6 kemampuan siswa dalam bercerita dengan urutan yang baik dan mendapat
pengalaman dalam menggunakan metode pembelajaran. b Bagi Siswa, mMendapat motivasi belajar bercerita dengan urutan yang baik dan
mendapatkan pembelajaran yang sesuai tingkat perkembangannya. c Bagi Sekolah, sebagai kegiatan pembelajaran kemampuan bercerita dengan urutan
yang baik dan hasil penelitian ini sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya, yaitu penelitian yang berhubungan dengan kemampuan bercerita dengan
urutan yang baik.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di kelas VII F SMP Negeri 1 Karangmalang Kabupaten Sragen. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester II tahun
pelajaran 20132014 antara bulan Agustus 2013 sampai dengan bulan Oktober 2013.
Subjek penelitian ini adalah adalah guru kelas VII F di SMP Negeri 1 Karangmalang Sragen dan siswa kelas VII F SMP Negeri 1 Karangmalang
Sragen Tahun Pelajaran 20132014 yang berjumlah 34 siswa, yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Penelitian ini menggunakan
metode pendekatan Penelitian Tindakan Kelas PTK yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan
penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran. Data yang dikumpulkan berupa informasi tentang kemampuan
bercerita, serta kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran.
Prosedur penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart yang didasarkan atas konsep pokok bahwa penelitian tindakan terdiri dari
empat komponen pokok, yaitu: 1.
Perencanaan atau planning 2.
Tindakan atau acting 3.
Pengamatan atau observing 4.
Refleksi atau reflecting
7 Teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut: 1
Observasi, untuk mempermudah observer melakukan pengamatan dan observasi tertruktur sesuai dengan masalah yang diteliti. 2 Dokumentasi,
digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan awal kemampuan bercerita siswa yang diambil dari nilai ulangan harian kelas VII F SMP Negeri
1 Karangmalang Sragen. 3 Tes, untuk mengetahui kemampuan bercerita yang menitikberatkan pada segi penerapan pada akhir pembelajaran setiap siklus.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari hal-hal sebagai berikut: Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Observasi
Siswa, dan Lembar Observasi Guru. Teknik analisis data dianalisis secara deskriptif komparatif, yakni
dengan meningkatnya kemampuan bercerita antar siklus. Yang dianalisis adalah kemampuan bercerita siswa sebelum menerapkan media gambar seri;
dan nilai tes unjuk kerja tes berbicara siswa setelah menerapkan media gambar seri; sebanyak dua siklus. Kemudian, data yang berupa kemampuan
bercerita antarsiklus tersebut dapat diketahui peningkatannya hingga hasilnya dapat mencapai batas ketercapaian atau indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan. Indikator pencapaian dalam penelitian ini ditetapkan: nilai kemampuan
bercerita mendapat 65 atau lebih sebagai batas tuntas pembelajaran berbicara Bahasa Indonesia dan dicapai oleh minimal 80 dari keseluruhan siswa.
Penetapan indikator pencapaian ini disesuaikan dengan kondisi sekolah, seperti batas minimal nilai yang dicapai dan ketuntasan belajar bergantung
pada guru kelas yang secara empiris tahu betul keadaan murid-murid di kelasnya sesuai dengan KTSP.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN