Konsep Pembuatan Miniatur Kendaraan Tradisional

67 Gambar 27. Mesin Bor Manual

4.3 Proses Pembuatan

Proses pembuatan karya seni kriya miniatur kendaraan tradisional yang sering disebut dengan penciptaan karya, terbagi menjadi tiga tahap. Ketiga tahap tersebut di antaranya, eksplorasi ide atau konsep pembuatan, perancangan atau desain, dan perwujudan. Berikut ini merupakan penjelasan dari beberapa tahap dalam pembuatan miniatur kendaraan tradisional.

4.3.1 Konsep Pembuatan Miniatur Kendaraan Tradisional

Motif yang melatar belakangi pemilik UD Permadi untuk membuat seni kriya miatur kendaraan tradisional adalah adanya motif ekonomi, tradisi, dan motif kemanusiaan. Motif ekonomi merupakan faktor yang paling berpengaruh besar dalam ide pembuatan miniatur kendaraan tradisional. Pemilik UD Permadi mengakui, pada awalnya adanya desakan untuk bangkit pasca keterpurukan setelah terkena dampak krisis ekonomi. Dari situ pemilik usaha pemilik usaha mencari solusi, dan pada akhirnya menemukan ide untuk membuat miniatur 68 kendaraan darat tradisional, dengan memanfaatkan peralatan yang masih dimiliki ketika usaha pertama masih berjalan. Kemudian dari pembuatan miniatur, muncul harapan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup dan menemukan kembali kejayaan dan kesuksesan dalam bidang bisnis pembuatan benda-benda berbahan logam seperti usaha sebelumnya yang membuat perabot furnitur dari logam kuningan. Konsep yang kedua adalah tradisi, motif tradisi pada awalnya lahir dari ide pemilik UD Permadi yang tertarik untuk membuat miniatur sepeda, barulah setelah berhasil di pasaran lokal timbul keinginan untuk menciptakan kendaraan darat lain yang menjadi ciri khas daerah setempat Jawa Tengah khususnya Kota Rembang. Dari pemikiran tersebut kemudian diciptakan miniatur becak, dokar, dan pedati yang merupakan bentuk-bentuk khas kendaraan daerah setempat. Kembali lagi, tujuannya adalah untuk menciptakan kembali beberapa jenis kendaraan darat tradisional yang ada di daerah setempat, karena pertimbangan keunikan bentuk dan nilai estetis. Sedangkan untuk kendaraan yang berupa hasil inovasi dan pengembangan bentuk, hanyalah termotifasi karena ingin menciptakan bentuk kendaraan tradisional baru yang tetap memiliki bentuk unik. Misalnya pada sepeda keranjang, inspirasi pembuatannya berasal dari bentuk sepeda Inggris yang kemudian dimodifikasi dengan menggabungkan keranjang dibelakangnya. Sementara untuk sepeda mandarin terinspirasi dari becak China yang ditarik dari depan, untuk digabungkan dengan sepeda kuno. Ada pula keinginan untuk membuat sepeda yang lebih modern seperti, sepeda vederal dan 69 sepeda balap, konsep ini terlepas dari motif tradisi yang ide pembuatannya semata-mata hanyalah ingin mengikuti selera pasar. Motif yang ketiga adalah kemanusiaan, namun diakui pemilik UD Permadi bahwa motif yang satu ini sebenarnya terjadi karena akibat adanya motif ekonomi dan motif tradisi. Disatu pihak pemilik UD Permadi ingin menciptakan bentuk- bentuk kendaraan tradisional yang unik, namun dilain pihak terkendala masalah biaya produksi terutama masalah pengadaan bahan baku. Sehingga pemilihan bahan jatuh pada limbah logam atau logam bekas yang sebagian besar mendominasi proses pembuatan miniatur kendaraan tradisional. Dari fenomena penggunaan bahan limbah logam atau logam bekas kemudian timbulah ide untuk senantiasa menggunakan logam bekas mengingat harganya yang murah, juga termotifasi untuk melestarikan alam atau lingkungan. Karena semakin memboomingnya gerakan ramah lingkungan sehingga penggunaan limbah logam semakin diupayakan pemilik UD Permadi. Dari ketiga motif yang melatar belakangi pembuatan seni kriya miniatur kendaraan tradisional, berdasarkan penjelasan pemilik UD Permadi bahwa motif ekonomilah yang paling berperan besar untuk munculnya ide pembuatan miniatur kendaraan tradisional. Setelah penetapan konsep pembuatan miniatur kendaraan tradisional, kemudian dicapailah penentuan peralatan dan bahan yang akan digunakan. Beberapa peralatan masih menggunakan alat-alat yang pernah digunakan pada usaha sebelumnya, dan peralatan lain yang merupakan penambahan dari kebutuhan akan alat-alat yang sesuai dengan pembuatan karya. Sementara bahan yang digunakan ditetapkan untuk memnggunakan bahan utama 70 logam, dengan sebagian besar dari logam bekas, yang disertai dengan logam baru, dan beberapa bahan non logam sebagai bahan pelengkapnya.

4.3.2 Desain Pembuatan Miniatur Kendaraan Tradisional Perancangan