalami penurunan sebesar 13,04
Sebelum mengadakan pembahasan dan pengujian terlebih dahulu akan penulis sajikan gambaran mengenai diri responden dari hasil penelitian, yang
dapat dilihat sebagai berikut : a. Petugas Pajak Hotel
Dalam penelitian ini Petugas Pajak merupakan unit analisis dimana subjek penelitian adalah petugas pajak dan objek penelitian adalah kendala-
kendala dalam pengelolaan pajak hotel sedangkan sumber data adalah petugas pajak, yang kemudian disebut sebagai responden.
1. Jenis Kelamin Berikut ini dipaparkan mengenai petugas pajak hotel di Kabupaten
semarang menurut jenis kelamin. Tabel 4.1. Jenis Kelamin Petugas Pajak Hotel
No Jenis Kelamin Frekuensi
1 Pria 7
70 2 Wanita
3 30
Jumlah 10 100
Sumber : Data primer yang diolah Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa subjek penelitian terdiri dari
70 responden adalah pegawai pria dan 30 adalah pegawai wanita. Keadaan ini karena pekerjaan ini lebih dominan di lapangan sehingga
pegawai pria lebih sesuai dalam pekerjaan ini. Kemampuan pegawai pria dalam mengendarai kendaraan bermotor
lebih baik daripada pegawai wanita sehingga mempermudah menjalankan tugasnya di lapangan.
2. Jabatan Berikut ini dipaparkan mengenai petugas pajak hotel di Kabupaten
semarang menurut jabatan.
Tabel 4.2. Jabatan Petugas Pajak Hotel No Jabatan Frekuensi
1 Kasi Pendaftaran dan Penetapan Pajak Daerah
1 10
2 Kasi Penagihan dan Keberatan Pajak Daerah
1 10
3 Staf Pendaftaran dan Penetapan Pajak Daerah
4 40
4 Staf Penagihan dan Keberatan
Pajak daerah 4
40
Jumlah 10 100
Sumber : Data primer yang diolah Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa struktur organisasi terdiri
menjadi dua bagian masing-masing yaitu yang pertama adalah Seksi Pendaftaran dan Penetapan Pajak yang dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi Pendaftaran dan Penetapan Pajak Daerah . kemudian yang kedua adalah Seksi Penagihan dan Keberatan Pajak Daerah yang dipimpin oleh
seorang Kepala Seksi Penagihan dan Keberatan Pajak Daerah. b. Pengusaha Hotel Wajib Pajak
Dalam penelitian ini Wajib Pajak merupakan unit analisis dimana subjek penelitian adalah pengusaha hotel dan objek penelitian adalah
kendala-kendala dalam pembayaran pajak hotel sedangkan sumber data adalah pengusaha hotel, yang kemudian disebut sebagai responden.
1. Jenis kelamin Berikut ini dipaparkan mengenai Pengusaha Hotel Wajib Pajak di
Kabupaten semarang menurut jenis kelamin.
Tabel 4.3. Jenis Kelamin Pengusaha Hotel Wajib Pajak No Jenis
Kelamin Frekuensi 1 Pria
15 75
2 Wanita 5
25 Jumlah 20 100
Sumber : Data primer yang diolah Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa subjek penelitian terdiri dari
75 responden adalah pengusaha pria dan 25 adalah pengusaha wanita. Keadaan ini karena pekerjaan mencari pendapatan dalam keluarga
umumnya dikerjakan oleh kepala rumah tangga sehingga usaha ini banyak dijalankan pengusaha pria.
2. Status kepemilikan usaha Berikut ini dipaparkan mengenai Pengusaha Hotel Wajib Pajak di
Kabupaten semarang menurut status kepemilikan usaha. Tabel 4.4. Status Kepemilikan Usaha
No Status Frekuensi 1 Persorangan
19 95
2 Badan hukum
1 5
Jumlah 20 100 Sumber : Data primer yang diolah
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 95 status kepemilikan adalah perseorangan dan 5 adalah badan hukum. Keadaan ini karena
sebagian besar usaha perhotelan adalah jenis pondok wisata dan melati,
dimana banyak dimiliki oleh penduduk setempat. 3. Klasifikasi hotel
Berikut ini dipaparkan mengenai Pengusaha Hotel Wajib Pajak di Kabupaten semarang menurut klasifikasi hotel.
Tabel 4.5. Klasifikasi Hotel No Klasifikasi
Hotel Frekuensi 1
2 3
4 5
6 Pondok Wisata
Melati 1 Melati 2
Melati 3 Bintang 1
Bintang 2 4
9 1
2 3
1 20
45 5
10 15
5 Jumlah 20
100 Sumber : Data primer yang diolah
Dari tabel diatas dapat diketahui jenis klasifikasi hotel dalam penelitian ini sebagian besar adalah Melati 1 dengan persentase 45 dan
jumlah yang paling sedikit adalah Bintang 2 dengan persentase 5 . 4. Tarif rata-rata berdasarkan jenis kamar dan jenis hotel
Berikut ini dipaparkan mengenai tarif rata-rata berdasarkan jenis kamar dan jenis hotel di Kabupaten semarang.
Tabel 4.6. Tarif Rata-rata Hotel Berdasarkan Jenis Kamar dan Jenis Hotel di Kabupaten Semarang.
No Jenis Hotel
Jenis Kamar
Tarif rata-rata Kamarmalam
Frekuensi 1
2 3
4
5
6 Pondok Wisata
Melati 1 Melati 2
Melati 3
Bintang 1
Bintang 2 Ekonomi
Ekonomi Ekonomi
Standar Ekonomi
Standar Deluxe
Ekonomi Standar
Deluxe Suite
Ekonomi Standar
Deluxe Suite
Rp 30.000 Rp 30.000
Rp 30.000 Rp 50.000
Rp 50.000 Rp 100.000
Rp 150.000 Rp 100.000
Rp 150.000 Rp 200.000
Rp 400.000 Rp 150.000
Rp 200.000 Rp 400.000
Rp 600.000 16
110 5
22 19
7 13
29 56
34 5
8 30
6 4
4 30
1 6
5 2
4 8
16 10
1 2
8 2
1 Jumlah
364 100
Sumber : Data primer yang diolah Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jenis kamar Ekonomi adalah
61 buah 50 dengan tarif rata-rata Rp 30.000,00, jenis kamar Standar adalah 115 buah 32 dengan tarif rata-rata Rp 50.000,00, jenis kamar
Deluxe adalah 53 buah 16 dengan tarif rata-rata Rp 300.000,00, dan jenis kamar Suite adalah 7 buah 2 dengan tarif rata-rata Rp
600.000,00. Keadaan ini karena dibedakan oleh fasilitas yang ada pada kamar tersebut . Keadaan ini karena dibedakan oleh fasilitas yang ada
pada kamar tersebut seperti : a. Suite
: Ukuran kamar besar, spring bed, Televisi multimedia, telephone, kamar mandi dalam air panas, ruang tamu
dalam, AC, View pemandangan. b. Deluxe : Ukuran kamar sedang, spring bed, televisi multimedia,
telephone, kamar mandi dalam air panas, ruang tamu dalam, AC
c. Standar : Spring bed, televisi, kamar mandi dalam air panas, kipas angin.
d. Ekonomi : kasur dan kamar mandi dalam.
2. Efektivitas pengelolaan Pajak Hotel
Dalam menghitung efektifitas pengelolaan Pajak Hotel peneliti menggunakan beberapa data sekunder yaitu diantaranya data target dan
realisasi pendapatan Pajak Hotel di Kabupaten Semarang selama 5lima tahun dari tahun 2000 sampai tahun 2004, Data Rekapitulasi Pendapatan
Potensi Pajak Hotel Kabupaten Semarang Tahun 2000-2004, Direktori Hotel dan Jasa Akomodasi Lain Jawa Tengah Tahun 2000, Data Pengunjung
Tamu Hotel Melati dan Bintang Di Kabupaten Semarang Tahun 2004 .
Tabel 4.7. Data Target dan Realisasi Pendapatan Pajak Hotel dan Pajak Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2000-2004
Pajak Hotel Pajak Daerah
Tahun TargetRp RealisasiRp TargetRp
RealisasiRp 2000
319.376.000 409.906.594
2.999.996.000 4.108.668.632
2001 626.168.000
645.599.860 5.194.169.000
6.645.836.065 2002
756.000.000 761.323.856
8.411.591.000 9.101.529.639
2003 805.193.000 946.137.739
10.733.153.090 10.952.420.585
2004 946.145.000 992.257.525
11.940.693.673 12.614.814.955
Sumber : Data sekunder yang diolah Untuk menghitung efektivitas Pajak Hotel di Kabupaten semarang pada
tahun 2000-2004 menggunakan data sekunder. Dari data yang diperoleh mengenai jumlah hotel dan jumlah kamar hotel di Kabupaten semarang
tahun 2000-2004 dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.8. Jumlah Hotel dan Jumlah Kamar Hotel di Kabupaten Semarang Tahun 2000-2004.
2000 2001 2002 2003 No
Jenis Hotel
Jumlah Hotel
Jumlah Kamar
Jumlah Hotel
Jumlah Kamar
Jumlah Hotel
Jumlah Kamar
Jumlah Hotel
Jumlah Kamar
Ju H
1 2
3 4
5 6
Pondok Wisata Melati 1
Melati 2 Melati 3
Bintang 1 Bintang 2
16 106
23 18
2 1
70 955
505 616
80 48
18 113
26 19
2 1
73 995
605 676
80 48
19 104
26 18
2 1
85 1005
605 623
80 48
15 115
30 18
2 1
103 1214
643 579
80 48
Total 166 2274
171 2477
170 2446
181 2667
Sumber : Data Kantor DPKD Kabupaten Semarang Dari perolehan data-data tersebut diatas dan dengan asumsi bahwa : DPKD
Kabupaten Semarang 1. Jumlah hari dalam 1 tahun
: 360 hari 2. Masa Pergantian Kamar
: 1 x 1 hari
3. Rata- rata Tarif Kamar Malam dan Tingkat Hunian Kamar Tabel 4.9 Rata- rata Tarif Kamar Malam Tiap Jenis Hotel dan Tingkat Hunian
Kamar di Kabupaten Semarang Tahun 2000-2004 No
Jenis Hotel 2000 2001 2002 2003
Sumber : Data Kantor DPKD Kabupaten Semarang
Berdasarkan data-data diatas maka dapat dihitung potensi Pajak Hotel Tarif
Kamar Tingkat
Hunian Tarif
Kamar Tingkat
Hunian Tarif
Kamar Tingkat
Hunian Tarif
Kamar T
H 1
2 3
4 5
6 PondokWisata
Melati 1 Melati 2
Melati 3 Bintang 1
Bintang 2 20.000
20.000 40.000
75.000 150.000
250.000 0.12
0.27 0.27
0.23 0.20
0.20 20.000
20.000 50.000
100.000 150.000
250.000 0.13
0.24 0.23
0.22 0.20
0.20 20.000
20.000 50.000
100.000 150.000
250.000 0.13
0.24 0.23
0.22 0.20
0.20 20.000
20.000 50.000
150.000 200.000
300.000
dari penerimaan jenis hotel di Kabupaten Semarang untuk tahun 2000 yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.10. Perhitungan Potensi Pajak Hotel Kabupaten Semarang Tahun 2000.
No Klasifikasi Hotel
Jumlah Kamar
Tarif KamarRp
Tingkat Hunian
Jumlah Hari
Omzet Per Tahun Rp
1 2
3 4
5 6
Pondok Wisata Hotel Melati 1
Hotel Melati 2 Hotel Melati 3
Hotel Bintang 1 Hotel Bintang 2
70 955
505 616
80 48
20 000 20 000
40 000 75 000
150 000 250 000
0,12 0,27
0,27 0,23
0,20 0,20
360 360
360 360
360 360
60480000 1856520000
1963440000 3825360000
864000000 864000000
Total 166 2274
9433800000 Sumber : DPKD Kabupaten Semarang.
Dari perhitungan data tersebut diatas, dapat diperoleh bahwa penerimaan omzet dari jenis hotel pada tahun 2000 adalah sebesar Rp
9.433.800.000,00 dengan demikian, potensi penerimaan Pajak Hotel adalah Rp 9.433.800.000x 10 = Rp 943.380.000,00
Berdasarkan jumlah potensi tersebut diketahui efektivitas Pajak Hotel di Kabupaten Semarang tahun 2000 dengan raelisasi pendapatan Pajak Hotel
tahun 2000 adalah sebagai berikut : 43
100 000
. 380
. 943
Rp 594
. 906
. 409
Rp =
×
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh tingkat efektivitas Pajak Hotel di Kabupaten Semarang tahun 2000 adalah 43 .
Untuk menghitung potensi Pajak Hotel dari penerimaan jenis hotel di Kabupaten Semarang untuk tahun 2001 yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.11. Perhitungan Potensi Pajak Hotel Kabupaten Semarang Tahun 2001. No Klasifikasi
Hotel Jumlah
Kamar Tarif
KamarRp Tingkat
Hunian Jumlah
Hari Omzet Per
Tahun Rp 1
2 3
4 5
6 Pondok Wisata
Hotel Melati 1 Hotel Melati 2
Hotel Melati 3 Hotel Bintang 1
Hotel Bintang 2 73
995 605
676 80
48 20 000
20 000 50 000
100 000 150 000
250 000 0,13
0,24 0,23
0,22 0,20
0,20 360
360 360
360 360
360 68328000
1719360000 2504700000
5353920000 864000000
864000000 Total 171
2477 1000
Sumber : DPKD Kabupaten Semarang. Dari perhitungan data tersebut diatas, dapat diperoleh bahwa
penerimaan omzet dari jenis hotel pada tahun 2001 adalah sebesar Rp 11.342.232.000,00 dengan demikian, potensi penerimaan Pajak Hotel adalah
Rp 11.342.232.000x 10 = Rp 1.134.223.200,00 Berdasarkan jumlah potensi tersebut diketahui efektivitas Pajak Hotel
di Kabupaten Semarang tahun 2001 dengan raelisasi pendapatan Pajak Hotel tahun 2001 adalah sebagai berikut :
56,92 100
200 .
223 .
134 .
1 Rp
860 .
599 .
645 Rp
= ×
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh tingkat efektivitas Pajak Hotel di Kabupaten Semarang tahun 2001 adalah 56,92 .
Untuk menghitung potensi Pajak Hotel dari penerimaan jenis hotel di
Kabupaten Semarang untuk tahun 2002 yaitu sebagai berikut : Tabel 4.12. Perhitungan Potensi Pajak Hotel Kabupaten Semarang Tahun 2002.
No Klasifikasi Hotel
Jumlah Kamar
Tarif KamarRp
Tingkat Hunian
Jumlah Hari
Omzet Per Tahun Rp
1 2
3 4
5 6
Pondok Wisata Hotel Melati 1
Hotel Melati 2 Hotel Melati 3
Hotel Bintang 1 Hotel Bintang 2
85 1005
605 623
80 48
20 000 20 000
50 000 100 000
150 000 250 000
0.13 0.24
0.23 0.22
0.20 0.20
360 360
360 360
360 360
140760000 1664280000
2504700000 5158440000
993600000 993600000
Total 170 2446
11455380000 Sumber : DPKD Kabupaten Semarang.
Dari perhitungan data tersebut diatas, dapat diperoleh bahwa penerimaan omzet dari jenis hotel pada tahun 2002 adalah sebesar Rp
11.455.380.000,00 dengan demikian, potensi penerimaan Pajak Hotel adalah Rp 11.455.380.000 x 10 = Rp 1.145.538.000,00.
Berdasarkan jumlah potensi tersebut diketahui efektivitas Pajak Hotel di Kabupaten Semarang tahun 2002 dengan raelisasi pendapatan Pajak Hotel
tahun 2002 adalah sebagai berikut : 66,46
100 000
. 538
. 145
1. Rp
856 .
323 .
761 Rp
= ×
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh tingkat efektivitas Pajak Hotel di Kabupaten Semarang tahun 2002 adalah 66,46 .
Untuk menghitung potensi Pajak Hotel dari penerimaan jenis hotel di Kabupaten Semarang untuk tahun 2003 yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.13. Perhitungan Potensi Pajak Hotel Kabupaten Semarang Tahun 2003.
No Klasifikasi Hotel
Jumlah Kamar
Tarif KamarRp
Tingkat Hunian
Jumlah Hari
Omzet Per Tahun Rp
1 2
3 4
5 6
Pondok Wisata Hotel Melati 1
Hotel Melati 2 Hotel Melati 3
Hotel Bintang 1 Hotel Bintang 2
103 1214
643 579
80 48
20 000 20 000
50 000 100 000
200 000 300 000
0.13 0.24
0.24 0.21
0.20 0.20
360 360
360 360
360 360
163152000 1922976000
2546280000 4585680000
1267200000 1140480000
Total 177 2667
11625768000 Sumber : DPKD Kabupaten Semarang.
Dari perhitungan data tersebut diatas, dapat diperoleh bahwa penerimaan omzet dari jenis hotel pada tahun 2003 adalah sebesar Rp
11.625.768.000,00 dengan demikian, potensi penerimaan Pajak Hotel adalah Rp 11.625.768.000x 10 = RP 1.162.576.800,00
Berdasarkan jumlah potensi tersebut diketahui efektivitas Pajak Hotel di Kabupaten Semarang tahun 2003 dengan raelisasi pendapatan Pajak Hotel
tahun 2003 adalah sebagai berikut : 81,38
100 800
. 576
. 162
. 1
Rp 739
. 137
. 946
Rp =
×
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh tingkat efektivitas Pajak Hotel di Kabupaten Semarang tahun 2003 adalah 81,38 .
Untuk menghitung potensi Pajak Hotel dari penerimaan jenis hotel di Kabupaten Semarang tahun 2004 yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.14. Perhitungan Potensi Pajak Hotel Kabupaten Semarang Tahun 2004.
No Klasifikasi Hotel
Jumlah Kamar
Tarif KamarRp
Tingkat Hunian
Jumlah Hari
Omzet Per Tahun Rp
1 2
3 4
5 6
Pondok Wisata Hotel Melati 1
Hotel Melati 2 Hotel Melati 3
Hotel Bintang 1 Hotel Bintang 2
111 1215
643 579
80 48
20 000 20 000
50 000 100 000
200 000 350.000
0.10 0.22
0.21 0.20
0.20 0.20
360 360
360 360
360 360
159840000 1749600.000
2.314.800.000 4.168.800.000
1.152.000.000 1.209.600.000
Total 177 2676
10.754.640.000 Sumber : DPKD Kabupaten Semarang.
Dari perhitungan data tersebut diatas, dapat diperoleh bahwa penerimaan omzet dari jenis hotel pada tahun 2004 adalah sebesar Rp
10.754.640.000,00 dengan demikian, potensi penerimaan Pajak Hotel adalah Rp 10.754.640.000x 10 = Rp 1.075.464.000,00.
Berdasarkan jumlah potensi tersebut diketahui efektiitas Pajak Hotel di Kabupaten Semarang tahun 2004 dengan raelisasi pendapatan Pajak Hotel
tahun 2004 adalah sebagai berikut : 92,26
100 000
. 464
. 075
. 1
Rp 525
. 257
. 992
Rp =
×
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh tingkat efektivitas Pajak Hotel di Kabupaten Semarang tahun 2004 adalah 92,26 .
3. Kontribusi Pajak Hotel Terhadap Pajak Daerah
Untuk mengetahui hubungan Pajak Hotel variabel bebas terhadap Pajak Daerah variabel terikat maka digunakan analisa regresi sederhana.
Adapun data yang diperlukan adalah data realisasi Pajak Hotel dan realisasi Pajak Daerah di Kabupaten Semarang dari tahun 2000 sampai 2004 seperti
tabel berikut ini. Tabel 4.15. Jumlah Realisasi Pendapatan Pajak Daerah Dan Pajak Hotel Di
Kabupaten Semarang Periode Tahun 2000-2004. Tahun
Pajak Hotel Pajak Daerah
Persentase 2000 409.906.594
4.108.668.632 9,98
2001 645.599.860 6.645.836.065
9,88 2002 761.323.856
9.101.529.639 8,37
2003 946.137.739 10.952.420.585
8,64 2004 992.257.525
12.614.814.955 7,87
Rata-rata 8,94 Sumber : DPKD Kabupaten Semarang
Dari hasil perhitungan yang terlampir pada lampiran 3 dapat dilihat bahwa hasil koefisien determinasi R sebesar 10,9 . Ini berarti sumbangan
efektif Pajak Hotel terhadap Pajak Daerah sebesar 10,9 .
4. Kendala-kendala Dalam Pengelolaan Pajak Hotel Di Kabupaten
Semarang
Kendala-kendala yang ada dalam pengelolaan Pajak Hotel adalah : a. Keterbatasan pemahaman yang dimiliki Wajib Pajak maupun masyarakat
tentang peraturan perpajakan terutama Pajak Daerah. b. Kurangnya kepatuhan dan kejujuran dalam usaha pajak.
c. Terbatasnya masa tenggang waktu dalam membayar Pajak Hotel. Disamping itu belum adanya tempat pembayaran pajak yang permanen dan
mudah dijangkau.
B. Pembahasan