6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kehamilan
Kehamilan adalah satu dari tiga periode dalam kehidupan wanita saat mengalami perubahan hormonal yang penting. Periode pertama
adalah menarche yaitu masa pertumbuhan hingga pada usia bisa mengandung; kedua adalah masa kehamilan yang juga biasannya
terjadi pada usia muda; dan yang ketiga adalah masa menopause Rosalind, 2003. Kehamilan membutuhkan waktu sembilan bulan
kalender atau 40 minggu. Kehamilan dibagi tiga periode, yaitu trimester pertama dari minggu ke satu sampai minggu ke 13,
trimester kedua dari minggu ke 14 sampai minggu ke 26, trimester ketiga dari minggu ke 27 sampai 40 akhir kehamilan Susanti,
2008. Sistem tubuh yang mengalami banyak perubahan adalah sistem
reproduksi. Sedangkan perubahan psikologis yang terjadi pada ibu hamil diawali disaat seorang wanita mengetahui bahwa dirinya telah
hamil. Pada periode ini ibu hamil merasakan kegembiraan tertentu karena telah menyesuaikan diri dengan rencana pembentukan hidup
baru. Akan tetapi tidak semua ibu hamil mengalami perasaan yang sama, ada beberapa ibu yang mengalami ketidaknyamanan sampai
syok. Hal ini terjadi terutama pada ibu hamil yang kurang siap dalam
menghadapi masa-masa kritis dalam masa kehamilan Bobak, 2005.
2.2. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap obyek
tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku terbuka overt behavior. Perilaku yang
didasari pengetahuan umumnya bersifat langgeng Sunaryo, 2004. Proses adopsi perilaku, menurut Notoatmodjo
2007 menjelaskan bahwa seseorang mengadopsi perilaku, di dalam diri
orang tersebut terjadi suatu proses yang berurutan akronim AIETA, yaitu: a awareness kesadaran, individu menyadari adanya
stimulus; b interest tertarik, individu mulai tertarik pada stimulus; c evaluation menimbang-nimbang, individu menimbang-nimbang
tentang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Pada proses katiga ini subyek sudah memiliki sikap yang lebih baik lagi;
d trial mencoba, individu sudah mulai mencoba perilaku baru; e adoption mencoba, individu telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, sikap, dan kesadarannya terhadap stimulus. Menurut Rogers, adopsi perilaku tidak selalu melewati tahap AIETA sehingga
umumnya perilaku baru tersebut tidak langgeng. Sebaliknya, perilaku yang melalui proses AIETA akan bersifat langgeng
Sunaryo, 2004.
Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif, mencakup enam tingkatan, yaitu: a tahu merupakan tingkat pengetahuan paling
rendah. Tahu artinya dapat mengingat kembali suatu materi yang dipelajari sebelumnya. Ukuran bahwa seseorang itu tahu, adalah
dapat menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan,
dan menyatakan; b memahami, artinya kemampuan untuk menjelaskan
dan menginterpretasikan dengan benar tentang obyek yang
diketahui. Seseorang yang telah paham tentang sesuatu harus dapat menjelaskan, memberikan contoh, dan menyimpulkan; c
penerapan, yaitu kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi nyata atau dapat menggunakan
hukum-hukum, rumus, metode dalam situasi nyata; d analisis, artinya adalah kemampuan seseorang untuk menguraikan obyek ke
dalam bagian-bagian lebih kecil, tetapi masih di dalam suatu struktur obyek
tersebut dan masih terkait satu sama lain. Ukuran kemampuan adalah seorang dapat menggambarkan, membedakan,
memisahkan, membuat bagan proses adopsi perilaku, dan dapat membedakan pengertian psikologi dengan fisiologi; e sintesis, yaitu
suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada; f evaluasi, yaitu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu obyek.
Evaluasi dapat menggunakan kriteria yang telah ada atau disusun sendiri.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur
dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan
tingkatan-tingkatan di atas Notoatmodjo, 2007. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan
seseorang yaitu: 2.2.1
Pendidikan Pendidikan
adalah suatu
usaha untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan
mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima
informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain
maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pengetahuan yang didapat tentang
kesehatan. Pengetahuan
sangat erat
kaitannya dengan
pendidikan dimana
diharapkan seseorang
dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas
pengetahuannya. Hasil
penelitian Suwarti
2014 menjelaskan pendidikan turut menentukan mudah tidaknya
seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan
seseorang semakin baik pengetahuannya. 2.2.2
Media massa Kemajuan
teknologi menyebabkan
tersedianya bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi
pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai
sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai
pengaruh besar
terhadap pembentukan
opini dan
kepercayan orang. Penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pesan yang berisi sugesti
yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif
baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. 2.2.3
Sosial budaya dan ekonomi Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang
tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau
buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi
seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas
yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan
seseorang. 2.2.4
Lingkungan Segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke
dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak
yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
2.2.5 Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan
dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa
lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan professional
serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang
merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam
bidang kerjanya.
2.2.6 Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin
berkembang daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Hasil
penelitian Suwarti 2014 menjelaskan semakin cukup umur seseorang semakin matang dan kekuatan seseorang akan
lebih matang juga dalam berpikir dan bekerja, sehingga sebagai responden yang berusia lebih dewasa akan lebih
matang dalam berpikir dan mengambil keputusan karena pengalaman hidup yang pernah dialaminya. Bertambahnya
umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya.
2.3. Sikap