Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan

(1)

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI MI. AL-AMANAH JOGLO KEMBANGAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh: M A Y A NIM : 801118300013

PROGRAM STUDI PGMI DMS

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2014 M / 1435 H


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

i

Maya, NIM. 801118300013. “Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa

Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas II Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Di MI. Al-Amanah Joglo Kembangan”. Skripsi program studi PGMI Dual Mode Sistem, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw di MI. Al-Amanah Joglo Kembangan. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas II tahun pelajaran 2013-2014 semester Genap dengan jumlah siswa 37 orang. Pada pelaksanaan penelitian, peneliti menggunakan II siklus. Adapun pada tiap siklusnya terdapat beberapa tahapan antara lain: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pada penelitian siklus I aktivitas belajar siswa belum menunjukan hasil yang diharapkan yaitu dengan hasil 44 poin atau sekitar 45%, sedangkan pada siklus II aktivitas belajar siswa sudah menunjukan hasil yang diharapkan yaitu 76 poin atau sekitar 80%. Karena pada siklus II siswa sudah aktif dalam pembelajaran dan memahami model pembelajaran yang dipakai.


(7)

(8)

ii

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas II Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Di MI. Al-Amanah Joglo Kembangan. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kebodohan ke zaman kecerdasan. Skripsi ini dapat penulis selesaikan tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik berupa moril maupun materil. Oleh karena itu, perkenankanlah dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dra. Nurlena, MA.Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Fauzan, MA, ketua jurusan program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PRODI PGMI), sekaligus sebagai dosen pembimbing yang telah banyak membantu penulis dalam menyusun skripsi ini dan telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk memberi petunjuk, saran, serta arahan kepada penulis.

3. Bapak Dindin Ridwanuddin, Ketua pengelola Program Dual Mode Sistem Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak dan Ibu dosen PGMI yang telah mengajar dan memberikan ilmunya kepada penulis selama proses perkuliahan berlangsung, semoga Allah SWT memberikan


(9)

iii

5. Bpk. H. Rohmat, S. Ag, kepala Madrasah Ibtidaiyah Al-Amanah beserta segenap guru dan karyawan serta siswa-siswi yang telah banyak membantu dan memberikan informasi dan data-data yang diperlukan penulis dalam penyusunan skripsi, penulis mengucapkan banyak terimakasih atas kesempatan dan bantuannya pada saat penelitian.

6. Orang tua dan mertua, yang selalu mendukung dan memberikan semangat dan doa yang tulus kepada penulis dalam menuntut ilmu. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan membahagiakan mereka kebahagian dunia sampai akherat.

7. Suami tercinta Kastono, S. PdI, dan anakku tersayang Khoirunnisa Febryanti yang selalu memberikan semangat, motivasi, dan doa kepada penulis dalam menuntut ilmu yang di ridhoi Allah SWT. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rizki yang berkah, perlidungan, dan kebahagiaan kepada keluarga kami dunia akherat. 9. Saudara-saudara kandung dan saudara-saudara ipar, yang selalu mendukung dan

memberikan semangat dan doa yang tulus kepada penulis dalam menuntut ilmu. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan membahagiakan mereka kebahagian dunia sampai akherat.

8. Rekan-rekan guru di MI. Al-Amanah Joglo

10.Rekan-rekan mahasiswa PGMI/DMS, khususnya kelas A3.1, yang telah memberikan semangat, bantuan, dan doa kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Pepatah mengatakan tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu kami menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi terwujudnya kesempurnan skripsi ini. Kami selaku penyusun mohon maaf yang sebesar – besarnya jika masih banyak terdapat kesalahan baik dalam penulisan maupun penyusunan skripsi ini.


(10)

iv di sisi-Nya. Aamiin.

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 6 Juli 2014 Penulis

M a y a


(11)

v

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING UNTUK PENDAFTARAN UJIAN SKRIPSI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ... 3

C. Pembatasan Fokus Penelitian ... 4

D. Perumusan Masalah Penelitian ... 4

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian ... 4

BAB II: KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti ... 6

1. Pengertian Belajar ... 6

2. Pengertian Mengajar ... 7

3. Aktivitas Belajar ... 8

4. Pembelajaran Kooperatif ... 14

5. Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif ... 15


(12)

vi

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 20

C. Hipotesis Tindakan ... 28

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 20

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ... 29

C. Subjek Penelitian ... 30

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 30

E. Tahapan Intervensi Tindakan ... 30

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ... 32

G. Data dan Sumber Data ... 32

H. Instrumen Pengumpul Data ... 32

I. Kisi-kisi Instrumen ... 34

J. Teknik Pengumpul Data ... 41

K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ... 41

L. Analisis Data dan Interpretasi Data ... 41

M. Pengembangan Perencanaan Tindakan ... 41

BAB IV: DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Tempat Penelitian ... 43

1. Profil Madrasah ... 43

2. Visi dan Misi Madrasah ... 43

3. Tujuan Madrasah ... 44

B. Deskripsi Penelitian ... 44

1. Siklus I ... 44

a. Perencanaan... 44

b. Pelaksanaan Tindakan ... 44

c. Observasi ... 45


(13)

vii

4. Siklus II ... 52

a. Perencanaan ... 52

b. Pelaksanaan Tindakan ... 52

c. Observasi ... 53

d. Refleksi ... 58

C. Analisis Data ... 58

D. Pembahasan ... 59

BAB V: KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64

FOTO-FOTO PTK ... 68

LEMBAR UJI REFERENSI ... 73


(14)

viii

- Gambar 3.1: Bagan Siklus PTK Model Modifikasi Depdiknas (2010) dari Model Kemmis dan Taggart (1988)

- Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi Guru - Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa - Tabel 3.3 Lembar Observasi Guru

- Tabel 3.4 Lembar Observasi Siswa

- Tabel 3.5 Kisi-kisiWawancara Peran Guru dalam Upaya Pengembangan Aktivitas Siswa

- Tabel 4.1 Data observasi aktivitas guru pada siklus I

- Tabel 4.2 Hasil Observasi Siswa Yang Dilaksanakan Selama Proses Pembelajaran - Tabel 4.3 Tingkat Keberhasilan Belajar

- Tabel 4.4 Data observasi aktivitas guru pada siklus II

- Tabel 4.5 Hasil Observasi Siswa Yang Dilaksanakan Selama Proses Pembelajaran - Tabel 4.6 Tingkat Keberhasilan Belajar


(15)

1 A. Latar Belakang Masalah

Manusia hidup harus mempunyai tujuan yang harus dicapai dan kebutuhan yang harus terpenuhi. Salah satu kebutuhan manusia yang harus terpenuhi adalah pendidikan. Dengan pendidikan seseorang dapat mencapai kualitas hidup yang diharapkan, sehingga mampu berjuang untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Suatu usaha untuk mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan menambah ilmu pengetahuan untuk bekal mencapai kesuksesan adalah dengan mempunyai pendidikan , dengan demikian akan timbul perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara dekat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan.

Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan siswa tergantung pada dua unsur yang saling mempengaruhi, yakni bakat yang telah dimiliki oleh siswa sejak lahir akan tumbuh dan berkembang berkat pengaruh lingkungan, dan sebaliknya lingkungan akan lebih bermakna apabila terarah pada bakat yang telah ada, walaupun tidak dapat ditolak tentang adanya kemungkinan dimana pertumbuhan dan perkembangan itu semata-mata hanya disebabkan oleh faktor bakat saja atau oleh lingkungan saja.

Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal, secara sistematis telah merencanakan bermacam lingkungan, yakni lingkungan pendidikan, yang menyediakan bermacam kesempatan bagi siswa untuk melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga para siswa memperoleh pengalaman pendidikan. Dengan demikian, mendorong pertumbuhan dan perkembangannya kearah suatu tujuan yang dicita-citakan. Lingkungan tersebut disusun dalam bentuk kurikulum dan metode pengajaran.


(16)

Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah dengan mengganti cara / model pembelajaran yang selama ini tidak diminati lagi oleh siswa, seperti pembelajaran yang dilakukan dengan ceramah dan tanya-jawab, model pembelajaran ini membuat siswa jenuh dan tidak kreatif. Suasana belajar mengajar yang diharapkan adalah menjadikan siswa sebagai subjek yang berusaha menggali sendiri, memecahkan sendiri masalah-masalah dari suatu konsep yang dipelajari, sedangkan guru lebih banyak bertindak sebagai motivator dan fasilitator. Situasi belajar yang diharapkan adalah siswa yang lebih banyak berperan (kreatif).

Pada MI. Al-Amanah Joglo Kecamatan Kembangan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), peneliti sering menggunakan model ceramah dan tanya jawab. Model pembelajaran ini tidak dapat membangkitkan aktivitas siswa dalam belajar. Hal ini terlihat dari perilaku siswa yang cenderung hanya mendengar dan mencatat pelajaran yang diberikan guru dan tidak aktif mengemukakan pendapat, bertanya tentang materi, dan mengembangkan kemampuannya dalam pembelajaran. Siswa yang mau bertanya dan berani mengemukakan pendapat dari 37 siswa kelas II hanya sekitar 5 orang dan selebihnya siswa yang tidak mau bertanya dan tidak berani mengemukakan pendapat.

Rendahnya aktivitas belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain rendahnya perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran IPS. Guru sering memberikan pelajaran dalam bentuk ceramah, tanya-jawab, dan penugasan, sehingga siswa tidak terangsang untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif.

Berdasarkan pengalaman yang peneliti hadapi dalam proses pembelajaran IPS yang tidak aktif maka peneliti berusaha mencarikan model pembelajaran yang lain, sehingga pembelajaran lebih bermakna dan lebih berkualitas. Model pembelajaran yang akan dicoba untuk melakukannya adalah model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Ketertarikan peneliti mengambil model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, karena peneliti melihat dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw semua anggota kelompok diberi tugas dan tanggungjawab,


(17)

baik individu maupun kelompok. Jadi, keunggulan pada pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di banding dengan diskusi yaitu seluruh anggota dalam kelompok harus bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan, sebab tugas itu ada yang merupakan tanggungjawab individu dan ada pula tanggungjawab kelompok. Oleh

sebab itu, dalam penelitian ini peneliti mengambil judul yaitu: “Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas II Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperaatif tipe Jigsaw di MI. Al-Amanah Joglo Kembangan”.

Dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di MI. Al-Amanah Joglo Kembangan, diharapkan aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkat.

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat mengidentifikasi area dan fokus penelitian sebagai berikut:

1. Perhatian siswa kurang dalam pembelajaran 2. Siswa kurang berani mengemukakan pendapatnya

3. Guru kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran.

4. Ada beberapa siswa yang membicarakan hal lain yang tidak berhubungan dengan tugas

5. Rendahnya tanggungjawab siswa terhadap tugas

6. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran konvensional 7. Adanya siswa yang tidak mau menerima pendapat temannya 8. Siswa merasa tidak semua anggota kelompok harus berfikir

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Sesuai dengan kemampuan waktu dan tenaga yang peneliti miliki, maka peneliti memberi batasan fokus penelitian:

1. Siswa kurang berani mengemukakan pendapatnya 2. Rendahnya tanggungjawab siswa terhadap tugas


(18)

D. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan batasan masalah yang telah peneliti tetapkan dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

Bagimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan aktivitas siswa kelas II dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di MI. Al-Amanah Joglo Kembangan?

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas II pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di MI. Al-Amanah Joglo Kembangan melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Siswa

a. Siswa semakin termotivasi untuk belajar karena peran aktif dalam proses pembelajaran

b. Menghilangkan anggapan bahwa belajar kelompok (diskusi) cukup dikerjakan oleh satu orang saja

c. Memberikan tanggungjawab individu maupun kelompok 2. Bagi Guru

a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan guru dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran IPS

b. Melatih guru agar lebih cermat dalam memperhatikan kesulitan belajar siswa

3. Bagi Sekolah

Dapat memberikan masukan yang berarti/bermakna pada sekolah dalam rangka perbaikan peningkatan mutu pembelajaran.


(19)

5

INTERVENSI TINDAKAN

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Pengertian Belajar

Kata-kata belajar sudah sering kita dengar di lingkungan sekitar kita. Lingkungan pendidikan seperti lingkungan sekolah, pelajar, siswa dan siswi, serta mahasiswa yang mempunyai tugas untuk belajar.

Belajar dapat diartikan perubahan peningkatan pengetahuan yang timbul pada diri seseorang yang awalnya tidak tahu menjadi tahu, yang awalnya tidak bisa menjadi bisa, dan meningkatnya pengetahuan serta berkembangnya kemampuan berfikir.

Belajar merupakan suatu proses kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman, maka siswa perlu diberi waktu yang cukup untuk berfikir ketika siswa menghadapi masalah sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk membangun sendiri gagasannya1.

Belajar merupakan latihan untuk mengembangkan daya-daya yang dimiliki oleh manusia. Dengan latihan tersebut, maka akan terbentuk dan berkembang berbagai daya yang dapat berfungsi sebagaimana mestinya, seperti daya ingat, daya pikir, daya rasa dan sebagainya. Pandangan baru menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku akibat latihan dan pengalaman. Sejalan dengan rumusan ini, Romine berpendapat, bahwa “learning is defied as the modification or strengthening of behavior throught experiencing”2.

Aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian bisa juga disebut dengan belajar. Dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh

1

Arnie Fajar, Portofolio Dalam Pembelajaran IPS, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 10

2

Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2003), h. 106


(20)

pengetahuan, menurut pemahaman sains konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman (experience). Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan (knowledge), atau a body of knowledge3.

Dari beberapa pengertian belajar terkandung beberapa karakteristik, antara lain: belajar meliputi proses dan hasil, upaya yang disengaja untuk memperoleh pengalaman, pengetahuan, keterampilan, sikap, dan lain sebagainya. Adapun hasil yang didapat dari belaja bisa bersifat relatif menetap atau permanen4.

2. Pengertian Mengajar

Secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses penyampaian itu sering juga dianggap sebagai proses mentransfer ilmu5. Mentransfer atau memindahkan disini tidak diartikan dengan memindahkan seperti misalnya mentransfer uang. Kata mentransfer dalam hal ini diartikan sebagai cara menyebarluaskan, seperti menyebarluaskan atau memindahkan ilmu. Ketika ilmu dipindahkan atau disebarluaskan, maka ilmu itu tidak akan menjadi habis akan tetapi semakin banyak. Dalam proses mengajar, sebagai proses menyampaikan pengetahuan, maka akan lebih tepat kalau diartikan dengan menanam ilmu pengetahuan.

Tyson dan Caroll (1970) menyimpulkan bahwa mengajar ialah … a way working

with students … a process of interaction … the teacher does something to student; the

students do something in return. Dari definisi ini tergambar bahwa mengajar adalah sebuah cara dan sebuah proses hubungan timbal balik antara siswa dan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan6.

Mengajar adalah memberikan sesuatu dengan cara membimbing dan membantu kegiatan belajar kepada seseorang (siswa) dalam mengembangkan potensi intelektual, (emosional serta spiritualnya) sehingga potensi-potensi tersebut dapat berkembang secara optimal7.

3

Suyono, Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 9 4

Tatang Syarifudin, Landasan Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), Cet. I, h. 87

5

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), h. 96

6

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h.179

7


(21)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu kegiatan membimbing dan mengatur lingkungan sekitar anak didik, agar tercipta lingkungan belajar yang baik yang memungkinkan terjadinya proses belajar yang optimal dan menyenangkan.

Berdasarkan pengertian belajar dan mengajar diatas, dapat dikatakan bahwa kegiatan belajar mengajar tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Belajar merupakan proses perubahan sedangkan mengajar merupakan proses pengaturan agar perubahan itu terjadi. Proses belajar mengajar untuk mata pelajaran IPS harus memperhatikan karakteristik yang bersifat sosial, memerlukan ketekunan, keuletan, serta rasa cinta terhadap pelajaran IPS itu sendiri.

3. Aktivitas Belajar

Pembelajaran dengan cara belajar siswa aktif adalah pembelajaran yang menitikberatkan pada keaktifan siswa dalam proses pembelajaran untuk dapat mengembangkan pengetahuan, tindakan, serta pembentukan sikap.

Dalam belajar semua anggota badan baik fisik maupun psikis harus aktif, siswa tidak hanya duduk, dan diam menerima pembelajaran yang diberikan guru. Aktivitas fisik siswa adalah jika siswa giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, siswa tidak hanya duduk manis dan mendengar, melihat atau hanya diam saja (pasif) pada saat pembelajaran. Siswa yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah siswa yang jiwanya bekerja dan berfikir sebanyak-banyaknya atau berfungsi dalam pembelajaran. Siswa merupakan makhluk hidup yang sedang berkembang dan dalam perkembangan setiap siswa berbeda-beda antara siswa yang satu dan siswa yang lainnya, karena daya nalar yang dimiliki siswapun berbeda. Siswa adalah insan yang aktif, kreatif, dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan hidupnya8.

8

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), Cet. I, h. 178


(22)

Aktivitas fisik dan psikis merupakan satu kesatuan yang erat, pada saat siswa aktif jasmaninya maka dengan sendirinya aktif pula jiwanya, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu keduanya merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan.

J. Piaget, pakar psikologi keturunan Swiss berpendapat: “Seorang anak berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa berbuat anak tidak berfikir.Agar ia berfikir sendiri (aktif) ia harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri”9.

Aktivitas belajar siswa yang bisa diamati secara langsung seperti siswa mengerjakan tugas, siswa aktif dalam berdiskusi, mampu menyusun laporan, dapat memecahkan masalah sendiri, dan mengumpulkan data. Sedangkan mendengarkan dan menyimak pembelajaran adalah aktivitas yang tidak bisa diamati. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau tingkah laku yang terjadi selama pembelajaran. Seorang guru hendaknya menghilangkan rasa takut yang dimiliki oleh siswa, seperti: takut ditertawakan, takut dimarahi jika salah dalam menjawab atau mengeluarkan pendapat. Siswa yang aktif secara mental (mentally active) lebih berarti daripada siswa yang aktif secara fisik (physically active)10.

Banyak aktivitas siswa yang tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat yang biasa ada di sekolah-sekolah. Paul B. Diedrich membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan peserta didik yang meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa, antara lain: (1) Visual activities, (2) Oral activities, (3) Listening activities, (4) Writing activities, (5) Drawing activities, (6) Motor activities, (7) Mental activities, (8) Emotinal activities11. Adapun penjelasan yang meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa sebagai berikut:

9

Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran Sebuah Pengantar Menuju Guru Profesional, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 8

10

Rahayu Karyadinata, dkk.,PAIKEM Pembelajaran, Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif & Menyenangkan, (Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2012), Cet. I, h. 21

11

Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran Sebuah Pengantar Menuju Guru Profesional, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 10


(23)

1. Visual activities, kegiatan visual activities meliputi kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan yang langsung dilakukan siswa, misalnya membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, dan sebagainya. 2. Oral activities, kegiatan ini membuat siswa mampu untuk merumuskan,

bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat tentang materi pembelajaan. 3. Listening activities, kegiatan yang berhubungan dengan alat indera pendengaran siswa, kegiatan mendengarkan meliputi: uraian, percakapan, diskusi, musik, dan pidato.

4. Writing activities, aktifitas siswa yang berhubungan dengan menulis antara lain: siswa mampu membuat cerita, karangan, laporan, tes angket, dan menyalain.

5. Drawing activities, pada aktifitas ini diharapkan siswa dapat membuat gambar, membuat grafik, peta, diagram, dan pola.

6. Motor activities, kegiatan yang berhubungan dengan keaktifan siswa dalam melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, dan memelihara binatang.

7. Mental activities, kegiatan siswa yang memerlukan pemahaman yang mendalam untuk dapat mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan, dan mengambil keputusan.

8. Emotional activities, pada aktifitas ini siswa bisa merasa bosan, gembira, berani, tenang, dan gugup dalam pembelajaran di dalam kelas.

Dalam pembelajaran guru berperan sebagai fasilitator, pembimbing dan pengamat. Guru mengamati bagaimana perkembangan anak didiknya dan memberi kemudahan belajar, karena anak didik merupakan subjek belajar bukan objek belajar. Tidak tepat kalau dikatakan bahwa anak didik itu sebagai objek (objek dalam proses belajar-mengajar). Anggapan jika peserta didik merupakan sebuah objek merupakan suatu pendapat yang salah12. Dalam proses pembelajaran guru harus mampu

12


(24)

menghargai peserta didiknya sebagai suatu subjek yang memiliki bekal dan kemampuan.

Keaktifan siswa dalam pembelajaran dikatakan rendah jika siswa tidak bertanya, dan hanya terbatas pada mendengarkan dan mencatat, siswa yang hadir di kelas tidak siap untuk belajar, ribut jika diberi latihan, dan siswa yang hanya diam ketika ditanya sudah mengerti atau belum. Guru dalam proses pembelajaran haruslah mengikutsertakan para siswanya secara aktif, jangan sampai proses pembelajaran didominasi oleh guru.

Siswa dikatakan aktif dalam pembelajaran bila terdapat ciri-ciri: 1. Siswa aktif dalam pembelajaran

2. Mampu menyusun laporan

3. Dapat memecahkan masalah sendiri

4. Pengetahuan yang didapat siswa merupakan pengalaman yang dialami sendiri oleh siswa.

Pada Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Hal ini menunjukan bahwa pengalaman belajar harus berorientasi pada aktivitas siswa.

Pembelajaran yang mengaktifkan siswa dapat dilakukan melalui pengembangan berbagai keterampilan belajar secara efektif yang antara lain sebagai berikut: (1) berkomunikasi lisan dan tertulis secara efektif, (2) berfikir logis, kritis, dan kreatif, (3) rasa ingin tahu, (4) penguasaan teknologi dan informasi, (5) pengembangan personal dan sosial, dan (6) belajar mandiri13.

Adapun jenis-jenis aktivitas belajar siswa di antaranya adalah: (1) Belajar Arti Kata, (2) Belajar Kognitif, (3) Belajar Menghafal, (4) Belajar Teoritis, (5) Belajar

13


(25)

Konsep, (6) Belajar Kaidah, (7) Belajar Berfikir, (8) Belajar Keterampilan Motorik, (9) Belajar Estetis14. Adapun penjelasan dari masing-masing jenis aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut:

1. Belajar Arti Kata

Belajar arti kata, yaitu siswa mengerti arti kata yang dimaksud pada kata-kata yang digunakan oleh guru pada saat pembelajaran.

2. Belajar Kognitif

Belajar kognitif, yaitu belajar yang ada hubungannya dengan mental seperti menghayati, mengulangi informasi tentang suatu masalah, peristiwa, dan sebagainya yang dialami siswa.

3. Belajar Menghafal

Belajar menghafal, yaitu kegiatan mental berupa menyimpan dalam ingatan dan mengeluarkan kembali ingatan tersebut bila diperlukan.

4. Belajar Teoritis

Belajar teori adalah siswa mampu membuat kerangka fikir yang menjelaskan tentang fenomena alam atau sosial yang terjadi di lingkungan sekolah atau tempat tinggal siswa.

5. Belajar Konsep

Belajar konsep adalah belajar merumuskan melalui proses mental tentang lambang, benda, serta peristiwa dengan pengamatan ciri-cirinya yang di ketahui oleh siswa.

6. Belajar Kaidah

Belajar kaidah adalah belajar menghubungkan dua konsep atau lebih sehingga membentuk suatu keteraturan.

7. Belajar Berpikir

Belajar berpikir adalah belajar memecahkan masalah tanpa melalui pengamatan terlebih dahulu.

14

Rusman, Deni Kurniawan, dan Cepi Riyana, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 19


(26)

8. Belajar Keterampilan Motorik

Belajar melakukan rangkaian gerak gerik berbagai anggota badan secara terpadu dibawah bimbingan guru.

9. Belajar Estetis

Belajar estetika adalah proses mencipta melalui penghayatan yang berdasarkan pada nilai-nilai seni.

Sekolah yang menyenangkan merupakan salah satu fasilitas yang disediakan untuk siswa memperoleh pendidikan sesuai dengan tugas perkembangan mereka adalah selalu menyertakan unsur permainan dalam setiap mata pelajaran. Belajar akan lebih efektif dan aktif jika anak dan guru dalam keadaan fun. Dengan kegembiraan yang diperoleh, anak akan terdorong untuk belajar lebih banyak tanpa harus merasa bosan dan terpaksa15.

4. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas kelompok yang diorganisir oleh sebuah prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi yang diperoleh siswa secara sosial di antara kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota yang lain16.

Model pembelajaran kooperatif tidak hanya sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan secara asal-asalan. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan efektif. Dalam pembelajaran kooperatif kegiatan pembelajaran tidak harus belajar dari guru kepada siswa saja, tetapi siswa dapat saling membelajarkan sesama siswa lainnya. Pembelajaran oleh teman sebaya lebih efektif dari pada pembelajaran oleh guru.

15

Anna Farida, Suhud Rois, dan Edi S. Ahmad, Sekolah yang Menyenangkan (Bandung: Nuansa, 2012), Cet. I, h. 51

16


(27)

Salah satu model pembelajaran yang disarankan oleh banyak peneliti adalah pembelajaran kooperatif, karena dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa. Pembelajaran ini bisa diterapkan di hampir semua tingkatan umur, kelas, mata pelajaran, dan tugas akademik yang melibatkan proses berfikir tingkat tinggi. Bahkan, untuk tugas-tugas yang bersifat hafalan maupun korektif sekalipun, pembelajaran kooperatif tidak kalah efektif dibandingkan dengan pembelajaran kompetitif dan individualistik (Johnson, dkk, 1998)17.

Pembelajaran kooperatif adalah cara ampuh untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran dan memberikan pengaruh positif dalam pencapaian peningkatan sikap-sikap positif dan harga diri yang lebih baik, dan mendorong motivasi sosial yang lebih besar kepada orang lain yang membutuhkan.

Strategi pembelajaran kooperatif terdiri dari tiga prinsip agar siswa mampu meningkatkan proses dan hasil belajar, yaitu dengan belajar aktif, konstruktivistik, dan kooperatif18.

5. Manfaat model pembelajaran kooperatif

Selain meningkatkan keterampilan kognitif dan afektif siswa, pembelajaran kooperataif juga memberikan manfaat-manfaat besar antara lain:

1. Siswa yang diajari dengan dan dalam struktur-struktur kooperatif akan memperoleh hasil pembelajaran yang lebih tinggi;

2. Siswa yang berprestasi dalam pembelajaran kooperatif akan memiliki sikap harga diri yang lebih tinggi dan motivasi yang lebih besar untuk belajar; 3. Dengan pembelajaran kooperatif, siswa menjadi lebih peduli pada

teman-temannya, dan diantara mereka akan terbangun rasa ketergantungan yang positif untuk belajar mereka nanti;

4. Pembelajaran kooperatif meningkatkan rasa penerimaan siswa terhadap teman-temannya yang berasal dari latar belakang ras dan etnik yang berbeda-beda19.

17

Ibid., h. 64

18

Masitoh, Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), Cet. I, h. 235

19


(28)

6. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terdapat 3 karakteristik yaitu: a. kelompok kecil, b. belajar bersama, dan c. pengalaman belajar. Pembelajaran kooperatif learning adalah tanggung jawab secara individu sekaligus tanggung jawab terhadap kelompok, sehingga dalam diri siswa akan terbentuk sikap ketergantungan positif yang menjadikan kerja kelompok optimal. Keadaan ini mendukung siswa dalam kelompoknya belajar bekerja sama dan tanggung jawab dengan sungguh-sungguh sampai suksesnya tugas-tugas dalam kelompok.

Jigsaw Learning merupakan sebuah teknik yang di pakai secara luas yang

memiliki kesamaan dengan teknik “pertukaran kelompok” (group-to-group

exchange) dengan suatu perbedaan penting: setiap peserta didik mengajarkan sesuatu20.

Persiapan dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw: 1. Pembentukan Kelompok Belajar

Pada pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa di bagi menjadi dua anggota kelompok yaitu kelompok asal dan kelompok ahli, yang akan diuraikan sebagai berikut:

a. Kelompok kooperatif awal ( kelompok asal)

Siswa dibagi atas beberapa kelompok yang terdiri dari 4 – 5 anggota. Setiap anggota diberi tanda atau nomor, kelompok harus sama terutama di dalam kemampuan.

b. Kelompok ahli

Kelompok ahli anggotanya adalah tanda atau nomor yang sama pada kelompok asal.

20


(29)

2. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini berbeda dengan kelompok kooperatif lainnya, karena setiap siswa bekerja sama pada dua kelompok secara bergantian, dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

a. Siswa di bagi dalam kelompok kecil yang di sebut kelompok inti, beranggotakan 4 orang (disesuaikan dengan jumlah siswa dalam kelas). Setiap siswa diberi nomor atau tanda misalnya A, B, C, D

b. Membagi tugas sesuai dengan materi yang diajarkan. Masing-masing siswa dalam kelompok asal mendapat tugas yang berbeda, tanda atau nomor yang sama mendapat tugas yang sama pada masing-masing kelompok.

c. Kumpulkan masing-masing siswa yang memiliki tugas yang sama dalam satu kelompok sehingga jumlah kelompok ahli sama dengan jumlah tugas yang telah di siapkan oleh guru.

d. Dalam kelompok ahli di tugaskan agar siswa belajar bersama untuk menjadi ahli sesuai dengan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

e. Tugaskan bagi semua anggota kelompok ahli untuk memahami dan dapat menyampaikan informasi tentang hasil dari tugas yang telah dipahami kepada kelompok inti.

f. Apabila tugas sudah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli, masing-masing siswa kembali ke kelompok asal.

g. Beri kesempatan secara bergiliran masing-masing siswa untuk menyampaikan hasil dari tugas di kelompok ahli.

h. Bila kelompok sudah menyelesaikan tugas secara keseluruhan, masing-masing kelompok menyampaikan hasilnya dan guru memberikan klarifikasi21.

21


(30)

7. Pengertian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Istilah pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan untuk menunjukan kegiatan guru dan siswa. Sebelumnya digunakan istilah “proses belajar

-mengajar”. Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan

(knowledge) atau a body of knowledge adalah definisi umum pembelajaran22.

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Jadi dapat disimpulkan dari pengertian pembelajaran adalah suatu susunan aktivitas (kegiatan) siswa dan guru dalam berinteraksi dengan adanya hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk membelajarkan siswa sehingga terjadi perubahan perilaku yang positif dalam dirinya.

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari dokumen kurikulum 1975 yang memuat Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai mata pelajaran untuk pendidikan di sekolah dasar dan menengah.

Mata pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya. Nama IPS ini sejajar dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai integrasi dari mata pelajaran Biologi, Kimia, Fisika. Menurut Somantri penggunaan istilah IPS dan IPA dimaksudkan untuk membedakannya dengan nama-nama disiplin ilmu di universitas23.

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang membahas tentang peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan.

Pengertian IPS di tingkat persekolahan itu sendiri mempunyai pengertian makna yang berbeda-beda, khususnya antara IPS untuk Sekolah Dasar (SD) dengan IPS untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan IPS untuk Sekolah Menengah Atas (SMA). Pengertian IPS dipersekolahan tersebut ada yang berarti program pengajaran, ada yang berarti mata pelajaran yang berdiri sendiri, ada yang berarti gabungan (paduan) dari sejumlah mata pelajaran atau disiplin ilmu. Perbedaan ini

22

Suyono, Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 9

23


(31)

dapat pula diidentifikasikan dari perbedaan pendekatan yang diterapkan pada masing-masing jenjang persekolahan tersebut24.

8. Materi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial “Bentuk-bentuk Kerja

Sama”

Keluarga kita terdiri atas beberapa anggota keluarga. Apakah menurutmu kamu bisa hidup tanpa orang tuamu?, tentu saja tidak. Dalam keluarga semua hidup bersama-sama, tidak bisa hidup terpisah. Kamu butuh orangtuamu untuk mengasuhmu, membimbingmu, mengajarimu, dan memenuhi kebutuhanmu. Kamu butuh adik atau kakakmu untuk diajak belajar dan bermain. Kamu tidak bisa hidup sendirian.

Begitu juga di lingkungan tetanggamu. Kita akan membutuhkan tetangga karena kita tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain. Semua orang pasti akan membutuhkan bantuan orang lain. Oleh sebab itu manusia tidak bisa hidup sendiri. Contohnya disekolah kamu memiliki banyak teman dan ada bapak serta ibu guru yang mengajarimu supaya kamu jadi pintar.

Aulia dan keluarganya sudah terbiasa bekerja sama. Aulia suka membantu ibunya memasak atau membersihkan rumah. Kakak suka membantu Aulia belajar. Pada hari libur Aulia dan keluarganya sering bekerja bakti membereskan rumah. Kebiasaan kerjasama ternyata sudah menjadi kebiasaan di lingkungan tempat mereka tinggal. Mereka tinggal di Kompleks Marga Sari 2, RT 003 RW 05, Kelurahan Sukarukun. RT adalah singkatan dari Rukun Tetangga, dan RW adalah singkatan dari Rukun Warga. Aulia bertetangga dengan Ihsan, Dela, Melani, dan Soni.

Ihsan adalah orang Aceh, Dela orang Jakarta, Melani berdarah Tionghoa, dan Soni adalah orang Ambon. Walaupun berbeda suku dan budaya, mereka selalu hidup rukun. Mereka tidak pernah bertengkar, mereka saling membantu, mereka sering bermain dan belajar bersama walaupun sekolah mereka berbeda.

Orang tua mereka memiliki pekerjaan yang bermacam-macam, ada yang menjadi karyawan kantor, pengusaha, dokter, guru, dan pedagang. Setiap hari orang tua mereka sibuk bekerja, tapi mereka selalu siap membantu jika ada tetangga yang memerlukan bantuan.

24

Sapriya, Susilawati, dan Sadjaruddin Nurdin, Konsep Dasar IPS,(Bandung: UPI Press, 2006), h. 3


(32)

Suatu hari Ihsan terserang demam di malam hari, saat itu sudah pukul sebelas malam, orang tuanya membawa Ihsan ke dokter Santoso. Dokter Santoso adalah ayah Dela. Ihsan diperiksa oleh dokter Santoso dan diberikan obat. Ternyata Ihsan kena demam berdarah, dokter Santoso tidak meminta biaya kepada mereka karena mereka bertetangga. Ihsan dan orang tuanya berterimakasih atas bantuan dokter Santoso.

Esok harinya warga RT 003 RW 05 berkumpul di rumah pak RT. Mereka membicarakan rencana untuk melaksanakan kerja bakti, kerja bakti itu untuk membersihkan saluran air yang tersumbat. Selain Ihsan ada beberapa anak yang terkena demam berdarah. Demam berdarah ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegepty, nyamuk itu hidup digenangan air. Kerja bakti dilaksanakan pada hari minggu, semua warga ikut bekerja tua dan muda. Mereka semua bergotong royong dalam melakukan pekerjaan. Bapak-bapak dan pemuda membersihkan saluran, ada juga yang membersihkan sampah. Ibu-ibu dan pemudi menyiapkan makanan dan minuman. Mereka bekerja keras tanpa mengeluh, mereka sangat bersemangat dan kebersamaan antarwarga sangat terlihat25.

9. Manfaat Kerja Sama

Manfaat kerjasama di lingkungan tetangga adalah: - Mempererat rasa persaudaraan

- Memupuk rasa persatuan

- Pekerjaan akan semakin ringan dan cepat selesai - Akrab dengan tetangga

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Nama Peneliti Judul

Yang Membedakan dengan Hasil Penelitian

Penulis

1. Leti Kasyani Upaya Meningkatkan

Aktivitas Belajar Siswa

o Penelitian ini dilakukan

pada siswa kelas IX A

25

Tri Jaya Suranto, A. Dakir, Ilmu Pengetahuan Sosial Jilid 2 untuk SD dan MI Kelas II, ( Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 123


(33)

2. Nurmiati

Menggunakan Teknik Team Quiz26.

Upaya Meningkatkan

Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas VIII E SMPN 2 Kubun Kabupaten Solok27.

SMP Negeri I Sekayam semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 pada Mata Pelajaran

PKn dengan

menggunakan Teknik Team Quiz.

o Rata-rata presentase

aktifitas siswa selama proses pembelajaran PKn pada siklus I

adalah 61,02%,

sedangkan siklus II 76,45%,maka telah terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa sebesar 15,43% setelah menggunakan Teknik Team Quiz.

o Penelitian ini dilakukan

di kelas VIII E SMP

Negeri 2 Kubang

Kabupaten Solok, pada

mata pelajaran

matematika melalui penerapan penerapan pembelajaran

Kooperatif tipe STAD.

o Penelitian terdiri dari

dua siklus dan masing-masing siklus terdiri tiga kali pertemuan.

o Pada masing-masing

siklus memperlihatkan persentase aktivitas belajar siswa yang meningkat setelah menerapkan 26 http://jurnal.untan.ac.id/index.php/ipdpb/article/view/1173, 2014 27 http://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php?journal=JFKIP&page=article&op=view&path[ ]=818, 2014


(34)

3. Mega Rina Wati

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui

Metode Inquiry Pada

Pembelajaran Matematika28.

pembelajaran

kooperatif tipe STAD. pada siklus I 52,3% dan siklus II 65,7%.

o Begitu juga dengan hasil tes akhir tiap

siklus setelah

menerapkan pembelajaran

kooperatif tipe STAD. Pada siklus I siswa tuntas 11 orang dan pada siklus II tuntas 16 orang dari 22 orang siswa di kelas VIII E

SMPN 2 Kubung

Kabupaten Solok.

o Penelitian dilakukan di

kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara Way Kanan pada tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 35 orang.

o Penelitian

menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus dan masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan.

o Penelitian berupa

lembar observasi dan tes. Lembar observasi

digunakan untuk

mengetahui aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran,

sedangkan tes

digunakan untuk

28


(35)

mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa.

o Melalui penggunaan

metode inquiry pada pembelajaran

matematika maka

aktivitas belajar siswa meningkat. Pada siklus I aktivitas siswa rata-rata 56,56%, siklus II rata-rata 65,8%, dan pada siklus III rata-rata 81,64%.

o Sedangkan hasil belajar

siswa setelah

menggunakan metode

inquiry pada

pembelajaran

matematika adalah

siswa yang yang

mencapai ketuntasan pada siklus I sebesar 60,00% dengan nilai rata-rata 52,22, siklus II

menjadi 85,71%

dengan nilai rata-rata 60,14, dan pada siklus III meningkat menjadi 88,57% dengan nilai rata-rata 70,94.

o Sedangkan kinerja guru setelah menggunakan metode inquiry pada pembelajaran

matematika dapat

meningkat, hal ini terlihat pada siklus I rata-rata 59,45%, siklus II rata-rata 72,42%, dan siklus III rata-rata 84,32%.


(36)

4. Ratih Elyasari Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa

Melalui Model

Pembelajaran Jigsaw Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu di Kelas VII B SMP Negeri 5 Sukadana Kab. Kayong Utara29.

o Penelitian dilaksanakan

di SMP Negeri 5 Sukadana Kab. Kayong Utara tahun pelajaran

2012/2013 dengan

jumlah siswa 26 orang yang terdiri dari 10 laki-laki dan 16 perempuan.

o Sebelum dilaksanakan

penelitian tindakan kelas siswa tidak aktif dalam kegiatan diskusi kelompok, kemudian setelah penelitian tindakan di laksanakan dengan menggunakan 2 siklus maka aktivitas

siswa mengalami

peningkatan. Dimana pada siklus I terlihat 60,5% siswa yang aktif dalam pembelajaran dan sebnyak 17siswa

yang mendapat nilai ≥

65. Pada siklus II peningkatan aktivitas

belajar siswa

sebanyak23 siswa yang

mendapat nilai ≥ 65

atau sebanyak 88,5%.

o Dari hasil penelitian

menunjukan bahwa

model pembelajaran tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VII B

SMP Negeri 5

29


(37)

5. Lusy Afiah Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran PKN di SMP Negeri 1 Cikarang Barat30.

Sukadana Kab. Kayong Utara.

o Penelitian dilakukan di

SMP Negeri 1

Cikarang Barat.

o Penelitian terdiri dari 3

siklus. Siklus I memperoleh rata-rata sebesar 2,3% dengn penafsiran kurang baik. Pada siklus II diperoleh rata-rata sebesar 2,9% dengan penafsiran cukup baik. Sedangkan pada siklus III, semua

kekurangan yang

terdapat di siklus I dan II sudah mengalami perbaikan yaitu dengan rata-rata sebesar 3,5% dengan penafsiran baik. Dapat di lihat dari rata-rata tiap siklus maka tiap siklus mengalami peningkatan sebesar 0,6%.

o Melalui penerapan

model kooperatif tipe jigsaw, diperoleh adanya peningkatan pada aktivitas belajar

siswa di setiap

siklusnya.

C. Hipotesis Tindakan

Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas II di MI. Al-Amanah Joglo Kecamatan Kembangan aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan.

30


(38)

24 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Al-Amanah Kelurahan Joglo Kecamatan Kembangan Jakarta Barat, pada bulan April sampai dengan Mei 2014, Semester Genap, Tahun Pelajaran 2013/2014.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research), fokus penelitian dalam masalah ini adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan memberikan tindakan berupa penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran di kelas melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus serta mampu memberi solusi pada masalah baik secara perseorangan maupun secara keseluruhan, ini akan dilakukan secara bersiklus dengan tindakan yang dilakukan dari kondisi awal.

Untuk menerapkan pembelajaran aktif digunakan rancangan penelitian tindakan, selain itu juga untuk memecahkan masalah-masalah, juga untuk memperbaiki strategi pembelajaran. Dalam penelitian ini tindakan yang dimaksud adalah penerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan kelas dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang harus dilalui, yaitu: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahapan adalah sebagi berikut:


(39)

Gambar 3.1: Bagan Siklus PTK Model Modifikasi Depdiknas (2010) dari Model Kemmis dan Taggart (1988)

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II MI. Al-Amanah Joglo Kecamatan Kembangan Jakarta Barat. Dengan jumlah siswa sebanyak 37 siswa (26 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan) pada Tahun Pelajaran 2013/2014.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Peran dan posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai guru kelas sekaligus peneliti dengan observer teman sejawat yang mengamati dan mencatat segala aktifitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Tahap intervensi tindakan dalam penelitian dimulai dengan tindakan pada siklus I, apabila pada refleksi siklus I target penelitian yang diharapkan belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan dengan tindakan pada siklus II dan siklus selanjutnya sampai dengan target penelitian tercapai dengan sempurna.

Pada pelaksanaan siklus akan dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan penelitian tindakan kelas. Adapun tahapan intervensi tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Perencanaan

Kegiatan yang akan dilakukan dalam tahap perencanaan adalah:

Refleksi Awal Perencanaan

Tindakan

Perencanaan Tindakan

Observasi Siklus I

Evaluasi / Tindakan

Perencanaan Tindakan

Perencanaan Tindakan

Observasi Siklus II

Evaluasi / Tindakan


(40)

a. Membuat rencana pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

b. Membuat instrumen yang akan digunakan dalam siklus penelitian tindakan kelas/alat bantu/media yang diperlukan,

c. Membuat alat evaluasi 2. Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

3. Observasi

Mengamati kegiatan siswa saat proses pembelajaran berlangsung. 4. Refleksi

Hasil yang didapatkan dari hasil observasi dikumpulkan untuk kemudian dianalisis. Pada tahap ini guru dapat merefleksi diri berdasarkan hasil observasi. Untuk mengkaji apakah tindakan yang telah dilakukan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pelajaran IPS. Hasil refleksi akan menjadi acuan untuk merencanakan tindakan pada siklus berikutnya. Adapun data dan cara pengambilannya adalah:

a. Sumber data dari tindakan kelas ini adalah siswa dan guru peneliti. b. Jenis data yang didapatkan adalah data kuantitatif dan kualitatif yang

terdiri dari:

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

2. Data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran c. Cara pengambilan data

1. Data tentang keterkaitan antara perencanaan pelaksanaan pembelajaran didapatkan dari lembar observasi

2. Data tentang perubahan perilaku siswa didapatkan dari lembar observasi

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil yang dapat diharapkan dari penelitian tindakan kelas dengan menerapkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe


(41)

jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPS pada materi Bentuk-bentuk Kerja Sama, dan semua siswa di harapkan mampu meningkatkan aktivitas dalam pembelajaran. Target yang diharapkan dari

keaktifan siswa adalah 75 % dengan kriteria “baik” atau dengan nilai 75 – 84, siswa dapat meningkatkan keaktifannya dalam pembelajaran. Peningkatan aktivitas siswa dapat dilihat dari keaktifan siswa saat pembelajaran, seperti aktif bertanya kepada guru ataupun teman sejawat, aktif berkomunikasi dengan guru, mampu menemukan dan memecahkan masalah sendiri, berani mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

G. Data dan Sumber Data

Data dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini di peroleh dari siswa maupun dari guru peneliti. Data pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe kooperatif jigsaw diperoleh dari lembar observasi, sedangkan data perubahan perilaku siswa didapatkan dari hasil observasi , wawancara dengan siswa, dan catatan lapangan.

H. Instrumen Pengumpulan Data 1. Wawancara

Wawancara atau yang biasa juga disebut interviu adalah sebuah percakapan yang dilakukan oleh pewawancara untuk mendapatkan informasi yang diinginkan. Dalam wawancara pewawancara harus dapat menciptakan suasana santai tetapi terarah pada tujuan yang hendak dicapai, artinya wawancara dilakukan dengan sungguh-sungguh, tidak main-main akan tetapi tidak kaku agar responden mau menjawab apa saja yang dikehendaki oleh pewawancara secara jujur dan benar.

Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara:

a. Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan.

b. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list.


(42)

Pewawancara tinggal membubuhkan tanda v (check) pada nomor yang sesuai1.

2. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah aktivitas pengamatan terhadap objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi, observasi bisa dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap2. Observasi berguna untuk memperoleh data tentang keadaan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di kelas, dan sebagai bahan refleksi untuk perbaikan pada siklus selanjutnya. Untuk mengamati kejadian yang berbarengan, peneliti dapat menggunakan alat bantu berupa kamera dan tape recorder. Kemudian kejadian tersebut dapat diamati setelah rekamannya diputar.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah catatan tentang kejadian yang benar-benar terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, dan catatan ini di dapat dari aktivitas siswa didalam kelas.

I. Kisi-kisi Instrumen

Tabel 3.1

Kisi-kisi Lembar Observasi Guru

No Langkah-langkah Indikator

1. Kegiatan Awal

a. Mengajak peserta didik berdoa

b. Mengabsen peserta didik dan mengkondidikan kelas

c. Mempersiapkan peserta didik sebelum belajar d. Menyampaikan tujuan pembelajaran

e. Mengajak peserta didik untuk bertegur sapa dan saling menanyakan kabar hari ini

1

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 270

2


(43)

f. Memberikan motivasi kepada peserta didik untuk selalu belajar dengan giat

2. Kegiatan Inti

a. Menyampaikan pembelajaran dengan runtut dan jelas

b. Menjelaskan cara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

c. Membagi siswa kedalam beberapa kelompok asal

d. Membagi siswa menjadi kelompok inti

e. Menjelaskankan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

f. Menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran

g. Menjadi fasilitator dalam pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

h. Mengamati keaktifan siswa selama

pembelajaran

i. Memberi penjelasan kepada kelompok yang belum mengerti

j. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan hasil diskusi dari kelompok inti ke kelompok asal

k. Memberikan kesempatan kepada kelompok asal untuk mempresentasikan di depan kelas hasil diskusi kelompok

3. Kegiatan Penutup

a. Memberikan refleksi dan kesimpulan pembelajaran

b. Memberikan tugas


(44)

Tabel 3.2

Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa

No Langkah Kegiatan Indikator

1. Kegiatan Awal

a. Mengikuti doa bersama

b. Mengikuti pengkondisian kelas dengan aktif

c. Mempersiapkan diri untuk memulai

pembelajaran

d. Mendengarkan penjelasan guru

e. Melaksanakan ajakan guru dengan aktif f. Merespon motivasi yang diberikan guru

2. Kegiatan Inti

a. Mengikuti pembelajaran dengan metode kooperatif tipe jigsaw

b. Memperhatikan penjelasan guru tentang cara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

c. Bekerja sama dalam kelompok asal dengan aktif d. Bekerja sama dalam kelompok inti dengan aktif e. Memperhatikan penjelasan guru tentang model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw f. Mengikuti pembelajaran dengan baik

g. Bertanya jika ada pembelajaran yang tidak dimengerti

h. Aktif mengemukakan pendapat dalam kelompok asal

i. Aktif mengemukakan pendapat dalam kelompok inti

j. Memberikan kepada kelompok lain untuk mengemukakan pendapat

k. Mendengarkan pendapat kolompok lain l. Mengemukakan hasil dari pendapat kelompok 3. Kegiatan Penutup a. Berani mempresentasikan hasil kelompok


(45)

b. Mampu menyimpulkan materi pembelajaran c. Mengajak peserta didik lainnya untuk aktif

dalam bekerjasama

d. Memberikan tanggapan tentang model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

e. Mengerjakan tugas mandiri yang diberikan guru

Tabel 3.3

Lembar Observasi Guru

No Langkah

Kegiatan Indikator

Skor

1 2 3 4

1. Kegiatan Awal

a.Mempersiapkan sarana dan prasarana

b. Mengajak peserta didik untuk berdoa

c. Mengabsen peserta didik

d. Menyampaikan tujuan

pembelajaran

e. Mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman peserta didik f. Bertanya tentang pengalaman

peserta didik yang sesuai dengan materi pembelajaran

2. Kegiatan Inti

g. Menguasai materi pembelajaran dengan baik

h. Mengaitkan materi pembelajaran dengan pengetahuan lain yang sesuai

i. Menyampaikan materi dengan jelas dan mudah di fahami peserta didik


(46)

j. Menggunakan bahasa lisan dan tulis dengan jelas, baik, benar, dan lancar

k. Melaksanakan pembelajaran secara runtut

l. Menguasai kelas

m. Memperkenalkan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

n. Menjelaskan cara belajar dengan

menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

o. Membimbing peserta didik dalam melakukan model pembelajaan kooperatif tipe jigsaw

p. Membagi siswa dalam beberapa kelompok asal

q. Membagi siswa dalam kelompok inti

r. Membangun keaktifan peserta didik dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

s. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan

t. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan hasil diskusi dari kelompok inti ke kelompok asal


(47)

u. Memberikan kesempatan kepada

kelompok asal untuk

mempresentasikan di depan kelas

3. Kegiatan

Penutup

v. Memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya tentang materi pembelajaran

w. Melakukan tanya jawab dengan peserta didik tentang materi yang telah dipelajari

x. Melakukan refleksi atau rangkuman tentang materi pembelajaran dengan melibatkan peserta didik

y. Melaksanakan tindak lanjut pembelajaran kepada peserta didik untuk mempelajari materi selanjutnya

Tabel 3.4

Lembar Observasi Siswa

No Langkah

Kegiatan Indikator

Skor

1 2 3 4

1 Kegiatan Awal

1. Mengikuti doa bersama

2. Mengikuti pengkondisian kelas dengan aktif

3. Melaksanakan ajakan guru dengan aktif

4. Memperhatikan penjelasan guru 5. Memperhatikan penjelasan guru


(48)

6. Bercanda sambil sesekali memperhatikan penjelasan guru

2 Kegiatan Inti

7. Mengikuti pembelajaran dengan metode kooperatif tipe jigsaw 8. Memperhatikan penjelasan guru 9. Dapat bekerja sama dengan

kelompok asal dengan aktif

10.Aktif bekerjasama dengan kelompok inti

11.Mengikuti pembelajaran dengan aktif

12.Bertanya jika tidak mengerti

13.Aktif memberikan pendapat dalam kelompok inti

14.Aktif memberikan pendapat dalam kelompok asal

15.Memberikan kesempatan kepada teman untuk berpendapat

16.Memberikan kesempatan kepada

kelompok lain untuk

mengemukakan pendapat 17.Mendengarkan pendapat teman 18.Memberikan masukan dalam

kelompok

19.Memilah dan memilih jawaban yang paling tepat

3 Kegiatan

Penutup

20.Membacakan hasil diskusi kelompok

21.Mendengarkan pembacaan hasil diskusi kelompok lain


(49)

22.Memberikan komentar terhadap hasil diskusi kelompok lain

23.Memahami hasil diskusi

24.Mengajukan pertanyaan kepada guru tentang materi yang belum dipahami

25.Mampu menyimpulkan materi pembelajaran dengan bahasa sendiri

Tabel 3.5

Kisi-kisi Wawancara Peran Guru dalam Upaya Pengembangan Aktivitas Siswa

No Materi Wawancara Jawaban

1. Tanggapan guru mengenai

pengembangan aktivitas

pembelajaran anak

Pengembangan aktivitas anak dalam pembelajaran adalah sangat penting, karena dalam proses pembelajaran baik siswa maupun guru harus saling mendukung agar tercipta aktivitas belajar yang menyenangkan dan dapat meningkatkan proses belajar. 2. Peran guru dalam pengembangan

aktivitas belajar anak

Peran guru juga sangat penting, karena dalam proses belajar guru mempunyai peran yang sangat kuat bagi perkembangan pengetahuan anak. Keberhasilan anak di sekolah tergantung pada aktivitas gurunya

saat memberikan penguatan


(50)

3. Upaya perkembangan aktivitas pembelajaran anak:

a. Aktivitas belajar

b. Pengaturan tempat belajar

a. Biasanya untuk menunjang pengembangan aktivitas belajar

sebelum memberi materi

pembelajaran anak diajak untuk bernyanyi terlebih dahulu yang ada kaitannya dengan materi. Hal tersebut dilakukan agar anak tidak merasa takut atau tegang ketika proses pembelajaran berlangsung dan anak akan terlihat lebih santai tetapi tetap memperhatikan. b. Dalam mengatur tempat belajar

biasanya posisi kursi dan meja dibuat berhadapan pada saat diskusi agar terasa berbeda, tidak seperti posisi pada umumnya. 4. Kesulitan yang dialami guru Banyak sekali kesulitan yang

dialami, mulai dari minat belajar siswa yang kurang, sehingga siswa

kurang siap mengikuti dan

memahami atau mengerti apa yang telah di ajarkan guru.

J. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan pekerjaan yang penting dalam penelitian. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan observasi, wawancara, dan catatan lapangan. Hasil dari setiap pengamatan didiskusikan pada saat analisis data untuk kemudian dijadikan dasar melakukan refleksi selanjutnya.


(51)

Kegiatan pembelajaran IPS kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dikatakan efektif apabila dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.

K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

Teknik pemeriksaan keterpercayaan sudah sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan pada saat pembelajaran berlangsung, dan menunjukan sejauh mana peningkatan yang diperoleh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa. Penelitian ini dilakukan dengan objektif, berarti peneliti jujur, mencatat apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan berdasarkan keyakinan peneliti, tidak dibuat-buat atau direka-reka.

L. Analisis Data dan Interpretasi Data

Analisis data adalah proses menyeleksi, menyederhanakan data sesuai dengan tujuan penelitian, serta menceritakan hasil penelitian dengan menggunakan tabel sebagai alat bantu untuk memudahkan dalam menginterpretasikan data. Analisis juga dilakukan dari hasil observasi, wawancara, dan catatan lapangan.

M. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Setelah peneliti melakukan tindakan pada siklus I dan belum menunjukan perubahan peningkatan aktivitas, maka dapat dilanjutkan dengan menggunakan penelitian pada siklus II. Adapun tahapannya sebagai berikut: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

Tahapan perencanaan tindakan pada siklus I dilakukan peneliti dengan teman sejawat yang bertindak sebagai observer. Observer mengamati aktivitas peneliti dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, observer mencatat kegiatan, kejadian atau masalah-masalah yang penting untuk perbaikan aktivitas belajar. Pada siklus II, tahap refleksi bertujuan untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan menghasilkan suatu perubahan yang lebih baik dari siklus I. Jika aktivitas yang diperoleh sudah sesuai dengan yang diharapkan, maka penelitian ini cukup pada siklus II saja.


(52)

43 BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tempat Penelitian 1. Profil Madrasah

Madrasah Ibtidaiyah Al-Amanah didirikan oleh keluarga bpk. H. Abdul Gani bin H. Minan (alm) pada tahun 1991 dengan luas tanah 1.700 m² dan luas bangunan 1.500 m². Adapun letak MI. Al-Amanah berada di wilayah Joglo dengan alamat Jalan Raya Joglo Rt 007/08 Kelurahan Joglo Kecamatan Kembangan Kota Madya Jakarta Barat. Dengan Nomor Statistik 111231730057 dan nomor telephon 021 98265692. Akreditasi terakhir pada tahun 2011 dengan status akreditasi B. Yayasan Pendidikan Islam Al-Amanah saat ini dipimpin oleh Hj. Masijah dan Kepala Madrasah dipimpin oleh H. Rohmat, S. Ag.

2. Visi dan Misi Madrasah (1) Visi Madrasah

Terwujudnya manusia yang santun, beriman, bertaqwa, dan berprestasi.

(2) Misi Madrasah

a) Membina siswa/i Madrasah Ibtidaiyah Al-Amanah yang beriman dan bertaqwa

b) Menanamkan kepada setiap siswa/i Madrasah Ibtidaiyah Al-Amanah dalam mengambil keputusan selalu menggunakan pertimbangan dan berpedoman kepada Al-Qur’an dan Hadits c) Menjadikan Madrasah Ibtidaiyah Al-Amanah sebagai sekolah

yang unggul dalam prestasi

d) Menjadikan Madrasah Ibtidaiyah Al-Amanah yang dapat diterima disekolah lanjutan dan masyarakat


(53)

3. Tujuan Madrasah

a) Terlaksananya pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku b) Memiliki guru dan karyawan yang dapat melaksanakan tugas sesuai

dengan standard layanan yang ditetapkan

c) Memiliki sarana dan prasarana yang memadai sesuai dengan kebutuhan.

B. Deskripsi Penelitian 1. Siklus I

a. Perencanaan

Setelah ditetapkan untuk menerapkan model pembelajaran model kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran IPS dengan materi pokok kehidupan bertetangga dan sub materi kerja sama di lingkungan keluarga dan tetangga, maka selanjutnya adalah menyiapkan beberapa hal yang perlu dipersiapkan pada saat pelaksanaan tindakan yaitu:

1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

2. Membuat lembar observasi terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung di kelas

3. Membuat lembar wawancara terhadap teman sejawat

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Pendahuluan

Pelaksanaan tindakan dilakukan 2 kali pertemuan, yaitu pada tanggal 28 April dan 5 Mei 2014. Peneliti sebagai guru kelas dan pengamatan dilakukan oleh kepala sekolah. Kegiatan pembelajaran diawali dengan menyiapkan peserta didik untuk siap mengikuti pembelajaran kemudian berdoa bersama dilanjutkan dengan mengabsensi kehadiran siswa dan mengajak siswa untuk saling bertegur sapa dan menanyakan kabar hari ini dengan teman sebangkunya selanjutnya menyampaikan apersepsi tentang materi pembelajaran yang akan disampaikan.


(54)

2) Kegiatan Inti a. Persiapan

Dalam kegiatan ini guru menjelaskan materi pembelajaran kerjasama di lingkungan keluarga dan tetangga.

b. Pembentukan Kelompok

Dalam kegiatan ini, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4 – 6 orang siswa (disesuaikan dengan jumlah siswa) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

c. Diskusi Masalah

Dalam kegiatan diskusi ini guru memberikan lembaran materi pembelajaran pada masing-masing kelompok inti, dan kemudian setiap anggota dari kelompok inti berkumpul dengan kelompok ahli untuk membahas materi pembelajaran yang diberikan. Setelah pembahasan dengan kelompok ahli selesai maka anggota kembali kepada kelompok inti untuk menjelaskan hasil dari diskusi tersebut. d. Mempresentasikan Hasil Diskusi

Guru memanggil perwakilan dari tiap kelompok inti untuk menjelaskan hasil diskusi dengan membimbing dan mengarahkan. Serta guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menjawab apabila ada perbedaan hasil diskusi dan bertanya tentang hal yang belum dimengerti.

3) Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru menyimpulkan hasil jawaban diskusi dari masing-masing kelompok dan memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan di rumah.

c. Observasi

Hal-hal yang diobservasi pada pelaksanaan pembelajaran adalah bagaimana cara guru menyampaikan dan menyajikan materi pembelajaran apakah sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah


(55)

dibuat atau belum. Selain itu aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran apakah sudah terlihat aktif atau belum.

Berdasarkan hasil observasi pada siklus I menunjukan hal-hal sebagai berikut: 1) Siswa masih terbiasa dengan pembelajaran yang berpusat pada guru 2) Siswa terbiasa dengan metode diskusi lama yang biasa dilakukan selama

pembelajaran dan tidak terbiasa dengan pembelajaran tipe jigsaw yang baru diterapkan.

3) Siswa masih gaduh saat pertukaran tim

4) Siswa masih bingung mempresentasikan hasil diskusi dari tim ahli ke tim inti

Hal-hal tersebut disebabkan karena sebagian besar siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

1. Aktivitas Guru

Untuk mengetahui terlaksananya rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat, maka dilakukan pengamatan dengan menggunakan lembar observasi. Hasil observasi pada siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Data observasi aktivitas guru pada siklus I

No Tahapan Aspek yang diamati Skor

1 2 3 4

1. Kegiatan Awal

a. Mengajak peserta didik berdoa v

b. Mengabsen peserta didik dan mengkondisikan kelas

v

c. Mempersiapkan peserta didik sebelum belajar

v

d. Menyampaikan tujuan

pembelajaran

v

e. Mengajak peserta didik untuk bertegur sapa dan saling


(56)

menanyakan kabar hari ini f. Menyampaikan/memperkenalkan

metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

v

2. Persiapan Kelas

g. Mengkondisikan kesiapan siswa dan kelas

v

h. Melakukan kegiatan apersepsi v

i. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa

v

3. Penyajian

Materi

j. Menunjukan penguasaan materi pembelajaran

v

k. Menguasai kelas v

l. Melaksanakan pembelajaran secara runtut

v

m. Mengaitkan materi dengan pengetahuan yang relevan

v

n. Menyampaikan materi dengan jelas

v

o. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar

v

p. Menyampaikan materi dengan gaya yang benar

v

q. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan v 4. Penerapan tahap metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

r. Pembentukan kelompok asal v

s. Pembentukan kelompok inti v

t. Mengamati keaktifan siswa v

u. Memberikan penjelasan kepada kelompok yang belum mengerti


(57)

v. Menggunakan media secara efektif

v

w. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media

v

x. Memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menjawab

pertanyaan

v

y. Membahas jawaban peserta didik bersama-sama

v

z. Menyimpulkan materi

pembelajaran

v

aa. Membuat rangkuman dengan melibatkan siswa

v

bb.Pemberian tugas v

Total Skor 59

Berdasarkan hasil observasi pada siklus I didapat bahwa guru masih kurang maksimal dalam melaksanakan beberapa tahapan pembelajaran, kekurangan tersebut terletak pada:

a. Guru kurang menyampaikan tujuan pembelajaran

b. Dalam kegiatan apersepsi guru kurang menghubungkan materi yang akan diajarkan dengan pengalaman

c. Pembelajaran masih terkesan kaku karena guru baru pertama kali memperkenalkan pembelajaran tipe jigsaw

d. Kurang memberikan waktu dalam membahas jawaban secara bersama e. Guru kurang memanfaatkan waktu karena banyak memberikan toleransi

kepada kelompok yang belum selesai mendiskusikan materi pembelajaran.

2. Aktivitas Siswa

Dari hasil observasi siswa yang dilaksanakan selama proses pembelajaran, diperoleh data sebagai berikut:


(58)

Tabel 4.2

Hasil Observasi Siswa Yang Dilaksanakan Selama Proses Pembelajaran

No Langkah

Kegiatan Indikator

Skor

1 2 3 4

1 Kegiatan Awal

1. Mengikuti doa bersama v

2. Mengikuti pengkondisian kelas

dengan aktif v

3. Mempersiapkan diri untuk

memulai pembelajaran v

4. Memperhatikan penjelasan guru v

2 Kegiatan Inti

5. Mengikuti pembelajaran dengan

metode kooperatif tipe jigsaw v 6. Memperhatikan penjelasan guru

tentang cara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

v

7. Bekerja sama dalam kelompok asal

dengan aktif v

8. Bekerja sama dalam kelompok inti

dengan aktif v

9. Aktif bertanya tentang materi yang

belum diketahui v

10.Aktif bekerja sama dengan

kelompoknya v

11.Aktif memberikan pendapat baik dalam kelompok inti maupun kelompok asal

v

12.Memberikan kesempatan kepada

kelompok lain untuk berpendapat v 13.Mendengarkan pendapat dari


(59)

14.Memberikan masukan dalam

kelompok v

15.Memilah dan memilih jawaban

yang paling tepat v

3 Kegiatan

Penutup

16.Membacakan hasil diskusi

kelompok v

17.Mendengarkan pembacaan hasil

diskusi kelompok lain v

18.Memberikan komentar terhadap

hasil diskusi kelompok lain v

19.Memahami hasil diskusi v

20.Mengajukan pertanyaan kepada guru tentang materi yang belum dipahami

v

21.Mampu menyimpulkan materi pembelajaran dengan bahasa sendiri

v

22.Mengerjakan tugas yang di berikan

guru v

Total Skor 47

Keterangan skor: 1 = kurang 2 = cukup 3 = baik

4 = sangat baik

Dari pengamatan aktivitas siswa pada siklus I di temukan beberapa kekurangan pada aspek yang diamati, antara lain:

a. Pengetahuan awal siswa masih sangat kurang hal ini terlihat dari jawaban siswa ketika diberi pertanyaan maupun diberi kesempatan untuk bertanya

b. Aktivitas membaca siswa masih rendah


(60)

d. Kerjasama dalam kelompokpun masih terlihat kurang, hal ini terlihat hanya sebagian saja dari anggota kelompok yang aktif berdiskusi.

Tabel 4.3

Tingkat Ketercapaian Aktivitas

Nilai Kategori Keaktifan

85 – 100 75 – 84 60 – 74 40 – 59 0 – 39

Baik sekali Baik Cukup Kurang Sangat kurang

d. Refleksi

Proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I ini belum menunjukan hasil yang memuaskan, hal ini terlihat dari aktivitas siswa yang masih mengandalkan teman dalam berdiskusi.

Sementara pada aktivitas belajar didapatkan sebagian besar siswa masih terlihat pasif selama proses pembelajaran berlangsung. Peningkatan aktivitas siswa saat pembelajaran, seperti aktif bertanya kepada guru ataupun teman sejawat, aktif berkomunikasi dengan guru, mampu menemukan dan memecahkan masalah sendiri, berani mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas belum terlihat. Hal ini terlihat pada saat pergantian kelompok dari kelompok asal ke kelompok inti siswa masih terlihat kebingungan, begitu pula sebaliknya pada saat kembali dari kelompok inti ke kelompok asal siswa sulit untuk menjelaskan apa yang di dapat dikelompok inti. Pada saat mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas siswa masih ragu-ragu dan malu.

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran pada siklus I maka peneliti memutuskan untuk melanjutkan penelitian pada siklus II, dengan beberapa rencana perbaikan. Adapun perbaikan meliputi:


(61)

1. Memperjelas penyampaian model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

2. Mempersiapkan kondisi kelas dan siswa dengan baik 3. Menyampaikan materi pembelajaran dengan jelas

4. Membantu siswa mengenal kelompok asal dan kelompok inti 5. Memperbaiki penggunaan waktu pembelajaran

2. Siklus II

a. Perencanaan

Setelah ditetapkan untuk menerapkan model pembelajaran model kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran IPS dengan materi pokok kehidupan bertetangga dan sub materi kerja sama di lingkungan keluarga dan tetangga, maka selanjutnya adalah menyiapkan beberapa hal yang perlu dipersiapkan pada saat pelaksanaan tindakan yaitu:

1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

2. Membuat lembar observasi terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung di kelas

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Pendahuluan

Pelaksanaan tindakan dilakukan 2 x pertemuan, yaitu pada tanggal 12 Mei dan 2 Juni 2014. Peneliti sebagai guru kelas dan pengamatan dilakukan oleh kepala sekolah. Kegiatan pembelajaran diawali dengan menyiapkan peserta didik untuk siap mengikuti pembelajaran kemudian berdoa bersama dilanjutkan dengan mengabsensi kehadiran siswa dan mengajak siswa untuk saling bertegur sapa dan menanyakan kabar hari ini dengan teman sebangkunya selanjutnya menyampaikan apersepsi tentang materi pembelajaran yang akan disampaikan.

2) Kegiatan Inti a. Persiapan


(62)

Dalam kegiatan ini guru menjelaskan materi pembelajaran menerapkan manfaat kerja sama di dalam lingkungan keluarga dan tetangga.

b. Pembentukan Kelompok

Dalam kegiatan ini, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4 – 6 orang siswa (disesuaikan dengan jumlah siswa) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

c. Diskusi Masalah

Dalam kegiatan diskusi ini guru memberikan lembaran materi pembelajaran pada masing-masing kelompok inti, dan kemudian setiap anggota dari kelompok inti berkumpul dengan kelompok ahli untuk membahas materi pembelajaran yang diberikan. Setelah pembahasan dengan kelompok ahli selesai maka anggota kembali kepada kelompok inti untuk menjelaskan hasil dari diskusi tersebut.

d. Mempresentasikan Hasil Diskusi

Guru memanggil perwakilan dari tiap kelompok inti untuk menjelaskan hasil diskusi dengan membimbing dan mengarahkan. Serta guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menjawab apabila ada perbedaan hasil diskusi dan bertanya tentang hal yang belum dimengerti. 3) Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru menyimpulkan hasil jawaban diskusi dari masing-masing kelompok dan memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan di rumah.

c. Observasi

Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini telah ada peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Hal ini terlihat pada hasil observasi guru dan siswa.


(63)

Tabel 4.4

Data observasi aktivitas guru pada siklus II

No Tahapan Aspek yang diamati Skor

1 2 3 4

1. Persiapan Guru

a. Mengajak peserta didik berdoa v

b. Mengabsen peserta didik v

c. Mempersiapkan peserta didik sebelum belajar

v

d. Menyampaikan tujuan

pembelajaran

v

e. Menyampaikan/memperkenalkan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

v

f. Membagi siswa ke dalam

kelompok asal

v

g. Membagi siswa kedalam

kelompok inti

v

2. Persiapan Kelas

h. Mengkondisikan kesiapan siswa dan kelas

v

i. Melakukan kegiatan apersepsi v

j. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa

v

3. Penyajian

Materi

k. Menunjukan penguasaan materi pembelajaran

v

l. Melaksanakan pembelajaran secara runtut

v

m. Mengaitkan materi dengan pengetahuan yang relevan

v

n. Menyampaikan materi dengan jelas


(64)

o. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar

v

p. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan v 4. Penerapan tahap metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

q. Pembentukan kelompok asal v

r. Mengamati keaktifan siswa v

s. Memberikan penjelasan kepada kelompok yang belum mengerti

v

t. Menggunakan media secara efektif

v

u. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media

v

v. Memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menjawab

pertanyaan

v

w. Membahas jawaban siswa

bersama-sama

v

x. Menyimpulkan materi

pembelajaran

v

y. Membuat rangkuman dengan melibatkan siswa

v

z. Pemberian tugas v

Total Skor 80

Hasil observasi aktivitas guru dalam pembelajaran sebagai berikut: 1. Guru sudah melaksanakan tahapan-tahapan pembelajaran dengan baik 2. Guru dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa

3. Guru sudah dapat menguasai kelas

4. Guru sudah dapat mengaktifkan kegiatan bertanya jawab siswa baik terhadap guru maupun teman.


(1)

(2)

(3)

(4)

BIODATA PENULIS

Maya, lahir di Jakarta, pada tanggal 25 Desember 1976. Merupakan putri kedua dari lima bersaudara dari pasangan yang berbahagia bapak Muridun dan ibu Mayunah, adalah mahasiswi jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) angkatan 2011.

Mulai aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sejak duduk di bangku Aliyah, namun kegiatan tersebut tidak berlangsung lama, hanya satu tahun. Karena suatu alasan kedua orang tua memindahkan aktifitas belajar ke pondok pesantren. Di pondok pesantern Daar El-Qolam Gintung Balaraja Tangerang kegiatan belajar bertambah banyak termasuk kemampuan 2 bahasa yang diwajibkan dalam percakapan sehari-hari, begitu pula kegiatan ekstrakurikulernya. Pada tahun pertama berada di pondok pesantren mengikuti perlombaan computer dan Alhamdulillah mendapat juara II dan mendapat beasiswa selama 2 tahun.

Alhamdulillah setelah 4 tahun belajar di pondok pesantren, pengetahuan tentang keagamaan dan keterampilan bertambah. Semua itu merupakan bekal untuk dapat dirmanfaatkan bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Aamiin.


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Analisis Wacana Argumentasi Siswa Pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Konsep Virus Kelas X (Penelitian Deskriptif Di Sma Negeri 9 Kota Tangerang Selatan)

1 7 275

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsaw siswa kelas II MI Al Masthuriyah Bekasi

0 3 122

Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Antara Siswa Yang Diajar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Pembelajaran Konvensional Pada Konsep Protista

0 18 233

Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball 0hrowing pada siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Depok

0 10 0

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada pelajaran IPS kelas IV dalam materi sumber daya alam di MI Annuriyah Depok

0 21 128

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN IPS Upaya Meningkatkan Kerja Kelompok Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Dalam Pembelajaran IPS Kelas V SDN I Boto Kecamatan Wonosari Kabupaten Kl

0 3 13

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN IPS Upaya Meningkatkan Kerja Kelompok Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Dalam Pembelajaran IPS Kelas V SDN I Boto Kecamatan Wonosari Kabupaten Kl

0 0 17

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS MULTIMEDIA.

0 1 18