yang kelihatannya sepele bagi orang luar, ditanggapi dengan sangat emosional. Sesungguhnya keterbukaan mereka satu sama lain pada tingkat kepribadian yang
sangat dalam membuat mereka mudah saling menyerang yang berhubungan dengan masalah kepribadian ini.
Triad
: Triad disini diartikan sebagai pihak ketiga. Salah satu pokok pikiran Simmel yang terkenal adalah diskusinya mengenai berbagai peran yang dapat
dilakukan oleh pihak ketiga. Peran-peran ini yang tak mungkin kita temukan dalam bentuk duaan, meliputi penengah, wasit, tertius gaudens pihak ketiga yang
menyenangkan dan orang yang memecah belah dan menaklukan divider and conqueror. Dalam berbagai situasi, peran penengahlah yang muncul karena
ikatan antara kedua anggota dalam bentuk duaan itu didasarkan terutama pada hubungan mereka bersama pada pihak ketiga. Karena kelompok tumbuh menjadi
lebih besar, kemungkinan pembentukan sub kelompok internal itu bertambah besar. Kalau hal ini terjadi bentuk-bentuk sosial yang sesuai dengan jumlah yang
terdapat dalam berbagai sub kelompok itu akan menjadi dominan. Berkaitan dengan dyad dan triad pada level yang lebih umum, terdapat
sikap Simmel mengenai ukuran kelompok. Di satu sisi ia berpendapat bahwa meningkatnya ukuran kelompok atau masyarakat akan meningkatkan kebebasan
individu. Namun di sisi lain Simmel juga menyatakan bahwa masyarakat besar menciptakan serangkaiaan masalah yang mengancam kebebasan individu dimana
hal ini bertentangan dengan pendapat pertamanya. Inilah sikap Simmel yang “mendua”.
2.3.2.3 Struktur Sosial
Simmel relatif tidak banyak membahas struktur masyarakat pada skala besar, karena fokusnya pada pola-pola interaksi, ia mengabaikan eksistensi level
realitas sosial tersebut. Contoh hal di atas dapat ditemukan dalam upayanya mendefinisikan masyarakat, Simmel menolak pandangan yang diungkapkan
Emile Durkheim bahwa masyarakat adalah entitas riil dan material Ritzer dan Goodman 2008: 185.
Suatu struktur merujuk pada pola interaksi tertentu yang kurang lebih mantap dan tetap, yang terdiri atas jaringan relasi-relasi kelas sosial hierarkis dan
pembagian kerja tertentu, serta ditopang oleh kaidah-kaidah, peraturan-peraturan, dan nilai-nilai budaya. Dalam pembahasan struktur sosial, menurut Ralph Linton,
dikenal dua konsep penting, status dan peran role. Status sosial merupakan kedudukan atau posisi sosial seseorang dalam
masyarakat. Sedang, Peran sosial merupakan seperangkat harapan terhadap seseorang yang menempati suatu posisi atau status sosial tertentu.
2.3.2.4 Kebudayaan obyektif
Salah satu fokus utama sosiologi filosofis dan historis simmel adalah level budaya realitas sosial atau yang sering disebut dengan kebudayaan obyektif.
Simmel memandang bahwa orang menghasilkan kebudayaan namun karena kemampuan mereka untuk mereifikasi realitas sosial, dunia kultural dan sosial
mulai memiliki kehidupannya sendiri, kehidupan yang semakin lama semakin mendominasi tokoh yang menciptakan dan menciptakannya ulang setiap hari
Ritzer dan Goodman 2008: 186. Simmel juga mengidentifikasi sejumlah komponen kebudayaan obyektif
antara lain: perkakas, sarana transportasi, produk ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, bahasa, ranah intelektual, kebijakan konvensional, dogma agama, sistem filosofis, sistem hukum, kode moral dan juga gagasan ideal. Ada berbagai cara
budaya obyektif berkembang dan meluas: pertama, ukuran berkembang sesuai dengan modernisasi. Kedua, ada pertumbuhan jumlah komponen ranah budaya
yang berlainan. Ketiga, beragam elemen dunia budaya menjadi semakin berkelindan dalam dunia mandiri yang semakin kuat, dan semakin berada diluar
kendali aktor Oakes dalam Ritzer dan Goodman 2008: 186 . Bagi Simmel yang mengkhawatirkan bukanlah ancaman pada kebudayaan
individu dari kebudayaan obyektif. Simpati pribadinya mengarah pada dunia yang didominasi oleh kebudayaan individu, namun ia melihat kemungkinan dunia
menuju kearah itu semakin berkurang. Inilah yang digambarkan Simmel sebagai “tragedi kebudayaan” Ritzer dan Goodman 2008: 186.
Dalam salah satu essainya “The Metropolis And Mental Life” 19031971, Simmel menganalisis bentuk interaksi yang terjadi di kota modern Vidler dalam
Ritzer dan Goodman 2008. Ia melihat kota metropolis modern sebagai “arena asli” pertumbuhan kebudayaan objektif dan merosotnya kebudayaan individu
Ritzer dan Goodman 2008: 187 Menurut pandangan Simmel orang dipengaruhi dan cenderung terancam,
terancm oleh struktur sosial dan lebih penting bagi Simmel oleh produk budaya mereka. Simmel membedakan kebudayaan individu dengan kebudayaan objektif.
Kebudayaan objektif, seperti yang telah dikatakan sebelumnya merujuk pada hal- hal yang dihasilkan orang. Sedangan kebudayaan individu subyektif adalah
kapasitas aktor untuk menghasilkan, menyerap, dan mengendalikan elemen- elemen kebudayaan objektif Ritzer dan Goodman 2008: 176.
2.2.3.5 Uang dan Nilai