Sistem Pengapian CDI-DC BUSI

214 bunga api busi, pick-up coil akan memberikan sinyal elektronik ke switch saklar S untuk menutup. Ketika saklar telah menutup, kondensor akan mengosongkan discharge muatannya dengan cepat melalui kumparan primaer koil pengapian, sehingga terjadilah induksi pada kedua kumparan koil pengapian tersebut. Jalur kelistrikan pada sistem pengapian CDI dengan sumber arus DC ini adalah arus pertama kali dihasilkan oleh kumparan pengisian akibat putaran magnet yang selanjutnya disearahkan dengan menggunakan Cuprok Rectifier kemudian dihubungkan ke baterai untuk melakukan proses pengisian Charging System. Dari baterai arus ini dihubungkan ke kunci kontak, CDI unit, koil pengapian dan ke busi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 4.54 Sirkuit sistem pengapian CDI dengan arus DC Cara kerja sistem pengapian CDI dengan arus DC yaitu pada saat kunci kontak di ON-kan, arus akan mengalir dari baterai menuju sakelar. Bila sakelar ON maka arus akan mengalir ke kumparan penguat arus dalam CDI yang meningkatkan tegangan dari baterai 12 Volt DC menjadi 220 Volt AC. Selanjutnya, arus disearahkan melalui dioda dan kemudian dialirkan ke kondensor untuk disimpan sementara. Akibat putaran mesin, koil pulsa menghasilkan arus yang kemudian 215 mengaktifkan SCR, sehingga memicu kondensorkapasitor untuk mengalirkan arus ke kumparan primer koil pengapian. Pada saat terjadi pemutusan arus yang mengalir pada kumparan primer koil pengapian, maka timbul tegangan induksi pada kedua kumparan yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder dan menghasilkan loncatan bunga api pada busi untuk melakukan pembakaran campuran bahan bakar dan udara. 216

BAB V PEMERIKSAAN DAN PERBAIKAN SISTEM

KELISTRIKAN

A. Pemeriksaan dan Perbaikan Sistem Kelistrikan a. Peringatan

Umum 1 Baterai mengeluarkan gas-gas yang gampang meledak, jauhkan dari api dan sediakan ventilasi yang cukup ketika mengisi baterai. 2 Hindari kulit atau mata kontak dengan cairan elektrolit baterai karena dapat menyebabkan luka bakar. 3 Selalu matikan kunci kontak sebelum memutuskan hubungan antar komponen listrik. 4 Baterai dapat rusak jika diisi kelebihan atau kurang, apalagi dibiarkan tidak diisi dalam jangka waktu yang lama. 5 Isilah baterai setiap dua minggu sekali untuk mencegah pembentukan sulfat, karena tegangan voltage baterai akan berkurang sendiri pada saat sepeda motor tidak digukan

b. Sambungan Konektor

1 Bila memasang sambungan, tekanlah sampai terdengar bunyi “klik”. 2 Periksa sambungan dari kerenggangan, keretakan, kerusakan pembungkusnya, karat, kotoran dan uap air.

c. Sekering Fuse

1 Jangan pergunakan sekering yang kemampuannya berbeda. 2 Jangan mengganti sekering dengan kawat atau sekering yang imitasi tiruan. 3 Jika sekering putus, jangan langsung menggantinya, tapi periksa dulu penyebabnya. Gambar 5.1 Sekering 217

d. Menggunakan Multi meter

1 Pastikan posisi skala pengukuran sesuai dengan komponen yang akan diukur. Gunakan posisi skala pengukuran; a tahanan untuk mengukur tahanan, b tegangan DC untuk mengukur tegangan DC arus searah, c tegangan AC untuk mengukur tegangan AC rus bolak-balik. Mengkur dengan posisi skala pengukuran yang salah dapat merusak multi meter. 2 Pastikan kabel-kabel tester positif + dan negatif - tepat pada posisinya. Bila penempatan salah dapat merusak multi meter. Gambar 5.2 Multi meter digital 3 Bila tegangan dan besarnya arus belum diketahui, mulailah skala pengukuran dengan skala tertinggi. 4 Jika melakukan pengukuran tahanan dengan multi meter analog multi meter biasa yang menggunakan jarum penunjuk bukan multi meter digital, lakukan kalibrasi penyetelan ke 0 Ÿ sebelum melakukan pengukuran tahanan dan setelah mengganti posisi skala pengukuran tahanan. 5 Posisikan saklar pemilih ke posisi OFF setelah selesai menggunakan multi meter.