Penerapan Isi Dan Makna Pasal 28 E Ayat 3 Dalam Berrmasyarakat, Berbangsa, Dan Bernegara

1. Menjelaskan bagaimana menghayati isi dan makna pasal 28 E ayat 3 dalam berrmasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 2. Menjelaskan bagaimana penerapan kebebasan mengemukakan pendapat di muka umum.

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini antara lain : 1. Untuk mengetahui cara menghayati pasal 28 E ayat 3 dalam berrmasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 2. Untuk mengetahui cara mengamalkan kebebasan mengemukakan pendapat di muka umum.

1.4. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini yaitu : 1. Bagi penulis Sebagai bahan perbandingan antara ilmu yang penulis peroleh selama mendapatkan mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan terutama pada bab HAM dan KAM di Indonesia. 2. Bagi akademis Dapat digunakan sebagai sumber informasi atau dapat dipakai sebagai data sekunder dan sebagai bahan sumbangan pemikiran tentang penerapan pasal 28 E ayat 3 dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1. Penerapan Isi Dan Makna Pasal 28 E Ayat 3 Dalam Berrmasyarakat, Berbangsa, Dan Bernegara

Agar penerapan isi dan makna pasal 28 e ayat 3 dalam berrmasyarakat, berbangsa, dan bernegara berjalan dengan baik, maka sebagai good citizen, kita harus mengetahui terlebih dahulu makna sebenarnya yang terkandung dalam pasal 28 e ayat 3 terlebih dahulu. Di dalam pasal 28 e ayat 3 disebutkan bahwa “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.” Hal ini berarti bahwa tiap-tiap individu memiliki kedudukan yang sama dalam mendapatkan kebebasan berserikat, berkumpul, dan 2 mengeluarkan pendapat. Manusia pada dasarnya merupakan makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Setiap manusia butuh untuk bersosialaisasi dan berkomunikasi dengan orang lain. Manusia diciptakan bukanlah sebagai makhluk individualis, dalam memenuhi segala kebutuhannya pasti setiap manusia membutuhkan bantuan dari orang lain. Dalam hal ini pengakuan dari pemerintah untuk menjamin kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat sangatlah dibutuhkan. Hal ini untuk menjamin hak asasi manusia itu sendiri. Kebasan berserikat dan berkumpul memiliki dampak yang sangat baik bagi perkembangan kehidupan bermasyarakat negara kita. Perserikatan atau organisasi disadari atau tidak akan meningkatkan tali silaturahmi serta menambah wawasan dan pertemanan. Dalam kaitan kehidupan bernegara perserikatan juga memiliki dampak yang positif. Hal ini dikarenakan negara kita yang menganut system demokrasi sangat menghargai adaya kebebasan berserikat dan memiliki perkumpulan. Dengan adanya perserikatan maka aspirasi- aspirasi yang ada dalam masyarakat mampu tertampung dengan baik dan dapat disalurkan ke tempat yang seharusnya. Di dalam kehidupan bermasyarakat kita sering menjumpai contoh tentang kebebasaan berserikat atau berkumpul yaitu misalnya perkumpulan karang taruna, perkumpulan ibu-ibu PKK serta perkumpulan warga dalam suatu kampung. Dalam perkumpulan tersebut masing- masing warga memiliki hak yang yang sama di dalam perkumpulan tersebut. Hal ini menandakan bahwa meskipun dalam lingkup yang dapat dikatakan relative kecil, tetapi penerapan isi dan makna pasal 28 e ayat 3 sudah berlangsung dengan cukup baik. Beralih ke lingkup yang lebih besar yaitu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, penerapan isi dan makna pasal 28 e ayat 3 tercermin dari adanya partai-partai politik yang kesemua partai politik tersebut mewakili aspirasi rakyat di dalam pemerintahan. Selain itu untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila dan menerapkan pasal 28 E ayat 3 dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, perlu dilaksanakan pembangunan dalam segala bidang yang pada hakikatnya adalah pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan tersebut merupakan pengamalan pancasila. Dari pengertian mengenai hakikat pembangunan tersebut, maka terdapat dua masalah pokok yang perlu diperhatikan, yaitu pembangunan nasional menuntut keikutsertaan secara aktif seluruh lapisan masyarakat Republik Indonesia dan pembangunan nasional merupakan pengamalan pancasila maka keberhasilannya akan sangat dipengaruhi oleh sikap dan kesetiaan bangsa Indonesia terhadap pancasila. Tetapi, dalam perkembangannya seringkali perilaku yang dilakukan baik dari pemerintah maupun masyarakat itu sendiri tidak sejalan dengan isi dan makna dari pasal 28 E terutama ayat 3. Banyak contoh kasus yang menggambarkan penyimpangan sari penerapan 3 pasal 28 E ayat 3. Contoh perilaku yang masih hangat diperbincangkan adalah adanya geng motor yang meresahkankan masyarakat. Pasal 28 E ayat 3 memang memberikan kebasan tiap- tiap individu untuk berserikat dan berkumpul. Tetapi tindakan yang dilakukan oleh geng motor sangat tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Banyak okum- oknum geng motor yang membahayakan dan meresahkan masyarakat luas, banyak tindakan yang meresahkan, seperti pengeroyokan, pencurian, dan perusakan fasilitas umum yang dilakukan oleh geng motor yang dipicu hal sepele.

2.2. Kebebasan Mengemukakan Pendapat Di Muka Umum