Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Penerapan Metode 10 Jam Pembelajaran Al-Qur’an Di SDIT Taruna Al-Qur’an, Sariarjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelajaran Al- Qur’an merupakan salah satu dari mata pelajaran agama Islam, yang mana telah diketahui bahwa Al-Q ur’an adalah kalamullah Firman Allah baik huruf-huruf maupun maknanya yang diturunkan kepada Rasul-Nya yang terakhir Nabi Muhammad Sha lallahu ‘alaihi wassalam Al-Fauzan, 2006: 4. Al- Qur’an merupakan sumber ajaran agama Islam yang utama dan pertama, maka dari itu sangatlah penting bagi umat Islam untuk mempelajari dan memahami kandungan isi Al- Qur’an. Dalam perkembangannya, pembelajaran Al- Qur’an tidak lepas dari pengaruh keluarga dan lingkungan masyarakat, sebab keluarga dan lingkungan masyarakat memberikan pengaruh yang kuat terhadap pendidikan anak. Dengan demikian, keberhasilan dalam pembelajaran Al- Qur’an tidak cukup hanya diberikan di sekolah saja, akan tetapi orang tua dan masyarakat juga berperan dalam pendidikan tersebut. Ada beberapa keluhan yang muncul berkaitan dengan proses pembelajaran Al- Qur’an, baik itu di Madrasah Ibtidaiyah, maupun kalangan masyarakat umum. Mereka merasa membutuhkan waktu yang lama untuk dapat membaca Al- Qur’an. Realitasnya, secara umum kebanyakan anak-anak usia Sekolah Dasar SD belum dapat membaca Al- Qur’an dengan baik. Namun di Sekolah Dasar Islam Terpadu SDIT Taruna Al- Qur’an, peserta didiknya sudah mampu membaca Al- Qur’an dengan baik dan lancar , bahkan mayoritas siswa kelas 4 di SDIT Taruna Al- Qur’an sudah mampu menghafal 3 Juz dari Al-Qur’an Hasil wawancara dengan ustadzah Ummi Lathifah, pada 28 Mei 2011. Pembelajaran Al- Qur’an adalah bagian dari belajar bahasa Arab, karena Al- Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab. Oleh karena itu, dalam pembelajaran Al- Qur’an juga harus menggunakan metode pembelajaran bahasa Arab. Namun selama ini, pembelajaran Al- Qur’an seolah-olah terpisahkan dari bahasa Arab, sehingga banyak buku yang terbit tentang pembelajaran Al- Qur’an yang mengabaikan metode yang lazim digunakan untuk pembelajaran bahasa Arab. Untuk mengatasi permasalahan siswa yang belum dapat membaca Al- Qur’an, guru Pendidikan Agama Islam dituntut untuk mencari solusi yang tepat agar pembelajaran Pendidikan Agama Islam, khususnya pada pembelajaran Al- Qur’an lebih diminati oleh peserta didik, yakni dengan mengunakan metode yang tepat dalam pembelajaran tersebut. Dengan demikian, akan menumbukan minat dan perhatian peserta didik sehingga proses belajar mengajar akan dapat berhasil secara lebih maksimal. Metode pembelajaran Al- Qur’an yang diterapkan di SDIT Taruna Al- Qur ’an saat ini adalah Metode 10 Jam. Metode ini disusun secara praktis untuk belajar cepat dalam membaca Al- Qur’an. Pelajar yang bersungguh-sungguh akan dapat segera bisa membaca Al- Qur’an setelah mempelajari kandungan buku tersebut. Jika ia mempelajarinya dua jam sehari, maka kurang dari seminggu akan mampu membaca Al- Qur’an Chirzin, 2007: 3. Berdasarkan dari latar belakang tesebut, peneliti ingin meneliti bagaimana penerapan metode 10 jam pembelajararan Al- Qur’an tersebut. Oleh karena itu penulis mengambil judul PENERAPAN METODE 10 JAM PEMBELAJARAN AL- QUR’AN DI SDIT TARUNA AL-QUR’AN YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 20112012.

B. Penegasan Istilah