DAFTAR ISI
Halaman PERSETUJUAN
i PERNYATAAN
ii PENGHARGAAN
iii ABSTRAK
v ABSTRACT
vi DAFTAR ISI
vii DAFTAR TABEL
x BAB I. PENDAHULUAN
1 1.1. Latar Belakang
1 1.2. Permasalahan
4 1.3. Tujuan
4 1.4. Manfaat
4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 5
2.1. Teori Umum Kayu 5
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2.2. Komposisi Kimia Kayu 5
2.2.1. Zat- zat Makromolekul 6
2.2.2. Zat- zat Berat Molekul Rendah 8
2.3. Proses Pembuatan Pulp 10
2.3.1. Pembuatan Pulp Mekanik 10
2.3.2. Pembuatan Pulp Semi Kimia 10
2.3.3. Pembuatan Pulp Kimia 11
2.4. Tahap- tahap Proses Pembuatan Pulp 14
2.4.1. Pemasakan Digester 14
2.4.2. Pencucian Washing 22
2.4.3. Pemutuhan Bleaching 23
2.4.4. Pulp Machine 23
2.5. Teori Tentang Bilangan Kappa 24
BAB III. METODOLOGI 25
3.1. Alat dan Bahan 25
3.1.1. Alat 25
3.1.2. Bahan 25
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
3.2. Cara Kerja di Lapangan 26
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
29 4.1. Hasil
29 4.2. Perhitungan
30 4.2.1. Perhitungan Jumlah Pemakaian Cairan Pemasak
30 4.2.2. Perhitungan Sulphidity
32 4.2.3. Perhitungan Untuk Pengujian Kappa Number
33 4.3. Pembahasan
36
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 37
5.1. Kesimpulan 37
5.2. Saran 38
DAFTAR PUSTAKA 39
LAMPIRAN 40
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1. Komposisi Bahan Kimia
9 Tabel 4.1. Data Pengamatan Pada Saat Proses Pemasakan Berlangsung
29 Tabel 4.2. Faktor Koreksi Nilai F = P x 2
34 Tabel 4.3. Data Pengaruh Sulphidity Terhadap Kappa Number
35
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Salah satu proses yang penting dalam pembuatan pulp adalah proses pemasakan serpihan kayu chip. Dimana tujuannya untuk memisahkan selulosa dan hemiselulosa
dari lignin dan zat ekstraktif. Besarnya sulphidity yang digunakan dalam proses pemasakan dapat mempengaruhi kualitas pulp yang dihasilkan. Karena banyaknya
sulphidity yang digunakan sangat berperan dalam proses penghilangan lignin pada saat pemasakan chip. Untuk mengetahui kadar yang masih tersisa pada pulp setelah proses
pemasakan dapat diketahui dengan penentuan bilangan kappa. Dari hasil analisa data yang diperoleh diketahui sulphidty yang besarnya 20,9 diperoleh kappa number
sebesar 7,3, sedangkan sulphidity yang lebih besar yaitu 23,4 maka bilangan kappa number yang diperoleh semakin rendah yaitu 4,8. Jadi, apabila sulphidity tinggi maka
bilangan kappa number semakin rendah, sebaliknya apabila sulphidity rendah maka bilangan kappa number yang diperoleh semakin tinggi.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
EFFECT OF KAPPA NUMBER ON SULPHIDITY CHIP IN UNIT COOKING DIGESTER PT. TOBA PULP LESTARI, Tbk PORSEA
ABSTRACT
One oftheimportantprocessesin the manufacture ofpulpis theprocess of cookingwood chipschip.
Where the goal istoseparate thecelluloseand hemicellulosefrom theligninandextractivesubstances. Sulphiditymagnitudeused inthe cooking processcan affectthe
quality ofpulpproduced. Since the numbersulphidityused to be veryinstrumental intheremoval ofligninduringcookingchips. Todetermine levelsremaining in thepulpafterthe cooking processcan
be determined bydetermining thekappanumber. From the analysis ofdata
obtainedsulphidtyknownthatthe amount of20.9obtaineda kappanumberof 7.3, whereasthe largersulphiditynamely23.4, the kappanumberobtained bythe lowernumberis4.8.
So, ifsulphiditykappanumberhigher thenthe lower thenumber,
otherwiseifitsulphiditylowkappanumberobtainedthe highernumber.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN