IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAYANAN E- KTP DI KECAMATAN GADING REJO KOTA PASURUAN

(1)

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAYANAN E- KTP DI

KECAMATAN GADING REJO KOTA PASURUAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan untuk

Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Oleh: Mitra Anugrah,F

07230068

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Mitra Anugrah,F NIM : 07230068 Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Implementasi Kebijakan Pelayanan E- KTP di Kecamatan Gading Rejo Kota Pasuruan

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Dan dinyatakan LULUS

Pada Hari : Sabtu


(4)

(5)

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Implementasi Kebijakan Pelayanan E- KTP di Kecamatan Gading Rejo Kota Pasuruan”. Penulis menyadari penyusunan skripsi ini dapat selesai dengan tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, petunjuk, saran serta motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis dengan segala kerendahan hati ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini khususnya kepada :

1. Kedua orang tuaku tercinta atas doa, kasih sayang, pengorbanan, motivasi, bimbingan, nasihat, bekal ilmu hidup, dan segalanya yang telah diberikan kepada saya.

2. Bapak Drs. Jainuri, M.Si selaku Dosen pembimbing atas waktu yang telah diluangkan untuk bimbingan, petunjuk, dan nasehat dalam proses pembuatan skripsi sampai selesai.

3. Ibu Dra. Tutik Sulistyowati, M.Si, Terimah kasih banyak atas bimbingannya yang sangat berguna bagi saya, dan sangat bermanfaat selama menempuh pembuatan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Asep Nurjaman, M.Si, selaku penguji terimakasi atas masukan yang diberikan dalam perbaikan skripsi ini

5. Bapak Drs. Imam Hidayat, MM, selaku penguji juga terimakasi atas masukan dan


(7)

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UMM yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang bermanfaat.

7. Semua responden yang telah bersedia meluangkan waktu dan membantu atas terselesaikannya penelitian ini.

8. Semua pihak yang telah berkenan memberikan bantuan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun akan sangat berguna agar pada penulisan selanjutnya dapat menghasilkan karya yang lebih baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Malang, 04-Agustus- 2012


(8)

ABSTRAK

Mitra Anugrah, F, 07230068. Implementasi Kebijakan Pelayanan E- KTP di Kecamatan Gading Rejo Kota Pasuruan. Pembimbing I: Drs. Jainuri. M.Si. Pembimbing II: Dra. Tutik Sulistyowati, M.Si

Kata kunci : Implementasi Kebijakan, Pelayanan E- KTP

Implementasi program KTP elektronik (e-KTP), untuk Kota Pasuruan pelaksanaannya secara serentak dilaksanakan di tiga Kecamatan yang melibatkan tenaga operasional yang telah disiapkan Pemkot 50 orang. Sedangkan untuk peralatan, saat ini telah tersedia sesuai rencana untuk masing-masing kecamatan. Pemerintah Kota Pasuruan telah menyiapkan dana sebesar Rp. 506.649.350,- untuk operasional pelaksanaan e-KTP. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sendiri menargetkan 143.000 orang penduduk yang menjadi wajib KTP dari total penduduk kota pasuruan 201.000 jiwa. Jika dibuat rata rata maka dalam 1 hari kerja, maka di setiap kecamatan akan memproses tergantung pada kepadatannya. Di setiap kecamatan diperkirakan sebanyak 45.000 orang atau jika program ini dilaksanakan dari bulan Agustus sampai bulan Desember 2011 maka dalam sehari akan melayani 360 orang dengan waktu kerja 8 jam per hari. Tetapi, jika ditelisik lebih detail maka akan ditemui faktor faktor teknis yang akan menjadi penghambat pelaksanaan E KTP. Alih alih cepat, justru muncul kegaduhan baru yang tidak diinginkan bersama.

Pendekatan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori implementasi kebijakan yang terdapat tiga faktor utama yang sangat berpengaruh dalam menunjang efektivitas implementasi suatu kebijakan, yaitu badan pelaksanaan, kelompok sasaran dan lingkungan. Implementasi kebijakan sangat menekankan pada keefektifan dari tindakan yang ditempuh oleh pembuat kebijakan melalui berbagai agen pelaksanaan yang telibat, apakah itu berupa badan atau organisasi pemerintah atau organisasi non pemerintah/swasta dalam mentransformasikan tujuan kebijakan kedalam tindakan-tindakan rutin birokrasi.

Peneliti menggunakan jenis penelitian deskripstif melalui pendekatan kualitatif, dengan adanya penelitian tersebut dapat memberikan pemahaman dan pengertian secara mendalam terhadap pelayanan E- KTP di Kecamatan Gading Rejo Kota Pasuruan., Dari pelaksanaanya peneliti berhasil mengumpulkan data serta informasi yang akurat dari informan, sedangkan perspektif yang digunakan adalah bahwa data yang dikumpulkan di upayakan untuk di deskripsikan berdasarkan ungkapan, bahasa, cara berpikir dan pandangan subjek penulis.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Implementasi kebijakan pelayanan E- KTP di Kecamatan Gadingrejo telah dilaksanakan sesuai prosedur yang dapat dilihat dari tidak adanya pungutan dalam pelayanan E- KTP. Selain itu, prosedur pembuatannya sangat procedural, dimana E-KTP dilengkapi chip, sidik jari dan tandatangan pemegang KTP. Selain itu dilengkapi nomor induk kependudukan yang hanya bisa dimiliki satu pemegang KTP. Hanya saja kelemahan dalam implementasi kebijakan pelayanan E- KTP di Kecamatan Gadingrejo adalah


(9)

mengenai sosialisasi atau pemberitahuan sebelumnya kepada masyarakat, Sedangkan mengenai penerapan prinsip akuntabilitas pelayanan E-KTP dilaksanakan sebagai bentuk tanggung jawab hirarki dengan mengedepankan aspek kapasitas lembaga yang dicirikan dengan penyediaan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang baik. Walaupun masih terdapat beberapa kelemahan administrasi.

Prosedur pelayanan E- KTP sudah sesuai, namun terdapat beberapa kendalah seperti peralatan yang sangat minim, SDM petugas layanan yang masih kurang profesional. Terlebih lagi sebagian warga ada yang kurang memahami masalah prosedur pelayanan E- KTP.

Strategi yang diterapkan agar pelayanan E- KTP sesuai dengan harapan masyarakat para petugas layanan diberi bimbingan dan pelatihan bagaimana cara memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, sekaligus bagaimana cara mengantisipasi ketidakpuasan masyarakat. Sekaligus pemanfaatan teknologi agar dalam proses pelayanan dapat dikerjakan dengan muda dan cepat. Selain itu pihak kecamatan memperhatikan masalah sarana prasarana, karena dianggap penting untuk menunjang pelayanan E- KTP, agar semakin mudah dan cepat seperti yang diharapkan.

Kendala dalam pelayanan pembuatan E- KTP di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan adalah masih rendahnya pengetahuan tentang teknologi, prosedural dan kurang berorientasi pada kebutuhan masyarakat. Intinya petugas pelayanan E- KTP kurang profesional. Selain itu, petugas layanan di kecamatan kurang sigap dalam melayani warga. Ini dapat dilihat jumlah petugas hanya 4-5 orang yang melayani ratusan warga pembuat E- KTP. Kendala lainnya adalah minimnya sarana prasarana dalam pembuatan KTP elektronik (e-KTP) dan tidak sesuai dengan kuantitas masyarakat yang dilayani.


(10)

ABSTRACT

Mitra Anugrah, F, 07230068. Implementation of Policy Services E-KTP in Sub Gadingrejo Pasuruan. Adviser I: Drs. Jainuri. M.Si. Adviser II: Dra. Tutik Sulistyowati, M.Si.

Keywords: Implementation of Policy, Service E-KTP

Implementation of an electronic ID card program (e-KTP), for implementation Pasuruan simultaneously conducted in three district involving operational personnel that the City Government has prepared 50. As for the equipment, is now available under the plan for each district. Pasuruan government has set aside Rp. 506 649 350, - for the operational implementation of the e-ID card. Department of Population and Civil own target population of 143,000 people who became compulsory ID cards of the total city population of 201,000 souls pasuruan. If the average is within 1 working day, then in each district will process depends on the density. In each district an estimated 45,000 people or if the program is carried out from August until December 2011 that a day will serve 360 people with a working time of 8 hours per day. However, if examined in detail the technical factors will be found to be a barrier to the implementation of the E KTP. Rather than quickly, it appears new unwanted noise together.

Theoretical approach used in this study is the theory of policy implementation that there are three main factors that were influential in supporting the effective implementation of the policy, the implementation agency, the target group and the environment. Implementation of the policy places great emphasis on the effectiveness of the actions taken by policy makers through various implementing agencies that are involved, whether it be body or government organization or non-governmental organizations / private sector in transforming policy goals into bureaucratic routine actions.

Researchers used this type of research descriptive through a qualitative approach, with the research could provide insight and in-depth understanding of the services E-KTP in Sub Gadingrejo Pasuruan., From implementation researchers managed to gather accurate data and information from informants, while the perspective adopted is that the data collected in the endeavor to be described by the expression, language, ways of thinking and view of the subject the author.

The results showed that the implementation of e-ID card service policies in Sub Gadingrejo has been implemented according to the procedures that can be seen from the absence of charges in the service of e-ID cards. In addition, making the procedure very procedural, where the E-KTP has chip, fingerprint and signature of the holder. Also equipped population identification numbers that can only be owned by a single holder. It's just a weakness in the implementation of e-ID card service policies in Sub Gadingrejo is about socialization or prior notice to the public, while the application of the principle of accountability of service


(11)

E-KTP implemented as a hierarchical form of responsibility by promoting institutional capacity aspect is characterized by the provision of infrastructure and good human resources. Although there are still some administrative weaknesses.

E-KTP service procedures are appropriate, but there are some constraints like a very minimal equipment, human service workers who are less professional. Moreover, there are some people who do not understand this procedure for e-ID card. The strategy is applied so that the service E-KTP to the expectations of the community service officers are given guidance and training on how to provide good service to the community, as well as how to anticipate dissatisfaction. Simultaneously the use of technology so that the service process can be done with a young and fast. Besides the concerned district infrastructure, because it is important to support the e-ID card services, to more easily and quickly as expected.

Constraints in the service creation E-KTP in Sub Gadingrejo Pasuruan is still lack of knowledge about the technology, procedural and less oriented to the needs of the community. Bottom line service personnel E-KTP less professional. In addition, workers in the district are less eager to serve the citizens. It can be seen only 4-5 the number of officers who serve hundreds of e-ID card maker. Another constraint is the lack of infrastructure in the manufacture of electronic identity cards (e-KTP) and not according to the quantity of the community served.


(12)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Lembar Pernyataan ... iii

Lembar Persembahan ... iv

Kata pengantar ... v

Abstraksi ... vi

Daftar Isi ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Konsep ... 6

F. Definisi Operasional ... 8

G. Metode Penelitian ... 9

1. Jenis Penelitian ... 9

2. Teknik Pengambilan Data ... 10

3. Sumber Data ... 11

4. Lokasi Penelitian ... 12

5. Subjek Penelitian. ... 12

6. Analisis Data. ... 13

BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Tentang Implementasi Kebijakan... 16

1. Pengertian Kebijakan ... 16

2. Dampak Kebijakan ... 17

3. Implementasi Kebijakan ... 21

B. Pelayanan Publik ... 25

1. Konsep Pelayanan Publik ... 25


(13)

BAB III. DESKRIPSI WILAYAH

A. Potensi Wilayah ... 46

1. Letak Geografis Kota Pasuruan ... 46

2. Kecamatan Gadingrejo ... 47

B. Kebijakan KTP elektronik di Kecamatan Gadingrejo ... 57

C. Pelayanan KTP elektronik di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan ... 58

BAB IV. PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Implementasi Kebijakan Pelayanan E- KTP di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan ... 60

1. Transparansi ... 60

2. Akuntabilitas ... 65

3. Kondisional ... 68

4. Partisipatif ... 71

5. Kesamaan Hak. ... 73

6. Keseimbangan hak dan kewajiban. ... 75

B. Strategi yang Diterapkan Agar Pelayanan E- KTP Sesuai dengan Harapan Masyarakat ... 77

1. Pelatihan/Bimbingan kepada Petugas ... 77

2. Perhatian terhadap Sarana Prasarana ... 80

C. Kendala dalam Pelayanan Pembuatan E- KTP di Kecamatan Gadingrejo .... 84

1. Rendahnya SDM Petugas ... 84

2. Minimnya Jumlah Petugas ... 87

3. Minimnya Sarana Prasarana ... 90

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 93

B. Saran ... 95 DAFTAR PUSTAKA


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktik). PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Barnes, Tony, Kaizen Strategis For Succesful Leadership, Interaksa, Jakarta,1997. (terjemahan)

Dwiyanto, Agus, 1995 .Kinerja Organisasi Publik, kebijakan dan Penerapannya, (Makalah)

Gibson, Ivancevich, Donnelly, 1995. Organizations, Richard. D. Irwin. Inc., Irfan, Islamy M,. 2004. Prinsip-prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Edisi

2, Cetakan 13. Bumi Aksara. Jakarta

Djamaluddin, 1999. Revitalisasi SDM Dalam Menghadapi Perubahan Pada Pasca Krisis, , (makalah)

Kartono, Kartini, 1998. Pemimpin dan kepemimpinan, Grafindo, Jakarta, Karjadi, M. 1989, Kepemimpinan (Leadership), PT. Karya Nusantara, Bandung Linebery, Robert L, 1977, American Public Policy, New York : Harper & Row Mathew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisa data Kualitatif dalam

Wahyuni. 2006. Kebijakan Pemerintah Dalam Pelaksanaan Rencana Umum Tata Ruang Perkotaan di Kota samarinda. Skripsi

Moleong, Lexy j. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung

Moenir. 2001. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesi. Jakarta : Bumi Aksara Negak,Kurt, 1995. The Six Key To Company Succes, Elex Media Komputindo,

Jakarta,. (terjemahan)

Osborne, David &Gaebler, Ted, 1992, Mewirausahakan Birokrasi, PPM, Jakarta, (terjemahan)

Rasyid Ryaas, 2003. Pemerintahan Daerah dipresentasikan pada tanggal 22-23 Mei 2003

Salusu, J, 1996. Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Non Profit, Gramedia, Jakarta,


(15)

Sholichin Abdul, Wahab S. 2005. Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi Ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Edisi 2, cetakan 5. Bumi Aksara. Jakarta

Siagian, Sondang P, 2000. Administrasi Pembangunan, Bumi Aksara, Jakarta, ______________. 1994. Patologi Birokrasi Analisis, Identifikasi dan Terapinya.

Jakarta : Ghalia Indonesia

Soehartono, Irawan. 2008. Metode Penelitian Sosial. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung

Simamora, Henry, 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE TKPN, Yogyakarta

Sinambele, Dr. lijan. Poltak. 2010. Reformasi Pelayanan Publik, Teori, Kebijakan, dan Implementasi. PT. Bumi Aksara. Jakarta

Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian, 1995. Metode Penelitian Survey, PT.Pustaka, Jakarta, cet II,

Sri Wahyudi, Agustinus, 1996. Manajemen Strategik: Pengantar Proses Berfikir Strategis, Binarupa Aksara, Jakarta,

Thoha. Miftah. 1999, Perilaku Organisasi, Rajawali Pers, Jakarta, (cetakan X) Utomo, Warsito dan Abidin Zainal, 1998. Hand Out Analisis Organisai Publik,

MAP-UGM, Yogyakarta

Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pelayanan Publik

Pasal 13 UU No. 23 Tahun 2006 tentang Adminduk

Menpan. 1993. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 81 Tahun 1993 Tentang Pedoman Tata Laksana Pelayanan Umum, Bagian Organisasi Setwilda TK II Sidoarjo

http://ismuhardiyanto.blogspot.com/2011/07/ganti-ktp-mu-dengan-e-ktp-mau-by-drh.html


(16)

BAHAN PENELITIAN

Nama :

Jabatan/pekerjaan :

Tgl wawancara :

1. Bagaimana selama ini transparansi pelayanan E- KTP di Kecamatan Gadingrejo?

2. Dalam pelayanan E- KTP apakah aspek akuntabilitas sudah terpenuhi? 3. Secara kondisional apakah pelayanan E- KTP sudah sesuai dengan prosedur

pelayanan?

4. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam pelayanan E- KTP di Kecamatan Gadingrejo?

5. Apakah kesamaan hak masyarakat diperhatikan dalam pelayanan E- KTP? 6. Bagaimana perhatian petugas pelayanan E- KTP terhadap Keseimbangan

hak dan kewajiban?

7. Sebelum dilaksanakan program E- KTP apakah patugas diberikan Pelatihan/bimbingan?

8. Sejauh mana kesiapan pelayanan E- KTP terkait dengan sarana prasarana? 9. Bagaimana kondisi SDM petugas dalam pelayanan pembuatan E- KTP 10. Apakah jumah petugas cukup mendukung dalam memberikan pelayanan

E- KTP?

11. Apakah keberadaan sarana prasarana sudah cukup mendukung dalam pelayanan pembuatan E- KTP di Kecamatan Gadingrejo

Informan:

a. Kepala Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan b. Kepala Seksi pelayanan E- KTP

c. Petugas pelayanan pelayanan E- KTP

d. Masyarakat penerima layanan E- KTP (4 orang yang memahami masalah pelayanan E- KTP sesuai dengan kebutuhan masyarakat).


(17)

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Propinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2005, bahwa kewajiban Pemerintah sebagai penyelenggaran utama pelayanan publik untuk melayani kebutuhan publik yang lebih baik sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan demokratis merupakan amanat konstitusional Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.1 Untuk memperoleh pelayanan, masyarakat harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh pemberi pelayanan, baik berupa persyaratan teknis dan atau persyaratan administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penetapan persyaratan, baik teknis maupun administratif harus seminimal mungkin dan dikaji terlebih dahulu agar benar-benar sesuai atau relevan dengan jenis pelayanan yang akan diberikan.

Pelayanan E- KTP, yang serentak dilakukan setiap kecamatan se Indonesia yang diperkirakan selesai dalam 6 bulan. Dalam artian, setelah program dimulai tanpa harus dipaksa mendatangi kecamatan untuk melakukan sidik jari dan pemotoan dan persyaratan lainnya. E-KTP dengan segala persyaratannya, ini akan menambah kemudahan bagi masyarakat, selain gratis, karena menggunakan APBN, dan APBD sebagai anggaran pelengkapnya. Siapapun warga negara Indonesia dengan syarat memiliki e-KTP, ke depannya bisa mendapat sepuluh

1


(19)

2

pelayanan secara nasional. Antara lain, pembuatan paspor, SIM, NPWP, pelayanan perbankan dan leasing (lembaga simpan pinjam), paspor dan visa, Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Penyalur Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI), Bantuan Langsung Tunai (BLT), Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), serta penyaluran raskin (beras miskin).

Implementasi program KTP elektronik (e-KTP), untuk Kota Pasuruan pelaksanaannya secara serentak dilaksanakan di tiga Kecamatan yang melibatkan tenaga operasional yang telah disiapkan Pemkot 50 orang. Sedangkan untuk peralatan, saat ini telah tersedia sesuai rencana untuk masing-masing kecamatan. Pemerintah Kota Pasuruan telah menyiapkan dana sebesar Rp. 506.649.350,- untuk operasional pelaksanaan e-KTP. Implementasi kebijakan e-KTP di Pasuruan ini berdasarkan surat dari Kementerian Dalam Negeri No. 471/.13/4141/SJ Tentang Penerbitan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Penerapan e-KTP. Yang selanjutnya dilanjutkan dengan pendataan administrasi kependudukan yang meliputi 3 program strategis nasional yang meliputi:

1. Pemutakhiran data penduduk

2. Pemberian Nomor Induk Kependudukan (NIK) 3. Penerapan e-KTP

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Pasuruan menargetkan 143.000 orang penduduk yang menjadi wajib KTP dari total penduduk 201.000 jiwa. Jika dibuat rata rata maka dalam 1 hari kerja, maka di setiap kecamatan akan memproses tergantung pada kepadatannya. Di setiap kecamatan diperkirakan sebanyak 45.000 orang atau jika program ini dilaksanakan dari bulan Agustus


(20)

3

sampai bulan Desember 2011 maka dalam sehari akan melayani 360 orang dengan waktu kerja 8 jam per hari. Kalau perkiraan perhitungan seperti ini benar, dapat dibayangkan betapa padatnya orang pada ruangan tersebut dan membutuhkan antisipasi tersendiri. Implementasi program e-KTP di kecamatan prosesnya tak lebih 5 menit. Tetapi, jika ditelisik lebih detail maka akan ditemui faktor faktor teknis yang akan menjadi penghambat pelaksanaan e-KTP. Alih alih cepat, justru yang akan muncul kegaduhan baru yang tidak diinginkan bersama.2

Selain permasalahan di atas adalah dalam pemberian pelayanan kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat, seperti yang terjadi di Kecamatan Gading Rejo Kota Pasuruan dimana proses pelayanan e-KTP banyak membuat masyarakat resah. Misalnya orang yang sudah meninggal masih mendapat panggilan untuk membuat e-KTP, belum lagi seringnya komputer yang ngadat sehingga orang jadi sia-sia datang kekecamatan, belum lagi kuantitas masyarakat yang harus dilayani kurang sesuai dengan pihak kecamatan yang minim petugas dan sarana prasarana. Terlebih lagi jika masyarakat yang terlambat mengurus e- KTP sesuai dengan waktunya tidak bisa dilayani sesuai dengan kebutuhannya.

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian serupa juga dilakukan oleh Haryo Prahasto, 2008. Analisis Kualitas Pelayanan Publik (Studi Pelayanan KTP di Kecamatan Semarang Barat). Dari hasil penelitian diperoleh informasi bahwa kinerja pelayanan KTP di Kecamatan Semarang Barat yang dibagi menjadi lima dimensi yaitu keandalan, keresponsifan, assurance, empati dan tangibles. Dari dimensi Keandalan, seperti ketepatan waktu jam buka pelayanan, prosedur yang

2


(21)

4

mudah dan tidak berbelit-belit, penyelesaian KTP sesuai yang dijanjikan, dan biaya yang murah. Rata-rata menyebutkan bahwa kinerja dari Kecamatan Semarang Barat adalah baik. Dimensi Keresponsifan yang terdiri dari: kinerja petugas dalam menanggapi keluhan masayarakat menyebutkan kinerja mereka cukup baik dalam arti masyarakat menilai petugas apabila ada keluhan pelanggan petugas cukup menanggapi keluhan mereka tersebut dan kejelasan tentang informasi dinilai masyarakat adalah baik, artinya masyarakat kebanyakan sudah jelas tentang prosedur pembuatan KTP.3

Menyangkut rendahnya kinerja pemerintah dalam melayani masyarakat sebagai pengelola negara didorong untuk memperbaiki dirinya guna mewujudkan tata pemerintahan yang baik. Inti dari good governance adalah pemerintah memiliki kewajiban melayani masyarakatnya untuk memuaskan masyarakat. Untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan yang tercermin dari:

1. Transparansi, yakni pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.

2. Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Kondisional, yakni pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektifitas.

4. Partisipatif, yakni pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.

5. Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat dari aspek suku, ras, agama, golongan, status sosial dan lain-lain. 6. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan publik4.

3

Haryo Prahasto, 2008. Analisis Kualitas Pelayanan Publik (Studi Pelayanan KTP di Kecamatan Semarang Barat). Skripsi tidak dipublikasikan

4

Sinambele, lijan. Poltak. 2010. Reformasi Pelayanan Publik, Teori, Kebijakan, dan Implementasi. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Hlm. 6.


(22)

5

Dari permasalahan pelayanan publik yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik untuk lebih jauh meneliti tentang Implementasi Pelayanan E- KTP di Kecamatan Gading Rejo Kota Pasuruan.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti menentukan rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi kebijakan pelayanan E- KTP di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan?

2. Bagaimanakah strategi yang diterapkan agar pelayanan E- KTP sesuai dengan harapan masyarakat ?

3. Apa saja kendala dalam pelayanan pembuatan E- KTP di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan pernyataan tentang apa yang dituju dengan kegiatan penelitian yang dilakukan. Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan implementasi kebijakan pelayanan E- KTP di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan.

2. Untuk mendeskripsikan strategi yang diterapkan agar pelayanan E- KTP sesuai dengan harapan masyarakat

3. Untuk mendeskripsikan kendala dalam pelayanan pembuatan E- KTP di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan.


(23)

6

D.Manfaat Penelitian

Setelah mengetahui rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan diatas, manfaat yang ingin diperoleh melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Aspek praktis

a. Bagi pihak pelayanan di kecamatan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan di masa mendatang mengenai pelayanan terhadap masyarakat

b. Bagi peneliti berharap dapat mendapatkan sebuah pengetahuan, wawasan, kreativitas serta pengalaman untuk memahami prosedur dan optimalisasi pelayanan pembuatan E- KTP.

c. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sebuah gambaran kepada masyarakat tentang pentingnya pemakaian E- KTP.

2. Aspek Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian pustaka dan dokumentasi dalam penelitian bidang pelayanan publik khususnya dalam pembuatan E- KTP. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu sarana pembelajaran riil mengenai pelayanan publik.

E.Definisi Konseptual

Berdasarkan judul yang diangkat yaitu implementasi kebijakan pelayanan E- KTP di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan. Maka definisi konsep yang perlu dijabarkan adalah:


(24)

7 1. Implementasi Kebijakan

Implementasi Kebijakan merupakan pelaksanaan keputusan dasar yang biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah atau keputusan yang penting. Van Meter dan Horn (1975) merumuskan bahwa proses implementasi kebijakan adalah sebagai “suatu tindakan yang dilakukan baik oleh individu atau kelompok, baik swasta maupun pemerintah yang diarahkan pada tercapainya tujuan yang telah digariskan dalam kebijakan”.5

2. Pelayanan Publik

Pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara. Negara didirikan oleh publik (masyarakat) tentu saja dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada hakikatnya negara dalam hal ini pemerintah (birokrat) haruslah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Kebutuhan dalam hal ini bukanlah kebutuhan secara individual akan tetapi berbagai kebutuhan yang sesungguhnya diharapkan oleh masyarakat.6

3. E-KTP

E-KTP atau KTP Elektronik adalah dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan / pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada database kependudukan nasional. Penduduk hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP yang tercantum

5

Sholichin Abdul, Wahab S. 2005. Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi Ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Edisi 2, cetakan 5. Bumi Aksara. Jakarta. Hlm: 2

6

Sinambela, Prof. Dr. Lijan Poltak. 2010. Reformasi Pelayanan Publik, Teori, Kebijakan, dan Implementasi. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Hlm. 5-6.


(25)

8

Nomor Induk Kependudukan (NIK) pada setiap penduduk dan berlaku seumur hidup. NIK yang ada di e-KTP nantinya akan dijadikan dasar dalam penerbitan Paspor, SIM, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Polis Asuransi, Sertifikat Tanah dan penerbitan dokumen identitas lainnya.7

F.Definisi Operasional

Definisi operasional mempunyai tujuan untuk menjelaskan identifikasi konsep yang lebih akurat untuk diamati. Dimana berkaitan dengan kegiatan apa saja yang harus dilakukan dalam memperoleh data atau indikator yang menunjukkan konsep yang dimaksud. Maka dari itu dapat dirumuskan beberapa indikator penelitian sebagai berikut:

1. Implementasi kebijakan pelayanan E- KTP di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan.

a. Transparansi. b. Akuntabilitas. c. Kondisional. d. Partisipatif. e. Kesamaan hak.

f. Keseimbangan hak dan kewajiban.

2. Strategi yang diterapkan agar pelayanan E- KTP sesuai dengan harapan masyarakat

1. Pelatihan/bimbingan kepada petugas 2. Perhatian terhadap sarana prasarana

7


(26)

9

3. Kendala dalam pelayanan pembuatan E- KTP di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan.

a. Rendahnya SDM petugas. b. Minimnya jumlah petugas. c. Minimnya sarana prasarana. G. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara atau strategi menyeluruh untuk menemukan atau memperoleh data yang diperlukan. Metode penelitian perlu dibedakan dari teknik pengumpulan data yang merupakan teknik yang lebih spesifik untuk memperoleh data.

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini dapat dikategorikan dalam penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dengan alasan agar dapat menggali informasi yang mendalam mengenai objek yang diteliti. Metode deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih.8 Pendekatan kualitatif menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip Moleong adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang perlu diamati. Sedangkan menurut Denzin dan Lincoln yang dikutip Moleong juga menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan

8

Soehartono, Irawan. 2008. Metode Penelitian Sosial. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Hlm. 35.


(27)

10

maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.9

2. Teknik Pengambilan Data

Dalam rangka pelaksanaan pengambilan data penelitian dilakukan dalam tiga tahap kegiatan, yaitu:

a. Proses memasuki lokasi penelitian, dalam hal ini peneliti harus mampu beradaptasi di lokasi penelitian. Kemampuan tersebut dapat mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data.

b. Ketika berada di lokasi penelitian, dalam hal ini peneliti harus memahami situasi dan kondisi yang sedang terjadi di lokasi penelitian.

c. Mengumpulkan data, adalah hal terpenting dalam melakukan penelitian, karena peneliti harus mengumpulkan data-data yang dibutuhkan sesuai dengan fokus penelitian.

Adapun teknik yang digunakan dalam melakukan penelitian yaitu: a. Wawancara (interview)

Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder). Teknik wawancara dapat digunakan pada responden yang buta huruf atau tidak terbiasa membaca dan menulis, termasuk anak-anak. Wawancara juga dapat dilakukan melalui telepon10.

9

Moleong, Lexy j. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Hlm. 4-5

10


(28)

11

b. Observasi

Secara luas, observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran. Akan tetapi, observasi atau pengamatan disini diartikan lebih sempit, yaitu pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan11.

Dalam menggunakan metode observasi, cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.12

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi13. Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, agenda, dan sebagainya.14

3. Sumber Data a. Data Primer

Data primer adalah salah satu sumber data yang diperoleh secara langsung peneliti dari nara sumber yang dapat dipercaya dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan judul peneliti. Data primer dalam penelitian ini seperti orang

11

Soehartono, Irawan. 2008. Metode Penelitian Sosial. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Hlm. 69.

12

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktik). PT. Rineka Cipta. Jakarta. Hlm. 229.

13

Soehartono, Irawan. 2008. Metode Penelitian Sosial. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Hlm.70

14

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktik). PT. Rineka Cipta. Jakarta. Hlm.231.


(29)

12

(aparat kecamatan) yang terlibat langsung didalamnya, yaitu Kepala Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan, Kepala Seksi pelayanan E- KTP, Petugas pelayanan pelayanan E- KTP dan masyarakat penerima layanan E- KTP.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung data primer. Data sekunder tersebut adalah dokumen-dokumen resmi, Koran-koran maupun internet atau televisi, perundang-undangan yang berhubungan dan berkaitan dengan penelitian ini serta masyarakat umum yang juga menjadi bagian penting dalam penelitian ini.

4. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian dilakukan untuk mendapatkan informasi serta data-data yang diperlukan oleh peneliti untuk menunjang penelitian ini. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan. Alasan pengambilan lokasi tersebut dengan pertimbangan bahwa di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan mampu memberikan gambaran yang lebih jelas tentang permasalahan yang diangkat, kemudahan akses informasi data dan subyek utama penelitian dilakukan.

5. Subjek Penelitian

Peneliti telah menetapkan para informan penelitian yang dipandang dapat memberikan informasi, keterangan serta pengalaman yang seluas-luasnya terutama berhubungan dengan pelayanan E- KTP di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan, subyek penelitian diantaranya adalah:


(30)

13

a. Kepala Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan b. Kepala Seksi pelayanan E- KTP

c. Petugas pelayanan pelayanan E- KTP

d. Masyarakat penerima layanan E- KTP (4 orang yang memahami masalah pelayanan E- KTP sesuai dengan kebutuhan masyarakat).

6. Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikanya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. 15 Di pihak lain, Analisis data kualitatif, prosesnya berjalan sebagai berikut:

a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

b. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya.

c. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.16

Selanjutnya menurut Janice McDrury (Collaborative Group Analysis of Data, 1999) tahapan analisis data kualitatif adalah sebagai berikut:17

a. Membaca/mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang ada dalam data.

b. Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang berasal dari data.

c. Menuliskan ‘model’ yang ditemukan. d. Koding yang telah dilakukan.

15

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Hlm.248.

16

Ibid.

17


(31)

14

Dari definisi-definisi tersebut dapatlah kita pahami bahwa ada yang mengemukakan proses, ada pula yang menjelaskan tentang komponen-komponen yang perlu ada dalam sesuatu analisis data. Adapun analisis data yang digunakan adalah metode data deskriptif kualitatif dari Matthew B. Miles dan Michael Huberman, meliputi empat komponen, diantaranya:18

1) Pengumpulan data, 2) Reduksi data, 3) Penyajian data,

4) Penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Seperti pada konsep analisa data kualitatif tersebut dapat terlihat pada diagram berikut ini:

Gambar 1.1

Komponen analisa data model interaktif

Sumber: Mathew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisa data Kualitatif dalam Wahyuni. 2006. Kebijakan Pemerintah Dalam Pelaksanaan Rencana Umum Tata Ruang Perkotaan di Kota samarinda. Skripsi

18

Mathew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisa data Kualitatif dalam Wahyuni. 2006.

Kebijakan Pemerintah Dalam Pelaksanaan Rencana Umum Tata Ruang Perkotaan di Kota samarinda. Skripsi

Pengum pulan dat a

Penyajian dat a

Reduksi Dat a

Kesim pulan-kesim pulan Penarikan/ verifikasi


(32)

15

Penjelasan gambar :

1.1 Pengumpulan data yaitu data pertama atau data mentah yang dikumpulkan dalam suatu penelitian.

1.2 Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan. Reduksi data berlangsung terus-menerus selama penelitian berlangsung.

1.3 Penyajian data adalah menyusun informasi dengan cara tertentu sehingga memungkinkan penarikan kesimpulan atau pengambilan data ini membantu untuk memahami peristiwa yang terjadi dan mengarah pada analisa atau tindakan lebih lanjut berdasarkan pemahaman.

1.4 Kesimpulan-kesimpulan atau verifikasi adalah sebagai langkah terakhir yang meliputi pemberian makna data yang telah disederhanakan dan disajikan kedalam penyajian data dengan cara logis dan metodologi konfigurasi yang memungkinkan untuk diprediksi hubungan sebab akibat melaloi hukum empiris.


(1)

10

maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.9

2. Teknik Pengambilan Data

Dalam rangka pelaksanaan pengambilan data penelitian dilakukan dalam tiga tahap kegiatan, yaitu:

a. Proses memasuki lokasi penelitian, dalam hal ini peneliti harus mampu beradaptasi di lokasi penelitian. Kemampuan tersebut dapat mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data.

b. Ketika berada di lokasi penelitian, dalam hal ini peneliti harus memahami situasi dan kondisi yang sedang terjadi di lokasi penelitian.

c. Mengumpulkan data, adalah hal terpenting dalam melakukan penelitian, karena peneliti harus mengumpulkan data-data yang dibutuhkan sesuai dengan fokus penelitian.

Adapun teknik yang digunakan dalam melakukan penelitian yaitu: a. Wawancara (interview)

Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder). Teknik wawancara dapat digunakan pada responden yang buta huruf atau tidak terbiasa membaca dan menulis, termasuk anak-anak. Wawancara juga dapat dilakukan melalui telepon10.

9

Moleong, Lexy j. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Hlm. 4-5 10


(2)

11

b. Observasi

Secara luas, observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran. Akan tetapi, observasi atau pengamatan disini diartikan lebih sempit, yaitu pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan11.

Dalam menggunakan metode observasi, cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.12

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi13. Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, agenda, dan sebagainya.14

3. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah salah satu sumber data yang diperoleh secara langsung peneliti dari nara sumber yang dapat dipercaya dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan judul peneliti. Data primer dalam penelitian ini seperti orang

11

Soehartono, Irawan. 2008. Metode Penelitian Sosial. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Hlm. 69.

12

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktik). PT. Rineka Cipta. Jakarta. Hlm. 229.

13

Soehartono, Irawan. 2008. Metode Penelitian Sosial. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Hlm.70 14

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktik). PT. Rineka Cipta. Jakarta. Hlm.231.


(3)

12

(aparat kecamatan) yang terlibat langsung didalamnya, yaitu Kepala Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan, Kepala Seksi pelayanan E- KTP, Petugas pelayanan pelayanan E- KTP dan masyarakat penerima layanan E- KTP.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung data primer. Data sekunder tersebut adalah dokumen-dokumen resmi, Koran-koran maupun internet atau televisi, perundang-undangan yang berhubungan dan berkaitan dengan penelitian ini serta masyarakat umum yang juga menjadi bagian penting dalam penelitian ini.

4. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian dilakukan untuk mendapatkan informasi serta data-data yang diperlukan oleh peneliti untuk menunjang penelitian ini. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan. Alasan pengambilan lokasi tersebut dengan pertimbangan bahwa di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan mampu memberikan gambaran yang lebih jelas tentang permasalahan yang diangkat, kemudahan akses informasi data dan subyek utama penelitian dilakukan.

5. Subjek Penelitian

Peneliti telah menetapkan para informan penelitian yang dipandang dapat memberikan informasi, keterangan serta pengalaman yang seluas-luasnya terutama berhubungan dengan pelayanan E- KTP di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan, subyek penelitian diantaranya adalah:


(4)

13

a. Kepala Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan b. Kepala Seksi pelayanan E- KTP

c. Petugas pelayanan pelayanan E- KTP

d. Masyarakat penerima layanan E- KTP (4 orang yang memahami masalah pelayanan E- KTP sesuai dengan kebutuhan masyarakat).

6. Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikanya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. 15 Di pihak lain, Analisis data kualitatif, prosesnya berjalan sebagai berikut:

a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

b. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya.

c. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.16

Selanjutnya menurut Janice McDrury (Collaborative Group Analysis of Data, 1999) tahapan analisis data kualitatif adalah sebagai berikut:17

a. Membaca/mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang ada dalam data.

b. Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang berasal dari data.

c. Menuliskan ‘model’ yang ditemukan. d. Koding yang telah dilakukan.

15

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Hlm.248.

16 Ibid. 17


(5)

14

Dari definisi-definisi tersebut dapatlah kita pahami bahwa ada yang mengemukakan proses, ada pula yang menjelaskan tentang komponen-komponen yang perlu ada dalam sesuatu analisis data. Adapun analisis data yang digunakan adalah metode data deskriptif kualitatif dari Matthew B. Miles dan Michael Huberman, meliputi empat komponen, diantaranya:18

1) Pengumpulan data, 2) Reduksi data, 3) Penyajian data,

4) Penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Seperti pada konsep analisa data kualitatif tersebut dapat terlihat pada diagram berikut ini:

Gambar 1.1

Komponen analisa data model interaktif

Sumber: Mathew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisa data Kualitatif dalam Wahyuni. 2006. Kebijakan Pemerintah Dalam Pelaksanaan Rencana Umum Tata Ruang Perkotaan di Kota samarinda. Skripsi

18

Mathew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisa data Kualitatif dalam Wahyuni. 2006.

Kebijakan Pemerintah Dalam Pelaksanaan Rencana Umum Tata Ruang Perkotaan di Kota samarinda. Skripsi

Pengum pulan dat a

Penyajian dat a

Reduksi Dat a

Kesim pulan-kesim pulan Penarikan/ verifikasi


(6)

15

Penjelasan gambar :

1.1 Pengumpulan data yaitu data pertama atau data mentah yang dikumpulkan dalam suatu penelitian.

1.2 Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan. Reduksi data berlangsung terus-menerus selama penelitian berlangsung.

1.3 Penyajian data adalah menyusun informasi dengan cara tertentu sehingga memungkinkan penarikan kesimpulan atau pengambilan data ini membantu untuk memahami peristiwa yang terjadi dan mengarah pada analisa atau tindakan lebih lanjut berdasarkan pemahaman.

1.4 Kesimpulan-kesimpulan atau verifikasi adalah sebagai langkah terakhir yang meliputi pemberian makna data yang telah disederhanakan dan disajikan kedalam penyajian data dengan cara logis dan metodologi konfigurasi yang memungkinkan untuk diprediksi hubungan sebab akibat melaloi hukum empiris.