Arti berbaik sangka Berbaik Sangka

76 Kelas VI SDMI

3. Contoh Berbaik Sangka

Setelah kita memahami makna berbaik sangka, marilah kita cermati contoh- contoh perilaku berbaik sangka berikut ini: a. Tanpa curiga Ahmad meminjamkan uang jajannya kepada Karim untuk membeli buku. b. Kamila menerima peraturan orang tuanya untuk bangun pagi agar bisa salat subuh berjamaah dan membersihkan tempat tidur sendiri. c. Karlina menerima aturan orang tuanya untuk mengikuti les privat mengaji di rumah, walaupun ia tidak keluar rumah setelah pulang sekolah. f. Herman memahami sahabatnya Zakaria yang tidak ikut piknik ke Taman Mini Indonesia Indah TMII, karena ternyata Zakaria harus mengikuti ujian renang. Sikap Kebiasaan Aku selalu berbaik sangka kepada Allah Swt.

C. Simpati

1. Cermati Kisah Berikut ini

“DAUN TERATAI DAN KANGKUNG” Adi dan adiknya Ani tinggal bersama neneknya di suatu kampung. Adi duduk di kelas V dan Ani kelas IV SD. Nenek Ipah, nama nenek Adi dan Ani hidup sendiri. Karena suaminya telah lama meninggal. Sedangkan orang tua Adi dan Ani merantau ke kota besar dan tidak pernah kirim kabar. Untuk hidup sehari-hari nenek Ipah mencari daun teratai dan kangkung di rawa-rawa yang tak jauh dari gubuknya. Pagi- pagi sekali nenek Ipah menuju rawa-rawa dengan harapan mendapat daun teratai Gambar 8.8. Belajar dengan giat. Sumber: Dok. Kemdikbud 77 Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dan kangkung yang banyak. Hasil daun teratai dijual ke pasar kepada tukang ikan basah. Karena daun teratai yang lebar dapat dijadikan sebagai pembungkus ikan basah. Sedangkan kangkung dijualnya kepada tetangga atau kepada siapa saja di pasar. Sedangkan pada siang hari giliran Adi dan Ani mencari daun teratai. Nenek Ipah sangat sayang kepada kedua cucunya. Sebenarnya ia tidak tega kedua cucunya ikut mencari daun teratai dan kangkung di rawa-rawa. Tapi, harus bagaimana lagi, ia harus meneruskan hidup dan kedua cucunya harus tetap bersekolah. Padahal hasil penjualan daun teratai dan kangkung tidak menentu, terkadang mendapat uang Rp. 7.500,-, tapi bila sedang beruntung memperoleh Rp. 10.000,- sampai Rp. 15.000,- sehari. Memang pendapatan nenek Ipah dan kedua cucunya itu tidak seberapa, tapi mereka merasa cukup uang jerih payahnya itu untuk keperluan sehari-hari; daripada harus mengemis di jalan. Kita patut bersimpati terhadap usaha Adi dan Ani. Keduanya berjuang membantu nenek mereka untuk mempertahankan hidup. Semoga anak-anak yang bernasib sama seperti Adi dan Ani selalu mendapat kesehatan dan menjadi anak yang sukses dikemudian hari. Gambar 8.9. Tumbuhan teratai. Sumber: http:yanggisatrianurman.blogspot.com Nah, Anak-anak, kisah nenek Ipah dan kedua cucunya, Adi dan Ani sangat menggugah emosi dan simpati kita. Masih banyak saudara-saudara kita yang hidup susah di desa, bahkan di kota besar yang padat penduduknya. Masih banyak anak yang sebaya Adi dan Ani harus bekerja keras menghidupi dirinya. Karena orangnya sudah meninggal dunia atau pergi merantau. Kita harus bersimpati terhadap saudara-saudara kita yang bernasib seperti Adi dan Ani. Jika keadaan hidup kita lebih baik dari keadaan hidup Adi dan Ani, maka kita harus membantu. Anak-anak, tahukah kalian apa sebenarnya makna simpati itu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata simpati berarti: rasa kasih, rasa setuju kepada, dan rasa suka. Secara umum kata simpati dapat diartikan sebagai perasaan kebersamaan secara sosial hingga seseorang dapat merasakan perasaan orang lain, biasanya suatu perasan sedih dalam dirinya sendiri. Contohnya saat kita mengetahui orang lain mendapat musibah, seperti orang tuanya meninggal dunia, maka kita dapat merasakan kesedihan yang sama.