Analisis Faktor Psikologis Pada Pengguna Produk Deterjen (Studi Pada Konsumen Deterjen Di Pasar Pekalongan Lampung Timur)

ABSTRACT
Analysis of Psychological Factors in Product User Detergents
(Studies In Consumer Detergents Market Pekalongan Timur Lampung)
By

Reza Yoga Subarkah

Detergents are cleaning clothes washing soap in the form of powder or flour
which can foam when mixed with water. Detergent is needed because everyone
will want clothes that are used every day should always be clean.
The purpose of this research is to know To know the size of motivational factors,
perceptions of factors, learning factors, beliefs and attitudes factor in detergent
product users. From the dimensions of these factors are psikologis one of the most
dominant factor.
This type of research used is descriptive research whose goal is verifikatif
describing a phenomenon and check whether the underlying theory is still valid or
not. Population in this research are all consumers of detergent in the market
Pekalongan Timur Lampung totaling 85 people. Sampling techniques in this study
using convenience sampling techniques. To analyze the data used factor analysis.
Based on analysis of test results are known factors that make up the 17 indicators
of 4 factors. The contribution factor variant of beliefs and attitudes of 15.449%

with 2,626 eigen values. Contribution of variants of factor is the perception of
14.242% with 2.421 eigen values. Contributions variants of motivational factors
of 11.037% with the eigen value of 1.876. Learning factor variance contribution
of 10.553% with the eigen value of 1.794.

ABSTRAK
Analisis Faktor Psikologis Pada Pengguna Produk Deterjen
(Studi Pada Konsumen Deterjen Di Pasar Pekalongan Lampung Timur)
Oleh

Reza Yoga Subarkah

Deterjen adalah sabun cuci pembersih pakaian yang berbentuk serbuk atau tepung
yang dapat berbusa bila tercampur dengan air. Deterjen dibutuhkan karena setiap
orang pasti menginginkan pakaian yang digunakan setiap hari harus selalu bersih.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya kontribusi faktor
motivasi, faktor persepsi, faktor pembelajaran, faktor keyakinan dan sikap pada
pengguna produk deterjen. Dari dimensi faktor psikilogis tersebut terdapat salah
satu faktor yang paling dominan,
Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang

tujuannya adalah memaparkan suatu fenomena serta memeriksa apakah teori yang
melandasinya masih berlaku atau tidak. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh konsumen deterjen di pasar Pekalongan Lampung Timur dengan jumlah
sampel sebanyak 85 orang. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan
teknik convenience sampling. Untuk menganalisis data digunakan analisis faktor.
Berdasarkan hasil uji analisis faktor diketahui terdapat 17 indikator yang
membentuk 4 faktor karakteristik pembeli. Kontribusi varian dari faktor
keyakinan dan sikap sebesar 15,449 % dengan eigen values 2,626. Kontribusi
varian dari faktor persepsi adalah sebesar 14,242 % dengan eigen values 2,421.
Kontribusi varian dari faktor motivasi sebesar 11,037 % dengan eigen value
sebesar 1,876. Faktor pembelajaran mempunyai kontribusi varian sebesar
10,553% dengan eigen value sebesar 1,794.

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha saat ini telah maju dan membawa para pelaku usaha
kepada persaingan ketat. Selain itu perkembangan dunia usaha juga didorong oleh
kebutuhan manusia yang semakin kompleks, kebutuhan-kebutuhan tersebut

diantaranya adalah kebutuhan dasar, kebutuhan keamanan, kebutuhan untuk
dihargai, kebutuhan beraktualisasi diri dan kebutuhan sosial. Kebutuhan itupun
saat ini telah menjadi suatu gaya hidup yang harus terpenuhi oleh masyarakat
modern. Salah satu kebutuhan yang yang harus terpenuhi saat ini adalah
kebutuhan untuk hidup bersih.

Perkembangan kebutuhan di atas menjadi ladang bisnis dalam dunia usaha
khususnya bagi industri yang bergerak di bidang produk-produk pembersih.
Persaingan yang ketat membuat kemajuan teknologi berkembang cepat.
Timbulnya terobosan-terobosan dan inovasi-inovasi baru secara umum merupakan
hasil kerja keras para pelaku yang berusaha memahami keragaman dan kesamaan
konsumen dalam berprilaku agar mampu memasarkan produknya dengan baik.
Para pemasar yang mampu mengerti prilaku konsumen akan mampu
memperkirakan bagaimana kecenderungan konsumen untuk bereaksi terhadap
informasi yang diterimanya dan dapat mempengaruhi perilaku konsumen sesuai
dengan yang diinginkan pasar.

2

Industri produk pembersih khususnya pembersih pakaian atau deterjen menjadi

industri yang pontensial saat ini. Permintaan konsumen untuk produk deterjen
sangat tinggi karena kebutuhan akan deterjen menjadikan kebutuhan rutin bagi
masyarakat saat ini. Deterjen adalah sabun cuci pembersih pakaian yang
berbentuk serbuk atau tepung yang dapat berbusa bila tercampur dengan air.
Deterjen dibutuhkan karena setiap orang pasti menginginkan pakaian yang
digunakan setiap hari harus selalu bersih.

Persaingan industri deterjen yang semakin ketat memaksa perusahaan yang
bergerak di bidang ini melakukan berbagai cara untuk meningkatkan penjualan
dan merebut pangsa pasar. Strategi yang dilakukan tidak hanya dari segi promosi,
distribusi, harga dan tentu saja dari produk itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari
produk-produk deterjen yang beredar di pasaran yang saat ini sangat beragam.
Dari hasil survei yang dilakukan penulis pada pasar Pekalongan Lampung Timur
setidaknya terdapat 9 merek produk deterjen merek-merek tersebut yaitu Rinso,
Attack, Soklin, Daia, Surf, Boom, Wow, Total dan Bukrim.

Semakin meningkatnya

persaingan


antara

produk-produk sejenis,

maka

perusahaan yang satu dengan yang lain saling bersaing merebutkan konsumen.
Perusahaan yang mampu menciptakan dan mempertahankan pelangganlah yang
akan sukses dalam persaingan. Setiap perusahaan berusaha untuk memahami
perilaku konsumen pada pasar sasaran untuk kelangsungan hidup perusahaan
tersebut. Faktor Psikologis yang ada di dalam diri konsumen merupakan salah
satu faktor penting yang mempengaruhi pembelian suatu produk. Begitu juga
dengan deterjen, konsumen tidak hanya memperhatikan harga yang ditawarkan

3

tetapi penilaian konsumen pada suatu produk deterjen. Bahkan ada konsumen
yang tidak mementingkan harga, namun lebih memilih membeli produk deterjen
berdasarkan persepsi atau kebutuhan yang akan produk tersebut.


Perilaku konsumen merupakan suatu tindakan nyata konsumen yang dipengaruhi
oleh faktor kejiwaan dan faktor luar lainnya yang mengarahkan mereka untuk
memilih atau menggunakan barang/jasa yang ingin digunakannya. Perilaku
konsumen menurut Engel yang dikutip oleh Simamora (2001: 80) adalah tindakan
yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan
produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli
tindakan ini.

Perilaku konsumen yang dapat timbul setelah mengetahui kelebihan atau
kelemahan dari suatu produk deterjen dapat berupa pembelian (setia) atau
pembelian (tidak setia). Yang penulis maksud sebagai pembelian (setia) adalah
pembelian yang dilakukan oleh pelanggan setia dengan tetap menggunakan
deterjen tertentu tanpa tertarik dengan merek deterjen lain, sedangkan pembelian
(tidak setia) adalah pembelian merek deterjen tertentu hanya sebatas penggunaan
kelebihan yang ada tanpa berniat menggunakannya secara terus-menerus.

Pada saat tertentu seseorang mempunyai banyak kebutuhan, baik yang bersifat
biologis maupun psikologis. Kebutuhan biologis timbul dari suatu keadaan
fisiologis tertentu seperti rasa lapar, haus, dan lain-lain. Sedangkan kebutuhan
yang bersifat psikologis adalah kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis

tertentu seperti kebutuhan untuk diakui, harga diri, atau kebutuhan untuk diterima
oleh lingkungannya. Kebutuhan-kebutuhan seperti ini yang sangat sering menjadi

4

faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. Secara garis besar Kotler dan
Amstrong (2001: 196) membagi faktor-faktor pengambilan keputusan pembelian
oleh konsumen yaitu sebagai berikut:
1. Faktor Budaya (budaya, subkebudayaan dan kelas sosial)
2. Faktor Sosial (kelompok, keluarga, peranan dan status)
3. Faktor Pribadi (umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi,
gaya hidup, dan kepribadian)
4. Faktor Psikologis (motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap).

Pembelian konsumen secara kuat dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial,
pribadi dan psikologis yang mendorong konsumen untuk memutuskan melakukan
pembelian. Para pemasar tidak dapat mengendalikan faktor-faktor diatas, tetapi
mereka harus memperhitungkannya dan dituntut untuk dapat memahami
bagaimana


konsumen

berfikir,

bertindak

dan

berperilaku

serta

dapat

memperkirakan kencenderungan konsumen untuk bereaksi terhadap informasi
yang diterimanya.

Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi perilaku pembelian bagi konsumen
adalah faktor psikologis yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan
sikap. Sehingga dalam penelitian ini penulis hanya meneliti dalam dalam batasanbatasan faktor diatas. Dimana pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh

empat faktor psikologis utama yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta
keyakinan dan sikap. (Kotler 2005: 205). Bahkan Solomon (1999: 33)
menyatakan bahwa faktor psikologis merupakan faktor inti dari pembelian yang
dilakukan oleh konsumen.

5

Pasar Pekalongan Lampung Timur dipilih oleh penulis karena pasar Pekalongan
Lampung Timur adalah suatu tempat yang kompleks yang berisi konsumen yang
sangat bergam. Keragaman konsumen pasar Pekalongan Lampung Timur dapat
dilihat dari faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis.
Selain itu pasar Pekalongan Lampung Timur dipilih karena pasar ini sangat dekat
dengan kediaman dimana penulis berdomisili sehingga waktu dan biaya yang
digunakan lebih efektif dan efisien.

Berkaitan dengan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan mengambil judul “Analisis Faktor Psikologis Pada Pengguna Produk
Deterjen (Studi Pada Konsumen Deterjen Di Pasar Pekalongan Lampung
Timur)”.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukaan oleh peneliti, maka
rumusan masalah penelitian ini adalah: seberapa besar kontribusi faktor motivasi,
persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap sebagai faktor dari variabel
psikologis pada pengguna produk deterjen.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui kontribusi dari faktor psikologis
konsumen yang meliputi: motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap
sebagai faktor dari variabel psikologis pada pengguna produk deterjen. Selain itu

6

juga ingin untuk menentukan manakah dari variabel faktor psikologis konsumen
yang mempunyai kontribusi yang paling dominan.

D. Kegunaan Penelitian


Adapun kegunaan penelitian ini terbagi dua, yaitu:
1.

Aspek Praktis
Sebagai sumbangan pemikiran bagi perusahaan produk deterjen untuk
membuat kebijakan perusahan dan strategi dalam menarik konsumen.

2.

Aspek Teoritis
a. Sebagai sarana untuk mempraktekan teori-teori perilaku konsumen
khususnya pada perusahaan-perusahaan produk deterjen.
b. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti, sehubungan
dengan masalah perilaku konsumen sekarang ini khususnya produk
deterjen dan menambah pengetahuan mengenai ciri yang dianggap
penting oleh konsumen sehubungan dengan kepuasan mereka dalam
menggunakan produk deterjen.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis faktor mengenai terdapat 17 indikator yang membentuk 4
faktor karakteristik pembeli yang berkontribusi dalam pembentukan faktor
psikologis yaitu keyakinan dan sikap, persepsi, motivasi, dan pembelajaran
dengan total varian (komulatif persentasi) sebesar 51,281 %. Sehingga dapat
ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut:
1. Faktor keyakinan dan sikap yang terdiri dari 6 indikator yaitu keyakinan
pada produk, keyakinan pada harga, keyakinan pada kualitas, suka atau
tidak suka terhadap produk, suka atau tidak suka terhadap harga, suka atau
tidak suka terhadap kualitas merupakan faktor yang dominan dan menjadi
faktor pertama yang dipertimbangkan oleh pengguna produk deterjen.
Kontribusi varian dari faktor keyakinan dan sikap sebesar 15,449 %
dengan eigen values 2,626.
2. Faktor persepsi menjadi faktor kedua yang dipertimbangkan oleh
pengguna produk deterjen. Faktor ini terdiri dari informasi terhadap
produk, informasi terhadap harga, informasi terhadap kualitas, citra
produk, citra harga dan citra kualitas. Kontribusi varian dari faktor
persepsi adalah sebesar 14,242 % dengan eigen values 2,421

62

3. Faktor

motivasi

merupakan

faktor

dengan

urutan

ketiga

yang

dipertimbangan oleh pengguna produk deterjen. Faktor ini terdiri dari
kelembutan ditangan, busa melimpah dan pakaian bersih. Dimana
kontribusi varian dari faktor motivasi sebesar 11,037 % dengan eigen
value sebesar 1,876
4. Faktor terakhir yang dipertimbangkan oleh pengguna produk deterjen
adalah faktor pembelajaran. Dimana terdiri dari pengalaman orang lain
dan pengalaman diri sendiri dalam menggunakan deterjen. Faktor
pembelajaran mempunyai kontribusi varian sebesar 10,553 % dengan
eigen value sebesar 1,794.

B. Saran

1. Para pengguna produk deterjen di pasar Pekalongan Lampung Timur
menjadikan faktor keyakinan dan sikap sebagai faktor yang dominan, sehingga
produsen deterjen lebih memperhatikan faktor keyakinan dan sikap sehingga
produk deterjen lebih diterima oleh konsumen. Dari sisi harga produsen
hendaknya lebih mempertimbangkannya dimana terdapat beberapa orang
pengguna yang mengeluhkan harga yang sama namun dengan kuantitas yang
lebih sedikit.
2. Sebelum menggunakan produk deterjen handaknya konsumen memperhatikan
faktor-faktor lain yang sebenarnya tidak kalah penting dari faktor keyakinan
dan sikap. Terutama terhadap produk baru atau yang baru konsumen ketahui,
sehingga tidak terjadi dikemudian hari suatu bentuk kekecewaan terhadap
produk deterjen.