HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. PENUTUP A.
                                                                                Sedangkan  Ibn  Al-Qayyim  membuat  dengan  terma politik  Islam  yang  didefinisikan  dengan  perbuatan  yang
membawa  manusia  lebih  dekat  kepada  kemaslahatan  dan lebih  jauh  dari  kemudharatan,  serta  sekalipun  Rasullah
tidak  menetapkannya  dan  bahkan  Allah  menetapkannya pula.
4
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003
Undang-Undang  Nomor  14  Tahun  2003  merupakan Undang-Undang  Yang  membahas  tentang  terorisme  di
mana  Undang —Undang  tersebut  menjelaskan  bahwa
terorisme  sangatlah  dilarang  di  Indonesia.  Apabila  ada terorisme  yang  merajalela  di  Indonesia  baik  itu  warga
Negara  Indonesia  maupun  warga  Negara  asing  akan mendapatkan  sanksi  tersendiri  yang  telah  ditetapkan  oleh
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tersebut.
4. Tindak Pidana
Dalam  ilmu  hukum  ada  perbedaan  antara  istilah ―pidana‖  dengan  istilah  ―hukuman‖.  Sudarto  mengatakan
bahwa istilah ―hukuman‖ kadang-kadang digunakan untuk pergantian perkataan
“straft”, tetapi menurut beliau istilah ―pidana‖ lebih baik daripada ―hukuman.
5
Menurut Muladi dan Bardanawawi Arief ―Istilah hukuman yang merupakan
istilah  umum  dan  konvensional,  dapat  mempunyai  arti yang  luas  dan  berubah-ubah  karena  istilah  itu  dapat
berkonotasi  dengan  bidang  yang  cukup  luas.  Istilah tersebut  tidak  hanya  sering  digunakan  dalam  bidang
hukum,  tetapi  juga  dalam  istilah  sehari-hari  dibidang pendidikan,  moral,  agama,  dan  sebagainya.  Oleh  karena
pidana  merupakan  istilah  yang  lebih  khusus,  maka  perlu ada pembatasan pengertian atau makna sentral yang dapat
menunjukan  ciri-ciri  atau  sifat-
sifatnya  yang  khas‖.
6
Pengertian  tindak  pidana  yang  di  muat  di  dalam  Kitab
4
http:serbamakalah.blogspot.co.id201302siyasah-politik- islam.html, 02 Oktober 2016
5
Erdianto Efendi, HUKUM PIDANA INDONESIA Suatu Pengantar PT Refika Aditama: Bandung,2011 h.109
6
Adami  Chazawi, Pengantar  Hukum  Pidana  Bag  1 Grafindo, Jakarta ,2002, h 69
Undang-Undang  Hukum  Pidana  KUHP  oleh  pembentuk Undang-Undang  sering  disebut  dengan strafbaarfeit. Para
pembentuk  Undang-Undang  tersebut  tidak  memberikan penjelasan  lebih  lanjut  mengenai  strafbaarfeit itu,  maka
dari
itu terhadap
maksud dan
tujuan mengenai strafbaarfeit tersebut  sering  dipergunakan  oleh
pakar  hukum  pidana  dengan  istilah  tindak  pidana, perbuatan pidana, peristiwa pidana, serta delik.
7
5. Terorisme
Secara  etimologi,  terorisme  memiliki  kata  dasar terror.  Ia  berasal  dari  bahasa  Latin  terrorem  yang  berarti
rasa  takut  yang  luar  biasa.  Bila  merujuk  Kamus  Besar Bahasa  Indonesia  KBBI,  teror  dimaknai  sebagai  usaha
menciptakan  ketakutan,  kengerian,  dan  kekejaman  oleh seseorang  atau  golongan.
8
Secara  terminologi  mengartikan terorisme
sebagai praktek-praktek
tindakan terror,
penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam usaha  mencapai  suatu  tujuan  terutama  politik.
9
Terorisme juga  sebagai  penggunaan  kekerasan  yang  ditujukan  untuk
menimbulkan  ketakutan  dalam  usaha  mencapai  satu  tujuan terutama
tujuan-tujuan politik.
Tujuannya, untuk
mempromosikan  kepentingan  politiknya,  sehingga  dunia internasional tahu apa yang mereka perjuangkan.
10
                