15
4. On
2
log n – linearithmic time Algoritma yang memecahkan masalah menjadi masalah yang lebih kecil, lalu
menyelesaikan tiap masalah secara independen. 5. On
2
– quadratic time Algoritma yang melibatkan proses perulangan bersarang nested loop.
6. On
3
– cubic time Algoritma dengan kompleksitas On
3
mirip dengan On
2
, namun menggunakan loop bersarang sebanyak 3 kali. Algoritma sejenis ini hanya
cocok jika n kecil. Jika n besar, waktu yang dibutuhkan akan sangat lama. 7. O2
n
– exponential time Salah satu algoritma yang mempunyai kompleksitas O2
n
adalah brute force dalam menebak suatu password. Setiap penambahan karakter, akan
melipatgandakan waktu yang dibutuhkan. 8. On – factorial time
O n merupakan kompleksitas yang sangat cepat pertumbuhan waktu yang
diperlukannya. Algoritma ini memproses setiap masukan dan menghubungkannya dengan n-1 masukan lainnya.
2.14 Evaluasi Kinerja Algoritma
Beberapa parameter untuk evaluasi kinerja algoritma, antara lain: 1. Rasio Kompresi
Rasio Kompresi merupakan rasio antara ukuran dari berkas terkompres dan berkas asli.
����������� ����� =
���� ����� ����������� ���� ������ �����������
............................... 4 2. Faktor Kompresi
Faktor kompresi merupakan invers dari rasio kompresi, yaitu hubungan antara berkas asli dan berkas terkompres.
����������� ������ =
���� ������ ����������� ���� ����� �����������
............................... 5 3. Saving Percentage SP
Saving percentage menghitung pemampatan dari berkas asli sebagai
presentase.
Universitas Sumatera Utara
16
�� =
���� ������ ����������� −���� ����� ����������� ���� ������ �����������
.. ..................... 6
2.15 Penelitian yang Relevan
2.15.1 Studi Perbandingan Kinerja Algoritma Kompresi Shannon-Fano dan
Arithmetic Coding pada Citra Digital Pada penelitian Andriani 2009 yang berjudul Studi Perbandingan Kinerja Algoritma
Kompresi Shannon-Fano dan Arithmetic Coding pada Citra Digital, perbandingan kinerja algoritma kompresi bertujuan untuk mengetahui performansi masing-masing
algoritma terhadap citra digital. Untuk mengetahui performansi hasil proses kompresi dilakukan melalui perhitungan rasio kompresi, ukuran file hasil kompresi, kecepatan
proses kompresi dan dekompresi dan nilai PSNR. Berdasarkan seluruh hasil pengujian, sistem kompresi menggunakan Arithmetic Coding Coding memiliki
performansi yang baik berdasarkan rasio kompresi serta ukuran file hasil kompresi, sedangkan dari segi kecepatan proses kompresi dan dekompresi algoritma Shannon-
Fano lebih baik daripada algoritma Arithmetic Coding.
2.15.2 Analisis Kinerja dan Implementasi Algoritma Kompresi Arithmetic Coding
pada File Teks dan Citra Digital Pada penelitian Sarifah 2010 yang berjudul Analisis Kinerja dan Implementasi
Algoritma Kompresi Arithmetic Coding pada File Teks dan Citra Digital, penelitian diimplementasi menggunakan Matlab 7.5.0. Analisis kinerja algoritma ini bertujuan
untuk mengetahui performansi algoritma ini pada file teks dan citra digital. Untuk mengetahui performansi hasil proses kompresi dilakukan melalui perhitungan rasio
kompresi, ukuran file hasil kompresi, kecepatan proses kompresi dan dekompresi dan kualitas dari hasil dekompresi. Berdasarkan seluruh hasil pengujian, sistem kompresi
menggunakan algoritma Arithmetic Coding sangat baik untuk file teks karena menghasilkan rasio yang cukup besar dan menggunakan waktu kompresi dan
dekompresi yang tidak begitu lama. Dan algoritma ini juga dapat di implementasikan untuk citra digital karena juga menghasilkan rasio yang besar dan waktu kompresi dan
dekompresi yang cepat.
Universitas Sumatera Utara
17
2.15.3 Implementasi Algoritma Huffman pada Kompresi Citra BMP
Pada penelitian Ginting 2012 yang berjudul Implementasi Algoritma Huffman pada Kompresi Citra BMP, penelitian diimplementasikan menggunakan Microsoft Visual
Basic 2008. Implementasi algoritma Huffman tersebut bertujuan untuk mengkompresi citra bmp sehingga ukuran file hasil kompresi lebih kecil dibandingkan dengan ukuran
citra asli dimana parameter yang digunakan untuk mengukur kinerja algoritma adalah rasio kompresi yang dihasilkan. Berdasarkan dari seluruh hasil pengujian, hasil
kompresi citra menggunakan algoritma Huffman hanya mencapai tingkat rasio 2 - 8 untuk citra yang mengandung banyak variasi warna sedangkan untuk citra yang
mengandung sedikit variasi warna duplikasi warna tingkat rasionya dapat mencapai hingga 80.
2.15.4 Analisis Perbandingan Teknik Kompresi Menggunakan Algoritma Shannon-
Fano, dan Run Length Encoding pada Citra Berformat BMP dan PNG. Pada penelitian Nasution 2012 yang berjudul Analisis Perbandingan Teknik
Kompresi Menggunakan Algoritma Shannon-Fano, dan Run Length Encoding pada Citra Berformat BMP dan PNG, penelitian diimplementasikan menggunakan
Microsoft Visual Basic 6.0. Parameter pembanding analisis teknik kompresi tersebut adalah rasio dan kecepatan kompresi. Dari hasil pengujian file citra yang telah
dikompreesi dengan algoritma Shannon-Fano dan Run Length Encoding pada citra format BMP memiliki rasio kompresi 29,32 dan waktu 18 detik. Algoritma
Shannon-Fano pada citra format PNG memiliki rasio kompresi -7,9 dan waktu 12 detik, dan Run Length Encoding pada citra format PNG rasio kompresi -1 dan
waktu rata-rata 12 detik.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Analisis Sistem