Perubahan pada Kurikulum 2013 Kurikulum 2013

pendidikan. Pengaruh langsungnya adalah memberikan isimateri atau bahan yang akan disampaikan dalam pendidikan. Sedangkan pengaruh tak langsungnya adalah menyebabkan perkembangan masyarakat, dan perkembangan masyarakat menimbulkan problema-problema baru yang menuntut pemecahan dengan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan baru yang dikembangkan dalam pendidikan Sukmadinata, 2009:78. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi diupayakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan tersebut akan terwujud melalui kurikulum yang dirancang dengan memperhatikan aspek-aspek kebutuhan peserta didik, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tuntutan masyarakat dan analisis situasi yang ada. Perubahan dalam masyarakat, eksplosi ilmu pengetahuan, dan lain-lain mengharuskan adanya perubahan kurikulum. Perubahan-perubahan itu menyebabkan kurikulum yang berlaku tidak lagi relevan, dan ancaman serupa ini akan senantiasa dihadapi oleh setiap kurikulum, betapapun relevannya pada suatu saat. Oleh karena itu, perubahan kurikulum merupakan hal yang biasa. Malahan mempertahankan kurikulum yang ada akan merugikan peserta didik dan dengan demikian fungsi kurikulum itu sendiri Nasution, 2003:252.

2.4.3 Perubahan pada Kurikulum 2013

Didalam buku Imas dan Berlin 2014:133-134 dijelaskan adanya perubahan-perubahan dalam kurikulum 2013 dari kurikulum sebelumya antara lain: 1. Perubahan standar kompetensi lulusan Penyempurnaan standar kompetensi lulusan memperhatikan pengembangan nilai, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu dengan fokus pada pencapaian kompetensi. Pada setiap jenjang pendidikan, rumusan empat kompetensi inti penghayatan dan pengamalan agama, sikap, keterampilan, dan pengetahuan menjadi landasan pengembangan kompetensi dasar pada setiap kelas. 2. Perubahan standar isi Perubahan standar isi dari kurikulum sebelumnya yang mengembangkan kompetensi dari mata pelajaran menjadi fokus pada kompetensi yang dikembangkan menjadi mata pelajaran melalui pendekatan tematik integratif standar proses. 3. Perubahan standar proses Perubahan standar proses berarti perubahan strategi pembelajaran. Guru wajib mengelola dan merancang pembelajaran aktif yang menyenangkan. Peserta didik difasilitasi untuk mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Sebagai catatan dari adanya perubahan ini 1 Perubahan metode mengajar ini hanya mungkin dilakukan ketika para guru menguasai metode-metode mengajar yang efektif. Jadi guru perlu diberdayakan sehingga menguasai bidang yang diajarkannya dengan baik sekaligus terampil menyampaikan topik itu dengan cara menarik, sederhana, mengasyikkan, dan membuat anak didik paham; 2 Untuk mencapai perubahan proses ini, guru perlu dilatih terus-menerus didampingi selama proses belajar mengajar. 4. Perubahan standar evaluasi Penilaian yang mengukur penilaian otentik yang mengukur kompetensi sikap, keterampilan, serta pengetahuan berdasarkan hasil dan proses. Sebelumnya ini penilaian hanya mengukur hasil kompetensi. Beberapa konsekuensi akibat dari perubahan subtansi tersebut adalah: a. Penambahan jumlah jam belajar di SD dan SMP b. Penambahan jumlah jam pelajaran agama c. Jumlah mata pelajaran dikurangi tapi jumlah jam belajar ditambah d. Materi pelajaran IPA diintegrasikan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia Pakar pendidikan, Arief Rahman dalam seminar penerapan Kurikulum 2013 mengatakan ada empat perbedaan penekanan pesan antara Kurikulum 2013 dan kurikulum sebelumnya, yaitu: 1. Pada kurikulum sebelumnya, pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk pengetahuan fokus pada kognitif, sedangkan pada Kurikulum 2013 semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan fokus pada afektif karakter. 2. Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran parsial pada KTSP, sedangkan pada Kurikulum 2013 mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai holistik antar mata pelajaran. 3. Pada KTSP terjadi individual teacher, dan pada Kurikulum 2013 terjadi team teaching. 4. Evaluasi bersifat kuantitatif pada KTSP, sedangkan pada Kurikulum 2013 evaluasi proses bersifat kuantitatif dan kualitatif.

2.4.4 Peran Guru dalam Kurikulum 2013