Analisis finansial TINJAUAN PUSTAKA

adalah suatu yang berhubungan erat dengan produktifitas lestari perairan tersebut, artinya daya dukung lingkungan itu sebagai nilai mutu lingkungan yang ditimbulkan oleh interaksi semua unsur komponen fisika, kimia dan biologi dalam suatu kesatuan ekosistem. Daya dukung suatu perairan untuk budidaya udang di tambak merupakan suatu faktor yang harus diperhitungkan dalam merencanakan pembukaan lahan. Menurut Widigdo 2001, limbah cair tambak biasanya dibuang ke sungai, perairan pantai atau langsung ke laut. Limbah tersebut akan diencerkan oleh perairan penerimanya dan akan diasimilasi didegradasi menjadi unsur hara oleh mikroba yang ada di perairan penerima. Kapasitas dan daya tampung perairan penerima limbah berbanding lurus dengan kualitas dan kuantitas perairan. Dengan asumsi bahwa perairan yang digunakan untuk kegiatan budidaya telah memenuhi persyaratan kualitatif, maka kuantitas air penerima akan merupakan faktor penentu berapa banyak limbah yang akan diterima oleh suatu badan perairan agar kualitasnya masih layak untuk digunakan kegiatan budidaya yang berkelanjutan. Menurut Allison dalam acuan Widigdo 2001, menyatakan bahwa untuk menjaga agar kualitas perairan umum masih tetap layak untuk budidaya maka perairan penerima limbah cair dari kegiatan budidaya harus memiliki volume antara 60 – 100 kali lipat dari volume limbah cair yang dibuang ke perairan umum. Daya dukung ini dihitung berdasarkan volume air laut yang masuk ke aliran pantai dengan rumus sebagai berikut : − = tg h 2x hy 0,5 V V adalah volume air laut yang masuk ke perairan pantai, h adalah kisaran pasut tidal range setempat, x adalah jarak dari garis surut ke arah laut sampai ke suatu titik dengan kedalaman minimal 2 meter, y adalah lebar areal tambak yang sejajar garis pantai dan θ adalah kemiringan dasar laut.

2.2. Analisis finansial

Usaha tambak merupakan suatu kegiatan usaha tani yang memerlukan modal besar dengan tingkat resiko yang besar pula. Oleh karena itu diperlukan suatu analisis kelayakan usaha yang dimaksudkan untuk melakukan evaluasi apakah usaha tersebut layak atau tidak. Untuk melakukan evaluasi kelayakan usaha, maka perlu diketahui besar manfaat dan besar biaya dari setiapunit yang di analisis. Kadariah 1978 menyatakan bahwa keuntungan adalah total penerimaan atau total revenue dikurangi total biaya atau total cost, sedangkan yang dimaksud dengan penerimaan adalah total produksi dikalikan dengan harga per satuan produk. Selanjutnya dijelaskan bahwa komponen biaya dalam analisis kelayakan usaha terdiri dari biaya investasi, biaya cicilan modal dan biaya bunga modal. Yang dimaksud dengan analisis finansial adalah suatu analisis terhadap biaya dan manfaat didalam suatu usaha yang dilihat dari sudut badan atau orang yang menanam modal atau yang berkepentingan langsung dalam usaha tersebut. Dalam melakukan analisis finansial keuntungan usaha diperlukan dua keterangan pokok yaitu pengeluaran cost dan penerimaan benefit selama jangka waktu yang telah ditetapkan. Penerimaan dalam suatu usaha yang diperoleh dari penjualan dari penjumlahan nilai produksi dan kenaikan nilai barang investasi. Sedangkan yang dimaksud dengan biaya adalah ongkos yang dikeluarkan untuk sarana produksi lain yang diperlukan pada proses produksi. Biaya tersebut dapat digolongkan menjadi biaya tetap fixed cost dan biaya variable variable cost. Metode yang biasa digunakan untuk menganalisis proyek dalam jangka waktu lama atau proyek yang mempunyai arus biaya dan manfaat yang berbeda- beda di masa yang akan datang adalah dengan peramalan melalui perhitungan berdiskonto antara lain : net present value NPV, benefit cost ratio Net BC dan internal rate of return IRR. 2.3. Analisis kelembagaan 2.3.1. Konsep kelembagaan