Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball 0hrowing pada siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Depok

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) MELALUI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA
SISWA KELAS III MI HIDAYATUL ATHFAL DEPOK
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
ROSIANAH
NIM 1811018300061

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2015 M


MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
 Dan masing-masing orang ada tingkatannya/derajatnya ( sesuai ) dengan
apa yang mereka kerjakan. Dan Tuhanmu tidak lengah terhadap apa yang
mereka kerjakan. (Q.S Al Anam : 132)
 Niatkan untuk beribadah
kehidupanmu. (Peneliti)

kepada

Allah

SWT

disetiap

langkah

 Orang tua adalah orang terkasih yang selalu mendoakan untuk kebaikan
kita (Peneliti)


PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
 Bapak dan Ummi tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, nasihat
dan doa untuk saya.
 Suami dan Anakku tercinta Rima Lutfiana yang selalu sabar serta tiada
kenal lelah memberikan dorongan dan motivasi.
 Teman-teman sealmamater dan seperjuangan yang selalu memberikan
dorongan dan motivasi .

v

ABSTRAK
Rosianah, PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL (IPS) MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS III MI
HIDAYATUL ATHFAL DEPOK. Penelitian Tindakan Kelas, Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2014.
Latar belakang penelitian ini yaitu masih rendahnya hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial di kelas III MI Hidayatul Athfal Kota Depok. Selain itu,
motivasi dan aktivitas belajar siswa masih rendah karena guru hanya
menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran. Dari latar belakang tersebut,
disusun rumusan masalah yaitu “Bagaimanakah peningkatan hasil belajar IPS
pada MI Hidayatul Athfal Depok melalui penerapan model pembelajaran
Kooperatif tipe Snowball Throwing ?” Berdasarkan permasalahan tersebut,
peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing
sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian ini
yaitu siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Kota Depok tahun ajaran 2013/2014
sejumlah 24 orang siswa. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing
siklus terdiri dari 2 pertemuan. Sumber data dalam penelitian ini yaitu siswa kelas
III, guru kelas, dan data dokumen. Data yang dihimpun merupakan data kualitatif
yakni aktivitas belajar siswa, dan data kuantitatif mencakup hasil belajar siswa,
rata-rata kelas, dan ketuntasan belajar klasikal. Teknik pengumpulan data berupa
tes dan non tes yang meliputi pengamatan dan dokumentasi. Alat pengumpul data
berupa tes dan lembar pengamatan. Penelitian ini dinyatakan berhasil apabila hasil
belajar siswa meningkat sesuai indikator keberhasilan yang telah ditentukan.
Hasil penelitian siklus I menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa
sebesar 71% dengan rata-rata kelas 72,08. Sementara itu, aktivitas belajar siswa

memperoleh nilai 65,83%. Dengan hasil yang diperoleh, peneliti belum dapat
memenuhi indikator keberhasilan. Oleh karena itu, peneliti mengadakan perbaikan
di siklus II supaya hasil penelitian dapat meningkat. Pada siklus II, ketuntasan
belajar siswa mencapai 83,33% dengan rata-rata kelas 77,71. Aktivitas belajar
siswa meningkat menjadi 78,31%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil
belajar IPS siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Kota Depok.
Kata Kunci : Peningkatan hasil belajar, IPS, Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Snowball Throwing,

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan ke kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya. Sholawat serta salam tercurah
kepada

baginda


Rasullulloh

junjungan

yang

mulia

Nabi

Muhammad

Shallalahu‘alaihiwassallam keluarga serta sahabatnya.
Penyusunan skripsi ini merupakan penelitian singkat yang dilakukan
dengan melakukan tindakan kelas dengan judul “PENINGKATAN HASIL
BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) MELALUI PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING
PADA SISWA KELAS III MI HIDAYATUL ATHFAL DEPOK”. Skripsi ini
disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana
Strata Satu (S1) pada jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan agar dapat
memperbaiki segala kekurangan dalam penelitian maupun penulisannya.
Pada saat proses pembuatan skripsi ini baik dalam melakukan penelitian
maupun penulisannya, tentunya tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan dorongan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penyusun
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya. MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.

Bapak Dr. Fauzan, MA., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.

Bapak Dindin Ridwanuddin, M.Pd., Ketua Program DMS Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan beserta stafnya yang telah membantu memudahkan

setiap agenda kegiatan penelitian yang dilakukan.

vii

4.

Bapak Dr. Muhamad Arif, M.Pd., Pembimbing skripsi yang telah
mengoreksi, memberi masukan dan saran dengan sabar dan tekun dalam
upaya menyelesaikan dan memperbaiki naskah skripsi ini.

5.

Bapak dan Umi tercinta yang selalu mendukung dan memberi bantuan baik
moril maupun materil.

6.

Suami dan anakku Rima Lutfiana buah hatiku tercinta, terimakasih atas
kesabaran dan do’a yang selalu menyertai setiap langkahku.


7.

Kakak, adik, dan keponakanku tercinta, yang selalu memacu semangat agar
maju dan selalu siap membantu .

8.

Bapak Komarudin SPd.I selaku Kepala Sekolah MI Hidayatul Athfal kota
Depok, yang telah memberikan izin untuk penelitian.

9.

Ibu Siti Rahmatiyah. selaku observer serta bapak/ibu pendidik dan tenaga
kependidikan MI Hidayatul Athfal Curug kota Depok.

10. Teman-teman seperjuangan DMS-PGMI Kelas A-3.1 angkatan 2011.
Akhir kata, semoga kesabaran,bantuan, maupun dukungan yang telah
mereka berikan akan mendapat balasan dari Allah SWT dan semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat kepada setiap orang yang membacanya.


Jakarta, 10 Mei 2015
Penyusun,

Rosianah

viii

DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ………………………………

i

SURAT PERNYATAAN......................................................................

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................


iii

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI.....................

iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN...................................

v

HALAMAN ABSTRAK.......................................................................

vi

KATA PENGANTAR...........................................................................

vii

DAFTAR ISI..........................................................................................


ix

DAFTAR TABEL..................................................................................

xi

DAFTAR GAMBAR.............................................................................

xii

DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................

xiii

BAB I

PENDAHULUAN..............................................................

1

A. Latar Belakang Masalah.....................................................

1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ........................................

5

C. Pembatasan Fokus Penelitian..............................................

6

D. Perumusan Masalah Penelitian ..........................................

6

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian ..............................

6

KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN
KONSEPTUAL TINDAKAN ...........................................
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti .......................

8
8

B. Hasil Penelitian Yang Relevan..........................................

22

C. Hipotesis Tindakan...........................................................

24

BAB II.

BAB III.

METODE PENELITIAN....................................................

25

A. Tempat dan Waktu Penelitian...........................................

25

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian .........

26

C. Subjek Penelitian.................................................................

34

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian.........................

34

E. Tahapan Intervensi Tindakan..............................................

35

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan.......................

38

ix

G. Data dan Sumber Data........................................................

38

H. Instrumen Pengumpulan Data.............................................

38

I. Teknik Pengumpulan Data.................................................

41

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan..................................

43

K. Analisis Data dan Interpretasi Data.....................................

44

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan.......

45

BAB IV.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................

47

A. Gambaran Umum Sekolah..................................................

47

B. Deskripsi dan Analisa Data.................................................

49

C. Pembahasan.........................................................................

69

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN.....................

71

A. Kesimpulan..........................................................................

71

B. Implikasi..............................................................................

72

C. Saran....................................................................................

73

DAFTAR PUSTAKA............................................................................

74

LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................

76

x

DAFTAR TABEL
Hal.3
Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Penelitian.................................................

25

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Soal Tes Hasil belajar Siklus I............

39

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Soal Tes Hasil belajar Siklus II...........

40

Tabel 3.4

Instrumen Observasi Persepsi Keantusiasan Siswa ...........

41

Tabel 3.5

Lembar Observasi Pengamatan Aktivitas Siswa................

43

Tabel 3.6

Kriteria Daya Beda……………………………………….

45

Tabel 4.1

Data Inventaris Sekolah MI Hidayatul Athfal...................

48

Tabel 4.2

Daftar Tenaga Pendidik dan Staf Sekolah MI Hidayatul
Athfal...............................................

49

Tabel 4.3

Observasi Awal Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran IPS.....

50

Tabel 4.4

Observasi Akhir Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran IPS....

51

Tabel 4.5

Rekapitulasi Hasil Belajar IPS pada siswa kelas III di MI
Hidayatul Athfal Curug Kota Depok pada semester ganjil
Tahun Pelajaran 2013/2014...............................................

Tabel 4.6
Tabel 4.7

Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Siklus I................................................................................
Hasil Kegiatan Pre Test di Awal siklus Pada Pertemuan

53
54

Pertama…...........................................................................

55

Tabel 4.8

Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I..........................

57

Tabel 4.9

Data Perolehan Skor dan Penghargaan Kelompok di
Siklus I……………………………………………………

59

Tabel 4.10

Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II

63

Tabel 4.11

Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II........................

65

Tabel 4.12

Data Perolehan Skor dan Penghargaan Kelompok Siklus II

66

xi

DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 3.1

Siklus Pelaksanaan PTK Model John Elliot.....................

27

Gambar 4.1

Grafik Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran IPS.............

51

Gambar 4.2

Grafik Gambaran Akhir Persepsi Siswa........................

52

Gambar 4.3

Presentase Ketuntasan Pre-test………........................

56

Gambar 4.4

Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar keseluruhan
Siklus I……………………………………………………..

56

Gambar 4.5

Diagram Batang Hasil Kegiatan Pre-test........................

58

Gambar 4.6

Diagram Peningkatan Aktivitas Siswa (%)....................

64

Gambar 4.7

Diagram Persentase Tuntas Belajar Klasikal Siklus II..........

65

Gambar 4.8

Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II….

66

xii

DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
Lampiran 1

RPP Siklus I Pertemuan 1……………………………..

76

Lampiran 2

RPP Siklus I Pertemuan 2……………………………..

113

Lampiran 3

RPP Siklus II Pertemuan 1…………………………….

114

Lampiran 4

RPP Siklus II Pertemuan 2…………………………….

151

Lampiran 5

Daftar Nama Siswa Kelas III MI Hidayatul Athfal…..

152

Lampiran 6

153

Lampiran 7

Daftar Kelompok Belajar Kelas III MI Hidayatul
Athfal………………………………………………......
Daftar Hadir Siswa Selama Penelitian………………...

Lampiran 8a

Instrumen Soal Uji Coba………………………………

161

Lampiran 8b

Lembar Jawaban Soal Uji Coba. ……………………...

167

Lampiran 8c

168

Lampiran 8d

Daftar Nama dan Nilai Hasil penyelesaian Soal Uji
Coba…………………………………………………....
Perhitungan Daya Beda Soal Uji Coba………………..

173

Lampiran 8e

Perhitungan Taraf Kesukaran ………………………..

176

Lampiran 8f

Hasil Analisis Instrumen Soal Uji Coba……………….

178

Lampiran 9a

Soal Pre-test…………………………………………...

180

Lampiran 9b

Lembar Jawaban Soal Pre-test………………………...

182

Lampiran 9c

Kunci Jawaban Soal Pre-test………………………….

183

Lampiran 9d

Daftar Nilai Hasil Pre-test…………………………….

184

Lampiran 10a

Soal Posttest Siklus I…………………………………..

185

Lampiran 10b

Kunci Jawaban Posttest Siklus I………………………

187

Lampiran 10c

Daftar Nilai Posttest Siklus I………………………….

188

Lampiran 11a

Soal Posttest Siklus II…………………………………

189

Lampiran 11b

Kunci Jawaban Posttest Siklus II……………………..

191

Lampiran 11c

Daftar Nilai Posttest Siklus II…………………………

192

Lampiran 12a

Curiculum Vite Peneliti……………………………….

193

Lampiran 12b

Curiculum Vite Observer……………………………..

194

xiii

161

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia. Dengan
pendidikan yang baik dapat tercipta sumber daya manusia yang berkualitas.
Sehingga dapat tercipta manusia-manusia yang dapat mengembangkan dan
mewujudkan berbagai potensi yang ada pada dirinya serta dapat memanfaatkan
kemampuannya tersebut untuk kemajuan dirinya sendiri dan terutama untuk
kemajuan bangsanya.
Untuk dapat menciptakan sumber daya manusia yang baik dan berkualitas
tentu saja harus didukung dengan pola dan penyelenggaraan sistem pendidikan
yang baik dan berkualitas pula. Oleh karena itu tanggung jawab pendidikan
bukan hanya berada pada pihak sekolah akan tetapi menjadi tanggung jawab
semua pihak.
Pendidikan bertujuan agar siswa dapat memecahkan permasalahan hidup
individual maupun sosial. Praktek pendidikan hendaknya diselenggarakan
dengan menggunakan berbagai model pembelajaran akan tetapi tetap
mengutamakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) agar
siswa aktif. Hal ini ditujukan supaya hasil belajar siswa meningkat.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan nama mata pelajaran di sekolah
yang membahas tentang lingkungan dan kerja sama dalam kehidupan seharihari. Hal ini tidak terlepas dari hakekat manusia sebagai makhluk sosial yang
tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan orang lain. Istilah IPS di Indonesia
mulai dikenal sejak tahun 1970-an sebagai hasil kesepakatan komunitas
akademik dan secara formal mulai digunakan dalam sistem pendidikan nasional
dalam Kurikulum 1975 sebagai salah satu mata pelajaran yang menggunakan
pendekatan integrasi dari beberapa mata pelajaran supaya memberikan arti
lebih bagi siswa sebagai peserta didik karena telah disederhanakan dan
disesuaikan dengan karakteristik serta kebutuhan peserta didik.

1

2

Keberadaan IPS sebagai mata pelajaran disekolah sudah tidak terbantahkan
peranannya dalam kehidupan masyarakat terutama siswa karena adanya
kebutuhan masyarakat dinegara berkembang seperti Indonesia guna menuju
masyarakat yang maju dan beradab.
Menurut Trianto konsep IPS, yaitu (1) interaksi, (2) saling ketergantungan,
(3) kesinambungan dan perubahan, (4) keragaman/kesamaan/perbedaan, (5)
konflik dan consensus, (6) pola (patron), (7) tempat, (8) kekuasaan (power), (9)
nilai kepercayaan, (10) keadilan dan pemerataan, (11) kelangkaan (scarcity),
(12) kekhususan, (13) budaya (culture), dan (14) nasionalisme.1
Mata pelajaran IPS yang dipelajari selama ini pada umumnya
menggunakan model pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional
menempatkan siswa sebagai penerima informasi yang pasif bersifat teoritis
dengan tujuan akhir nilai atau angka bukan kompetensi siswa. Pada
pembelajaran konvensional pengetahuan yang didapat hasil rekonstruksi orang
lain (guru) sehingga kebenarannya bersifat absolut dan final. Sedangkan
hakekat dari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bersifat dinamis dan mengikuti
perubahan sosial yang terjadi di masyarakat.
Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang bersifat dinamis
sejalan dengan hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) itu sendiri. Model
pembelajaran kooperatif khususnya tipe snowball throwing dapat dijadikan
sebagai salah satu alternatif dalam mempelajari mata pelajaran IPS.
Konsep strategi pembelajaran kooperatif menurut Masitoh dan Laksmi
Dewi :
Pada strategi pembelajaran kooperatif guru bukan satu-satunya narasumber
dalam proses belajar mengajar tetapi lebih berperan sebagai fasilitator,
mediator, stabilisator dan manajer pembelajaran. Iklim belajar yang
berlangsung dalam suasana keterbukaan dan demokratis akan memberikan
kesempatan yang optimal bagi siswa untuk memperoleh informasi yang
lebih banyak mengenai materi yang dibelajarkan dan sekaligus melatih
sikap dan keterampilan sosialnya sebagai bekal dalam kehidupannya

1

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), Cet. II, h. 173.

3

dimasyarakat, sehingga perolehan dan hasil belajar siswa akan semakin
meningkat. 2
Ibrahim Muslim mengungkapkan tujuan model pembelajaran kooperatif
sebagai berikut: “Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk
mencapai setidak-tidaknya 3 tujuan pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik,
penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan keterampilan sosial”.3
Pada umumnya hasil belajar di sekolah dinyatakan dalam bentuk angka. Angka
tersebut biasanya dicantumkan dalam deretan nilai berupa raport atau ijazah.
Sedangkan menurut Wina Sanjaya, sistem pembelajaran kooperatif
mempunyai dua komponen utama, yaitu komponen tugas kooperatif
(cooperative task) yang berkaitan dengan hal yang menyebabkan anggota
bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok. Dan komponen
struktur insentif kooperatif (cooperative insentive structure) yang
merupakan sesuatu yang membangkitkan motivasi individu untuk bekerja
sama mencapai tujuan kelompok. Melalui struktur insentif kooperatif setiap
anggota kelompok bekerja keras untuk belajar, mendorong dan memotivasi
anggota lain menguasai materi pelajaran, sehingga mencapai tujuan
kelompok. 4
Ibrahim Muslim juga mengungkapkan, “ bahwa salah satu aspek penting
pembelajaran kooperatif ialah bahwa di samping pembelajaran kooperatif
membantu mengembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan yang lebih
baik di antara siswa, pembelajaran kooperatif secara bersamaan membantu
siswa dalam pembelajaran akademis mereka”.5 Hasil-hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa teknik-teknik pembelajaran kooperatif lebih unggul dalam
meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman
belajar individual atau kompetitif.

2

Masitoh, dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta, Dirjen Pendidikan Islam
Depag RI, 2009), Cet. Pertama, h. 233.
3
Ibrahim, Muslimin, dkk, Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya, UNESA-UNERVERSITY
Kampus UNESA, 2001), Cet. Kedua, h. 7.
4
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan , (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2006), h. 242.
5
Ibrahim, dkk., op.cit., h. 16.

4

Salah satu tujuan pembelajaran kooperatif adalah untuk meningkatkan
kinerja siswa dalam tugas akademik. Dengan kata lain tujuan pembelajaran
kooperatif untuk meningkatkan hasil belajar. Hasil belajar siswa biasanya
diidentifikasikan dalam bentuk nilai tes baik tes secara tertulis maupun tes
secara lisan. Sedangkan pembelajaran IPS yang bersifat dinamis lebih
menekankan kepada keaktifan siswa baik sebagai individu maupun sebagai
bagian dari kelompok belajar dan lain sebagainya.
Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas III B MI Hidayatul
Athfal Curug Kecamatan Bojongsari Depok sebanyak 24 orang. Berdasarkan
hasil observasi baik melalui pengamatan langsung maupun hasil wawancara
dengan siswa kelas III B menyimpulkan bahwa pembelajaran IPS selama ini
cenderung lebih banyak mengembangkan kemampuan menghafal materi
pelajaran. Siswa belum dibiasakan untuk melakukan pembelajaran dengan cara
lain seperti dengan berkelompok atau grup dan dengan berbagai permainan lain
yang menyenangkan.
Pembelajaran IPS masih berpusat pada guru dan guru masih melakukan
pembelajaran dengan model konvensional. Siswa dijadikan objek belajar
dengan demikian siswa menjadi pasif dalam proses pembelajaran. Mereka
menjadi siswa yang pasif dikarenakan mereka hanya melakukan kegiatan
pembelajaran dengan mencatat, mendengarkan penjelasan guru, atau menjawab
pertanyaan yang diajukan guru.
Kegiatan yang dilakukan tersebut cukup baik dan memang merupakan hal
yang semestinya dilakukan siswa. Akan tetapi, guna menambah semangat siswa
dalam belajar alangkah lebih baik apabila dilakukan beberapa permainan yang
meningkatkan partisipasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran
sehingga pembelajaran menyenangkan bagi siswa dan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
Guna meningkatkan hasil belajar siswa dapat dilakukan berbagai cara
diantaranya dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball
throwing. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian tindakan kelas untuk
membuktikan bahwa dengan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam

5

pembelajaran IPS pada siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Depok. Penelitian
ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing
karena dengan model tersebut dapat memacu partisipasi dan keaktifan siswa
sehingga selama proses pembelajaran berlangsung tidak ada siswa yang pasif.
Pada model pembelajaran sebelumnya, komunikasi antara guru dan siswa
dalam proses belajar mengajar hanya berlangsung satu arah, dengan kata lain
tidak ada timbal balik. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
snowball throwing diharapkan dapat terjalin hubungan timbal balik antara
siswa dan guru baik dalam proses belajar maupun setelahnya yang diwujudkan
dalam bentuk hasil belajar yang meningkat. Selain itu diharapkan kerja sama
antar siswa dapat terjalin dengan baik. Dalam penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe snowball throwing, secara tidak langsung siswa diarahkan untuk
lebih bersosialisasi dengan teman sebayanya.
Berdasarkan pembahasan di atas, penulis tertarik untuk mengkaji dan
membuktikan adanya apakah terdapat perbedaan yang signifikan penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing terhadap hasil belajar
siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah, dengan
memberi judul :
“Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Pada
Siswa Kelas III MI Hidayatul Athfal Depok “.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan peneliti
mendefinisikan masalah sebagai berikut :.
1. Guru belum sepenuhnya menguasai metode pembelajaran IPS sehingga
timbul kejenuhan dan menyebabkan sering terjadinya keributan didalam
kelas.
2. Guru cenderung menggunakan metode yang monoton dalam pembelajaran
IPS.
3. Rendahnya hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS.

6

C. Pembatasan Fokus Penelitian
Mengingat luasnya permasalahan, maka untuk mempermudah penulisan
skripsi agar menjadi lebih terarah peneliti membatasi masalah ini pada :
Rendahnya hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS.
Dalam hal ini masalah diatas akan diteliti melalui Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Adapun model pembelajaran yang digunakan adalah model
pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing.
D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut : Bagaimanakah peningkatan hasil belajar
IPS pada MI Hidayatul Athfal Depok melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe snowball throwing?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe
snowball throwing dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada siswa kelas III MI
Hidayatul Athfal Depok.
b. Penelitian ini dilakukan dalam rangka menyelesaikan penyusunan skripsi
untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan (S.Pd.) pada jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai
berikut :
a. Bagi siswa agar dapat meningkatkan hasil belajar dan termotivasi untuk
meningkatkan prestasi belajar serta meningkatkan partisipasi siswa dalam
proses belajar di kelas.

7

b. Bagi guru agar bisa lebih memahami dan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing untuk meningkatkan
hasil belajar siswa.
c. Bagi sekolah agar dapat mengetahui kondisi siswa dalam segi prestasi
belajar dan mengetahui kendala dalam meningkatkan hasil belajar siswa
guna meningkatkan mutu sekolah.

8

BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1. Hasil Belajar Siswa
a. Pengertian, Prinsip Belajar & Tujuan Belajar
Menurut Suyono dan Hariyanto, “ belajar adalah suatu aktivitas atau
suatu

proses

keterampilan,

untuk

memperoleh

memperbaiki

perilaku,

pengetahuan,
sikap,

dan

meningkatkan
mengokohkan

1

kepribadian”. Dapat diartikan dengan belajar yang diperoleh bukan
hanya pengetahuan atau kompetensi akan diperoleh juga perubahan
perilaku, sikap dan pribadi yang teguh. Berikut ini definisi belajar dari
beberapa pakar

pendidikan:

1) Gagne
Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai
seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan
diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara
alamiah.
2) Travers
Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku.
3) Cronbach
Learning is shown by a change in behavior as a result of expirence.
(Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman).
4) Harold Spears
Learning is to observe, to read, to imitate, to try something
themselves, to listen, to follow direction. (Dengan kata lain, bahwa
belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu,
mendengar dan mengikuti arahan tertentu).
1

Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012), Cet. III, h. 9.

8

9

5) Geoch
Learning is change in perfomance as a result of practice. (Belajar
adalah perubahan performance sebagai hasil latihan).
6) Morgan
Learning is any relatively permanent change in behavior that is a
result of past experience. (Belajar adalah perubahan perilaku yang
bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman). 2
Berdasarkan kutipan para pakar pendidikan belajar diatas dapat
diartikan belajar merupakan perubahan perilaku berdasarkan dari proses
dan merupakan hasil pengalaman bukan didapat dari secara alamiah.
Prinsip-prinsip atau asas dalam belajar menurut Suprijono adalah
sebagai berikut :
1) Prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai
hasil belajar memiliki ciri-ciri :
a) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang
disadari.
b) Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya.
c) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.
d) Positif atau berakumulasi.
e) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.
f) Permanen atau tetap.
g) Bertujuan dan terarah.
h) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.
2) Belajar merupakan proses. Belajar sering terjadi karena terdorong
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses
sistemik yang dinamis, kontruktif, dan organik. Belajar merupakan
kegiatan fungsional dari berbagai komponen belajar.
3) Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya
adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.
Dan menurut Walisman dan Somantri terdapat beberapa prinsip
belajar, yaitu :1) Belajar harus berorientasi pada tujuan yang
2

Agus Suprijono, Cooperatif Learning Teori & Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2012), Cet VII, h. 2.

10

jelas. Tujuan belajar yang jelas harus ditetapkan agar seseorang
dapat menentukan arah dan tahap-tahap belajar yang harus dilalui
untuk mencapai tujuannya. 2) Proses belajar yang akan terjadi
bila seseorang dihadapkan pada situasi problematis.Melalui
problem/masalah yang dihadapi siswa dalam kehidupan di
masyarakat, akan merangsang siswa berpikir untuk mengatasi
masalah tersebut. 3) Belajar dengan permasalahan akan lebih
bermakna daripada belajar dengan hafalan. Hal ini akan lebih
memungkinkan seseorang lebih berhasil dalam menerapkan dan
mengembangkan hal-hal yang sudah dipelajari dan dimengerti.
Sebaliknya belajar dengan hafalan hasilnya cenderung tampak
dalam bentuk kemampuan mengingat pelajaran itu saja dan siswa
akan kurang bisa menerapkan mengembangkan menjadi suatu
pemikiran yang baru yang lebih bermanfaat dan relevan dengan
kehidupannya. 4) Belajar secara menyeluruh akan lebih berhasil
daripada belajar secara terbagi-bagi. Dengan belajar secara
menyeluruh akan dapat melihat dan mengerti dengan jelas
bagaimana

bagian-bagian

itu

merupakan

keseluruhan

yang

berhubungan dan membentuk satu keseluruhan secara bulat. 5)
Belajar memerlukan kemampuan dalam menangkap intisari
pelajaran itu sendiri. Berkaitan dengan pengertian yang telah
diperoleh siswa dalam belajarnya berarti telah mampu menangkap
intisari pelajaran yang telah dipelajarinya. 6) Belajar merupakan
proses yang kontinu. Karena merupakan suatu proses maka belajar
membutuhkan waktu. Pikiran manusia memiliki keterbatasan dalam
menyerap ilmu dalam jumlah yang banyak sekaligus. Oleh karena
itu belajar harus dilakukan secara kontinu, jadwal yang teratur dan
jumlah materi yang sesuai kemampuan. 3
Secara umum tujuan belajar yang diusahakan

menurut Yudhi

Munadi adalah untuk dicapai meliputi tiga hal, yakni untuk mendapatkan

3

Iim Walisman dan Numan Somantri, Portofolio Dalam Pelajaran IPS, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. V, h. 10.

11

pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, serta pembentukan
sikap. Ketiganya dimaksudkan untuk mencapai hasil yang diharapkan. 4
b. Hasil Belajar
Menurut Suprijono hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilainilai,

pengertian-pengertian,

sikap-sikap,

apresiasi

dan

keterampilan. Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah
knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman,
menjelaskan,
analysis

meringkas,

(menguraikan,

contoh),

application

menentukan

(menerapkan),

hubungan),

synthesis

(mengorganisasikan merencanakan, membentuk bangunan baru),
dan evaluation (menilai). 5
Maka berdasarkan pendapat Suprijono dan Bloom dapat ditarik
kesimpulan bahwa hasil belajar didapat dengan proses dari berbagai
kemampuan yaitu kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.
e. Penilaian Hasil Belajar
Menurut Nana Sudjana lingkup sasaran penilaian pendidikan
mencakup tiga sasaran pokok yaitu : 1) Program pendidikan
Penilaian

program

pendidikan

atau

penilaian

kurikulum

menyangkut penilaian terhadap tujuan pendidikan, isi program,
strategi pelaksanaan program, dan sarana pendidikan. 2) Proses
belajar-mengajar. Penilaian proses belajar mengajar menyangkut
penilaian terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa, pola interaksi guru
dan siswa, dan keterlaksanaan program belajar mengajar. 3) Hasilhasil belajar. Penilaian hasil belajar menyangkut hasil belajar jangka
pendek dan hasil belajar jangka panjang. 6
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik
tujun kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi
hasil belajar dari Benyamin Bloom.
4

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2012), Cet. IV, h.

188.
5
6

Suprijono, op. cit., h. 5.

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya, 2010), Cet. XV, h. 1.

12

Menurut Benyamin Bloom secara garis besar membaginya menjadi
tiga ranah, yaitu :1) Ranah Kognitif. Berkenaan dengan hasil belajar
intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau
ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua
aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek
berikutnya termasuk tingkat tinggi. 2) Ranah Afektif. Berkenaan
dengan sikap yang terdiri dari

lima aspek, yakni penerimaan,

jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. 3)
Ranah Psikomotorik. Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan
dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris,
yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan
perspektual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan
kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. 7

2. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif menurut Wina Sanjaya merupakan model
pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil,
yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang
kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda
(heterogen). 8
Model pembelajaran kooperatif mempunyai dua komponen utama, yaitu
komponen tugas kooperatif (cooperative task) dan komponen struktur
intensif kooperatif (cooperative incentive structure). Tugas kooperatif
berkaitan dengan hal yang menyebabkan anggota bekerja sama dalam
menyelesaikan tugas kelompok; sedangkan struktur insentif kooperatif
merupakan sesuatu yang membangkitkan motivasi individu untuk
berkerja sama mencapai tujuan kelompok.

7
8

Nana Sudjana, op. cit., h. 22.
Sanjaya, lo .cit.

13

b. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai
setidak-tidaknya 3 tujuan pembelajaran, yaitu :
1) Hasil Belajar Akademik
2) Penerimaan Terhadap Keragaman
3) Pengembangan Keterampilan Sosial.9
Meskipun pembelajaran kooperatif

meliputi berbagai macam

tujuan sosial, pembelajaran kooperatif juga

bertujuan untuk

meningkatkan kinerja siswa dalam tugas akademik. Beberapa ahli
berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa
memahami konsep-konsep yang sulit. Para pengembang model ini
telah menunjukan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah
dapat meningkatkan penilaian siswa pada pembelajaran akademik
berupa norma yang berhubungan dengan hasil belajar.
Disamping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil
belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik
pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja
bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa kelompok atas
akan memberikan tutor bagi siswa kelompok bawah, jadi memperoleh
bantuan khusus dari teman sebaya, yang memiliki orientasi dan
bahasa yang sama. Dalam proses tutorial ini, siswa kelompok atas
akan meningkat kemampuan akademiknya karena memberikan
pelayanan sebagai tutor membutuhkan pemikiran lebih mendalam
tentangan hubungan ide-ide yang terdapat di dalam materi tertentu.
Maka hasil belajar akademik merupakan hasil belajar yang
didapat dengan cara menyelesaikan tugas-tugas akademik baik itu
berupa test maupun nontest. Dan melalui pembelajaran kooperatif
hasil belajar akademik diperoleh melalui tutor sebaya yang
mempunyai orientasi dan bahasa yang sama dalam memahami
konsep-konsep yang sulit.

9

Ibrahim, dkk, op. cit., h. 7.

14

Efek penting yang kedua dari model pembelajaran kooperatif
ialah penerimaan yang luas terhadap orang berbeda menurut ras,
budaya, kelas

sosial,

kemampuan, maupun ketidakmampuan.

Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang berbeda
latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling tergantung satu sama
lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur
penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain.
Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif ialah untuk
mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi.
Keterampilan ini mata penting untuk dimiliki di dalam masyarakat di
mana banyak pekerjaan orang dewasa sebagian besar dilakukan dalam
organisasi yang saling bergantung satu sama lain di mana masyarakat
secara budaya semakin beragam.

c. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif
Slavin, Abrani, dan Chambers berpendapat bahwa, “ belajar melalui
kooperatif dapat dijelaskan dari beberapa perspektif, yaitu perspektif
motivasi, perspektif sosial, perspektif perkembangan kognitif, dan
perspektif elaborasi kognitif”.10
Perspektif motivasi artinya bahwa penghargaan yang diberikan
kepada kelompok memungkinkan setiap anggota kelompok saling
membantu.
Perspektif sosial artinya bahwa melalui kooperatif setiap siswa akan
saling membantu dalam belajar karena mereka menginginkan semua
anggota kelompok memperoleh keberhasilan. Perspektif perkembangan
kognitif artinya bahwa dengan adanya interaksi antara anggota kelompok
dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir mengolah berbagai
informasi. Elaborasi kognitif, artinya bahwa setiap siswa akan berusaha
untuk memahami dan menimba informasi untuk menambah pengetahuan
kognitifnya.

10

Sanjaya, op. cit., h. 244.

15

Karakteristik model pembelajaran kooperatif menurut pendapat
Masitoh dan Laksmi Dewi dijelaskan dibawah ini : 1) Siswa bekerja
dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademis.2)
Anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang
berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi.3) Jika memungkinkan,
masing-masing anggota kelompok kooperatif berbeda suku, budaya
dan jenis kelamin.4) Sistem penghargaan yang berorientasi kepada
kelompok daripada individu. 11
d. Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Kooperatif
Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif, seperti
dijelaskan di bawah ini :
1) Prinsip Ketergantungan Positif (Positive Interpendence)
2) Tanggung Jawab Perseorangan (Individual Accountability)
3) Interaksi Tatap Muka (Face to Face Promotion Interaction)
4) Partisipasi dan Komunikasi (Participation Communication)
Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatu penyelesaian
tugas sangat tergantung kepada usaha setiap anggota kelompoknya.
Oleh sebab itu, perlu disadari bahwa setiap anggota kelompok
keberhasilan penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh
kinerja masing-masing anggota. Dengan demikian, semua anggota
dalam kelompok akan merasa saling ketergantungan. Setiap anggota
kelompok masing-masing perlu membagi tugas sesuai dengan tujuan
kelompoknya. Tugas tersebut tentu saja disesuaikan dengan
kemampuan setiap anggota kelompok.
Hakikat dari ketergantungan positif adalah tugas kelompok tidak
akan bisa diselesaikan tanpa ada kerja sama yang baik dari semua
anggota kelompok. Dan diharapkan anggota yang memiliki
kemampuan lebih mau membantu anggota kelompok lainnya dalam
menyelesaikan tugasnya.
Oleh karena keberhasilan kelompok tergantung kepada setiap
anggotanya, maka setiap anggota harus memiliki tanggung jawab
11

Masitoh & Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam
Departemen Agama RI, 2009), h. 233.

16

sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota harus memberikan yang
terbaik untuk keberhasilan kelompoknya. Untuk mencapai hal
tersebut, guru perlu memberikan penilaian terhadap individu dan
juga kelompok. Penilaian individu bisa berbeda, akan tetapi penilaian
kelompok harus sama.
Dalam melakukan penilaian individu faktor yang dijadikan
sebagai dasar adalah kemampuan masing-masing siswa. Sedangkan
dalam penilaian secara kelompok didapat melalui hasil dari
kolaborasi kemampuan anggota kelompok tersebut.
Pembelajaran kooperatif memberikan ruang dan kesempatan
yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka
saling memberikan informasi dan saling membelajarkan. Interaksi
tatap akan akan memberikan pengalaman yang berharga kepada
setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap
perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan
mengisi kekurangan masing-masing.
Dengan kelompok belajar kooperatif yang heterogen (dengan
latar belakang sosial dan kemampuan akademik yang berbeda), maka
memperkaya kemampuan akademik dan pengalaman siswa lewat
interaksi tatap muka tersebut.
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu
berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat
penting sebagai bekal mereka daam kehidupan di masyarakat kelak.
Oleh sebab itu, sebelum melakukan kooperatif, guru perlu
membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi. Tidak semua
siswa mempunyai kemampuan berkomunikasi, misalnya kemampuan
untuk

mendengarkan

dan

kemampuan

berbicara,

padahal

keberhasilan kelompok ditentukan oleh partisipasi setiap anggotanya.
Kemampuan berkomunikasi siswa perlu dilatih. Karena dengan
kemampuan berkomunikasi yang baik siswa dapat berpartisipasi
dalam proses belajar. Seperti kemampuan dalam menyatakan

17

pendapat atau ide-ide dan menyatakan ketidaksetujuan secara santun
tanpa menyudutkan salah satu pihak.
e. Pengertian

Model

Pembelajaran

Kooperatif

Tipe

Snowball

Throwing
Secara etimologis Snowball Throwing berasal dari bahasa Inggris
yaitu “snow artinya salju,’’12 “ball berarti bola”13 dan “throwing”
berasal dari kata dasar “throw yang berarti lemparan”14. Jadi Snowball
Throwing memiliki pengertian lemparan bola salju.
Menurut

Agus

Suprijono

langkah-langkah

dalam

metode

pembelajaran Snowball Throwing (Lemparan Bola Salju) adalah
sebagai berikut : 1) Guru menyampaikan materi yang akan
disajikan. 2) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil
masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan
tentang materi. 3) Masing-masing ketua kelompok kembali ke
kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang
disampaikan oleh guru kepada temannya. 4) Kemudian masingmasing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan
satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah
dijelaskan oleh ketua kelompok. 5) Kemudian kertas yang berisi
pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa
ke siswa yang lain selama ± 15 menit. 6) Setelah siswa dapat satu
bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa

untuk

menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola
tersebut secara bergantian . 7) Evaluasi. 8) Penutup. 15.
Kelebihan pembelajaran dengan menggunakan tipe Snowball Throwing
diantaranya :
a. Melatih siswa untuk menguasai materi tidak selalu tergantung pada
buku.
12

Budiono, Kamus Lengkap 700 Milyar, (Jakarta: Bintang Indonesia), h. 255.
Ibid,. h. 30.
14
Ibid,. h. 265.
15
Suprijono, Agus, Cooperative Learning: Teori & Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2012), h. 128.
13

18

b. Dapat membantu siswa untuk berani berbicara didepan umum.
c. Siswa diharapkan dapat memahami dan menerapkan akan pentingnya
kerja sama.
d. Siswa akan memiliki rasa tanggung jawab karena masing-masing
mendapat pertanyaan dan harus menjawab pertanyaan yang didapat.
e. Siswa belajar dengan suasana yang menyenangkan karena dikemas
seperti sebuah permainan.
Selain mempunyai berbagai kelebihan, pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing juga memiliki
kekurangan antara lain sebagai berikut;
a. Kompetensi yang diperoleh siswa terbatas pada wawasan yang dimiliki
siswa.
b. Adanya kemungkinan suasana kelas yang kurang kondusif sehingga
mengurangi waktu belajar siswa yang efektif menjadi terbatas.

f. Prosedur Pembelajaran Kooperatif
Prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas
empat tahap , yaitu : 1) Penjelasan Materi. Tahap penjelasan
diartikan

sebagai

proses

penyampaian

pokok-pokok

materi

pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama
dalam tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi
pelajaran. Pada tahap ini guru memberikan gambaran umum tentang
materi pelajaran yang harus dikuasai yang selajutnya siswa akan
memperdalam materi dalam pembelajaran kelompok (tim). Pada
tahap ini guru dapat menggunakan metode ceramah, curah
pendapat, dan tanya jawab, bahkan jika perlu guru dapat
menggunakan

demonstrasi.

menggunakan

berbagai

Disamping

media

itu,

guru

dapat

pembelajaran

agar

proses

penyampaian dapat lebih menarik siswa. 2) Belajar dalam
Kelompok. Setelah guru memberikan gambaran umum tentang
pokok-pokok materi pelajaran, selanjutnya siswa diminta untuk
belajar pada kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk

19

sebelumnya. Pengelompokan dalam model pembelajaran kooperatif
bersifat

heterogen,

artinya

kelompok

dibentuk

berdasarkan

perbedaan-perbedaan setiap anggotanya, baikmperbedaan gender,
latar belakang agama, sosial-ekonomi, dan etnik, serta perbedaan
kemampuan akademik. Dalam hal kemampuan akademis, kelompok
pembelajaran biasanya terdiri dari satu orang berkemampuan
akademis tinggi, dua orang dengan kemamapuan akademis sedang,
dan satu lainnya dari kelompok kemampuan akademis kurang. 3)
Penilaian Penilaian dalam model pembelajaran kooperatif bisa
dilakukan dengan tes atau kuis. tes atau kuis dilakukan dengan baik
secara individual maupun secara kelompok. Tes individual nantinya
akan memberikan informasi kemmapuan setiap siswa; dan tes
kelompok

akan

memberikan

informasi

kemampuan

setiapa

kelompok. Hasil akhir setiap siswa adalah penggabungan keduanya
dan dibagi dua. Nilai setiap kelompok memiliki nilai sama dalam
kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilai
bersama dalam kelompoknya yang merupakan hasil kerja sama
setiap anggota kelompok .4) Pengakuan Tim. Pengakuan (team
recognition) adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol
atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan
atau hadiah.Pengakuan dan pemberian penghargaan tersebut
diharapkan dapat memotivasi tim untuk berprestasi dan juga
membangkitkan motivasi tim lain untuk lebih mampu meningkatkan
prestasi mereka. 16

3. Hakikat Pembelajaran IPS
Istilah IPS di Indonesia mulai dikenal sejak tahun 1970-an sebagai
hasil kesepakatan komunitas akademik dan secara formal mulai digunakan
dalam system pendidikan nasional dalam Kurikulum 1975.Dalam dokumen
kurikulum tersebut IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang
diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS
16

Sanjaya, op. cit., h. 248.

20

merupakan sebuah mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah,
Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya.
Dalam lingkup filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial, dan ilmu
pendidikan, istilah pendidikan IPS belum dikenal baik sebagai sub disiplin
ilmu atau cabang dari disiplin ilmu. Dalam kepustakaan asing, istilah yang
lazim digunakan antara lain, “ Social Studies, Social Education, Social
Studies Education, Social Science Education, Citizenship Education,
Studies of Society, and Environment.” 17 Perbedaan istilah ini bukan hanya
digunakan berbeda antar negara melainkan terjadi perbedaan antar negara
bagian dalam suatu negara.
Pengertian pendidikan IPS di Indonesia sebagaimana yang terjadi di
sejumlah negara pada umumnya masih dipersepsikan secara beragam.
Namun, definisi yang sudah lama dirumuskan sebagai hasil adopsi dan
adaptasi dari gagasan global reformers adalah definisi dari Prof. Nu’man
Somantri.
Somantri mendefinisikan Pendidikan IPS dalam dua jenis, yakni : a.
Pendidikan IPS untuk persekolahan atau untuk pendidikan dasar dan
menengah. Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari
disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia
yang

diorganisasikan

dan

disajikan

secara

ilmiah

dan

pendagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan. b. Pendidikan IPS
untuk perguruan tinggi. Pendidikan IPS adalah seleksi dari disiplin
ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang
diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk
tujuan pendidikan. 18
Menurut Somantri, “ istilah penyederhanaan digunakan pada
Pendidikan IPS pendidikan dasar dan menengah dimaksudkan untuk
menunjukkan bahwa tingkat kesukaran bahan harus sesuai dengan
tingkat

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar PKn melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe card sort di kelas III MI Al – Furqon Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor

1 3 108

Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan

0 6 103

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE YANG BERBEDA

0 10 94

PENINGKATAN SIKAP SOSIAL DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING

9 53 155

Meningkatkan hasil belajar IPS materi koperasi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing pada siswa Kelas IV MI As-Sholihin Cipondoh Kota Tangerang

0 12 225

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada pelajaran IPS kelas IV dalam materi sumber daya alam di MI Annuriyah Depok

0 21 128

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF DAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW.

0 13 43

Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahu

0 0 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

0 22 8