MAJELIS MAJELIS, PEMUDA DAN PEMBINAAN PEMUDA

6 Gereja Batak Karo Protestan GBKP Semarang. Kerangka teoritis ini akan berkaitan dengan Majelis, pemuda dan pembinaan pemuda. Penulis akan memaparkan peranan Majelis dalam melakukan pembinaan terhadap pemuda agar dapat terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan pemuda. Dalam bagian ini, penulis mengklarifikasikan pemuda berada dalam kisaran usia 18- 25 tahun dan memahami pemuda sebagai kelompok orang yang mengalami banyak perubahan-perubahan yang berpengaruh pada pola kehidupan dan tingkah lakunya sebagai dampak dari perkembangan-perkembangan yang dialaminya.

2.1 MAJELIS

Jabatan gerejawi adalah wujud dari jabatan Yesus Kristus sebagai Raja, Imam dan Nabi. Tugas mereka adalah melayani dan mereka diperlengkapi oleh Allah supaya mereka dapat menunaikan tugas mereka dengan baik dan untuk pekerjaan pelayanan dan pembangunan tubuh Kristus yang lebih utuh. Menurut Calvin, jabatan Yesus Kristus sebagai Raja, Imam dan Nabi juga dipercayakan Allah kepada gereja dalam jabatan pendeta, penatua dan diaken. Pendeta memangku jabatan sebagai Nabi, penatua memangku jabatan sebagai Raja dan diaken memangku jabatan sebagai Imam. 15 Didalam gereja terdiri dari Majelis jemaat yang didalamnya terdapat pendeta, penatua dan diaken serta bidang-bidang kategorial lainnya. Tuhan telah menganugerahkan tugas-tugas pelayanan sebagai guru atau pengajar dan gembala kepada gereja, sehingga tugas-tugas yang sudah diberikan Allah harus dilaksanakan untuk mewujudkan pembangunan tubuh Kristus menuju kedewasaan iman setiap anggota jemaat gereja. 16 Didalam gereja, antara Majelis jemaat dan bidang kategorial memiliki kaitan secara langsung dalam melaksanakan program dan melakukan pembinaan terhadap kategorial tersebut. Karena Majelis juga bertugas dan bertanggung jawab untuk membimbing dan mengarahkan bidang kategorial tersebut terhadap perkembangan imannya sebagai panggilan pengutusannya dan begitu juga jemaat yang dimana jemaat juga mempunyai pengaruh terhadap Majelis karena Majelis dan jemaat sama-sama diutus untuk melayani Kristus yang adalah kepala gereja yang dimana baik Majelis, bidang kategorial maupun jemaat diibaratkan sebagai tubuh Kristus 1 Kor. 12 : 27. 15 Abineno, Pembangunan Jemaat, Tata Gereja dan Jabatan Gerejawi. Jakarta : BPK Gunung Mulia 1992, 55-57 16 Dien Sumiyatiningsih, Mengajar dengan Kreatif dan Menarik. Yogyakarta : Andi 2006, 33 7 GBKP sebagai gereja dengan sistem presbiterial-sinodal yang beraliran Calvinis, memilih, mengangkat dan menahbiskan beberapa pelayan khusus yang disebut dengan penatua, diaken dan pendeta. Pendeta adalah pelayan khusus penuh waktu yang terpanggil dan menyerahkan diri sepenuhnya serta memilih tugas gereja sebagai satu-satunya bidang pengabdian dalam hidupnya ditempuh melalui pendidikan theologia. Sedangkan penatua dan diaken adalah pelayan khusus yang bukan penuh waktu namun terpanggil untuk menyerahkan hidupnya untuk pelayanan gereja. Sesuai dengan tata gereja GBKP 2015-2025 mengatakan bahwa: “Pelayan khusus terdiri dari pendeta, penetua atau diaken, secara bersama-sama melakukan tugas sesuai dengan yang diamanatkan Yesus Kristus sebagai kepala gereja.” 17 Melalui pernyataan tersebut, terlihat bahwa pendeta dan penatua atau diaken memiliki posisi yang sama yaitu sebagai pemimpin gereja. Oleh sebab itu untuk mencapai tujuan gereja, kepemimpinan dijalankan bukan hanya oleh pendeta tetapi juga pertua dan diaken sebagai pelayan khusus. Tata gereja GBKP mengatakan ada beberapa tugas Majelis didalam jemaat sebagai pemimpin dan pelayan gereja, yaitu; 1. Memimpin dan melayani jemaat, bersama-sama dengan pelayan khusus lainnya. 2. Menjadi pembimbing, pendorong, dan teladan bagi warga gereja dalam pertumbuhan menuju kedewasaan iman dalam kehidupan yang bersekutu, bersaksi, dan melayani. 3. Melakukan perkunjungan, memperhatikan kesejahteraan jasmani maupun rohani warga gereja, dan melaporkan kepada Majelis Runggun apabila ada warga yang perlu dibantu secara khusus. 4. Menyelenggarakan pelayanan kebaktian, pemberitaan firman, persiapan-persiapan sakramen, persiapan-persiapan pemberkatan perkawinan, persiapan sidi, penyelenggaraan pendidikan agama, menilik isi pengajaran yang tidak sesuai dengan pengajaran GBKP, serta menggembalakan warga gereja. 5. Mendampingi warga gereja yang sedang menghadapi kesulitan dirumah tangga, di lingkungan masyarakat atau di tempat kerja guna membantu mencapai jalan keluar dan menyimpan kerahasiaan yang menyangkut pribadi-pribadi warga gereja dengan sebijaksana mungkin. 18 Gereja diberi hak dan tanggung jawab untuk menjabarkan wujud dari kasih Allah kepada manusia dan dunia sekitarnya dimana ia berada dan tumbuh. Berdasarkan penjabaran hak dan tanggunjawab tersebut, maka gereja memerlukan kepemimpinan didalam jemaat yang mempunyai makna penyelenggaraan gereja yang berdasarkan jabatan gerejani. 19 Melalui kepemimpinan jemaat ini gereja dapat menata langkah dan mendayungkan segala 17 Tata Gereja GBKP Tahun 2015-2025, 15 18 Tata Gereja GBKP Tahun 2015-2025, 101-102 19 S.W. Lontoh H. Jonathans, Bahtera Guna Dharma GPIB. Jakarta : BPK Gunung Mulia 1981, 251 8 potensi yang ada bagi realisasi tugas yang diembannya. Kepemimpinan inti secara nyata dimanifestasikan dalam suatu wadah yang disebut Majelis jemaat. Wadah ini merupakan himpunan pemimpin-pemimpin jemaat yang bertugas mempin, mendorong, mengkoordinasi jemaat dalam pelayanan. Majelis jemaat dalam jabatan gerejawi harus dengan sepenuh hati dan dengan sukacita melakukan tugas dan pelayananya bukan dengan keadaan terpaksa. Majelis harus mampu meyakinkan dunia akan karya penyelamatan Allah dan penebusan Kristus akan dunia ini. Oleh karena itu sebagai panutan hendaklah majelis jemaat menjadi contoh yang baik dalam melaksanakan tugas dan pengutusannya. Begitu juga dengan hal pelayanan Majelis harus dapat melaksanakan pelayanan dengan sepenuhnya, tidak setengah-setengah, sehingga pelayanan yang dilakukan tidak menjadi timpang didalam jemaat.

2.2 PEMUDA