suatu kerja paksa untuk kepentingan pemerintah hindia belanda dan pembesar-pembesarnya.
B. azas hokum ketanagakerjaan
Pembangunan ketanagakerjaan diselenggarakan atas asas keterpaduan dengan melalui koordinasi fungsional lintas sektoral pusat dan
daerah artinya asas pembangunan ketanagakerjaan pada dasarnya sesuai dengan asas pembangunan nasional khususnya asas demokrasi pancasila
serta asas adil dan merata. C. ruang lingkup
Ruang lingkup ketenagakerjaan meliputi : pra kerja, masa dalam hubungan kerja, masa purna kerja post employment
Jangkauan hokum ketenagakerjaan lebih luas bila dibandingkan dengan hokum perdata sebagaimana di atur dalam buku III title 7A yang
lebih menitik beratkan pada aktivitas tenaga kerja dalam hubungan kerja D. pelaksanaan hubungan kerja di Indonesia
Pasal 1 angka 15 UU no.13 th. 2003 disebutkan bahwa :
Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja
atau buruh berdasarkan perjanjian kerja yang mempunyai unsure- unsur pekerjaan , upah dan perintah
Hubungan kerja adalah suatu hubungan pengusaha dan pekerja yang
timbul dari perjanjian kerja yang diadakan untuk waktu tertentu namun waktu yangtidak tertentu
Perjanjian Kerja
Pasal 1313 KUHPerdata yang berbunyi “perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap
satu orang atau lebih lainnya.” Pengertian luas dan lemah
Sudikno Mertokusumo , “ perjanjian adalah subjek hokum antara dua
pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hokum .”
Definisi pejanjian klasik , “ perjanjian adalah perbuatan hokum bukan
hubungan hokum sesuai dengan pasal 1313 perjanjian adalah perbuatan .”
1. pengertian perjanjian kerja
dalam KUHPerdata , pasal 1601 titel VII A buku III tentang perjanjian untuk melakuakn pekerjaan yang menyatakan bahwa :
“selain perjanjian-perjanjian untuk melakukan sementara jasa-jasa yang diatur oleh ketentuan yang khusus untuk itu dan untuk syarat-syarat yang di
perjanjikan dan jika itu tidak ada , oleh karena kebiasaan , maka ada dua macam perjanjian dengan mana pihak yang lain dengan menerima upah,
perjanjian perburuhan dan pemborong pekerjaan.”
2. unsure-unsur dalam perjanjian kerja :
KUHPerdata pasal 1320 menurut pasal 1338 1 menyatakan sahnya perjanjian :
Mereka sepakat untuk mengakibatkan diri
Cakap untuk membuat suatu perikatan
Suatu hal tertentu
Suatu sebab yang hallal
Syarat subjektif : mengenai subjek perjanjian dan akibat hokum M.G Rood pakar hokum perburuhan dari belanda , 4 unsur syarat perjanjian
kerja :
Adanya unsure work pekerjaan
Dalam suatau perjanjian kerja haruslah ada pekerjaan yang jelas yang dilakukan oleh pekerja dan sesuai denagan yang tercantum dalam perjanjian
yang telah disepakati dengan ketentuan –ketentuan yang tercantum dalam UU no.13 thn. 2003
Adanya unsure service pelayanan
Adanya unsure time waktu
Adanya unsure pay upah
3. Bentuk Perjanjian Kerja
Dalam praktik di kenal 2 bentuk perjanjian ·
Tertulis Di peruntuk perjanjian-perjanjian yang sifatnya tertentu atau adanya
kesepakatan para pihak, bahwa perjanjian yang dibuatnya itu menginginkan dibuat secara tertulis , agar adanya kepastian hokum
· Tidak tertulis
bahwa perjnjian yang oleh undang-undahng tidak disyaratkan dalam bentuk tertulis
4.
Hak Dan Kewajiban Para Pihak Dlam Perjanjian Kerja
Subjek dari perjanjian kerja adalah orang-orang yang terikat oleh perjanjian yang di buatnya
Hak dan kewajiban subjek kerja , diman hak merupakan suatu tuntutan keinginan yang di peroleh oleh subjek kerja pengusaha dan pekerja .
sedangkan kewajiban adalah para pihak , disebut prestasi
5. Berakhirnya Perjanjian Kerja
Alas an berakhirnya perjanjian kerja adalah :
Pekerja meninggal dunia
Berakhir karena jangka waktu dalam perjanjian
Adanya putusan pengadilan dan atau putusan atau penetapan lembaga penyelsaian perselisihan hubungan industrial
Adanya keadaan atau kejadian yang di cantumkan dalam
perjanjian kerja
Pemutusan hubungan kerja
1.
istilah dan pengertian hubungan kerja
A. Deter mination , putusan hubungan kerja karena selesai atau
berakhirnya kontrak kerja
B. Dissmisal, putusan hubungan kerja karena tindakan indisipliner
C. Redudancy, pemutusan hubungan kerja yang berkaitan dengan
perkembangan tekhnologi
D. Retrechtment, pemutusan hubungan kerja yang berkaitan dengan
masalah ekonomi
F.X. Djumialdji Pemutusan hubungan kerja adalah suatu langkah pengakhiran hubungan
kerja antara buruh dan majikan karena suatu hal tertentu. Pasal 1 angka 25 UU no.13 thn. 2003
PHK adalah pengakhiran hubungan kerja karena sesuatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara perkara buruh dan
pengusaha
2. macam –macam pemutusan hubungan kerja
A. pemutusan hubungan kerja demi hokum
hubungan kerja antara pengusaha dan pekerja berhenti dengan sendirinya yang mana kedua belah pihak hanya pasif saja , tanpa suatu
tindakan atau perbuatan salah satu pihak
pemutusan hubungan kerja ini terjadi pada saat
A. perjanjian kerja pada waktu tertentu, pasal 1.1 Kep. Men tenaga
kerja transmigrasi no: Kep.100Men V2004 tentang keterangan pelaksanaan perjanjian kerja , waktu tertentu
B. pekerja meninggal dunia
pasal 61 ayat 1 huruf a UU no.13 thn. 2003 ditegaskan bahwa perjanjian kerja berakhir apabila pekerja meninggal dunia namun hak-hak nya bisa di
berikan pada ahli waris 61.a5
pemutusan hubungan kerja oleh pekerja
dapat terjadi karena : a.
masa percobaan b.
meninggalnya pengusaha c.
perjanjian kerja untuk waktu tidak tentu d.
pekerja dapat memutuskan hubungan kerja sewaktu-waktu
pemutusan hubungan kerja oleh pengusaha
pemutusan hubungan kerja dilakuakan oleh pengusaha dengan membayarkan uang pesangon, sebagai upah akhir.
· Pemutusan hubungan kerja oleh pengadilan
Keputusan yang di tetapkan oleh pengadilan tentang pemutusan hubungan kerja dalam pengadilan perdata yang biasa berdasarkan surat permohonan
oleh pihak yang bersangkutan.karena alas an – alas an penting.
· Penyelsaian hubungan kerja
Dibedakan atas dan bagian : 1.
menurut sifatnya a.
perselisihan kolektif
b. perselisihan perseorangan
2. menurut jenisnya
a. peselisihan jenisnya
b. perselisihan kepentingan
· system pengupahan
Di pandang dari sudut nilainya upah dibedakan antara upah nominal dengan upah riil
a. upah nominal adalah jumlah yang berupa uang
b. upah riil adalah banyaknya barang yang dapat dibeli oleh jumlah uang itu
menurut cara menetapkan upah dibagi kedalam system-sistem pengupahan ,sebagai berikut :
a. system upah jangka waktu
b. upah yang ditetapkan menurut jangka waktu pekerja . melakukan
pekerjaan
c. system upah potongan
HUKUM AGRARIA A.
sejarah
sebelum UUPA berlaku p0ada tahun1960 hukum agrarian yang berlaku adalah hokum agrarian colonial dan adapt ini berlaku sampai dengan
tahun 1960 namun dengan beberapa perubahan sejak tahun 1945 ,yang menyangkut hal-hal yang tidak sesuai dengan jiwa kemerdekaan bangsa
Indonesia pada masa berlakunya hokum agraria colonial di berlakukan suatu asas yang
disebut asas
domain verklaring . Asas ini memberi wewenang kepada Negara untuk memiliki BARA , untuk tanah yang tidak dapat di buktikan secara
tertulis pada saat itu juga dikenal hak-hak atas tanah yang bersumber dari hokum barat ,seperti hak eigendom hak milik, hak postal hak mendirikan
bangunan , hak effacht hak untuk mengusahakan tanah
B. landasan yuridis
hokum agrarian nasional diatur dalam UU no. 5 thn. 1960 tentang peraturan dasar pokok agraria UUPA
undang-undang ini lahir pada tanggal 24 september 1960 . bumi, air, ruang, udara, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya merupakan
karunia tuhan kepada bangsaIndonesia menurut pasal 333 UUD1945 , bumi, air, dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya dikuasai Negara dan dipergunakan untuk sebesar besarnya kemamuran rakyat . hak demikian disebut hak menguasai Negara
C.
pengertian
hokum agrarian adalah kaidah-kaidah yang mengatur hubungan antara orang dengan bumi , air, ruang udara , dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya
D.
tujuan hokum agrarian UUPA
untuk membawa kemamuran , kebahagian , dan keadilan bagi
Negara-negara dan rakyat
untuk mengadakan kesatuan dan kesederhanaan dalam hokum
pertanahan
untuk memberi kepastian hokum mengenai hak-hak atas tanah
bagi rakyatIndonesia
E. asas hokum agrarian
1. asas hak menguasai Negara
asas ini mengatakan bahwa sebagai organisasi kekuasaan tertinggi Negara di beri wewenang untuk mengatur peruntukan tanah atau
berkewajiban untuk mengatur tanah serta pemberian tanah . dalam hal ini Negara bukan sebagai pemilik tanah
2. asas nasionalitas
adalah asas yang menghendakai bahwa hanya bangsa Indonesia saja yang dapat mempunyai hubungan hokum sepenuhnya dengan bumi, air ,
ruang angkasa , dan kekayaan yang terkandung di dalamnya
3. asas hak atas tanah mempunyai fungsi social
fungsi social hak atas tanah adalah fungsi – fungsi kepentingan orang banyak atau kepentingan nasioanl . sehingga sebidang tanah dapat dicabut
dari kepemilikan seseorang bila kepentingan orang banyak atau nasioanl memerlukannya , dengan kompensasi berupa suatu ganti rugi
4. asas persamaan
persamaan dalam penguasaan atas barang yang tidak membeda- bedakan jenis kelamin , golongan , bahkan tidak membedakan suku bangsa
5. asas mengerjakan sendiri tanah pertaniannya secara aktif
asas ini menuntut pemiliknya harus tinggal tidak jauh dari letak tanah pertaniannya agar efektif mengerjakannya
F.
macam – macam hak atas tanah menurut pasal 16 UUPA
· hak milik
· hak guna usaha
· hak guna bangunan
· hak pakai
· hak sewa
· hak memungut hasil
· hak tanggungan
HUKUM AGRARIA
Macam –macam hak dalam hokum agrarian di bedakan atas subjek,objek,cara memperoleh dan jangka waktu berakhirnya
Macam-macam hak atas tanah menurut pasal 16 UUPA :
1. hak milik
merupakan hak atas tanah yag terkuat , terpenuh dan bersifat turun temurun serta merupakan induk dari hak-hak lain dengan jangka waktu yang tidak
terbatas
2. hak guna usaha
merupakan hak untuk mengusahakan suatu bidang tanah bagi usaha-usaha pertanian atas tanah negara yang di peroleh melalui permohonan hak.
Hak guna usaha ini memiliki jangka waktu tertentu , yaitu selama 36 tahun dan dapat diperpanjang serta di perbaharui hak guna usaha ini bisa dialihkan
, dijaminkan ,dan dapat diwariskan
3. hak guna bangunan
hak untuk membuat bangunan di atas sebidang tanah milik Negara yang diperoleh melalui permohonan hak . hak ini memiliki jangka waktu tertentu
yaitu selama 30 tahun , tetapi dapat diperpanjang dan di perbaharui
4. hak pakai
merupakan hak untuk memakai atau menggunakan suatu bidang tanah sesuai dengan sifat kemampuan tanahnya
5. hak sewa
merupakan hak untuk menggunakan suatu bangunan dengan jangka waktu tertentu , dengan suatu jangka waktu tertentu yang disepakatti .
6. hak memungut hasil
hak untuk mengambil manfaat dari suatu bidang tanah tertentu berdasarkan suatu perjanjian
7. hak tangguangan
merupakan hak atas tanah yang di peroleh berdasarkan suatu perjanjian otrentik atas suatu bidang tanah yang disebut sebagai perjanjian
pertangguangan , ini merupakan perjanjian tambahan atau perjanjian accesoir
HUKUM LINGKUNGAN A.
sejarah
pemikiran untuk mengkaji dan mengembangkan masalah lingkungan hidup di Indonesiauntuk pertama kali di mulai pada tahun 1972 . ketika prof.
Dr. mochtar atmadja . SH.LLM menyampaikan beberapa pikiran dan saranya tentang bagaimana peratuaran hokum lingkungan tersebut . setelah
berlakunya UU lingkungan hidup pada tgl 11-03-1982 , terciptanya suatu system yang memayungi semua peraturan P’UU-an
B. pengertian
keseluruhan poeratuaran yang mengatur tingkah laku manusia tentang apa seharusnya di lakukan atau tidak terhadap lingkungan hidup
C. asas, tujuan sasaran hokum lingkungan
1. terciptanya keselarasan hubungan sntar manusia dengan lingkungan
hidup
2. terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secvara bijaksana
3. terwujudnya manusia Indonesia sebagai Pembina lingkungan hidup
4. terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan untuk
kepentingan generasi sekarang mendatang
5. terlindungnya Negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah
Negara yang menyebabkan kerusakan pencemaran lingkungan
HUKUM ADAT A.
sejarah
peraturan adat istiadat kita ini , pada hakikatnya sudah terdapat pada zaman kuno ,pra-hindu
adat istiadat yang sudah hidup dalam masyarakat pra-hindu tersebut menurut ahli hokum merupakan adapt melayu – polensia , lambat laun dating
dikepulauan kita ini kultur hindu , kemudian kultur islam Kristen yng mempengaruhi kultur asli
B. istilah dan pengertian
pada awal sebelum abad ke-19 , hokum adat di identikan dengan hokum agama yang dalam bahasa belanda
godsdiens tigeweten selaras dengan pendapat Van Den Breg yang memperkenalkan teori receptia in complexto ,
yang menyatakan bahwa hokum adat golongan hokum masyarakat merupakan receptie seluruh agama yang dianut masyarakat
C.
system
tiap hokum merupakan suatu system , artinya kompleks normanya itu merupakan suatu kebulatan sebagai wujud kesatuan pikiran yang hidup di
masyarakat system hokum adapt bersendi atas dasar alam pikiran
bangsa Indonesia yang sudah barang tentu berlainan dengan alam pikiran yang menguasai hokum bharat
antara system hokum adat system hokum barat terdapat beberapa perbedaan ynag fundamental , misalnya :
1. hokum barat mengenal zakelijke rechten personal ijke rechten
2. hokum adattidak mengenal pembagian hak
D. kedudukan hokum adat dalam tata hokum Indonesia
hokum adat di pakai sebagai sinonim dari hukun=m yang tidak tertullis di dalam peraturan legislative unstatutory law hokum yang hidup sebagai
konvesi pada bahan-bahan hokum Negara parlemen dewan-dewan
profinsi , hokum yang hidup sebagai peraturan kebiasaan yang di pertahankan di dalam pergaulan hidup
E.
tata susunan hokum masyarakat adat
1. persekutuan hokum
2. struktur persekutuan hokum
3. lingkaran hokum adat
4. sifat pimpinan kepala – kepala rakyat
5. susunan tradisional masyarakat desa
6. perubahan –perubahan di dalam suasana desa
7.
System hokum adat
System hokum adat adalah istem hukum yang dikenal dalam lingkungan kehidupan sosial di Indonesia dan negara-
negara Asia lainnya seperti Jepang, India, dan Tiongkok. Sumbernya adalah peraturan-peraturan hukum tidak tertulis yang tumbuh dan
berkembang dan dipertahankan dengan kesadaran hukum masyarakatnya. Karena peraturan-peraturan ini tidak tertulis dan
tumbuh kembang, maka hukum adat memiliki kemampuan menyesuaikan diri dan elastis
H U K U M A D A T D I I N D O N E S I A
Dari 19 daerah lingkungan hukum rechtskring di Indonesia,
sistem hukum adat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu: 1.
Hukum Adat mengenai tata negara 2.
Hukum Adat mengenai warga hukum pertalian sanak, hukum tanah, hukum perhutangan.
3. Hukum Adat menganai delik hukum pidana.
Istilah Hukum Adat pertama kali diperkenalkan secara ilmiah oleh Prof. Dr. C Snouck Hurgronje, Kemudian pada tahun 1893, Prof.
Dr. C. Snouck Hurgronje dalam bukunya yang berjudul De Atjehers menyebutkan istilah hukum adat sebagai adat recht bahasa
Belanda yaitu untuk memberi nama pada satu sistem pengendalian sosial
social control yang hidup dalam Masyarakat Indonesia. Istilah ini kemudian dikembangkan secara ilmiah oleh Cornelis
van Vollenhoven yang dikenal sebagai pakar Hukum Adat di Hindia Belanda sebelum menjadi Indonesia.
Wilayah hukum adat di Indonesia
Menurut hukum adat, wilayah
yang dikenal
sebagai Indonesia sekarang ini dapat dibagi menjadi beberapa lingkungan atau lingkaran adat
Adatrechtkringen. Seorang pakar Belanda, Cornelis van Vollenhoven adalah yang
pertama mencanangkan gagasan seperti ini. Menurutnya daerah di Nusantara menurut hukum adat bisa dibagi menjadi 23 lingkungan
adat berikut:
1. Aceh
2. Gayo dan Batak
3. Nias dan sekitarnya
4. Minangkabau
5. Mentawai
6. Sumatra Selatan
7. Enggano
8. Melayu
9. Bangka dan Belitung
10. Kalimantan Dayak
11. Sangihe-Talaud
12. Gorontalo
13. Toraja
14. Sulawesi Selatan BugisMakassar
15. Maluku Utara
16. Maluku Ambon
17. Maluku Tenggara
18. Papua
19. Nusa Tenggara dan Timor
20. Bali dan Lombok
21. Jawa dan Madura Jawa Pesisiran
22. Jawa Mataraman
23. Jawa Barat Sunda
Penegak hukum adat
Penegak hukum adat adalah pemuka adat sebagai pemimpin yang sangat disegani dan besar pengaruhnya dalam lingkungan
masyarakat adat untuk menjaga keutuhan hidup sejahtera.
Aneka Hukum Adat
Hukum Adat berbeda di tiap daerah karena pengaruh 1.
Agama : Hindu, Budha, Islam, Kristen dan sebagainya. Misalnya : di Pulau Jawa dan Bali dipengaruhi agama Hindu, Di Aceh
dipengaruhi Agama Islam, Di Ambon dan Maluku dipengaruhi agama Kristen.
2. Kerajaan seperti antara lain: Sriwijaya, Airlangga, Majapahit.
3. Masuknya bangsa-bangsa Arab, China, Eropa.
Pengakuan Adat oleh Hukum Formal
berbicara persoalan penegak hukum adat Indonesia, ini memang sangat prinsipil karena adat merupakan sala satu cermin
bagi bangsa, adat merupkan identitas bagi bangsa, dan identitas bagi tiap daerah. Dalam kasus sala satu adat suku Nuaulu yang terletak di
daerah Maluku Tengah, ini butuh kajian adat yang sangat mendetail lagi, persoalan kemudian adalah pada saat ritual adat suku tersebut,
dimana proses adat itu membutuhkan kepala manusia sebagai alat atau prangkat proses ritual adat suku Nuaulu tersebut.. Dalam
penjatuhan pidana oleh sala satu Hakim pada Perngadilan Negeri Masohi di Maluku Tengah, ini pada penjatuhan hukuman mati,
sementara dalam Undang-undang Kekuasaan Kehakiman Nomor 4 tahun 2004. dalam Pasal 28. hakim harus melihat atau mempeeljari
kebiasaan atau adat setempat dalam menjatuhan putusan pida terhadap kasus yang berkaitan dengan adat stempat.
Dalam kerangka pelaksanaan Hukum Tanah Nasional dan dikarenakan tuntutan masyarakat adat maka pada tanggal 24
Juni 1999, telah diterbitkan Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional No.5 Tahun 1999 tentang Pedoman
Penyelesaian Masalah Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat.
Peraturan ini dimaksudkan untuk menyediakan pedoman dalam pengaturan dan pengambilan kebijaksanaan operasional bidang
pertanahan serta langkah-langkah penyelesaian masalah yang menyangkut tanah ulayat.
Peraturan ini memuat kebijaksanaan yang memperjelas prinsip pengakuan terhadap hak ulayat dan hak-hak yang serupa itu dari
masyarakat hukum adat sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 3 UUPA. Kebijaksanaan tersebut meliputi :
1. Penyamaan persepsi mengenai hak ulayat Pasal 1
2. Kriteria dan penentuan masih adanya hak ulayat dan hak-hak
yang serupa dari masyarakat hukum adat Pasal 2 dan 5. 3.
Kewenangan masyarakat hukum adat terhadap tanah ulayatnya Pasal 3 dan 4
System hokum islam Syariat Islam adalah ajaran Islam yang membicarakan amal manusia
baik sebagaimakluk ciptaan Allah maupun hamba Allah. Terkait dengan susunan tertib Syariat, Al Quran Surat Al Ahzab ayat
36 mengajarkan bahwa sekiranya Allah dan RasulNya sudah memutuskan suatu perkara, maka umat Islam tidak diperkenankan
mengambil ketentuan lain. Oleh sebab itu secara implisit dapat dipahami bahwa jika terdapat suatu perkara yang Allah dan
RasulNyabelum menetapkan ketentuannya maka umat Islam dapat menentukan sendiri ketetapannya itu. Pemahaman makna ini
didukung oleh ayat dalam Surat Al Maidah QS 5:101 yang menyatakan bahwa hal-hal yang tidak dijelaskan ketentuannya sudah
dimaafkan Allah. Dengan demikian perkara yang dihadapi umat Islam dalam menjalani
hidupberibadahnya kepada Allah itu dapat disederhanakan dalam dua kategori, yaitu apa yang disebut sebagai perkara yang termasuk
dalam kategori Asas Syara dan perkara yang masuk dalam kategori Furu Syara.