Pelaksanaan pengelolaan kelas di Madrasah Tsanawiyah Al-Falah III Jakarta, Skripsi Program Strata I Fakultas limn Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2008

PELAKSANAAN PENGELOLAAN KELAS
DI MADRASAH TSANAWIYAH AL-FALAH III
JAKARTA SELATAN

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk
Mencapai Syarat-Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan Agama Islam

Oleh
Mega Silvia Sari

10203011026719

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA

LEMBARPERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan :

I. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata I di

UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai dengan

ketentuan yang

berlaku di

UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sangsi yang berlaku di UJN Syarif Hidayatullah Jakarta.


セN」ゥGjI@

Jakarta, 2 Januari 2008

VPセIG@

· · Penulis
Tbl,., --

OZM^GBセ

20

m・ァ。セsイゥ@

セQN@

PELAKSANAAN PENGELOLAAN KELAS
DI MASRASAH TSANA WIYAHAL-FALAH III
JAKARTA SELATAN

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana strata Satu (S 1)

Oleh

Mega Silvia Sari
NIM. 103011026719

I
. ..

------::::::

Drs. Mu'arifSAM. M. Pd

NIP.150268586

JURUSAN PENDIDIKAN AGAlVIA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA

LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi judul: "Pelaksanaan Pengelolaan Kelas di Madrasah Tsanawiyah Al-Falah III
Jakarta" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqayah pada, 2
Januari 2008 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar
Sarjana SI (S.Pd.I) dalam bidang pendidikan agama islam.
Jakarta, 2 Januari 2008

Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)

Drs. H. Abdul Fatah Wibisono, M. A
NIP: 150 236 009

Tanggal

r-o/ .,:,. セ@

f :1-·······

TandaTangan

Lセ@
·;/···············

Sekretaris Jurusan/Prodi

Drs. Sapiuddin Siddiq, M. Ag
NIP: 150 299 477
Pengujil

Prof. Dr. H. Rusmin Tumanggor, M. A
NIP: 150 060 949

Penguji II

エセ@


ᄋセZ@

Prof. Dr. Aminndin Rasyad, M.A
NIP: 150 011 333

Mengetahui:

...

ABSTRAK
Mega Silvia Sari, NIM : 103011026719, Pelaksanaan Pengelolaan Kelas di
Madrasah Tsanawiyah Al-Falah III Jakarta, Skripsi Program Strata I
Fakultas limn Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta 2008.

Kemampuan dalam memberikan pelajaran di kelas bagi seorang guru
tanpa disertai dengan kemampuan pengelolaan kelas menurut penulis ha! ini
kurang memberikan basil yang berarti terhadap belajar.
Walaupun keterampilan pengelolaan kelas secara teoritis sangat dimiliki
guru, namun dalam praktek di sekolah masih ada guru yang tidak peduli atau tidak

mampu melaksanakan pengelolaan. Hal ini boleh jadi disebabkan karena adanya
ketidak pedulian guru terhadap pengelolaan kelas, atau boleh jadi kerana guru
malas.
Masalah di sini difokuskan pada pengembangan pola-pola tingkah laku
siswa termasuk di dalamnya pengembangan hubungan interpersonal dan iklim
sosial emosional serta mengembangan dan mempertahankan organisasi kelas yang
efektif dan efisien.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menelaah dan
menganalisis mengenai pelaksanaan pengelolaan kelas di MTs. Al-Falah III
Jakarta.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif analisis. Metode ini penulis dukung dengan teknik-teknik pengumpulan
dta yang meliputi teknik kuisioner, wawancara, dokmentasi dan observasi.teknik
analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus
presentase.
Sedangkan langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah
menentukan lokasi penelitian yaitu di MTs. Al-Falah III Jakarta, penelitian ini
menggunakan total sampling yaitu seluruh guru MTs. Al-Falah III yang berjumlah
22 orang. Sehingga penulis mengambil 100% dari jumlah guru yang ada yaitu
sebanyak 22 orang.

Dari pengolahan data yang didapat, langkah selanjutnya adalah
mengkategorikan setiap aspek sehingga menghasilkan data akhir dengan kategori
baik yaitu sebesar 83,714%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan pengelolaan kelas di MTs. Al-Falah III berkategori baik.

I

KATA PENGANTAR

セIi@

セIQ|ゥャ@

セ@

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan yang
Pcngasih dan Penyayang. Berka! rahmat dan karunia-Nya penulisan skripsi ini
dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan
kcpada baginda Nabi Muhammad SAW, manusia pilihan yang membawa
manusia kepada peradaban lslami. Scmoga Allah Yang RAhman dan Rahim

tetap membcrikan inayah dan hidayah-Nya untuk kita para hambanya ini agar
dapat terus konsisten berada dalam garis dan arah jalan yang benar, yang
ditunjuki-Nya.
Skripsi yang berjudul pelaksanaan pengelolaan kelas di MTs. Al-Falah
Ill Jakarta, merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Islam (S.Pd.I) Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas llmu
Tarbiyah dan Keguruan (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta.
Sangat disadari bahwa dalam proses dan hasil penelitian ini masih
terdapat berbagai kekurangan. Namun demikian paling tidak hasil penelitian
yang tertuang dalam skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri, dab bagi
lembaga pendidikan yang menjadi objek penelitian sebagai masukan dalam
meningkatkan pelaksanaan pengelolaan ke!as.
Banyak pihak yang membimbing dan membantu dalam proses penulisab
skripsi ini, tanpa dukungan mereka rasanya mustahil penulisan skripsi ini
dapat terselesaikan. Oleh karena itu ucapan terima kasih yang sedalamdalamnya dan penghargaan yang setinggi tingginya penulis sampaikan kepada
pihak-pihak tersebut, terutama kepada:
I.

Dekan Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.


2.

Ketua dan sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam FITK U!N Syarif
Hidayatullah Jakarta.

3.

Ors.

H. Mu'arif SAM, M.Pd.

Dosen pembimbing yang banyak

membimbing dan mengarahkan penulis.
4.

Abdul Ghopur S. Ag. Dosen penasehat akademik yang telah memberikan
nasehat dan arahan serta bimbingan selama perkuliahan berlangsung.


5.

Bapak !bu dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik
dan membimbing selama perkuliahan berlangsung.

6.

Pimpinan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang dalam penulisan
skripsi ini memberikan andil besar dalam ha! penyediaan pustaka dan
sumber-sumber bacaan untuk kelancaran penulisan skripsi ini.

7.

Ayahanda dan Ibunda tercinta, Safrudin dan Sumyatih yang berkat
didikan serta upaya keras keduanya, penulis dapat menempuh jenjang
pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi dengan baik.

8.

Kepala MTs. Al-Falah III dan pimpinan harian Bapak Yusri HK. S. Pd. I
serta E. M. Sofyan, S.IP. yang telah mengijinkan penulis untuk
mengadakan penelitian di sekolah tersebut, serta membantu penulis dalam
penyediaan data dan wawancara, hingga penulis dapat menyelesaikan
jenjang SI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

9.

Teman-teman mahasiswa Jurusan PAI kelas C angkatan 2003 yang telah
memberikan motivasi, membantu penulis untuk berbagi pendapat dan
tenaganya berkaitan dengan penulisan skripsi ini.
Akhirnya, hanya kepada Allah jualah semuanya dikembalikan. Semoga

segala amal yang telah mereka sumbangkan mendapat balasan yang lebih baik
dan menjadi tabungan kebaikan di akhirat kelak, amin.

Jakarta, 2 Januari 2008
Penulis

DAFTARISI
LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. .
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING...... ... .... .. ......... ...... ...........

11

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................

111

ABSTRAK ................................................................................

IV

KATAPENGANTAR ........................................................................................

v

DAFTAR ISI .................................................................................. ·····················

Vil

DAFTAR TABEL ...............................................................................................

IX

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi

BABIPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................ ............. ........................... ...

I

B. Identifikasi Masalah ................................... .................. ............... ......

8

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah........... ............. ........................

8

D. Manfaat Penelitian.............................................................................

9

BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Pengelolaan Kelas ......... ...... ... ................. .............. ....... ... 11
B. Tujuan Pengelolaan Kelas ................................................................. 15
C. Prinsip Pengelolaan Kelas .................................. .......... ..................... 19
D. Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas .................................... 22

BAB HI METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu ........................................................................... 32
B. Tujuan Penelitian............................................................................... 32
C. Metodologi penelitian ...................................................................... 32
D. Populasi dan Sampel ......................................................................... 33
E. Telmik Pengumpulan Data ................................................................ 33
F. Pengolahan Data................................................................................ 35
G. Teknik Analisa Data.......................................................................... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Penelitian MTs Al-Falah ..................................... 38

I. Sejarah Singkat MTs. Al-Falah ............................................. 38

2. Visi dan Misi MTs. Al-Falah ................................................ 41
3. Kurikulum MTs. Al-Falah ..................................................... 42
4. Struktur Organisasi MTs. Al-Falah ....................................... 43
5. Keadaan Pendidik dan Peserta didik ..................................... 46
6. Keadaan sarana dan Prasarana ................................. ............. 49
7. Kegiatan Ektra Kurikuler ...................................................... 50
B. Deskripsi dan Analisa Data............................................................... 52

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ 76
B. Saran-saran........................................................................................ 77
DAFTARPUSTAKA ........................................................................................ 78

LAMP IRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-kisi instrument pelaksanaan pengelolaan kelas . . . . . . . . . . . . . . . .. ...... 34
Tabel 2 Keadaan Guru-guru MTs. Al-Falab III .................................................. 47
Tabel 3 Keadaan Siswa ...................................................................................... 48
Tabel 4 Sarana dan Prasarana.............................................................................. 49
Tabel 5 Respon positifkepada siswa .................................................................. 52
Tabel 6 Menunjukan keakraban .......................................................................... 53
Tabel 7 Mendekati siswa yang mengganggu ...................................................... 53
Tabel 8 Kebersamaan guru dan murid ................................................................ 54
Tabel 9 Memperbatikan situasi kelas .................................................................. 54
Tabel 10 Memperbatikan aktivitas siswa ............................................................ 55
Tabel 11 Mengkondisikan Kelas......................................................................... 55
Tabel 12 Tanggungjawab siswa ......................................................................... 56
Tabel 13 Petunjuk yang jelas............................................................................... 56
Tabel 14 Peajelasan tujuan belajar ................ ..................... ................................ 57
Tabel 15 Konsentrasi ........................................................................................... 58
Tabel 16 Memeriksa basil kerja siswa ................................................................ 58
Tabel 17 Partisipasi siswa .............................................................................. .... 59
Tabel 18 Perbaikan basil kerja siswa ............................. .................................... 60
Tabel 19 Menegur siswa yang mengganggu ....................................................... 60
Tabel 20 Pemberian kesempatan ........................................................................ 61
Tabel 21 Membimbing kesulitan siswa .............................................................. 61
Tabel 22 Pemberian penguatan kepada siswa ..................................................... 62
Tabel 23 Kelelusaan dalam belajar .................................................................... 62
Tabel 24 Berhenti dan memulai kegiatan dengan tepat ...................................... 63
Tabel 25 Penjelasan tidak bertele-tele ................................................................ 63
Tabel 26 Kesenyapan yang baik .................................. ....................................... 64
Tabel 27 Penjelasab tidak menyimpang ............................................................. 65

Tabel 30 Pengurangan perilaku buruk ............................................................... 66
Tabel 31 Peningkatan perilaku baik ................................................................... 67
Tabel 32 Memelihara kegiatan kelompok .......................................................... 67
Tabel 33 Menimgkatkan kerjasama yang baik ................................................... 68
Tabel 34 Menangani konflik dan memperkecil masalah .................................... 68
Tabel 35 Menemukan perilaku yang menimbulkan masalah ............................. 69
Tabel 36 Menangani perilaku yang menimbulkan masalah ............................... 69
Tabel 37 Medorong sisw untuk mengungkapkan masalah ................................ 70
Tabel 38 Menjauhkan benda-benda yang mengganggu kondisi belajar ............ 70
Tabel 39 Deskripsi data pelaksanaan pengelolaan kelas di MTs. Al-Falah

III Jakarta.............................................................................................. 73
Tabel 40 Nilai rata-rata skor penelitian ............................................................. 74

DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Bimbingan............... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 80
2. Surat Izin Penelitian ................................................................... 81
3. Surat Izin Wawancara ................................................................. 82
4. Pengajuan Proposal Skripsi ........................................................... 83
4. Surat Keterangan Wawancara ........................................................ 84
5. Surat Keterangan Penelitian.......................................................... 85
6. Kuisioner.................................................. ... . .. .. . . . .. .. . .. . .. .. .. .. ... 86
7. Struktur Organisasi . .. .. .. .. . . .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. . . .. . .. .. .. . . . .. . .. .. . . .. . ......... 91
8. Berita Hasil Wawancara ............................................................... 94

BABI
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah Negara berkembang dimana pendidikan memiliki
kedudukan yang sangat urgen bagi perkembangan Negara Indonesia ini.
Betapa tidak karena pendidikan merupakan salah satu kunci bagi kemajuan
bangsa dan Negara.
Pendidikan mempunyai posisi yang strategis dalam program pembangunan
nasional dan sebagai sarana penting dalam memperlancar dan menyukseskan
program

pembangunan,

karena

pendidikan

bukan

hanya

berfungsi

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga ikut membentuk
watak dan sikap manusia Indonesia. Hal ini sesuai dengan fungsi dan tujuan
pendidikan yang tertulis dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003, yaitu:
"Pendidikan

nasional

berfungsi

mengembangkan

kemampuan

dan

membetuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab". 1
Perkembangan zaman yang terns berubah, menuntut pribadi-pribadi
memiliki ilmu pengetahuan luas dan keterampilan yang dapat menunjang
masa depannya.
Di era globalisasi ini setiap Negara di dunia saling berlomba dalam
mencapai kemajuan bangsanya. Bangsa-bangsa yang maju dan modem ialah
bangsa

yang

pendidikan.

benar-benar

memperhatikan

dan

mengutamakan

Pendidikan merupakan senjata utama dalam

aspek

memajukan

peradaban kerena melalui pendidikan warga Negara dapat memperoleh

2

wawasan baru dan dapat mengembangkan kemampuan yang akan berimbas
kepada peningkatan mutu kehidupan dan martabat manusia serta bangsa.
Pendidikan diartikan sebagai upaya sadar dan terencana, sistematis dan
berkesinambungan dalam membina dan mengembangkan potensi yang ada
pada manusia agar dapat berfungsi secara optimal bagi peranannya dimasa
yang akan datang, agar dapat memenuhi tantangan era globalisasi, dimana
perkembangan dan perubahan masyarakat melaju dengan pesat.
Melihat begitu pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia maka
pemerintah banyak memberikan perhatian pada bidang ini. Salah satunya
adalah dengan diaturnya Undang-Undang tentang sistem pendidikan nasional
UU RI no. 20 Th 2003 dan Undang-undang Guru dan Dosen no. 14 Th. 2005.
Secara konseptual, sistem pendidikan Indonesia telah diatur dalam
undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003.
Dalam undang-undang yang terdiri dari 22 bah dan 77 pasal ini berbagai aspek
yang berkenaan dengan pendidikan telah diatur secara seksama. Dalam
undang-undang ini telah diatur mengenai dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan,
prinsip penyelenggaraan pendidikan, hak dan kewajiban warga Negara, orang
tua masyarakat dan pemerintah, siswa, jalur, jenjang dan jenis pendidikan,
bahasa pengantar, wajib belajar, standar nasional pendidikan, kurikulurn,
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana pendidikan,
pendanaan pendidikan, pengelolaan pendidikan, peran serta masyarakat dalam
pendidikan, evaluasi akreditasi, dan sertifikasi, pendirian satuan pendidikan,
penyelenggaraan pendidikan oleh lembaga Negara lain, pengawasan,
ketentuan pidana, ketentuan peralihan, ketentuan penutup.
Di dalam undang-undang tersebut dijelaskan bahwa ilmu pengetahuan dan
teknologi berkembang dengan pesat dan memunculkan tuntutan baru dalam
segala aspek, termasuk dalam sistem pendidikan. Tuntutan tersebut
menyangkut

pembaruan

sistem

pendidikan,

diantaranya

pembaruan

kurikulum, yaitu diversifikasi kurikulum untuk melayani siswa dan potensi

3

nasional dan daerah menyesuaikan dengan kondisi setempat, penyusunan
standar kualifikasi standar pendidikan yang sesuai

dengan tuntutan

pelaksanaan tugas secara professional, penyusunan standar pendanaan
pendidik untuk setiap satuan pendidikan sesuai prinsip-prinsip pemerataan dan
keadilan, karena setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan
wajib belajar sembilan tahun dan pemerintah wajib membiayainya, dengan
cara negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20%
(dua puluh persen) dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan nasional, pelaksanaan manajemen berbasis
sekolah dan otonomi perguruan tinggi, serta penyelanggaraan pendidikan
dengan sistem terbuka dan multi makna. Pembaruan sistem pendidikan juga
meliputi

penghapusan

diskriminasi

antara pendidikan yang

dikelola

pemerintah dengan pendidikan yang dikelola masyarakat, serta perbedaan
antara pendidikan keagamaan dan pendidikan umum.
Undang-undang Guru dan Dosen UU RI No. 14 tahun 2005 yang terdiri
dari 8 bab dan 84 pasal ini dijelaskan berbagai aspek yang berkaitan dengan
guru dan dosen. Dalam undang-undang ini telah diatur mengenai ketentuan

umum, kedudukan fungsi dan tujuan, prinsip profesionalitas, guru, dosen,
sanksi, ketentuan peralihan, ketentuan penutup. 2
Sejalan dengan itu, banyak usaha yang telah dilakukan Pemerintah dalam
ha! ini, yaitu untuk meningkatkan mutu pendidikan, baik itu peningkatan dari
segi kualitas maupun kuantitas pendidikan. Di antara usaha-usaha itu adalah :
I.

Usaha yang diarahkan pada segi kuantitas seperti : peningkatan daya
tarnpung sekolah, pendirian gedung sekolah, proyek perintis sekolah
pembangunan, proyek pamong, pengembangan sekolah terbuka,
adanya sekolah rumah (home schooling), penambahan program
pendidikan guru, pendidikan jarak jauh, pengadaan pendidikan dengan

4

sistem terbuka dan multi makna, kursus-kursus, sanggar belajar dan
lain sebagainya.
2.

Usaba yang diarabkan pada peningkatan segi kualitas seperti:
penggunaan perubaban dan penyempurnaan kurikulum lama menjadi
kurikulum baru, pengadaan dana Bantuan Operasional Sekolab (BOS),
seleksi yang lebih rasional terhadap calon siswa Sekolab Lanjutan
Tingkat

Atas

(SLTA)

dan

calon

mabasiswa,

pengembangan

kemampuan tenaga pendidik melalui pelatihan, penataran dan seminar,
pengembangan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tentram
untuk belajar, penyempurnaan sarana pembelajaran seperti buku paket,
media pembelajaran, peralatan laboraturium, keterampilan dan lain
sebagainya.
Begitu banyak hal yang telab dilakukan oleh pemerintah untuk
pembangunan nasional di bidang pendidikan sebagai upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, serta meningkatkan para
warganya mengembangkan dirinya dalam segala aspek, baik jasmaniab
maupun rohaniab, yaitu berbadan sehat, berpengetahuan luas, cakap, mandiri,
kreatif, bertanggung jawab, bertakwa pada Tuhan Yang Maba Esa, dan
berakhlak mulia. Namun belum nampak keberhasilannya.
Salah satu faktor terpenting dalam pendidikan adalab guru. Guru memang
figur manusia yang selalu hangat dibicarakan dan tidak pemab absen dari

agenda pembicaraan masyarakat. Guru tidak hanya disanjung dengan
keteladannya, tetapi ia juga dicaci maki dengan sinis apabila melakukan
kesalaban. Keburukan perilaku siswa cenderung diarabkan pada kegagalan
guru membimbing dan membina siswa. Padahal tingkab laku siswa yang

buruk itu dipengaruhi dari berbagai macam faktor, baik itu lingkungan
keluarga, sekolab, dan masyarakat.
Adanya kemajuan Ilmu Pengetabuan dan Teknologi (IPTEK) dan

5

canggih sekalipun, misalnya komputer. Secanggih apapun komputer, tetap saja
bodoh dibandingkan dengan guru, karena komputer tidak dapat diteladani,
bahkan bisa menyesatkan penggunanya tanpa ada kontrol.
Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa dan
merupakan figur seorang pemimpin. Seorang pemimpin mempunyai kekuatan
untuk membentuk dan membangun kepribadian siswa meajadi seorang yang
berguna bagi agama, nusa, dan bangsa.
Tenaga kependidikan atau guru merupakan salah satu kunci utama berhasil
atau tidaknya gerakan pendidikan, karena efektivitas proses pembelajaran di
kelas dan di luar kelas sangat ditentukan oleh kompetensi para guru,
disamping faktor lain, seperti siswa, lingkungan dan fasilitas. Mereka tidak
hanya memerankan fungsi sebagai subjek yang mentransfer pengetahuan
kepada siswa, melainkan juga tugas-tugas sebagai fasilitator, motivator, dan
dinamisator dalam proses belajar mengajar, baik di dalam maupun di luar
kelas untuk meajalankan tugas itu secara efektif dan efisien, para guru harus
memiliki kompetensi tertentu, salah satunya adalah terampil dalam mengelola
kelas.
Kemampuan guru dalam mengelola kelas ini menjadi keniscayaan, bahkan
ini merupakan salah satu ukuran kemampuan professional seorang guru.
Kebutuhan akan guru professional yang semakin mendesak itu sejalan dengan
tuntutan akan kapasitas mereka untuk dapat menjadi pemimpin kelas yang
baik.
Pemimpin kelas yang baik yaitu dapat mengelola kelas dengan baik,
karena kelas adalah tempat terhimpun semua siswa dan guru dalam rangka
menerima bahan pelajarn dari guru. Kelas yang dikelola dengan haik akan
menunjang jalannya interaksi pengajaran. Sebaliknya, kelas yang tidak
dikelola dengan baik akan menghambat kegiatan pengajaran. Siswa tidak
mustahil akan merasa bosan untuk tinggal lama di kelas. Hal ini akan
mengganggu jalannya proses belajar mengajar dan tidak mencerminkan
-

-

.

6

Guru dikatakan professional dapat dilihat dari dua aspek, pertarna dilihat
dari Iatar belakang pendidikan, dan kedua penguasaan guru terhadap bahan
ajar, mengelola proses pembelajaran, mengelola siswa, melakukan tugas-tugas
bimbingan, memiliki keterarnpilan dalarn mengajar dan Iain-lain.
Kualiatas manusia yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia pada masa
yang akan datang adalah yang marnpu menghadapi persaingan yang semakin
ketat dengan bangsa Iain di dunia. Kualitas manusia Indonesia tersebut
dihasi!kan melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari peran guru dalarn
mendidik siswanya. Guru memiliki andil yang besar dalarn merancang,
melaksanakan dan mengevaluasi proses belajar dan mengajar yang efektif dan
efisien. Agar proses balajar mengajar berjalan dengan baik, efektif dan efisien,
maka seorang guru harus mengelola kelasnya dengan baik.
Guru sebagai tenaga professional di bidang pendidikan, di sarnping
memaharni hal-hal yang bersifat filosofis dan konseptual, juga mengetahui dan
melaksanakan hal-hal yang bersifat teknis. Hal-ha! yang bersifat teknis ini
terutarna kegiatan mengelola kelas agar berhasil dalarn tugasnya di kelas,
maka dipersyaratkan memiliki kemarnpuan professional, personal dan sosial
yang terintegrasi dalarn kegiatan pengelolaan kelas. Dengan demikian dapat
dinyatakan pula bahwa seorang guru akan berhasil dalarn tugasnya apabila ia
menguasai dan terarnpil dalarn pengelolaan kelas.
Ukuran keberhasilan guru, secara sederhana ialah apabila siswa bertarnbah

gairah belajar, bila hasil belajar siswa meningkat, masyarakat menjadi mesra.
Ringkasnya bila kompetensi guru menjadi lebih baik dan wajar. Tentu, guru
akan meningkat prestasinya dan ha! ini mencerminkan pengelolan kelas yang
baik.
Pengelolaan kelas sangat penting untuk terciptanya suasana mengajar yang
kondusif, bukan hanya membantu guru dalarn proses belajar mengajar tetapi
yang lebih penting adalah menjadikan siswa mudah dalam belajar, merasa

7

sangat penting, karena ini merupakan masalah pokok yang dihadapi guru, baik
guru pemula maupun yang sudah berpengalaman.
Pengelolaan

kelas

merupakan

masalah

yang

kompleks.

Guru

menggunakannya untuk menciptakan dan memelihara belajar yang optimal
dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.
Keributan dalam kelas yang dapat mengganggu proses belajar mengajar,
biasanya berkembang dari hal-hal yang sangat kecil, oleh karena itulah guru
perlu mendeteksi secepat mungkin jangan sampai kejadian semula yang
diangap kecil per!ahan-lahan menjadi besar. Biasanya, manakala perubahan
tersebut telah terjadi, maka guru akan sulit mengembalikannya dalam keadaan
normal.
Kemampuan dalam memberikan pelajaran di kelas bagi seorang guru
tanpa disertai dengan kemampuan pengelolaan kelas menurut penulis ha! ini
kurang memberikan basil yang berarti terhadap belajar.
Walaupun keterampilan pengelolaan kelas secara teoritis sangat dimiliki
guru, namun dalam praktek di sekolah masih ada guru yang tidak peduli atau
tidak mampu melaksanakan pengelolaan. Hal ini boleh jadi disebabkan karena
adanya ketidak pedulian guru terhadap pengelolaan kelas, atau boleh jadi
kerana guru malas. Fenomena tersebut nampak pada beberapa kejadian yang
penulis amati ketika melakukan Praktek Profesi Keguruan Terpadu (PPKn di
MTs. Al-Falah III. Sebagai contoh, di Mts. Al-Falah III penulis mendapati
siswa yang kabur dari sekolah ketika istirahat, dan kejadian ini terulang tiga
kali. Menurut siswa tersebut, "guru di sekolah MTs Al-Falah III galak, proses
belajar mengajar membosankan, dan terlalu banyak hafalan".3 Bahkan penulis
mendapati guru yang mengajar tetapi meninggalkan muridnya di kelas setelah
memberikan tugas kemudian guru tersebut berada di kantor berbincangbincang dengan guru yang lain, dan ini terjadi beberapa kali.

8

Memperhatikan uraian di atas kaitannya dengan penelitian ini, maka
usaha-usaha tersebut tidak dapat mewujudkan pelaksanaan pengelolaan kelas
apabila semuanya tidak disertai dengan pengelolaan yang baik. Pengelolaan
disini adalah pengelolaan terhadap sumber daya pendidikan. Khususnya
bagaimana kemampuan guru atau pendidik dalam mengelola sumber daya
(siswa) di kelas. Dan hal ini memang meajadi permasalahan puncak dan
utama dalam kaitannya dengan perlunya peningkatan mutu pendidikan.
Untuk meningkatkan keberhasilan dalam proses belajar dan mengajar,
seorang guru harus mampu mengelola kelasnya atau mengatur kelasnya, dan
atas dasar uraian diatas, oleh karenanya penulis merasa tertarik untuk
melakukan sebuah penelitian tentang "Pelaksanaan Pengeloalaan

Kelas di MTs. Al-Falah III Jakarta".

B. Identifikasi Masalah
Masalah yang diteliti dapat diidentifikasi sabagai berikut :
1. Guru kurang memiliki keterampilan dalam pengelolaan kelas.
2. Sarana di Sekolah minim sehingga kurang mendukung pengelolaan
kelas.
3. Ruang kelas sempit sehingga pelaksanaan pengelolaan kelas tidak
berjalan dengan baik.
4. Pengawasan kepala sekolah terhadap guru dalam proses pembelajaran
masih rendah.
5. Suasana Iklim kelas, udara di dalam kelas yang panas dan
pencahayaan yang kurang berimplikasi kepada pengelolaan kelas tidak
berjalan secara optimal

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
tャセ@

____ ,_1

9

pada kegiatan-kegiatan Pengelolaan yaitu kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, penempatan penggerakan dan pengendalian.
b.

Di Mts. Al-Falah III penulis mendapati siswa yang kabur dari
sekolah ketika istirahat, dan kejadian ini terulang tiga kali.

c.

Penulis mendapati guru yang mengajar tetapi

meninggalkan

muridnya di kelas setelah memberikan tugas kemudian guru tersebut
berada di kantor berbincang-bincang dengan guru yang lain, dan ini
terjadi beberapa kali.

Dalam skripsi difokuskan kepada pengembangan pola-pola tingkah laku
siswa termasuk di dalamnya pengembangan hubungan interpersonal dan
iklim sosial emosional serta mengembangkan dan mempertahankan
organisasi kelas yang efektif dan efisien.

3. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah maka penulis merumuskan
masalabnya sebagai berikut :
Bagaimana pelaksanaan pengelolaan kelas di MTs. Al-Falah III Jakarta?

D. Manfaat penelitian
Secara rinci hasil penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut :
1.

Bahan masukan bagi para kepala sekolah dalam mengambil keputusan
yang berkenaan dengan peningkatan dan perbaikan pengelolaan sekolah
pada umumnya dan pengelolaan kelas pada khususnya.

2.

Bahan masukan bagi para guru dala.".ll meningkatkan kompetensinya,
terutama yang berkaitan dengan masalah pengelolaan kelas, terlebih lagi
kedudukannya sebagai administrator.

3.

Sebagai studi pendahuluan dalam bidang pengelolaan kelas. Melatih
berfikir ilmiah, menganalisis masalah melalui penelitian langsung oada

IO

syarat Wltuk memperoleh gelar sarjana pendidikan islam SI Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

11

BABU
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Pengelolaan kelas
Pengelolaan

kelas

merupakan

salah

satu

dari

sekian

banyak

keterampilan dasar yang harus dimiliki guru, baik pemula maupun
berpengalaman. Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan
kelas. Pengelolaan berasal dari kata "kelola", ditambah awal "pe" dan akhiran
"an".

Di dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa pengelolaan
berarti penyelenggaraan. Menurut Drs. Winarno Hamiseno sebagaimana
dikutip oleh Suharsimi Arikunto, mengelola berarti suatu tindakan yang
dimulai

dari

penyusunan

data,

merencanakan,

melaksanakan sampai dengan pengawasan dan penilaian.

mengorganisasikan,
1

Pendapat Drs. Winarno Hamiseno, menjelaskan bahwa pengelolaan
meliputi banyak kegiatan dari penyusunan sampai kepada penilaian, dan
semuanya itu menghasilkan suatu hasil akhir yang memberikan informasi bagi
penyelenggara kegiatan.
Selan dan Key berpendapat sebagaimana dikutip oleh Sudarwam
Danim

bahwa

pengelolaan

sebagai

proses

pengoordinasian

dan

pengintegrasian semua sumber, baik manusia, fasilitas maupun sumber daya
teknikal lain, untuk mencapai berbagai tujuan khusus yang ditetapkan.2
Berbeda dengan pendapat pertama, menurut Selan dan Key mengelola
adalah

sebuah

proses

yang

dikoordinasi

dan

diintegrasikan dengan

menggunakan berbagai sumber yang ada, baik itu manusia, fasilitas maupun

1

Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Ke/as dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif',

(Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1996), Cet. IV, h.7-8

13

Dari kedua pendapat di atas, kelas dapat didefinisikan sebagai tempat
atau ruang belajar sekelompok siswa, dimana siswa tersebut melakukan proses
pembelajaran bersama-sama.
Menurut Darwan Syah, kelas merupakan suatu kelompok orang yang
melakukan aktivitas belajar secara bersama-sama, dengan bimbingan dan
pengajaran dari guru. 7
Pendapat ini tidak jauh berbeda dari pendapat sebelumnya yaitu
sekelompok siswa belajar bersama ditempat yang sama dengan bimbingan dan
pengajaran oleh guru yang sama.
Menurut P. Purnomo kelas adalah ruang belajar (lingkungan fisik) dan
rombongan belajar (lingkungan sosio emosional). 8 Lingkungan fisik yaitu
ruangan, keindahan kelas, pengaturan tempat duduk, pengaturan sarana,
ventilasi dan pengaturan cahaya. Sedangkan lingkungan sosio emosional
meliputi tipe kepemipinan, sikap guru, suara guru, pembinaan hubungan baik
dan lain sebagainya.
Ada pendapat yang memandang kelas dari dua sisi, yaitu dalam arti
sempit dan luas, menurut Hadari nawawi sebagaimana dikutip Syaiful Bahri
Djamarah dan Aswam Zain mengungkapkan bahwa :
Kelas dalam arti sempit yakni, ruangan yang dibatasi oleh empat
dinding, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar
mengajar. Kelas dalam pengertian tradisional ini mengandung sifat statis
karena sekedar menunjuk pengelompokan siswa menurut tingkat
perkembangannya yang antara Iain didasarkan pada batas umur kronologis
masing-masing.
Kelas dalam arti luas, adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan
bagian dari masyarakat sekolah, yang sebagai satu kesatuan diorganisasi
meajadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
belajar mengajar yang kreatif. 9

7
8

Darwan syah, dkk, Perencanaan Sistem Pengajaran ..... ,h. 259
http://www.sabda.org/pepak/pustaka/030214

14

Sejalan dengan pengertian di atas, maka yang dimaksud kelas dalam
kaitannya dengan pembelajaran adalab ruangan yang digunakan oleh suatu
masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolab yang
sebagai suatu kesatuan diorganisir menjadi unit kerja yang secara dinamis
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan mengajar yang kreatif untuk mencapai
suatu tujuan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan babwa pengelolaan kelas
adalab persiapan kondisi yang optimal di dalam kelas agar proses belajar
mengajar dapat berlangsung dengan lancar. Untuk memperoleh gambaran
komperatif (perbandingan), berikut akan dirumuskan beberapa pengertian
pengelolaan kelas yaitu :
Menurut M. Uzer Usman Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru
untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. 10
Ditambabkan oleh J.J Hasibuan dan Moedjiono, baik dengan
mendisiplinkan ataupun melakukan kegiatan remedial.

cara

11

Pendapat di atas menjelaskan pengelolaan kelas adalab upaya guru
dalam memelihara kondisi belajar yang optimal, dan mengembalikan kondisi
tersebut jika terjadi keributan ataupun kekacauan di dalam kelas, dengan cara
mendisiplinlan siswa ataupun dengan kegiatan remedial. Pendapat inipun
diungkapkan oleh para abli pendidikan salab satunya AhJnad Sabri dalam
bukunya belajar mengajar dan micro teaching.
Menurut W. S. Winkel pengelolaan kelas adalab menciptakan dan
memperhatikan suasana di kelas yang membentuk siswa untuk dapat
berkonsentrasi dalam belajamya dan dengan demikian memperoleh hasil
belajar yang maksimai. 12
10

M. Uzer Usman, Menjadi Gum Profesional, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,

200:i), Cet. 17, h. 97
11

J. J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Be/ajar MenJ!aiar. CBandunQ: ptセ@

Rem•i•

15

Berbeda dengan pendapat sebelumnya pendapat ini mengungkapkan
bahwa pengelolaan kelas bukan hanya sekedar menciptakan suasana yang
kondusif di dalam kelas tetapi juga memperhatikan keadaan kelas, membentuk
siswa atau memotivasi siswa agar dapat berkonsentrasi dalam belajarnya
sehingga akan mendapatkan hasil belajar yang semaksimal mungkin.
Menurut Wardani pengelolaan kelas adalah keterampilan dalam
menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang optimal guna terjadinya
proses belajar mengajar yang serasi dan efektif. 13
Menurut J. M Cooper konsep modem tentang pengelolaan kelas adalah
seperangkat

kegiatan

guru

untuk

menciptakan,

memelihara,

dan

mempertahankan ketertiban suasana kelas menurut kriteria sepihak yang
ditetapkan oleh guru. 14
Definisi ini bersifat otoritatif, yaitu guru melakukan tugas utama
sebagai pencipta dan pemelihara suasana kelas agar tetap tertib, yang menjadi
ukuran keberhasilan dalam pengelolaan kelas di sini adalah kedisiplinan.
Berdasarkan pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa
pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab
kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai
kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang
diharapkan.

B. Tujuan Pengelolaan Kelas
Pembaharuan

yang

digalakkan

beberapa

puluh

tahun

lalu

menyebabkan timbulnya berbagai usaha pemikiran di berbagai bidang
pendidikan, seperti pembaharuan kurikulum, metode mengajar, media
pendidikan dan

13

lain

sebagainya.

Adanya pembaharuan

I. G. A. K. Wardani, Dasar-dasar Komunikasi dan Keternmnilnn n,..,.,. ..

ini

telah

AJ,,, ... "'",...;,..._

16

menimbulkan perubahan ukuran baik-buruk perihal kegiatan guru, siswa,
suasana kelas, dan banyak lagi ha! Iainnya.
Pengelolaan kelas sekarang pun mulai terasa perubahannya. Dahulu
kelas yang baik adalah kelas yang tenang. Guru tidak harus membuat
satuan

pelajaran.

Sekarang

guru

harus

mempersiapkan

pelajaran

sebelumnya. Di dalam kelas, siswa tidak harus duduk dengan diam, mereka
sekarang boleh ramai asal tertib mengerjakan tugasnya, demi tercapainya
tujuan belajar. Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa. Maka tugas
pekerjaan guru di kelas adalah "membantu siswa belajar", dengan mengatur
proses belajar mengajar serta menyediakan kondisi belajar yang optimal.
Guru tidak hanya seorang pengajar, tetapi juga seorang pengelola kelas.
Pengelolaan kelas yang dilakukan guru bukan tanpa tujuan. Karena
adanya tujuan itulah guru selalu berusaha mengelola kelas dengan baik,
walaupun kadang-kadang kelelahan fisik maupun pikiran dirasakan. Tanpa
pengelolaan kelas yang baik maka akan mengharnbat proses belajar
mengaJar.
Tujuan pengelolaan kelas ini adalah agar dapat mendorong siswa
mengembangkan tanggung jawab individu maupun klasikal dalarn
berperilaku yang sesuai dengan tata tertib serta aktivitas yang sedang
berlangsung, menyadari kebutuhan siswa, serta memberikan respon yang
positif terhadap perilaku siswa. 15
Tujuan pengelolaan kelas di disini agar tercipta suasana kelas yang
tertib, menyadari kebutuhan siswa serta memberikan respon yang positif
terhadap perilaku siswa. Berbeda dengan pendapat Arikunto.
Suharsimi Arikunto meajelaskan tujuan pengelolaan kelas adalah
agar setiap anak di kelas itu dapat bekerja dengan tertib sehingga segera
tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Sebagai indikator dari
sebuah kelas yang tertib adalah apabila :

17

a. Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang
terhenti karena tidak tahu akan tugas yang harus dilakukan atau tidak
dapat melakukan tugas yang diberikan kepadanya.
b. Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya
setiap anak akan bekerja secepatnya agar lekas menyelesaikan tugas
yang diberikan kepadanya. Apabila ada anak yang walaupun tahu dan
dapat melaksanakan tugasnya, tetapi mengerjakamya kurang bergairah
dan mengulur waktu bekerja, maka kelas tersebut dikatakan tidak
tertib. 16 ·
Dari pendapat di atas perbedaan antara a dan b adalah pada a anak
tidak tahu atau tidak mengerti akan tugas yag diberikan, dan pada b anak
tahu dan dapat, tetapi kurang semangat bekerja.
Menurut Sudirman N, sebagaimana dikutip oleh Syaiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zain tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah
terkandung dalam tujuan pendidikan. Secara umum tujuan pengelolaan
kelas adalah penyediaan fasi!itas bagi bermacam-macam kegiatan belajar
siswa dalam Iingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. 17
Tujuan ini bukan hanya sekedar menciptakan suasana kelas yang kondusif
dan tertib tetapi juga menyangkut pada kegiatan penyediaan fasilitas,
fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja
dengan penuh semangat, terciptanya suasana sosial, yang memberikan
kepuasan, suasana disiplin, tertib, perkembangan intelektual, emosional dan
sikap serta apresiasi pada siswa.
Lebih rinci Abdul Hadi menjelaskan bahwa tujuan pengelolaan kelas
adalah:
a.

b.

Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar
maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan siswa untuk
mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
Menghilangkan berbagai macam hambatan yang dapat menghalangi
terwujudnya interaksi pembelajaran, menyediakan dan mengatur
fasilitas belajar serta perabot belajar yang mendukung dan
memungkinkan siswa belajar sesuai dengan Iingkungan sosial,

19

mengembangkan

potensinya,

serta

dapat

menghilangkan

berbagai

hambatan yang terjadi ketika proses belajar mengajar berlangsung,
menyediakan dan mengatur fasilitas belajar yang mendukung dan
memungkinkan siswa belajar dengan baik, dan membantu siswa
mengetahui tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan
mengembangkan rasa tanggung jawab. menyadari kebutuhan. siswa dan
memiliki kemampuan dalam memberi petunjuk secara jelas kepada siswa.

c. Prinsip Pengelolaan Kelas
Dengan berubahnya tuntutan tentang ketertiban kelas, maka guru perlu
mengetahui bagaimana mengelola kelas dalam berbagai pelaksanaan metode
mengajar. Dewasa ini masih terjadi kesenjangan antara apa yang seharusnya
dilakukan dengan kenyataan yang seharusnya terjadi. Mereka masih
beranggapan bahwa tugas utamanya adalah mengajar dengan sebaik mungkin.
Melihat dari uraian sebelurnnya, nampak jelas bahwa seorang guru yang
ingin berhasil dalam tugasnya di kelas, maka dipersyaratkan untuk memiliki
kemampuan professional, personal dan sosial yang terintegrasi dalam kegiatan
pmgelolaan kelas. Guru hams mampu mengelola kelas yang kondusif untuk
belajar siswa. Pengelolaan fisik seperti tata ruang kelas, dan pengaturan tempat
duduk, relatif mudah, yang lebih sulit adalah upaya membina motivasi belajar,
kerjasama kelas, kompetisi yang sehat, tertib di dalam kelas, dan penanganan
siswa yang bersifat kbusus (bandel, pengacau kelas, badut kelas, minder, dan
lain-lain) Dalam menerapkan keterampilan mengelola kelas, perlu diingat 6
prinsip.
Menurut Ahmad Sabri, ada beberapa prinsip penggunaa.'l. kcterampilan
mengelola kelas, yaitu (1) kehangatan dan keantusiasan, (2) tantangan, (3)
bervariasi, (4) keluwesan, (5) penekanan pada hal-hal yang positif dan (6)
penanaman disiplin diri.20

20

Prinsip pengelolaan kelas menurut E. Mulyasa adalah kehangatan dan
kenatusissan, tantangan bervariasi, luwes, penekanan pada hal-hal yang positif,
dan penenaman disiplin diri. 21
Pendapat ini pun senada dengan pendapat sebelumnya, bahwa beberapa
prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah hangat dan
antusias, tantangan, bervariasi, keluwesan, penekanan pada hal-hal yang
positif, dan penenaman disiplin diri. 22
Begitupun menurut Syaiful bahri Djamarah, Aswan Zain, dan JJ. Hasibuan
mengungkapkan ha! yang serupa.
Berdasarkan pendapat di atsas maka prinsip pengelolaan kelas terdiri dari
6 prinsip yaitu kehangatan dan keantusiasan, tantangan, bervariasi, keluwesan,
penekanan pada hal-hal yang positif dan penanaman disiplin diri.

1. Kehangatan dan keantusiasan
Kehangatan dan keantusiasan guru dapat memudahkan terciptanya
iklim kelas yang menyenangkan yang merupakan salah satu syarat bagi
kegiatan belajar mengajar yang optimal.
Guru yang hangat dan akrab dengan siswa selalu menunjukkan
antusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya, dan guru akan berhasil
dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu
mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam
suasana yang menyenangkan untuk mencapai pengajaran. Juga hubungan
interpersonal yang baik antara guru dan siswa dan siswa dengan siswa
merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang
efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar
yang efektif.

22

6. Penanaman disiplin diri sendiri.
Pengembangan disiplin diri sendiri oleh siswa merupakan tujuan
akhir dari pengelolaan kelas. Untuk itu guru hams melaksanakan disiplin
diri sendiri, dan guru sendiri hendaknya menjadi contoh atau teladan
tentang pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab.
Guru mengupayakan agar siswa dapat mengembangkan disiplin
diri sendiri, karena itu, guru sebaiknya selalu mendorong siswa untuk
melaksanakan diri sendiri, dan menjadi tuntutan kepada guru untuk selalu
berdisiplin dalam segala ha! bila ingin siswanya ikut berdisiplin dalam
berbagai ha!.

D. Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas
Secara umum komponen keterampilan pengelolaan kelas dibagi
menjadi dua bagian, yaitu keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan
dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif), dan
keterampilan yang berhubungan pengembangan kondisi belajar yang optimal.
1.

Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan
kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif).
Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil
inisiatif dan mengedalikan pelajaran dengan cara menunjukan sikap
tanggap, memberi perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberi
petunjuk-petunjuk yang jelas, menegur, memberi penguatan, dan
kelancaran.
a. Sikap tanggap
Guru hams bersikap tanggap terhadap segala aktiv'itas
belajar dan kegiatafi siswa di kelas, perilaku siswa di kelas, baik
itu

perilaku

yang

mendukung

seperti

perhatian

siswa,

keantusiasan siswa, motivasi belajar yang tinggi dan lain
s・「。ァゥョカセ@

oeri}aku

VanQ" ュ・Zョカャセッ@

eo''"'"""t-t; セ@

. . . +; ....セZ@

エNM



Mセ

23

hadirkan agar siswa merasa bahwa guru benar-benar ada dan
hadir bersama siswa. Untuk memberikan kesan tanggap dapat
ditunjukkan dengan berbagai cara seperti berikut :
Menurut wardani dengan cara : memandang secara
seksama, mendekati, memberikan pernyataan atau memberi reaksi
terhadap gangguan dalam kelas.

23

Memandang secara seksama yaitu memperhatikan siswa,
mendekati siswa dan memberikan pernyataan kepada siswa yang
mengganggu keadaan kelas ataupun suasana di dalam kelas.
Teguran perlu dilakukan oleh guru untuk menggembalikan
keadaan kelas, karena kelas tidak selamanya akan tenang, pasti
ada gangguan. Teguran guru merupakan tanda bahwa guru ada
bersama siswa. Dan teguran haruslah diberikan pada saat yang
tepat dan sasaran yang tepat pula, sehingga dapat mencegah
meluasnya penyimpangan tingkah laku.
Menurut Wina Sanjaya, yaitu menjaga kontak mata, artinya
setiap saat guru perlu memperhatikan siswa melalui pandangan
secara terus menerus. Gerak mendekat, artinya perlu memberikan
perhatian khusus baik kepada individu maupun kepada kelompok.
Ini dimaksudkan untuk memberi kesan adanya perhatian guru
terhadap aktivitas siswa, sehingga terbangun suasana akrab dan
bersahabat.
Sedangkan menurut M. Uzer Usman, cara menunjukan
sikap tanggap itu adalah dengan memandang secara bersamasama untuk bercakap-cakap, bekerjasama, dan menunjukan rasa
persahabatan. Gerak mendekati di sini untuk menandakan
kesiagaan, minat, dan perhatian guru yang diberikan terhadap
tugas serta aktivitas siswa. Memberikan pernyataan yaitu
komentar

yang

baik,

maksudnya

komentar

yang

tidak

24

mengandung ancaman, dan memberi reaksi dalam bentuk teguran.
Hal ini dapat mencegah meluasnya penyimpangan tigkah laku
siswa.
Menurut JJ. Hasibuan, melalui sikap tanggap ini siswa
merasakan bahwa "guru hadir bersama dengan mereka" dan "tahu
apa yang mereka perbuat". Kesan ini dapat ditunjukkan dengan
cara memandang kelas secara seksama, gerak mendekati,
memberikan pernyataan dan memberikan reaksi terhadap
gangguan serta kekacauan siswa.24
Sikap ta

Dokumen yang terkait

Korelasi kemampuan akademik mahasiswa terhadap penyelesaian studi di program studi pendidikan fisika

0 6 65

Tingkat kepuasan mahasiswa terhadap layanan akademik fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan Universitas islan Negeri syarif Hidayatullah Jakarta

0 2 161

Periklanan berbasis multimedia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 4 70

Laporan penelitian bibliografi hasil penelitian dosen IAIN syarif Hidayatullah Jakarta, 1996

0 4 142

Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Mutu Layanan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3 29 73

Peningkatan hasil belajar wudhu siswa kelas VI MI Nurul Falah melalui penerapan metode demonstrasi. Skripsi, Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2014

0 8 98

Perilaku pencarian informasi dosen jurusuan komunikasi fakultas ilmu dakwah ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memenuhi kebutuhan berdakwah

0 12 0

Pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 21 0

Efektivitas Metode Diskusi dalam Pembelajaran Fiqih Mawaris di Jurusan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 4 97

Kepuasan Mahasiswa Terhadap Layanan Sarana dan Prasarana Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 3 97