Hakikat Kompetensi Belajar Elektronika Dasar

4 lebih menekankan pada proses pembelajaran dari pada pengajaran, sehingga perubahan sikap, perilaku dan kemampuan mahasiswa mencapai hasil belajar yang optimal. Ruang lingkup materi kuliah Elektronika Dasar merupakan perluasan dan pengembangan materi pelajaran Elektronika Dasar di SMA, dengan pengkajian bahan ajar menuju konsep yang lebih abstrak. Secara garis besar materi kuliah Elektronika Dasar meliputi: 1 bahan semikonduktor, 2 diode P-N, 3 zener diode, 4 transistor dua sambungan, 5 transistor efek medan, 6 penguat daya, dan 7 penguat kelas B.

2. Hakikat Kompetensi Belajar Elektronika Dasar

Seorang mahasiswa dikatakan telah memiliki kompetensi di Elektronika Dasar, apabila pada diri mahasiswa tersebut terjadinya perubahan kognitif, afektif danatau psikomotor. Misalnya perubahan dalam kawasan kognitif, semula mahasiswa tidak mengetahui perbedaan besarnya arus kolektor yang mengalir pada transistor common emitor , setelah proses belajar mahasiswa mengetahui konsep tersebut. Perubahan tingkah laku dalam kawasan afektif, mahasiswa di awal kegiatan pengamatan transistor common emitor bersikap ragu-ragu atau penuh ketidakpastian, namun setelah dosen menpresentasi konsep transistor common emitor , pada diri mahasiswa terbentuknya sikap ilmiah dalam setiap perkuliahan. Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh. Belajar merupakan perubahan internal seseorang dalam pembentukan sesuatu yang baru atau potensi untuk merespon sesuatu yang baru Woolfok dan Nicolich, 1984. Menurut pengertian ini, belajar sebagai suatu proses dari kegiatan bukan hasil atau tujuan. Belajar menurut Slavin 1991, merupakan suatu perubahan yang terjadi pada seseorang yang disebabkan oleh pengalaman. Lebih lanjut, Hergenhahn dan Olson 1993, mengkontruk lima hal yang perlu diperhatikan dengan belajar, yaitu: 1 belajar menunjuk pada suatu perubahan tingkah laku, 2 perubahan tingkah laku tersebut relatif menetap, 3 perubahan tingkah laku tersebut tidak terjadi segera setelah mengikuti pengalaman belajar, 4 perubahan tingkah laku tersebut merupakan hasil pengalaman dan latihan, dan 5 pengalaman dan latihan harus diberi penguatan. 5 Konstruk di atas diperkuat oleh Wittrock dalam Good dan Brophy 1990, belajar adalah proses yang diikuti oleh perubahan. Hal ini merupakan proses mendapatkan perubahan yang relatif tetap dalam pengertian, sikap, pengetahuan, informasi, kemampuan dan keterampilan. Ramsden 1992 mengkonstruk belajar menjadi lima katagori, yaitu: 1 belajar memperoleh informasi atau pengetahuan, 2 belajar menyimpan informasi yang dapat ditampilkan kembali, 3 belajar memperoleh fakta, ketrampilan dan cara yang dapat disimpan dan digunakan bila diperlukan, 4 belajar membuat hubungan bagian dari materi satu dan lainnya serta hubungan dengan keadaan senyatanya, dan 5 belajar memahami dunia dengan menginpretasikan pengetahuan. Kelima katagori belajar dari Ramsden tersebut merupakan tingkatan belajar yang secara konseptual dikembangkan dalam perkuliahan Elektronika Dasar. Dengan pengembangan strategi perkuliahan berbantuan multimedia interaktif, diharapkan tingkatan belajar kedua hingga kelima dapat diperoleh mahasiswa secara optimal. Romiszowski 1981 menekankan hasil belajar pada dua aspek, yaitu pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan adalah berkenaan dengan informasi yang tersimpan dalam otak manusia setelah ia mengalami proses belajar. Sedangkan keterampilan adalah yang berkenaan dengan tindakan seseorang baik tindakan intelektual maupun fisik dalam mencapai suatu tujuan sebagai akibat proses belajar. Secara lebih rinci pengetahuan dibedakan menjadi empat jenis yaitu: fakta, prosedur, konsep dan prinsip. Sedangkan keterampilan dibagi menjadi empat jenis keterampilan yaitu: kognitif, motorik, reaktif, dan interaktif. Dalam mengelola kegiatan pembelajaran mata kuliah Elektronika Dasar, proses mahasiswa memperoleh informasi dan ajaran memegang peranan penting. Artinya kegiatan yang dilakukan dosen dalam setiap tahapan pembelajaran, apakah terjadi proses belajar pada diri mahasiswa, serta bagaimana peran mahasiswa dalam berinteraksi dengan sumber belajar. Dosen yang melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan tanpa melibatkan kegiatan mahasiswa dalam belajar secara optimal, maka pengelolaan pembelajaran tersebut akan kehilangan makna. Oleh karena itu, untuk dapat memahami hakikat kompetensi 6 belajar Elektronika Dasar secara utuh, harus terlebih dahulu dapat memahami pengertian belajar. Seorang mahasiswa dapat dikatakan telah belajar, jika kondisi internal dan proses kognisi mahasiswa telah berinteraksi dengan stimulus dari lingkungan belajar, dan diakhir kegiatan pembelajaran mahasiswa tersebut terjadi perubahan tingkah laku. Dalam konteks kegiatan pembelajaran, perubahan tingkah laku mahasiswa sesuai dengan yang direncanakan, relatif tetap, dapat diamati dan dapat diukur. Berkaitan dengan kemampuan yang diperoleh sebagai hasil belajar, Bloom dan kawan-kawan memformulasikan klasifikasi belajar dalam tiga kawasan yaitu: 1 kawasan kognitif cognitive domain , 2 kawasan afektif affective domain , dan 3 kawasan psikomotor psychomotor domain . Ketiga kawasan tersebut lazim disebut hirarkhi taxonomy tujuan pendidikan Ornstein, 1990. Salah satu alasan mengapa tujuan pendidikan yang dipublikasikan pada tahun 1956 perlu direvisi, adalah adanya suatu kebutuhan untuk memfokuskan kembali terhadap masalah- masalah yang dihadapi dosen saat ini. Beberapa masalah tersebut meliputi: bagaimana mengembangkan dan membelajarkan mahasiswa, bagaimana dosen merancang dan implementasi program pembelajaran, kurikulum berbasis kompetensi, dan penilaian authentic . Dalam penelitian ini, keenam tingkatan ranah kognitif tersebut selanjutnya dikembangkan sebagai aspek-aspek kompetensi hasil belajar Elektronika Dasar.

3. Konsep Persepsi

Dokumen yang terkait

MOTIVASI BELAJAR DASAR AKUNTANSI KEUANGAN 2 DITINJAU DARI PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI KOMPETENSI DOSEN DAN Motivasi Belajar Dasar Akuntansi Keuangan 2 Ditinjau Dari Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen Dan Fasilitas Belajar Pada Mahasiswa Pendidi

0 3 17

MOTIVASI BELAJAR DASAR AKUNTANSI KEUANGAN 2 DITINJAU DARI PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI KOMPETENSI DOSEN DAN Motivasi Belajar Dasar Akuntansi Keuangan 2 Ditinjau Dari Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen Dan Fasilitas Belajar Pada Mahasiswa Pendidi

0 3 15

PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI INTENSITAS BELAJAR MAHASISWA DAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG Prestasi Belajar Ditinjau Dari Intensitas Belajar Mahasiswa Dan Persepsi Mahasiswa Tentang Kompetensi Mengajar Dosen Pada Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan Tahun A

0 1 18

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI KOMPETENSI DOSEN DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI KOMPETENSI DOSEN DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH PADA MAHASISWA FKIP-UM

1 7 103

PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI KOMPETENSI PEDAGOGIK DOSEN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI KOMPETENSI PEDAGOGIK DOSEN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI FKIP UM

0 2 19

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KOMPETENSI MENGAJAR DOSEN DAN INTENSITAS BELAJAR TERHADAP HASIL PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KOMPETENSI MENGAJAR DOSEN DAN INTENSITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1 PADA MAHASISWA FKI

0 1 17

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KOMPETENSI MENGAJAR DOSEN DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN BELAJAR PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KOMPETENSI MENGAJAR DOSEN DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIK

0 1 18

Pengaruh persepsi mahasiswa tentang pengelolaan kelas dan persepsi tentang fasilitas belajar terhadap prestasi belajar WIDI DEPAN

0 0 14

PRESENTASI SEMINAR INTERNASIONAL

0 0 15

Implementasi Model Pembelajaran Multikultural Untuk Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa

0 0 22