UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI BERCERITA DENGAN MEDIA GAMBAR.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI BERCERITA DENGAN MEDIA GAMBAR
(Penelitian Tindakan Kelas Anak Kelompok A di Pos Paud Al-Ikhlas Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh Cucu Kusmiati
1010059
PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI BERCERITA DENGAN MEDIA GAMBAR (Penelitian Tindakan Kelas Anak Kelompok A di Pos Paud Al-Ikhlas
Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung) Oleh
Cucu Kusmiati 1010059
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I
Dr. Aan Listiana, M.Pd NIP :19720803 200112 2 001
Pembimbing II
Leli Kurniawati, S.Pd, M.Mus NIP : 132252248
Diketahui oleh
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Ocih Setiasih, M.Pd NIP : 19600707 198601 2 001
(3)
LEMBAR PENGESAHAN Cucu Kusmiati
1010059
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI BERCERITA DENGAN MEDIA GAMBAR (Penelitian Tindakan Kelas Anak Kelompok A di PosPaud
Al-IkhlasKecamatanArjasariKabupaten Bandung) Disetujui,
Penguji I
Hj. Cucu Eliyawati, M.Pd NIP: 197010221998022001
Penguji II Penguji III
Euis Kurniati, M.Pd dr. Nur Faizah Romadona, M.Kes NIP: 197706112001122002 NIP: 19701129200312200
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pedagogik
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Ocih Setiasih, M.Pd NIP: 196007071986012001
(4)
(5)
i
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN……… i
ABSTRAK……….... ii
KATA PENGANTAR ……….……… iii
UCAPAN TERIMA KASIH………. iv
DAFTAR ISI ……… v
DAFTAR TABEL……… viii
DAFTAR GAMBAR……… x
DAFTAR GRAFIK……….. xi
BAB I PENDAHULUAN ………..………. 1
A. Latar Belakang Masalah ……… 1
B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya ….………. 5
C. Tujuan Penelitian….……… 5
D. Manfaat Hasil Penelitian ....……… 6
E. Sistematika Penulisan Skripsi………. 7
BAB II KAJIANTEORI A. Konsep Perkembangan Bahasa ………. 9
1. Perkembangan Bahasa………... 9
2. Karakteristik Bahasa………. 11
3. Bentuk dan Fungsi Bahasa……… 13
B. Konsep Perkembangan Berbicara Pada Anak …..……… 14
1. Pengertian Berbicara………. 14
2. Tugas Utama Dalam Belajar Berbicara………. 17
3. Tujuan Berbicara……… 23
4. Ukuran Kemampuan Berbicara Anak……… 24
5. Prinsip –Prinsip Berbicara Anak……….. 25
C. Konsep Metode Bercerita..………..………... 26
1. Pengertian Bercerita………. 26
2. Cerita Yang Sesuai dengan Perkembangan Anak……… 28
(6)
ii
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Bentuk –Bentuk Metode Bercerita Untuk Anak………. 30
5. Tujuan Bercerita………... 31
6. Manfaat Metode Bercerita………. ... 31
7. Kelebihan dan Kekurangan Metode Bercerita……….. 32
D. Konsep Bercerita Dengan Media Gambar Seri……….. 33
1. Pengertian Bercerita dengan Media Gambar Seri……… 33
2. Jenis –Jenis Cerita Bergambar………. 34
3. Elemen – Elemen Cerita Bergambar……… 34
4. Fungsi Media Gambar dalamPembelajaran………. 35
5. Ketentuan Bercerita dengan Gambar Seri……… 36
6. Penerapan Cerita Gambar Seri di Taman Kanak –Kanak…………... 36
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN………. 38
A. Metodologi dan Pendekatan ..……… 38
B. Penelitian Tindakan Kelas …………....……… 38
C. Lokasi dan Subjek Penelitian ..……… 38
D. Desain Penelitian...………. 39
E. Penjelasan Istilah……… 42
F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ..……… 43
1. Teknik Pengumpulan Data……….. 43
2. Instrumen Penelitian……… 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 56
A. Data Hasil Penelitian……….……… 56
1. Kondisi Objektif Tempat Penelitian……… 56
a. Profil Guru Pos Paud Al-Ikhlas………. 57
b. Profil Anak Pos Paud Al- Ikhlas Yang Menjadi Subjek Penelitian………... 57
c. Kegiatan Pembelajaran di Pos Paud Al-Ikhlas……….. 58
2. Kemampuan Berbicara Anak di Pos Paud Al-Ikhlas Sebelum Menggunakan Media Visual Gambar Seri……….. 59 3. Penggunaan Media Visual Gambar Seri untuk Meningkatkan
(7)
iii
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Al-Ikhlas Arjasari……… 64
a. Pelaksanaan Siklus I ………….……… 64
b. Pelaksanaan Siklus II…………..……….. 80
c. Pelaksanaan Siklus III……….. 95
B. Pembahasan………109
1. Kondisi Objektif Proses Pembelajaran……… 109
2. Implementasi Penggunaan Media ……….. 110
3. Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak………. 112
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……… 117
A. Kesimpulan………...117
B. Rekomendasi……….117
DAFTAR PUSTAKA .……… 119
(8)
iv
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perkembangan Berbicara Anak ……….. 22
Tabel 3.1 Pedoman Observasi Kemampuan Berbicara Anak ……… 44
Tabel 3.2 Pedoman Observasi Aktivitas Guru ………... 45
Tabel 3.3 Pedoman Observasi Tentang Pembelajaran ………... 46
Tabel 3.4 Catatan Anekdot Tentang Proses Pembelajaran ……… 47
Tabel 3.3 Catatan Lapangan Proses Pembelajaran ………. 48
Tabel 3.6 Pedoman Wawancara Dengan Guru ……….. 49
Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berbicara Anak ………. 51
Tabel 3.8 Daftar Rekap Perkembangan Kemampuan Berbicara Anak ………….. 54
Tabel 4.1 Profil Guru Pos Paud Al-Ikhlas ……….. 57
Tabel 4.2 Data Anak Yang Menjadi Subjek Penelitian ……….. 58
Tabel 4.3 Alokasi Waktu Pembelajaran di Pos Paud Al-Ikhlas ……….. 59
Tabel 4.4 Kemampuan Berbicara Anak Sebelum Menggunakan Media …………. 60
Tabel 4.5 Data Rekap Hasil Observasi Kemampuan Anak (Pra Siklus)…………. 61
Tabel 4.6 Presentase Kategori Pra Siklus……… 62
Tabel 4.7 Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Pada Siklus I ……….. 75
Tabel 4.8 Data Rekap Hasil Observasi Kemampuan Anak Pada Siklus I ……….. 76
Tabel 4.9 Presentase Kategori Pada Siklus I ……….. 77
Tabel 4.10 Pedoman Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I ………. 79
Tabel 4.11 Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Pada Siklus II ………. 89
Tabel 4.12 Data Rekap Hasil Observasi Kemampuan Anak Pada Siklus II ……… 90
Tabel 4.13 Presentasi Kategori Pada Siklus II ………. 91
Tabel 4.14 Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus II ……….. 94
Tabel 4.15 Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Pada Siklus II I……… 104
(9)
v
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.17 Presentase Kategori Pada Siklus III ……….. 106 Tabel 4.18 Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus III ………….…….. 108 Tabel 4.19 Perolehan Data Pra Siklus dan Perbandingan dari setiap Siklus ……… 114
(10)
vi
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Model Dasar PTK Good dan Travers....……… 40
Gambar 4.1 Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus I....……… 67
Gambar 4.2 Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus I...……… 68
Gambar 4.3 Cover Gambar Seri …..……… 69
Gambar 4.4 Gambar Seri kesatu Siklus I……… 70
Gambar 4.5 Gambar Seri kedua Siklus I ……….………. 71
Gambar 4.6 Gambar Seri ketiga Siklus I……….………. 72
Gambar 4.7 Gambar Seri keempat Siklus I .………. 73
Gambar 4.8 Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus II ……….. 82
Gambar 4.9 Cover Gambar Seri Siklus II ……… 83
Gambar 4.10 Gambar Seri kesatu Siklus II……… 84
Gambar 4.11 Gambar Seri kedua Siklus II ……….……… 85
Gambar 4.12 Gambar Seri ketiga Siklus II……….………. 86
Gambar 4.13 Gambar Seri keempat Siklus II.………. 87
Gambar 4.14 Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus III ……….. 97
Gambar 4.15 Cover Gambar Seri Siklus III ……… 98
Gambar 4.16 Gambar Seri kesatu Siklus III ……… 99
Gambar 4.17 Gambar Seri kedua Siklus III ……….……… 100
Gambar 4.18 Gambar Seri ketiga Siklus III ……….……… 101
Gambar 4.19 Gambar Seri keempat Siklus III .……… 102
(11)
vii
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Kemampuan Berbicara Anak Pra Siklus …....……… 63
Grafik 4.2 Peningkatan Kemampuan Berbicara Siklus I ……… 77
Grafik 4.3 Peningkatan Kemampuan Berbicara Siklus II ………. 92
Grafik 4.4 Peningkatan Kemampuan Berbicara Siklus III ………. 107
(12)
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI BERCERITA DENGAN MEDIA GAMBAR (Penelitian Tindakan Kelas Anak Kelompok A di Pos Paud Al-Ikhlas
Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung) Cucu Kusmiati
1010059
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan kemampuan berbicara anak kelompok A di Pos Paud Al-Ikhlas melalui cerita dengan media gambar. Fokus penelitian adalah : 1) bagaimana kondisi objektif pengembangan bahasa, khususnya kemampuan berbicara di Pos Paud Al-Ikhlas; 2) bagaimana implementasi penggunaan media gambar di Pos Paud Al-Ikhlas; 3) bagaimana perkembangan kemampuan berbicara anak di Pos Paud Al-Ikhlas setelah menggunakan media gambar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari bagaimana peningkatan kemampuan berbicara anak kelompok A di pos Paud Al-Ikhlas melalui bercerita dengan media gambar, memperoleh data mengenai tingkat kemampuan berbicara anak setelah diterapkannya metode bercerita dengan menggunakan media gambar.Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian tindakan kelas bertipe kemitraan atau penelitian kolaboratif. Data yang dikumpulkan berupa data kualitatif dengan menggunakan beberapa instrument, yaitu: observasi, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Sedangkan yang menjadi subjek penelitian yaitu anak kelompok A di Pos Paud Al-Ikhlas dengan jumlah 15 orang, terdiri dari 11 orang anak perempuan dan 4 oarng anak laki – laki. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa melalui penggunaan media gambar dalam kegiatan pembelajaran, kemampuan berbicara anak mengalami peningkatan terlihat dari kemampuan anak dalam menceritakan pengalaman secara sederhana, menjawab pertanyaan sederhana, dapat mengulang perkataan yang diucapkan guru, dan dapat mengurutkan dan menceritakan kembali isi gambardengan lebih baik. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil observasi selama tiga siklus dan tiga kali tindakan.Setiap siklus melakukan analisis dan dan melakukan perbaikan terhadap siklus berikutnya.Berdasarkan hasil penelitian kualitas pengembangan kemampuan berbicara anak setelah adanya tindakan berupa penggunaan media gambar mulai meningkat dilihat berdasarkan tabel kemampuan berbicara anak mengalami peningkatan yang signifikan. Rekomendasi bagi guru, dalam kegiatan pembelajaran berbahasa khususnya berbicara hendaknya menggunakan media yang menarik serta sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak, sedangkan bagi peneliti selanjutnyaagar dapat mengangkat kembali permasalahan yang ada tetapi dengan metode, teknik, strategi dan media yang lain serta tindakan yang berbeda agar dapat memberi masukan atau temuan – temuan baru khususnya dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak.
Kata Kunci : Kemampuan Berbicara Anak, Teknik Bercerita dengan Media Gambar
(13)
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
(14)
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangan, bahasa anak sebagai alat atau media komunikasi telah dimulai sejak lahir. Bentuk bahasa atau prabicara yang paling sederhana dan digunakan pada masa bayi dengan “menangis” untuk mengungkapkan perasaan dirinya kepada orang lain, kemudian berkembang dalam bentuk “celoteh” dengan cara mengeluarkan bunyi yang belum jelas, dilanjutkan dengan menggunakan isyarat melalui gerakan anggota badan yang berfungsi sebagai pengganti atau pelengkap bicara. (Dhieni dkk, 2006: 3.3).
Apabila anak sudah siap atau matang untuk belajar berbicara, maka sebaiknya tidak lagi menggunakan bentuk komunikasi prabicara karena akan menghambat perkembangan belajar berbahasa anak, sekaligus merugikan penyesuaian pribadi dan sosial anak. Anak dikatakan siap atau matang berbicara dan belajar bahasa apabila aspek motorik bicara (koordinasi otot bicara), dan aspek mental bicara (kemampuan berpikir) anak sudah mulai berfungsi dengan baik. Berbicara atau kegiatan berbahasa lainnya merupakan keterampilan yang dapat dipelajari.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini pada lingkup perkembangan Bahasa (Mengungkapkan Bahasa/Berbicara) pada anak usia 4-5 tahun Tingkat Pencapaian Perkembangannya adalah:
(1) mengulang kalimat sederhana, (2) menjawab pertanyaan sederhana, (3) mengungkapkan perasaan dengan kata sifat (baik, senang, nakal, pelit, baik hati, berani, baik, jelek, dsb), (4) menyebutkan kata-kata yang dikenal, (5) mengutarakan pendapat kepada orang lain, (6) menyatakan alasan terhadap sesuatu yang diinginkan atau ketidaksetujuan, (7) menceritakan kembali cerita/dongeng yang pernah didengar.
Kemampuan mengungkapkan bahasa khususnya dalam berbicara harus dimiliki oleh seorang anak usia 4-5 tahun seperti yang tercantum pada
(15)
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Permendiknas No 58 Tahun 2009. Anak harus memiliki kemampuan berbahasa khususnya berbicara karena itu merupakan alat komunikasi yang penting bagi setiap orang. Melalui berbicara seseorang atau anak akan dapat mengembangkan kemampuan sosialnya dengan orang lain. Anak dapat mengekspresikan pikirannya menggunakan bahasa (berbicara) sehingga orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak.
Komunikasi antar anak dapat terjalin dengan baik dengan bahasa sehingga anak dapat membangun hubungan dengan orang lain, tidak mengherankan bahwa bahasa dianggap sebagai salah satu indikator kesuksesan seorang anak. Anak yang dianggap lebih banyak berbicara, kadang merupakan cerminan anak yang cerdas.
Pada saat ini di beberapa lembaga Pendidikan Anak Usia Dini dalam proses pembelajarannya lebih berorientasi pada akademik dimana lebih mengutamakan segi penguasaan pengetahuan dan keterampilan membaca, menulis, dan berhitung. Fenomena tersebut dipertegas oleh Harian Pikiran Rakyat edisi 17 Februari 2001 dalam Rusli (2005:8) bahwa menurut penuturan beberapa guru Taman kanak apabila di Taman Kanak-kanak tidak mengajarkan membaca, menulis dan berhitung maka Taman Kanak-kanak tersebut dianggap tidak bermutu.
Memperkuat hasil penelitian tersebut di atas, berdasarkan hasil observasi awal yang penulis lakukan di Pos Paud Al-Ikhlas pada semester ganjil yang berlokasi di Kp. Arjasari Desa Arjasari Kec. Arjasari Kab. Bandung, hampir semua anak ketika guru mengajak kedepan untuk menceritakan pengalamannya secara sederhana tidak ada yang mau, hanya ada 1 anak yang berani kedepan dan berbicaranya lancar. Anak yang lain kalaupun dipaksa dengan cara dibujuk agar mau kedepan berbicaranya banyak yang belum lancar ,kata – katanya terbata – bata , banyak yang mengulang pertanyaan yang diajukan oleh guru, belum jelas dalam pengucapan beberapa huruf konsonan (cadel), selain itu juga dari faktor kinerja guru pembelajaran pada umumnya berpusat pada guru, kurangnya kreatifitas guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Begitu pula dalam
(16)
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengembangan kemampuan berbahasa khususnya dalam pengembangan keterampilan berbicara anak, masih terlihat kaku. Dalam melakukan suatu kegiatan pembelajaran jarang sekali guru menyediakan media yang menarik bagi anak, dan juga guru tidak bisa memilih metode yang tepat untuk digunakan, kurangnya kreatifitas guru dalam menggunakan media dan sumber belajar sehingga anak terlihat bosan dan pada akhirnya guru banyak mendominasi pembicaraan. Guru banyak menggunakan metode ceramah tanpa alat peraga yang membuat anak menjadi asyik sendiri dengan teman-temannya.
Kondisi seperti ini tidak bisa dibiarkan karena akan mengakibatkan keterampilan berbicara anak menjadi kurang berkembang. Hal ini dapat dilihat dari ketidakmampuan anak ketika mengungkapkan gagasan atau pendapat secara lisan disaat guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran saat itu, hanya delapan dari 20 anak yang mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, anak juga kurang memiliki kemampuan dalam menceritakan pengalamannya secara sederhana. Padahal seperti yang kita ketahui, keterampilan berbicara merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki anak sebelumnya dapat terampil dalam berbagai ragam keterampilan bahasa lainnya. Seharusnya guru memiliki inisiatif untuk menggunakan salah satu media atau metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara anak. Data selengkapnya tentang fenomenal yang digambarkan diatas dapat dilihat pada lampiran berikutnya.
Berkenaan dengan paparan diatas, keterampilan berbicara merupakan hal yang perlu dikembangkan sejak dini. Agar keterampilan berbicara anak berkembang dengan baik maka guru di Pendidikan Anak Usia Dini perlu memberikan stimulus melalui latihan menyimak serta merangsang anak untuk dapat mengembangkan keterampilan berbicaranya.
Menurut Rusli (2003), kelancaran berbicara harus diupayakan sejak dini, karena dengan lancarnya berbicara anak dapat menjaga kondisi berhubungan dengan orang lain baik di lingkungan sekolah, keluarga maupun
(17)
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lingkungan masyarakat. Dengan demikian, guru Pendidikan Anak Usia Dini dituntut untuk berupaya agar anak didiknya memiliki kelancaran berbicara melalui pemilihan dan penggunaan strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan usia anak.
Banyak metode dan media yang dapat digunakan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran tersebut, tetapi peneliti akan mencoba menggunakan metode bercerita dengan media yaitu gambar. Peneliti memilih metode dan media ini karena gambar memiliki beberapa kelebihan diantaranya bersifat konkrit, artinya gambar tersebut dapat menerjemahkan konsep atau gagasan yang abstrak menjadi lebih realistis. Menurut Edgar Dale (Sudjana:72), gambar dapat mengubah tahap-tahap pengajaran, dari lambang kata (verbal symbolis) beralih kepada tahapan yang lebih konkrit yaitu lambang visual (visual symbolis).
Mengacu pada pendapat diatas, gambar sangat cocok digunakan untuk anak usia taman kanak-kanak sebab pada prinsipnya bahan ajar yang dipandang cocok bagi anak adalah yang sederhana, konkrit, nyata sesuai dengan kehidupan anak. (Solehudin : 2000:92).
Melalui metode bercerita dengan media gambar ini diharapkan anak dapat termotivasi untuk berbicara mengemukakan pendapat dan memberikan komentar mengenai gambar yang dilihatnya. Media gambar ini dijadikan stimulus dalam metode bercerita agar keterampilan berbicara anak di Pos Paud Al-Ikhlas dapat meningkat. Dengan demikian diharapkan suasana belajar dapat tercipta dengan baik dan tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.
Berdasarkan latar belakang masalah yang terjadi di Pos Paud Al-Ikhlas yang telah dikemukakan diatas, penulis tertarik untuk meneliti secara langsung penerapan melalui metode bercerita dengan media gambar sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman anak dalam hal berbicara. Penulis menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan judul
“UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
(18)
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode bercerita menjadi pilihan karena dengan bercerita anak akan termotivasi untuk berbicara secara tidak langsung. Dan selain itu dengan menggunakan metode bercerita akan banyak sekali manfaatntya khususnya untuk anak, kegiatan bercerita ini selain untuk membantu perkembangan bahasa anak, juga dapat membangun hubungan yang erat antara guru dan anak. Melalui bercerita, guru berinteraksi secara akrab dan penuh kasih sayang dengan anak-anak. Penelitian Ferguson (Solehuddin, 2000:92) pun menunjukkan bahwa anak-anak yang dibacakan kepada mereka cerita-cerita semasa di TK memperoleh skor lebih tinggi dalam tes keterampilan membaca dari pada anak-anak lainnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah diuraikan pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini penulis uraikan sebagai berikut: 1 Bagaimana kondisi objektif kemampuan berbicara anak kelompok A
sebelum menggunakan metode bercerita dengan media gambar di Pos Paud Al-Ikhlas?
2 Bagaimana penerapan metode bercerita dengan media gambar di Pos Paud Al-Ikhlas dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak di kelompok A?
3 Bagaimana tingkat kemampuan berbicara anak kelompok A, setelah diterapkannya metode bercerita dengan media gambar di Pos Paud Al-Ikhlas?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini bertujuan untuk mempelajari bagaimana peningkatan kemampuan berbicara anak kelompok A di Pos Paud Al-Ikhlas melalui metode bercerita dengan media gambar. Tujuan umum tersebut dapat dijabarkan menjadi tujuan khusus sebagai berikut:
1. Mengetahui kondisi objektif kemampuan berbicara anak kelompok A di Pos Paud Al-Ikhlas
(19)
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Mengetahui bagaimana penerapan metode bercerita dengan media gambar di pos Paud Al-Ikhlas dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak kelompok A
3. Memperoleh data mengenai tingkat kemampuan berbicara anak kelompok A setelah diterapkannya metode bercerita dengan media gambar di pos Paud Al-Ikhlas
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaaat baik secara teoritis maupun praktis terhadap kemampuan berbicara anak kelompok A di Pos Paud Al-Ikhlas melalui metode bercerita dengan media gambar.
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang cukup signifikan sebagai masukan pengetahuan atau literature ilmiah yang dapat dijadikan bahan kajian bagi para insan akademik yang sedang mempelajari ilmu Pendidikan Anak Usia Dini, khususnya mengenai peningkatan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media gambar.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Bagi Peneliti
1) Mampu mengidentifikasi kondisi objektif kemampuan berbicara anak di Pos Paud Al-Ikhlas.
2) Menambah wawasan mengenai metode bercerita dengan media gambar di Pos Paud Al-Ikhlas.
b. Bagi Guru
1) Memberikan gambaran mengenai cara mengembangkan kemampuan berbicara anak usia dini.
(20)
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Memberikan alternatif penerapan metode pembelajaran yang menyenangkan bagi anak usia dini dalam meningkatkan kemampuan berbicara.
c. Bagi Siswa
1) Memberikan pengalaman dan wawasan baru bagi anak dalam meningkatkan kemampuan berbicara
2) Menambah kosa kata anak
3) Meningkatkan motivasi anak dalam berbicara d. Bagi Kepala Sekolah
Hasil penelitian dapat dijadikan bahan pertimbangan serta rujukan dalam menentukan kebijakan dan program dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.
e. Bagi Orang Tua
Dapat memberikan kesempatan kepada putra-putrinya dalam meningkatkan kemampuan berbicara melalui metode bercerita dengan media gambar.
E. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yaitu:
1. Bab I Pendahuluan, yang didalamnya terdapat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian yang ditujukan baik untuk anak, guru maupun lembaga penyelenggara Pendidikan Anak Usia Dini dan Sistematika Penulisan Skripsi.
2. Bab II Kajian Teori, yang berisi teori – teori yang terkait, dalam penelitian ini tentang Konsep Perkembangan Bahasa, Konsep Perkembangan Berbicara Pada Anak, Konsep Metode Bercerita, Konsep Bercerita Dengan Media Gambar.
3. Bab III Metodologi Penelitian, yang didalamnya memuat tentang Metodologi dan Pendekatan, Penelitian Tindakan Kelas, Lokasi dan Subjek Penelitian, Desain Penelitian, Penjelasan Istilah, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian.
(21)
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Untuk hasil penelitian meliputi gambaran umum kondisi lapangan, kemampuan berbicara anak sebelum menggunakan media gambar, proses pelaksanaan tindakan, dan peningkatan kemampuan berbicara anak setelah menggunakan media gambar. Pembahasan berisi kondisi objektif proses pembelajaran dilapangan, implementasi penggunaan media gambar dalam upaya meningkatkan kemampuan berbicara anak, peningkatan kemampuan berbicara anak setelah menggunakan media gambar.
5. Bab V merupakan kesimpulan dari hasil penelitian dan rekomendasi bagi kepala sekolah, bagi guru dan bagi peneliti selanjutnya.
(22)
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi dan Pendekatan
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Metode ini menjadi pilihan karena bertujuan untuk memperbaiki praktik pengajaran dalam pendidikan.
Adapun yang menjadi pertimbangan digunakannya PTK. pertama, penelitian tindakan kelas merupakan suatu metode dan proses untuk menjembatani antara teori dan praktik atau dengan kata lain adannya kontribusi peneliti terhadap permasalahan yang dihadapi dengan menggunakan teori-teori yang dimilikinya. Kedua, penelitian tindakan kelas dapat mengkaji permasalahn secara praktis, bersifat situsional serta bertujuan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam memecahkan masalah yang dihadapi khususnya dalam upaya meningkatkan kemampuan berbicara anak yang terjadi di Pos Paud Al-Ikhlas melalui metode bercerita dengan media gambar. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan pembelajaran peneliti menggunakan metode PTK.
B. Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan efek langsung terhadap permasalahan yang terjadi di Pos Paud Al-Ikhlas , juga menjadi solusi dari permasalahan yang dihadapi, melalui cara ini diharapkan dapat terjadi peningkatan kemampuan berbicara anak melalui bercerita dengan media gambar.
C. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di Pos Paud AL-IKHLAS yang berada di Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung. Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subjek penelitian adalah anak kelompok A
(23)
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang berjumlah 15 anak yang terdiri dari 11 perempuan dan 4 laki-laki, dengan usia berkisar antara 4-5 tahun.
Peneliti memilih Pos Paud Al-Ikhlas sebagai tempat penelitian dikarenakan kemampuan berbicara anak di sekolah tersebut dinilai masih kurang berkembang.
D. Desain Penelitian
Pelaksanaan penelitian yang dilaksanakan menggunakan beberapa siklus secara bertahap. Tahapan dalam setiap siklus akan dievaluasi dan dianalisis untuk mengetahui sejauh mana dampak dari pemberian metode yang diberikan agar menjadi pembanding untuk siklus selanjutnya.
Penelitian tindakan kelas model siklus ini terdiri dari komponen: (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (action), (3) pengamatan
(observing), (4) refleksi (reflecting), selanjutnya akan diikuti dengan siklus berikutnya. Siklus ini akan dilaksanakan secara kontinyu sampai peneliti menemukan solusi yang dapat mengubah proses pembelajaran kearah yang lebih optimal sehingga permasalahan yang terjadi dapat diperbaiki dan diselesaikan dengan optimal. Untuk lebih jelas, siklus tindakan yang akan dilkukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
PERENCANAA
N
PENGAMATA
(24)
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1
Model Dasar PTK Good dan Travers (Sanjaya W,2010:48)
Berikut ini adalah penjelasan dari gambar diatas: 1. Perencanaan (Planning)
Peneliti dan guru berkolaborasi merencanakan membuat skenario pembelajaran, membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH), mempersiapkan alat-alat penunjang kegiatan penelitian media dan metode yaitu bercerita dengan media gambar, merencanakan waktu yang akan dimulai hari Selasa tanggal 6 Mei 2014, dan lamanya penelitian direncanakan selama 3 minggu. 2. Tindakan (Acting)
Tahap ini adalah tahap implementasi atau penerapan dari perencanaan tindakan yang telah dirancang sebelumnya yaitu: (1) Menerapkan metode bercerita dengan media gambar untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak, (2) Lamanya waktu adalah 3 minggu dengan melakukan dua kali tindakan, (3) Kegiatan penelitian dilaksanakan di dalam kelas sesuai dengan waktu yang telah direncanakan, (4) Guru sebagai peneliti dan didampingi
REFLEKSI SIKLUS I
PELAKSANAAN
PERENCANAA
N
PENGAMATA
N
REFLEKSI SIKLUS II
(25)
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
oleh teman sejawat dalam melaksanakan kegiatan penelitian sehingga dapat menghasilkan pembelajaran yang sesuai harapan, sedangkan anak mengikuti kegiatan bercerita dengan media gambar yang telah direncanakan oleh peneliti untuk mengetahui sejauh mana kemampuan berbicara anak.
3. Pengamatan (Observasi)
Kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui : (1) Kemampuan anak dalam berbicara yang meliputi: menjawab pertanyaan sederhana, mengungkapkan perasaan dengan kata sifat (baik, senang, nakal, pelit, baik hati, berani, jelek dsb), mengulang kalimat sederhana, menyatakan alasan terhadap sesuatu yang diinginkan atau ketidak setujuan, menceritakan kembali cerita/dongeng yang pernah didengar, (2) Proses pembelajaran dari awal tindakan sampai sampai setelah tindakan.
4. Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini peneliti bersama guru kelas dan kepala TK mendiskusikan dan menganalisis hasil pengamatan kegiatan dari pelaksanaan tindakan yang telah direncanakan. Kendala apa yang dialami selama tindakan berlangsung, apa kelemahan dan kelebihan selama proses pemebelajaran dengan menggunakan metode bercerita dengan media gambar, dan itu semua akan menjadi acuan dalam menentukan siklus selanjutnya.
E. Penjelasan Istilah
Untuk mempelajari penelitian ini, maka penulis memberikan penjelasan istilah mengenai hal-hal yang berkenaan dengan judul penelitian.
1. Keterampilan Berbicara
Arsjad dan Mukti (1988:23) mengemukakan bahwa keterampilan
(26)
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan kita sehingga maksud dan pembicaraan dapat
dipahami oleh orang lain”.
Menurut Permendiknas No 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini pada lingkup perkembangan Bahasa (Mengungkapkan Bahasa/Berbicara) pada anak usia 4-5 tahun Tingkat Pencapaian Perkembangannya adalah:
(1) mengulang kalimat sederhana, (2) menjawab pertanyaan sederhana, (3) mengungkapkan perasaan dengan kata sifat (baik, senang, nakal, pelit, baik hati, berani, jelek, dsb), (4) menyebutkan kata-kata yang dikenal, (5) mengutarakan pendapat kepada orang lain, (6) menyatakan alasan terhadap sesuatu yang diinginkan atau ketidaksetujuan, (7) menceritakan kembali cerita/dongeng yang pernah didengar.
Namun dalam penelitian yang akan dilakukan hanya dibatasi pada 5 hal yaitu: mengulang kalimat sederhana, menjawab pertanyaan sederhana, mengungkapkan perasaan dengan kata sifat (baik, senang, nakal, pelit, baik hati, berani, jelek, dsb), menyatakan alasan terhadap sesuatu yang diinginkan atau ketidaksetujuan dan menceritakan kembali cerita/dongeng yang pernah didengar.
2. Teknik Bercerita dengan Media Gambar Menurut Gunarti dkk (2008:21) cerita bergambar adalah “suatu kegiatan dalam menyampaikan suatu informasi dengan menggunakan gambar sebagai media, dimana gambar-gambar yang digunakan memiliki keterkaitan cerita antara gambar yang satu dengan gambar yang lainnya”.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pelaksanaan bercerita dengan media gambar menurut Dhieni (2009:6.39-6.40) adalah sebagai berikut:
a. Dengan bimbingan guru, anak mengatur posisi tempat duduknya. b. Anak memperhatikan guru pada saat menyiapkan alat peraga. c. Anak termotivasi untuk mendengarkan cerita guru.
d. Anak diberi kesempatan untuk memberi judul cerita.
(27)
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
f. Anak mendengarkan guru bercerita dan memperhatikan gambar yang diperlihatkannya.
g. Anak mendengarkan guru bercerita berurutan sesuai gambar yang dipegang kesatu, kedua, ketiga, dan keempat pada saat cerita gambar kesatu, gambar kedua, ketiga, dan keempat tidak diperlihatkan, begitu pun ketika bercerita gambar kedua, gambar kesatu, ketiga dan keempat tidak diperlihatkan.
h. Setelah selesai bercerita seluruh gambar kesatu sampai dengan keempat diperlihatkan kepada anak.
i. Anak diberi kesempatan untuk memberi kesimpulan. j. Guru melengkapi kesimpulan isi cerita anak.
F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan alat pengumpulan data dengan cara melakukan observasi, catatan lapangan,wawancara dan studi dokumentasi.
Dibawah ini adalah penjelasan dari pengumpulan data yang dipaparkan diatas.
a. Observasi
Pedoman observasi (pengamatan) digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas anak dan aktivitas guru dalam penggunaan media gambar selama penelitian berlangsung dengan membubuhkan tanda ceklist pada lembar observasi.
Apabila dalam pemberian tindakan ditemukan kekurangan maka hal tersebut menjadi perbaikan pada siklus berikutnya. Siklus penelitian akan berulang jika tindakan yang diberikan belum menunjukkan perubahan, khususnya pada kemampuan berbicara anak.
Tabel berikut ini adalah pedoman observasi yang digunakan dalam penelitian.
(28)
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
PEDOMAN OBSERVASI KEMAMPUAN BERBICARA ANAK DENGAN MEDIA GAMBAR
Nama Anak :
Tema/Sub Tema :
Hari, Tanggal Pengamatan :
Indikator Penilaian
B B
B S H
B S B Menceritakan pengalaman yang pernah
dialaminya secara sederhana.
Menjawab pertanyaan tentang
informasi/kejadian secara sederhana.
Menirukan kalimat yang disampaikan secara sederhana.
Berani menyatakan alasan terhadap sesuatu yang diinginkan atau ketidaksetujuan.
Mengurutkan dan menceritakan isi gambar sederhana (3-4 gambar).
Keterangan:
BB : (Belum Berkembang) Anak belum mampu melakukan sendiri. BSH : (Berkembang Sesuai Harapan) Anak mampu melakukan sendiri namun
masih memerlukan bantuan.
BSB : (Berkembang Sangat Baik) anak sudah mampu melakukan sendiri dan tidak memerlukan bantuan.
Tabel 3.2
PEDOMAN OBSERVASI AKTIVITAS GURU DALAM PENGGUNAAN
MEDIA GAMBAR
Siklus :
(29)
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hari/Tanggal :
No Uraian Ya Tidak Ket
1 Mempersiapkan media
gambar seri sesuai tema/sub tema.
2 Media gambar yang
sajikan menarik bagi anak.
3 Mengkondisikan anak
pada pembelajaran.
4 Menyampaikan apersepsi.
5 Memperlihatkan gambar
satu persatu.
6 Memberikan kesempatan
kepada anak untuk melihat seluruh gambar.
7 Melakukan Tanya jawab
terkait cerita gambar.
8 Memberikan bimbingan
dengan mengevaluasi kegiatan sehari.
Tabel 3.3
PEDOMAN OBSERVASI TENTANG PEMBELAJARAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
SEBELUM TINDAKAN
NO ALAT KEGIATAN
BELAJAR MENGAJAR
(30)
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1 Program Tahunan
2 Program Semester
3 RKM
4 RKH
5 Media Pembelajaran
6 Alat Penilaian
b. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan alat pengumpulan data mengenai peristiwa atau kenyataan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar catatan lapangan diisi oleh observer dan hasilnya merupakan salah satu data yang harus diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini.
Tabel 3.4 Catatan Anekdot
Tentang Proses Pembelajaran Kemampuan Berbicara Anak
Nama Anak :
Tanggal/Hari :
Waktu :
Observer :
(31)
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Komentar:
c. Wawancara
Wawancara peneliti dengan guru dilakukan pada setiap akhir tindakan dalam penelitian. Wawancara yang dilakukan berupa Tanya jawab untuk melihat kekurangan dan kelebihan pada proses pembelajaran perkembangan kemampuan berbicara anak dalam penggunaan metode bercerita dengan media gambar. Hasil wawancara dicatat pada lembar wawancara.
Tabel 3.5
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN GURU KELOMPOK A POS PAUD AL-IKHLAS
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Bagaimana pendapat ibu tentang kemampuan berbicara anak kelompok A saat ini di POS PAUD AL-IKHLAS?
2 Dalam pembelajaran bahasa terutama pengembangan berbicara
(32)
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
program serta metode apa saja yang pernah digunakan?
3 Media apa saja yang sering digunakan untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak di POS PAUD AL-IKHLAS?
4 Menurut pendapat ibu kegiatan
seperti apa yang mampu
meningkatkan kemampuan
berbicara anak kelompok A di POS PAUD AL-IKHLAS?
5 Hambatan atau kesulitan apa saja
yang dihadapi dalam
meningkatkan kemampuan
berbicara anak didik?
d. Dokumentasi
Dokumentasi yang dilakukan adalah foto-foto kegiatan pembelajaran pada setiap tahap siklus pembelajaran. Isi dokumentasi terkait dengan cara mengajar guru dan aktivitas serta sikap anak pada saat pelaksanaan upaya meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui cerita dengan media gambar. Selain foto-foto kegiatan pembelajaran, dokumentasi yang digunakan adalah profil sekolah, guru dan anak, serta Rencana Kegiatan Harian.(RKH) yang terdapat dalam lampiran.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menurut Arikunto (2006:160) merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
(33)
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.6
KISI-KISI INSTRUMEN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI
BERCERITA DENGAN MEDIA GAMBAR Vari
abel
Sub Variabel
Indikator Pernyataan Tek
nik Peng um- pula n Data Su mb er Da ta A.Kemam- puan Berbica- ra 1. Mengungkap kan perasaan dengan kata sifat
(baik,senang, nakal,pelit, baik hati, berani, jelek dsb).
Menceritakan
pengalaman/keja-dian secara
sederhana
1. Anak dapat
menceritakan pengalaman yang pernah
dialaminya berdasarkan pemahamannya.
2. Anak dapat
bercerita tentang
gambar yang
disediakan guru atau yang dibuat sendiri.
3. Bercerita menggunakan kata ganti aku, saya. Obse rvasi Waw an- cara Obse rvasi Dok ume n- tasi Obse rvasi An ak An ak An ak 2. Menjawab pertanyaan
Menjawab pertanyaan
4. Anak dapat
menjawab
Obse rvasi
An ak
(34)
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sederhana. tentang
informasi/kejadi
-an secara
sederhana.
pertanyaan yang diajukan oleh
guru seputar
gambar.
5. Anak dapat
menyebutkan tokoh-tokoh
dalam cerita
gambar. Obse rvasi An ak 3. Mengulang kalimat sederhana. Menirukan
kalimat yang disampaikan secara sederhana.
6. Anak dapat
mengulang
kembali kalimat yang diucapkan guru. Obse rvasi An ak 4. Menyatakan alasan terhadap sesuatu yang diinginkan atau ketidaksetu- juan. Berani menyatakan alasan terhadap sesuatu yang diinginkan atau ketidaksetujuan.
7. Anak dapat
menyatakan tidak terhadap sesuatu
yang tidak
diinginkannya.
8. Anak dapat
menyetujui
perkataan guru
apabila anak
menginginkannya . Obse rvasi An ak 5. Menceritaka n kembali cerita/donge
ng yang
pernah didengar.
Mengurutkan dan menceritakan isi gambar
sederhana (3-4 gambar).
9. Anak dapat
mengurutkan gambar dengan benar.
10. Anak dapat menceritakan kembali gambar dengan kata-kata sendiri. Obse rvasi Obse rvasi An ak An ak B.Pengguna an Media Gambar 1.Perencana- an -Mempersiapkan
media gambar
sesuai tema/sub tema.
-Media gambar
yang sajikan
menarik bagi
anak.
-Mengkondisikan
anak pada
pembelajaran.
Obse rvasi
Gu ru
(35)
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Pelaksana- an
-Menyampaikan apersepsi. -Memperlihatkan
gambar satu
persatu. -Memberikan
kesempatan
kepada anak
untuk melihat seluruh gambar. -Melakukan Tanya
jawab terkait cerita gambar.
Obse rvasi Dok ume n- tasi
Gu ru
3. Penilaian -Memberikan
bimbingan dengan mengevaluasi kegiatan sehari
Obse rvasi Dok ume n- tasi
Gu ru
Sumber : Kurikulum 2004 dan Permendiknas No. 58 Tahun 2009
(36)
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.7 DAFTAR REKAP
PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
Nama Anak Kegiatan Menc eritak an penga laman yang perna h diala minya secara seder hana Menja wab pertany aan tentang informa si/kejad ian secara sederha na Menir ukan kalim at yang disam paika n secara seder hana Berani menyat akan alasan terhada p sesuatu yang diingin kan atau ketidak setujua n Mengurutk
an dan
menceritak
an isi
gambar sederhana (3-4 gambar) ML SA MI NR RA AJ FD M BN RT ZO DT AA ZA HR
(37)
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
BB : (Belum Berkembang) Anak belum mampu melakukan sendiri. BSH : (Berkembang Sesuai Harapan) Anak mampu melakukan sendiri namun
masih memerlukan bantuan.
BSB : (Berkembang Sangat Baik) anak sudah mampu melakukan sendiri dan tidak memerlukan bantuan.
G. Analisis Data
Setelah melakukan kegiatan maka perlu menganalisis data secara kualitatif. Data yang dianalisis adalah data hasil observasi dan wawancara selama proses pembelajaran berlangsung. Data yang diperoleh tersebut kemudian ditulis dalam bentuk deskriptif.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini melalui beberapa tahapan diantaranya reduksi data, display data, dan kesimpulan. (Sugiyono, 2008:337).
1. Reduksi Data
Reduksi data dimulai dengan membuat rangkuman dari setiap data agar data mudah dipahami. Keseluruhan rangkuman ini kemudian dikelompokkan berdasarkan kategori dari permasalahan yang diteliti. Data yang sudah disusun kemudian dipilih lagi, sedangkan data yang tidak relevan dengan aspek yang diteliti tidak akan digunakan.
2. Display Data
Data yang telah direduksi kemudian disajikan dalam bentuk grafik maupun deskripsi yang menyeluruh pada setiap aspek yang diteliti. Hal tersebut dilakukan agar memudahkan peneliti dalam membaca data yang diperlukan.
3. Kesimpulan dan Verifikasi
Langkah terakhir dari tahap analisis data adalah menafsirkan atau menginterprestasikan data yang telah disusun. Data yang terkumpul dari penelitian ini diinterprestasikan berdasarkan teori pembelajaran bahasa
(38)
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ksususnya kemampuan berbicara anak, yang disesuaikan dengan hasil temuan dilapangan. Hasil interprestasi tersebut tersebut dijadikan acuan untuk melaksanakan siklus berikutnya.
(39)
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Pada bab V ini penulis bermaksud untuk memaparkan kesimpulan dari hasil observasi yang telah dilakukan di Pos Paud Al-Ikhlas yang berkaitan dengan permasalahan “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar”.
Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini penulis uraikan sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi objektif kemampuan berbicara anak kelompok A sebelum menggunakan media gambar di Pos Paud Al-Ikhlas?
2. Bagaimana penerapan metode bercerita dengan menggunakan media gambar di Pos paud Al-Ikhlas dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak di kelompok A?
3. Bagaimana tingkat kemampuan berbicara anak kelompok A, setelah diterapkannya metode bercerita dengan menggunakan media gambar di Pos Paud Al-Ikhlas?
Pembahasan dari rumusan masalah diatas dalam penelitian ini penulis uraikan sebagai berikut:
1. Kondisi objektif dalam mengembangkan kemampuan bahasa khususnya kemampuan berbicara anak, metode yang sering digunakan di Pos Paud Al-Ikhlas dalam pembelajaran adalah metode bercakap-cakap dan metode ceramah, model pembelajaran yang berpusat pada guru, sehinggga anak kurang memperoleh hasil belajar secara optimal karena tidak terlibat secara penuh dalam proses belajar tersebut.
2. Implementasi penggunaan media gambar dalam upaya meningkatkan kemampuan berbicara anak kelompok A di Pos Paud Al-Ikhlas ini menggunakan tiga siklus, dan dari setiap siklusnya menggunakan empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Dalam
(40)
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perencanaan peneliti dan guru berkolaborasi mempersiapkan skenario pembelajaran, RKH, metode dan media yang akan digunakan serta merencanakan waktu pelaksanaan tindakan, selanjutnya pelaksanaan yaitu penerapan dari perencanaan yang telah disusun sebelumnya, tahap pengamatan dikakukan dengan cara mencatat kejadian-kejadian penting dan perubahan serta hal-hal lain yang tampak dalam aktivitas kegiatan belajar mengajar dan diupayakan penilaiannya relevan sesuai dengan aspek-aspek pengamatan yang ingin diselidiki pada anak, tahap akhir yaitu refleksi hasil pengamatan dikumpulkan dan dianalisis untuk acuan melanjutkan ke siklus berikutnya.
3. Kemampuan berbicara anak kelompok A di pos Paud Al-Ikhlas setelah menggunakan metode bercerita melalui media gambar dinilai efektif dan berhasil terlihat dari meningkatnya kemampuan berbicara anak dari setiap siklusnya yang mengalami perkembangan yang signifikan.
Berdasarkan data awal hasil penelitian bahwa kegiatan pembelajaran pengembangan bahasa khususnya kemampuan berbicara tanpa menggunakan media jika dibandingkan dengan menggunakan media gambar, maka kemampuan berbicara anak kelompok A di Pos Paud Al-Ikhlas lebih meningkat.
Hal ini terlihat dari data awal Kemampuan berbicara pada anak dalam setiap siklusnya mengalami peningkatan yang cukup baik pada siklus ke III. Dari hasil observasi yang telah dilaksanakan terdapat peningkatan sebesar 73,3 % pada kemampuan berbicara anak dari siklus I sampai siklus III.
(41)
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berikut adalah paparan rekomendasi yang akan penulis sampaikan yang berkaitan dengan Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar yaitu diantaranya:
1. Bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah perlu menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap guna mendukung terlaksananya kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan serta menarik bagi anak, sehingga anak akan selalu merasa senanguntuk bermain dan belajar. Dan hal itu bisa dimulai dengan memfasilitasi kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media yang murah dan mudah didapatkan yaitu media gambar yang menarik bagi anak. Karena tidak selamanya yang murah itu jelek, tapi bagaimana cara kita mengolah dan memanfaatkannya.
2. Bagi Guru Pendidikan Anak Usia Dini
a. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru hendaknya memberikan kesempatan kepada anak untuk dapat mengembangkan dan mengeksplorasi pengetahuan dan pengalaman belajarnya sendiri tanpa aturan yang terlalu ketat dan dominasi guru yang berlebihan.
b. Terdapat banyak teknik pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam mengembangkan kemampuan berbicara anak. Namun sebagian besar guru masih melaksanakan metode pembelajaran yang berpusat pada guru, anak dituntut duduk manis, mendengarkan dan mengerjakan apa yang ditugaskan oleh guru. Oleh karena itu penggunaan media gambar dapat dipilih dan digunakan oleh guru karena terbukti efektif terhadap pengembangan kemampuan berbicara pada anak usia dini.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode dan variabel yang berbeda.
b. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan media pembelajaran yang lain dalam membantu mengembangkan kemampuan berbicara pada anak usia dini sehingga terdapat teknik
(42)
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pemebelajaran yang menarik yang dapat digunakan sebagai upaya peningkatan kemampuan berbicara anak.
c. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode yang didukung oleh metode lain seperti observasi, atau wawancara kepada orang tua. Dikarenakan kemampuan berbahasa di sekolah dan di rumah seringkali berbeda, maka perlu dilakukan observasi atau wawancara kepada orang tua agar penelitian selanjutnya lebih terarah.
(43)
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. Dkk. (2001). Media Pengajaran. Jakarta: Grafindo Persada.
Bacri S, Bactiar. 2005. Pengembangan Kegiatan Bercerita, Teknik dan
Prosedurnya. Jakarta : Depdikbud.
B.E.F. Montolalu, dkk. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta : Universitas Terbuka, 2008
Berk L. E. dan A. Winsler. Scaffolding Children Learning: Vygotsky and Early
Childhood Education. Washington,DC: NAEYC, 1995.
Briggs, J., & Telfer, R. (1981). The process of learning. Sydney: Prentice-Hall
Bromley, K.D. (1992). Language Arts: Exploring Connections. Boston: Allyn and Bacon.
Depdikbud. (1996). Metodik Khusus Pengembangan Kemampuan Berbahasa di
TK. Jakarta.
Depdiknas, (2009) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 58 2009
Depdiknas. (2004) Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Taman Kanak-Kanak
dan Raudhatul Athfal. Jakarta: Diknas.
(44)
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hurlock, Elizabeth B. (1978). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Imalyati, Ima. (2002). Pengembangan Kemampuan Berbicara Anak Tuna Rungu
Yang Dilakukan Oleh Orang Tua. Skripsi S1 FIP UPI Bandung: Tidak
diterbitkan.
Moeslichatoen R., Dra. M.pd. (1999). Metode Pengajaran di TK. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Muslihuddin. (2010). Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas dan
Sekolah. Rizqi Press.
Nugraha, Ali (2009). Kurikulum dan Bahan Belajar TK. Jakarta : Universitas Terbuka.
Nurbiana Dhieni, dkk. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta : Universitas Terbuka, 2009.
Rusli, Agus. (2003). Program Bimbingan Perkembangan Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini. Tesis S2 PPS UPI Bandung:
Tidak Diterbitka.
Santrock, J.W. (1995). Life- Span Development : Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga
Semiawan, Conny. Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf Usia Dini: Pendidikan
Prasekolah dan Dasar. Jakarta : Prenhalindo, 2002.
(45)
Cucu Kusmiati, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sugiyono (2011) Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif dan R&D Bandung: Alfabeta
Solehuddin. (2000). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: FIP UPI.
Sujiono, Yuliani Nurani. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT.Indeks, 2009
Sujiono, Yuliani Nurani dan Bambang. Menu Pembelajaran Anak Usia Dini. Jakarta: Citra Pendidikan, 2005
Syaodih, Nana, Sukmadinata. Metoda Penelitian Pendidikan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan . PT.Rineka Cipta. Erlangga :1989.Jakarta IKAPI.
Tarigan. (1995). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.
Wiriaatmadja. (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda Karya.
Yusuf, Syamsu. (2001). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosda.
(1)
perencanaan peneliti dan guru berkolaborasi mempersiapkan skenario pembelajaran, RKH, metode dan media yang akan digunakan serta merencanakan waktu pelaksanaan tindakan, selanjutnya pelaksanaan yaitu penerapan dari perencanaan yang telah disusun sebelumnya, tahap pengamatan dikakukan dengan cara mencatat kejadian-kejadian penting dan perubahan serta hal-hal lain yang tampak dalam aktivitas kegiatan belajar mengajar dan diupayakan penilaiannya relevan sesuai dengan aspek-aspek pengamatan yang ingin diselidiki pada anak, tahap akhir yaitu refleksi hasil pengamatan dikumpulkan dan dianalisis untuk acuan melanjutkan ke siklus berikutnya.
3. Kemampuan berbicara anak kelompok A di pos Paud Al-Ikhlas setelah menggunakan metode bercerita melalui media gambar dinilai efektif dan berhasil terlihat dari meningkatnya kemampuan berbicara anak dari setiap siklusnya yang mengalami perkembangan yang signifikan.
Berdasarkan data awal hasil penelitian bahwa kegiatan pembelajaran pengembangan bahasa khususnya kemampuan berbicara tanpa menggunakan media jika dibandingkan dengan menggunakan media gambar, maka kemampuan berbicara anak kelompok A di Pos Paud Al-Ikhlas lebih meningkat.
Hal ini terlihat dari data awal Kemampuan berbicara pada anak dalam setiap siklusnya mengalami peningkatan yang cukup baik pada siklus ke III. Dari hasil observasi yang telah dilaksanakan terdapat peningkatan sebesar 73,3 % pada kemampuan berbicara anak dari siklus I sampai siklus III.
(2)
Berikut adalah paparan rekomendasi yang akan penulis sampaikan yang berkaitan dengan Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Bercerita Dengan Media Gambar yaitu diantaranya:
1. Bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah perlu menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap
guna mendukung terlaksananya kegiatan belajar mengajar yang
menyenangkan serta menarik bagi anak, sehingga anak akan selalu merasa senanguntuk bermain dan belajar. Dan hal itu bisa dimulai dengan memfasilitasi kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media yang murah dan mudah didapatkan yaitu media gambar yang menarik bagi anak. Karena tidak selamanya yang murah itu jelek, tapi bagaimana cara kita mengolah dan memanfaatkannya.
2. Bagi Guru Pendidikan Anak Usia Dini
a. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru hendaknya memberikan
kesempatan kepada anak untuk dapat mengembangkan dan mengeksplorasi pengetahuan dan pengalaman belajarnya sendiri tanpa aturan yang terlalu ketat dan dominasi guru yang berlebihan.
b. Terdapat banyak teknik pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru
dalam mengembangkan kemampuan berbicara anak. Namun sebagian besar guru masih melaksanakan metode pembelajaran yang berpusat pada guru, anak dituntut duduk manis, mendengarkan dan mengerjakan apa yang ditugaskan oleh guru. Oleh karena itu penggunaan media gambar dapat dipilih dan digunakan oleh guru karena terbukti efektif terhadap pengembangan kemampuan berbicara pada anak usia dini.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode dan variabel yang berbeda.
b. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan media
(3)
pemebelajaran yang menarik yang dapat digunakan sebagai upaya peningkatan kemampuan berbicara anak.
c. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode yang didukung oleh metode lain seperti observasi, atau wawancara kepada orang tua. Dikarenakan kemampuan berbahasa di sekolah dan di rumah seringkali berbeda, maka perlu dilakukan observasi atau wawancara kepada orang tua agar penelitian selanjutnya lebih terarah.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. Dkk. (2001). Media Pengajaran. Jakarta: Grafindo Persada.
Bacri S, Bactiar. 2005. Pengembangan Kegiatan Bercerita, Teknik dan Prosedurnya. Jakarta : Depdikbud.
B.E.F. Montolalu, dkk. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta : Universitas Terbuka, 2008
Berk L. E. dan A. Winsler. Scaffolding Children Learning: Vygotsky and Early Childhood Education. Washington,DC: NAEYC, 1995.
Briggs, J., & Telfer, R. (1981). The process of learning. Sydney: Prentice-Hall
Bromley, K.D. (1992). Language Arts: Exploring Connections. Boston: Allyn and Bacon.
Depdikbud. (1996). Metodik Khusus Pengembangan Kemampuan Berbahasa di TK. Jakarta.
Depdiknas, (2009) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 58 2009
Depdiknas. (2004) Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Taman Kanak-Kanak dan Raudhatul Athfal. Jakarta: Diknas.
(5)
Hurlock, Elizabeth B. (1978). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Imalyati, Ima. (2002). Pengembangan Kemampuan Berbicara Anak Tuna Rungu Yang Dilakukan Oleh Orang Tua. Skripsi S1 FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Moeslichatoen R., Dra. M.pd. (1999). Metode Pengajaran di TK. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Muslihuddin. (2010). Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas dan Sekolah. Rizqi Press.
Nugraha, Ali (2009). Kurikulum dan Bahan Belajar TK. Jakarta : Universitas Terbuka.
Nurbiana Dhieni, dkk. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta : Universitas Terbuka, 2009.
Rusli, Agus. (2003). Program Bimbingan Perkembangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini. Tesis S2 PPS UPI Bandung: Tidak Diterbitka.
Santrock, J.W. (1995). Life- Span Development : Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga
Semiawan, Conny. Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf Usia Dini: Pendidikan Prasekolah dan Dasar. Jakarta : Prenhalindo, 2002.
(6)
Sugiyono (2011) Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif dan R&D Bandung: Alfabeta
Solehuddin. (2000). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: FIP UPI.
Sujiono, Yuliani Nurani. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT.Indeks, 2009
Sujiono, Yuliani Nurani dan Bambang. Menu Pembelajaran Anak Usia Dini. Jakarta: Citra Pendidikan, 2005
Syaodih, Nana, Sukmadinata. Metoda Penelitian Pendidikan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan . PT.Rineka Cipta. Erlangga :1989.Jakarta IKAPI.
Tarigan. (1995). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.
Wiriaatmadja. (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda Karya.
Yusuf, Syamsu. (2001). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosda.