Metode KANO NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Rancangan Alat Bantu Keluar Masuk Kursi Roda Bagi Difabel Cacat Kaki Pada Mini Bus (Studi Kasus : BBRSBD "Prof. Dr. Soeharso" Surakarta).

5 Tahap V adalah tahap kemunduran dan akhir dari produk tersebut. Jika produsen tidak melakukan inovasi maka prodak akan mati begitu saja.

2. Metode KANO

Metode Kano dikembangkan oleh Noriaki Kano Kano,1984. Metode Kano adalah metode yang bertujuan untuk mengkategorikan atributatribut dari produk maupun jasa berdasrkan seberapa baik produk jasa tersebut mampu memuaskan kebutuhan pelanggan. Memprioritaskan pengembangan produk. Sebagai contoh , tidak akan berguna berinvestasi untuk meningkatkan atribut berkategori must-be yang merupakan tingkat kebutuhan dasar, tetapi lebih meningkatkan atribut berkategori onedimensional atau attractive yang mempunyai pengaruh lebih besar dalam penerimaan kualitas produk dan konsekwensinya meningkatkan kepuasan pelanggan. Metode Kano memberikan bantuan yang bernilai dalam menghadapi kondisi pada tahap pengembangan produk maupun jasa. Dapat di aplikasikan juga dalam penyedia layanan jasa. Model Kano untuk kepuasan pelanggan digunakan sebagai prasyarat untuk mengidentifikasi kebutuhan, hierarki dan prioritas pelanggan. GriffinHauser, 1993. Atribut-atribut kebutuhan pelanggan dapat dibedakan menjadi enam kategori yaitu: a. Attractive excitement needs merupakan kategori yang tingkat kepuasan pelanggan akan meningkat sangat tinggi dengan meningkatnya kinerja atribut. Sedangkan penurunan kinerja atribut tidak akan menyebabkan penurunan tingkat kepuasan. b. One dimensional performance needs adalah kategori yang apabila terpenuhi maka dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan akan menyebabkan ketidakpuasan bila tidak terpenuhi. Atau dengan kata lain tingkat kepuasan pelanggan berhubungan linier dengan kinerja atribut, sehingga menurunnya kinerja atribut akan menurunkan pula tingkat kepuasan pelanggan. c. Must be basic needs merupakan kategori dimana pelanggan menjadi tidak puas apabila kinerja dari atribut yang bersangkutan rendah tetapi kepuasan pelanggan tidak akan meningkat jauh diatas netral meskipun kinerja dari atribut tersebut tinggi. Kategori ini merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh penyedia jasa kepada konsumennya. Bila perusahaan ingin meningkatkan performansi pada kategori ini maka tidak akan meningkatkan kepuasan tetapi atribut-atribut ini wajib dipenuhi oleh perusahaan dengan kata lain atribut tersebut harus ada pada setiap produk atau jasa agar dapat diterima karena bila tidak maka konsumen tidak akan memakai jasa yang kita sediakan. d. Indefferent terjadi jika ada maupun tidaknya layanan tidak akan memberikan pengaruh kepada kepuasan konsumen. e. Reverse merupakan kategori kebalikan dari kategori one dimensional yaitu derajat kepuasan konsumen lebih tinggi jika layanan berlangsung tidak semestinya, dibandingkan layanan yang berjalan lebih baik. f. Questionable merupakan kondisi yang kadangkala konsumen puas atau tidak puas jika layanan itu diberikan atau tidak diberikan . Tabel 1 Evaluasi kano Dari tabel ini dapat disimpulkan apakah kebutuhan pelanggan ini termasuk: A = Attractive Menarik, M = Must-be Harus Ada, O = One-Dimensional Satu Dimensi, R = Reverse Kebalikan, Q = Questionable Diragukan, I = Indifferent Biasa Saja. Setelah masing-masing jawaban pertanyaan dikonversi ke dalam bentuk AMORQI, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penghitungan jumlah masing- masing komponen A, M, O, R, Q, dan I untuk setiap pertanyaan. Dari hasil yang telah kita peroleh ini, dapat pula kita hitung koefisien kepuasan konsumen dengan rumusan: Tingkat kepuasan, Koefisian tingkat kepuasan berkisar antara 0 sampai dengan 1, semakin dekat dengan nilai 1 maka semakin mempengaruhi kepuasan konsumen, sebaliknya jika nilai mendekati ke 0 maka dikatakan tidak begitu mempengaruhi kepuasan konsumen. A + O A + O + M + I Tingkat Kekecewaan, Jika nilai semakin mendekati angka -1 maka pengaruh terhadap kekecewaan konsumen semakin kuat, sebaliknya jika nilainya 0 maka tidak mempengaruhi kekecewaan konsumen. O + M A + O + M + I X−1 Tanda minus yang disimpan di depan koefisien tingkat kekecewaan konsumen adalah untuk menegaskan pengaruh negative dari kepuasan konsumen pada kualitas produk yang tidak dipenuhi. a. Tahapan metode Kano 1 Identification of product requirements identifikasi kebutuhan produk adalah kegiatan atau usaha untuk menentukan produk yang akan dibuat. 2 Membuat koisioner KANO, sifat dari koisioner model kano adalah setiap satu pertanyaan memiliki dua bagian yaitu functional dan dysfunctional. I like it that way suka , it must be that way harus, I am neutral netral, I can live with it that way boleh, I dislike it that way tidak suka. 3 Memproses hasil jawaban Kuisioner dengan menggunakan Tabulation of Surveys seperti terlihat pada Tabel 2.3 , untuk memproses hasil jawaban Tabel Evaluasi Kano. Tabel 2.3 Tabulation of Surveys 4 Menganalisa hasil proses. Langkah yang dilakukan dengan memposisikan setiap atribut pertanyaan. Gambar 2.4 Memposisikan Atribut sumber CQM The Center Quality Management Journal METODOLOGI PENELITIAN 1. Kerangka Pemecahan Masalah Tidak Ya Mulai 1. Rumusan masalah 2. Batasan masalah 3. Tujuan 4. Study pustaka Survey lapangan 1. Interview 2. Observasi Penerapan metode KANO 1. Perancangandesain 2. Pengembangan konsep 3. Pemilihan bahan baku 1. Perencangan produk 2. Simulasi produk 3. Tinjauan rancangan produk Kesimpulan dan Saran Selesai Penyusunan, penyebaran, pengujian koisioner Uji Reliabilitas r alpha ≥ rtable Ya Uji Validitas rcalculation ≥ rtabel Tidak HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Pengumpulan Data Pengumpulan dilakukan di Balai Besar Rahabilitasi Sosial Bina Daksa BBRSBD di jalan Tentara Pelajar, jebres, solo, jawa tengah. Dengan jumalah responden 21 dan 18 variabel.

2. Pengolahan Data