Latar belakang masalah PENDAHULUAN

1 Sri Sulastri, 2015 PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP PERILAKU APEKTIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BOLA VOLI DI SMP NEGERI 15 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal maupun informal untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat mempermainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang dibutuhkan oleh masyarakat selain kesehatan dan ekonomi. Pendidikan sangat diperlukan oleh masyarakat karena diyakini mampu mencerdaskan kehidupan bangsa dan turut memegang pendidikan dalam pembangunan suatu negara. Pendidikan jasmani sebagai integral dari pendidikan nasional memiliki peranan penting dalam pembangunan bangsa. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki sumbangan unik, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat. Tujuan yang ingin dicapai bersifat menyeluruh, mencakup domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari proses pendidikan jasmani secara keseluruhan, sehingga tujuan pendidikan jasmani selaras dengan tujuan yang ingin dicapai dalam dunia pendidikan di Indonesia hal ini sejalan dengan UU nomor 2 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menegaskan bahwa pendidikan nasional sebagai sistem yang dalam pelaksanaannya harus dipahami sebagai suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari semua kesatuan dan kegiatan pendidikan. Sri Sulastri, 2015 PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP PERILAKU APEKTIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BOLA VOLI DI SMP NEGERI 15 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Terdapat tiga ranah yang menjadi tujuan pendidikan jasmani yaitu kognitif, apektif, dan psikomotor. Perilaku apektif merupakan salah satu tujuan pendidikan jasmani yang harus dimiliki oleh siswa, salah satu yang menjadi ukuran dari perilaku apektif siswa adalah tingkat kehadiran dalam mengikuti pembelajaran. Berikut ini adalah rincian dari daftar kehadiran siswa kelas VII di SMP Negeri 5 Bandung : Tabel 1. 1 Rakapitulasi Ketidakhadiran Siswa SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 20142015 Kelas Jumlah Siswa Jumlah ketidakhadiran siswa VII A 40 15 VII B 40 12 VII C 40 15 VII D 40 10 VII E 40 18 JUMLAH 200 70 Dari data rekapitulasi ketidakhadiran siswa pada tabel 1.1 di atas terlihat kurangnya tingkat kehadiran dari sebagian siswa. Dari hasil rekapitulasi ketidakhadiran siswa yang diuraikan dalam tabel 1.1 yang menggambarkan tingginya ketidakhadiran siswa dalam melaksanakan proses belajar-mengajar. Hal ini menunjukan bahwa perilaku apektif siswa masih tergolong rendah. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Sekolah juga diharapkan harus dapat menciptakan kondisi-kondisi dimana memungkinkan siswa dapat belajar dengan efektif, dan dapat mengembangkan daya eksplorasinya. Sri Sulastri, 2015 PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP PERILAKU APEKTIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BOLA VOLI DI SMP NEGERI 15 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Permaianan tradisional dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah- sekolah memiliki kedudukan yang sangat penting dalam rangka melestarikan, memelihara, bahkan mengembangkan hingga sejajar dengan cabang-cabang olahraga yang lainya. Permainan tradisional sangat beragam, diantaranya seperti gobak sodor, gangsingan, cinciripit petak umpet, egrang, benthik, bekelan, engklek, galah asin, boy-boyan, lari balok dan tarik tambang. Permainan tradisional yang cukup beragam itu perlu digali dan dikembangkan karena mengandung nilai-nilai seperti kejujuran, sportivitas, kegigihan dan kegotong royongan Sarasehan. Dengan permainan tradisional anak-anak bisa melatih konsentrasi, pengetahuan, sikap, keterampilan dan ketangkasan yang secara murni dilakukan oleh otak dan tubuh manusia. Selain itu, permainan tradisional bisa juga dapat mengembangkan aspek pengembangan moral, nilai agama, sosial, bahasa, dan fungsi motorik Haris Iskandar. Sedangkan menurut Timbul Haryono menyatakan melalui tembang dan lagu dolanan dapat mempertajam anak dalam berolah rasa berbasis tradisi, yang erat kaitannya dengan kepekaan sosial, lingkungan dan dapat menanamkan budi pekerti sastra kebersamaan sesuai Sosio kultur masyarakat KR, Senin 30 Mei 2006. Namun, berbeda dengan permainan modern zaman sekarang yang tidak mendorong sikap kreatif anak sebagai kreator tapi mendorong anak sebagai operator yang hanya duduk diam di depan layar komputer hingga membuat anak sibuk dengan dirinya sendiri tanpa peduli dengan lingkungan luar sekitar rumah. Permainan tradisional diharapkan mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku apektif siswa. Mengacu kepada paparan tersebut dan untuk memecahkan masalah mengenai perilaku apektif siswa, maka penting dilakukan penelitian mengenai “Pengaruh Permainan Tradisional terhadap Perilaku Apektif Siswa Pada Pembelajaran Bola Voli di SMP Negeri 15 Bandung”. B. Identifikasi Masalah Penelitian Dari urain di atas, peneliti menemukan masalah yang terjadi di Pasundan Subang, permasalahan yang terjadi di lapangan yaitu, terlihat rendahnya perilaku Sri Sulastri, 2015 PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP PERILAKU APEKTIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BOLA VOLI DI SMP NEGERI 15 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu apektif siswa dalam pembelajaran penjas pada siswa SMP Negeri 5 Bandung. Peneliti menilai perilaku apektif masih kurang yang dalam hal ini terlihat dari: 1. Tidak tepat waktu dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. 2. Tidak memakai perlengkapan atau pakaian yang seragam. 3. Kurang memperhatikan instruksi guru ketika sedang menjelaskan.

C. Rumusan Masalah Penelitian