CRITICAL REVIEW Jurnal PERKEMBANGAN EKON

CRITICAL REVIEW
Jurnal
PERKEMBANGAN EKONOMI KOTA MEDAN DAN PENGARUHNYA
TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI
KAWASAN PESISIR SEKITARNYA
(Disusun Oleh: Welly Andriat, Bachtiar H M, Budi dan Kasyful Mahalli.)
Nurul Aini
Magister Jurusan Arsitektur Alur Manajemen Pembangunan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan, Institut teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
[email protected]

Abstrak
Kota Medan mengalami perkembangan pembangunan yang pesat. Perkembangan
pembangunan ini juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Medan yang semakin
meningkat. Disamping itu, kawasan pesisir di sekitar Kota Medan juga mengalami peningkatan
aktifitas akibat pembangunan Kota Medan. Hal ini bisa berdampak positif terhadap ekonomi di
kawasan pesisir, atau bahkan sebaliknya berdampak negatif. Critical review dilakukan pada salah
satu jurnal yang mengkaji hal ini, yaitu jurnal yang berjudul ”Perkembangan Ekonomi Kota Medan
dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Ekonomi Kawasan Pesisir Sekitarnya”. Metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif menggunakan analisis LQ, Shift and share

dan analisis regresi untuk mencari pengaruh perkembangan ekonomi Kota Medan dengan ekonomi
kawasan pesisir di sekitarnya. Pada jurnal ini telah dijelaskan secara rinci pertumbuhan ekonomi
Kota Medan, namun tidak menjelaskan mengapa sebagian sektor mengalami kemunduran dan tidak
diunggulkan. Selain itu penentuan variabel terikat pada analisis regresi kurang tepat sehingga hasil
yang diapatkan tidak sesuai dengan tujuan awal untuk mencari pengaruh perkembangan ekonomi
Kota Medan dengan Ekonomi Kawasan Pesisir.
Kata Kunci : Ekonomi Kota, Kawasan Pesisir, LQ, Shift Share, Regresi

PENDAHULUAN
Adanya kebijakan otonomi daerah di
Indonesia, menuntut setiap daerah baik kota
ataupun kabupaten untuk berlomba-lomba
mengembangkan daerahnya di segala sektor.
Hal ini ditunjukan dengan semakin pesatnya
pembangunan daerah khususnya di daerah
perkotaan. Tujuan pembangunan ini, yaitu
untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat
yang tinggal di daerah tersebut. Pada
umumnya keberhasilan pembangunan suatu
daerah diindikasi dengan pertumbuhan

ekonomi yang semakin meningkat padadaerah
tersebut.

Setiap upaya pembangunan ekonomi
daerah mempunyai tujuan utama untuk
meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja
masyarakatnya. Untuk mencapai tujuan
tersebut, pemerintah dan masyarakat harus
bersama-sama
mengambil
inisiatif
pembangunan daerah. Oleh karena itu,
pemerintah
daerah
beserta
partisipasi
masyarakatnya harus mampu menaksir sumber
daya yang diperlukan untuk merancang dan
membangun perekonomian daerah (Arsyad,
1999)

Kota Medan yang merupakan salah
satu Kota Metropolitan yang ada di Provinsi
Sumatera Utara juga memiliki perkembangan

pembangunan yang semakin pesat. Pesatnya
pembangunan yang ada di Kota Medan
berdampak
positif
terhadap
tingkat
perekonomian Kota Medan. Hal ini ditandai
dengan semakin meningkatnya nilai PDRB
yang ada di Kota Medan.
Pesatnya
pembangunan ini dikarenakan kota Medan
memiliki fungsi sebagai pusat administrasi
pemerintahan, pusat industri, pusat jasa
pelayanan keuangan, pusat komunikasi, pusat
akomodasi kepariwisataan, serta berbagai
pusat perdagangan regional dan internasional

(www.ciptakarya.go.id). Disamping itu Kota
Medan, juga memiliki kawasan pesisir yang
memiliki tingkat aktifitas cukup tinggi.
Kawasan pesisir Kota Medan saat ini menjadi
bagian dari perkembangan kota yang pesat
yang ditandai dengan ramainya aktifitas di
sepanjang wilayah pesisir tersebut, dari
permukiman yang padat, wisata pantai, hingga
sektor industri.
Perkembangan kota medan ini bisa
memberikan dampak positif dan negatif bagi
kawasan pesisir. Salah satu jurnal yang ditulis
oleh Welly Andriat menggambarkan hubungan
antara perkembangan ekonomo Kota Medan
dengan perkembangan kawasan pesisir Kota
Medan. Maka dilakukanlah critical review
pada jurnal yang berjudul “perkembangan
ekonomi Kota Medan dan Pengaruhya
terhadap Perkembangan Ekonomi Kawasan
Pesisir Sekitarnya” untuk mengetahui,

mengkritisi dan memberikan saran dari kajian
pada jurnal tersebut.
CRITICAL REVIEW
A. Kondisi Umum Kawasan Pesisir Kota
Medan
Penelitian
dilakukan
pada
tiga
kecamatan di Kota Medang yang merupakan
wilayah pesisir, diantaranya Kecamatan
Medan Belawan, Kecamatan Medan Labuhan,
dan Kecamatan Medan Marelan. Berdasarkan
hasil penelitian pada jurnal tersebut disebutkan
jika kondisi perekonomian kawasan pesisir
dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain

a. Jumlah industri besar/kecil dan rumah
tangga. Pada jurnal tersebut peneliti
menyebutkan

bahwa
terdapat
peningkatan yang cukup tinggi pada
sektor inudstri sejak tahun 2001-2005.
Padahal jika dilihat berdasarkan data
yang ditampilkan pada jurnal terlihat
bahwa peningkatan sektor indsutri
besar/kecil di kawasan pessisir tersebut
hanya terjadi pada tahun 2000 menuju
2001. Setelah itu jumlah industri
terkesan
tetap
dan
tidak
ada
peningkatan.
b. Jumlah tenaga kerja industri rumah
tangga di kawasan pesisir Kota Medan.
Jumlah tenaga kerja di sektor industri
pada kawasan pesisir ini terus

mengalami peningkatan sejak tahun
2001. Hal ini terlihat dari data yang
ditampilkan
pada
jurnal
yang
menunjukan terjadi peningkatan tenaga
kerja setiap tahunnya pada kelurahan di
kawasan pesisir. Hal ini menandakan
jika sektor industri membuka lapangan
pekerjaan yang cukup luas bagi
masyarakat kawasan pesisir sehingga
membantu
masyarakat
untuk
memperbaiki perekonomian mereka.
c. Jumlah pendapatan rumah tangga dari
sampel masyarakat kawasan pesisir.
Berdasarkan hasil peneilitan pada jurnal,
terlihat jika terdapat peningkatan jumlah

pendapatan rumah tangga di kawasan
pesisir. Hal ini menandakan jika adanya
perbaikan ekonomi di kawasan pesisir
Kota Medan.
Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti
telah menampilkan beberapa indikator untuk
menggambarkan
kondisi
perekonomian
maysarakat kawasan pesisir. Namun selain
ketiga indikator tersebut, peneliti bisa
menambahakn
indikator
lain
untuk
menggambarkan kondisi perekonomian di
kawasan pesisir. Penambahan indikator
tersebut antara lain
- Trend tingkat pendidikan kawasan
pesisir.


-

Kepemilikian
barang
(barang
elektronik, transportasi dll)
B. Kondisi Lingkungan Kawasan Pesisir
Kota Medan
Peneliti telah memaparkan secara jelas
kondisi lingkungan kawasan pesisir yang
semakin mengalami degradai akibat ulah
manusia sendiri. Peneliti memaparkan bahwa
sebagian besar sumber pendapatan masyarakat
desa pesisir di Kota Medan bergantung pada
laut. Namun taraf hidup mereka (khususnya
nelayan) masih banyak yang hidup pra
sejahtera (miskin). Hal ini dikarenakan adanya
eksploitasi secara besar-besaran akibat
pembangunan ekonomi terhadap sumberdaya

pesisir dan laut. Akibatnya banyak terjadi
kerusakan lingkungan di kawasan pesisir yang
cukup parah sehingga menimbulkan dampak
negatif yang dirasakan langsung oleh
masyarakat. Ulah manusia yang tidak
bertanggungjawab juga memperarah kondisi
ini sehingga menimbulkan erosi tergerusnya
garis pantai (erosi/abrasi) dan bertambah
dangkalnya
perairan
pantai
(sedimentasi/pengendapan). Salah satu ulah
manusia yang tidak bertanggungjawab, yaitu
membabat
tanaman
pelindung
pantai
(mangrove), baik untuk tujuan pemanfaatan
nilai ekonomis kayu bakau maupun untuk
konversi lahan menjadi tambak atau lokasi

bangunan liar.
C. Identifikasi Perkembangan Ekonomi
Kota Medan
Peneliti pada jurnal yang di kaji sudah
menjelaskan secara rinci tahapan identifikasi
pertumbuhan ekonomi di Kota Medan
sehingga bisa diketahui sektor mana saja yang
mengalami kemajuan dan kemunduran.
Identifikasi potensi ekonomi di Kota Medan
pada jurnal ini dilakukan dengan analisis
kuantitatif menggunakan Location Aquation
dan Shift and Share. Hasil yang didapatkan
dari analisis ini, yaitu terdapat beberapa sektor
yang memiliki nilai LQ lebih besar dari 1
(LQ>1).
Hal ini menandakan bahwa sektorsektor yang memiliki nilai LQ>1 harus

diberikan perhatian agar tetap bertahan dan
harus dikembangkan sebagai pendukung
kemajuan perekonomian dan pendapatan Kota
Medan. Sektor yang memiliki nilai LQ>1
antara lain, sektor listrik, gas dan air bersih,
sektor konstruksi, sektor perdagangan, hotel
dan restoran, sektor angkutan dan komunikasi,
sektor keuangan, persewaan
dan jasa
perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Sedangkan
sektor lainnya, yaitu sektor pertanian,
perikanan, kehutanan dan peternakan, sektor
industri pengolahan serta sektor pertambangan
dan penggalian merupakan sektor non basis.
Pada penelitian ini dilakukan pula
analisis
pertumbuhan
Kota
Medan
menggunakan nilai komponen pertumbuhan
wilayah/komponen national share, komponen
proporsional share, dan komponen pergeseran
(pertumbuhan)
pangsa
pasar/komponen
differential share dengan mengambil acuan
Provinsi Sumatera Utara. Berikut merupakan
hasil dari analisis pertumbuhan ekonomi di
Kota Medan.
- Komponen National Share Acuan
(Provinsi Sumatera Utara)
Provinsi Sumatera Utara mengalami
peningkatan perekonomian, nilai PDRB
Provinsi Sumut mengalami perbaikan
setiap tahunnya. perbaikan kinerja
ekonomi
ini
mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi daerah-daerah di
Provinsi Utara termasuk Kota Medan.
- Komponen proporsional share Acuan
(Provinsi Sumatera Utara)
Berdasarkan perhitungan komponen
proporsional share yang dilakukan pada
jurnal penelitian ini, didapatkan nilai Ps
positif pada beberapa sektor yang ada di
Sumatera Utara. Nilai Ps yang positif
menandakan terjadinya pertumbuhan
yang sangat pesat. Maka berdasarkan
nilai Ps, sektor-sektor yang mengalami
pertumbuhan pesat diantaranya sektor
listrik, gas, dan air bersih, sektor
konstruksi, sektor angkutan dan
komunikasi,
sektor
keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan, serta
sektor jasa-jasa. Maka sektor-sektor ini

memberikan pengaruh positif terhadap
daerah-daerah di Sumatera utara,
khususnya Kota Medan.
- Komponen Differential Shift (Ds)
Acuan (Provinsi Sumatera Utara)
Sektor-sektor
yang
mengalami
peningkatan daya saing/keunggulan
adalah sektor-sektor dengan nilai Ds
positif, yaitu sektor pertambangan dan
pengalian, sektor perdagangan, hotel
dan restoran, serta sektor angkutan dan
komunikasi.
Tahap tersebut merupakan acuan untuk
analisis pertumbuhan ekonomi di Kota Medan.
Untuk menganalisis pertumbuhan ekonomi di
Kota Medan, peneliti melakukan tahap analisi
selanjutnya dengan melihat sektor-sektor yang
maju dan kurang maju di Kota Medan.
Analisis ini dilakukan dengan menghitung
pergeseran bersih (net shift) dan nilai absolut
pertumbuhan ekonomi. Berikut merupakan
hasil analisis pertumbuhan ekonomi Kota
Medan.
- Pergeseran bersih/netto (Net Shift)
Berdasarkan hasil analisis yang
dilakukan peneliti pada jurnal, hampir
semua sektor memiliki nila PN/Net Shift
positif. Nilai PN/Net Shift positif
menunjukan
bahwa
sektor-sektor
tersebut merupakan sektor yang maju
dan sebaliknya jika memiliki nilai
negatif maka sektor tersebut mengalami
kemunduran.
Sektor-sektor
yang
mengalami kemajuan antara lain,
pertambangan dan penggalian, listrik,
gas dan air bersih, kontruksi,
perdagangan, restoran dan hotel,
angkutan
dan
komunikasi
serta
keuangan,
persewaan
dan
jasa
perusahaan. Sedangkan sektor yang
mengalami
kemunduran
adalah
pertanian, perikanan, kehutanan dan
peternakan serta industri pengolahan
dan jasa-jasa.
- Nilai absolut pertumbuhan ekonomi
Pada tahapan analisis ini, peneliti
menunjukan bahwa nilai absolut sektor-

sektor memiliki nilai yang sama dengan
nilai pertumbuhan PDRB Kota Medan.
Berdasarkan hasil analisis tersebut telah
diketahui peningkatan pertumbuhan ekonomi
pada masing-masing sektor di Kota Medan.
Namun analisis ini belum bisa dijadikan hasil
akhir untuk menentukan sektor mana saja yang
merupakan sektor unggulan di Kota Medan.
Maka peneliti dalam jurnal ini melakukan
tahapan analisis selanjutnya, dengan membuat
diagram sektor unggulan.
Diagram ini dibedakan menjadi empat
kuadran dengan nilai DS yang dijadikan
acuan. Penentuan nilai DS atau komponen
pertumbuhan daya saing daerah sebagai acuan
dikarenakan merupakan komponen terpenting
dalam pertumbuhan suatu daerah. Pembagian
kuadran pada analisis ini akan menghasilkan
sektor mana saja yang termasuk sektor unggul,
agak unggul, agak mundur dan mundur. Maka
berikut hasil yang didapatkan dari tahapan
analisis ini.
- Sektor yang berada di kuadran I (sektor
unggul):
sektor
pertambangan,
konstruksi, angkutan dan komunikasi.
- Sektor yang berada di kuadran II (sektor
agak unggul): sektor listrik, gas dan air
bersih, perdagangan hotal dan restoran,
keuangan,
persewaan
dan
jasa
perusahaan.
- Sektor yang berada di kuadran III
(sektor mundur): sektor industri
pengolahan, dan jasa-jasa.
- Sektor yang berada di kuadran IV
(sektor agak mundur); sektor pertanian.
Pada tahapan ini, peneliti telah melakukan
analisis secara rinci dan jelas. Dimulai dari
mengidentifikasi kondisi perekonomian Kota
Medan, menentukan acuan pertumbuhan
ekonomi dan menilai pertumbuhan ekonomi
dilihat dari sektor-sektor yang di Kota Medan.
Hasil akhir yang didapatkan adalah sektor
mana saja yang termasuk pada sektor yang
unggul, agak unggul, mundur dan agak
mundur. Setelah penentuan ini peneliti bisa
juga menambahkan penjelasan mengenai hal
apa saja yang kemungkinan menyebabkan
sektor tersebut mengalami kemunduran. hal ini

diperlukan
karena
kajian
ini
hanya
menampilkan data-data kuantitatif saja tanpa
memberikan penjelasan yang rinci. Tahapan
ini juga bisa memberikan informasi bagi para
pembaca untuk mengetahui alasan mengapa
sektor tersebut mengalami kemunduran.
D. Identifikasi perkembangan ekonomi
kawasan pesisir.
Indikasi perkembangan suatu kota
dapat dilihat pada struktur kegiatan
ekonominya. Dari gambaran mengenai
berbagai aktifitas ekonomi di kawasan pesisir
Kota Medan dapat disimpulkan bahwa pada
kawasan tersebut struktur perekonomian tidak
lagi bertumpu pada sektor primer seperti
perikanan, melainkan telah terjadi peningkatan
kegiatan usaha masyarakat sehingga sektor
sekunder dan tersier lebih dominan. Kondisi
perekonomian yang ada di kawasan pesisir ini
bisa saja dipengaruhi oleh perkembangan
ekonomi yang terjadi di Kota Medan.
Pertanyaannya adalah apakah perkembangan
ekonomi yang ada di kota medan ini
memberikan pegaruh positif atau malah
berdampak negatif bagi perkembangan
ekonomi di kawasan pesisir. maka terlihat
pada jurnal, peneliti melakukan tahapan
selanjutnya dengan menganalisis pengaruh
perkembangan ekonomi Kota Medan
terhadap perkembangan kawasan pesisir
Kota Medan.
Analisisi
pada
tahapan
ini
menggunakan analisis regresi. Berikut
merupakan hasil analisis regresi
1) Variabel yang mempengaruhi pendapatan
rumah tangga masyarakat
Variabel bebas pada analisis ini,
antara lain jumlah industri, jumlah tenaga
kerja, dan nilai ekspor. Sedangkan
variabel
terikatny,
yaitu
variabel
pendapatan rumah tangga masyarakat.
Berdasarkan proses analisis regresi,
variabel yang berpengaruh meningkatkan
pendapatan rumah tangga, yaitu variabel
jumlah tenaga kerja industri dan jumlah
industri. Berikut merupakan hasil analisis
regresi pada tahapan ini

-

Koefisien regresi sebesar -23,9
menyatakan bahwa setiap penambahan
jumlah industri Kota Medan sebesar 1
unit akan menurunkan pendapatan
rumah tangga masyarakat pesisir
sekitarnya sebesar Rp. 23,9 juta.
- Koefisien regresi sebesar 0,12
menyatakan bahwa setiap penambahan
jumlah tenaga kerja industri Kota
Medan sebesar 1 jiwa akan
meningkatkan pendapatan rumah
tangga masyarakat pesisir sekitarnya
sebesar Rp. 0,12 juta.
- Koefisien regresi sebesar 0,019
menyatakan bahwa setiap penambahan
nilai ekspor Kota Medan Rp. 1 juta
akan meningkatkan pendapatan rumah
tangga masyarakat pesisir sekitarnya
sebesar Rp. 0,019 juta.
2) Variabel yang mempengaruhi jumlah
tenaga kerja industri rumah tangga
Variabel bebas pada analisis regresi
kali ini, antara lain variabel jumlah
industri, tenaga kerja industri dan nilai
ekspor. Sedangkan variabel terikat adalah
jumlah tenaga kerja indsutri rumah
tangga. Berdasarkan hasil analisis,
variabel jumlah tenaga kerja indsutri,
jumlah indsutri dan nilai eksport sangat
mempengaruhi terhadap penyerapan
tenaga kerja baru bagi masyarakat pesisir
Kota Medan. Berikut merupakan hasil
analisis regresinya
- Koefisien regresi sebesar -35,23
menyatakan bahwa setiap penambahan
jumlah industri Kota Medan sebesar 1
unit akan menurunkan jumlah tenaga
kerja
industri
rumah
tangga
masyarakat pesisir sekitarnya sebesar
35,23 jiwa.
- Koefisien regresi sebesar 0,211
menyatakan bahwa setiap penambahan
jumlah tenaga kerja industri Kota
Medan sebesar 1 jiwa akan
meningkatkan jumlah tenaga kerja
industri rumah tangga masyarakat
pesisir sekitarnya sebesar 0,211 jiwa

-

Koefisien regresi sebesar 0,08
menyatakan bahwa setiap penambahan
nilai ekspor Kota Medan sebesar Rp. 1
juta akan menaikkan jumlah tenaga
kerja
industri
rumah
tangga
masyarakat pesisir sekitarnya sebesar
0,08 jiwa
3) Variabel yang mempengaruhi jumlah
industri rumah tangga
Variabel bebas pada tahapan ini,
yaitu variabel jumlah industri, jumlah
tenaga kerja dan nilai eksport. Sedangkan
variabel terikatnya adalah jumlah industri
rumah
tangga.
Berdasarkan
hasil
penelitian pada jurnal tersebut, didapatkan
hasil berupa variabel jumlah industri,
jumlah tenaga kerja dan nilai eksport
memiliki pengaruh terhadap peningkatan
industri rumah tangga. Berikut penjelasan
analisis tersebut
- Koefisien regresi sebesar -1,32
menyatakan bahwa setiap penambahan
jumlah industri Kota Medan sebesar 1
unit akan menurunkan jumlah industri
rumah tangga masyarakat pesisir
sekitarnya sebesar 1,32 unit.
- Koefisien regresi sebesar 0,01
menyatakan bahwa setiap penambahan
jumlah tenaga kerja industri Kota
Medan sebesar 1 jiwa akan
meningkatkan jumlah industri rumah
tangga masyarakat pesisir sekitarnya
sebesar 0,01 unit.
- Koefisien regresi sebesar 0,004
menyatakan bahwa setiap penambahan
nilai ekspor Kota Medan Rp. 1 juta
akan meningkatkan jumlah industri
rumah tangga masyarakat pesisir
sekitarnya sebesar 0,004 unit.
Berdasarkan tahapan terakhir dari
penelitian ini, peneliti berusaha menjelaskan
hubungan antara perkembangan perekonomian
Kota Medan terhadap perekonomian Kawasan
Pesisir. Namun, hasil ini kurang terlihat pada
tahapan akhir analisis. Pada dasarnya
penggunaan analisis regresi sudah tepat
dilakukan dalam mencari hubungan antar

variabel. Namun, peneliti tidak memberikan
penjelasan mengenai variabel mana saja yang
termasuk pada variabel terikat dan bebas.
Peneliti terlihat membedakan tahapan ini pada
tiga analisis regresi sehingga pada akhirnya
muncul tiga variabel terikat. Seharunya
peneliti cukup memunculkan satu variabel
terikat dengan beberapa variabel bebas yang
akan dicari hubungannya.
Maka analisis regresi yang tepat jika
mengacu pada tujuan untuk mengetahui
pengaruh perkembangan ekonomi Kota Medan
terhadap perkembangan kawasan pesisir Kota
Medan, variabel terikat seharusnya adalah
perkembangan kawasan. Variabel bebas bisa
juga ditambahkan dengan hasil identifikasi
perkembangan ekonomi di Kota Medan. Jika
analisis regresi bisa dilakukan menggunakan
variabel bebas dan terikat seperti yang telah
dijelaskan, hasil akhir yang didapatkan akah
jelas mengacu pada variabel perkembangan
ekonomi Kota Meda apa saja yang
mempengaruhi
perkembangan
kawasan
pesisir.
KESIMPULAN
Metode yang digunakan pada penelitian
ini sudah cukup jelas dan sesuai dengan
setiap tujuan yang akan dicapai pada
penelitian ini.
Pada penelitian ini telah dijelaskan secara
rinci mengenai pertumbuhan ekonomi di
Kota Medan. Hal ini sangat memberikan
informasi yang sangat komunikatif dan
jelas bahwa Kota Medan mengalami
peningkatan aktifitas ekonomi hampir
disemua sektor yang basis, khususnya
sektor jasa-jasa dan perdagangan yang
merupakan sektor kemajuan Kota Medan.
Berdasarkan perkembangan ekonomi,
Kota
Medan
terlihat
cukup
menggungulkan kedua sektor ini. Tetapi
pada kenyataannya secara administratif
analisis data peneliti justru melihat sektor
jasa-jasa kurang begitu unggul. Besar
kemungkinan ini disebabkan perdagangan
yang meningkat, pembangunan fisik
(kontruksi) yang besar-besaran dan

-

-

meluasnya
pembangunan
jaringan
komunikasi saat ini.
Hasil analisis regresi yang dilakukan pada
penelitian ini kurang jelas. Tujuan
dilakukannya analisis regresi, yaitu untuk
mengetahui pengaruh perkembangan
ekonomi
Kota
Medan
terhadap
perkembangan kawasan pesisir Kota
Medan. Seharunya variabel terikat yang
ditetapkan adalah perkembangan kawasan
pesisir dan variabel bebas adalah variabelvariabel yang telah ada pada tahapan
identifkasi perkembangan ekonomi di
Kota Medan. Namun, pada penelitian ini
peneliti membagi tiga tahapan analisis
dengan variabel terikat yang berbedabeda dan hasil akhirnya tidak merujuk
pada tujuan awal yaitu mengetahui
pengaruh.
Hasil dari jurnal tersebut mengindikasi
bahwa Perkembangan Kota Medan tidak
berpengaruh
positif
terhadap
perkembangan kawasan pesisir sekitar
Kota Medan, bahkan Kawasan pesisir
Kota Medan hanya menerima dampak
negatif dari perkembangan Kota Medan.
Kerusakan lingkungan dikawasan pesisir
terjadi antara lain akibat dampak
perkembangan industri di Kota Medan
yang tidak melakukan treament secara
benar. Hal ini jelas sangat merugikan
masyarakat di kawasan pesisir Kota
Medan. Jika dilihat dari hasil analisis,
seharunya pada penelitian ini bisa
meberikan saran atau jalan keluar guna
mengatasi permasalahan ini, sehingga dari
permasalahan tersebut terdapat jalan
keluar meskpun hanya secara umum tanpa
harus
menjelaskan
mekanisme
pemecahannya.

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad,
Lincoln.
1999.
Ekonomi
Pembangunan . Yogyakarta: Bagian
Penerbitan STIE YKPN
Www.ciptakarya.go.id. Profil Kabupaten/Kota
Medan. Diakses tanggal 8 Desember
2014.

Andriat, Welly Dkk. 2008. Perkembangan
Ekonomi Kota Medan dan Pengaruhnya
Terhadap Perkembangan Ekonomi
Kawasan Pesisir Sekitarnya. Jurnal
Perencanaan & Pengembangan Wilayah,
Vol.3, No.3, April 2008.